Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Kearsipan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber.
Oleh karena itu kami mewawancarai salah satu penduduk dengan syarat
berusia dari 70 – 90 tahun yang bertempat di Mata Air JorongKoto
Malintang, Kelurahan Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dengan terlaksananya kegiatan
wawancara ini, maka kami berharap telah memenuhi tugas mata kuliah
Kearsipan dan semoga mendapatkan nilai yang baik. Serta bermamfaat
bagi para pembacanya.

B. Maksud dan Tujuan


1. Memenuhi tugas mata kuliah Kearsipan.
2. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
3. Memperoleh informasi.
4. Dapat menambah wawasan tentang PRRI/Permesta.

C. Metode Dan Teknik Penulisans


Metode dan teknik penulisan dalam penyusunan makalah ini
adalah dengan cara wawancara secara langsung terhadap narasumber.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Topik Wawancara

“Perempuan Semasa PRRI/Permesta”

B. Waktu dan Tempat Kegiatan

Acara ini dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Senin, 9 Mei 2022

Pukul : 19.00 WIB

Tempat : Di rumah Narasumber

C. Daftar Pertanyaan
1. Siapa nama lengkap nek?
2. Dimana tempat dan kapan nenek lahir?
3. Apa pendidikan terakhir enek?
4. Apa pekerjaan nenek sekarang?
5. Bagaimana kondisi nagari sebelum PPRI meletus?
6. Bagaimana kondisi nagari ketika PRRI di Proklamirkan?
7. Siapa saja korban Petrus?
8. Siapa saja yang menjadi tentara PRRI itu?
9. Apa yang dilakukan tentara PRRI selama menjadikan rumah nenek
dapur umum?
10. Apakah dulunya pernah tentara PRRI/ Tentara Pusat datang ke nagari
kita? Apa yang terjadi?
11. Bagaimana kondisi kampung setelah keadaan kembali normal?
12. Siapa yang menjadi Wali Nagari setelah PRRI? Apa yang dilakukan
wali negari itu?
13. Apakah orang-orang dari PKI, Gerwani, Pemuda Rakyat, dan OPR
pernah mendatangi rumah enek?

2
14. Apakah enek pernah IJOK? Kemana?
15. Apa yang terjadi di nagari saat terjadinya Gestapu (G 30 S PKI) ?

D. Laporan Hasil Wawancara

Narasumber : Tando Ani

Pewawancara : Nadya Ilsa

Juru Foto : Rizka

Juru Tulis : Nadya Ilsa

Juru Rekam : Nadya Ilsa

Hasil Wawancara

Pada hari Senin, 9 Mei 2022 pada pukul 19.00 WIB penulis pergi ke
rumah narasumber yang jaraknya tidak jauh dari rumah penulis. Penulis hendak
akan mewawancarai Nek Tando Ani. Beliau   menyambut kedatangan penulis
dengan ramah. Saat penulis mewawancari beliau, beliau selalu menjawab
pertanyaan kami dengan jelas.  Sehingga penulis dapat dengan cepat mengerti apa
yang dijelaskan  sehingga wawancara yang kami lakukan dapat berjalan dengan
baik.

P : Assamualaikum nek, maaf mengganggu sebelumnya saya mau


mewawancarai nenek mengenai PPRI. Apakah nenek bersedia
diwawancarai?

N : Waalaikumsalam, saya bersedia dan siap untuk di wawancarai.

P : Siapa Nama lengkap nek?

N : Nama lengkap nenek Tando Ani.

P : Kapan nenek lahir ?

N : Enek lahir tahun 1944.

3
P : Apa pendidikan terakhir nek?

N : SR (Sekolah Rakyat)

P : Apa pekerjaan enek ?

N : Petani

P : Bagaimana kondisi nagari sebelum PPRI meletus?

N : Sebelum itu kami sudah disuruh untuk membuat lubang.

P : Bagaimana kondisi nagari ketika PRRI di Proklamirkan?

N : Martir udah berbunyi dari Bukittiggi, pesawat terbang-pesawat terbang


sudah terbang rendah, hanya bunyi senjata api yang terdengar. Tentara
APRI dan Tentara Pusat sudah masuk kampung. Masyarakat salaing tuduh
siapa yang jadi tentara PRRI. Banyak orang yang di jemput malam-malam
dan kemudian dibunuh dengan cara ditembaki. Nagari kita yang paling
parah saat perang PRRI.

P : Siapa yang menjadi korban Petrus?

N : Mak Bagindo Inan orang Bukit Gadang, kemudian Datuak kita Nyiak
Datuak Maru un, orang Panji Nyiak Datuak Muncak. Ada juga orang
wanita yang di culik tapi tidak sampai dibunuh. Tek Aji, Ni Lih satu lagi
enek tidak ingat. Mereka dibuang entah ke Palupuah enek kurang ingat.

