Anda di halaman 1dari 154

KONTRIBUTOR

Bambang Sumali, Drs., MSC


Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta

Dr. Eka Budi Tjahjono, S.H., M.H.


Sekolah 'Iinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta

Sukiman, S.Pel
Fak. Maritim Universitas Mpu Tantular Jakarta
KATA PENGANTAR SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk memberikan pengabdian dan kontribusi untuk
mengembangkan bidang pendidikan, khususnya pendidikan pelayaran/maritim melalui penerbitan
buku di bidang pelayaran/maritim untuk mendukung "Poros Maritim Dunia”, yang merupakan
program pemerintah.
Saya sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan telah diterbitkannya 17
(tujuh belas) buku di bidang pelayaran/ maritim yang merupakan hasil kerja sama antara Penerbit
Djangkar dan beberapa lembaga pendidikan tinggi di bidang pelayaran/maritim serta beberapa
dosen di lingkungan pendidikan tinggi di bidang pelayaran/ maritim. Dengan diterbitkannya buku-
buku tersebut, akan menambah khazanah keilmuan pelayaran/maritim yang memang sangat
dibutuhkan oleh taruna, mahasiswa, perwira siswa, dosen di bidang pelayaran/maritim dan
masyarakat yang tertarik pada dunia pelayaran/maritim. Penerbitan buku ini sekaligus menunjang
pelaksanaan pembelajaran di lembaga pendidikan tinggi pelayaran/maritim karena sejalan dengan
kurikulum dan silabi pendidikan pelayaran dan kemaritiman yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nomor PK.07/BPSDMP-2016 tanggal 10
Agustus 2016 tentang "Kurikulum Program Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan dan
Peningkatan Kompetensi di Bidang Pelayaran”. Kehadiran buku ini sekaligus merupakan
perwujudan pelaksanaan kewajiban dosen dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Karya tulis berupa buku ini diharapkan tidak berhenti sampai di sini, tetapi terus dikembangkan
dan dibuat buku-buku pelayaran/maritim yang

vii
Lainnya oleh para dosen sebagai literatur atau referensi untuk meningkatkan pengetahuan
dan wawasan sekaligus mengasah keterampilan para taruna mahasiswa dan perwira siswa,
salah satunya adalah buku.Seperti kata pepatah, "buku adalah guru terbaik", semua ilmu yang
dibutuhka sumber daya manusia pelayaran/maritim ada dalam buku ini.Buku ibarat teman
hidup yang dapat senantiasa berjalan beriringan dengan kita di manapun kita berada.Terutama
dalam semangat membangkitkan kembali era literasi dan minat baca, kehadiran buku masih
dibutuhkan Oleh kita sebagai "bukti keilmuan" yang tidak terbantahkan.
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada semua dosen penulis buku-buku ini
yang difasilitasi oleh Penerbit Djangkar untuk menghasilkan buku yang selama ini
dibutuhkan.
Semoga kehadiran buku-buku ini akan meningkatkan kemampuan keilmuan dan
kompetensi taruna, mahasiswa, perwira Siswa Pelayaran/ maritim dan dapat menjadi bahan
bacaan bagi masyarakat Pelayaran/ maritim.

Wassalamualaikum wr. Wb

Dr. Ir. Djoko Sasono, M.Sc.

viii
KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Era keemasan bangsa Indonesia diawali dengan sejarah nenek moyang kita sebagai
pelaut.Selain itu, di antara gugusan pulau dan kepulauan, sebagian besar wilayah NKRI
adalah lautan dan samudra lepas.Oleh sebab itu, tidaklah salah jika Indonesia adalah negara
bahari yang mengandalkan laut sebagai sumber hidup dan kehidupan bagi kemakmuran
rakyat dan masyarakat Indonesia. Pemerintah saat ini sangat giat-giatnya mengembalikan
kembali era keemasan tersebut, dengan menyusun beberapa program dan rencana strategis
menuju Indonesia sebagai "Poros Maritim Dunia”, mulai dari tol laut, pemberdayaan dan
penguatan kedaulatan di laut, pemberdayaan nelayan, termasuk di dalamnya pengembangan,
pemberdayaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pelayaran dan
maritim. Upaya ini salah satunya dimulai dari pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan di perguruan tinggi maupun pendidikan menengah kejuruan bidang
pelayaran/maritim.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Perhubungan No.PK. 07/BPSDMP-2016, telah ditetapkan Kurikulum Program Pendidikan
dan Pelatihan Pembentukan dan Peningkatan Kompetensi di Bidang Pelayaran.Di dalamnya
memuat banyak kompetensi yang harus dicapai taruna-taruni atau perwira sebagai calon
pelaut. Proses pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM
pelaut perlu dijalankan secara sungguh-sungguh dan komprehensif guna menghasilkan
seorang pelaut atau pasis yang andal, cakap, dan berintegritas tinggi serta mampu bersaing
di era globalisasi sekarang ini. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan perangkat
pembelajaran dan pengajaran yang menunjang peningkatan pengetahuan dan keterampilan
taruna-taruni atau siswa sekaligus mendukung kualifikasi

ix
pengajar dan dosen, salah satunya adalah buku ajar. Buku ajar Yan digunakan pun harus
sesuai dengan amanat IMO Model Course,1978 Amandemen 2010, dan Kurikulum serta Silabi
yang berlaku.

Kami sangat mengapresiasi para dosen yang bersemangat dal menghasilkan karya
intelektual ini. Kami juga berterima kasih k epada Penerbit Djangkar yang memfasilitasi
penulisan para dosen terseb hingga menerbitkannya menjadi buku, karena hal ini dapat
menjadi suatu momentum dan langkah maju dalam dunia pendidikan pelayaran/maritim yang
diharapkan menyeragamkan landasan keilmuan pelayaran/maritim baik Nautika, Teknika,
maupun Ketatalaksanaan dan menyatukan "conceptual framework" sehingga dapat menjadi
satu acuan bahan ajar untuk seluruh perguruan tinggi dan SMK di Indonesia.

Akhir kata, semoga segala upaya dan kerja keras kita dapat menjadikan bangsa Indonesia
berjaya di laut. .. Jalesveva Jayamahe!

Ir. I Nyoman Sukayadnya, MM

PRAKATA
Asuransi Maritim adalah bagian penting dalam proses pelayaran kapal dilaut. Dalam
sebuah pelayaran, sering kali kapal berhadapan dengan cuacayang kurang
bersahabat.Dalam kondisi demikian, diperlukan suatu dokumen yang dibutuhkan terkait
klaim dan polis asuransi pelayaran dan kapal.

Buku ini membahas tentang pengertian asuransi, hukum dasar asuransi, objek asuransi
maritim, premi asuransi dan syarat pertanggungan hingga protection serta
indemnity.Kehadiran buku ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik
dalam berhubungan dengan asuransi pelayaran.

Bambang Sumali, Drs., M.Sc Dr. Eka Budi

Tjahjono, s.H., M.H. Sukiman, S.Pel


DAFTAR ISI

Kontributor v
Kata Pengantar: Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia Vii
Kata Pengantar: Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia ix
Prakata

BAB 1 SEJARAH ASURANSI 1


Pendahuluan 1
Periode Sebelum Masehi 2
Periode Abad Pertengahan 2
Periode Sesudah Abad Pertengahan 3
Periode Ilmu dan Teknologi 4
Soal Latihan 6

DASAR HUKUM ASURANSI 7


BAB 2
Pendahuluan 7
Dasar Hukum Nasional 8
Berdasar Ketentuan Internasional 13
Soal Latihan 17

BAB 3 PENGERTIAN, MANFAAT, TUJUAN, DAN


FUNGSI ASURANSI 19
Pengertian Asuransi 19 Tujuan
Asuransi 22 Fungsi Asuransi
25 Manfaat Asuransi
29
Soal Latihan 30

xiii
BAB 4 BAHAYA DAN RISIKO
Pengertian Bahaya dan Risiko 31

Macam-Macam Bahaya 31
Penggolongan Risiko 32
Macam-Macam Risiko 34
Marine Perils 35
Soal Latihan 40
44
BAB 5 PRINSIP DASAR DAN OBYEK ASURANSI
45
Prinsip Asuransi
Obyek Asuransi 45
Soal Latihan 52
64
BAB 6 POLIS ASURANSI
65
Pengertian Polis
65
Fungsi Polis 66
Jenis Polis 67
Isi Polis 69
Soal Latihan 71

BAB 7 PREMI ASURANSI


73
Manfaat Premi bagi Tertanggung dan Penanggung
73
Dasar Perhitungan Premi 75
Soal Latihan 77

BAB 8 SYARAT PENUTUPAN ASURANSI


79
Umum 79
Ketentuan Berupa Warranty 79
Ketentuan Berupa Kondisi 84
Franchise dan Deductible 85
Syarat Kondisi Penutupan Asuransi 88
Syarat Kondisi Penutupan Asuransi Barang (Cargo) 88
Syarat Kondisi Penutupan untuk Asuransi Kapal 93
Penjelasan Mengenai Institute Time Claus Hull dan 99
Standar Indonesia Hull Form
Abandonment 103
Soal Latihan 106
xiv
BAB 9 P & I CLUB DAN SALVAGE 107
Sejarah Singkat P & I Club 107
Keanggotaan P&I Club 111
Salvage and Tovalop 115
Soal Latihan 117

BAB 10 KLAIM ASURANSI MARITIM 119


Definisi Klaim 119
Klaim Terhadap Kerusakan Kapal 119
Klaim Terhadap Muatan 121
Klaim Berdasar P&l Club 125
Total Loss 127 Partial
Loss 129 Soal Latihan
137

Lampiran A 139
Lampiran B 143
Lampiran C 147
Lampiran D 153
SEJARAH ASURANSI

PENDAHULUAN

Tidak banyak literatur yang mengungkap secara rinci dan menjelaskan sejarah
perkembangan asuransi.Sebagian ada yang menyebutkan di Negara Eropa sejarah asuransi
dimulai pada abad ke-17 yang diawali pada negara-negara pantai dengan asuransi laut.
Secara yuridis jika ditelusuri melalui Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) atau
dalam bahasa Belandanya Wetboek van Koophandel (WvK) sudah memasukkan
pengaturan asuransi. KUHD yang disahkan dan diberlakukan di negara Belanda pada
Tahun 1837 dan diterapkan/ diberlakukan di negara jajahan (Hindia Belanda) termasuk
Indonesia secara konkordan melalui Staasblad Nomor 23 Tahun 1847.

Dengan demikian secara yuridis perkembangan asuransi sejalan dengan


diberlakukannya KUHD di Negara Belanda pada Tahun 1837.Prof. Abdulkadir
Muhammad, SH, dalam bukunya Hukum Asuransi Indonesia telah menulis sejarah singkat
perkembangan asuransi yang dibagi dalam empat periode yaitu periode sebelum masehi,
periode abad pertengahan, sesudah periode abad pertengahan, dan periode abad ilmu dan
teknologi.Pembagian periode yang dilakukan tersebut dari periode ke periode cukup
panjang dan tidak dirinci waktunya secara limitatif.

Sejarah yang ditulis oleh Prof. Abdulkadir Muhammad, SH menggunakan referensi


yang ditulis oleh Scheltema dalam bukunya berjudul Verzekeringsrecht terbitan tahun
1945.Periode sejarah perkembangan asuransi sebagaimana di bawah ini.

1
2 Asuransi Maritim

PERIODE SEBELUM MASEHI

Sejarah lahirnya asuransi pada periode tersebut diperkirakan antara 356 sampai
dengan 323 Sebelum Masehi. Pada periode ini dimulai zaman kebesaran Yunani di bawah
kekuasaan Alexander The Great. Seorang pembantunya yang bernama Antimenes
memerlukan sangat banyak uang untuk membiayai pemerintahannya.Antimenes
mengumumkan kepada pemilik budak supaya mendaftarkan budak-budaknya dan
membayar sejumlah uang tiap tahun kepada Antimenes. Sebagai imbalannya, Antimenes
menjanjikan kepada mereka jika ada budak yang melarikan diri, maka dia akan
memerintahkan supaya budak tersebut ditangkap, atau jika tidak dapat ditangkap,
dibayarkan dengan sejumlah uang sebagai gantinya. Apabila ditelaah dengan teliti, uang
yang diterima Antimenes dari pemilik budak itu adalah semacam premi yang diterima dari
tertanggung, sedangkan kesanggupaan Antimenes untuk menangkap budak yang
melarikan diri atau membayar ganti kerugian karena budak yang hilang adalah semacam
risiko yang dipikul oleh penanggung. Perjanjian ini mirip dengan perjanjian asuransi
kerugian.

Pada zaman Yunani banyakj uga orang yang meminj amkan sejumlah uang kepada
pemerintah dengan janji bahwa pemilik uang akan diberi bunga setiap bulan sampai
meninggalnya dan bahkan setelah meninggal diberi bantuan biaya penguburan. Perjanjian
ini mirip dengan asuransi jiwa.Bedanya hanya pada pembayaran premi atau santunan.Pada
asuransi jiwa, tertanggung yang membayar premi setiap bulan, apabila terjadi meninggal
dunia atau berakhir tanpa kematian, tertanggung memperoleh pembayaran dari
penanggung.Pada pinjaman pemerintah, pemerintah membayar bunga setiap bulan kepada
pemilik uang serta biaya pemakaman bila pemilik uang meninggal dunia.

PERIODE ABAD PERTENGAHAN


Perjanjian sebagaimana di atas terus berkembang pada zaman Romawi sampai kira-
kira tahun ke- 10 Sesudah Masehi.Pada waktu itu dibentuk semacam perkumpulan
(collegiums).Setiap anggota perkumpulan harus membayar uang pangkal dan iuran
bulanan.Apabila ada anggota perkumpulan yang meninggal dunia, para anggota
perkumpulan memperoleh bantuan biaya penguburan yang disampaikan kepada ahli
warisnya.Apabila ada anggota yang pindah ke tempat Iain, perkumpulan memberi bantuan
biaya perjalanan. Apabila ada anggota perkumpulan
BAB I Sejarah Asuransi 3

yang mengadakan upacara tertentu, perkumpulan memberi bantuan biaya upacara.


Apabila ditelaah dengan teliti maka dapat dipahami bahwa perjanjian-perjanjian
tersebut merupakan peristiwa hukum pennulaan dari perkembangan asuransi kerugian
dan asuransi jiwa.
Peristiwa hukum yang diuraikan di atas terus berkembang pada abad
pertengahan.Di Inggris sekelompok orang yang mempunyai profesi sejenis membentuk
satu perkumpulan yang disebut gilde. Perkumpulan ini mengurus kepentingan
anggotanya denganjanji apabila ada anggota yang rumahnya kebakaran, gilde akan
membayar sejumlah uang yang diambil dari dana gilde yang terkumpul dari anggota.
Perjanjian ini banyak terjadi pada abad ke-9 dan mirip asuransi kebakaran. Bentuk
perjanjian berkembang di Denmark, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya sampai
abad ke- 12.

PERIODE SESUDAH ABAD PERTENGAHAN

Perkembangan asuransi setelah abad pertengahan dimulai pada abad ke13 dan abad
ke- 14 sejalan dengan pesatnya perkembangan perdagangan melalui laut.Dalam
menjalankan perdagangan laut tersebut tidak sedikit bahaya yang mengancam dalam
perjalanan perdagangan melalui laut.Keadaan ini mulai terpikir oleh para pedagang
waktu itu untuk mencari upaya yang tepat untuk mengatasi kemungkinan kerugian yang
timbul di laut.Hal inilah titik awal perkembangan asuransi kerugian laut.

Untuk kepentingan perj alanan melalui laut, pemilik kapal meminj am sejumlah
uang dari pemilik uang dengan bunga tertentu, sedangkan kapal dan barang muatannya
dijadikan jaminan, dengan ketentuan apabila kapal dan barang muatannya rusak atau
tenggelam, uang dan bunganya tidak perlu dibayar kembali. Apabila kapal dan barang
tiba dengan selamat di tempat tujuan, uang yang dipinjam itu dikembalikan ditambah
dengan bunganya dan hal ini disebut bodemerij.Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
bunga yang dibayar itu seolah-olah berfungsi sebagai premi, sedangkan pemilik uang
berfungsi sebagai pihak yang menanggung risiko kehilangan uang dalam hal terjadi
bahaya yang menimbulkan kerugian.Dengan demikian uang yang hilang dianggap
sebagai ganti kerugian kepada pemilik kapal dan barang muatannya.

Agama Nasrani telah melarang menarik bunga karena dianggap sebagai riba maka
pola perjanjian tersebut diubah. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, pemberi pinjaman
tidakperlumenyerahkansejumlah
4 Asuransi Maritim

uang lebih dahulu kepada pemilik kapal dan barang muatannya, tetapi setelah benar-benar
terjadi bahaya yang menimpa kapal dan barang muatannya barulah diberikan sejumlah
uang. Namun pada permulaan berlayar pemilik kapal dan barang muatannya perlu
menyerahkan atau menyetor sejumlah uang kepada pemberi pinjaman sebagai pihak yang
menanggung, dengan ketentuan apabila terjadi peristiwa yang merugikan maka uang
yang sudah diserahkan atau disetor itu menjadi hak pemberi pinjaman.Fungsi uang yang
diserahkan atau disetor mirip dengan premi asuransi.Hal ini sebagai awal perkembangan
asuransi kerugian pada pengangkutan laut.Asuransi ini berkembang pesat terutama di
negara-negara pantai (coastal countries) seperti Inggris, Prancis, Belanda, Jerman,
Denmark.
Pada periode sesudah abad pertengahan, bidang asuransi laut dan asuransi kebakaran
mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama di Negara Eropa Barat, seperti
Inggris pada abad ke17, kemudian Prancis pada abad ke-18 dan seterusnya ke Negara
Belanda.Perkembangan pesat asuransi laut di negara-negara tersebut dapat dimaklumi
karena para pedagang di negara tersebut melakukan perdagangan berlayar melalui laut dari
dan ke negara jajahan mereka.Pada saat membuat Code of Commerce Prancis pada abad
ke-19, asuransi laut dimasukkan dalam kodifikasi. Pada saat membuat Wetboek van
Koophandel Belanda juga memasukkan ketentuan asuransi laut di samping asuransi
kebakaran, asuransi hasil panen, dan asuransi jiwa. Inggris memasukkan ketentuan
asuransi laut secara khusus dalam Undang-undang Asuransi Laut (Marine Insurance Act)
yang dibuat pada tahun 1906.

PERIODE ILMU DAN TEKNOLOGI


Pada abad ke-20 ilmu dan teknologi berkembang pesat.Perkembangan ilmu dan teknologi
mendorong pula pertumbuhan ekonomi suatu bangsa yang membawa dampak kebutuhan
manusia untuk mendapatkanj aminan terhadap hasil produk dan kehidupannya.Dalam hal ini
perkembangan transportasi dunia juga tumbuh dengan pesat yang juga membutuhkan
jaminan kelangsungan usahanya bagi penyedia jasa transportasi dan pengguna jasa
transportasi. Setiap orang juga sudah mulai menyadari bahwa aktivitas atau kegiatan dalam
kehidupan memerlukan jaminan atas segala risiko yang diakibatkan oleh berbagai
aktivitasnya
BAB I Sejarah Asuransi 5

Di samping itu manusia dan badan usaha banyak yang sudah mengalami peningkatan
ekonominya dan semakin menyadari berbagai risiko atas peristiwa yang tidak
diinginkan sehingga tidak merasa keberatan untuk menyisihkan sebagaian
pendapatannya untuk digunakan menanggung berbagai kemungkinan peristiwa untuk
mengalihkan risikonya pada pihak Iain. Bahkan beberapa negara, asuransi tidak lagi
menjadi pilihan atau sifatnya sukarela untuk menglihkan risiko sesuai dengan asas
perjanjian (asas kebebasan berkontrak) tetapi sudah ada yang mewajibkan seperti
halnya di Indonesia menjadi kewajiban antara Iain bagi pengangkut wajib
mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap barang muatan yang diangkut dan pihak
ketiga apabila terdapat kesalahan dalam pengoperasian anggutannya.

