Anda di halaman 1dari 2

Ramadhan, Riyadhoh-nya Orang Beriman

Memasuki Bulan Ramadhan, Sama dengan Memasuki Sebuah Madrasah.

Rajab, Bulan-nya Allah SWT Tempat Ber-Takhalli.

Sebelum kita memasuki Bulan Suci Ramadhan kita terlebi dahulu menjalani proses penyeleksian selama
dua bulan Mulia, yaitu di Bulan Rajab dan Sya'ban. Di Bulan Rajab kita diharuskan memperbanyak
istighfar dengan harapan agar dosa dan kesalahan kita diampuni Allah SWT, ini merupakan suatu proses
awal sebelum memasuki Ramadhan yaitu kita menjalani prosesi pembersihan diri (Takhalli) agar kita
terbebas dari apa yang menjadi penyebab dosa dan kesalahan serta kita pun juga dilarang untuk
mendzalimi diri kita dengan berbuat maksiat yang menjadi penyebab kita sulit untuk beribadah.

Sya’ban, Bulan-nya Rasulullah Tempat Ber-Tahalli.

Lalu masuk ke Bulan kedua yaitu Bulan Sya'ban, di Bulan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak
membaca Shalawat kepada Nabi SAW. Ini merupakan proses kedua setelah kita melakukan
"pembersihan" diri dan jiwa. Di tahap ini kita mulai membiasakan diri dengan menjalani laku yang biasa
dilakukan oleh Rasulullah SAW dengan menjalankan segala sunnah-sunnah nya. Dengan kita menghias
diri (Tahalli) terhadap apa yang dijalankan oleh Rasullah SAW maka segala apa yang kita lakukan akan
bernilai ibadah dan kebaikan karena yang kita contoh dan dijadikan teladan adalah "Sebaik-baik
Makhluknya Allah SWT".

Ramadhan, Bulan-nya Umat Rasulullah SAW

Setelah kita melewati dua Bulan Mulia ini, kita akan memasuki "Madrasah Ramadhan". Lulusnya kita
dari seleksi di dua bulan yang sudah kita lewati, itu tergantung pada diri kita masing-masing. Jika
memang kita mampu menyelesaikan proses seleksi di Bulan Rajab dan Sya'ban, maka ketika kita masuk
di Bulan Ramadhan sudah tak ada lagi keluh kesah karena lapar dan haus, yang ada hanyalah semangat
ghiroh untuk beribadah kepada Allah SWT dengan meningkatkan amaliah selama dua bulan
sebelumnya.

Tujuan Akhir, Ber-Tajalli

Dan setelah selesai nanti, kita akan ber-Tajalli yaitu keadaan spiritual yang merasa segala apa yang ia
lakukan selalu berada dalam pengawasan Allah SWT, Ber- Mukasyafah yaitu tersingkapnya hijab yang
mengahalangi cahaya Ilahi untuk sampai ke hati, dan tujuan akhirnya adalah Ber-Makrifat, yaitu hasil
dari proses panjang dari penyucian jiwa sehingga ia benar-benar mampu kenal dengan Dzatnya Allah
SWT.

Setelah melewati pembersihan diri dan menghias diri, maka segala apa yang ia telah lakukan menjadi
suatu kebiasaan dan ketika ia tak melakukan atau melenceng dari apa yang telah ia amalkan, maka ia
akan merasa bersalah dan menyesalinya karena ia merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap situasi dan
kondisi.
Problematika Istilah Tasawwuf, Sufi, Tirakat/RIyadhoh pada Sebagian Orang

Bulan Ramadhan ini laiknya seperti laku Tirakat (Riyadhoh) yang biasa diamalkan oleh para sufi. Karena
harus melewati seleksi yang ketat dan memakan waktu lama. Jika Ibadah Puasa mengikuti atau
dibimbing tata caranya langsung oleh Rasulullah SAW, maka laku Tirakat (Riyadhoh) dibimbing oleh
Mursyid yang memiliki sanad tersambung sampai Rasullullah SAW. Tapi herannya banyak yang masih
menyangsikan amalan sufi bahkan sampai mencela Tasawwuf. Naudzubillah.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga kita dapat berlomba-lomba dalam beribadah dan
melakukan kebaikan di Madrasah Ramadhan ini. Agar kelak setelah selesai di Madrasah ini, kita
mendapatkan Gelar "Mukmin" yaitu ia yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat terhadap
apa yang diajarkan oleh Agama. dengan Predikat "Muttaqin" yaitu ia yang mampu mempertanggung
jawabkan segala apa yang ia lakukan dengan standarisasi Agama dan menjaga kode etiknya sebagai
Mukmin.

Mampang Prapatan, 13 April 2020

Muhammad Dzikri Yudasmara, Sekretaris PAC GP Ansor Mampang Prapatan

Email: ymuhammaddzikri@gmail.com

WA: 08770295419

FB: Muhammad Dzikri Yudasmara

IG: @dzikridzikir

Anda mungkin juga menyukai