Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Proyek Usaha Mandiri ( PUM) adalah suatu kegiatan untuk melatih
mahasiswa mampu menentukan ,merencanakan, dan melaksanakan proyek usaha
tani berskala kecil yang dapat memberi keuntungan.Harapan melalui Praktek
Usaha Mandiri dapat berpartisipasi dalam mendukung keberhasilan pemerintah
membangun hutan yang saat ini dalam kondisi yang sangat memperhatikan.Hal
ini dapat dilihat dari penurunan produktifitas hutan alam karena adanya
eksploitasi hutan yang terjadi terus amenerus. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut maka perlu adanya penerapan silvikultur dengan cara melakukan
pembibitan yang nantinya bibit tersebut dapat di pakai untuk merehabilitas
hutan.pembibitan tanaman hutan seperti cendana (Santalum album Linn) Dan
Trengguli (Casia javanica) merupakan salah satu tahapan kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan bibit bagi kegiatan penanaman, baik rehabilitas guna
mengembalikan kondisi hutan agar agar mendekati kondisi sebelumnya. Selain
itu kegiatan pembibitan cendana untuk merehabilitas tempat-tempat terbuka,
sehingga dapat mempercepat proses penutupan tanah, yang pada ahkirnya akan
menurunkan laju erosi.

Pembibitan merupakan kegiatan awal dilapangan yang bertujuan utuk


mempersiapkan bibit siap tanam. Keberhasilan pembangunan hutan tanam
maupun kegiatan rehabilitasi lahan, dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya
adalah ketersediaan bibit tanaman dalam jumlah yang cukup dengan ukuran yang
relative seragam, sehat, siap tanam, berkualitas dan tepat waktu saat dibutuhkan.
Oleh karena itu tidaklah salah apabila dikatakan pembibitan berperan penting
dalam proses pembangunan hutan.

Cendana (Santalum album Linn) merupakan jenis tanaman endemik


provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini penyebaran cendana di NTT
meliputiFlores Timur, Adonara, Solor, Lomblen, Alor, Pantar, Rote, Timor

1
Barat, Timor Timur, Sumba dan Wetar. Berdasarkan inventarisasi Dinas
Kehutanan di NTT, kabupaten-kabupaten yang masih tercatat menghasilkan
Cendana sampai tahun 1995/ 1996 adalah 6 kabupaten yakni Kupang, Timor
Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu, Sumba Barat dan
Sumba Timur. Adapun manfaat dari cendana yaitu dapat diolah menjadi berbagai
barang kerajinan, berkhasiat sebagai penghalus kulit, peluruh keringat, pereda
kejang, pencegah mual, pengharum ruangan, pereda sakit perut, sakit kepala, dan
daunnya untuk obat sakit dan demam.

Pohon trengguli (Cassia javanica L.) merupakan pohon yang ada di


India yang kemudian menyebar ke daerah-daerah lainnya. Di daerah Jawa juga
tumbuh banyak pada ketinggian daerah sekitar 400 m di atas permukaan laut.
Jika pohon trengguli tumbuh pada tempat diatas ketinggian lebih dari 400 m
pertumbuhannya kurang baik dan tidak mau berbunga. Pohon trengguli dapat
memperbanyak diri secara alami dengan penyebaran biji, dan dapat diperbanyak
juga secra bantuan melalui stek batang yang bisa tanam sebagai tanaman hias
(Wijayakusuma, 2000, hlm. 176).

Tumbuhan yang tumbuh di Indonesia mempunyai keanekaragaman yang


melimpah, baik tumbuhan tingkat rendah (Cryptogamae) maupun tumbuhan
tingkat tinggi (Phanerogamae). Dari beberapa tumbuhan tersebut pada setiap
bagiannya memiliki khasiat-khasiat tertentu sehingga sering dijadikan obat
alternatif oleh sebagian masyarakatnya. Pohon trengguli (Cassia javanica )
adalah salah satu pohon yang bisa dijadikan obat. Dibeberapa kawasan daerah
Indonesia seperti di Jawa Tengah tepatnya di daerah Kemadu Sulang, daun
trengguli dahulu sering dipakai sebagai bahan memerami buah-buahan sebelum
adanya karbit. Di daerah soreang tepatnya di sekitar jalan Pemkab Bandung,
pohon trengguli dijadikan tanaman hias. Di Madura, pohon trengguli bagian
kayunya dimanfaatkan sebagai jembatan karena awet dan kuat, seduhan daunnya
dipakai obat penyakit urus-urus / kesulitan pencernaan. Di daerah Semarang,
daun trengguli digunakan sebagai obat luar untuk kerbau. Di Jawa, buah

2
trengguli selalu didapat dipasar-pasar sebagai obat. Di Negara lain seperti
Portugal, republik Rusia, dan Belanda buah pohon trengguli digunakan sebagai
obat urus-ururs / kesulitan pencernaan (Heyne, 1987, hlm. 919-920).