P : Siapa saja yang menjadi tentara PRRI nek?

N : Orang kita yang punya senjata. Tentara yang membunuh orang kita
adalah orang-orang yang direkrut menjadi tentara sementara. Bahkan ada
yang sampai membunuh bapak kandungnya sendiri. Yang tentara asli
PRRI itu cuma duduk-duduk di dapur umum, hutan, berpatroli.

P : Apa yang dilakukan tentara PRRI selama menjadikan rumah nenek dapur
umum?

4
N : Mereka memasak di sini. Bahkan pemimpin mereka yang Daud
Beureuh’eh. Beliau berasal dari Aceh. Nenek masih ingat beliau makan
sambal lado dengan gulai pucuk ubi di rumah nenek.

P : Apakah dulunya pernah tentara PRRI/Tentara Pusat datang ke nagari


kita? Apa yang terjadi?

N : Pernah. Sudah tidak bisa membedakan yang mana tentara pusat, APRI,
atau PRRI. Jika ada tentara yang bertanya, apa ada tentara APRI lewat?
Kita harus menjawab jujur, “ado pak, caliaklah jajak no baru baruh”. Jika
tidak tentara tersebut mau menembak kita.

P : Bagaimana kondisi kampung setelah keadaan kembali normal?

N : Saat kondisi sudah aman, sudah berangsur elok. Masyarakat sudah


dibolehkan berkumpul ke ladang dan pergi ke pasar Bukittinggi dengan
syarat membuat surat izin ke Wali Jorong. Tidak boleh asal lewat ke
Bukittinggi atau ke tempat lain.

P : Siapa yang menjadi Wali Nagari setelah PRRI? Apa yang dilakukan wali
negari itu?

N : Orang Rawang Nyiak Panduko Sati nama asli beliau nenek tidak tau.
Setelah jadi wali nagari nenek tidak tau apa yang beliau lakukan.

P : Apakah orang-orang dari PKI, Gerwani, Pemuda Rakyat, dan OPR


pernah mendatangi rumah enek?

N : Tidak pernah, tapi banyak yang saling tuduh karena masyarakat waktu itu
jika ke ladang pergi ramai-ramai. Kemudian di tuduh yang ini Gerwani,
yang ini OPR, yang ini PKI. Jika ada keramaian atau kerumunan dituduh
mereka adalah anggota PKI, Gerwani, OPR.

P : Apakah enek pernah IJOK? Kemana?

5
N : Kami pergi ke Tabek Pua, sembunyi ke lubang. Saat itu martir-martir
sudah meletus, banyak pesawat terbang terbang rendah. Bahkan saat kami
IJOK, Nyiak Abiah lahir di lubang kemudian di mandikan dengan air
sawah. Saat itu juga ada mortir yang sampai ke lubang persembunyian
orang, semua orang di lubang itu semua tewas. Ada juga mortir yang
sampai ke tebing, banyak orang yang tewas saat itu.

P : Apa yang terjadi di nagari saat terjadinya Gestapu (G 30 S PKI) ?

N : Saat itu keadaan tidak seperti perang PRRI. Kami masih bisa bertani di
ladang. Tapi akibat Gestapu, jika ada kerumunan pasti dituduh jika orang-
orang ini PKI kemudian dikumpulkan di Wali Nagari. Kemudian orang-
orang ini harus melapor dan tentu saja juga harus membayar ke Nagari.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nenek Tando Ani adalah wanita yang lahir pada tahun 1944.
Beliau mengalami masa perang PRRI. Saat itu beliau masih bersekolah di
Sekolah Rakyat (SR). Beliau bersembunyi di lubang dan IJOK ke Tabek
Pua. Rumah beliau dijadikan dapur umum oleh tentara APRI. Bahkan
pimpinannya (Daud Beureuh’eh) pernah makan di rumah beliau. Setelah
PRRI meletus banyak orang-orang yang culik kemudian di tembaki
(Petrus). Yang membunuh orang-orang kita adalah orang kita sendiri.
Mereka ini direkrut untuk menjadi tentara. Saat Gestapu terjadi, kondisi
nagari tidak separah masa PRRI.

B. Saran
Demikian laporan hasil kegiatan wawancara ini kami buat dengan
yang sebenar-benarnya. Ucapan terima kasihAllah swt. yang telah
memberikan kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya acara
ini. Serta kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan
laporan hasil wawancara ini. Kami sebagai aggota memohon maaf
sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan serta kekurangan dalam
laporan hasil wawancara ini. Selain untuk memenuhi tugas bahasa
indonesia, Semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi acuan,
pertimbangan, serta motivasi dan koreksi bagi kegiataan wawancara
selanjutnya.

7
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai