Anda di halaman 1dari 3

Perjalanan Sebuah Kereta bernama Persebaya Surabaya

Oleh : Pietra Mahardianto / @pietramhd/ 081 7016 0761

Siapa yang tidak mengenal Persebaya Surabaya? Salah satu klub legendaris yang pernah
“dipaksa mati” oleh federasi ini telah kembali unjuk gigi setelah berhasil diakui eksistensinya
pada tanggal 8 Januari 2017. Persebaya berhasil promosi ke kasta tertinggi kancah
persepakbolaan nasional, yakni Liga 1 setelah mengalahkan PSMS Medan di final Liga 2 2017
dengan skor 3-2 setelah melalui babak perpanjangan waktu. Tanggal 28 Nopember 2017
sekaligus menandakan salah satu tim legendaris yang berjuluk bajol ijo ini kembali ke kasta
tertinggi persepakbolaan dalam negeri.

Persiapan pun dilakukan oleh pihak manajemen beserta Presiden Klub yakni Mr. Azrul
Ananda. “Drama” pun mulai terjadi dalam proses bursa transfer di musim pertama Persebaya
kembali ke Liga 1 ini. Tuntutan Bonek untuk mendatangkan beberapa produk akademi internal
binaan Persebaya sendiri masih menemui jalan terjal untuk diwujudkan. Akhirnya, proses
persiapan ini sempat menjadi dinamika tersendiri hingga sekarang, yang dikenal dengan
statement “gerbong kereta tidak berhenti hanya untuk menunggu satu penumpang, kereta harus
tetap berjalan”. Persebaya pun berhasil menuntaskan musim pertamanya kembali ke kasta
tertinggi dengan berhasil finish di posisi 5 pada klasemen akhir Liga 1 tahun 2018. Sebuah
capaian prestasi yang sebenarnya cukup bagus untuk sekelas tim promosi, namun tidak cukup
bagi klub dengan segudang prestasi seperti Persebaya Surabaya. Persebaya pernah berhasil
menjadi juara di tahun 2004 dengan menyandang status sebagai tim promosi dari kasta Divisi
Utama tahun 2003.

Persebaya pun segera bergegas untuk membenahi dan mempersiapkan diri dalam
menyiapkan tim demi tercapainya prestasi yang lebih baik di tahun 2019 ini. Drama “kereta”
kembali terjadi. Tuntutan bonek yang masih sama seperti musim sebelumnya kembali diserukan.
Namun sayangnya, hanya satu pemain saja yang sejauh ini berhasil dipulangkan ke klub yang
juga berjuluk “Green Force” ini, yakni Hansamu Yama Pranata. Beberapa nama baru pun
didatangkan seperti Amido Balde, Damian Lizio, Manuchekhr Dzhalilov untuk melengkapi
kuota pemain asing menemani Otavio Dutra yang telah bergabung sejak tahun 2018.
Namun, sayangnya dalam perjalanannya di Liga 1 2019 ini, Persebaya kembali tersendat.
Raihan hasil buruk kembali dialami oleh Persebaya. Kalah dalam laga away dengan skor 1-2 dari
Bali United, rentetan hasil imbang di kandang sendiri melawan PSIS, Kalteng Putra, Barito
Putera, PS Tira-Persikabo, dan juga hasil seri ketika melawat ke markas Semen Padang ini tentu
sangat menyesakkan dada dan membuat pusing kepala tidak hanya para pemain maupun
manajemen klub, melainkan juga bagi suporter fanatik Persebaya yang dikenal dengan sebutan
Bonekmania. Tuntutan dan teriakan untuk mendesak manajemen Persebaya agar melakukan
perubahan pun diserukan oleh Bonekmania mengingat hasil yang bisa dikatakan sangat buruk
tersebut.

Desakan perubahan yang diserukan Bonekmania sebenarnya bisa dikatakan sangat wajar
mengingat hasil minor tersebut, terutama hasil imbang melawan PSIS, Kalteng Putra, Barito
Putera, PS Tira-Persikabo yang tentunya sangat memalukan bagi tim sekelas Persebaya.
Kesempatan mendulang tiga poin di kandang sendiri telah disia-siakan dan menjadikan Gelora
Bung Tomo tidak angker bagi tim tamu dikarenakan sangat mudah untuk mencuri hasil satu poin
tersebut. Puncaknya terjadi ketika Persebaya hanya mampu bermain imbang 2-2 pada saat
menjamu Madura United di kandang sendiri. Teriakan #DjanurOut menggema di seantero
stadion GBT ketika sore itu yang berujung pada pemberhentian Coach Djadjang Nurjaman pada
tanggal 10 Agustus 2019 pasca match melawan Tim berjuluk Laskar Sapera Kerap tersebut.