Analisi kelayakan usaha merupakan sebuah analisa yang berupa


kegiatan melakukan perencanaan, memprediksi, dan mengevaluasi kegiatan
usaha atau bisnis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atau menghindari segala
kemungkinan buruk yang terjadi ketika proses usaha dijalankan karena dalam
sebuah usaha pasti memiliki resiko, resiko yang terburukpun dapat diminimalisir
bahkan diantisipasi dengan melakukan analisi kelayakan usaha.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui teknik pembibitan tanaman cendana trengguli
2. Mengetahui kelayakan usaha pembibitan tanaman cendana dan trengguli

1.3 Manfaat
1. Sebagai informasi tentang cara pembibitan tanaman cendana (Santalum
album, Linn).
2. Sebagai informasi tentang cara pembibitan tanaman tanaman trengguli
(Cassia javanica).
3. Sebagai informasi tentang kelayakan usaha pembibitan tanaman cendana
(Santalum album Linn) dan tanaman trengguli (Cassia javanica)

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi, Bioekologi dan Kegunaan Tanaman
2.1.1 Taksonomi Cendana
Lawrence dalam Hermawan (1993) mengklasifikasikan cendana Sebagai
berikut:
Kingdom :Plantae
Divisi      : Spermathophyta
Sub Divisi  : Angiospermae
Class       : Dicotyledoneae
Ordo     : Santalales
Famali  : Santalaceae
Genus     : Santalum
Spesies : Santalum album Linn

2.1.2 Bioekologi Cendana


Cendana tumbuh di tanah yang panas dan kering terutama di tanah yang
banyak kapurnya pada ketinggian hingga 1.200 m dpl. Cendana merupakan
tumbuhan hemiparasit (setengah parasit) yaitu bersifat parasit hanya dalam
sebagian tahap perkembangannya. Pada awal masa pertumbuhannya kecambah
pohon cendana membutuhkan pohon inang untuk mendukung
pertumbuhannya.Karenaperasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan
atau dibudidayakan.Suhu udara yang mendukung pertumbuhan cendana antara
10-35 derajat celcius. Pada tingkat semai cendana sangat peka terhadap suhu
tinggi dan kekeringan sehingga tanaman cendana sangat membutuhkan naungan
sekitar 40-50 persen. Sedangkan lingkungan yang dibutuhkan, semai cendana

4
mudah ditemukan di bawah lantai hutan. dari tingkat semai hingga umur 3-4
tahun naungan yang dibutuhkan semakin berkurang.

Kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan cendana adalah


berdrainase baik (umumnya di lahan kering), bertekstur lempung (sedang) dari
bahan induk batu (topografi karst), batu pasir gampingan, batu lanau maupun
vulkanik basah dan tanahnya dangkal. Pada tanah dangkal, berbatu-baru dan
kurang subur, cendana dapat tumbuh dan menghasilkan kayu dengan kualitas
terbaik.Tanaman cendana dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim yang
kering, pada daerah dengan curah hujan rata-rata antara 625–1625 mm/thn.

2.1.3 Kegunaan Cendana


Sebagai salah satu komoditi yang dapat menunjang ekspor, cendana
memiliki banyak kegunaan. Kayu cendana biasanya dipakai untuk bahan baku
furniture dan meubel, bahan baku produk kerajinan tangan. Kulit kayu cendana
biasa diambil dan dijadikan sebagai obat herbal dan minyak. Kayu cendana juga
ternyata dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan parfum.

2.2 Taksonomi Trengguli, Bioekologi dan Kandungan senyawa.


2.2.1 Taksonomi Trengguli.
(Rusdiyanti, 2019, hlm. 4):mengklasifikasikan trengguli Sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Divisi      : Magnoliophyta
Sub Divisi  : Spermatophyta
Class       : Magnoliopsida
Sub class : Rosidae
Ordo    : Fabales
Famali   : Caesalpiniaceae
Genus     : Cassia
Spesies : Cassia javanica L

5
2.2.2 Kandungan Senyawa Kimia/Metabolit Sekunder dan Manfaat
TumbuhanTrengguli
Kandungan senyawa kimia yang ada pada kulit batang trengguliyaitu
alkaloid, flavonoid, polifenol, monoterpenoid dan seskuiterpenoid,steroid dan
triterpenoid, serta kuinon (Daus, 2019, hlm. 23).Flavonoid adalah senyawa
alami yang banyak ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, mengkonsumsi
makanan yang mengandung flavonoid dapat mengobati berbagai penyakit
seperti kanker(antikanker), bakteri patogen (antibakteri), radang, disfungsi
kardiovaskular, antimikroba, dan antioksidan yang dapat mencegah luka akibat
radikal bebas (Arifin B, Ibrahim S, 2018; Shinta, Naily, Bambang,2018).Selain
itu, pohon trengguli bisa dipergunakan sebagai tanamanhias sebab memiliki
bentuk tajuk dan bunga yang indah (Wijayakususma,2000, hlm. 176)

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1. Waktu
September 2021 sampai januari 2022
3.1.2. Tempat
Lahahan arboretum kehutanan politeknik pertanian negeri kupang

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam PUM mengenai pembibitan tanaman
Cendana (Santalum album) dan trengguli (Cassia javanica L.) antara lain :

3.2.1 Alat
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembibitan Cendana (Santalum album) dan
trengguli (Cassia javanica L.) secara detail tertera pada Tabel 1.
Tabel 1.Alat
N N Ketera
Kegunaan
o ama Alat ngan
Untuk membersihkan
1 P Milik
lahan persemaian dan membuat
. arang Prodi
patok persemaian

Sebagai takaran
2 B Milik
untuk membuat campuran media
. aki Prodi
dan untuk pengangkut polibag

3 G Milik
Untuk menyiram
. embor Prodi

4 P Milik
Sebagai peneduh
. aranet Prodi

5 S Untuk mencampur Milik


. kop tanah,sekam,bokasi Prodi

7
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembibitan Cendana (Santalum album)
dan trengguli (Cassia javanica L.) secara detail tertera pada Tabel 2.
Tabel2. Bahan
N Nam Kegunaan Ke
o a Bahan terangan

1 Beni Bahan untuk Bel


h Cendana menghasilkan bibit i
2 Beni Bahan untuk Bel
. h trengguli menghasilkan bibit i
Tana Sebagai media Bel
3
h tanam cendana dan trengguli i
Seka Sebagai penambah Bel
4
m porositas i
Boka Sebagai penambah Bel
5
si usur hara i
6 Pasir Sebagai media Bel
tabur cendana i
Polib Sebagai media Bel
7
ag tumbuh i
8 Air Untuk menyiram Bel
tanaman i
Sebagai bahan
9 Tisu Bel
perlakuan penumbuh benih
i
trengguli

3.3 Prosedur Kerja


3.4 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah melakukan survey lokasi dan
membersihkan lokasi untuk persiapan tempat penyemaian benih trengguli dan cendana

8
diantaranya Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
PUM.

3.5 Tahapan Pelaksanaan


1. Tahapan kegiatan pembibitan tanaman cendana
- Perlakuan cendana dimulai dari merendam benih dengan air kelapa
selama 1x24 jam. lalu dibungkus kedalam katung plastic usahakan
dibungkus dengan udara agar kelembapan selalu terjaga selama 3 hari 3
malam tidak lupa juga membolak balik benih didalam plastic agar benih
cendana dapat lembab merata
- Membuat bedeng tabur untuk cendana dengan menggunakan media
pasir dan ditambah sekam metah utuk bagian atas pasir agar kelembapan
media tetap terjaga
- Mencampurkan media yang digunakan untuk persemaian sesuai dengan
perbandingan yang sudah ditentukan yaitu 3:2:1 (tanah 3 ember sekam 2
ember dan bokhasi 1 ember) untuk tanaman cendana
- Mengisi tanah ke dalam polybag utuk tanaman cendana
- Penyapihan untuk cendana diambil dari begeng tabur dengan melihat
benih yang mulai berkecambah dan disapih kedalam polibag
- Pemeliharaan pada tanaman dipantau dari kelembapan tanah jika masih
lembab tanaman cendana tidak perlu disiram dan sebaliknya.
- Penjualan dilakakan pada saat tanaman cendana sudah memiliki batang
bawa berupa kayu.
2. Tahapan kegiatan pembibitan tanaman Trengguli
- Untuk perlakuan perkecambahan benih trengguli direndam dengan air
panas 1x 24 jam kemudian menyortir benih yang membengkak lalu
dibungkus dalam tisu basah dan di bungkus dalam plastic selama tiga
hari tiga malam
- Mengisi tanah pada polybag
- Setelah benihberkecambah kemudian dipindahkan kedalam polybag

9
- Penyapihan
- Pemeliharaan
- Pemasaran

3.6 Rencana Tata Waktu Kegiatan Proyek Usaha Mandiri (PUM)


Kegiatan Proyek Usaha Mandiri akan berlansung selama 3 bulan yaitu mulai
Oktober 2021 sampai dengan Desember 2021. Tata waktu kegiatan PUM dapat
dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rencana Tata Waktu Kegiatan PUM


Se O N D
Kegiatan
ptember ktober ovember esember
Penyusun
an proposal
Tahapan
persiapan
Pembuata
n media
Perlakuan
benih
Penyamai
an benih
Pemelihar
aan
Pemasara
n
Penyusu
nan laporan

10
BAB IV
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
4.1 Sumber Dana
Dana kegiatan proyek usaha mandiri diperoleh dari Program Studi
Manajemen Sumber Daya Hutan, Jurusan Kehutanan, Politeknik Pertanian
Negeri Kupang sebesar Rp.300.000

4.2 Biaya
Dana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PUM dibagi atas dua
jenis yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan jenis biaya
yang bersifat statis ( tidak berubah) dalam ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap
kita keluarkan meskipun kita tidak melakukan aktivitas apaun. Sedangkan biaya
variabel merupakan biaya berubah- ubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan usaha besar kecilnya produksi. Biaya produksi yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengelolaan bahan baku
menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan
baku , biaya tenaga kerja(Mulyadi, 2005).

