Anda di halaman 1dari 2

Laporan Tugas Tambahan

Melakukan Pengujian/Penelitian Surat Perjalan Dinas (SPD) dan kelengkapanya.

Dasar : Surat Tugas Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean Belawan Nomor ST- 1589/WBC.02/KPP.MP.01/2020 tanggal 21 Oktober 2020
tentang Pembagian tugas tambahan Pemeriksa Bea dan Cukai Ahli Pertama.
Waktu : Oktober s.d. Desember 2020
Tujuan Agar setiap pegawai Bea Cukai Belawan dalam pelaksanakan tugasnya dapat maksimal,
lancar sesuai peraturan yang berlaku, tidak terkendala masalah administrasi dan biaya
perjalanan dinas, dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas,
selektif (hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas), ketersediaan pagu
anggaran serta kesesuaian dan kewajaran biaya-biaya yang diajukan.
Peraturan 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas
Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.
Pasal 3
Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut:
a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan;
b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja Kementerian
Negara/Lembaga;
c. efisiensi penggunaan belanja negara; dan
d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan pembebanan
biaya Perjalanan Dinas.
Pasal 25
(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas diberikan dalam batas pagu anggaran yang
tersedia dalam DIPA satuan kerja berkenaan.
Pasal 34
(1) Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan Dinas
kepada pemberi tugas dan biaya Perjalanan Dinas kepada PPK paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah Perjalanan Dinas dilaksanakan.
(2) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan melampirkan dokumen berupa:
a. Surat Tugas yang sah dari atasan Pelaksana SPD;
b. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan
Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi Tempat Tujuan Perjalanan
Dinas;
c. tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran moda
transportasi lainnya;
d. daftar Pengeluaran Riil sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IX yg merupakan bagian tdk terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
e. bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa kuitansi
atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang
bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; dan
f. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya.
Pasal 35 ayat
(2) PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya-biaya yang
tercantum dalam daftar pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34.
2. lnstruksi Menteri Keuangan Nomor 595/IMK.01/2019 tentang Pelaksanaan Efisiensi
Perjalanan Dinas Dalam Negeri, Rapat Dalam Kantor di Luar Jam Kerja, dan
Honorarium Jasa Profesi di Lingkungan Kementerian Keuangan.
KEDUA : Setiap pegawai dilingkungan Kemenkeu agar melaksanakan efesiensi
pelaksanaan tugas maupun anggaran, antara lain tidak terbatas pada :
a. perjalanan dinas dalam negeri dilakukan secara selektif dan efisien:
b. pembayaran uang harian perjalanan dinas dalam negeri (akun 524111,
524113 untuk porsi perjalanan dinas) dibayarkan maksimal sebesar 80%
dari tarif Standar Biaya Masukan (SBM),
c. pembayaran Daftar Pengeluaran Riil Perjalanan Dinas (DPR) dalam
negeri disesuaikan dengan pengeluaran yang benar benar terjadi
dengan memperhatikan asas kepatutan dan kewajaran.

3. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor Nomor 78/PMK.02/2019 tentang Standar


Biaya Masukan (SBM) Tahun Anggaran 2020.

Hasil

Anda mungkin juga menyukai