Harismayanti1
(1) Program Studi Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi infertilitas pada pasangan
suami istri di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.Desain penelitian
menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan pasangan suami istri infertilitas yang
mengalami penyakit sebanyak (66,7%), yang mengalami stres (76,7%), genetik berpengaruh pada
infertilitas sebanyak (63.3%), infertilitas dengan berat badan tidak normal (61,7%), dan
lingkungan yang terpapar sebayak (78,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya
faktor penyakit, stres, genetik, berat badan, dan lingkungan terhadap infertilitas pada pasangan
suami istri di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the factors influence of infertility towards spouse
couple in Duwanga village Dungaliyo sub District of Gorontalo District. Design of research was
used quantitative methods. The result showed that couples experiencing infertility as a disease
(66,7%), who are under stress (76,7%), the genetic effect on infertility as many (63,3%), infertility
with abnormal body weight (61,7%), and the environment are exposed (78,3%). It can be
concluded that there was factors of disease, sress, genetics, weight, and the environment against
infertility toward spouse couples in Duwanga village Dungaliyo District of Gorontalo district.
Keywords: Infertility, illness, stress, genetics, weight, environment.
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Tabel 12 Pengaruh Genetik Terhadap Infertilitas Pada normal pada sebanyak 10 responden (16,6%),
Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga Kecamatan danberat badan normal sebanyak 10 responden
Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. (16,6%). Selanjutnya responden yang infertilitas
primer berat badan tidak normal sebanyak 27
Infertilitas Pada responden (45,1%), dan berat badannormalpada
Pasangan Suami Istri Tot sebanyak 13 responden (21,7%). Berdasarkan
Gene p-value
al
tik Sekunder Primer
hasil analisa data dengan menggunakan uji
statistik chi-square test diperoleh p value =
N % N % N % 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05
Tidak dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada
8 13,3 14 23,3 22 36,6 pengaruh berat badan terhadap infertilitas pada
Ada
0,000 pasangan suami istri di Desa Duwanga
Ada 12 20 26 43,4 38 63,4 Kecamatan Dungaliyo.
Total 20 33,3 40 66,7 60 100
Tabel 14 Pengaruh Lingkungan Terhadap Infertilitas
Sumber: Data Primer 2014 Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga
Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
dari 60 responden, responden yang tidak berpengaruh
pada genetik di infertilitas sekunder sebanyak 8 Infertilitas Pada
responden (13,3%), sedangkan responden yang tidak Pasangan Suami
berpengaruh pada genetik di infertilitas primer Lingkun p-
Istri Total
sebanyak 14 responden (23,3%). Selanjutnya gan value
Sekunde
responden yang berpengaruh pada genetik di Primer
r
infertilitas sekunder sebanyak 12 responden (20%),
sedangkan responden yang berpengaruh pada genetik N % N % N %
di infertilitas primer sebanyak 26 responden (43,4%). Tidak
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan 16, 1 21, 0,0
Ada 10 3 5
uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,000 6 3 6 00
Paparan
yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh Ada 16, 3 61, 4 78,
10
genetik terhadap infertilitas pada pasangan suami istri Paparan 6 7 8 7 4
di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo. 33, 4 66, 6
Total 20 100
3 0 7 0
Tabel 13 Pengaruh Berat Badan Terhadap Infertilitas Sumber: Data Primer 2015
Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga
Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 60
responden, didapat responden yang infertilitas
Infertilitas Pada sekunder tidak ada paparan sebanyak 10 responden
Pasangan Suami Istri p-
Berat Total (16,6%), dan ada paparan sebanyak 10 responden
value
Badan (16,6%). Selanjutnya responden infertilitas primer
Sekunder Primer
yang tidak ada paparan sebanyak 3 responden (5%),
N % N % N % dan yang ada paparan sebanyak 37 responden
(61,8%). Berdasarkan hasil analisa data dengan
Tidak menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p
10 16,6 27 45,1 37 61,7
Normal value = 0,000 yang berarti α = 0,05 dengan demikian
0,000 dapat dikatakan bahwa ada pengaruh lingkungan
Normal 10 16,6 13 21,7 23 38,3
terhadap infertilitas pada pasangan suami istri di
Total 20 33,2 40 66,7 60 100 Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
Sumber: Data Primer 2014
Analisis Univariat
Dari hasil analisa data menunjukkan
bahwa dari 60 responden, didapat responden 1. Penyakit
yanginfertilitas sekunder berat badan tidak Hasil penelitian menunjukkan pada tabel
6 bahwa sebagian besar pasangan suami
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
istriyang disertai penyakit pada infertilitas riwayat genetik sebanyak 6,8%. Menurut
sebanyak (66,7%) dengan penyakit peneliti hal ini disebabkan oleh begitu banyak
endometriosis, keputihan, diabetes mellitus, dan tekanan pikiran pada pasangan suami istri yang
dislipidemia (kolestrol) lebih banyak dari pada akhirnya timbul rasa cemas, ketakutan di tinggal
penyakit orkitis, hespes kelamin, dan gonorrhea, sendiri, susah tidur, kehilangan minat atau
dan sebanyak (33,3%) tidak disertai penyakit kemauan untuk berhubungan suami istri,
melainkan hanya mengalami stres berat mengalami gangguan peredaran darah seperti
sebanyak 24,9% dan terdapat riwayat genetik dada berdebar-debar, mengalami gangguan
sebanyak 8,4%. Menurut peneliti hal ini saluran kencing dan kelamin seperti sering
disebabkan oleh banyaknya responden yang kencing dan nafsu seksual menurun, mengalami
mempunyai penyakit seperti penyakit orkitis gangguan ketuidakseimbangan tubuh seperti
pada suami, endometriosis pada istri, adanya mulut kering, gelisa, dan bahkan apabila tekanan
keputihan yang tidak normal, penyakit diabetes pikiran semakin berat emosi pasangan suami
melitus, adanya herpes kelamin, dan kolesterol. istri bisa membludak sampai marah-marah.