4.2.1 Biaya Tetap


Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat tidak berubah dalam
ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap dikeluarkan meskipun tidak melakukan
aktivitas apapun. Jadi, dengan kata lain, secara total biaya ini akan selalu sama,
tidak berpengaruh oleh jumlah unit diproduksi atau jumlah aktivitas yang
dilakukan. Dengan demikian, rincian biaya tetap dalam kegiatan pembibitan
tanaman Cendana dantrengguli sebanyak 1 kali produksi yang disajikan pada
Tabel 4.

11
Tabel 4. Rincian Dana Yang Dibutuhkan Dalam Biaya Tetap
N U Juml H
o raian ah Barang arga (Rp)
1 C 1
-
. angkul buah
2 L 2bua
-
. inggis h
3 S 1bua
-
. kop h
4 P 1
-
. arang buah
5 E 1
-
. mber buah
G 1
6 -
embor buah
P 3 7
7
aranet meter 8.000
Tota
78.000
l harga

4.2.2 Biaya Variabel


Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya berubah-ubah tergantung dari
besar kecilnya produksi yang diinginkan. Biaya variabel merupakan sejumlah
barang atau jasa yang habis dipakai dalam satu periode produksi. Dengan

12
demikian, rincian biaya variabel sebanyak 1 kali produksi disajikan pada Tabel
5.
Tabel 5. Rincian Dana Yang Dibutuhkan Dalam Biaya Variabel Cendana
Ju
N Ura mlah Harga
o ian (sat (Rp)
uan)
1 Ben ¼
70.000
. ih cendana (kg)
2 Bok 50
50.000
. asi (kg)
3 Tan 2
30.000
. ah (karung)
4 Sek 2
10.000
. am padi (karung)
5 Pol 1
30.000
. ybag (kg)
190.00
Total harga
0

Tabel 6. Rincian Dana Yang Dibutuhkan Dalam Biaya Variabel Trengguli


Ju
N mlah Harga
Uraian
o (Sa (Rp)
tuan)
Benih ¼ 50.000
1
Trengguli (kg)

2 50 50.000
Bokasi
(kg)

3 2 30.000
Tanah
(karung)
4 Sekam 2 10.000
padi (karung)

13
5 1 30.000
Polybag
(kg)
Total harga 1
70.000

4.3 Analisis Kelayakan Usaha


4.3.1 Total Biaya Produksi
Total biaya produksi = total biaya tetap + total biaya variabel sehingga
diperoleh semua total biaya yang dikeluarkan selama kegiatan Proyek Usaha
Mandiri ini adalah:
a. Cendana = Rp.78.000 + Rp.190.000
= Rp.268.000
b. Trengguli = Rp.78.000 + Rp.170.000
= Rp.248.000
4.2.1. Total Hasil Produksi
Total hasil produksi atau total penerimaan merupakan perkalian dari jumlah
bibit dan harga bibit. Jumlah bibit yang diproduksi untuk Cendana adalah 150
bibit sedangkan Trengguli sebanyak 200. Oleh karena itu, total hasil produksi
pembibitan ini adalah:
a. Cendana = 150 x Rp.15.000
= Rp.2.250.000
b. Trengguli = 200 x Rp.15.000
= Rp.3.000.000
Total hasil produksi = Rp.2.250.000 + Rp.3.000.000
= Rp.5.250.000
4.2.2. Keuntungan
Besarnya keuntungan dapat diperoleh dengan mengurangi total hasil usaha
dikurangi biaya produksi, maka keuntungan dalam penjualan anakan Cendana
dan Trengguli adalah:

14
a. Cendana = Rp.2.250.000 – Rp.190.000
= 2.060.000
b. Trengguli = Rp.3.000.000 – Rp.170.000
= Rp.2.830.000
Keuntungan = Rp.2.060.000 + Rp.2.830.000
= Rp.4.890.000
4.2.3. Analisis B/C Ratio dan R/C Ratio
Analisis usaha yang dilakukan menggunakan analisis B/C Ratio dimana hasil
analisis memperoleh nilai > 1 maka secara ekonomi usaha layak dijalankan dan
apabila B/C Ratio memperoleh nilai < 1 maka usaha ini tidak bisa
dilaksanakan .Sedangkan analisis R/C Ratio diperoleh dari perbandingan antara
total pendapatan dengan total biaya produksi.
a. B/C Ratio
1. Cendana
total keuntungan
¿
total biaya produksi