Untuk itu di berbagai negara maju setiap warga negaranya sudah mulai menyadari
untuk mengalihkan risikonya kepada pihak Iain, termasuk di Indonesia asuransi sudah
mulai menjadi kebutuan setiap orang.Sejalan dengan hal tersebut tumbuh dan
berkembang perusahaan asuransi di berbagai negara.Di Indonesiajuga sudah mulai
tumbuh dan berkembang perusahaan asuransi. Berdasarkan data tahun 2008/2009 dari
Asosiasi Perusahaan Asuransi Jiwa tercatat sejumlah 135 perusahaan asuransi jiwa dan
berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia sampai dengan tahun 2010
terdapat tidak kurang 88 perusahaan asuransi kerugian. Perkembangan usaha asuransi
tersebut tidak hanya menanggung sendiri pihak tertanggung,tetapi perusahaan asuransi
juga melakukan kegiatan melakukan reasuransi untuk menanggung beban risiko dari
tertanggung. Perkembangan usaha asuransi diikuti pula dengan perkembangan usaha
penunjang asuransi yaitu perusahaan pialang (broker) asuransi yang melakukan tugas
menjadi mediator antara tertanggung dan penanggung menyelesaikan klaim dan tugas-
tugas Iain, perusahaan jasa penilaian kerugian, dan perusahaan jasa aktuaria.
6 Asuransi Maritim

SOAL LATIHAN
l. Sebutkan secara singkat periodesasi sejarah perkembangan asuransi di Indonesia!
2. Mengapa sejarah perkembangan asuransi tidak banyak diungkap/ ditulis oleh para
penulis di Indonesia?
3. Peristiwa seperti apa yang dianggap sebagai lahirnya peristiwa asuransi di zaman
dahulu?
4. Apa yang menjadi dasar hukum/legalistik lahirnya asuransi di Indonesia?
5. Sejak kapan asuransi tumbuh pesat di Indonesia yang ditandai dengan asuransi
sebagai sebuah kebutuhan kehidupan sehari-hari untuk pengalihan risiko?
6. Perkembangan asuransi di Indonseia sejalan dengan perkembangan perdagangan
melalui laut yang dilakukan oleh VOC. Apa yang menyebabkan pada waktu itu
diperlukan asuransi?
7. Pada saat ini asuransi tidak lagi menjadi kebutuhan yang di dasarkan sukarela, tetapi
sudah menjadi kewajiban bahkan Indonesia dengan dasar hukum yang ada sudah
menjadikan kewajiban. Sebutkan jenis asuransi di Indoneisa yang sudah merupakan
kewajiban dan terjadi pada periodesasi kapan?
DASAR HUKUM ASURANSI

PENDAHULUAN
Sebelum menjelaskan berbagai aspek mengenai asuransi khususnya terkait dengan asuransi maritim atau
pelayaran maka perlu diketahui dan dipahami lebih dahulu dasar hukum yang mengatur perasuransian baik
dasar hukum nasional maupun kebiasaan atau hukum internasional.Dasar hukum ini perlu diketahui pada awal
tulisan ini agar pembaca mendapatkan gambaran yuridis atau aspek hukumnya mengenai perasuransian.Dasar
hukum perasuransian sudah cukup lama mendapat payung hukum yang kuat baik berdasarkan hukum nasional
maupun kebiasaan atau hukum internasional.
Dasar hukum nasional yang mengatur perasuransian di Indonesia terdapat dalam KUHD, Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim.
Dasar hukum internasional atau kebiasaan internasional yaitu Protokol International Convention on
Civil Liability for Oil Pollution Damage (CLC) 1992 yang diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 55
Tahun 1999, Kebiasaan internasional karena menggunakan hukum Inggris yaitu Marine Insurance Act of
1906 dan Protection and Indemnity (P and I) Club I yang masing-masing P dan I Club memiliki aturan
masing-masing bagi anggotanya yang disebut rule book. Dasar hukum nasional maupun kebiasaan dan
hukum internasional diuraikan di bawah ini.

7
8 Asuransi Maritim

DASAR HUKUM NASIONAL


Menurut KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) RI

Ketentuan mengenai asuransi Yang diatur dalam KUHD cukup lengkap baik
yang diatur dalam buku kesatu tentang dagang umumnya Yang di dalamnya terdapat
bab kesembilan mengatur mengenai asuransi atau pertanggungan pada umumnya dan
bab kesebelas mengatur mengenai pertanggungan jiwa.
Ketentuan asuransi juga diatur dalam buku kedua tentang hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang timbul dari pelayaran yang di dalamnya terdapat bab
kesembilan mengatur pertanggungan segala bahaya laut, dan bab kesebelas mengenai
kerugian laut (avary). Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa pengaturan asuransi
secara umum diatur di dalam buku kesatu, pada bab kesatu dan bab kesebelas,
sedangkan asuransi maritim/pelayaran diatur dalam buku kedua pada bab kesembilan
dan bab kesebelas. ketentuan asuransi secara umum yang diatur dalam KUHD terdapat
dalam 48 pasal yaitu Pasal 246 sampai dengan Pasal 286 dan Pasal 302 sampai dengan
Pasal 308 dan asuransi maritim/ pelayaran terdapat 107 pasal yaitu Pasal 592 sampai
dengan Pasal 685, Pasal 600, Pasal 601, Pasal 607 sampai dengan 615, Pasal 631, dan
Pasal 659 sehingga secara keseluruhan ketentuan asuransi yang diatur dalam KUHD
terdapat 155 pasal. Ketentuan asuransi secara umum diawali pengaturannya dalam
Pasal 246 yang memberikan pengertian apa itu asuransi. Dalam KUHD istilah asuransi
digunakan istilah Iain dengan nama pertanggungan. Dalam pasal tersebut disebutkan
asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang penanggung dengan meneriman suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu. Pengertian asuransi yang diatur dalam Pasal 246
maknanya untuk asuransi kerugian/benda dan tidak memberi makna untuk asuransi
jiwa, namun demikian dalam Pasal 302 sampai dengan 302 secara khusus diatur
tentang asuransi jiwa.

Secara garis besar ketentuan asuransi secara umum yang berlaku untuk semua
jenis asuransi mengatur mengenai:
l. Pengertian asuransi
2. Jenis asuransi
BAB2 Dasar Hukum Asuransi 9
3. Prinsipprinsip
asuransi
4. Polis
Asuransi
5. Saat penutupan asuransi
6. Peristiwa/bahaya/risiko (evenemen)
7. Tanggung jawab ganti rugi penanggung
8. Syarat (klasula) asuransi

Ketentuan mengenai asuransi maritim/pelayaran mengatur antaralain:


1. Objek asuransi/benda asuransi
2. Jenis bahaya
3. Polis asuransi
4. Peristiwa/evenemen dan ganti rugi
5. Janji khusus.

Menurut UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian


Ketentuan asuransi yang diatur dalam undang-undang tersebut ditekankan pada
segi bisnis dan administrasi publik.Dalam undangundang tersebut relativependek
hanya terdiri atas 28 pasal. Materi pokok yang diatur dalam undang-undang tersebut
meliputi:

l. Bidang usaha perasuransian


2. Jenis usaha perasuransian
3. Ruang lingkup usaha perusahaan asuransi
4. Penutupan objek asuransi
5. Bentuk hukum usaha asuransi
6. Kepemilikan perusahaan asuransi
7. Kepailitan dan Iiquidasi.

Lahirnya undang-undang tersebut sekaligus untuk melengkapi KUHD yang


hanya mengatur aspek perdatanya (privat).Dalam KUHD belum diatur eksistensi
perusahaan asuransi. Dengan semakin berkembangnya pembangunan segala bidang
dan semakin meningkatnya kesejahteraan rakyat yang didukung adanya kebutuhan
Orang untuk mengalihkan risiko harta benda, jiwa, dan tanggung jawab hukum dalam
setiap kegiatannya, maka kehadiran perusahaan asuransi, juga semakin berkembang
sebagai industri asuransi.

Kehadiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 sekaligus untuk menata usaha


asuransi yang telah ada agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai perusahaan atau
industri asuransi handal yang perlu terus
10 Asuransi Maritim

dibina dan diberdayakan untuk mendukung perkembangan pembangun an dan


perekonomian Indonesia.

Menurut Pasal 2 undang-undang tersebut, diatur bahwa bidang usaha asuransi


terdiri atas usaha asuransi dan usaha penunjang. Usaha asuransi masuk dalam lingkup
usahajasa keuangan karna usaha asuransi menghimpun dana masyarakat melalui
pengumpulan premi. Jasa penunjang usaha asuransi di sini meliputijasa perantara
(pialang/broker) asuransi dan reasuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung dan perusahaan asuransi, jasa penilaian kerugian asuransi
yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang
dipertanggungkan, jasa konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi kepada
perusahaan asuransi dalam rangka pembentukan dan pengelolaan program asuransi,
agen asuransi yang memberi jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran atas nama
penanggung.

Menurut Pasal 3, diatur bahwa pada dasarnya usaha asuransi dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu asuransi kerugian (harta benda) dan asuransi jiwa.
Pengertian asuransi di dalam undang-undang tersebut lebih luas dibanding dengan
KUHD yang memaknaijenis asuransi hanya asuransi kerugian. Usaha asuransi
kerugian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 adalah asuransi jasa yang
menanggung risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, kelambatan, dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari suatu prristiwa yang tidak pasti.
Usaha asuransi jiwa adalah asuransi jasa untuk menanggung risiko sakitnya
seseorang, cacatnya seseorang, dan meninggalnya seseorang.Selain dua kelompok
usaha asuransi dalam undang-undang tersebut, diatur juga usaha reasuransi yaitu
memberi jasa atau pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi Iainnya.

Menurut Pasal 4 undang-undang tersebut diatur ruang lingkup usaha asuransi,


yaitu:
1. Perusahaan asuransi kerugian hanya dapat menyelenggarakan usaha
dalam bidang asuransi kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa Yang tidak pasti.
2. Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat menyelenggarakan usaha Yang
dikaitkan dengan hidup dan meninggalnya seseorang Yang dipertanggungkan.
BAB2 Dasar Hukum Asuransi 11

3. perusahaan reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha pertanggungan


ulangterhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaanasuransi kerugian atau
asuransi jiwa.
Dengan demikian perusahaan asuransi tersebut hanya dapat menjalankan
usaha yang ditetapkan.Perusahaan asuransi tidak dimung kinkan sekaligus
menjalankan asuransi kerugian dan asuransi jiwa.

Dalam Pasal 6 meskipun tenanggung bebas memilih penanggung, karena


asuransi merupakan suatu perjanjian yang memiliki asas kebebasan
perjanjian/kontrak, tertanggung harus memilih perusahaan asuransi yang sudah
memiliki izin usaha dari kementerian keuangan dalam rangka memberikan
jaminan bagi tertanggung.Dalam ayat (2) pasal tersebut diatur bahwa penutupan
asuransi harus memperhatikan daya tampung perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi dalam negeri.

Menurut Pasal 7 Undang-undang tersubut bentuk usaha asuransi terdiri atas


perusahaan perseroan (persero), koperasi, perseroan terbatas, dan usaha bersama
(mutual).Khusus usaha penunjang asuransi berupa konsultan aktuaria dan agen
asuransi dapat secara perorangan.selanjutnya berdasarkan Pasal 8 diatur
kepemilikan perusahaan asuransi adalah warga negara Indonesia atau badan hukum
Indonesia yang dapat juga berbentuk usaha patungan dengan asing.

Sebagai peraturan pelaksanaannya telah ditetapkan Peraturan Pemerintah


Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. Dalam
peraturan pemerintah tersebut antara lain diatur secara khusus mengenai perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi dapat melakukan merger dan konsolidasi dengan
memenuhi syarat:
1. Harus mendapat persetujuan dahulu dari menteri keuangan
2. Dilakukan antara perusahaan asuransi kerugian dengan perusahaan asuransi
kerugian atau dengan perusahaan reasuransi untuk membentuk perusahaan
asuransi kerugian
3. Dilakukan antara perusahaan reasuransi dan perusahaan reasuransi atau dengan
perusahaan asuransi kerugian untuk membentuk per usahaan reasuransi
4. Dilakukan antara perusahaan asuransi jiwa dengan perusahaan asuransi jiwa
untuk membentuk perusahaan asuransi jiwa
5. Keuangan tetap memenuhi tingkat solvabilitas.
12 Asuransi Maritim

Menurut UU NO.17 TH 2008 Tentang Pelayaran

Berdasarkan Pasa141 , Pasal 54, Pasal 203 , dan Pasal 231 asuransi tidak Iagi menjadi
pilihan (asuransi sukarela) sesuai prinsip kebebasan perjanjian (berkontrak).
Kewajiban asuransi dibebankan kepada pengangkut untuk mengasuransikan tanggung
jawab muatan yang diangkutnya musnah, hilang, atau rusak, dan keterlambatan
angkutan penumpang dan barang akibat kesalahan pengoperasian kapalnya (Pasal 41
ayat [ll huruf a, b, dan c), kecuali pengangkut dapat membuktikan bahwa bukan karena
kesalahannya.Ketentuan ini menganut prinsippresumtion liability yaitu pengangkut
dianggap bersalah sampai pengangkut dapat membuktikan bukan karena
kesalahannya, dan tanggung jawab kepada pihak ketiga karena kesalahan dalam
pengoperasian kapalnya (Pasal 41 ayat [41 huruf d).Berdasarkan Pasal 41 ayat (3)
pengangkut juga wajib melaksanakan asuransi perlindungan dasar penumpang umum
sesuai ketentuan perundangan.

Berdasarkan Pasal 54 penyediajasa angkutan multimoda (multimoda transpor)


juga wajib mengasuransikan tanggung jawabnya apabila barang yang ditanganinya
mengalami kerusakan, hilang dan terlambat.Tanggung jawab tersebut dapat
dikecualikan dalam hal penyedia jasa atau agennya dapat membuktikan bahwa dirinya
atau agennya telah melaksanakan segala tindakan untuk mencegah terjadinya
kehilangan, kerusakan dan kelambatan penyerahan barang.

Karakteristik alur pelabuhan di Indonesia memerlukan tingkat kehati-hatian bagi


awak kapal ketika memasuki alur pelayaran yang tingkat risiko keselamatannya tinggi,
khususnya karakter pelabuhan yang terletak di sungai.Beberapa kejadian kapal
mengalami kecelakaan atau kandas di alur pelayaran sehingga mengganggu kegiatan
di pelabuhan yang pada akhirnya dapat mengganggu distribusi barang pada lokasi
tersebut.Apabila terjadi kecelakaan yang dapat menimbulkan gangguan di alur
pelayaran, pemilik kapal wajib menyingkirkan kerangka kapat dan/muatannya paling
lama 180 hari kalender seja k kapal tenggelam atau kandas.Pemerintah wajib
mengangkat, menyingkirkan atau menghancurkan sebagian atau seluruh
kerangkakapal dan/atau muatannya dengan biaya dari pemilik kapal.Untuk menjamin
kewajiban penyingkiran kerangka kapal yang mengga nggU alur pelayaran berdasarkan
Pasal 302 ayat (5) maka pemilik kapal wajib mengasuransikan kapalnya.
BAB2 Dasar Hukum Asuransi 13

pemerintah Indonesia telah bertekad untuk melindungi wilayah perairannya


dari pencemaran, khususnya pencemaran yang diakibatkan tumpahan minyak
terhadap pengoperasian kapal, khususnya kapal tangker yang beroperasi di
wilayah perairan Indonesia. Untuk n1emberikan perlindungan lingkungan
maritimnya maka pemilik kapal atau operator kapal diwajibkan mengasuransikan
tanggung jawabnya untuk biaya penanggulangan pencemaran apabila kapal
dioperasikannya menimbulkan pencemaran sebagaimana diatur yang dalam Pasal
231 ayat (2).Sebagai salah satu peraturan pelaksanaannya telah ditetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang perlindungan Lingkungan
Maritim. Dalam peraturan pemerintah tersebut diatur lebih rinci lagi kewajiban
tidak hanya pemilik atau operator kapal tetapi juga penanggung jawab unit
kegiatan lain antara lain pengelola pengeboran minyak dan fasilitas
penampungan minyak di perairan. Kewajiban tersebut berlaku juga pemberian
ganti rugi jika dalam pengoperasian kapalnya pemilik atau operator kapal
menimbulkan pencemaran kepada pihak ketiga dengan wajib mengasuransikan
tanggung jawabnya tersebut.Pelaksanaan asuransi tersebut dibuktikan dengan
sertifikat jaminan ganti rugi yang diterbitkan oleh menteri perhubungan.
Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31
peraturan pemerintah dimaksud.

Sebagai konsekuensi kewajiban asuransi tersebut maka bagi pengangkut,


pemilik atau operator kapal dan penanggungjawab unit kegiatan lain yang tidak
memenuhi kewajibannya dikenakan sangsi pidana penjara sebagaimana Pasal 292,
Pasal 296, dan Pasal 327 Undangundang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

BERDASAR KETENTUAN INTERNASIONAL


Protocol International on Civil Liability for Oil Pollution Damage (CLC) 1992
P
rotokol tersebut merupakan ketentuan internasional yang diratifikasi olehPemerintah
Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1999. Protokol tersebut
merupakan penyempurnaan dari
Konvensi CLC 1969 yang pada waktu itu diratifikasi dengan Keputusan
Presiden Nomor 18 Tahun 1978. Dengan meratifikasi protokol tersebut Indonesia
sekaligus keluar dari Convention on the Establishment of an International Fund for
Compentation for Oil Pollution Damage (Fund)
14 Asuransi Maritim

1971 yang pada waktu itu diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun
1978.Konvensi dan Protokol tersebut mengatur besarnya tanggung jawab
memberikan ganti rugi apabila terjadi tumpahan minyak di wilayah perairan suatu
negara, akibat pengoperasian kapal, khususnya kapal-kapal tangker.

Pertimbangan Indonesia keluar dari Konvensi Fund 1971 dan meratifikasi


protokol CLC 1992 karena kontribusi Pemerintah Indonesia sebagai anggota konvensi
setiap tahunnya cukup besar sedangkan manfaat yang diperoleh selama ini tidak ada
dan kalaupun ada bantuan dari Konvensi Fund 1971 belum memadai apabila ada
tumpahan minyak di wilayah Indonesia dalam jumlah besar yang diakibatkan oleh
pengoperasian kapal karena sifat bantuan dari Konvensi Fund hanya memberikan
tambahan ganti rugi yang diberikan oleh konvensi CLC 1969.

Dengan meratifikasi Protokol CLC 1992 apabila terjadi tumpahan minyak di


wilayah Perairan Indonesia ganti rugi yang didapat Pemerintah Indonesia sudah
memadai. Protokol tersebut meletakkan besaran tanggung jawab ganti rugi
berdasarkan besarnya bobot kapal yang menyebabkan tumpahan minyak dan tidak
seperti Konvensi CLC 1969 yang menetapkan tanggung jawab ganti rugi sama baik
kapal dengan bobot kecil maupun besar. Satuan perhitungan ganti rugi tidak
didasarkan pada harga emas tetapi special drall'ing right (SDR). Besarnya batas
tanggung jawab ganti rugi diatur sebagai berikut.
l. Kapal berukuran tidak melebihi GT 5000 batas tanggung jawab kerugian sampai
dengan 3 juta SDR (kurang lebih USS 3,8 juta)
2. Kapal berukuran GT 5000 sampai dengan GT 140.000 batas tanggung jawab
ganti rugi adalah 3 juta SDR ditambah 420 SDR (kurang lebih US$ 538)
untuk setiap satuan tonase tambahan
3. kapal berukuran lebih dari GT 140.000 batas tanggungjawab ganti rugi tidak
lebih dari 59,7 juta SDR (kurang lebih US$ 76,5 juta).
Rule book Protection and Indemnity (P and l) Club

Rule book P and I bukan merupakan ketentuan internasional namun merupakan


ketentuan dan syarat yang mirip dengan ketentuan polis pada asuransi yang ditulis
dibalik polis pertanggungan asuransi umum dan hanya diberlakukan pada anggota
P and I atau gabungan anggota P and I club. Ketentuan dan syarat tersebut ditulis
dan dicetak setiap tahun buku dalam satu buku yang berisi artikel atau pasal-pasal
yang
BAB2 Dasar Hukum Asuransi 15

mengatur jenis risiko tanggung jawab yang dijamin oleh asuransi p


and I, risiko yang dikecualikan dari penutupan asuransi, dan nilai
naksimum pembayaran klaim ganti rugi (reimbursement) untuk
asuransi pencemaran.
Rule book bentuk dan isinya tidak standar seperti halnya standar
asuransi marine hull and machinery dan asuransi marine cargo yang dicetak
dengan huruf mikro dicatat pada halaman sebaliknya dari polis yang
bersangkutan. Rule book ini hanya berlaku pada anggota dari P and I (club)
atau gabungan dari P and I club. Dalam rule books diatur jaminan segala
risiko tanggung gugat (legal liability) tanpa batasan jumlah nilai
pertanggungan (total sum insured) seperti halnya asuransi kerugian.
Asuransi P and I memberikan jaminan segala risiko tanggung jawab hukum dari
pemilik atau operator kapal sebagai berikut:
1. Tanggungjawab terhadap biaya yang timbul serta santunan sebagai akibat
terjadinya kecelakaan atau karena sakitnya nakhoda dan awak kapal yang
bertugas, serta kecelakaan dan sakit yang diderita penumpang dan pihak ketiga
antara lain stavedore, surveyor dan pihak yang sedang berada di atas kapal
2. Tanggung jawab atas tuntutan kehilangan atau rusaknya muatan yang berkaitan
dengan perjanjian pengangkutan barang
3. Ganti rugi terhadap tuntutan pengelola terminal atas kerusakan fasilitas
pelabuhan atau kerusakan kapal lain yang disebabkaan oleh tubrukan serta
hilang atau rusaknya floating object, rambu navigasi pelayaran atau properti
milik orang lain
4. Tanggung jawab terhadap pencemaran di perairan
5. Tanggung jawab berkaitan dengan tubrukan kapal yang tuntutan klaimnya
melampaui nilai risiko tanggung jawab atau nilai jumlah pertanggungan dalam
asuransi hull and machinery
6. Tanggung jawab penyingkiran kerangka kapal dan pemasangan rambu petunjuk
terhadap keberadaan bangkai kapal di dasar laut.