Penelitian ini juga didukung oleh teori Penelitian ini juga didukung oleh teori
dari Aizid (2012) Penyakit menular seksual, dari Aizid (2012) Stres merupakan suatu
terkadang berdampak parah pada wanita karena keadaan seseorang yang merasa terdesak atau
dapat mempengaruhi kesuburan. Begitu pula terkecam dan disebabkan oleh tekanan. Banyak
dengan penelitian ini, sosialisasi dan informasi hal yang bisa memicu seperti rasa khawatir,
mengenai penyakit yang dapat mengakibatkan perasaan kesal, kecapean, frustasi, perasaan
infertilitas peimer dan infertilitas sekunder pada tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan,
pasangan suami istri, agar supaya pasangan Pre Menstruasi Syndrome (PMS).
suami istri dapat mencegah dan mengantisipasi Hal ini didukung oleh penelitian yang
penyakit tersebut menyerang tubuh. pernah dilakukan oleh Nurul Hidayah (2014)
Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah yang berjudul “Nilai anak, stres dan kepuasan
dilakukan oleh Stright B (2014) yang berjudul perkawinan pada wanita yang mengalami
“Skripsi kecemasan pasangan usia subur terhadap infertilitas”. Istri yang mengalami infertilitas
infertilitas sekunder”.Ketidak mampuan suami/pria akan mengalami stres yang cukup berat, stres
untuk menyampaikan sel sperma ke dalam mulut
jangka panjang (kronik) yang umumnya
leher rahim istrinya, adanya sumbatan saluran yang
dilalui sperma, disebabkan infeksi atau penyakityang berlangsung secara periodik yaitu tiap bulan. Hal
ditularkan melalui hubungan intim, namun juga bisa ini berkaitan dengan menstruasi yang dialami
sumbatan karena bawaan lahir.Infeksi vagina seperti pihak istri dan juga stres dirasakan sejak bulan-
vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan bulan pertama pernikahan. Salah satu sumber
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, stres dalam pernikahan ialah perilaku pasangan,
endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat sehingga stres dalam perkawinan dapat timbul
menyebabkan gangguan pergerakan dan apabila individu memiliki presepsi negatif pada
penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi pasangan.
vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual 3. Genetik
yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan
vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat
Hasil penelitian menunjukkan pada
mengurangi daya hidup sperma. tabel 8 bahwa sebagian besar pasangan
2. Stres suami istriyang terdapat riwayat genetik
Hasil penelitian menunjukkan pada tabel pada infertilitas sebanyak (63,3%).
