Anda di halaman 1dari 2

.

Jenis pohon yang cocok ditanam di dataran tinggi dan telah banyak dikembangkan di
pegunungan di Jawa adalah jenis akasia gunung (Acacia decurrens). Pohon acacia decurrens
juga banyak ditemukan di dataran tinggi dieng tepatnya di daerah telaga warna. Acacia
decurrens merupakan salah satu jenis dari 23 Acacia spp. yang bersifat invasif karena
memiliki 2 karakter utama yaitu dapat mencapai dewasa untuk dapat berproduksi dengan
cepat dalam waktu kurang dari 2 tahun dan mampu melakukan terubusan (Gibson et al,
2011). Jenis fast growing ini adalah jenis piooner dimana membutuhkan skarifikasi api untuk
adaptasinya dengan temperature tinggi untuk pengecambahannya (Mc.Donald et al 2002
dalam suryanto et al, 2010). Berdasarkan interpretasi tajuk dan survei lapangan diketahui
jenis ini merupakan spesies yang dominan pada proses suksesi paska erupsi merapi 2010.
Tanaman Acacia decuren didataran tinggi Dieng merupakan tanaman yang sudah
lama dikembangkan oleh masyarakat di sana dan keberadaannya hingga sekarang masih
banyak dipertahankan. Jenis ini telah lama berada di Kawasan ini dan mampu beradaptasi
dengan baik terhadap lingkungan setempat. Peranannya terhadap kawasan dan satwa liar
telah memiliki posisi tersendiri sebagai habitat, sumber pakan bagi satwa maupun dalam
menanggulangi lahan bekas kebakaran. Pemanfaatan oleh masyarakat terhadap jenis ini untuk
kebutuhan sehari-hari menjadikan tanaman ini memiliki peran penting bagi masyarakat.
Acacia decuren di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang dikembangkan
sebagai bahan kayu arang didataran tinggi (Baskorowati, 2013). Begitu juga didataran tinggi
Dieng, kebutuhan akan bahan bakar kayu pastinya sangatlah tinggi, mengingat bahwa hampir
sebagian besar keluarga di Dataran Tinggi Dieng pada dapurnya (pawon) pasti memiliki
tungku bakar baik untuk memasak sehari-hari maupun sekedar membakar kayu untuk
penghangat badan saat ada tamu yang dekat dengan keluarga ataupun teman bercengkrama
dikala malam hari. Dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, jenis akasia gunung
dapat dipanen dengan daur yang relatif pendek yaitu kurang lebih 5 tahun. Jenis akasia ini
merupakan jenis invasif sehingga berkembang dengan sangat cepat dan seringkali
mengalahkan jenis-jenis asli yang ada di kawasan pegunungan. Acacia decurrens merupakan
vegetasi yang termasuk dalam family mimosaceae dan ordo Fabales. Selain mempunyai
kemampuan regenerasi yang baik, jenis ini temasuk jenis yang cepat tumbuh dan mampu
tumbuh pada lahan-lahan kritis dan marginal. Di Dataran tinggi Dieng, dibandingkan dengan
Eukaliptus, Acacia decurens lebih banyak dikembangkan secara komunal/mengelompok
dipinggiran lahan tanpa diselingi tanaman lainya, meski pada sebagian tempat juga
ditemukan adanya kombinasi tanaman acacia decuren dengan tanaman carica ataupun Terong
belanda.
Selain untuk kayu bakar, akasia gunung juga merupakan sumber tanin yang potensial.
Tanin adalah zat sepet yang terkandung dalam tanaman. Manfaat tanin cukup banyak, antara
lain sebagai bahan penyamak kulit (pengolahan kulit binatang mentah, menjadi bahan
industri). Bagian tanaman akasia gunung yang paling banyak mengandung zat tanin adalah
kulitnya. Para petani di kawasan pegunungan, akan langsung menguliti kayu akasia yang baru
saja ditebangnya Akasia gunung juga bisa dimanfaatkan bunga dan polong mudanya, sebagai
bahan pewarna alami. Bunga akasia gunung mengadung zat Kaempferol sebagai penghasil
warna kuning. Sementara polong mudanya menghasilkan zat warna hijau. Zat warna kuning
dan hijau dari bunga dan polong akasia gunung, bisa dimanfaatkan untuk mewarnai kain,
makanan, dan juga minuman, karena tidak mengandung racun serta zat berbahaya lainnya.
Daun Acacia decurrens berkhasiat sebagai obat mencret. Cairan yang keluar dari kayu
setelah dibakar berguna untuk menghilangkan bekas luka.

Keberadaan tanaman acacia decuren di daerah pegunungan selain bertujuan sebagai


tanaman konservasi tanah dan air, juga dapat berperan dalam mitigasi perubahan iklim karena
secara alami pohon dapat menyerap CO2 di udara. Penanaman vegetasi berkayu merupakan
salah satu cara dalam meningkatkan serapan karbon dari udara (Richards & Stokes, 2004).

Anda mungkin juga menyukai