Anda di halaman 1dari 5

OBAT WAJIB APOTIK

Disini saya akan menjelaskan mengenai OWA, Sebelum itu saya ingin menjelaskan
ttg penggolongan obat

Penggolongan Obat

Terdapat tiga jenis golongan obat yaitu obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras.

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi
berwarna hitam. Contohnya paracetamol, vitamin, promag,
Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli tanpa dengan resep
dokter, tapi disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus untuk obat ini adalah lingkaran
berwarna biru dengan garis tepi hitam. Contohnya ultraflu, insto, betadin

Khusus untuk obat bebas terbatas, selain terdapat tanda khusus lingkaran biru, diberi pula
tanda peringatan untuk aturan pakai obat, karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu,
obat ini aman dipergunakan untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa empat
persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam

Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Ciri-cirinya adalah
bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K ditengah
yang menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual di apotik dan harus dengan resep
dokter pada saat membelinya.

Obat Wajib Apotek (OWA) pada dasarnya adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker kepada pasien tanpa resep. Mengapa ada obat keras yang dapat diserahkan tanpa
resep dokter?
Tentunya OWA ada untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Namun perlu
diingat nggih bu, karena OWA pada dasarnya obat keras jadi yang menyerahkan harus
apoteker, hanya item obat tertentu tidak semua obat, dan ada ketentuan tertentu yang harus
diikuti apoteker. Ketentuan ini tentunya untuk menjamin dari sisi keamanan (safety) bagi
pasien dan agar pasien mendapatkan manfaat (benefit, efficacy). Perlu juga diingat kalo
antibiotik oral seperti amoksisilin dan ciprofloksasin bukan merupakan  OWA lho ya.
Sebelum kita bahas macam-macam OWA dan ketentuannya masing-masing, kita lihat dulu
ya peraturan mengenai OWA. Yang jelas peraturannya termasuk sudah kategori sesepuh (tua)
dan belum ada pembaruan lagi sampai sekarang. Peraturan tentang OWA meliputi:

1. Kepmenkes no 347 tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek, berisi Daftar Obat
Wajib Apotek No. 1.
2. Kepmenkes no 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2.
3. Kepmenkes no 925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1, memuat
perubahan golongan obat terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula
OWA berubah menjadi obat bebas terbatas atau obat bebas.
4. Kepmenkes no 1176 tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
Penyerahan OWA oleh apoteker kepada pasien harus memenuhi ketentuan:

1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap OWA (misal kekuatan, maksimal jumlah
obat yang diserahkan, dan pasien sudah pernah menggunakannya dengan resep)
2. Membuat catatan informasi pasien dan obat yang diserahkan
3. Memberikan informasi kepada pasien agar aman digunakan (misal dosis dan
aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu
diperhatikan oleh pasien)

Indikasi: sariawan, radang tenggorokan


Maksimal 1 botolDiubah menjadi Obat Bebas
Terbatas untuk obat luar mulut dan tenggorokan
Hexetidin (kadar < 0,1%)

Pemberian obat asma hanya atas dasar pengobatan


b.      Asma ulangan dari resep dokter

Salbutamol Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol; inhaler 1 tabung

Indikasi: konstipasi
Bisakodil Suppo (Laksan) Maksimal 3 suppo

Indikasi: sakit kepala, gigi


Asam mefenamat Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Betametason Maksimal 1 tube

Indikasi: alergi dan peradangan kulit


Hidrokortison Maksimal 1 tube

Indikasi: infeksi bakteri pada kulit (lokal)


Kloramfenikol Maksimal 1 tube

ANTIBIOTIK

Definisi Antibiotik

Antibiotik adalah obat yang mengandung segolongan senyawa, baik alami maupun buatan,
yang dimaksudkan untuk menekan atau menghentikan proses biokimia di
dalam tubuh bakteri. Obat ini biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang
disebabkan oleh kuman berupa bakteri.

Cara Penggunaan Antibiotik

Antibiotik didapatkan dengan resep dokter dan digunakan secara rasional (tepat), baik tepat
pengobatan, tepat dosis, tepat cara dan tepat dalam lama penggunan.

 Tepat pengobatan: Antibiotik harus dipilih secara tepat sesuai kuman yang
menginfeksi.

 Tepat dosis: Ketepatan dosis menjadi penting karena dosis yang tepat dapat mencapai
terapi yang diharapkan.

 Tepat cara penggunaan : Antibiotik harus diminum tepat pada waktunya, hal ini
berkaitan dengan mekanisme penghambatan antibiotik terhadap kuman yang harus
berlangsung terus menerus hingga terapi berhasil membunuh semua kuman.

 Tepat lama penggunaan : Pengobatan dengan antibiotik juga bergantung jangka waktu
pengobatan karena setiap kuman memiliki lama waktu yang berbeda untuk tuntas
dibunuh.
Resistensi Antbiotik didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan
pemberian antibiotik. Resistensi terjadi apabila bakteri mengalami perubahan genetic
(mutasi) sehingga menyebabkan hilangnya efektivitas antibiotik.

Penyebab Resistensi Antibiotik

Penyebab utama resistensi antibiotika adalah penggunaannya yang meluas dan irrasional
(kurang tepat). Resistensi diawali dengan adanya penggunaan antibiotik yang tidak sampai
habis sehingga menyebabkan bakteri tidak mati secara keseluruhan namun masih ada yang
bertahan  hidup. Bakteri yang masih bertahan hidup tersebut dapat menciptakan bakteri baru
yang resisten. Bakteri yang resisten dapat menyebar dan penyebaran ini dipermudah oleh
lemahnya kontrol infeksi dan penggunaan antibiotika yang luas

Selain itu, berikut beberapa faktor yang membuat resistensi itu terjadi :

1. Penggunaan yang kurang tepat

2. Berbagai faktor yang berhubungan dengan pasien

3. Peresepan dalam jumlah besar yang tidak terlalu penting

4. Penggunaan monoterapi daripada menggunakan terapi kombinasi

5. Perilaku hidup kurang sehat

6. Adanya infeksi endemic atau pun epidemic

7. Promosi besar-besaran yang menimbulkan salah persepsi di kalangan orang awam

AKIBAT RESISTENSI ANTIBIOTIK

Resistensi antibiotik terhadap kuman dapat menyebabkan akibat yang fatal. Penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri yang kebal terhadap pengobatan mengakibatkan bertambah
lamanya seseorang menderita suatu penyakit, meningkatnya resiko kematian dan semakin
lamanya masa rawat inap di rumah sakit. Ketika pengobatan menjadi lambat bahkan gagal,
pasien dapat menjadi inang kuman (carrier). Hal inilah yang memungkinkan resistensi terjadi
pada lebih banyak orang.

Pencegahan utama dari kasus resistensi antibiotik adalah terapi yang rasional. (tepat)
Penggunaan antibiotika secara rasional diartikan sebagai pemberian antibiotika yang tepat
indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap efek samping
antibiotika

Anda mungkin juga menyukai