7 bahwa sebagian besar pasangan suami Sebanyak (36,7%) tidak terdapat riwayat
istriyang pernah mengalami strespada infertilitas genetik pada pasangan infertilitas melainkan
sebanyak(76.7%) dengan stres berat sekali lebih hanya mengalami penyakit pada pasangan
banyak dari pada stres ringan dan stres sedang, infertilitas sebanyak 33,4% dan berat badan
dan sebanyak (23,3%) tidak mengalami stres yang tidak normal sebanyak 3,3%. Menurut
melainkan hanya mengalami berat badan yang
peneliti hal ini disebabkan oleh adanya sifat
tidak normal sebanyak 16,5% dan terdapat
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
yang diwariskan dari orang tua pada dari lemak tubuh normal, maka wanita akan
pasangan suami istri. Penelitian ini juga menderita gangguan pertumbuhan folikel di ovarium
yang terkait dengan sebuah sindrom, yaitu sindrom
didukung oleh teori dari Mendel (2012) ovarium polikistik, di samping berat badan yang
Genetika menjelaskan bagaimana sifat berlebih, berat badan yang sangat rendah juga dapat
diwariskan dari orang tua untuk anak mengganggu fungsi fertilitas seorang wanita. Zat gizi
mereka. Genetika juga menjelaskan tentang yang cukup, seperti karbohidrat, lemak, dan protein
jumlah gen dan kromosom yang ada dalam sangat diperlukan untuk pembentukan hormon
reproduksi sehingga ketika wanita kurus akibat
individu dengan kepentingan mereka. asupan gizi yang sangat kurang, maka akan
Hal ini didukung oleh penelitian yang mengalami defisensi hormon reproduksi yang
pernah dilakukan oleh Dr. Triwani, M.Kes, berakibat terhadap penigkatan kejadian infertilitas
(2014) yang berjudul “Faktor Genetik pada dirinya.
sebagai salah satu Penyebab Infertilitas Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah
dilakukan oleh Andang Muryanta (2014) yang
Pria”.Saat ini diketahui banyak penyebab berjudul “Menyoal infertilitas pada pasangan
genetik yang mempengaruhi abnormalitas suami‐istri” Adanya konsumsi nutrisi gizi yang lebih
spermatogenesis, gangguan genetik baik atau kurang dapat berpengaruh pada kesehatan yang
pada jumlah kromosom atau struktur kurang bagus. Zat yang sangat dibutuhkan tubuh
kromosom bisa merusak produksi hormonal untuk kesuburan adalah vitamin C, vitamin E dan
Seng serta makan yang sehat bukan makanan yang
atau stimulasi dari spermatogenesis (proses: siap saji.
pretesticular), atau akan mengganggu 5. Lingkungan
kontrol dari proses spermatogenik itu sendiri Hasil penelitian menunjukkan pada tabel
(proses: testicular). Gangguan 10 bahwa sebagian besar pasangan suami istri
genetik/kromosom lainnya (seperti cystic terdapat paparan dengan lingkungan dan
fibrosis dan adult polycystic kidney disease) berpengaruh terhadap infertilitas sebanyak 47
bisa merusak transportasi sperma (proses: responden (78,3%) dengan lingkungan terdapat
posttesticular). Mulai dari kelainan gen paparan lebih banyak dibanding dengan
sampai kelainan kromosom. lingkungan yang tidak terdapat paparan.
4. Berat Badan Sebanyak (21,7%) tidak mengalami lingkungan
Hasil penelitian menunjukkan pada tabel 9 tidak terpapar melainkan hanya terdapat riwayat
bahwa sebagian besar pasangan suami istri yang genetik sebanyak 5% dan berat badan tidak
mengalami berat badan tidak normal pada pasangan normal sebanyak 16,7%. Menurut peneliti
infertilitas sebanyak (61,7%) dengan berat badannya adanya paparan disebabkan banyaknya pasangan
berlebihan lebih banyak dari pada berat badan kurus suami istri yang menggunakan zat kimia seperti
dan kegemukan (obesitas), dan sebanyak (38,3%) pestisida, mengonsumsi alkohol, merokok, dan
mengalami berat badan normal tapi hanya mengalami mengonsumsi obat-obatan yang berlebihan.
penyakit pada pasangan infertilitas sebanyak 16,6%, Penelitian ini juga didukung oleh teori dari Aizid
stres berat sebanyak 8,3% responden, dan lingkungan
(2012) Faktor lingkungan yang dimaksud dalam
yang terpapar sebanyak 13,4% responden. Menurut
peneliti hal ini disebabkan pasangan suami istri hal ini adalah paparan radiasi dalam dosis tinggi,
terutama istri lebih banyak berat badan yang tidak asap rokok, gas anestesi, zat kimia, dan pestisida
normal dengan kategori berat badan kurang, berat yang dapat menyebabkan toksis atau keracuan
badan berlebihan, dan kegemukan menggunakan pada seluruh bagian tubuh, termasuk organ
rumus Indeks Masa Tubuh (IMT). reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Penelitian ini juga didukung oleh teori dari Hal ini didukung oleh penelitian yang
Puscheck, (2011) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau pernah dilakukan oleh Andang Muryanta (2014)
Body Massa Index (BMI) merupakan indikator yang yang berjudul “Menyoal infertilitas pada
cukup handal untuk kegemukan tubuh bagi pasangan suami‐istri” Faktor lingkungan seperti
kebanyakan orang, dan menurut teori Aizid, (2012)
Wanita memiliki berat badan yang berlebih (over
suhu panas, radiasi/penyinaran terhadap testis
weight) atau dengan memiliki lemak tubuh 10-15% (buah zakar/pelir) dan pengaruh obat‐obatan
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
lainnya. Adanya kelainan akibat zat‐zat kimia Infertilitas Pada Pasangan Suami Istri Di Desa
seperti penggunaan obat‐obatan, antiseptik Duwanga Kecamatan Dungaliyo yang telah
vagina, pengaruh radiasi, adanya kontaminasi dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Terindentifikasi adanya
limbah industri.
