Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLEH :
Rini Maulida, S.Kep
NPM. 1914901110065

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2019/2020
LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

LUKA BAKAR adalah luka/trauma yang disebabkan PEMERIKSAAN PENUNJANG :


oleh pajanan langsung atau tidak langsung oleh benda A. Laboratorium :
panas, arus listrik, bahan kimia, petir dll, yang 1. Hb (Hemoglobin)
mengenai kulit atau organ tubuh dan menyebabkan 2. Ht (Hematokrit)
kerusakan pada kulit atu organ tersebut. 3. Leukosit
4. GDA (Gas Darah Arteri)
5. Elektrolit Serum
ETIOLOGI : 6. Glukosa Serum
7. Albumin Serum
1. Paparan api
8. BUN atau Kreatinin
2. Scalds (air panas) 9. Ureum
3. Uap panas 10.Protein
4. Gas panas 11.Hapusan Luka
5. Aliran listrik 12.Urine Lengkap
6. Zat kimia (asam atau basa) B. Rontgen : Foto Thorax
7. Radiasi C. EKG
8. Sunburn / sinar matahari. D. CVP

MANIFESTASI KLINIS :
Kedalaman dan Bagian Kulit
Gejala Tanda
Penyebab Luka Bakar Yang terkena

Derajat Satu Epidermis Kesemuta Memerah;menjadi putih


Tersengat matahari Hiperestesia (super jika ditekan
Terkena Api dengan sensitive) Minimal atau tanpa
intensitas rendah Rasa nyeri mereda jika edema
didinginkan

Derajat Dua Epidermis dan Nyeri Melepuh, dasar luka


Tersiram air mendidih Bagian Dermis Hiperestesia berbintik – bintik
Terbakar oleh nyala api Sensitif terhadap udara merah,epidermis retak,
yang dingin permukaan luka basah
Edema
Derajat Tiga Epidermis, Tidak terasa nyeri Kering ;luka
Terbakar nyala api Keseluruhan Syok bakarberwarna putih
Terkena cairan Dermis dan Hematuri dan seperti badan kulit atau
mendidihdalam waktu kadang – kemungkinan hemolisis berwarna gosong.
yang lama kadang jaringan Kemungkin terdapat Kulit retak dengan
Tersengat arus listrik subkutan luka masuk dan keluar bagian kulit yang tampak
(pada luka bakar edema
listrik)
PERHITUNGAN PERSENTASE LUKA BAKAR
a. Metode Rule of Nines untuk menentukan daerah permukaan tubuh total (Body surface
Area : BSA) untuk orang dewasa adalah :
1. Kepala dan leher : 9%
2. Ekstremitas atas kanan : 9%
3. Ekstremitas atas kiri : 9%
4. Ekstremitas bawah kanan : 18%,
5. Ekstremitas bawah kiri : 18%
6. Badan bagian depan : 18%
7. Badan bagian belakang : 18%
8. Genetalia :1%
Total : 100%

b. Metode Rule of Nines untuk menentukan daerah permukaan tubuh total (Body surface
Area : BSA) untuk anak-anak adalah :
1. Kepala dan leher : 18%
2. Ekstremitas atas kanan : 9%
3. Ekstremitas atas kiri : 9%
4. Ekstremitas bawah kanan : 14%,
5. Ekstremitas bawah kiri : 14%
6. Badan bagian depan : 18%
7. Badan bagian belakang : 18%
8. Genetalia :1%
Total : 100%

c. Kartu Penilaian Luka Bakar menurut Nelson (1992)