Rp .2060 .000
¿
Rp .190 .000

¿ 10.82

2. Trengguli
total keuntungan
=
total biaya produksi
Rp .2 .830.000
= Rp .170 .000

¿16.64
b. R/C Ratio
Merupakan Upaya pengembangan usaha dalam usaha kecil tidak terlepas
dari aspek keuangan yang salah satunya adalah dengan menganalisis biaya
yang berujung pada besarnya keuntungan yang akan diperoleh. Menurut
sukirmo (1994). Munawir (2010) berpendapat bahwa, analisis r/c ratio

15
adalah perbandingan antara total penerimaan dengan biaya. Semakin besar
nilai r/c ratio semakin besar pula keuntungan dari usaha tersebut.
Soekartawi (1995) lebih klanjut mengemukakan bahwa analisis
revenue cost ratio merupakan analisis yang memuat perbandingan antara
penerimaan dan pengeluaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui layak atau
tidaknya usaha itu dilaksanakan dengan rumus:

R
a¿
C

keterangan:

a = perbandingan antara total revenue dengan total cost

R= total revenue ( total penerimaan)

C = total cost ( total biaya)

Apabila R/C = 1 berarti tidak untung tidak pula rugi atau impas selanjutnya
bila R/C < 1 menunjukan usaha tersebut tidak layak dijalankan dan jika R/C
> 1 Maka usaha tersebut layak untuk diusahakan(soekartawi 2002).

1. Cendana
total penerimaan
=
total biaya produksi
Rp .2 .250.000
¿
Rp .190 .000
¿11,84
2. Trengguli
total pendapatan
¿
total biaya produksi
Rp .3 .000 .000
¿
Rp .170 .000
¿ 17,64

16
Berdasarkan analisis di atas, usaha ini layak secara ekonomi untuk dilaksanakan
karena memperoleh nilai ¿ 1.

4.2.4. Break Event Point (BEP)

BEP dipakai untuk mengetahui tingkatan volume produksi dan harga


rata-rata dimana para pelaku usaha pembibitan anakan Cendana dan Trengguli
dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan
keuntungan/titik impas. BEP tercapai apabila biaya produksi sama dengan nilai
jual produksi yang dihasilkan oleh penjualan anakan Cendana dan Trengguli
yaitu:
a. Cendana
1. BEP Produksi
Total biaya produksi
¿
Harga jual
Rp .190 .000
¿
Rp .15 .000
¿12,66
Berdasarkan analisis BEP di atas, maka usaha pembibitan ini mencapai
produksi rata-rata yaitu 12,66
2. BEP Harga
Total biaya operasional
¿
Total Produksi
Rp .190 .000
= 150 anakan

= Rp.1.266
Berdasarkan analisis BEP di atas, maka usaha pembibitan ini mencapai titik
harga rata-rata yaitu Rp.1.266
b. Trengguli
1. BEP Produksi
Total biayaproduksi
=
Hargajual

17
Rp .170 .000
=
Rp .15 .000
= 11.33
Berdasarkan analisis BEP di atas, maka usaha pembibitan ini mencapai
produksi rata-rata yaitu 11.33
2. BEP Harga
Total biaya operasional
=
Total produksi
Rp .170 .000
= 200 anakan

= Rp.850
Berdasarkan analisis BEP di atas, maka usaha pembibitan ini mencapai titik
harga rata-rata Rp.850, sehingga usaha ini layak secara ekonomi.

18
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Pembibitan Cendana (Santalum album L.)


1.1.1. Tahapan Persiapan Pembibitan Cendana
Cendana (Santalum album Linn.) merupakan tanaman endemik di pulau Timor
yang bernilai tinggi dan memilki banyak manfaat yakni untuk bahan kerajinan tangan
dan juga sebagai bahan pembuatan parfum. Tanaman cendana dapat diperbanyak
dengan cara generatif yaitu dengan biji.

Tingkat keberhasilan dalam kegian PUM ini dapat dilihat dari tahapan persiapan
dibawah ini, antara lain:

1. Survei tempat pembibitan


Kegiatan survei tempat pembibitan merupakan langkah awal yang
harus dilakukan terlebih dahulu. Tempat pembibitan yang baik dilakukan
di daerah yang datar, dekat dengan sumber air, dan dekat dengan jalan.
Kegiatan survei tempat dilakukan pada bulan September 2020. Lokasinya
dipilih yaitu persemaian Jurusan Kehutanan. Hasil survei tempat
pembibitan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Survei Tempat


2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan pada bulan September 2021. Kegiatan
yang dilakukan dalam tahapan persiapan meliputi pembersihan lahan dari
gulma, mengukur secara keseluruhan lahan yang telah ditentukan dan

19
kemudian dibuat naugan dengan menggunakan waring, dan pembagian
bedeng semai sesuai dengan absensi mahasiswa. Kegiatan persiapan lahan
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahap persiapan


3. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uraian penggunaan alat untuk cendana
N
Alat Gambar
o

1 Gem
. bor

2 Paran
. g

3 Wari
. ng

4 Seko
. p

20
5 Emb
. er

Adapun penggunaan bahan yang mendukung kegiatan pembibitan


Cendana diuraikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Uraian penggunaan bahan untuk cendana
N Baha
Gambar
o n

1 Beni
. h Cendana

2 Poly
. bag

3 Tana
. h

4
Pasir
.

21
5 Boka
. si

6
Air
.

Paranet
7
.

1.1.2. Tahapan Pelaksanaan Pembibitan cendana


1. Persiapan Media Tanam
Kegiatan persiapan media dilakukan pada minggu awal bulan
Oktober 2020. Media yang diperlukan untuk pembibitan cendana yaitu
tanah, bokasi dan sekam, dengan peerbandingan secara berurutan 3 : 2 : 1.
Persiapan media ini diperlukan untuk mengisi media sapih dan bedeng
tabur. Kegiatan persiapan media dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pencampuran Media Tanam

22
2. Pengisisan Polybag
Setelah persiapan media, langkah selanjutnya adalah pengisian
media kedalam polybag. Pengisian polybag (media sapih) dilakukan pada
minggu pertama bulan Oktober 2020. Dengan jumlah polybag yang diisi
yaitu 200 polybag, media yang diisi harus tersisa kurang lebih 1 cm, hal
ini dilakukan agar apabila pada saat penyiraman tanah tidak langsung
terpecik keluar dari polybag. Ukuran polybag yang digunakan untuk
budidaya Cendana yaitu 10x15 cm. Setelah semua polybag terisi lalu
disiram untuk memudahkan dalam penyemaian benih cendana. Kegiatan
pengisian polybag dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengisian Polybang


3. Perlakuan Benih
Perlakuan benih dimulai pada saat benih tiba pada minggu ke-
empat bulan September 2020. Benih cendana kemudian diberi perlakuan
terlebih dahulu dengan direndam air selama 24 jam. Hal ini diperlukan
untuk memisahkan benih baik dengan benih yang kurang baik. Lalu di
kering anginkan selama 24 jam. Kegiatan perlakuan benih dapat dilihat
pada Gambar 5.

23
.
Gambar 5. Perlakuan benih cendana
4. Pembenaman Benih
Kegiatan pembenaman benih dilakukan pada Hari Rabu tanggal 7
Oktober 2020. Kegiatan pembenaman yang dilakukan yaitu pembenaman
benih cendana pada media sapih (polybag). Kegiatan pembenaman benih
cendana dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Persemaian Benih Cendana


1.1.3. Tahap Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dilakukan mulai dari benih ditanam pada
polybag dan benih ditabur pada bedeng tabur sampai benih tersebut sudah
menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan pemeliharaan meliputi
penyiraman, penyulaman, penanaman inang primer, pemangkasan inang
primer, pembersihan gulma.

1.) Penyiraman

24
Penyiraman dimulai sejak benih mulai ditanam, dimana pada
saat itu benih membutuhkan air yang cukup banyak untuk berkecambah.
Oleh karena itu penyiraman harus dilakukan secara rutin 2 x sehari
yakni pagi dan sore dengan menggunakan gembor. Kegiatan
penyiraman dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Penyiraman Persemaian Cendana


2.) Penanaman inang primer
Cendana merupakan tanaman semi parasit maka dalam proses
pembibitan cendana menggunakan inang primer yakni krokot.
Penanaman inang pada tanaman cendana dilakukan dengan tujuan
sebagai salah satu cara cendana bertahan hidup dalam hal menyuplai
makanan, karena cendana merupakan tanaman semi parasit sehingga
membutuhkan tanaman inang untuk pertumbuhannya. Kegiatan
penanaman inang primer dilihat ada Gambar 8.

Gambar 8. Penanaman Krokot

3.) Pemangkasan inang primer

25
Pemangkasan inang primer dilakukan apabila pertumbuhan
inang lebih tinggi dari cendana. Hal ini dilakukan agar tidak
menghambat cendana dalam memperoleh cahaya matahari untuk proses
fotosintesis. Kegiatan pemangkasan inang primer dapat dilihat pada
Gamabr 9.

Gambar 9. Pemangkasan inang primer


4.) Pembersihan gulma
Gulma adalah tanaman pengganggu yang pertumbuhannya
tidak diinginkan atau pertumbuhannya menghambat pertumbuhan
tanaman pokok. Keberadaan gulma jika tidak dibersihkan maka akan
menghambat proses fotosintesis tanaman pokok, juga dapat
mengakibatkan persaingan dalam memperoleh unsur hara. Kegiatan
pembersihan gulma dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pembersihan Gulma


1.1.4. Pemasaran
Praktek pembibitan cendana dikemas dalam mata kuliah Proyek Usaha
Mandiri (PUM) yang dalam pelaksanaannya dilakukan di Persemaian benih
jurusan Kehutanan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

