Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

INFERTILITAS PADA PASANGAN SUAMI ISTRI DI DESA


DUWANGAN KECAMATAN DUNGALIYO KABUPATEN GORONTALO

Harismayanti1
(1) Program Studi Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi infertilitas pada pasangan
suami istri di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.Desain penelitian
menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan pasangan suami istri infertilitas yang
mengalami penyakit sebanyak (66,7%), yang mengalami stres (76,7%), genetik berpengaruh pada
infertilitas sebanyak (63.3%), infertilitas dengan berat badan tidak normal (61,7%), dan
lingkungan yang terpapar sebayak (78,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya
faktor penyakit, stres, genetik, berat badan, dan lingkungan terhadap infertilitas pada pasangan
suami istri di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.

Kata Kunci : Infertilitas, Penyakit, Stres, Genetik, Berat Badan, Lingkungan.

ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the factors influence of infertility towards spouse
couple in Duwanga village Dungaliyo sub District of Gorontalo District. Design of research was
used quantitative methods. The result showed that couples experiencing infertility as a disease
(66,7%), who are under stress (76,7%), the genetic effect on infertility as many (63,3%), infertility
with abnormal body weight (61,7%), and the environment are exposed (78,3%). It can be
concluded that there was factors of disease, sress, genetics, weight, and the environment against
infertility toward spouse couples in Duwanga village Dungaliyo District of Gorontalo district.
Keywords: Infertility, illness, stress, genetics, weight, environment.
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

PENDAHULUAN kehamilan tidak terjadi setelah 1 tahun melakukan


hubungan seks teratur dengan pasangan.
Konsep perempuan sebagai ibu yang baik bagi
anak-anaknya,ratu yang cakap dalam rumah Data BKKBN Provinsi Gorontalo pada
tangga,nyata di negeri ini masih tetap bertahan dan bulan November 2014 angka PUS NON KB
dipertahankan sekalipun zaman telah berubah dengan yang ingin anak segara yaitu sebesar 13,132
cepat.Keluarga selain sebagai agen sosialisasi juga sedangkan data di Kabupaten Gorontalo angka
berfungsi sebagai wahana prokreasi.Fungsi prokreasi PUS NON KB yang ingin anak segara yaitu
adalah meneruskembangkan generasi penerus sebesar 5,799. Kecamatan Dungaliyo memilki
keluarga melalui kelahiran anak-anak. 10 Desa dengan 6976 KK.Berdasarkan data di
Kebanyakan perempuan ingin menikah bulan Januari 2014 PPKBD mendata di Desa
didasari adanya perasaan cinta dan juga di dorong Duwanga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
keinginan memperoleh keturunan dari orang yang
Gorontalo sesuai data yang ditemukan,jumlah
dicintai.Seiring dengan berjalannya waktu,seringkali
alasan menikah karena cinta berubah karena KK infertilitas primer dan sekunder pada tahun
dorongan sifat keibuannya (ingin jadi ibu) lebih besar 2014 sebanyak 149 KK Infertilitas.
daripada keinginan menjadi istri.Hal ini terlihat
dalam suatu rubrik konsultasi seks dan keluarga METODE
dalam berbagai media massa yang banyak Penelitian ini dilaksanakan di Desa Duwanga
mengilustrasikan kegelisahan seorang istri Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
(perempuan) karena belum juga mendapatkan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Maret – 21
kehamilan sementara usia perkawinan sudah April 2015.
bertahun-tahun. Desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Dalam kehidupan budaya di Indonesia nilai metode penelitian kuantitatif untuk melihat faktor-
anak memang masih memiliki arti yang begitu faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas pada
penting. Ketiadaan anak dalam perkawinan pada pasangan suami istri di Desa Duwanga Kecamatan
waktu lama akan menjadi masalah,karena ada Dungaliyo.
keyakinan keadaan ini akan mengancam keutuhan Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
rumah tangga. Masalah seperti ini atau sering disebut independennya adalah penyakit, stress, genetik, berat
infertilitas tidak hanya menyangkut kesehatan fisik badan, dan lingkungan.
semata-mata,tetapi juga berdampak psikologis dan Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen
sosial bagi pasangan yang mengalaminya. adalah infertilitas pada pasangan suami istri.
Infertilitas (kemandulan) memang merupakan Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
persoalan serius yang cukup menakutkan bagi seluruh pasangan suami istri yang bukan perserta
pasangan suami istri. Dapat diketahui memiliki aseptor KB dan pasanga usia subur di Desa Duwanga
tanda-tanda kemandulan apabila sang istri belum juga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo yang
hamil dalam tenggang waktu tertentu dari berjumlah 149 KK.
pernikahan. Infertilitas merupakan kondisi yang Sampel dalam penelitian ini adalah infertilitas primer
menunjukkan tidak terdapatnya pembuahan dalam dan infertilitas sekunder yang berada di Desa
waktu satu tahun setelah melakukan hubungan Duwanga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
seksual tanpa perlindungan kontrasepsi. Diperkirakan Gorontalo,yang diperoleh dengan menggunakan
855-90% pasangan yang sehat akan mendapat Teknik Kuota pada pengambilan sampel Non
pembuahan dalam 1 tahun,dan sekitar 8-10% Probability.
pasangan di seluruh dunia mengalami infertilitas. Kriteria sampel :
Secara umum faktor yang mempegaruhi kemandulan 1. Pasangan suami istri yang infertilitas di Desa
atau infertilitas berupa penyakit, stres, genetik, berat Duwanga Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
badan, dan lingkungan.Jadi apabila kesuburan Gorontalo
seorang suami atau istri buruk (kurang baik) maka 2. Pasangan suami istri infertilitas yang bersedia
kemungkinan untuk terkena infertilitas atau tidak menjadi responden
mampu mempunyai anak akan semakin besar.Dalam 3. Pasangan suami istri infertilitas primer
kenyataannya suatu presentase yang sama dari wanita 4. Pasangan suami istri infertilitas sekunder
dan pria mempunyai masalah yang menunjang
terhadap kesulitan untuk mempunyai anak, evaluasi HASIL
perawatan kesehatan biasanya direkomendasikan jika Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Lama Pernikahan Pada Pasangan
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Suami Istri Infertilitas Di Desa Duwanga 2. Analisis Univariat


Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Tabel 4 Distribusi Berdasarkan Penyakit Responden
Di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
Lama Jumlah Frekuensi Jumlah Frekuensi
No No Penyakit
Pernikahan (n) (%) (n) (%)
1 1 - 10 Tahun 41 68,3 1 Ada 40 66,7
2 11 - 20 Tahun 19 31,7 2 Tidak Ada 20 33,3
Total 60 100 Total 60 100
Sumber : Data Primer 2015 Sumber: Data Primer 2015
Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari 60 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 60
responden yang diteliti yang lama pernikahan 1-10 responden yang diteliti,responden yang mengalami
tahun lebih banyak yaitu 41 responden (68,3%), dan penyakit lebih banyak dari pada responden yang tidak
lama pernikahan 11-20 tahun yaitu 19 responden mengalami penyakit.
(31,7%).
Tabel 5 Distribusi Berdasarkan Stres Responden Di
Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Jumlah Frekuensi
Berdasarkan Jumlah Anak Pada Pasangan No Stres
(n) (%)
Suami Istri Infertilitas Di Desa Duwanga 1 Ada 46 76,7
Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo
2 Tidak Ada 14 23,3
Jumlah Frekuensi
No Jumlah Anak Total 60 100
(n) (%)
Belum punya Sumber: Data Primer 2015
1 40 66,7
anak
2 1 anak 20 33,3 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 60
responden yang diteliti, responden yang mengalami
Total 60 100
stres lebih banyak dari pada yang tidak mengalami
Sumber : Data Primer 2015 stres.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari 60
responden yang diteliti yang belum mempunyai anak Tabel 6 Distribusi Berdasarkan Genetik Responden
lebih banyak yaitu 40 responden (66,7%), dan yang Di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
jumlah anak 1 yaitu 20 responden (33,3%). Jumlah Frekuensi
No Genetik
(n) (%)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden 1 Ada 38 63,3
Berdasarkan Rentan Kehamilan Pada Pasangan
2 Tidak Ada 22 36,7
Suami Istri Infertilitas Di Desa Duwanga
Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Total 60 100
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 60
responden yang diteliti, responden yang
Rentan Jumlah Frekuensi mengalami riwayat genetik pada infertilitas lebih
No
Kehamilan (n) (%) banyak dari pada yang tidak ada riwayat gentik.
1 0-5 Tahun 53 88,3
Tabel 7 Distribusi Berdasarkan berat badan
2 6-10 Tahun 7 11,7
Responden Di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
Total 60 100 Berat Frekuensi
No Jumlah (n)
Sumber : Data Primer 2015 Badan (%)
Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari 60 1 Normal 23 38,3
responden yang diteliti yang rentan kehamilan 0-5 Tidak
tahun lebih banyak yaitu 53 responden (88,3%),dan 2 37 61,7
normal
yang rentan kehamilan 6-10 tahun yaitu 7 responden Total 60 100
(11,7%).
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Sumber: Data Primer 2015 Ada 14 23,3 26 43,4 40 66,7


Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 60
Total 20 33,3 40 66,7 60 100
responden yang diteliti, responden yang
memiliki berat badan tidak nomal lebih banyak Sumber: Data Primer 2015
dibanding dengan responden yang berat Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa
badannya normal. dari 60 responden, di dapat bahwa responden yang
infertilitas sekunder tidak disertai penyakit sebanyak
Tabel 8 Distribusi Berdasarkan Lingkungan 6 responden (10%), dan yang disertai penyakit
Responden Di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo. sebanyak 14 responden (23,3%). Selanjutnya
N Jumlah Frekuensi responden yang infertilitas primer yang tidak disertai
Lingkungan penyakit sebanyak 14 responden (23,3%), dan yang
o (n) (%)
1 Ada Paparan 47 78,3 disertai penyakit sebanyak 26 responden (43,4%).
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan
Tidak Terdapat
2 13 21,7 uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,000
Paparan
yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan
Total 60 100 demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
Sumber: Data Primer 2015 penyakit terhadap infertilitas pada pasangan suami
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 60 istri di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
responden yang diteliti, responden yang Tabel 11 Pengaruh Stres Terhadap Infertilitas Pada
lingkungannya terdapat paparan radiasai zat Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga Kecamatan
kimia pestisida, alkohol, rokok, dan sering Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
mengonsumsi obat-obatan berlebihan lebih
banyak dibanding dengan lingkungan yang tidak
terdapat paparan. Infertilitas Pada
Pasangan Suami Istri p-
Total
Tabel 9 Distribusi Berdasarkan Infertilitas Responden Stres value
Sekunder Primer
Di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
N Jumlah Frekuensi N % N % N %
Infertilitas
o (n) (%)
Tidak
1 Primer 40 66,7 3 5 11 18,3 14 23,3
Ada
2 Sekunder 20 33,3 0,000
Ada 17 28,3 29 48,4 46 76,7
Total 60 100
Sumber: Data Primer 2015 Total 20 33,3 40 66,7 60 100
Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 60 Sumber: Data Primer 2015
responden yang diteliti, responden yang infertilitas
primer lebih banyak dibanding dengan infertilitas Dari hasil analisa data menunjukkan
sekunder bahwa dari 60 responden, di dapat responden
yang infertilitas sekunder tidak disertai stres
Analisis Bivariat sebanyak 3 responden (5%), dan yang disertai
Tabel 10 Pengaruh Penyakit Terhadap Infertilitas stress sebanyak 17 responden (28,3).
Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga Selanjutnya responden yang infertilitas primer
Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. tidak disertai stres sebanyak 11 responden
Infertilitas Pada (18,3%), disertai stres sebanyak 29 responden
Pasangan Suami Istri p- (48,4%). Berdasarkan hasil analisa data dengan
Peny Total
value menggunakan uji statistik chi-square test
akit Sekunder Primer
diperoleh p value = 0,000 yang berarti lebih
N % N % N % kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat
Tidak
dikatakan bahwa ada pengaruh stres terhadap
6 10 14 23,3 20 33,3 0,000 infertilitas pada pasangan suami istri di Desa
Ada
Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Tabel 12 Pengaruh Genetik Terhadap Infertilitas Pada normal pada sebanyak 10 responden (16,6%),
Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga Kecamatan danberat badan normal sebanyak 10 responden
Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. (16,6%). Selanjutnya responden yang infertilitas
primer berat badan tidak normal sebanyak 27
Infertilitas Pada responden (45,1%), dan berat badannormalpada
Pasangan Suami Istri Tot sebanyak 13 responden (21,7%). Berdasarkan
Gene p-value
al
tik Sekunder Primer
hasil analisa data dengan menggunakan uji
statistik chi-square test diperoleh p value =
N % N % N % 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05
Tidak dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada
8 13,3 14 23,3 22 36,6 pengaruh berat badan terhadap infertilitas pada
Ada
0,000 pasangan suami istri di Desa Duwanga
Ada 12 20 26 43,4 38 63,4 Kecamatan Dungaliyo.
Total 20 33,3 40 66,7 60 100
Tabel 14 Pengaruh Lingkungan Terhadap Infertilitas
Sumber: Data Primer 2014 Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga
Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
dari 60 responden, responden yang tidak berpengaruh
pada genetik di infertilitas sekunder sebanyak 8 Infertilitas Pada
responden (13,3%), sedangkan responden yang tidak Pasangan Suami
berpengaruh pada genetik di infertilitas primer Lingkun p-
Istri Total
sebanyak 14 responden (23,3%). Selanjutnya gan value
Sekunde
responden yang berpengaruh pada genetik di Primer
r
infertilitas sekunder sebanyak 12 responden (20%),
sedangkan responden yang berpengaruh pada genetik N % N % N %
di infertilitas primer sebanyak 26 responden (43,4%). Tidak
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan 16, 1 21, 0,0
Ada 10 3 5
uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,000 6 3 6 00
Paparan
yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh Ada 16, 3 61, 4 78,
10
genetik terhadap infertilitas pada pasangan suami istri Paparan 6 7 8 7 4
di Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo. 33, 4 66, 6
Total 20 100
3 0 7 0
Tabel 13 Pengaruh Berat Badan Terhadap Infertilitas Sumber: Data Primer 2015
Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Duwanga
Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 60
responden, didapat responden yang infertilitas
Infertilitas Pada sekunder tidak ada paparan sebanyak 10 responden
Pasangan Suami Istri p-
Berat Total (16,6%), dan ada paparan sebanyak 10 responden
value
Badan (16,6%). Selanjutnya responden infertilitas primer
Sekunder Primer
yang tidak ada paparan sebanyak 3 responden (5%),
N % N % N % dan yang ada paparan sebanyak 37 responden
(61,8%). Berdasarkan hasil analisa data dengan
Tidak menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p
10 16,6 27 45,1 37 61,7
Normal value = 0,000 yang berarti α = 0,05 dengan demikian
0,000 dapat dikatakan bahwa ada pengaruh lingkungan
Normal 10 16,6 13 21,7 23 38,3
terhadap infertilitas pada pasangan suami istri di
Total 20 33,2 40 66,7 60 100 Desa Duwanga Kecamatan Dungaliyo.
Sumber: Data Primer 2014
Analisis Univariat
Dari hasil analisa data menunjukkan
bahwa dari 60 responden, didapat responden 1. Penyakit
yanginfertilitas sekunder berat badan tidak Hasil penelitian menunjukkan pada tabel
6 bahwa sebagian besar pasangan suami
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

istriyang disertai penyakit pada infertilitas riwayat genetik sebanyak 6,8%. Menurut
sebanyak (66,7%) dengan penyakit peneliti hal ini disebabkan oleh begitu banyak
endometriosis, keputihan, diabetes mellitus, dan tekanan pikiran pada pasangan suami istri yang
dislipidemia (kolestrol) lebih banyak dari pada akhirnya timbul rasa cemas, ketakutan di tinggal
penyakit orkitis, hespes kelamin, dan gonorrhea, sendiri, susah tidur, kehilangan minat atau
dan sebanyak (33,3%) tidak disertai penyakit kemauan untuk berhubungan suami istri,
melainkan hanya mengalami stres berat mengalami gangguan peredaran darah seperti
sebanyak 24,9% dan terdapat riwayat genetik dada berdebar-debar, mengalami gangguan
sebanyak 8,4%. Menurut peneliti hal ini saluran kencing dan kelamin seperti sering
disebabkan oleh banyaknya responden yang kencing dan nafsu seksual menurun, mengalami
mempunyai penyakit seperti penyakit orkitis gangguan ketuidakseimbangan tubuh seperti
pada suami, endometriosis pada istri, adanya mulut kering, gelisa, dan bahkan apabila tekanan
keputihan yang tidak normal, penyakit diabetes pikiran semakin berat emosi pasangan suami
melitus, adanya herpes kelamin, dan kolesterol. istri bisa membludak sampai marah-marah.
Penelitian ini juga didukung oleh teori Penelitian ini juga didukung oleh teori
dari Aizid (2012) Penyakit menular seksual, dari Aizid (2012) Stres merupakan suatu
terkadang berdampak parah pada wanita karena keadaan seseorang yang merasa terdesak atau
dapat mempengaruhi kesuburan. Begitu pula terkecam dan disebabkan oleh tekanan. Banyak
dengan penelitian ini, sosialisasi dan informasi hal yang bisa memicu seperti rasa khawatir,
mengenai penyakit yang dapat mengakibatkan perasaan kesal, kecapean, frustasi, perasaan
infertilitas peimer dan infertilitas sekunder pada tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan,
pasangan suami istri, agar supaya pasangan Pre Menstruasi Syndrome (PMS).
suami istri dapat mencegah dan mengantisipasi Hal ini didukung oleh penelitian yang
penyakit tersebut menyerang tubuh. pernah dilakukan oleh Nurul Hidayah (2014)
Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah yang berjudul “Nilai anak, stres dan kepuasan
dilakukan oleh Stright B (2014) yang berjudul perkawinan pada wanita yang mengalami
“Skripsi kecemasan pasangan usia subur terhadap infertilitas”. Istri yang mengalami infertilitas
infertilitas sekunder”.Ketidak mampuan suami/pria akan mengalami stres yang cukup berat, stres
untuk menyampaikan sel sperma ke dalam mulut
jangka panjang (kronik) yang umumnya
leher rahim istrinya, adanya sumbatan saluran yang
dilalui sperma, disebabkan infeksi atau penyakityang berlangsung secara periodik yaitu tiap bulan. Hal
ditularkan melalui hubungan intim, namun juga bisa ini berkaitan dengan menstruasi yang dialami
sumbatan karena bawaan lahir.Infeksi vagina seperti pihak istri dan juga stres dirasakan sejak bulan-
vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan bulan pertama pernikahan. Salah satu sumber
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, stres dalam pernikahan ialah perilaku pasangan,
endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat sehingga stres dalam perkawinan dapat timbul
menyebabkan gangguan pergerakan dan apabila individu memiliki presepsi negatif pada
penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi pasangan.
vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual 3. Genetik
yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan
vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat
Hasil penelitian menunjukkan pada
mengurangi daya hidup sperma. tabel 8 bahwa sebagian besar pasangan
2. Stres suami istriyang terdapat riwayat genetik
Hasil penelitian menunjukkan pada tabel pada infertilitas sebanyak (63,3%).
7 bahwa sebagian besar pasangan suami Sebanyak (36,7%) tidak terdapat riwayat
istriyang pernah mengalami strespada infertilitas genetik pada pasangan infertilitas melainkan
sebanyak(76.7%) dengan stres berat sekali lebih hanya mengalami penyakit pada pasangan
banyak dari pada stres ringan dan stres sedang, infertilitas sebanyak 33,4% dan berat badan
dan sebanyak (23,3%) tidak mengalami stres yang tidak normal sebanyak 3,3%. Menurut
melainkan hanya mengalami berat badan yang
peneliti hal ini disebabkan oleh adanya sifat
tidak normal sebanyak 16,5% dan terdapat
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

