Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

MANAJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS (MIRM)

I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh mutu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Untuk memberikan, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pelayanan , rumah
sakit mengandalkan pada informasi tentang ilmu pengasuhan, pasien secara individual,
asuhan yang diberikan dan kinerja mereka sendiri. Seperti halnya sumber daya
manusia, material dan financial, maka informasi juga merupakan suatu sumber daya
yang harus dikelola secara efektif oleh pimpinan rumah sakit. Setiap rumah sakit
berupaya mendapatkan, mengelola, dan menggunakan informasi untuk meningkatkan
atau memperbaiki outcome pasien, demikian pula kinerja individual maupun kinerja
rumah sakit secara keseluruhan.

LATAR BELAKANG
Menurut WHO (2000) rumah sakit adalah sutau bagian menyeluruh dari
organisasi social dan medis yang berfungsi meberikan pelayanan kesehatan yang
lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif.
Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat. Memberikan asuhan kepada pasien merupakan
upaya yang kompleks dan sangat tergantung kepada komunikasi dari informasi.
Komunikasi tersebut adalah kepada dan dengan komunitas, pasien dan keluarga, serta
dengan professional kesehatan lainnya. Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan
salah satu akar masalah yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien.
Rekam medis merupakan data dasar dari semua komponen yang ingin dicapai
dalam akreditasi KARS 2012, dimana rekam medis memegang peranan penting dalam
pendokumentasian baik untuk rumah sakit maupun pasien. Dalam pendokumentasian
tersebut, rekam medis menjadi poin penting dalam pencapaian standart akreditasi
terkait proses manajemen komunikasi dalam informasi.
kurangnya informasi dan komunikasi menjadikan keterbatasan dari mutu
pelayanan kesehatan. Orang membutuhkan informasi tentang kondisinya baik jangka
pendek maupun jangka panjang, tentang bagaimana mereka memodifikasi pola
hidupnya sebagai suatu akibat dari suatu kondisi, tentang pengoatan yang dipilih
dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya, dan juga tentang pelayanan yang
tersedia. Informasi yang baik, adekuat dan berguna dapat sangat penting dalam
menolong seseorang dalam kondisi tertentu. Informasi komprehensif sebelum
melakukan intervensi klinis daoat memperbaiki outcome pelayanan kesehatan (Hatta,
2008)

II. TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Mempersiapkan program akreditasi rumah sakit sesuai SNARS periode 2018-2019
POKJA Manajemen Informasi Rekam Medis (MIRM)
1) Tujuan Khusus
1. Agar asuhan klinis terstandarisasi secara konsisten dan sesuai pengetahuan
profesional saat ini
2. Keluarga pasien dan masyarakat umum mengetahui dan mendapatkan
informasi seputar pelayanan dan kesehatan
3. Staf RSIA NUN Surabaya dapat memberikan dan berkomunikasi dengan baik
kepada pasien dan keluarga sehingga informasi bisa tersampaikan dengan
baik.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Penyusunan Tim/Pokja
2. Penyusunan Program Kerja
3. Penyusunan Dokumen Akreditasi
4. Sosialisasi
5. Monitoring Implementasi
6. Koordinasi dengan Instansi terkait
7. Rapat
8. Peningkatan Mutu

IV. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Dalam program akreditasi rumah sakit sesuai SNARS di RSIA NUN Surabaya program
kegiatan MIRM sebagai berikut :
A. Penyusunan Tim/Pokja sesuai dengan kebijakan Direktur RSIA NUN.
B. Penyusunan program kerja Manajemen Informasi Rekam Medis (MIRM) sesuai
dengan SNARS.
C. Penyusunan dokumen sesuai standar akreditasi rumah sakit bab Manajemen
komunikasi dan informasi
D. Sosialisasi ke instalansi pelayanan terkait
E. Monitoring implementasi berupa telusur dan telaah rekam medis tertutup dan
terbuka bersama tim panitia rekam medis.
F. Melakukan koordinasi dengan Instansi yang terkait dengan POKJA MIRM.
G. Rapat berkala
H. Melakukan peningkatan mutu dengan acuan hasil indikator mutu.

V. Rincian Kegiatan
A. Penyusunan Dokumen Pokja Manajemen Informasi Rekam Medis
1) Self assesment awal / identifikasi dokumen pokja Manajemen Informasi
Rekam Medis (MIRM).
2) Penyusunan dokumen pokja Manajemen Informasi Rekam Medis (MIRM).
3) Koordinasi dengan Instalansi terkait.
4) Revisi dokumen Manajemen Informasi Rekam Medis (MIRM).
5) Sosialisasi dokumen pokja Manajemen Komunikasi dan Informasi.
6) Revisi dokumen pokja Manajemen Informasi Rekam Medis (MIRM).

B. Sosialisasi Manajemen Informasi Rekam Medis (MIRM).


Sosialisasi dokumen ke Instalansi pelyanan terkait.
C. Monitoring Implementasi
Telusur dan telaah rekam medis tertutup dan terbuka yang di lakukan oleh panitia
Rekam Medis.

D. Koordinasi dengan Instalansi pelayanan terkait


1) Instalansi Gawat Darurat
2) Instalansi Rawat Jalan
3) Instalansi Rawat Inap
4) Instalansi Bedah Sentral
5) Komite medis keperawatan dan tenaga kesehatan lain
6) Komite PPI dan K3RS
7) Komite farmasi
8) Panitia Rekam Medis

E. Rapat
1) Rapat internal POKJA
2) Rapat koordinasi dengan instalansi pelayanan terkait
3) Rapat Akreditasi
4) Rapat Insidentil

VI. SASARAN
1) Pendidikan kepada Pasien RSIA NUN Surabaya tercapai 90%
2) Pendidikan kepada Pengunjung RSIA NUN Surabaya tercapai > 90%
3) Pendidikan kepada Staf RSIA NUN Surabaya tercapai 100%
4) Kelengkapan Dokumen 100%
5) Rapat rutinitas dengan kehadiran >70%, tercapai >80%
6) Rapat koordinasi sesuai jadwal tercapai 100%

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Terlampir
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN
Kegiatan akan dievaluasi setiap bulan sehingga dapat diketahui apakah ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal kegiatan yang dapat mengganggu
pelaksanaan program.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1) Pertemuan rutin Pokja MIRM dilakukan setiap 2x dalam 1 bulan.
2) Kelengkapan dokumen MIRM dikumpulkan pada saat rapat rutin.
3) Hasil kegiatan dari pokja MIRM diserahkan ke Tim Besar Akreditasi setiap dua
minggu sekali pada saat rapat besar akreditasi.

X. PENUTUP
Program kerja termasuk dalam regulasi karena memiliki sifat pengaturan dalam
rencana ken beserta anggarannya. Oleh karena itu program kerja selalu dijadikan acuan
pada saat evaluasi kinerja. Program persiapan kreditasi harus dijadikan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan mempersiapkan akreditasi MIRM di masa yang akan datang agar
sesuai dengan peencanaan dan anggaran yang telah dibuat.

Surabaya, 07 Juni 2018


Menyetujui, Mengetahui,
Direktur RSIA NUN Surabaya Ketua MKI

Numbi Mediatmapratia, dr., M.Kes Monang Panjaitan, dr

Anda mungkin juga menyukai