26
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada masa
perkecambahan, benih tumbuh tidak seragam. Dari 150 jumlah benih yang
disemaikan dalam polybag, jumlah benih yang dapat hidup sebanyak 150
polybag dan belum ada yang mati, kering ataupun cacat. Sehingga jumlah
yang tumbuh adalah 150 anakan.
Kegiatan pemasaran Cendana dilakukan dari bulan Desember
sampai Januari 2022. Kegiatan pemasaran dilakukan dengan cara menawarkan
langsung pada konsumen. Pemasaran tanaman cendana dijual per polybag,
dengan harga Rp 15.000. Dari total pembibitan yang diterdapat 150 polybag
yang tumbuh, Jumlah semai yang terjual adalah 20 polybag dengan total
pendapatan sebesar Rp.300.000. Modal yang digunakan dalam pembibitan
cendana adalah Rp.190.000. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
kegiatan pembibitan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 110.000 Oleh
karena itu, usaha pembibitan tanaman cendana layak untuk dilanjutkan.
Kegiatan pemasaran dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Pemasaran tanaman

5. Persiapan Media Tanam


Kegiatan persiapan media dilakukan pada minggu awal bulan
Oktober 2021. Media yang diperlukan untuk pembibitan trengguli yaitu tanah,
bokasi dan sekam, dengan peerbandingan secara berurutan 3 : 2 : 1. Persiapan
media ini diperlukan untuk mengisi media sapih dan bedeng tabur

27
1.1.5. Tahapan Persiapan pembibitan trengguli
Tahapan persiapan yang dilakukan meliputi :

1. Survei tempat
Kegiatan survei tempat merupakan langkah awal yang harus
dilakukan terlebih dahulu. Tempat kegiatann PUM yang baik
dilakukan di daerah yang datar, dekat dengan sumber air, dan dekat
dengan jalan. Kegiatan survei tempat dilakukan pada bulan September
2021. Lokasinya dipilih yaitu persemaian Jurusan Kehutanan. Hasil
survei tempat pembibitan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Survei Tempat

2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan pada bulan September 2020. Kegiatan
yang dilakukan dalam tahapan persiapan meliputi pembersihan lahan dari
gulma, mengukur secara keseluruhan lahan yang telah ditentukan dan
kemudian dibuat naugan dengan menggunakan waring, dan pembagian
bedeng semai sesuai nomor urut. Kegiatan persiapan lahan dapat dilihat
pada Gambar 13.

28
Gambar 13. Tahap persiapan

3. Persiapan Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Uraian Penggunaan Alat pembibitan trengguli
N
Alat Bahan
o

1
Parang
.

2
Sekop
.

3
Gembor
.

4
Ember
.

29
5
Waring
.

Adapun penggunaan bahan yang mendukung kegiatan pembibitan


trengguli diuraikan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Uraian Penggunaan Bahan untuk pembibitan trenguli


N
Bahan Gambar
o

1 Benih
. trengguli

2
Polybag
.

3
Tanah
.

30
4
bokasi
.

5
Tissue
.

6
Air
.

4
7
7 Sekam
padi

1.1.6. Tahapan pembibitan trengguli


Dalam proses pembibitan trengguli dilakukan perkakuan visik pada benih
trengguli dimana benih trengguli terlebih dahulu direndam dengan air panas selama
1x24 jam dan dibungkus kedalam tisu selama kurang lebih tiga hari tiga malam
sampai benih berkecambah.

Berikut adalah tahapan pembibtan trengguli

1. Persiapan benih
Pada kegiatan PUM ini hal pertama yang digunakan untuk
pembibitan trengguli adalah mempesiapkan benih siap tumbuh, dan benih
harus dalam kondisi sehat.

31
Gambar 14. Benih trengguli
2. Proses perkecambahan
Awal dari perlakuan benih trengguli mula mula benih disimpan dalam satu
wadah yang dapat menampung benih dan dapat bertahan pada kondisi suhu
yang panas.

Gambar 15.
Benih trengguli yang direndam dengan air panas Setelah
perendaman selama satu hari satu malam benih kemudian
dibungkus dalam tissue dan dikantungkan selama tiga hari
tiga malam setelah itu benih siap ditamam

32
Gambar 16. Benih bibungkus didalam tissue dan dikantungkan
3. Pembenaman Benih
Kegiatan pembenaman yang dilakukan yaitu pembenaman benih trengguli
pada media sapih (polybag). Kegiatan pembenaman benih trengguli dapat
dilihat pada Gambar 16.

4. Tahap Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dilakukan mulai dari benih ditanam pada polybag dan
benih ditabur pada bedeng tabur sampai benih tersebut sudah menjadi bibit
yang siap ditanam di lapangan. Dan apun kendala dilapangan seprti tanaman
yang terserang hama

Gambar 17. Peyemprotan pestisida

5. Penyiraman
Penyiraman dimulai sejak benih mulai ditanam, dimana pada saat itu benih
membutuhkan air yang cukup banyak untuk berkecambah. Oleh karena itu

33
penyiraman harus dilakukan secara rutin 2 x sehari yakni pagi dan sore
dengan menggunakan gembor. Kegiatan penyiraman dapat dilihat pada
Gambar 18

Gambar 18. Penyiraman


6. Pembersihan gulma
Gulma adalah tanaman pengganggu yang pertumbuhannya tidak diinginkan
atau pertumbuhannya menghambat pertumbuhan tanaman pokok.
Keberadaan gulma jika tidak dibersihkan maka akan menghambat proses
fotosintesis tanaman pokok, juga dapat mengakibatkan persaingan dalam
memperoleh unsur hara. Kegiatan pembersihan gulma dapat dilihat pada
Gambar 19.

Gambar 19. Pembersihan gulma

34
7. Pemasaran
Praktek pembibitan trengguli dikemas dalam mata kuliah Proyek Usaha
Mandiri (PUM) yang dalam pelaksanaannya dilakukan di Persemaian benih
jurusan Kehutanan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada masa perkecambahan, benih
tumbuh tidak seragam. Dari 200 jumlah benih yang disemaikan dalam
polybag, jumlah benih yang dapat hidup sebanyak 170 polybag dan ada yang
mati, kering ataupun cacat ini sebabkan karena diserang oleh hama sebanyak
30 p0libag.
Kegiatan pemasaran trengguli dilakukan dari bulan Desember sampai Januari
2022. Kegiatan pemasaran dilakukan dengan cara menawarkan langsung pada
konsumen. Pemasaran tanaman cendana dijual per polybag, dengan harga Rp
15.000. Dari total pembibitan yang diterdapat 170 polybag yang tumbuh.
Jumlah semai yang terjual adalah 50 polybag dengan total pendapatan
sebesar Rp.750.000. Modal yang digunakan dalam pembibitan trengguli
adalah Rp.170.000. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa kegiatan
pembibitan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 580.000 Oleh karena itu,
usaha pembibitan tanaman cendana layak untuk dilanjutkan. Kegiatan
pemasaran dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. pemasaran

35
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Usaha Mandiri (PUM) ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Teknik budidaya tanaman cendana (Santalum album Linn) meliputi kegiatan
penentuan lokasi, pembersihan lokasi, persiapan media, pengisiaan polybag,
perlakuan benih, pembenaman benih, pemeliharaan dan pemasaran. Dan
teknil budidaya tanaman trengguli (Cassia javanica) meliputi kegian
penetuan lokasi, pembersihan lokasi, persiapan media, pengisian polybag,
perlakuan benih, pembenaman benih pemeliharaan, dan pemasaran.
2. Usaha pembibitan cendana layak dikembangkan karena mengalami
keuntungan sebesar Rp. 110.000 sedangkan untuk pembibitan trengguli
layak dilanjutkan karena mendapat keuntungan sebesar Rp. 580.000

6.2. Saran
Dalam melakukan teknik pembibitan cendana dan trengguli perlu diperhatikan dari
cara perlakuan benih dan komposi media agar proses perkecambahan benih dapat
berjalan dengan baik dan juga untuk media harus lebih bayak memberikan porositas
yang cukup agar pertumbuhan tanaman tidak tertekan dan tidak lupa juga untuk
naungan agar pertumbuhan semai tetap tumbuh dengan baik

36
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, B, Ibrahim, S (2018) Struktur Bioaktivitas dan Antioksidan Flavonoid. Jurnal
Zarah Vol. 6 No. 1. Hlm 21-29

Daus, D. (2019). Skrining Fitokimia dan Pembuatan Ekstrak Kulit Batang Trengguli
(Cassia javanica L.) dengan Metode Maserasi. Karya Tulis Ilmiah Prodi
Farmasi, Akademi Farmasi Bumi Siliwangi Bandung: Tidak Diterbitkan

Hamzah, Z. 1976. Sifat Silvika dan Silvikultur Cendana (Santalum album L.)Di
Pulau Timor (Silvical Characteristics and Silviculture of Sandal Wood
(Santalum album L.) In The Island of Timor). Laporan. Departemen
Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Lembaga
Penelitian Hutan, Bogor.

Hermawan R. 1993. Pedoman Teknis Budidaya Kayu Cendana (Santalum


albumLinn.). Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas
Kehutanan.Institut Pertanian Bogor.

Holmes, S. 1983. Outline of Plant Clasification. Longman, New York.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPNAkademi


Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Rahayu, S., Wawo, A.H., Noordwijk, M. van, Hairiah, K.,2002. Cendana, Deregulasi
dan StrategiPengembangannya. World Agroforestry Centre –ICRAF,
Bogor

Rusdyanti,2019,hlm 4 klasifikasi Cassia javanica Ripository. Unpas ac. Id.2011.

Wijaya kusuma,2000,tumbuhan berkasiat obat Indonesia jilid 1penerbit Pustaka


Kartini, Jakarta.

37

Anda mungkin juga menyukai