yang diwariskan dari orang tua pada dari lemak tubuh normal, maka wanita akan
pasangan suami istri. Penelitian ini juga menderita gangguan pertumbuhan folikel di ovarium
yang terkait dengan sebuah sindrom, yaitu sindrom
didukung oleh teori dari Mendel (2012) ovarium polikistik, di samping berat badan yang
Genetika menjelaskan bagaimana sifat berlebih, berat badan yang sangat rendah juga dapat
diwariskan dari orang tua untuk anak mengganggu fungsi fertilitas seorang wanita. Zat gizi
mereka. Genetika juga menjelaskan tentang yang cukup, seperti karbohidrat, lemak, dan protein
jumlah gen dan kromosom yang ada dalam sangat diperlukan untuk pembentukan hormon
reproduksi sehingga ketika wanita kurus akibat
individu dengan kepentingan mereka. asupan gizi yang sangat kurang, maka akan
Hal ini didukung oleh penelitian yang mengalami defisensi hormon reproduksi yang
pernah dilakukan oleh Dr. Triwani, M.Kes, berakibat terhadap penigkatan kejadian infertilitas
(2014) yang berjudul “Faktor Genetik pada dirinya.
sebagai salah satu Penyebab Infertilitas Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah
dilakukan oleh Andang Muryanta (2014) yang
Pria”.Saat ini diketahui banyak penyebab berjudul “Menyoal infertilitas pada pasangan
genetik yang mempengaruhi abnormalitas suami‐istri” Adanya konsumsi nutrisi gizi yang lebih
spermatogenesis, gangguan genetik baik atau kurang dapat berpengaruh pada kesehatan yang
pada jumlah kromosom atau struktur kurang bagus. Zat yang sangat dibutuhkan tubuh
kromosom bisa merusak produksi hormonal untuk kesuburan adalah vitamin C, vitamin E dan
Seng serta makan yang sehat bukan makanan yang
atau stimulasi dari spermatogenesis (proses: siap saji.
pretesticular), atau akan mengganggu 5. Lingkungan
kontrol dari proses spermatogenik itu sendiri Hasil penelitian menunjukkan pada tabel
(proses: testicular). Gangguan 10 bahwa sebagian besar pasangan suami istri
genetik/kromosom lainnya (seperti cystic terdapat paparan dengan lingkungan dan
fibrosis dan adult polycystic kidney disease) berpengaruh terhadap infertilitas sebanyak 47
bisa merusak transportasi sperma (proses: responden (78,3%) dengan lingkungan terdapat
posttesticular). Mulai dari kelainan gen paparan lebih banyak dibanding dengan
sampai kelainan kromosom. lingkungan yang tidak terdapat paparan.
4. Berat Badan Sebanyak (21,7%) tidak mengalami lingkungan
Hasil penelitian menunjukkan pada tabel 9 tidak terpapar melainkan hanya terdapat riwayat
bahwa sebagian besar pasangan suami istri yang genetik sebanyak 5% dan berat badan tidak
mengalami berat badan tidak normal pada pasangan normal sebanyak 16,7%. Menurut peneliti
infertilitas sebanyak (61,7%) dengan berat badannya adanya paparan disebabkan banyaknya pasangan
berlebihan lebih banyak dari pada berat badan kurus suami istri yang menggunakan zat kimia seperti
dan kegemukan (obesitas), dan sebanyak (38,3%) pestisida, mengonsumsi alkohol, merokok, dan
mengalami berat badan normal tapi hanya mengalami mengonsumsi obat-obatan yang berlebihan.
penyakit pada pasangan infertilitas sebanyak 16,6%, Penelitian ini juga didukung oleh teori dari Aizid
stres berat sebanyak 8,3% responden, dan lingkungan
(2012) Faktor lingkungan yang dimaksud dalam
yang terpapar sebanyak 13,4% responden. Menurut
peneliti hal ini disebabkan pasangan suami istri hal ini adalah paparan radiasi dalam dosis tinggi,
terutama istri lebih banyak berat badan yang tidak asap rokok, gas anestesi, zat kimia, dan pestisida
normal dengan kategori berat badan kurang, berat yang dapat menyebabkan toksis atau keracuan
badan berlebihan, dan kegemukan menggunakan pada seluruh bagian tubuh, termasuk organ
rumus Indeks Masa Tubuh (IMT). reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Penelitian ini juga didukung oleh teori dari Hal ini didukung oleh penelitian yang
Puscheck, (2011) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau pernah dilakukan oleh Andang Muryanta (2014)
Body Massa Index (BMI) merupakan indikator yang yang berjudul “Menyoal infertilitas pada
cukup handal untuk kegemukan tubuh bagi pasangan suami‐istri” Faktor lingkungan seperti
kebanyakan orang, dan menurut teori Aizid, (2012)
Wanita memiliki berat badan yang berlebih (over
suhu panas, radiasi/penyinaran terhadap testis
weight) atau dengan memiliki lemak tubuh 10-15% (buah zakar/pelir) dan pengaruh obat‐obatan
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