Hal ini tentunya menjadi pukulan telak bagi mental pemain Persebaya mengingat
pemberhentian tersebut dilakukan pada H-5 sebelum laga melawan Arema FC. Hasilnya,
Persebaya mengalami kekalahan memalukan dengan skor yang cukup telak, yakni 0-4 di Stadion
Kanjuruhan, Kab. Malang. Persebaya dalam sejarahnya belum pernah menderita kekalahan
dengan skor mencolok seperti itu. Alhasil, Bonekmania pun langsung bergegas dan melakukan
tindakan protes besar-besaran hingga memaksa Presiden Klub, yakni Mr. Azrul Ananda
langsung turun dan berusaha untuk meredam emosi serta mengakomodasi aspirasi dari
Bonekmania. Kondisi tersebut membuat situasi sedikit memanas. Seruan untuk beberapa
petinggi manajemen klub agar segera dikeluarkan dari Persebaya pun menghiasi linimasa media
sosial. Hal ini dilakukan Bonekmania tentunya dilandasi rasa cinta mereka terhadap Persebaya.
Bonekmania tentunya tidak ingin hal buruk terjadi pada Persebaya, apalagi sampai memengaruhi
peringkat Persebaya dalam klasemen Liga 1 2019.
Manajemen beserta Presiden Klub berusaha menampung seluruh aspirasi Bonekmania.
Kondisi pun berangsur membaik dan Persebaya berhasil memenangkan pertandingan
selanjutnya, ketika melawat ke markas Perseru Badak Lampung. Persebaya berhasil menang
dengan skor yang cukup menjanjikan, yakni 3-1 atas tuan rumah. Hasil ini tentunya menjadi
modal untuk menjamu rival klasik, yakni Persija Jakarta. Dengan kondisi compang camping,
Persebaya menjamu Persija Jakarta dengan skor yang berakhir imbang 1-1. Hasil yang cukup
bagus mengingat beberapa pilar penting Persebaya absen dalam laga ini. Hansamu Yama
Pranata, Otavio Dutra, Irfan Jaya terpaksa absen dikarenakan harus mengikuti Training Center
Tim Nasional ditambah absennya Osvaldo Haay dan Rachmat Irianto karena akumulasi kartu
dan Alwi Slamat yang mendapatkan tugas dari kesatuan instansinya merupakan sederet nama
yang harus absen dalam laga menjamu Persija Jakarta. Pemain Persija sendiri yang harus absen
hanya di posisi penjaga gawang, yakni Andritany.

Hasil imbang melawan Persija sekaligus menjadi modal untuk Persebaya dalam menatap
laga penutup putaran pertama melawan Bhayangkara FC. Persebaya berhasil membawa pulang 3
poin berkat memenangkan laga dengan skor 0-2. Gol dicetak oleh Oktafianus Fernando dan
David Da Silva. Gol David Da Silva sekaligus menjadi debut manis dan menjadikan comeback
yang indah setelah sempat “hijrah” ke Korean League. David Da Silva sendiri telah berhasil
mencatatkan rekor sebagai pemain yang selalu mencetak gol ketika menjalani debut bersama
Persebaya. Laga melawan Bhayangkara FC sekaligus menjadi laga terakhir bagi Coach Bejo
dalam menjalani tugasnya sebagai caretaker atau pelatih interim dan akan berduet bersama
Asisten Pelatih Wolfgang Pikal dalam menunggu kedatangan pelatih anyar Persebaya, yakni
Coach Alfred Riedl.

Penunjukan Coach Alfred Riedl sebagai pelatih tentunya sebuah jawaban dari Presiden
klub Persebaya, Mr. Azrul Ananda dalam memenuhi tuntutan bonekmania untuk membawa
Persebaya kembali terbang tinggi dalam melanjutkan eksistensinya di Liga 1 Indonesia.
Bonekmania tentunya menaruh harapan besar pada Coach Alfred Riedl beserta asisten pelatihnya
yakni Wolfgang Pikal dan Bejo Sugiantoro dalam bertarung untuk putaran kedua Liga 1
Indonesia. Doa dan harapan tentunya terus dipanjatkan oleh Bonekmania kepada tim
kesayangannya demi berprestasi lebih baik dalam Liga 1 Indonesia musim 2019 ini. Salam satu
nyali, Wani!

Anda mungkin juga menyukai