Anda di halaman 1dari 33

-Suci Sammulia, S. Farm.,M.SC., Apt.

-
 Agoes, G., 2012. Sediaan Farmasi Likuida –
Semisolida. Bandung: Penerbit ITB
 Anwar, E., 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi.
Jakarta: Penerbit Dian Rakyat
 Jones, D., 2008. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage
Forms and Design. London: Pharmaceutical Press
 Rowe, R. C., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th edition. Washington: Pharmaceutical
Press and American Pharmacist Association.
 Ansel, 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi
 Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope
Indonesia edisi IV
Sediaan Gel atau Jeli merupakan sistem
semipadat yang terdiri dari suspensi yang
terbuat dari partikel anorganik kecil atau
molekul organik besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan.
(Farmakope Indonesia edisi IV, 1995)
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem
setengah padat yang terdiri dari partikel
anorganik kecil atau molekul organik besar
dan saling diresapi cairan
(Ansel, 2008)
Gel Farmasetika merupakan sistem semisolida
yang di dalamnya terdapat interaksi (fisik
ataupun kovalen) antara koloid terdispersi
dan pembawa cairan. Pembawa cairan
bersifat kontinyu dan berinteraksi dengan
partikel koloid dalam jaringan tiga dimensi
yang terbentuk dari ikatan antar partikel
bertetangga.
(Jones, 2009)
Gel sistem satu fase:
- Makromolekul organik
- Tersebar homogen
- Tidak terlihat ada batas antara fase air dan
gelling agent

(Ansel, 2008; Farmakope Indonesia edisi IV)


Gel Sistem Dua Fase:
- Terdiri dari partikel-partikel kecil yang
terpisah (misal Gel Aluminium Hidroksida)
- Ukuran partikel terdispersi cukup besar
(Bentonit Magma)
Contoh: Bentonit magma, gel Aluminium
Hidroksida
(Ansel, 2008; Farmakope Indonesia edisi IV)
Flory mengkategorikan sediaan gel
berdasarkan mikrostruktunya:
- Struktur terikat secara kimia
- Struktur terikat secara fisika
- Struktur gel teratur sempurna
(Agoes, 2012)
Jones membagi gel dalam dua kategori utama
berdasarkan 3D network:
- Gel berbasis dispersi padatan
- Gel berbasis polimer hidrofilik polimer. Dibagi
lagi menjadi 2 tipe: tipe 1 dan tipe 2
 Sistem yang ireversibel
 Matriks gel sangat kaku
 Umumnya merupakan polimer hidrofil
sintetik.
 Struktur 3D dibentuk oleh ikatan silang antar
rantai polimer (berupa ikatan kovalen)
Gel yang terikat secara kovalen memiliki sifat
fisikokimia yang unik:
- Mampu menyerap air hingga 100x massanya
- Memiliki kekuatan mekanik yang besar,
fleksibel
- Tidak dapat mengalir dengan adanya stress
karena kekuatan ikatan kovalennya.
Contoh: polihidroksimetakrilat (bahan soft
lens)
(Jones, )
 Sistem reversibel, transisi antara sol dan gel
 Dipengaruhi faktor suhu dan jumlah ion
 Asosiasi antar molekul membentuk jaringan
3D.
 Dipengaruhi gaya intermolekular yang lemah
: Van der Walls, Elektrostatik, gaya tolak
menolak  membentuk junction zone
 Stress menyebabkan rusaknya ikatan tsb 
dapat kembali setelah stress dihilangkan
 Rheologi: pseudoplastis
 Contoh gelling agent: derivat selulosa,
polisakarida dari bahan alam, asam poliakrilat
 CMC-Na
 MC
 HPMC
 HPC
 Karagenan :
 Berasal dari rumput laut merah.
 Terdapat 3 senyawa kimia: karegenan
lambda, iota, dan kappa
 Asam Alginat:
 Berasal dari ganggang cokelat
 Penambahan ion Ca2+ dapat
meningkatkan interaksi elektrostatis.
 Polimer sintetik dari asam akrilat dan
berikatan silang dengan allil sukrosa atau allil
eter
 dalam air membentuk agregat koloid dengan
viskositas minimal (sekitar pH 3)
 Netralisasi dengan basa (mis. TEA)
menyebabkan gugus karboksil terionisasi 
ekspansi rantai polimer karena gaya tolak
menolak  viskositas meningkat tajam
 Digunakan pada rentang 0,5 – 2,0 % w/w
 Penambahan elektrolit >3% akan
menyebabkan terbentuk massa seperti karet
(Remington)
 Contoh: Karbomer 934
UNIT MONOMER ASAM AKRILIK DALAM POLIMER KARBOMER
 Terbentuk dari dispersi padatan dalam air
 Membentuk lembaran/lempengan/lamelar
 Jaringan 3D dibentuk mirip ‘house of cards’
 Ikatan antarpartikel lemah, mudah hilang
dengan shearing stress rendah namun segera
kembali setelah shearing stress dihilangkan.
 Contoh: Gel Aluminium hidroksida, Bentonit
Magma
 Humektan
 Thickening agent
 Anti-oksidan
 Pengawet
 Buffer
 Enhancer
 Air
Bill of material
Skala (mg/g) Barang Nama material Qty/kg (g)
422.00 1 Witch hazel (air 422.00
suling/aquadest,
alkohol 14%)
5.00 2 Asam salisilat 5.00
5.00 3 Gel lidah buaya 5.00
10.00 4 Sorbitol 10.00
500.00 5 Poligliserilmetakrila 500.00
t
10.00 6 Propilen glikol 10.00
0,80 7 Metil paraben 0,80
0,20 8 Propil paraben 0,20
 Apa khasiat sediaan di atas?
 Apakah sediaan di atas merupakan sediaan
gel?
 Sebutkan fungsi masing2 komponen formula
dan jelaskan mengapa perlu ditambahkan
komponen tsb.
Bahan aktif menthol 4% akan dibuat sediaan
gel.
 Mengapa dibuat sediaan gel?
 Sebutkan gelling agent yang dapat dipilih
(minimal 3) beserta karakteristik masing2.
 Sebutkan bahan2 tambahan lain yang
dibutuhkan!
 Rancanglah sebuah formula yang efektif,
aman, dan akseptabel.
Bahan Fungsi Jumlah
menthol BA 4%
MC gelling 15%
Benzalkonium Cl pengawet 0,02%
Aqua ad 100%
Bahan Fungsi Jumlah
Menthol 4%
Propilen glikol Pen gawet 15%
Na-alginat Gelling agent 1%
BHT 0,03%
Na-EDTA Chelating agent
Aqua ad 100%
Bahan Fungsi Jumlah
menthol BA 4%
Bentonit magma Gelling agent 15%
PG humektan 10%
Nipagin/nipasol pengawet 0,25/0,25
aqua Ad 100%
Bahan Fungsi Jumlah
Menthol 4% 4%
Karagenan iota + kappa gelling 60:40 => 0,25%:0,17%
PG Humektan dan Pengawet 15%
Tween 80 surfaktan 0,08%
aqua Ad 100%

Anda mungkin juga menyukai