lainnya. Adanya kelainan akibat zat‐zat kimia Infertilitas Pada Pasangan Suami Istri Di Desa
seperti penggunaan obat‐obatan, antiseptik Duwanga Kecamatan Dungaliyo yang telah
vagina, pengaruh radiasi, adanya kontaminasi dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Terindentifikasi adanya
limbah industri.
faktor penyakit, stres, genetik, berat badan, dan
6. Infertilitas lingkungan terhadap infertilitas pada pasangan suami
Hasil penelitian menunjukkan pada tabel istri dengan faktor penyakit 66,7 % dengan penyakit
11 bahwa sebagian besar pasangan suami endometriosis, keputihan, dan diabetes melitus lebih
istrimengalami infertilitas primer yaitu banyak, faktor stres 76,7% dengan stres berat sekali
sebanyak(66,7%) dan infertilitas sekunder yaitu lebih banyak dari pada stres ringan dan stres sedang,
sebanyak (33,3%) yang bukan peserta KB atau faktor genetik 63,3%, faktor berat badan 61,7%
aseptor KB. Menurut peneliti masih banyak dengan berat badannya berlebihan lebih banyak dari
pasangan suami istri yang infertilitas primer, dan pada berat badan kurus dan kegemukan (obesitas),
infertilitas sekunder yang bukan perserta aseptor dan faktor lingkungan 78,3% dengan lingkungan
terdapat paparan lebih banyak dibanding dengan
KB tidak terlalu banyak karena sudah banyak lingkungan yang tidak terdapat paparan.
pasangan suami istri yang sudah mempunyai Teranalisa adanya pengaruh antara penyakit, stres,
anak 1 kemudian langsung menjadi perserta genetik, berat badan, dan lingkungan dengan
aseptor KB. terjadinya infertilitas pada pasangan suami istri.
Penelitian ini juga di dukung oleh teori
dari Djuwantono dkk, (2008) Infertilitas DAFTAR PUSTAKA
merupakan pasangan suami istri yang BKKBN. 2014. Pus Bukan Peserta Kb Tingkat
berkeinginan mempunyai anak yang sudah satu Kabupaten/Kota Se-Gorontalo. Provinsi
tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum Gorontalo
mendapatkan kehamilan, frekuensi hubungan Depkes. 2014. Usia Reproduksi.Yayasan Esiensia
medika. Jakarta: Salemba Medika.
seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya
dr. Tono Djuwantono,Sp.OG (K), dkk 2008.
dengan istri ataupun suami tidak pernah Memahami infertilitas. Bandung PT.Refika
menggunakan alat atau metode kontrasepsi baik Aditima
kondom, obat-obatan, dan alat lainnya yang DR. Riduwan, M.B.A, 2013. Metode & Teknik
berfungsi untuk mencegah kehamilan. Menyusun Proposal Penelitian, hal 71.
Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah Bandung ALFABETA, cv.
dilakukan oleh Andang Muryanta (2014) yang Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental
berjudul “Menyoal infertilitas pada pasangan Keperawatan : konsep, proses, dan praktek /
suami‐istri” Infertilitas Primer, merupakan suatu Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih
keadaan Pasangan Usia Subur (PUS) yang bahasa, Yasmin Asih; editor edisi Bahasa
sudahmelakukan hubungan intim secara teratur (2‐3 Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester.-
kali seminggu) satu minggu sebelumovulasi terjadi Ed.4.-Jakarta : EGC, 2005
tanpa menggunakan kontrasepsi selama satu tahun, Puscheck. 2011. Faktor risiko apa saja yang dapat
tetapi masihbelum juga terjadi kehamilan, sedangkan menyebabkan infertilitas. Diperoleh tanggal
Infertilitas sekunder, merupakan suatu keadaan 01 Januari 2016 feom PDF.Universitas
dimana Pasangan Usia Subur (PUS)yang sudah Kristen Maranatha
mempunyai anak dan sudah tidak menggunakan Rizem Aizid. 2012. Mengatasi Infertilitas
kontrasepsi serta melakukan hubungan intim secara (Kemadulan) Sejak Dini.Jogjakarta:
teratur (2‐3 kali seminggu) tetapi tetap belum bisa FlasBooks
hamil.Pasangan Usia Subur (PUS) dimaksud Sugiyono. 2002. Metodologi penelitian kesehatan.
merupakan pasangan suami‐istri, dimana usiasang Jakarta: Rineka Cipta.
istri berkisar 15‐49 tahun dan dimungkinkan masih Thomas Timmreck, 2011. Berebagai Penyakit
mendapatkan haid. Infertilitas. Bandung: Refika Aditima

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya

Anda mungkin juga menyukai