faktor penyakit, stres, genetik, berat badan, dan
6. Infertilitas lingkungan terhadap infertilitas pada pasangan suami
Hasil penelitian menunjukkan pada tabel istri dengan faktor penyakit 66,7 % dengan penyakit
11 bahwa sebagian besar pasangan suami endometriosis, keputihan, dan diabetes melitus lebih
istrimengalami infertilitas primer yaitu banyak, faktor stres 76,7% dengan stres berat sekali
sebanyak(66,7%) dan infertilitas sekunder yaitu lebih banyak dari pada stres ringan dan stres sedang,
sebanyak (33,3%) yang bukan peserta KB atau faktor genetik 63,3%, faktor berat badan 61,7%
aseptor KB. Menurut peneliti masih banyak dengan berat badannya berlebihan lebih banyak dari
pasangan suami istri yang infertilitas primer, dan pada berat badan kurus dan kegemukan (obesitas),
infertilitas sekunder yang bukan perserta aseptor dan faktor lingkungan 78,3% dengan lingkungan
terdapat paparan lebih banyak dibanding dengan
KB tidak terlalu banyak karena sudah banyak lingkungan yang tidak terdapat paparan.
pasangan suami istri yang sudah mempunyai Teranalisa adanya pengaruh antara penyakit, stres,
anak 1 kemudian langsung menjadi perserta genetik, berat badan, dan lingkungan dengan
aseptor KB. terjadinya infertilitas pada pasangan suami istri.
Penelitian ini juga di dukung oleh teori
dari Djuwantono dkk, (2008) Infertilitas DAFTAR PUSTAKA
merupakan pasangan suami istri yang BKKBN. 2014. Pus Bukan Peserta Kb Tingkat
berkeinginan mempunyai anak yang sudah satu Kabupaten/Kota Se-Gorontalo. Provinsi
tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum Gorontalo
mendapatkan kehamilan, frekuensi hubungan Depkes. 2014. Usia Reproduksi.Yayasan Esiensia
medika. Jakarta: Salemba Medika.
seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya
dr. Tono Djuwantono,Sp.OG (K), dkk 2008.
dengan istri ataupun suami tidak pernah Memahami infertilitas. Bandung PT.Refika
menggunakan alat atau metode kontrasepsi baik Aditima
kondom, obat-obatan, dan alat lainnya yang DR. Riduwan, M.B.A, 2013. Metode & Teknik
berfungsi untuk mencegah kehamilan. Menyusun Proposal Penelitian, hal 71.
Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah Bandung ALFABETA, cv.
dilakukan oleh Andang Muryanta (2014) yang Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental
berjudul “Menyoal infertilitas pada pasangan Keperawatan : konsep, proses, dan praktek /
suami‐istri” Infertilitas Primer, merupakan suatu Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih
keadaan Pasangan Usia Subur (PUS) yang bahasa, Yasmin Asih; editor edisi Bahasa
sudahmelakukan hubungan intim secara teratur (2‐3 Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester.-
kali seminggu) satu minggu sebelumovulasi terjadi Ed.4.-Jakarta : EGC, 2005
tanpa menggunakan kontrasepsi selama satu tahun, Puscheck. 2011. Faktor risiko apa saja yang dapat
tetapi masihbelum juga terjadi kehamilan, sedangkan menyebabkan infertilitas. Diperoleh tanggal
Infertilitas sekunder, merupakan suatu keadaan 01 Januari 2016 feom PDF.Universitas
dimana Pasangan Usia Subur (PUS)yang sudah Kristen Maranatha
mempunyai anak dan sudah tidak menggunakan Rizem Aizid. 2012. Mengatasi Infertilitas
kontrasepsi serta melakukan hubungan intim secara (Kemadulan) Sejak Dini.Jogjakarta:
teratur (2‐3 kali seminggu) tetapi tetap belum bisa FlasBooks
hamil.Pasangan Usia Subur (PUS) dimaksud Sugiyono. 2002. Metodologi penelitian kesehatan.
merupakan pasangan suami‐istri, dimana usiasang Jakarta: Rineka Cipta.
istri berkisar 15‐49 tahun dan dimungkinkan masih Thomas Timmreck, 2011. Berebagai Penyakit
mendapatkan haid. Infertilitas. Bandung: Refika Aditima
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya