PUASA
Kelompok 5
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkatnyalah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Puasa”
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang di
berikan oleh Bapak Abdul Rahman selaku dosen mata kuliah Al-Islam
dan Kemuhammadiyaan
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu
bisa teratasi.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu kami sangat berharap kritik dan
saran dari para pembaca.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab 2 Pembahasan
2.1 Hakekat puasa
2.2 Tujuan dan Fungsi Puasa
2.3 Hikmah Puasa
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hakekat puasa
2. Untuk mengtahui apa saja fungsi dan tujuan puasa
3. Untuk mengetahui apa itu hikmah puasa
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Junaid berkata: “ Tasauf ialah keluar dari budi, perangai yang tercela dan
masuk kepada budi, perangai yang terpuji.” Tasawuf menurut Bashir Al-Haris adalah,
“As-Şūfi man Şāfa Qalbuhu.” Orang sufi ialah yang telah bersih hatinya semata-mata
untuk Allah. Adapun Syaikh al-Islam Zakāria al-Anşāri mengulaskan tentang tasawuf
adalah ilmu yang menerangkan halhal tentang cara mensucibersihkan jiwa, tentang
cara memperbaiki akhlak dan tentang cara pembinaan kesejahteraan lahir dan batin
untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Kata tasawuf diambil dari kata şāfa yang
berarti bersih. Dinamakan şufi karena hatinya tulus dan bersih dihadapan Tuhannya.
Pernyataan tentang tasawuf, dapat dipahami bahwa istilah sufi dapat dikaitkan
dengan dua hal, yaitu lahiriyah dan batiniah. Pernyataan yang menghubungkan
kaum sufi dengan peraktek kehidupannya berada diserambi mesjid dan
menggunakan pakaian sederhana yang terbuat dari bulu domba adalah hal yang
lahiri. Mereka telah dianggap sebagai orang-orang yang meninggalkan dunia dan
keinginan dalam memenuhi kebutuhan jasmani yang mewah dan hanya
menggunakan dunia sebagai pemenuhan kebutuhan pokoknya saja. Adapun
pernyataan kaum sufi yang berada di dalam hati yang tulus dan suci adalah
menghubungkan mereka kepada jalan menuju keistimewaan dihadapan Tuhan dan
menitik beratkan pada hal yang batini.
2.