Usia (Tahun)
Bagian Tubuh
1-4 5-6 10-14 Dewasa
Kepala 19 % 15% 13% 10%
Lengan kanan 9 '/2 % 9 '/2 % 9 '/2 % 9%
Lengan kiri 9 '/2 % 9 '/2 % 9 '/2 % 9%
Badan depan dan belakang 32 % 32 % 32 % 36%
Kaki kanan 15% 15% 17% 18%
Kaki kiri 15% 15% 17% 18%
KOMPLIKASI : PENANGANAN SIRKULASI :
1. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal Pada luka bakar berat penanganannya sama seperti
2. Sindrom kompartemen diatas namun bila terjadi syok segera di lakukan
resusitasi ABC.
3. Adult Respiratory Distress Syndrome.
A. Airway Management
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
1) Bersihkan jalan napas dengan tangan dan
5. Syok hipovolemik
mengangkat dagu pada pasien tidak sadar.
6. Gagal ginjal akut 2) Lindungi jalan napas dengan nasofarigeal.
3) Pembedahan (krikotiroldotomi) bila indikasi
PENATALAKSANAAN : trauma silafasial/gagal intubasi.
A. Evaluasi Pertama (Triage) B. Breathing/Pernapasan
1. Airway, sirkulasi, ventilasi 1) Berikan supplement O2.
Prioritas pertama penderita luka bakar yang 2) Nilai frekuensi napas dan pergerakkan dinding
harus dipertahankan meliputi airway, toraks.
ventilasi dan perfusi sistemik. 3) Pantau oksimetri nadi dan observasi.
2. Pemeriksaan fisik keseluruhan C. Circulation
Pada pemeriksaan penderita diwajibkan 1) Nilai frekuensi nadi dan karakternya
memakai sarung tangan yang steril, 2) Ambil darah untuk DPL, ureum dan elektrolit.
bebaskan penderita dari baju yang terbakar, 3) Perawatan local
penderita luka bakar dapat pula mengalami DIAGNOSA KEPERAWATAN :
trauma lain 1. Ketidakefektifan pola napas
3. Anamnesis NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Mekanisme trauma perlu diketahui karena selama 1x30 menit pola nafas dalam batas normal,
ini penting, apakah penderita terjebak dalam dengan kriteria:
- Memiliki pola nafas dan frekuensi dalam batas
ruang tertutup sehingga kecurigaan adanya
normal
trauma inhalasi yang dapat menimbulkan - Kepatenan jalan nafas adekuat
obstruksi jalan napas. - Status tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Pemeriksaan luka bakar NIC :
Luka bakar diperiksa apakah terjadi luka - Kaji pucat, sianosis dan saturasi oksigen
bakar berat, luka bakar sedang atau ringan. - Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
Dipergunakan Rule of Nine untuk - Auskultasi suara nafas, ada/tidaknya bunyi
nafas tambahan
menentukan luas luka bakarnya dan
- Kaji bising usus pasien
ditentukan kedalaman luka bakar (derajat - Posisikan pasien dengan semi fowler
kedalaman). 2. Kekurangan volume cairan
B. Penanganan di Ruang Emergency NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Diwajibkan memakai sarung tagan steril, 1x24 jam, volume cairan tidak mengalami
bebaskan pakaian yang terbakar, dilakukan kekurangan dengan kriteria :
pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh, - Mempertahankan urine output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
bebaskan jalan napas, pada luka bakar dengan
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
distress jalan napas dapat dipasang endotracheal normal
tube, traheostomy hanya bila ada indikasi, - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas
dilakukan pemasangan foley kateter untuk turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
monitor jumlah urine produksi, di lakukan tidak ada rasa haus yang berlebihan.
pemasangan nosogastrik tube untuk gastric NIC :
dekompresi dengan intermitten pengisapan, - Pantau tanda-tanda vital dan observasi
kesadaran serta gejala syok
untuk menghilangkan nyeri hebat dapat
- Kaji keadaan kulit sebagai tanda-tanda
diberikan morfin intravena, timbang BB, dehidrasi
diberikan tetanus toksoid bila diperlukan, - Monitor dan perbaiki intake output, antara
pencucian luka di kamar operasi dalam keadaan setiap jam
pembiusan umum, eskarotomi adalah suatu - Ukur dan dokumentasikan output urine setiap
prosedur atau membuang jaringan yang mati 1-4 jam
(eskar), penutupan luka jika luka bakar relativ - Pantau cairan perenteral dengan elektrolit,
antibiotic, dan vitamin.
bersih dan tidak ada infeksi,
PATHWAY

Zat kimia Paparan api Radiasi Listrik

Luka Bakar

Gangguan citra
tubuh
Biologis Psikologis Defisiensi
pengetahuan
Ansietas

Pada wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit

Kerusakan mukosa Keracunan gas Penguapan

Oedema laring CO mengikat HB Peningkatan


pembuluh darah
Obstruksi jalan nafas HB tidak mampu
mengikat O2 Ekstravasasi cairan
Gagal nafas (H2O2), elektrolit

Hipoksia otak
Ketidakefektifan Tekanan Onkotik menurun
Cairan intravascular Hipovolemia dan
Pola Napas
Kekurangan menurun hemokonsentrasi
volume cairan
Resiko
Gangguan sirkulasi makro
ketidakefektifan Gangguan perfusi
perfusi jaringan jaringan organ penting
otak Gangguan sirkulasi

Multi Sistem
Gangguan perfusi
Organ Failure

Laju metabolisme meningkat

Ketidakseimbangan Glukogenolisis
nutrisi kurang dari
kenutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Heather, H.T. 2014. Nanda Internasional DIAGNOSA KEPERAWATAN Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Price &Wilson. 2007. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi  6,


Volume1. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Beda. Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Med Action Publising.

Banjarmasin, 27 April 2020


Ners muda,

( Rini Maulida, S.Kep )

Preseptor Klinik, Preseptor Akademik,

( Yuliyati, S.Kep.,Ns ) ( Hj. Noorkhalilati, Ns.,M.Kep )

Anda mungkin juga menyukai