Marine Insurance Act 1906


Marine Insurance Act 1906 merupakan hukum asuransi maritim Negara Inggris yang
digunakan sebagaian masyarakat pelayaran dalam melaksanakan perjanjian
asuransinya. Hal ini digunakan karena sebagian masyarakat pelayaran internasional
menggunakan perusahaan asuransi Inggris karena perusahaan tersebut sudah dikenal
secara
16 Asuransi Maritim

internasional dengan lloyd insurance sehingga polis yang digunakan adalah polis
lloyd yang dikembangkan oleh Edward Lloyd. Polis lloyd yang digunakan tersebut
mengacu kepada Insurance Act 1906, sehingga hal ini menjadi kebiasaan
internasional yang hingga saat ini masih digunakan oleh perusahaan pelayaran
dalam menjalankan asuransi khususnya perusahaan pelayaran yang menggunakan
polis lloyd.

Beberapa ketentuan penting dan mendasar dalam Insurance Act 1906 yang
berbeda dengan KUHD dapat dijelaskan berikut ini.
1. Insurance Act 1906.
a. Bahaya atau kerugian yang dijamin hanya bahaya dari laut saja atau
disebut perils ofthe sea.
b. Semua kerugian yang diderita akan diganti, termasuk seluruh kerugian
secara berturut turut dati setiap kejadian.
c. Menggunakan teori sebab musabab atau disebut juga hukum causa
proxima yaitu sebab-sebab terdekat atau yang paling efisien yang
mendatangkan kerugian yang akan diganti.
d. Berlaku sue and labour clause yaitu berapapun banyaknya/ besarnya
biaya atau kerugian akan dibayar meskipun melebihi harga yang
dipertanggungkan atau diasuransikan atau dalam dalam pertanggungan
dikenal dengan asuransi di atas harga.
2. KUHD.
a. Bahaya yang dijamin adalah bahaya yang datang dari luar atau
disebut perils on the sea, sehingga mempunyai arti yang lebih luas dari
Insurance Act 1906.
b. Kerugian yang dibayar hanya kerugian atau kerusakan dalam satu
perjalanan, sehingga ditentukan jumlah maksimum yang dapat diganti
dari jumlah seluruh kerugian.
c. Menggunakan teori sebab musabab yaitu sebab-sebab yang layak
atau patut yang akan diganti atau causa remota, misalnya air laut masuk
ke kapal dan merusak muatan.
d. Untuk mengurangi kerugian, tertanggung boleh mengeluar kan
biaya yang diperlukan yang dapat dibebankan kepada penanggung. Dalam
hal ini penggantian biaya akan ditentukan jumlah maksimum yang akan
dibayar oleh penanggung.
BAB 2 Dasar Hukum Asuransi 17

SOAL LATIHAN

1. sebutkan dasar hukum asuransi yang digunakan dalam


penyelenggaraannya di Indonesia baik hukum nasional maupun
hukum/kebiasaan internasional!
2. sebutkan dasar hukum asuransi laut yang sifatnya sukarela!
3. Apa dasar hukum penyelenggaraan asuransi di Indonesia?
4. sebutkan secara rinci hukum nasional Indonesia yang mengatur asuransi
sebagai kewajiban!
5. Hukum atau kebiasaan internasional apa saja yang digunakan dalam
penyelenggaraan asuransi Indonesia?
6. Apa dasar hukum yang digunakan dalam penyelenggaraan asuransi yang
dilakukkan oleh anggota P and I Club?
7. Dalam kebiasaan perdagangan internasional yang dilakukan di Indonesia
sering menggunakan hukum negara lain, karena hukum tersebut sudah menjadi
kebiasaan yang digunakan oleh negaranegara lain berdasarkan kesepakatan.
Sebutkan hukum yang dimaksud tersebut!
BAB 3
PENGERTIAN, MANFAAT,TUJUAN, DAN FUNGSIASURANSI

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu persetujuan ketika penanggung


mengikatkan diri kepada tertanggung dengan mendapat premi, untuk mengganti
kerugian karena kehilangan, kerugian atau tidak diperolehnya keuntungan yang
diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui terlebih dahulu.
Asuransi merupakan cara atau alat pemindahan risiko dari seseorang/badan
hukum kepada orang/badan hukum lain, dengan adanya perpindahan risiko ini maka
apabila di masa datang terjadi kerugian yang di derita sebagai akibat risiko yang
dihadapinya, kerugian dimaksud dapat dialihkan kepada orang lain yaitu kepada
siapa ia telah memindahkan risiko tersebut.

Sesungguhnya asuransi bertujuan untuk memberikan perlindungan (protect)


atas kerugian (financial loss) yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya (fortuitious event). Dengan membayar premi yang relatif kecil, yang
menutup asuransi memperoleh proteksi dengan cara mengalihkan kerugian yang
mungkin akan dialaminya kepada pihak asuransi itu.

Definisi Asuransi

Asuransi adalah suatu perjanjian atau kontrak antara penanggung dan


tertanggung dalam perjanjian ketika penanggung berjanji akan mengganti kerugian
yang diderita oleh tertanggung akibat dari suatu risiko yang disebutkan dalam
perjanjian, risiko mana belum diketahui atau belum terjadi pada saat perjanjian
diadakan (belum pasti), atas kesediaan penanggung memberikan penggantian tadi.
Penanggung menerima sejumlah uang yang relatif kecil tetapi pasti yang dinamakan
premi.

19
20 Asuransi Maritim

Prof Mehr dan Commack memberikan definisi sebagai suatu alat untuk
mengurangi rsiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit e.vposure dalam
jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan.
Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang
tergabung (Cammack, 1981).
Prof Mark R Green mengartikan asuransi sebagai suatu lembaga ekonomi yang
bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengombinasikan dalam satu
pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya sehingga kerugian
tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas tertentu (Keegan, 2005).
Menurut Abbas Salim, asuransi didefinisikan sebagai kemauan untuk
menetapkan kerugian kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai
pengganti/subsitusi kerugian kerugian besar yang belum terjadi (Salim, 2000).
Commision on Insurance Terminology of The American Risk and Insurance
Association mendefinisikan Asuransi sebagai pengumpulan kerugian yang tidak
ditimbulkan dengan sengaja melalui pemindahan risiko kerugian tersebut kepada
perusahaan asuransi, ketika perusahaan bersedia untuk memberikan pertanggungan
kerugian (finansial) kepada pihak penderita kerugian melalui tindakan pembayaran
sejumlah uang atau melakukan jasa tertentu terkait risiko kerugian tersebut.
Tindakan yang dilakukan perusahaan asuransi tidak mesti dimaksudkan mengganti
seluruh kerugian yang terjadi, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengkompensasi
kerugian yang diderita nasabah berdasarkan kesepakatan pertanggungan antara
perusahaan asuransi dan nasabah sehingga paling tidak nasabah tidak terbebani
kerugian seketika dalam jumlah besar.
Dari serangkaian beberapa definisi di atas kita dapat merangkumnya bahwa
asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada
perekonomian, dengan cara menggabungkan sejumlah unit terkena risiko yang
sama atau hampir sama dalam jumlah yang cukup besar, agar kemungkinan
kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan
dibagi secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan itu.
Secara yuridis pengertian asuransi berdasarkan KUHD RI pasal 246 as uransi
atau pertanggungan adalah suatu perj anj ian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

BAB3 Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Fungsi Asuransi 21

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan


dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertetu.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapatlah dipahami bahwa asuransi
mengandung 4 unsur yang terlibat dalam asuransi Pasal 246 KIJIID.
1. Penanggung (insurer) yang memberikan proteksi: Ialah pihak yang berjanji akan
membayar sejumah uang/memikul risiko atas suatu kerugian kepada tertanggung
apabila terjadi suatu kerugian, dan penanggung berhak menerima pembayaran
premi dari tertanggung baik secara sekaligus atau secara berangsur.
2. Tertanggung (insured) yang menerima proteksi. Adalah pi hak yang berjanji
akan membayar uang premi kepada penanggung secara sekaligus atau berangsur
angsur, dan mempunyai hak untuk memperoleh penggantian jika terjadi kerugian
atas harta miliknya yang diasuransikan.
3. Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya, peristiwa
yang dapat menimbulkan kerugian.
4. Kepentingan (interest) yang diasuransikan, yang mungkin akan mengalami
kerugian disebabkan oleh peristiwa yang taktentu itu.
Mengacu pada batasan yang diberikan oleh KUHD di atas maka dapat dipahami
bahwa asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
ketika pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
pada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung karena suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
Pengertian asuransi menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian di Indonesia, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian atara dua
pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
22 Asuransi Maritim

Macam Asuransi

Dilihat dari sudut pemerintah:


1. Asuransi Wajib (compulsory insurance)
2. Asuransi sukarela (voluntary insurance)

Dilihat dari sudut besarnyajumlah penanggungan:


1. Asuransi sejumlah uang
2. Asuransi kerugian
Dilihat dari tujuan diadakannya asuransi:
1. Asuransi jiwa
2. Asuransi sosial
3. Asuransi kerugian:
a. Asuransi pengangkutan (melalui laut, udara, dan darat)
b. Asuransi kebakaran: Khusus dalam pertanggungan yang di. akibatkan
terjadi kebakaran dan yang sejenis dengan itu seperti sambaran
petir/halilintar, gempa bumi, peledakan dsb.
c. Asuransi varia (bermacam-macam): Segala macam asuransi kerugian
yang belum bisa digolongkan pada asuransi pengangkutan, asuransi
kebakaran, maupun Iainnya. Termasuk da lam golongan ini asuransi
kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, cash in transit dll.
d. Asuransi tanggung gugat: Menjamin kerugian pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepentingan tertanggung selama berlakunya
pertanggungan. Misalnya, hal terjadi tubrukan kapal, mobil, serta
kerugian Iainnya yang ditimbulkan oleh harta kekayaan tertanggung.

Minyak yang keluar dari tanker dan meledak di laut dapat menutup air laut (oil
pollution) dan dapat mengakibatkan ikan mati, kapal Iain tidak bisa berlayar,
kemungkinan terbakar barang di sekitarnya dan sebagainya. Semua kerugian akibat
risiko serupa ini dipertanggungkan dalam asuransi tanggung gugat (General Third
Party Liability).

TUJUAN ASURANSI

Pada umumnya tujuan asuransi adalah sebagai pengalihan risiko, untuk


mendapatkan ganti rugi, pembayaran santunan dan kesejateraan sosialBagi penerima
asuransi (tertanggung) asuransi memiliki tujuan untu meminimalisasi risiko yang akan
dihadapinya, sedangkan bagi pemberi
asuransi (penanggung) asuransi memiliki tujuan untuk mengumpulkan dana
untuk dijadikan sebagai modal pembiayaan suatu usaha.Untuk lebih jelasnya
marilah kita bahas lebih lanjut tujuan asuransi antara Iain sebagai berikut.

Pengalihan Risiko
Tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta
kekayaan miliknya atau jiwanya. Jika bahaya tersebut menimpa harta kekayaannya
atauj iwanya, mereka akan menderita kerugian atau korban jiwa atau cacat
badannya. Untuk mengurangi atau menghilangkan beban risiko yang dihadapi oleh
tertanggung maka mereka mencari pihak pihak Iain yang bersedia mengambil alih
beban risiko tersebut dan tertanggung akan membayar kontraprestasi yang disebut
dengan premi. Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan
risiko yang mengancam harta kekayaan atauj iwanya, dengan membayar sejumlah
premi kepada penanggung.Sejak saat itu pula beralih risiko kepada perusahaan
asuransi sebagai penanggung.

Pembayaran Ganti Rugi


Dalam praktik asuransi bahwa risiko yang dihadapi oleh tertanggung tidak
selalu terjadi atau tidak terjadi peristiwa bahaya yang mengancam selama periode
asuransi.Pada saat tidak ada persitiwa yang mengakibatkan kerugian selama periode
asuransi, merupakan kesempatan bagi si penanggung untuk
mengumpulkan/menghimpun premi yang dibayar oleh tertanggung yang
mengikatkan diri kepadanya.

Jika pada suatu ketika peristiwa yang menimbulkan kerugian terjadi maka
kepada tertanggung akan dibayarkan sejumlah ganti kerugian yang seimbang dengan
asuransinya. Dalam praktik asuransi ada timbul kerugian yang sebagian (partial loss)
dan ada kerugian yang bersifat seluruhnya (total loss).Tertanggung mengadakan
asuransi bertujuan untuk medapatkan/memperoleh ganti kerugian yang sungguh
sungguh dideritanya.

Pembayaran Santunan
Perjanjian asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan sukarela antara
penanggung dan tertanggung (voluntary insurance).Akan tetapi terdapat Undang-
Undang yang mengatur asuransi yang bersifat wajib (compulsory insurance) artinya
bahwa tertanggung terikat.

23
24 Asuransi Maritim

dengan penanggung karena perintah undang-undang, bukan karena perjanjian.


Asuransi jenis ini disebut dengan asuransi sosial (social security insurance).Asuransi
sosial bertujuan melindungi masyarak dari ancaman bahaya kecelakaan yang
menimbulkan kematian atauat cacat tubuh. Dengan membayar sejumlah konstribusi
dari ancaman (semacam bahaya.premo tertanggung behak memperoleh perlnidungan
Tertanggung membayar konstribusi tersebut adalah mereka yang terikat pada
suatu hubungan hukum penumpang tertentu yang angkutan ditetapkan umum,
undangundang, misalnya hubungan kerja, mereka mendapat musibah kecelakaan
dalam pekerjaannya atau selama angkutan berlangsung, mereka (ahli waris) akan
memperoleh pembayaran santunan dari penanggung, yang jumlahnya telah
ditentukan oleh undang-undang. Dengan demikian tujuan berasuransi dalam asuransi
sosial ialah untuk melindungi masyarakat dan mereka yang terkena musibah diberi
santunan sejumlah uang sesuai peraturan.

Kesejahteraan Anggota

Apabila sejumlah orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan tiap anggota
perkumpulan membayar konstribusi/iuran kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu
berkedudukan sebagai penanggung dan para anggota yang membayar iuran
berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan
kerugian atau kematian bagi anggotanya, perkumpulan akan membayar sejumlah uang
kepada anggota yang terkena kerugian. Perkumpulan semacam ini atau asuransi model
tersebut merupakan asuransi saling menanggung atau asuransi usaha bersama (mutual
insurance) yang bertujuan mewujudkan kesej ahteraan anggota.
Asuransi saling menanggung tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi murni,
tetapi hanya mempunyai unsur yang mirip dengan asuransi kerugian atau asuransi
jiwa. Penyetoran uang iuran oleh anggota perkumpulan (semacam premi) merupakan
pengumpulan dana untuk kesejahteraan anggota atau mengurus kepentingan anggota,
misalnya bantuan upacara selamatan, bantuan biaya penguburan bagi anggota yang
meninggal dunia, dan biaya perawatan bagi anggota yang sakit.
Bentuk saling menanggung semacam ini dalam bidang pelayaran (angkutan laut)
lebih dikenal dengan P& I Club. Radiks Purba (200 2) menjelaskan bahwa tujuan
asuransi sebagai berikut: Ganti rugi yang
BAB3 Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Fungsi Asuransi 25
diberikan oleh penanggung kepada tertanggung bila tertanggung menderita kerugian
yang dijamin oleh polis, bertujuan untuk mengembalikan tertanggung pada posisi
semula, atau menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sehingga ia masih mampu
berdiri sepertİ sebelum terjadi kerugian.

Tujuan asuransi menurut Abbas Salim (2000) adalah sebagai berikut.


1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko yang diderita suatu pihak.
2. Meningkatkan suatu efisiensi, karena kita tidak perlu secara khusus
mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk mem beri perlindungan
yang banyak memakan tenaga, waktu dan biaya.
3. Membantu mengadakan pemerataan biaya, yaitu cukup dengan
mengeluarkan biaya untuk premi saja yang jumlahnya sudah tertentu secara
tetap per periodik.
4. Untuk dasar pemberian kredit, terutama dalam sistem
perkreditanyangdilakukan oleh bank.
5. Sebagai tabungan, bahkan lebih daripada itü karena premi yang dibayarkan
kepada asuransi akan diterima kembali.
6. Untuk modal investasi bagi pihak lain dengan menggunakan dana yang
dikapitalisasi oleh pihak asuransi.

FUNGSI ASURANSI
Asuransi terjadi ketika adanya suatu perbuatan hükum (legal act) yang dapat
berupa persetujuan atau kesepakatan yang dilakukan antara penanggung dan
tertanggung mengenai suatu obyek asuransi, peristiwa
tidak pasti (evonemen) yang mengancam benda asuransi dan syarat yang berlaku
dalam asuransi. Kesepakatan perjanjian dituangkan dalam akta perjanjian yang
disebut dengan polis, sebagai bukti bagi para pihak yang mengadakan perjanjian.
Dengan adanya polis kedua belah pihak mempunyai kekuatan hükum sehingga
tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian
yang mungkİn dialamİ oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak diduga dan polis
tersebut akan dijadikan sebagai alat bukti tertulis yang dipakai untuk membuktikan
telah terjadi asuransi antara penanggung dan tertanggung (Muhammad A.,1990).
26 Asuransi Maritim

Berikut beberapa fungsi penting asuransi:

1. Asuransi sebagaijaminan terhadap risiko dan evonemen.


2. Asuransi sebagai pengalihan risiko
3. Asuransi sebagai penghimpun dana
4. Asuransi sebagai sarana ekspor terselubung
5. Asuransi sebagai stimulus ekonomi
6. Asuransi sebagai pembayaran ganti rugi
7. Asuransi sebagai pembayaran santunan
8. Asuransi sebagai sarana kesejahteraan anggota

Asuransi sebagai Jaminan Terhadap Risiko dan Evonemen


Salah satu fungsi penting dalam asuransi terhadap bisnis adalah asural
merupakan salah satu penjamin terhadap risiko maupun evonemen sewaktu waktu
terjadi dalam dunia bisnis.Asuransi sebagai penjamilü hal yang menguntungkan bagi
para pekerja yang dimiliki oleh par pelaku bisnis/usaha karena ketika sewaktu waktu
terjadi peristiwa Yang mengakibatkan kerugian ada asurasi sebagai penjamin atas
kejadian tersebut.

Jaminan bagi karyawan sesuai Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 meliputi:
1. Jaminan kecelakaan kerja
2. Jaminan kematian
3. Jaminan hari tua
4. Jaminan pemeliharaan kesehatan.
Sebagai jaminan asuransi memiliki keuntungan untuk diterapkan dalam
perusahaan sehingga keberadaan asuransi tentu menguntungkan bagi pelaku bisnis
dan disisi Iain asuransi melindungi serta menyejahterakan karyawan maupun
tenaga kerja.

Asuransi sebagai Pengalih Risiko

Risiko merupakan suatu kemungkinan kerugian Yang dialami, yang diakibatkan


oleh bahaya yang mungkin terjadi, tetapi tidak diketahui lebih dulu apakah akan
terjadi dan kapan terjadi. orang akan mencari cara untuk menghilangkan risiko,
Salah satu Cara adalah dengan mengan risiko (transfer ofrisk) kepada pihak Iain.
Asuransi sebagai lgalihan risiko untuk mengurangi serta menghilangkan beban
risiko penanggung. Dalam dunia bisnis perusahaan asuransi siap untuk
BAB 3 Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Fungsi Asuransi 27

menerima tawaran dari pihak tertanggung untuk mengambil alih risiko


Yangterjadi dalam suatu bisnis dengan syarat imbalan pembayaran
premi.Pada saat dibayarkan premi kepada penanggung maka sejak saat itulah
risiko beralih kepada penanggung.

Asuransi sebagai Penghimpun Dana


Dalam perjalanannya perusahaan asuransi akan mengumpulkan se jumlah
dana yaitu premi yang dibayarkan oleh para tertanggung atau dari para pemegang
Polis asuransi. Dana tersebut akan dipergunakan sebagai investasi sesuai
kebutuhan yang sebagian dari hasil invesasi akan digunakan untuk membayar
tertanggung jika mendapat kerugian sesuai dengan perjanjian dalam polis. Premi
yang dibayarkan oleh tertanggung besarannya sesuai/seimbang dan wajar dengan
risiko kerugian yang dialihkan kepada penanggung. Semakin tinggi jumlah
pertanggungan dan semakin besar risiko yang akan ditanggung semakin tinggi
pula premi yang harus dibayarkan.

Asuransi sebagai Sarana Ekspor Terselubung


Asuransi digunakan oleh para eksportir untuk mengirimkan barang ekspor ke
daerah daerah dan lokasi yang berisiko tinggi misalnya ke daerah konflik/perang.Jika
sebelum ada asuransi para eksportir enggan untuk mengirim barang ke lokasi
konflik/perang, maka setelah ada asuransi eksportir berani melakukan perdagangan
dan pengiriman barang sampai ke wilayah yang terjadi konflik/perang.

Asuransi sebagai Stimulus Ekonomi Tertanggung


Asuransi sebagai salah satu stimulus ekonomi jika terjadi kerugian bagi para
tertanggung.Fungsi ini sangat penting terlebih ketika pengusaha/ pebisnis mengalami
kerugian akibat peristiwa atau bencana yang menyebabkan kerugian.Pengusaha dapat
melakukan usahanya lagi setelah mendapat ganti kerugian dari penanggung atau
perusahaan asuransi.

Asuransi sebagai Pembayaran Ganti Kerugian


Fungsi selanjutnya adalah bahwa asuransi berfungsi sebagai sarana pembayaran ganti
kerugian, namun ketika tidak terjadi persitiwa yang
28 Asuransi Maritim

dapat mengakibatkan kerugian tidak timbul masalah apa apa terhadap risiko yang
ditanggung oleh perusahaan asuransi. Ketika pada suatu waktu terjadi peristiwa
sungguh yang mengakibatkan kerugian, maka pihak penanggung wajib membayar
ganti kerugian kepada pihak tertanggung. Pihak tertanggung berhak mengajukan
claim kepada pihak penanggung untuk memperoleh haknya berupa penggatian
kerugian atas kerugian yang sungguh dideritanya akibat peristiwa yang menimbulkan
kerugian.

Asuransi sebagai Pembayar Santunan


Pada asuransi sosial (social security insurance) ketika perjanjian yang dibuat
antara tertanggung dan penanggung bersifat waj ib karena amanah undang-undang
(compulsory insurance) dalam arti bahwa tertanggung terikat dengan penanggung
karena perintah dari undang-undang, maka asuransi model ini berfungsi untuk
melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan, yang dapat mengakibatkan
cacat tubuh atau kematian. Tertanggung membayar konstribusi/iuran bulanan secara
tetap kepada penanggung, untuk itu tertanggung berhak memperoleh perlindungan
dari ancaman bahaya yang dideritanya. Bagi para pelaku bisnis/pengusaha, asuransi
jenis ini sangat penting terutama para pengusaha yang mempekerjakan karyawan,
sehingga jika sewaktuwaktu terjadi kecelakaan kerja pada karyawannya maka sudah
ada pihak penanggung yang akan menanggungnya.
Tujuan utama asuransi jenis ini adalah untuk melindungi masyarakat, pekerja,
karyawan/karyawati yang mengalami musibah dengan diberikan santunan sejumlah
uang kepada pekerja atau ahli warisnya. Contoh: Jamsostek, Jasa Raharja.

Asuransi sebagai Sarana Kesejahteraan Anggota


Dalam suatu perkumpulan bisnis atau perkumpulan lainnya, karena para anggota wajib
membayar iuran/konstribusi pada perkumpulan, maka perkumpulan itu berkedudukan
sebagai penanggung dan para anggota berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi
peristiwa yang mengakibatkan kerugian bagi anggotanya maka perkumpulan harus
membayar sejumlah uang kepada anggota tersebut sesuai dengan kesepakatan
perkumpulan (Muhammad 2011)
Pada asuransi kesejahteraan semacam ini lebih sesuai dikelola oleh para pebisnis
dalam bentuk perkumpulan koperasi atau usaha bersama'
BAB 3 Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Fungsi Asuransi 29

hal ini sesuai dengan Ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992
yaitu "Usaha perasuransian hanya dapat dilakukan Oleh badan hukum yang
berbentuk, Perusahaan Perseroan (Persero), Koperasi, Perseroan Terbatas (PT),
Usaha Bersama (Mutual)"
Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota bisnis, praktik semacam ini sangat
penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan kebersamaan antar-anggota.
Contoh: TASPEN, ASABRI.

MANFAAT ASURANSI
Di samping asuransi berfungsi sangat baik dalam dunia bisnis, asuransi juga
mempunyai manfaat terhadap tertanggung. Menurut Siamat 2005 Asuransi pada
dasarnya memberi manfaat bagi tertanggung (insured), antara Iain:
1. Rasa aman dan perlindungan: Dengan memiliki polis asuransi maka
tertanggung akan terhindar dari kerugian yang mungkin timbul.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.
3. Polis asuransi dapat dijadikan jaminan kredit.
4. Sebagai tabungan dan sumber pendapatan.

5. Alat penyebaran risiko.

Asuransi Memberi Rasa Aman dan Perlindungan


Adanya polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa
aman atas risiko atau kerugian yang mungkin akan timbul sewaktu waktu dan tidak
pasti terjadi (evonemen). Polis asuransi juga bisa digunakan sebagai jaminan
memperoleh kredit, apabila risiko yag menimbulkan kerugian benar benar terjadi,
dalam hal ini tertanggung berhak memperoleh atas nilai kerugian sebesar polis, atau
sesuai dengan perjanjian, maka hal ini sangat bermanfaat bagi tertanggung.
Asuransi memberikan distribusi biaya dan manfaat yang lebih adil.Dalam
asuransi ada asas berkeadilan sangat diperhitungkan dengan matang, untuk
menentukan besaran nilai pertanggungan dan premi yang harus dibayar oleh
tertanggung/pemegang polis secara seimbang.
Dalam menentukan nilai pertanggungan pihak penanggung akan membuat
kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak, yang semakin besar nilai
pertanggungan semakin besar pula premi yang harus ditanggung/dibayar.
30 Asuransi Maritim

Asuransi Bermanfaat sebagai Tabungan dan Sumber Pendapatan


Premi yang dibayarkan secara periodik memiliki substansi sebay tabungan, pihak
penanggung atau badan penyelenggara akan me perhitungkan juga bunga atas premi
yang dibayarkan serta bonus ataı jasa prodüksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Contoh: Asurans Sosial Jamsostek (Jaminan Hari Tua).
Asuransi bermanfaat sebagai penyebaran risiko dan membantl meningkatkan
usaha.Risiko yang seharusnya ditanggung sendiri oleh tertanggung ikut dibebankan
kepada penanggung dengan imbalan sejumlah premi.Asuransi juga meningkatkan
kegiatan bisnis melaluı.investasi oleh para investor karena para investor juga tidak
luput dari risiko kerugian yang dapat diakibatkan oleh berbagai macam şebab
(kebakaran, pencurian, kecelakaan, dan lain-lain).

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan pengertian asuransi menurut pendapat Anda!


2. Sebutkan dan jelaskan empat unsur yang terlibat dalam asuransi berdasar pasal
246 KUHD RI!
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan berasuransi dari sisi tertanggung!
4. Sebutkan dan jelaskan fungsi auransi dalam bidang ekonomi!
5. Jelaskan pengertian asuransi sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992
Tentang Perasuransian di Indonesia!
BAHAYA DAN RISIKO

PENGERTIAN BAHAYA DAN RISIKO

Peristiwa (event) adalah kejadian yang timbul karena perbuatan manusia atau
perbuatan alam, ada peristiwa yang bermanfaat ada juga peristiwa yang menimbulkan
bahaya. Dari segi asuransi peristiwa (accident) adalah kejadian menimbulkan bahaya
(perils) yang dapat menimbulkan kerusakan/kerugian terhadap kepentingan (interest)
yang diasuransikan.
Bahaya menurut paham asuransi adalah akibat dari peristiwa yang dapat
menimbulkan kerusakan/kerugian terhadap kepentingan yang diasuransikan.Perils
(bahaya) adalah suatu bahaya yang dapat menjadi sebab terjadinya kerugian baik
terhadap barang (property) maupun terhadap orang (personal).
Risiko (risk) adalah suatu ketidaktentuan atau uncertainly yang mungkin
mengakibatkan kerugian (loss), unsur ketidaktentuan ini bisa mendatangkan kerugian
dalam asuransi. Dari Sisi asuransi, risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan
dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan terjadi, tetapi tidak
diketahui lebih dahulu apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi. Walaupun belum
tentu terjadi tetapi perlu sedia payung sebplum hujan.Oleh karena itu sebelum bahaya
itu terjadi perlu diadakan persiapan dan penjagaan yang layak untuk menghadapinya
bila terjadi nanti. Misanya, kapal hendak berlayar, sebelum berangkat kapal harus
dipersiapkan menghadapi bahaya dari dan di lautan, yang merupakan syarat mutlak
adalah kapal harus laik laut (seaworthy), yaitu secara wajar kapal telah memenuhi
semua syarat yang diperlukan untuk menghadapi bahaya biasa dari dan di lautan. Kapal
yang tidak laik laut syahbandar tidak akan memberikan Surat Persetujuan Berlayar.

31
32 Asuransi Maritim

Diadakannya asuransi terutama berhubungan dengan belum pastinya keadaan


yang akan datang. Asuransi dimaksudkan untuk menjadikan yang belum pasti bagi
tertanggung menjadi pasti, yaitujika terjadi kerugian maka ia pasti memperoleh
jaminan. Umumnya risiko diakibatkan oleh bahaya, sedangkan bahaya diakibatkan
oleh peristiwa walaupun ada risiko yang tidak diakibatkan oleh bahaya misalnya
risiko susut (natura/ Ioss).
Perils (bahaya) adalah bahaya yang menjadi sebab terjadi kerugian baik
terhadap barang (property) maupun terhadap orang (personal). Kebakaran, angin
topan, tubrukan kapal, pencurian, dan lain lain adalah contoh dari perils (bahaya).
Dalam mengadakan asuransi biasanya dengan tegas disebutkan perils apakah yang
dijamin dalam polis, dan hanya kerugian yang disebabkan oleh perils ini yang diberi
penggantian oleh penanggung.
Hazard adalah suatu keadaan yang dapat memperbesar perils, memperparah
bahaya (perils) berarti memperbesar kemungkinan terjadinya kerugian yang dijamin
dalam polis. Phisical hazard adalah hazard yang dapat menyebabkan bertambah
besarnya kerugian yang mungkin timbul akibat dari/karena sifat fisik dari benda itu.
Misalnya rumah yang terbuat dari kayu/dinding tripleks lebih mudah terbakar jika
dibandingkan dengan rumah yang terbuat dari dinding beton, tikungan tajam dan
berkelok naik turun, jalan licin, lantai tersiram percikan oli minyak sekitar kamar
mesin, muatan yang di stowage on deck kemungkinan rusak lebih besar dibanding
dengan muatan yang ditempatkan in hold (dalam palka kapal). Moral hazard adalah
hazard yang dapat menyebabkan bertambahnya kemungkinan kerugian karena sifat
pribadi dari si tertanggung. Misalnya kurang dapat dipercaya, sengaja memberikan
keterangan yang salah, mabuk minuman keras.

MACAM-MACAM BAHAYA

Dalam memudahkan mengenal berbagai macam bahaya yang ditimbulkan oleh


berbagai macam peristiwa maka berbagai macam bahaya itu dikelompokkan ke dalam
berbagai macam asuransi, seperti yang berkait dengan asuransi pengangkutan laut,
asuransi pengangkutan udara, asuransi pengangkutan darat, asuransi kebakaran,
asuransijiwa,asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan, dan sebagainya. Berbagai
peristiwa yang berkaitan dengan asuransi pengangkutan laut dapat terdiri bahaya di
pelabuhan (portperils) dan bahaya di laut (marine perils).
BAB4 Bahaya dan Risiko 33

Bahaya di Pelabuhan

Bahaya di pelabuhan (port perils), meliputi:

l. Angin topan, angin ribut, gempa bumi, erupsi gunung berapi meletus, banjir.
2. Perampasan, penahanan, dan penyitaan oleh yang berwajib, penahanan oleh
penduduk atau oleh buruh.
3. Peperangan, revolusi, pemberontakan, perlawanan, dan lain-lain
4. Sabotase, pemogokan, kerusuhan, kegaduhan, penutupan perusahaan,
pencegahan dengan paksa buruh bekerja dll.
5. Kecelakaan ketika pemuatan/pembongkaran, atau pemindahan muatan
(shifting cargo).

Bahaya di Laut
Bahaya di lautan (marine perils) terdiri dari:
1. Bahaya dari laut (perils ofthe sea). Bahaya dari laut (Perils Of The Sea)
merupakan bahaya yang disebabkan langsung oleh peristiwa yang secara
kebetulan terjadi (accidentaly caused) atau terjadi bahaya tidak menentu,
seperti
a. Angin topan, angin ribut, cuaca buruk dan lain yang sejenis
b. Gempa bumi, erupsi gunung berapi, disambar petir, diterjang ombak besar dan
lain lain bahaya ganas yang berasal dari lautan.
c. Perils of the sea (bahaya dari laut) dapat menyebabkan kapal tenggelam,
kapalterbalik, kapal kandas (grounded), kapal hanyut, kapal hilang, kapal
terbakar, dan sebagainya.
2. Bahaya di laut (perils on the sea). Merupakan bahaya yang bukan disebabkan
langsung oleh ganasnya lautan, tetapi disebabkan oleh berbagai peristiwa
sebagai berikut.
a. Kapal tabrakan dengan kapal lain, kapal ditabrak oleh kapal lain atau
menabrak kapal lain, menabrak dermaga atau benda permanen, menabrak
benda terapung (pelampung, gunung es)
b. Kebakaran di kapal disebabkan oleh kelalaian atau karena sambaran petir.
c. Banjir di kapal (air laut masuk besar besaran ke dalam palka kapal)
d. Pembajakan (piracy) atau perompakan.
e. Pembuangan muatan ke laut (jettisson) untuk menyelamatkan kapal.
34 Asuransi Maritim

PENGGOLONGAN RISIKO

Risiko Murni (Pure Risk)

Risiko murni adalah risiko yang memang sudah ada dan dapat mengakibatkan
kerugian bagi seseorang.Risiko ini umumnya datang dari luar akibat sesuatu
accident (misalnya kapal tubrukan, kapal tenggelam, kapal kebakaran, pencurian,
dsb).Risiko murni menimpa suatu obyek dan yang menderita rugi adalah pemilik
objek. Pure risk dapat dibedakan menjadi:
1. Personal risko Personal risk yaitu risiko yang dihadapi Oleh seseorang secara
pribadi (misalnya sakit, accident, mati, dan sebagainya) yang kemudian dapat
menjadi obyek asuransi.
2. Property risk. Property riskyaitu risiko yang dihadapi oleh barang yang
dimiliki (misalnya barang bisa hilang, rusak, terbakar, dan sebagainya).
3. Liability Risk. Liability risk yaitu risiko yang dihadapi seseorang dalam
hubungannya dengan tanggung jawabnya kepada pihak lain, karena
kesalahnnya atau kelalaiannya, untuk mana secara legal diwajibkan
bertanggung jawab (misal mobil menubruk orang atau mobil lain, barang atau
kepentingan orang lain rusak).

Risiko Spekulatif (Speculative Risk)


Risiko spekulatif (speculative risk) adalah kemungkinan terjadinya karena unsur
tindakan spekulatif sehingga dapat mengakibatkan kerugian dapatjuga mengakibatkan
keuntungan.Misalnya, tindakan perdagangan, permainan saham, permainan judi,
permainan valas dan sebagainya.

Risiko Fundamental
Risiko Fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak bisa dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita bukan seorang atau beberapa orang saja.Misalnya,
banjir, gempa bumi, angin topan, peperangan, kekacauan, inflasi, devaluasi, dan
sebagainya.
Risiko Khusus
Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa mandiri.Misalnya, kapal
terbang jatuh, kapal kandas, ketel uap meledak, barang rusak atau hilang, dan
sebagainya.Risiko khusus dapat diketahui dan ditentukan penyebabnya.
BAB 4 Bahaya dan Risiko 35
Risiko Dinamis
Risiko dinamis yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
(dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi
(misalnya risiko yang dialami astronot di angkasa luar).

Risiko Statis
Risiko statis yaitu risiko yang tetap ada walaupun tidak ada perkembangan atau
kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan lain lain
(misalnya, risiko hari tua, risiko mati, dan sebagainya).

MACAM-MACAM RISIKO
Macam risiko yaitu risiko hilang, risiko rusak, risiko susut, risiko lainnya yang
dikecualikan, risiko melekat pada barang, orang, uang, dan prosedur.

Risiko Kehilangan
Risiko kehilangan bisa kehilangan sebagian (partial loss) atau kehilangan seluruhnya
(total loss), misalnya:
1. Kapal tenggelam dan tidak bisa diselamatkan atau diapungkan Iagi, mobil
terbakar hingga tinggal kerangkanya, barang terbakar hingga musnah,
merupakan actual total loss.
2. Barang hilang secara fisik dan tidak bisa diketemukan Iagi walau telah dicari
secara wajar, barang jatuh ke laut dan tidak bisa diambil Iagi, berarti actual
total loss.
3. Satuparty cargo sebanyak 20 koli, sebagian koli pecah dan rusak sebagian lain
dalam keadaan baik dan utuh merupakanpartial loss.
Dalam kaca mata asuransi actual total loss atau constructive total loss sama
statusnya yaitu actual total loss. Total loss memperoleh ganti rugi penuh dari
penanggung, sedangkan partial loss memperoleh ganti rugi sebesar kerugian yang
diderita, asalkan ditutup asuransi untuk risiko atau bahaya yang mengakibatkan
kerugian.

Risiko Susut
Barang berupa butir-butiran seperti beras, gandum, kacang kacangan, lada, gula (free
flowing goods), demikian juga barang berdebu (dusty
36 Asuransi Maritim

goods) seperti tepung terigu, tapioka, semen, yang dikemas dengan baik seperti
karung atau kantung, pasti berkurang beratnya bila dikirim dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain, susut itu disebabkan susut alamiah (natural loss) asalkan karung
atau kantung masih utuh.
Susut alamiah terjadi karena rembes ke luar (spillage) melalui jahitan
karung, melalui celah kantung halus, melalui celah halus kemasan yang retak atau
pecah halus secara biasa (breakage). Barang cairan dalam tong, drum, kaleng
kemungkinan akan berkurang melalui celah tutup tong, merembes tanpa kentara,
melalui celah halus bagian yang dipatri (leakage).

Risiko Rusak
Mengirim barang dari pelabuhan ke pelabuhan lain akan menghadapi risiko rusak.
Untuk mengatasi dan memperkecil risiko rusak perlu diperhatikan:
1. Pengemasan (packing) harus memenuhi syarat yang lazim, dan bahan pengemas
harus baru dan bahannya disesuaikan dengan barang yang dikemas.
2. Diperlakukan dengan hati-hati (handling carefully) ketika memuat dan
membongkar barang, ketika menimbun di gudang, Di bagian luar kemasan
dicantumkan protective marking dan atau cautionary marking (tanda
perlindungan dan peringatan perhatian)
a. Contohprotective marking: handle with care, special handling, use no hooks
dan lain lain.
b. Contoh cautionary marking: keep dry, special stowage, keep in coolplease,
fragile, dan lain lain.
3. Dalam penimbunan di gudang maupun dalam pengangkutan harus dipisah jenis
barang yang satu dengan yang lain supaya tidak terjadi kontaminasi, supaya
tidak menimbulkan kerusakan pada jenis barang yang lain. Misalnya, barang
basah dapat merusak barang kering sehingga kedua jenis barang itu harus
dipisah. Barang berdebu dapat merusak barang yang lain, karena debu dapa t
melekat dan memasuki tubuh barang lain (contamination). Kare t tidak boleh
ditimbun berdekatan dengan bahan pangan atau baha n kain, nanti bahan pangan
atau bahan kain bisa berbau karet. Barang yang mudah terbakar seperti bubuk
hitam, alkohol, bensin, korek api harus dipisah dari barang yang lain, bahkan
sejenis barang berbahaya juga dipisah satu sama lain. Dengan mengindahkan hal
BAB4 Bahaya dan Risiko 37

hal tersebut di atas, diharapkan risiko rusak dapat dihindarkan dan diperkecil
seminim mungkin.

Risiko Laba
Pada praktik perdagangan, para usahawan atau niagawan pasti mengharapkan laba
atas penjualan barangnya. Seorang pedagang menjual barangnya di kota lain,
menurut perjanjian dia harus mengurus pengiriman barang tersebut ke kota lain tadi,
dan tentu akan memikul kerugian selama dalam pengangkutan, maka untuk
kemungkinan kerugian itu ia menutup asuransi atas barang itu. Bila barang ditimpa
bahaya dalam pengangkutan sehingga menimbulkan kerugian, maka atas kerugian
itu ia memperoleh ganti kerugian. Namun sesungguhnya ia masih menderita rugi
karena kehilangan laba/keuntungan yang diharapkan dari barang yang dijualnya,
kecuali bila laba turut diasuransikan.
Berdasarkan pertimbangan inilah undang-undang (KUHD) memperkenankan
ditutup asuransi atas laba yang diharapkan, berarti risiko atas laba akan memperoleh
ganti rugi dari penanggung bila diasuransikan. Pasal 246 KUHD menyatakan
asuransi atau pertanggungan adalah suatu persetujuan, di mana penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti
kerugian karena kehilangan, kerugian, atau tidak diperolehnya keuntungan yang
diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.

Risiko Uang Tambang


Dalam pengangkutan laut dikenal tiga macam cara pembayaran uang tambang
(Freight) sebagai berikut:
1. Freight prepaid yaitu pembayaran uang tambang dibayar di pelabuhan
pemuatan
2. Advance freight yaitu dibayar uang muka di pelabuhan pemuatan, sisanya
dilunasi di pelabuhan tujuan/pembongkaran.
3. Freight forward yaitu uang tambang yang dibayar di pelabuhan tujuan.
Dihubungkan dengan risiko tentu advance freight dan freight forward yang akan
diterima di pelabuhan tujuan merupakan risiko bagi perusahaan pelayaran selaku
pengangkut (carrier), karena bila barang mengalami kerusakan dalam pengangkutan,
maka pemilik barang akan menolak untuk membayar uang tambang bila barangnya
menderita total loss, atau membayar sebagian kalau barangnyapartial loss.
38 Asuransi Maritim

Oleh karena advancefreight danfreightforward merupakan risiko bagi


pengangkut, tetapi belum tentu terjadi, pengangkut dapat menutup asuransi atas uang
tambang yang akan diterima dipelabuhan tujuan (freight insurance).

Risiko yang Dikecualikan


Suatu kerugian baru akan mendapat penggantian dari asuransi apabila risiko yang
mengakibatkan kerugian tadi dijamin oleh polis, serta risiko dimaksud itu merupakan
causa proxima daripada kerugian. Walaupun risiko dijamin kalau risiko dimaksud
bukan merupakan causa proxima tetapi hanya salah satu sebab yang tidak langsung
(causa remota), asuransi tidak wajib memberikan ganti kerugian.
Ada beberapa risiko yang umumnya selalu dikecualikan dalam penutupan
asuransi.Risiko yang dikecualikan tersebut ada kalanya dicantumkan dengan tegas
dalam penutupan, tetapi ada juga yang tidak ditegaskan.Baik ditegaskan atau tidak
risiko di bawah ini selalu dikecualikan dari penutupan asuransi pengangkutan laut.
1. Wilful misconduct dari tertanggung. Segala kerugian yang terjadi akibat
kesengajaan atau kelalaian dari tertanggung sendiri tidak dijamin oleh polis dan
oleh karenanya tidak akan mendapat ganti kerugian dari asuransi. Tertanggung di
sini adalah wakilnya, pegawainya, atau orang lain yang bertindak atas namanya.
Master atau crew kapal merupakan pegawai dari pemilik kapal yang dapat
bertindak atas namanya. Namun, karena adanya beberapa kebebasan bertindak yang
boleh dilakukan oleh master dan crew sesuai dengan hukum laut, wilful misconduct
maupun negligence dari pada crew umumnya dikecualikan dalam pengertian ini,
sehingga wilful dan negligence daripada crew umumnya tidak dianggap sebagai
kesalahan pemiliknya.Walupun crew turut menjadi pemilik dari kapal, dalam
penutupan asuransi kapal umumnya dibedakan antara kedudukannya sebagai crew
dan kedudukannya sebagai pemilik.
2. Delay (kelambatan). Rusaknya barang akibat delay serta kerugian pemiliknya yang
berhubungan dengan itu selalu dikecualikan dalam penutupan asuransi pengangkutan
laut. Jadi walaupun kondisipenutupan adalah "All risk what so ever cause"
kerusakan akibatdelay tidak dijamin.
BAB4 Bahaya dan Risiko 39

3. Wear and tear. Risiko wear and tear ini (kerusakan karna pemakaian) adalah
risiko yang sudah pasti terjadi. Oleh karena maksud penutupan asuransi adalah
menjamin kerugian yang mungkin terjadi tetapi belum pasti, maka risiko wear
& tear tidak pernah dijamin oleh polis.
4. Ordinary leakage dan breakage. Ada barang tertentu yang mempunyai sifat
leakage dan breakage walaupun tidak ada accident, seperti pengangkutan
tepung terigu, beras dan barang barang liquid lain yang dibungkus dalam
keadaan normal. Barangbarang ini pada umumnya akan berkurang beratnya
sampai di tujuan walaupun tidak ada accident. Berapa banyak akan berkurang
bergantung pada macam barangnya,jumlah mana disebut "natural loss",
ordinary leakage dan breakage yang merupakan natural loss dan biasanya
dinyatakan dengan persen, umumnya dikecualikan dari penutupan. Namun
demikian dengan penegasan tersendiri waktu penutupan polis, pengecualian ini
dapat dimasukkan dalam penutupan.
5. Inherent vice. Ada juga barang yang mempunyai sifat rusak sendiri walaupun
tidak ada accident, seperti buah-buahan, bibit kentang, dan sebagainya
mempunyai sifat busuk, kopra mempunyai
sifat spontaneous combustion (terbakar sendiri), deterioration (berkerut sendiri),
dan sebagainya. Kerusakan barang akibat dari sifatnya sendiri umumnya dikecualikan
dari risiko yang dijamin dalam penutupan. Akan tetapi kalau suatu barang yang
mempunyai sifat spontaneous combustion terbakar, kerusakan barang lain yang
diakibatkan olehnya adalah dijamin apabila risiko fire ditutup, walau pun kerusakan
barang itu sendiri tidak dijamin.

Oleh karena adanya kenyataan ini maka khusus untuk barang yang mempunyai
sifat spontaneous combustion (terbakar sendiri) sering juga ditegaskan bahwa risiko
spontaneous combustion tersebut turut dijamin, untuk itu ditambahkan premi sendiri.

Maksud dari penambahan ini adalah agar tidak timbul pertentangan antara
penanggung dan tertanggung di kemudian hari akan mana yang dijamin dan mana
yang tidak dijamin oleh polis jika ternyata spontaneous combustion memang terjadi.

6. Rat or vermin, Kerusakan barang karena dimakan tikus dan macam-


macam serangga selama dalam pengangkutan tidak dij amin. Di zaman
pengangkutan modern sekarang ini risiko yang demikian
40 Asuransi Maritim

jarang terjadi mengingat adanyafumigation dan sebagainya. Ak tetapi sekiranya


terjadi, maka risiko yang demikian tidak termas yangdijamin oleh polis asuransi
pengangkutan laut pada Umumnya
7. segala kerugian lainnyayang bukan disebabkan langsung (proxi caused)
dari bahaya bahaya yang dijamin dalam polis.

Polis asuransi pengangkutan laut tidak bertujuan untuk menutup semu kerugian
yang diderita tertanggung, tetapi hanya menjamin kerugia yang diakibatkan oleh
kejadian yang secara kebetulan datang dari lua (incidental caused).Juga polis tidak
menyebutkan macam kerugia yang dapat diganti, tetapi hanya menyebutkan risiko
yang dijamin. Jik kerugian terjadi akibat risiko tersebut maka asuransi akan member
penggantian.
Risiko yang dapat dijamin adalah risiko yag dapat terjadi, tetapi belum pasti
terjadi selama dalam periode pertanggungan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang pasal 637 risiko yang dijamin itu antara lain "angin topan, hujan lebat,
pecahnya kapal, menggulingnya kapal, penubrukan, karena kapalnya dipaksa
mengganti haluan atau perjalanannya, karena pembuangan barang barang ke laut,
karena ke bakaran, paksaan, banjir, perampasan, bajak laut, atau perampok, penahanan
atas perintah dari pihak atasan, pernyataan perang, tindakan pembalasan, segala
kerusakan yang disebabkan karena kelalaian, kealpaan atau kecurangan. Nakhoda atau
anak buah kapal, atau pada umumnya karena segala malapetaka yang datang dari luar,
yang bagaimana pun juga kecuali apabila oleh ketentuan undang-undang atau oleh
sesuatu janji di dalam polisnya penanggung dibebaskan dari pemikulan sesuatu dari
bahaya tadi".
Kerugian yang terjadi sebagai akibat risiko yang disebutkan baik dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, Marine Insurance Act 1906, Lloyd's SG Polecy
maupun polis baru harus yang secara kebetulan datang dari luar. Oleh karena itu,
angin yang berhembus secara normal maupun ombak yang datangnya normal,
karena ini tidak dianggap accident, bukan suatu risiko yang termasuk dijamin oleh
polis, sehingga kerugian akibat yang serupa tidak mendapat penggantian dari
asuransi. Kerugian akibat risiko serupa ini dianggap sesuatu yang past i terjadi dan
bukan dapat terjadi.
BAB 4 Bahaya dan Risiko 41

Risiko yang dijamin sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Marine


Insurance Act 1906, Lloyd's S G Polecy dan Lloyd's Marine Polecy sebagai
berikut:
1. Perils ofthe seas. Dalam pasal 637 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang disebutkan bahwa risiko yang dijamin meliputi angin topan,hujan
lebat, pecahnya kapal, terdamparnya kapal, menggulingnya kapal, dan
penubrukan. Baik dalam pasal 3 Marine Insurance Act 1906 maupun dalam
Lloyd's SG Polecy hal tersebut tidak disebutkan, tetapi disimpulkan dalam
"Perils of the Seas". Perils of the Seas bukan hanya meliputi pecahnya kapal,
terdamparnya kapal, terguling atau tabrakan, tetapi masih banyak risiko Iain
yang sumbernya Perils of the Seas, seperti kapal bocor, dan air laut masuk,
heavy weather, grounding dan bahaya Iain yang datang dari luar (accidental
caused) dan mengakibatkan kerusakan, telah masuk dalam Perils of the Seas.
Dengan diperincinya risiko dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
seperti tersebut di atas, maka risiko tambahan Iainnya yang tidak disebutkan
seperti bocor, grounding dan sebagainya kecuali ditegaskan dalam polis, tidak
dijamin Oleh polis, apabila polis tersebut semata-mata mendasarkan
penutupan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Dengan kata Iain
bahwa risiko yang disebutkan dalam KUHD hanya bagian dari Perils of the
Seas sehingga penutupan atas dasar Marine Act 1906 lebih luas. Institute
Cargo Clause B & C memperinci risiko yang dijamin, sehingga "Marine
Risk" tidak ada yang dijamin kecuali yang telah disebutkan dengan tegas.
Namun demikian janganlah ditafsirkan bahwa semua kejadian atau kerusakan
di atas laut otomatis termasuk dalam Perils of the Seas dan dengan demikian
dijamin oleh polis. Supaya dapat digolongkan pada Perils ofthe Seas dan
dijamin oleh polis, haruslah ada kejadian (casualy). Kerusakan akibat angin
atau gelombang biasa misalnya tidak termasuk kepada Perils of the Seas dan
tidak dijamin dalam polis.
2. Hujan lebat dan banjir. Kerusakan yang diakibatkan oleh hujan dan banjir
turut juga ditutup oleh polis atas dasar Kitab UndangUndang Hukum Dagang.
Sebaliknya, karena air hujan atau air tawar bukan termasuk dalam Perils ofthe
Seas maka risiko ini tidak dijamin dalam Marine Insurance Act 1906 maupun
Lloyd's SG Polecy. Namun, jika kerusakan karena air laut, hal itu sudah sudah
dijamin asal yang menyebabkan datangnya air laut itu memang

42 Asuransi Maritim

termasuk risiko yang dijamin. Apa yang dimaksud dengan risiko banjir tidak
jelas, karena jika yang ditutup hanya risiko selama pengangkutan, khususnya
pengangkutan laut, maka hampir tidak mungkin menyangkut banj ir. Jika yang
dimaksudkan bocor penutup barang sampai basah kuyup seluruhnya maka itü
sudah termasuk pada risiko hujan atau air tawar.Akan tetapi karena risiko yang
dijamin tidak ada disebut air laut (misalnya, karena kapalnya bocor dan air laut
maşuk membasahi barang). Klausula polis baru hanya menjamin water damage
apabila digunakan ICC (b). Bila ICC (a) yang digunakan, maka water damage
tidak dijamin.
3. Kebakaran (fire). Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kebakaran,
antara lain akibat accident, akibat kesalahan crew, akibat salah satu barang
terbakar sendiri (spontaneous combustion) dan akibat dari hal-hal lain yang
kurang jelas. Kerusakan barang akibat spontaneous combustion tidak dijamin
oleh polis, karena hal itü termasuk dalam inherent vice. Kadang-kadang yang
sukar adalah membuktikan apakah barang itü rusak karena sifatnya yang
spontaneous combustion atau bukan. Namun, jika penanggung menolak claim
atas dasar hal itu, penanggunglah yang harus membuktikan bahwa kebakaran
sebagai akibat dari mana. Oleh karena itu, untuk menghindarkan pertentangan
antara penanggung dan tertanggung di kemudian hari jika timbul claim yang
serupa maka penutupan asuransi atas barang-barang yang mempunyai sifat
spontaneous combustion adakalanya sekaligus ditegaskan bahwa risiko
spontaneous combustion turut dijamin. Kerusakan 'barang lain akibat
spontaneous combustion dari satu barang adalah dijamin dalam risiko
kebakaran.
4. Barratry dan kecurangan nakhoda. Barratry adalah tindakan dari nakhoda
dan ABK untuk mengambil alih kapal dari pemiliknya dan kemudian menguasai
dan menggunakan/membawanya ke tempat yang tidak disetujui pemiliknya.
Apabila tindakan tadi dilakukan dengan persetujuan dari pemiliknya baik secara
terangterangan maupun sccara diam-diam hal itü disebut dengan
"WilfuulMisconduct ofthc Owners” Wilful misconduct seperti itü tidak dapat
digolongkan sebagai barratry, juga nakhoda dan crew harus tidak menjadi
pemilik dari kapal. Jika nakhoda dan crew menjadi pemilik kapal, tindakan yang
dilakukan itü tidak digolongkan dalan barratry dan karenanya tidak dijamin oleh
polis yang menutup barratry.
BAB 4 Bahaya dan Risiko 43

Juga negligence Qfcrew atau master tidak termasuk dalam barratry. Jadi
harus ada kesengajaan untuk melakukan tindakan yang tidak seharusnya
agar termasuk barratry.Dalam pasal 697 Kitab UndangUndang Hukum
Dagang bahwa kecurangan nakhoda dan anak buah kapal, kelalaian dan
kealpaan turut dijamin, sehingga risiko ini lebih luas dari barratry. Namun
demikian, Marine Insurance Act 1906 maupun Lloyd's SG Polecy tidak
menyebutkan negligence of crew termasuk yang dijamin, di dalam
praktiknya baik untuk penutupan barang maupun penutupan asuransi kapal
risiko tersebut ditegaskan dalam clauses (yang dilekatkan dalam polis)
termasuk sebagai risiko yang dijamin oleh polis.
5. Thieves. Risiko yang ditutup oleh thieves hanyalah pencurian yang
dilakukan secara diam-diam. Hal ini dimasukkan karena pada abad ke- 19
barang-barang yang diangkut dengan kapal sering diadakan pengawalan.
Apabila barang yang dikawal tersebut masih mengalami kehilangan karena
pencurian secara sembunyisembunyi baik oleh crew maupun pihak Iain,
maka hal itu dijamin dalam risiko thieves. Risiko thieves tidak meliputi
pencurian biasa (theft dan pilferage). Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang pencurian tidak termasuk risiko yang dijamin oleh polis sesuai
Pasal 637, baik pencurian sembunyi-sembunyi (thieves) maupun pencurian
biasa (theft, pilferage).
6. Jettison. Jettison adalah tindakan membuang barang ke laut dengan
maksud menyelamatkan kepentingan yang Iain dalam suatu bahaya yang
dihadapi, misalnya kapal kandas. Jika barang dibuang dengan maksud
menyelamatkan kapal dan barang/muatan Iain, maka kerugian atas dibuangnya
barang ini dijamin oleh polis, yang umumnya digolongkan dalan General
Average. Oleh karena Jettison ini termasuk risiko yang ditegaskan dijamin dalam
polis, maka walaupun kerugian serupa itu digolongkan kepada General Average,
polis yang menutup barang itulah yang wajib lebih dahulu membayar claim.
Namun, jika barang dibuang karena sifatnya sendiri, misalnya karena terjadi
spontaneous combustion (termasuk risiko inherent vice) maka kerugian tersebut
tidak dijamin dalam risiko Jettison.
7. Other perils. Pemakaian istilah Other perils bukan berarti bahwa bahaya
Iain yang tidak disebutkan dalam polis turut dijamin. Hal ini adalah suatu
penegasan bahwa risiko Iain yang sejenis atau

44 Asuransi Maritim
dapat digolongkan pada risiko yang telah disebutkan terlebih dahulu termasuk
dijamin pula, dan tidak dimaksudkan sama sekali untuk memperluas bahaya
yang dijamin. Sebuah kapal diserang oleh perompak, dengan maksud agar
perompak serangannya, nakhoda dan crew membuang barang berharga yang ada
di atas kapal ke arah perompak.Walaupun ternyata Perompak tetap menyerang,
tetapi kerugian atas barang yang dibuang tadi dapat digolongkan pada risiko
Jettison. Demikian juga kerusakan akibat asap dapat digolongkan dalam fire,
karena asap adalah sejenis apie Sea water damage dan heavy weather adalah
Perils on the Sea, tetapi fresh water bukanlah sejenis dengan perils of the sea,
karena kerusakan akibat air tawar atau hujan tidak ditutup oleh Standard Lloyd's
S G Polecy kecuali dijelaskan dengan tegas dalam kondisi penutupannya.

SOAL LATIHAN
l .Apa yang dimaksud dengan bahaya dan apa pula yang dimaksud dengan
risikoberkaitan dengan asuransi?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perils on the Sea dan Perils of the Sea!
3. Berikan contoh terjadinya bahaya di pelabuhan (port perils) yangberkaitan dengan
kapal dan muatan!
4. Sebutkan dan jelaskan golongan golongan risiko yang dapat terjadi dan mungkin
akan terjadi, pada asuransi pengangkutan laut!
5. Ada beberapa risiko yang dikecualikan dalam penutupan asuransi, sebutkan
secara jelas jawaban Anda!
6. Sebutkan jenis freight (uang tambang muatan) yang dapat m enimbulkan risiko
bagi para shipper/pengirim/pemilik muatan!
PRINSIP DASAR DAN OBYEK ASURANSI

PRINSIP ASURANSI

Dalam pertanggungan atau penutupan asuransi ada hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak, baik pihak tertanggung maupun pihak penanggung.Di samping
terdapat asas dalam perjanjian yang harus disepakati dalam perjanjian asuransi ada
prinsip dasar yang harus dipatuhi agar penutupan asuransi dapat berjalan sebagaimana
yang diharapkan kedua belah pihak.
Ada empat persyaratan pokok (prinsip) yang menjadi dasar pe nutupan
asuransi pengangkutan laut yaituprinciple ofinsurable interest, principle of utmost
goodfaith, principle of indemnity, dan principle of subrogation.

Principle of Insurable Interest


Calon tertanggung hanya boleh menutup asuransi atas barang atau tanggung
jawab apabila ia mempunyai kepentingan atas benda tersebut (harus ada principle of
insurable interest). Seperti diketahui, tujuan dari kontrak asuransi adalah agar
tertanggung memperoleh penggantian apabila terjadi kerugian atas barang akibat risiko
laut. Tertanggung hanya akan menderita kerugian kalau ia mempunyai kepentingan
(interest) terhadap barang yang dipertanggungkan. Apabila ia tidak mempunyai
kepentingan maka tidak mungkin akan menderita kerugian, dan oleh karena itu tidak
mungkin pula ia akan menerima ganti kerugian. Prinsip kepentingan menegaskan
bahwa orang yang menutup asuransi harus mempunyai kepentingan (interest) atas
harta benda yang dapat diasuransikan (insurable) jadi pada hakekatnya yang
diasuransikan bukan harta benda itu melainkan kepentingan tertanggung atas benda itu.
Selain itu agar kepentingan itu dapat diasuransikan

45
46 Asuransi Maritim

(insurable interest), kepentingan itu harus legal (legal and equitable) untuk
membuktikan legal atau tidak, harus dibuktikan dengan surat resmi (otentik) dari harta
benda yang bersangkutan.
Inti dari insurable interest adalah sebagai berikut.
1. Harus ada kepentingan atas harta benda yang dapat dilimpahkan kepada orang
lain.
2. Harta benda itu harus yang dapat diasuransikan.
3. Harus ada hubungan antara tertanggung dan harta benda itu yaitu:
a. Bila harta benda itu rusak atau hilang, tertanggung mengalami kerugian. b.
Bila hak atas harta benda itu hilang/lepas, tertanggung meng_ alami kerugian.
Dalam asuransi pengangkutan laut, seseorang mempunyai kepentingan
terhadap bahaya laut apabila: 1. Apabila ia memperoleh keuntungan atas tibanya
barang dengan selamat yang diangkut melalui laut.
1. Apabila ia menderita kerugian akibat kehilangan atau kerusakan dari barang
yang diangkut melalui laut.
2. Apabila ia dibebani tanggung jawab atas barang yang diangkut melalui laut
tersebut.

Jika salah satu dari kemungkinan di atas memang ada, orang tersebut dapat menutup
asuransi atas kepentingan dimaksud. Sebaliknya seseorang tertanggung yang menutup
asuransi atas suatu barang ketika ia tidak mempunyai kepentingan, polis akan batal
dengan sendirinya, karena hal yang demikian dianggap sebagai pertaruhan (gaming
atau wagering).
Dalam Marine Insurance Act 1906, Pasal 4 dengan tegas dinyatakan bahwa "Suatu
kontrak asuransi pengangkutan laut dengan jalan gaming atau wagering adalah batal".
Di dalam asuransi pengangkutan laut ada kalanya tertanggung sukar membuktikan
kepentingannya, dan apabila kepentingan yang demikian hendak ditutup asuransi,
sewaktu penutupan harus dengan jelas dinyatakan bahwa polis dianggap cukupsebagai
pembuktian adanya interest. Untuk itu diadakan clause/syara t tersendiri yang disebut
Policy Proof of Interest (PPI Policies),
Siapa yang mempunyai kepentingan terhadap pertanggungan?Dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang yang menjadi dasa r asuransi, tidak dijelaskan secara terperinci
siapa yang mempunyai insurable interest dan dapat mengasuransikan. Pasal 250 kitab
Undang-
BAB5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 47

Undang Hukum Dagang hanya menyatakan "Seseorang yang telahmenutupkan


suatu pertanggungan, pada saat diadakannya pertanggungan itu tidak mempunyai
kepentingan atas barang yang dipertanggungkan maka si penanggung tidak wajib
memberikan ganti rugi".

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar seseorang mempunyaiinsurable interest ialah:


l. Harus ada benda secara fisik yang menghadapi peristiwa laut.
2. Tertanggung secara yuridis harus mempunyai hubungan dengan
bendatersebut, dan oleh karenanya ia akan memperoleh keuntungan dengan
selamatnya benda itu, sebaliknya ia akan menderita kerugian apabila benda
itu rusak atau hilang.
Di dalam melakukan penutupan asuransi khususnya barang kiriman (cargo)
ketika ongkos dan keuntungan yang diharapkan (imaginary profit) dimasukkan
menjadi satu dalam jumlah pertanggungan.Untuk suatu benda atau barang
adakalanya terdapat dua pihak bahkan lebih yang mempunyai kepentingan (insurable
interest) dalam waktu bersamaan.Misalnya sejumlah barang dikirim oleh pedangang
dari Tokyo ke Jakarta. Pedagang dimaksud mempunyai insurable interest atas
barang tersebut, tetapi pada saat bersamaan, pemilik kapal sebagai pengangkut juga
mempunyai kepentingan, yaitu ia harus bertanggung jawab atas keselamatan barang
sampai tujuan. Jika barang rusak atau hilang, pengangkut harus
bertanggungjawab.Di samping itu pengangkut juga mempunyai kepentingan atas
uang tambang (freight) atas barang tersebut, terutama bilafreight harus dibayar di
pelabuhan tujuan (freight payable at destination port). Agen juga mempunyai
kepentingan atas komisi yang akan diterimanya atas pengiriman barang tersebut.
Jika kita sekarang memerinci macam-macam insurable interest, siapa sajakah
yang mempunyai insurable interest terhadap asuransi pengangkutan laut:
1. Pemilik. Dengan sendirinya bahwa pemilik barang mempunyai insurable
interest terhadap barang dan kepentingan.
2. Orang yang dikuasakan oleh pemilik untuk menguasai atau mengawasi
kepentingan (misalnya Consignee).
3. Orang/pihak yang memberi pinjaman (misalnya bank pemberi kredit).
4. Orang/pihak yang mempunyai tanggung jawab dari adanya kontrak.

Perusahaan asuransi dapat mengadakan reasuransi, dan perusahaan


48 Asuransi Maritim

perkapalan dapat mengasuransikan tanggung jawabnya atas baran yang diangkut,


atas tubrukan kapal dan sebagainya.
5. Orang/pihak yang mengharapkan suatu jumlah di masa yang aka datang,
penerimaan mana bergantung pada selamat atau tidakny kepentingan (misalnya,
penerimaan freight, nakhoda, dan anak buah kapal atas gaji yang akan
diterimanya dan lain lain).
6. Khusus di asuransi jiwa, keluarga terdekat (ayah, ibu, anak, dan sebagainya.)

Principle of Utmost Good Faith


Penutupan asuransi baru dianggap sah atau berlaku apabila dilakukan atas dasar
adanya itikad baik (goodfaith) dari tertanggung (principle of utmost goodfaith). Untuk
melaksanakan penutupan asuransi pengangkutan laut, penanggung harus memperoleh
gambaran mengenai risiko yang ditutupnya, agar ia dapat mempertimbangkan apakah
ia mau menutupnya, serta dapat menentukan besaran premi yang dimintanya untuk
penutupan asuransi dari barang tersebut. Memeriksa terhadap barang yang akan ditutup
asuransi pengangkutan laut tentulah tidak mudah dilakukan, sebab ada kemungkinan
bahwa barang itu tidak berada di tempat orang yang menutupnya. Bahkan, orang
tersebut mungkin tidak mengetahui denganjelas keadaan barang atau kapalnya.Dalam
hal demikian sangat penting bagi kedua belah pihak untuk memberikan keterangan
yang diketahuinya mengenai barang, diberikan kepada penanggung sesuai dengan fakta
dan keyakinannya atas dasar itikad baik (goodfaith).
Oleh karena asuransi pengangkutan laut didasarkan pada good faith atau
uberrimafidei (Marine Insurance Act 1906 pasal 17) danjika satu pihak tidak
melakukan penutupan tadi atas dasar itikad baik maka polis dapat dibatalkan.Perlu
dibedakan antara batal dan dibatalkan. Polis batal dengan sendirinya disebabkan oleh
hukum antara lain bertentangan dengan hukum yang ada. Polis dibatalkan berarti salah
satu pihak tidak mau menerima berlakunya polis tersebut karena ia beranggapan bahwa
pihak lain tidak memberikan keterangan yang diperlukan atas dasar itikad baik. Begitu
pentingnya itikad baik dalam asuransi pengangkutan laut sehingga ditekankan dengan
utmost good faith (sangat beritikad baik). Pasal 251 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang mengenai hal ini menjelaskan "Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar,
ataupun setiap tidak memberikan hal-hal yang diketahui
BAB5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 49

oleh tertanggung, betapa pun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya,
sehingga seandainya si penanggung mengetahui keadaan yang sebenarnya,
perjanjian itu tidak akan ditutup dengan syarat yang sama, mengakibatkan batalnya
perjanjian, Untuk itu sangat penting bagi kedua belah pihak untuk memberikan
keterangan yang diketahuinya mengenai barang dapat diberikan kepada penanggung
sesuai dengan fakta dan kenyataan atas dasar itikad baik (goodfaith).
Keterangan dan keadaan yang bagaimana yang dianggap merupakan fakta dan
harus diberikan kepada penanggung sebelum melakukan penutupan? Untuk dapat
dijadikan pegangan, mengenai keterangan apa yang wajib diberikan dan keterangan
apa yang tidak wajib diberikan, dijelaskan dalam Marine Insurance Act 1906 pasal
18 dan 20 sebagai berikut.
1. Segala fakta yang diketahui oleh tertanggung, atau dianggap wajib diketahui
dalam usahanya sehari-hari. Misalnya jika menutup kapal harus disebutkan: Kapal
terbuat dari apa, apakah kapal diklasifikasikan atau tidak. Jika akibat tidak adanya
keterangan ini penanggung memberikan penutupan yang lain daripada yang
dibayangkan semula (atas dasar keterangan yang disodorkan kepadanya) maka
walaupun penanggung akhirnya menutup pertanggungan tersebut, jika di kemudian
hari ternyata diketahui bahwa keadaan sebenarnya (digambarkan) polis dapat
dibatalkan dan segala klaim yang berhubungan dengan itu penanggung tidak
diwajibkan membayar klaim yang timbul.
2. Segala keadaan dan keterangan yang mempengaruhi pertimbangan
penanggung dalam menetapkan premi atau menentukan apakah ia mau menutup
pertanggungan atau tidak. Termasuk ke dalam hal ini antara lain, dalam penutupan
barang harus dijelakan: Macam pemuatan yaitu apakah barang dimuat di dalam palka
(in hold) ataukah barang dimuat di on deck, apakah barang termasuk second hand
atau tidak, macam pembungkusnya, apakah ada persetujuan yang membebaskan
pengangkut dari tanggung jawabnya atau tidak, dan lain lain. Termasuk dalam
kelompok ini adalah apakah tertanggung telah memberikan persetujuan yang
meringankan atau membebaskan pihak pengangkut dari tanggung jawab atas suatu
kerusakan, maka hal itu wajib diberitahukan kepada penanggung. Jika tertanggung
sudah menyerahkan suatu jaminan berupa LetterOfIndemnity kepada pihak
pengangkut untuk mana karena barang-
50 Asuransi Maritim

barang Yang dimuat sudah ada sebagian Yang mengalami kerusa sebelum barang
dimuat ke kapal, untuk menghindari pihak angkut mengeluarkan Dirty B/l atau Foul
B/L yaitu supaya pi pengangkut mau mengeluarkan clean B/L. Jika barang
diasuransikan dan pemilik barang Yang bersangkutan tidak beritahukan kepada
penanggung mengenai adanya Letter Indemnity Yang diberikan kepada perusahaan
pelayaran, maka Pol dapat dibatalkan Oleh penanggung dan segala kerugian Yang terja
kemudian atas barang tidak menjadi tanggung jawab penanggung 3. Hal Iain yang
mesti pula diberitahukan kepada pihak penangggun adalah hal-hal yang menurut
dugaan akan terjadi atau karen keyakinannya atas sesuatu hal yang mungkin
mempengaruhi nanggung dalam melakukan penutupan. Khusus mengenai anggap. an
atau keyakinan ini, walaupun di kemudian hari ternyata Yang terjadi tidak sesuai
dengan apa yang telah diduga sebelumnya, maka hal itu dianggap benar dan tidak
mempengaruhi penutupan, asal hal ini diberikan dengan itikad baik dan keteragan itu
bukan merupakan keterangan "materialfact" yaitu keterangan yang jelas mempengaruhi
penanggung dalam melakukan penutupan.

Principle of Indemnity

Dasar penggantian kepada tertanggung dalam hal kerugian setinggitingginya


adalah sebesar kerugian yang dideritanya, jadi tidak boleh mencari untung (principle
ofindemnity).Indemnity adalah bahwa pada prinsipnya tertanggung hanya berhak
menerima penggantian dari pihak asuransi atau dari pihak ketiga setinggi-tingginya
sebesar kerugian yang dideritanya. Ini berarti bahwa apabila barang yang
dipertanggungkan mengalami total loss, tertanggung akan menerima penggantian dar i
asuransi sebesar jumlah pertanggungan dengan pengertian bah wa jumlah pertanggungan
ini tidak melebihi dari harga barang Yang sesungguhnya (kerugian yang sungguh
sungguh dideritanya).

Atas dasar ini maka tertanggung tidak dapat mencari keuntungan dari penutupan
asuransi dengan jalan menerima penggantian kerugian yang lebih besar dari kerugian
yang sungguh dideritanya, penggantian kerugian yang akan diterimanya dari
penanggung dibatasi oleh jumlah pertanggungan dan nilai barang yang sesungguhnya,
tergantung mana yang lebih rendah.
BAB 5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 51

Dengan adanya pengertian pokok inilah dapat dicegah adanya penyalahgunaan dałam
penutupan asuransi, sehingga sekiranya tertanggung menutup jumlah pertanggungan
untuk suatu barang lebih besar dari nilai barang yang sesungguhnya, atau ia
mempertanggungkan lebih dari pada satu kali, maka ia hanya akan menerima
penggantian setinggi-tingginya sebesar kerugian yang dideritanya. Ketentuan terebut
ditegaskan dałam Pasał 253 KUHD sebagai berikut "Suatu pertanggungan yang
melebihi jumlah harga atau atau kepentingan yang sesungguhnya hanyalah sah
untukjumlah tersebut.Apabila harga penuh sesuatu barang tidak dipertanggungkan,
maka apabila timbul kerugian sipenanggung hanyalah diwajibkan menggantinya
menurut imbangan dari pada bagian yang dipertangungkan terhadap bagian yang tidak
dipertanggungkan.”
Under insured adalah apabila jumlah pertanggungan atas barang lebih rendah dari
nilai barang yang sesungguhnya.Over insured adalah apabila jumlah pertanggungan
atas barang lebih tinggi dari pada nilai barang yang sesungguhnya. Double insured
adalah apabila suatu macam barang diasuransikan lebih dari satu kali untuk risiko yang
sama, sehinggajumlah pertanggungan seluruh penutupan ini lebih tinggi dari pada nilai
barang yang sesungguhnya.

Principle of Subrogation

Apabila tertanggung telah mendapat penggantian dari satu pihak atas dasar
indemnity, ia (tertanggung) tidak boleh memperoleh dari pihak lain, walaupun pihak
lain iłu jelas bertanggung jawab atas kerugian. Penggantian dari pihak lain harus
diserahkan pada asuransi yang telah memberikan indemnity (principle ofsubrogation).
Telah menjadi kenyataan bahwa untuk barang-barang yang di asuransikan, di
samping perusahaan asuransi ada juga pihak lain yang turut bertanggung jawab atas
kerugian barang, baik karena kerusakan akibat kesalahan pihak lain maupun tanggung
jawab yang timbul karena kontrak. Dałam hal kapał tubrukan, apa bila kesalahan ada di
pihak kapał lainnya, pemilik kapał yang ditubruk berhak menerimaganti rugi atas
kerusakan kapalnya. Demikian juga halnya dałam kerusakan barang yang diangkut,
pemilik kapał bertanggung jawab atas kerusakan barang selama pengangkutan, juga
konstribusi dala hal generał average jika barang dikorbankan, dan lain-lain
penggantiandari pihak ketiga. Tertanggung hanya berhak menerima penggantian
52 Asuransi Maritim

kerugian sebagai mana prinsip indemnity yaitu sebesar kerugian yang sungguhsungguh
dideritanya. Apabila kerugian itu dijamin oleh polis dan untuk ituperusahaan asuransi
telah membayar ganti rugi, maka penanggung berhak mengambilalih hak tertanggung
pada pihak ketiga.
Ini ditegaskan dalam Pasal 79 Marine Insurance Act 1906 sebutkan:
Penanggung yang telah mengganti kerugian secara total loss berhak mengambil alih
sisa barang yang masih ada. (dalam hal ini constructive total loss). Perlu ditegaskan
mengenai hak mengambil alih tadi, karena pengambilalihan itu hanya dilakukan jika
penanggung mau, jadi ia tidak wajib dalam pengambilalihan tersebut, tetapi jika ia mau
maka tertanggung tidak boleh menghalanginya. Sebaliknya jika kerusakan itu hanya
sebagian (bukan total loss) walaupun penanggung telah mengganti kerugian ia tidak
berhak mengambil alih sisanya atau bangian dari sisa itu. Penanggung hanya berhak
untuk mengambil alih hak dan tuntutan kepada pihak ketiga yang harus bertanggung
jawab atas kerusakan itu.Dalam asuransi pengangkutan laut penanggung baru berhak
mengambil alih hak tersebut setelah penggantian kepada tertanggung dibayarkan.

OBYEK ASURANSI
Obyek dalam perjanjian asuransi adalah kepentingan yang menjadi penyebab
diadakannya perjanjian asuransi oleh penanggung dan tertanggung.Dalam asuransi
pengangkutan laut obyek asuransi adalah kepentingan pemilik kapal atas kapal dan
kepentingan pemilik barang atas barang yang diangkut melalui laut.

Asuransi Kerangka Kapal (Hull & Machinery)


Perusahaan pelayaran selaku pengangkut sebagai operator angkutan barang dan
atau penumpang melalui laut atau pun sebagai pemilik kapal sangat berkepentingan
atas kapal dan muatannya. Oleh karena itu pemilik kapal mengasuransikan kapal dan
kepentingan lain guna melindungi kelangsungan usahanya berperan dalam
menggerakkan pembangunan nasional dan pemerataan hasilnya serta ikut mewujudkan
wawasan nusantara, Pemilik kapal sudah pasti sangat berkepentingan dalam
pengoperasian kapal, penerimaan uang tambang (freight) dan kepentingan kepentingan
lainnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa yang menjadi pokok pertanggungan
dalam asuransi pengangkutan laut
BAB5 Prinsip Dasar dan ObyekAsuransi 53

segala kepentingan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi milik karena


terjadinyasuatu bahaya laut.
Kepentingan yang melekat pada kapal ada yang secara langsung berkenaan dengan
rusaknya kapal atau kerugian lain yang langsung melekat pada kapal, dan masih ada
lagi kepentingan yang umumnya bukan kerugian yang melekat pada kapal. Pasal 596
KUHD RI menyatakan bahwa yang menjadi pokok suatu pertanggungan laut
khususnya antara lain cosco atau lunas kapal dalam hal keadaan kosong atau ada
muatannya, segala alat perlengkapan kapal, segala keperluan hidup agar kapal itu dapat
berlayar, semua barang dalam muatan, segala upah pengangkutan yang akan
diperolehnya, dan segala bahaya perbudakan. Marine Insurance Act 1906 Pasal 3 (l)
menyatakan bahwa kapal, barang, dan segala benda bergerak lainnya yang menghadapi
bahaya laut, uang sewa yang akan diterima dari barang dan penumpang, komisi,
keuntungan dan segala penghasilan lainnya yang mungkin diperoleh serta tanggung
jawab terhadap pihak ketiga yang dihadapi oleh pemilik dalam hubungan bahaya laut.

Dalam garis besarnya ada dua kelompok kepentingan yang berhubungan dengan
kapal:
l. Kepentingan yang langsung berhubungan dengan pemilik kapal.
a. Kepentingan atas kapal. Pemilik kapal sudah barang tentu mempunyai
kepentingan terhadap kapal itu sendiri, apa bila terjadi kerusakan atas kapal itu
(kerusakan pada Iambung atau mesin) pemilik kapal akan menderita kerugian, berupa
biaya perbaikan dan penggantian bagian bagian yang rusak. Kepentingan ini akan
diasuransikan dalam hull and machinery. b. Uangtambang (freight). Jika uang tambang
dibayar lebih dulu (freight prepaid) maka jika barang rusak atau tidak sampai sama
sekali, pemilik kapal tidak wajib mengembalikanfreight atas barang tersebut. Akan
tetapi bilafreight akan dibayar di pelabuhan tujuan (freight payable at destination port
atau freightforward) bila barang atau sebagian barang tidak sampai maka sewa
pengangkutan untuk sebagian barang itu akan hilang karena tidak dibayar oleh pemilik
barang. Untuk menjaga kepentingan ini pemilik kapal boleh mengasuransikanfreight.
Jadi bilafreight tidak diterima/tidak dibayar oleh shipper maka mendapat penggantian
dari penanggung.
54 Asuransi Maritim

b. Disbursement. Kadang penlilik kapal merasa kesulitan/sukar untuk menilai


harga kapalnya yang sesungguhnya. Hal ini karena mengingat naik turull barga kapal
di pasaran dunia. Sekiranya harga kapal sedang melonjak naik, bila terjadi total loss
pada kapal saat itu, penlilik kapal tidak dapat membeli kapal yang sama dari uang
pembayaran claim. Untuk menjaga kepentingan tertanggung atas hal itu maka
tertanggung dapat menutup asuransi pertanggungan tambahan di atas nilai kapal yang
sesungguhnya dalam asuransi hull and machinery dinamakan disbursement. Jadi
disbursement hanya merupakan penutupan tambahan di atas nilai pertanggungan atas
kapal sendiri untuk risiko total loss. Untuk menghindari pemilik kapal mencari
keuntungan maka disbursement dibatasi maksimal 25% dari jumlah pertanggungan.
c. Premi asuransi. Pemilik kapal umumnya mengasuransikan kapal untuk 12
bulan, ia akan membayar premi di muka untuk waktu 12 bulan. Bila ia mengalami total
loss dalam periode tersebut, misalnya setelah 1 bulan berjalan, premi yang sudah
dibayarkan tidak akan kembali untuk yang ll bulan Iagi, walaupun ia tidak Iagi
mengoperasikan kapalnya tersebut selama periode yang bersangkutan. Untuk menjaga
kepentingan atas kerugian pembayaran premi yang serupa, pemilik kapal dapat
mengasuransikan premi yang dibayarnya untuk penutupan kapal.

Kepentingan lain yang berhubungan dengan kapal


a. Tanggungjawab dalam hal tubrukan dengan kapal lain. Jika kapal lain
mengalami kerusakan akibat tubrukan ketika nakhoda kapal kita dianggap
bersalah seluruhnya, maka pemilik kapal bertanggung jawab sepenuhnya atas
kerusakan dan kerugian yang diderita oleh pemilik kapal lain (kapal yang
ditubruk). Dalam penutupan asuransi hull and machinery, liability terhadap
tubrukan ini adakalanya dibatasi hanya 3/4 bagian termasuk penutupan H&M
sedang yang 1/4 bagian Iagi sengaja dikecualikan. Pengecualian ini
dimaksudkan agar pemilik kapal lebih berjaga-jaga dalam menghindarkan
terjadinya tubrukan. Oleh karena risiko ini dianggap cukup besar maka pemilik
kapal pun sering ingin memperoleh jaminan atas yang % bagian Iagi, untuk
sisanya ini ia dapat menutup dalam
BAB5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 55

protection and indemnity club (P& I club). Dalam standar Indonesian Hull
Form 1/10/70 tanggungjawab dalam tubrukan dijamin sepenuhnya 4/4 kalau
pakai kondisi Institute Time Clause hanya mendapat penggantian 3/4.
b. Tanggung jawab yang timbul karena pengangkutan. Jika pemilik kapal lalai
melakukan pengawasan terhadap barang yang diangkutnya maka berdasarkan
hukum pemilik kapal bertanggung jawab atas kerusakan dan kekurangan
barang tersebut, begitu pula jika penumpang mengalami kecelakaan atau
meninggal dunia akibat suatu kelalaian pemilik kapal atau crew-nya maka ia
bertanggung jawab atas kelalaian tersebut. Oleh karena tanggung jawab
tersebut besar maka pemilik kapal menutupnya dalam P&I Club.
c. Tanggung jawab karena pelanggaran hukum setempat. Adakalanya bila
kapal sewaktu merapat ke dermaga atau sewaktu masuk pelabuhan
menyenggol kade dan benda lain kepunyaan penguasa pelabuhan, untuk mana
pemilik kapal harus bertanggungj awab. Dalam kelalaian nakhoda dan ABK
pemilikkapal harus bertanggung jawab membayar ganti kerugian sesuai
dengan peraturan setempat. Segala tanggung jawabnya berdasar hukum atas
pelanggaran atau kelalaian yang serupa ini dapat diasuransikan hanya pada
P&I Club.
d. Tanggung jawab terhadap crew. Tanggung jawab terhadap anak buah
kapal ini meliputi tanggung jawab dalam hal sakit, crew mengalami
kecelakaan, meninggal, dan sebagainya.Jika ABK sakit atau mengalami
kecelakaan di kapal, harus segera diturunkan untuk memperoleh perawatan.
Biaya pengobatan, perawatan, pemulangan ke pelabuhan asal/negara asal
menjadi tanggung jawab pemilik kapal. Jika ABK meningggal dunia dalam
dinas, pemilik kapal bertanggung jawab terhadap keluarga sesuai dengan
hukum yang berlaku. Jika ABK melanggar hukum, misalnya penyelundupan
narkoba, kapal dan ABK kemungkinan ditahan, didenda, atau dihukum. Segala
pengeluaran yang secara yuridis berhubungan dengan hal tersebut akan
menjadi jaminan P&I Club bila pemiliknya
menutup tanggung jawab tersebut ke P&I Club.
56 Asuransi Maritim

Asuransi Barang (Cargo)

Dalam hal ini slıipper dan consignee sangat berkepentingan atas mııatan (cargo)
yang diangkut nıcnggunakan kapai laut dari pelabuhan muat sampai pclabuhan
bongkar. Tujuan asuransi adalah untuk memberikan pcngamanan kepada penıilik
barang.Pada dasarnya pemilik atau yang mcmpunyai kepcntingâll tersebüt dapat
mengasuransikan semua unsur yang mcnyebabkan barang tersebut bernilai tinggi atau
rendah.
Dalam hubungan İni haruS dilİhat apakah masing-masİng Unsur tersebut benar
menghadapi bahaya dalam perjalanan sewaktu diangkut dari tempat asal/pelabuhan
muat sampai ke pelabuhan tujuan/tempat tujuan. Dengan kata lain apakah pemilik akan
menderita kerugian apabila terjadi bahaya yang mengakibatkan rusak barang dalam
perjalanan dimaksud. Jika tidak maka bagian dari kepentingaan itü bukan unsur yang
wajar untuk diasuransikan (bukan Insurable Interest).

Kepentingan yang berhubungan dengan cargo


Kepentingan berikut ini yang berhubungan dengan barang (cargo)
l. Harga beli barang. Seorang pemilik barang akan merasa untung jika barang itü
sampai dengan selamat di tempat tujuan, atau ia akan menderita kerugian ketika barang
yang diangkutnya itü mengalami kerusakan atau hilang dalam perjalanan. Oleh karena
langsung mempunyai kepentingan terhadap barang tersebut maka untuk menjaga
kepentingannya ia dapat mengasuransikannya. Sampai seberapa beşar kepentingan
yang ada pada barang itü perlu diasuransikan, bergantung pada harga pembelian
barang itu, serta sejumlah ongkos yang dikeluarkan untuk mendapatkannya, dan
keuntungan yang diharapkan dari barang tersebut.Jadi kepentingan pemilik di samping
harga pembelian dari barang tersebut, masih harus ditambah dengan kepentingan
lainnya seperti biaya biaya pengeluaran dan keuntungan yang diharapkan.

2. Biaya pengiriman atau ongkos kapal (freight). Apabila seseorang menjual atau
membeli barang, ia akan membayar ongkos kapal agar barang itu dapat sampai di
tempat penerima barang. Ongkoskapal (freight) dalam pengiriman barang ada yang
harus dibayarterlebih dahulu di pelabuhan muat sebelum barang termuat ke kapal
(freightprepaid) dan ada pula yang dibayar kemudian setelah
BAB5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 57

barang tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan (freight payable at destination port
ataufreightforward).
Dalam hal ongkos kapal dibayar lebih dahulu (freight prepaid) biasanya
ongkos ini tidak akan kembali kepada pemilik barang walaupun barang tiba dalam
keadaan rusak atau bahkan barang tidak sampai sama sekali. Dengan lain
perkataan bahwa pemilik barang akan menderita kerugian karena ongkos angkut
yang telah dibayarkan tidak kembali walaupun barang tiba dalam keadaan rusak
atau tidak sampai sama sekali, yang berarti ia kehilangan ongkos angkut. Untuk
menjaga kepentingannya atas kemungkinan kerugian serupa ini, ongkos tersebut
dapat diasuransikan (sebagai barang asuransi).
Akan tetapi untuk ongkos kapal yang dibayar di pelabuhan tujuan (freight
payable at destination port) maka pemilik barang baru akan membayarfreight bila
barang sudah tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan. Apabila barang tidak
sampai pemilik barang tidak waj ib membayar ongkos angkut, dengan cara ini
maka pemilik barang tidak perlu memasukkan freight dalam bagian asuransi
barang. Dalam hal ini pemilik kapal yang harus mengasuransikan freight tersebut
karena pemilik kapal yang akan menderita kerugian.

3. Ongkos pembongkaran dan pemuatan barang (opp/opt). Ongkos bongkar


muat barang (OPP dan OPT) umumnya harus dibayar oleh pemilik barang.
Demikian juga biaya lain yang berhubungan dengan itu seperti bea masuk, sewa
gudang, ongkos pengangkutan darat, dan sebagainya,walaupun barang-barang itu
diterima dalam keadaan rusak. Oleh karena pemilik bisa menderita kerugian atas
pembayaran biaya ini, jumlah biaya tersebut dapat dimasukkan sebagai tambahan
dalam jumlah pertanggungan asuransi barang.Di samping itu ada kalanya dalam
kontrak pengangkutan dinyatakan bahwa j ika terpaksa pihak pengangkut berhak
membongkar barang di suatu pelabuhan darurat (misalnya karena kapal
mengalami kerusakan) tanpa wajib meneruskan ke pelabuhan tujuan. Jika kontrak
membenarkan pengangkut melakukan hal itu maka pengurusan barang dan
pengiriman selanjutnya menjadi kewajiban pemilik, atau walaupun pihak
pengangkut kemudian bersedia meneruskan barang, ia berhak menerima
tambahan ongkos untuk meneruskan tadi. Polis asuransi pengangkutan barang
sering mengecualikan penutupan atas biaya seperti tersebut terakhir ini.
58 Asuransi Maritim

Jika tcrtanggung nıcnginginkan agar risiko tersebut ditutup juga, maka ia harus
menambahkan kcpcntingan dimaksud dalam jumlah pertanggungan atas barangnya.

4. Premi asuransi. Sewaktu tertanggung menutup asuransi atas barang ia harus


membayar premi. Jika barang hilang ia tidak dapat memperoleh kembali premi yang
telah dibayarkan tersebut. la baru menerima manfaat pembayaran penuh (termasuk
premi asuransi di dalamnya) apabila barang tiba dengan selamat. Oleh karena itü
jumlah premi asuransi dapat dimasukkan sebagai bagian dari asuransi barang.

5. Keuntungaııyangdiharapkan (imaginary profit). Dalam pengiriman barang dagangan,


penjual dan pembeli barang mengharapkan sejumlah keuntungan dari barang yang
dijual atau dibelinya itil.Jika barang itü tidak sampai di tujuan maka keuntungan yang
diharapkan itü tidak mungkin diperolehnya lagi.Oleh karena itu, keuntungan yang
diharapkan itü dapat diasuransikan sebagai bagian dari asuransi barang.Di Indonesia
penutupan asuransi ataş keuntungan yang diharapkan tersebut besarnya dibatasi sampai
10% dari harga barang. Dengan demikian kepentingan yang dapat diasuransikan
menjadi satu pertanggungan dalam asuransi barang adalah:
a. Harga pembelian barang itü sendiri
b. Ongkos kapal (freight)
c. Ongkos bongkar/muat dan ongkos penerusan lainnya termasuk di
dalamnya bea maşuk untuk barang impor, sewa gudang, biaya angkutan
darat, dan lain-lain.

Kepentingan lain yang berhubungan dengan barang

Kepentingan lain yang erat hubungannya dengan barang:


1. Komisi. Agen yang bertindak untuk mengurus barang barang atas nama
pemiliknya berhak menerima komisi. Apabila komisi ini penerimaannya
didasarkan atas sampainya barang dan baru diterimanya setelah barang itü tiba,
kepentingan ini dapat jugadiasuransikan oleh orang yang akan menerimanya
(agen). Jikatemyata barang tidak tiba akibat risiko laut dan akibatnya komisi
yang diharapkan tidak diterima, pihak penanggung akan membayarganti
kerugian.
BAB 5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 59

2. Tanggung jawab. Agar seseorang wajib bertanggung jawab kepada pihak


lainnya haruslah dibuktikan adanya kesalahan atau kelalaian, Dalam
pengangkutan barang pihak pengangkutlah yang harus mengawasi keselamatan
barang dan oleh karenanya tanggung jawab yang berhubungan dengan itu
melekat pada pemilik kapal. Akan tetapi ada adakalanya pemilik barang yang
digolongkan pada barang berbahaya (seperti barang barang yang mempunyai
sifat spontaneous combustion) bertanggung jawab juga terhadap kemungkinan
kerusakan kapal yang mengangkutnya atau kerusakan barang lainnya yang ada
dalam satu kapal. Tanggung jawab yang demikian dapat juga diasuransikan
oleh pemilik barang, tetapi pada praktiknya tanggung Jawab semacam ini tidak
diasuransikan dalam pasaran asuransi pengangkutan, tetapi diasuransikan
tersendiri di luar asuransi pengangkutan biasa.
3. Defeasible dan contingent. Adakalanya penjual dan pembeli mempunyai juga
kepentingan lain sebelum barang itu tiba dan diterima dengan baik oleh
pembeli. Sebagaimana diketahui, walaupun barang tiba dengan selamat, masih
ada kemungkinan pembeli menolak untuk menerima barang itu antara lain jika
penyerahannya terlambat atau oleh sebab lainnya. Jika terjadi hal demikian,
maka ongkos pengembalian barang dan lain-lain ongkos barang pengembalian
barang ke tempat penjual adalah menjadi tanggungan penjual. Kerugian
penjual akan hal ini dan yang serupa ini dapat diasuransikan dan disebut
defeasible interest.Jika hal ini sampai terjadi, sedang di lain pihak pembeli
sudah menjual barangnya terlebih dahulu sebelum barang tiba, maka pembeli
pun akan menderita kerugian akibat tidak dapat diterimanya barang.
Kemungkinan kerugian yang bisa diderita pembelipun dapat diasuransikan
yang disebut dengan contingent interest.

Asuransi Penumpang dan Barang


Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa obyek asuransi adalah
kepentingan yang menjadi sebab diadakannya perjanjian asuransi antara penanggung
dan tertanggung, Bagi penumpang kapal secara otomatis yang menjadi kepentingan
adalah penumpang itu sendiri yaitu keselamatan penumpang berupa jiwa dan raganya
atau jaminan keselamatan dari penumpang.
60 Asuransi Maritim

Risiko kecelakaan adalah sesuatu yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil bisa
terjadi kecelakaan pada semua moda transportasi baik transpotasi darat atau jalan raya,
transportasi udara, transportasi jalan baja/rel yaitu kereta api, dan transportasi laut.
Kecelakaan dapat menyebabkan kematian, atau ketidakmampuan, merosotnya kondisi
kesehatan apa lagi menjadi cacat seumur hidup, menyebabkan kesulitan ekonomi bagi
diri sendiri dan keluarga.
Kecelakaan dalam asuransi dapat didefinisikan sebagai benturan atau sentuhan
benda keras atau benda cair (kimiawi) atau gas atau api, yang datangnya dari luar,
terhadap badan (jasmani) seseorang yang mengakibatkan kematian, atau cacat atau
luka, yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan oleh dokter. Seseorang tidak
mengetahui sebelumnya bahwa suatu ketika ia akan ditimpa kecelakaan, tetapi setiap
manusia tidak bisa luput dari kecelakaan dalam hidupnya, apakah kecelakaan ringan,
sedang, berat, yang mengakibatkan menjadi luka atau cacat permanen atau bahkan
sampai meninggal dunia.
Oleh karena tingkat penderitaan yang disebabkan oleh kecelakaan bermacam-
macam, ringan, sedang, berat, cacat permanen bahkan meninggal, maka santunan yang
dapat diberikan oleh perusahaan asuransi apabila terjadi musibah terhadap penumpang
antara lain:
1. Biaya perawatan dan pengobatan bagi yang luka hingga sembuh.
2. Santunan sejumlah uang diberikan kepada ahli waris bagi penumpang yang
meninggal dunia.
3. Biaya perawatan dan pengobatan serta sejumlah uang diberikan sebagai
santunan kepada penumpang yang menj adi cacat permanen.

Premi penumpang
Iuran wajib untuk penumpang kapal umumnya disatukan dalam tiket
penumpang dan dibayarkan melalui pengusaha angkutan (perusahaan pelayaran),
kemudian perusahaan pelayaran yang akan menyetorkan kepada perusahaan asuransi.

Pengecualian pembayaran santunan

Tidak semua korban kecelakaan lalu lintas berhak mendapatkan santunan asuransi,
yaitu yang disebabkan oleh antara lain:
1. Bunuh diri atau percobaan bunuh diri atau kesengajaan lainnya (sengaja lompat
dari kapal terjun ke laut, dll).
BAB5 Prinsip Dasar dan ObyekAsuransi 61

2. Korban dalam keadaan mabuk atau tidak sadar, korban melakukan


perbuatan jahat, korban mempunyai cacat badan atau jasmaniah/ rohaniah,
korban luar biasa lain dari keadaan normal.
3. Alat angkutan yang bersangkutan sedang digunakan untuk suatu perlombaan
kecepatan/ketangkasan.
4. Kecelakaan terjadi akibat bencana alam.
5. Kecelakaan terjadi sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari suatu
peristiwa peperangan atau bencana peperangan.
Kecelakaan terjadi akibat atau sebagai diakibatkan oleh reaksi inti atom atau
nuklir radioaktif atau unsur radio aktif.

Asuransi Anak Buah Kapal


Umum
Anak buah kapal atau crew adalah sebagai pegawai dari perusahaan pelayaran tentü
akan maşuk dalam asuransi sosial tenaga kerja, sekarang BPJS ketenagakerjaan.
Program yang diselenggarakan antara lain:
l. Program jaminan kecelakaan kerja
2. Program jaminan pemeliharaan kesehatan
3. Program jaminan hari tua
4. Program asuransi kematian
Kepesertaan program asuransi sosial sifatnya adalah wajib bagi kaıyawan
perusahaan BUMN dan karyawan perusahaan swasta dengan kriteria tertentu.Premi
yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dinamakan iuran wajib yang dibayarkan
melalui perusahaan, sebagian menjadi kewajiban pengusaha dan sebagian lainnya
menjadi kewajiban dari masing-masing personel karyawan yang dipotong dari gajinya
setiap bulan.

Santunan yang diberikan oleh perusahaan asuransi meliputi:


l. Biaya pengobatan/perawatan
2. Tunjangan sementara tidak mampu bekerja
3. Tunjangan kematian
4. Tunjangan cacat permanen
5. Tunjangan hari tua bila peserta sudah mencapai usia tertentu (misalnya
55 tahun)
62 Asuransi Maritim

Kecelakaan kerja
Berbagai macam kecelakaan kerja yang berhak memperoleh tunjangal (biaya
pengobatan/perawatan, tunjangan sementara, tunjangan kemati. an, tunjangan cacat
tetap) di antaranya:
1. Kecelakaan yang menimpa tenaga kerja. Kecelakaan Yang menimpa tenaga kerja
Yang terjadi tidak disengaja dan tidak Pula direncanakan, kecelakaan yang
datangnya dari luar tubuh tenaga kerja yang bersangkutan, yang mengakibatkan
luka atau cacat tetap yang dapat dilihat oleh mata atau yang dapat dinyatakan oleh
dokter yang terjadi selama:
a Sejak tenaga kerja berangkat dari rumah menuju tempat kerja
b Selama di tempat kerja
c Kembali ke rumah hingga sampai rumah melalui jalur Yang tetap.
2. Penyakit jabatan. Penyakit jabatan yaitu penyakit yang terjadi pada tenaga kerja
karena hubungan kerja, yang bisa timbul secara tiba tiba atau melalui proses
dalam jangka waktu tertentu dianggap sebagai kecelakaan kerja, misalnya:
a. Penyakit decompression dapat diderita bila bekerja pada tempat yang tekanan
udaranya berubah-ubah
b. Semua pekerjaan yang berhubungan langsung dengan amoniak, arsenik, atau
komponen racun arsenik, karbon dioksida, karbon bilsulfida, klorin, dan yang
semacamnya, dapat menimbulkan keracunan bagi tenaga kerja.
c. Setiap pekerjaan yang berhubungan langsung dengan panas yang berlebihan
dapat menimbulkan kepanasan, kejang, dan pingsan.
d. Setiap pekerjaan yang langsung berhubungan dengan dingin yang
berlebihan dapat menimbulkan kekakuan, menggigil, luka kedinginan, kaki
immersion, atau hipotermia umum.

3. Kecelakaan yang terjadi di luarjam kerja yang dianggap sebagai kecelakaan kerja
sehinggaberhak memperoleh tunjangan kecelakaan kerja, yaitu:

a. Kecelakaan yang terjadi selama dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja
dan selama dalam perjalanan pulang ke rumahmelalui jalur Yang biasa dan
wajar ditempuh agar lebih cepat sampai tujuan.
BAB 5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 63

b Kecelakaanselamadalammengikutipendidikan
yangmerupakantugasatauditugaskan oleh perusahaan.
c Kecelakaan selama dalam kegiatan olahraga yang merupakan tugas atau
ditugaskan oleh perusahaan.Tidak dianggap sebagai kecelakaan kerja.
4. kecelakaan kerja berarti tidakberhakatas atas tunjangankecelakaan kerja,

Kecelakaan yang terjadi ketika meninggalkan tempat kerja

a. untuk kepentingan pribadi walaupun mendapat izin dari atasannya (ABK pesiar
di pelabuhan/luar pelabuhan).
b. Kecelakaan yang terjadi di dalam perjalanan ke tempat kerja dan pulang ke
rumah dari tempat kerja, yang menyimpang dari jalur yang biasa dan wajar
ditempuh.
Pengertian cacat
a. Cacat anatomi: yaitu hilangnya anggota badan atau sebagian dari anggota
badan, misalnya: tangan atau kaki hilang (terpaksa di potong).
b. Cacat fungsi: Hilangnya atau berkurangnya fungsi anggota badan atau
sebagian anggota badan, misalnya tangan masih utuh tapi tidak bisa
berfungsi atau kurang berfungsi (tidak bisa digunakan untuk bekerja).

Asuransi Pencemaran
Asuransi pencemaran minyak yang diakibatkan oleh pengoperasian kapal dan unit
kegiatan Iain.Dalam asuransi pencemaran yang diakibatkan oleh pengoperasian kapal
dan unit kegiataan Iain dapat terjadi karena tumpahan minyak dan selain
minyak.Beban tanggung jawab tumpahan minyak dipikul oleh pemilik atau operator
kapal dan unit kegiatan Iainnya.Unit kegiatan Iainnya yang dimaksud di sini adalah
pengelola untuk pengeboran minyak dan fasilitas penampungan minyak di perairan.

Pemilik atau operator kapal dan unit kegiatan Iain mempunyai kepentingan atas
pengoperasian kapal dan kegiatan Iain nya yang dapat menimbulkan pencemaran yang
berasal dari minyak dan bukan minyak.Pemilik atau operator kapal dan unit kegiatan
Iain mempunyai tanggung jawab hukum apabila dalam melakukan kegiatannya dapat
menimbulkan pencemaran. Tanggung jawab hukum tersebut dapat berupa
penanggulangan dan pemulihan lingkungan akibat adanya
64 Asuransi Maritim

pencemaran. Tanggung jawab hukum inilah yang menjadi kepentingan pemilik atau
operator kapal dan unit kegiatan lain. Obyek dalam perjanjian asuransi ini menjadi
kewajiban pemilik atau operator kapai dan unit kegiatan Iain untuk memberi ganti rugi
biaya penanggulangan dan pemulihan lingkungan.

Kerugian terhadap lingkungan diberikan sebagai bentuk tanggung jawab hukum


kepada negara dalam bentuk kewajiban mengasuransikan atau sertifikat jaminan ganti
rugi yang diterbitkan menteri perhubungan atas tanggung jawabnya tersebut.Tanggung
jawab hukum pencemaran minyak dan selain minyak diatur dalam Undang-undang
Nomor 17.

Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 226, 227, 228, 229, 230, dan 231, Pasal 29, 30 dan
31, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Maritim,
Protocol International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage (CLC)
1992 yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor
55 'Tahun 1999.

SOAL LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan empat prinsip dasar asuransi yang saudara ketahui!
2. Sebutkan pihak pihak mana saja yang dapat mempunyai Insurable Interest
dalam bidang asuransi pengangkutan laut!
3. Jelaskan fakta apa saja yang selayaknya di informasikan oleh calon
tertanggung kepada penanggung, berkaitan dengan Prinsip Good Faith dalam
asuransi pengangkutan laut!

4. Sebutkan dan jelaskan kepentingan perusahaan pelayaran baik terhadap kapal


maupun muatan dalam asuransi pengangkutan laut!
5. Sebutkan pula obyek asuransi barang/cargo/muatan ditinjau dari Sisi pemilik
muatan/pengirim barang, jelaskan jawaban Anda!
POLİS ASURANSI

PENGERTIAN POLİS
Berdasarkan Pasal 255 KUHD polis adalah suatu perjanjian khusus secara tertulis
berupa akta yang dilakukan dalam suatu pertanggungan atau asuransi. Pengertian polis
sesuai dengan Pasal 19 Peraturan pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 termasukjuga
lampiran-lampirannya yang merupakan satu kesatuan.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah tersebut polis tidak boleh
menggunakan kata atau kalimat yang menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai
risiko yang ditutup asuransinya, kewajiban penanggung dan kewajiban tertanggung
atau mempersulit tertanggung mengurus hak-haknya.Di samping itü polis juga memuat
kesepakatan mengenai syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar
pemenuhan dan kewaj iban untuk mencapai tujuan pertanggungan atau asuransi.
Setiap polis asuransi yang diterbitkan oleh penanggung harus memenuhi
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 dan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK 06/2003 sebagai berikut.
1. Tidak boleh mengandung kata atau kalimat yang menimbulkan
penafsiran berbeda mengenai risiko yang ditutup asuransinya, perbedaan
penafsiran antara kewajiban penanggung dan tertanggung, atau mempersulit
tertanggung mengurus haknya atau klaim;
2. Harus dicetak dengan jelas, mudah dibaca, dan dimengerti; dan
3. Apabila terdapat pengecualian, pengurangan, pembatalan dan
pembatasan penanggung maka harus ditulis dan dicetak sedemikian sehingga
mudah diketahui tertanggung.

65
66 Asuransi Maritim
Dengan demikian polis wajib dibaca dengan teliti oleh pemegang polis atau
tertanggung untuk menghindari perselisihan atau sengketa klaim asuransi dikemudian
hari.Biasanya penanggung diberi waktu antara 7—30 hari sejak polis diterima dan
dalam tersebut ditulis bahwa penanggung telah menerima, membaca, dan memahami
serta menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap isi polis.
Banyak klaim asuransi ditolak Oleh penanggung karena tidak mengetti dan teliti
dalam membaca polis.Tentang hal tersebut tidak perlu khawatir sebab terdapat jalan
keluar dengan meminta mediasi melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)
atau menggunakan jasa perusahaan pialang asuransi (broker asuransi).

FUNGSI POLIS
Berdasarkan ketentuan KUHD tersebut maka polis asuransi merupakan alat
bukti tertulis terjadinya perjanjian asuransi.Dengan demikian bagi kedua belah pihak
yaitu tertanggung dan penanggung memiliki fungsi masing-masing.

l, Bagi tertanggung
a. Menjadi alat bukti tertulis atas jaminan penanggungan atas berbagai risiko
penggantian kerugian yang mungkin terjadi pada tertanggung, ketika
kerugian tersebut tertulis di dalam polis
b. Menjadi bukti pembayaran premi yang diberikan kepada pihak perusahaan
asuransi selaku penanggung, dan

c. Menjadi bukti paling otentik untuk menuntut penanggung, jika sewaktu-


waktu lalai atau tidak memenuhi jaminan yang menjadi tanggungannya Bagi
penanggung
d. Menjadi alat bukti atau tanda terima premi asuransi yang dibayarkan oleh
pihak tertanggung.
e. Menjadi bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada penanggung
untuk membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung.
f. Menjadi bukti paling otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim
yang diajukan oleh tertanggung, jika penyebab kerugian tersebut tidak
memenuhi syarat polis yang dimiliki.
BAB6 Polis Asuransi 67

JENIS POLİS
Dalanı praktik asuransi setiap perusahaan asuransi telah menetapkan benttik dan isi
polisnya sehingga menyulikan penanggung untuk membaca suatu polis antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Dalanı mengatasi kesulitan dalam praktik dan
untuk mencegah persaingan yang tidak sehat sesama perusahaan asuransi, maka
diupayakan penyeragaman syarat-syarat khusus dalam polis dengan cara menciptakan
polis standar, baik secara nasional maupun secara
internasional sehingga dapat dicegah perbedaan yang mencolok antara polis
perusahaan asuransi yang satu dan perusahaan asuransi yang lain yang sejenis.
Berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam polis, yang terkenal, yaitu
polis maskapai, polis bursa, dan polis Lloyd.

Polis Maskapai
Dinamakan polis maskapai karena polis ini dibuat dan diterbitkan oleh
maskapai asuransi.Selain syarat yang diharuskan oleh undang-undang, polis maskapai
memuat beberapa ketentuan khusus yang berlaku bagi maskapai yang menciptakan
syarat tersebut.Dalam operasi kerjanya perusahaan asuransi yang menggunakan polis
maskapai ini banyak mengalami kesulitan sehingga lambat-laun polis maskapai ini
ditinggalkan dan orang mulai mengarah pada pembuatan dan penggunaan polis
seragam.

Polis Bursa
Polis ini mempunyai syarat yang seragam dan digunakan pada bursa asuransi.Ada
dua macam polis bursa, yaitu polis bursa Amsterdam dan polis bursa Rotterdam.Kedua
polis ini digunakan pada asuransi pengangkutan laut dan asuransi kebakaran.Kedua
polis ini dinamakan demikian karena polis bursa Amsterdam digunakan di bursa
asuransi Amsterdam, sedangkan polis bursa Rotterdam digunakan di Bursa Asuransi
Rotterdam.
Polis-polis ini masih terus dikembangkan dengan menambah syarat Yang telah
diseragamkan itü secara berurutan dengan diberi nomor urut dan dicetak. Apabila
syarat tambahan itü belum tercetak dalam polis dan akan digunakan dipolis bursa,
syarat tersebut harus dilampirkan pada Polis bursa yang bersangkutan, atau dinyatakan
secara khusus dalam Polis yang bersangkutan bahwa syarat itü berlaku juga bagi
asuransi
68 Asuransi Maritim

yang diliputi polis tersebut. Polis standar sebagaimana diuraikan di atas digunakan oleh
perusahaan asuransi di Indonesia.Di samping itu, Dewan Asuransi Indonesia (DAI)
juga telah menetapkan polis standar untuk asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan
bermotor.

POLIS LLOYD
Polis Lloyd adalah polis yang digunakan di bursa Lloyd di London, Polis ini
telah dikembangkan tersendiri di bawah merek Lloyd dan hanya digunakan oleh
perusahaan asuransi yang menjadi anggota The Lloyds Corporation.Polis Lloyd
digunakan untuk asuransi pengangkutan laut, asuransi kebakaran, dan asuransi
terhadap bahaya-bahaya Iain.Polis Lloyd untuk asuransi pengangkutan laut diakui
Marine Insurance Act 1906.
Pada umumnya asuransi yang diadakan pada bursa Lloyd dengan
menggunakan polis Lloyd hanyaberlaku untukj angka waktu satu tahun, kecuali dalam
hal yang istimewa. Ketentuan ini dapat dibaca dalam Pasal 25 ayat (2) Marine
Insurance Act 1906: "Subject to the provisions ofsection eleven ofThe Finance Act
1901, a time policy which is made is madefor any time exceeding twelve months is
invalid". Jadi asuransi yang diadakan itu hanya berjarak waktu duabelas bulan, jika
melebihi jangka waktu tersebut, asuransi batal.Selain penggolongan di atas, ada lagi
penggolongan polis menurut sifat berlaku asuransinya.Atas dasar ini dikenal dua
golongan polis, yaitu polis perjalanan (voyage policy) dan polis waktu (time
policy).Kedua polis tersebut dijelaskan dalam uraian berikut.

1. Polis perjalanan. Polis ini dibuat untuk asuransi satu perjalanan atau satu pelayaran
tertentu saja, misalnya Tanjung Priok ke Belawan.Berapa hari perjalanan itu dilakukan
tidak menjadi persoalan, kecuali jika perjalanan atau pelayaran itu dihentikan atau
diputuskan di tengah perjalanan dapat mengakibatkan batalnya asuransi.Tidak
termasuk pengertian dihentikan atau diputuskan apabila penghentian perjalanan itu
sebagai bagian dari perjalanan' misalnya pelayaran dari Tanjung Priok ke Ujung
Pandany singgahnya kapal di Tanjung Perak bukan termasuk penghentian atau
pemutusan perjalanan.Demikian juga apabila kapal berhenti di suatu pelabuhan karena
kerusakan atau keadaan darurat tidak dapat dikatakan sebagai penghentian atau
pemutusan perjalanan.
BAB 6 Polis Asuransi 69
2. Polis waktu.Polis ini dibuat untuk asuransi Yang berjangka waktu tertentu,
misalnya 1 (satu) tahun. Penentuan jangka waktu asuransi harus tepat menurut
tanggal danjam dimulai dan diakhiri, Misalnya asuransi berjangka waktu satu
tahun, mulai dari tanggal I Januari 2010 pukul 12.00 sampai tanggal I Januari 2011
pukul 12.00. Polis berjangka waktu tertentu biasa digunakan Pada asuransi
kebakaran

POLIS
Menurut ketentuan Pasal 256 KUHD setiap polis, kecuali mengenai asuransi jiwa,
harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Hari dan tanggal pembuatan asuransi. Pentingnya hari dan tanggal adalah untuk
menentukan saat mulai berlaku asuransi. Selain itu, j uga untuk mengetahui
asuransi yang terj adi lebih dahulu dalam hal terjadi asuransi rangkap seperti
yang ditentukan dalam Pasal 277, Pasal 278, dan Pasal 279 KUHD. Hal ini
penting jika terjadi peristiwa (evenemen) yang menimbulkan kerugian, yaitu
penanggung yang mana berkewajiban membayar ganti kerugian.
2. Nama tertanggung untuk diri sendiri atau pihak ketiga. Hal ini penting dalam
hubungan dengan ketentuan Pasal 264 dan Pasal 267 KUHD. Apabila asuransi
diadakan untuk diri sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga, maka hal ini
harus dinyatakan dalam polis. Apabila tidak dinyatakan, maka asuransi
dianggap diadakan untuk diri sendiri. Apabila tidak ada kepentingan, maka
asuransi tidak mempunyai kekuatan berlaku, dan penanggung tidak
berkewajiban membayar ganti rugi (Pasal 250 KUHD).
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan. Dalam uraian ini harus
dijelaskan identitas benda yang diasuransikan itu, Yaitu jenisnya, jumlahnya,
ukurannya, sifat, letak, dan keadaannya, sehingga kekeliruan atau salah
pengertian tentang objek asuransi dapat dihindarkan
4. Jumlah yang diasuransikan. Jumlah ini menunjukkan kepada sejumlah uang.
Perhitungan jumlah uang tersebut erat sekali hubungannya dengan nilai benda
sesungguhnya dalam setiap asuransi. Dari jumlah uang asuransi itu dapat
diketahui apakah sesuatu itu:

a. Di bawah nilai benda (under insurance); atau


b. Sama dengan nilai benda (Tull insurance); atau
c. Di atas nilai benda (over insurance).
70 Asuransi Maritim

Jumlah yang diasuransikan merupakan jumlah maksimal ganti kerugian yang


harus dibayar oleh penanggung jika terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian
total.
1. Bahaya/evenemen yang ditanggung penanggung. Bahaya atau peristiwa
yang menjadi tanggungan harus dinyatakan dengan jelas dan tegas. Jika
diperjanjikan dengan klausula, harus tegas dengan klausula apa, sehingga jelas
batas tanggung jawab penanggung. Penanggung hanya bertanggungj awab
terhadap bahaya (evenemen) yang telah dicantumkan di dalam polis.
2. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir. Saat bahaya mulai berjalan dan
berakhir adalah jangka waktu asuransi itu diadakan. Jangka waktu tersebut dapat
berupa:
a. Dari tanggal dan waktu tertentu sampai pada tanggal dan waktu tertentu
pula, misalnya dari I Januari 2010 pukul 12.00 sampai 1 Januari 2011
pukul 12.00
b. Dari tempat ke tempat, misalnya dari gudang ke gudang
c. Dari kapal pemberangkatan sampai di dermaga pelabuhan tuj uan.
Cara demikian ini penting untuk mengetahui apakah peristiwa yang terjadi itu
masih dalam tanggungan penanggung atau tidak.

3. Premi asuransi. Ketentuan ini menyatakan kepastian besarnya jumlah premi yang
harus dibayar oleh tertanggung. Besarnyaditentukan dengan persentase dari
jumlah asuransi ditambah dengan biaya Iain, misalnya biaya meterai dan biaya
pialang. Cara pembayarannya biasanya dibayar lebih dahulu, sedangkan pada
asuransi jiwa biasanya dibayar secara bulanan.
4. Semua keadaan dan syarat khusus. Termasuk dalam uraian butir ini misalnya
mengenai benda asuransi apakah akan dibebani hak tanggungan (hipotik),
fiducia,j ika terj adi peristiwa (evenemen) yang menimbulkan kerugian, sehingga
akan menjadi jelas penanggung berhadapan dengan siapa? Apakah dengan
pemilik atau pemegang hak tanggungan, fiducia. Demikian juga mengenai
syarat-syarat khusus Iainnya, misalnya premi dibayar asuransi berjalan, premi
tidak dibayar asuransi tidak berjalan. Pendek kata para pihak dapat membuat
syarat khusus sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pihak,

Adapun terhadap asuransi pelayaran sama dengan isi polis asuransi umum ditambah
dengan syarat-syarat Iainnya yaitu:
BAB6 Polis Asuransi 71

a. Nama nakhoda dan nama kapal disertai dengan jenis kapalnya


b. Tempat barang-barang dimasukkan atau dimuat ke dalam kapal
c. Pelabuhan pemberangkatan kapal pelabuhan tujuan untuk membongkar
d. dan/atau muat barang, pelabuhan tinggal
e. Tempat bahaya mulai berjalan yang akan menjadi tanggungan penanggung
f. Nilai kapal yang diasuransikan.

SOAL LATIHAN
1. Sebutkan pengertian polis asuransi!
2. polis sebagai wujud perjanjian asuransi harus ditulis sesuai dengan kaidah yang
sudah ditetapkan, sebutkan kaidah-kaidah yang harus dilakukan dalam membuat
polis yang benar!
3. Apa fungsi polis baik bagi tertanggung maupun penanggung?
4. Mengapa diperlukan pola keseragaman bentuk dan isi polis asuransi?
5. Sebutkan j enis/macam-macam polis !
6. Sebutkanj enis polis yang didasarkan pada sifat berlakunya asuransi !
7. Sebutkan aturan-aturan pokok yang harus ada dalam polis asuransi pelayaran!
PREMI ASURANSI

MANFAAT PREMI BAGI TERTANGGUNG DANPENANGGUNG

Dalam Pasal 246 KUHD dinyatakan sebagai berikut "Dengan mana penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi". Berdasarkan Pasal 246
KUHD, premi merupakan salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan
kewajiban utama Yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam
hubungan hukum asuransi, penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung
dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya.Apabila premi tidak
dibayar, asuransi dapat dibatalkan setidak-tidaknya asuransi tidak berjalan.Premi harus
dibayar lebih dahulu oleh tertanggung karena tertanggung adalah pihak yang
berkepentingan.

Sebagai perj anj ian timbal balik, asuransi bersifat konsensual, artinya sejak terjadi
kesepakatan timbullah kewajiban dan hak kedua belah pihak. Akan tetapi, asuransi
baru berjalan jika kewajiban tertanggung membayar premi telah dipenuhi.Dengan kata
Iain, risiko atas benda beralih kepada penanggung sejak premi dibayar oleh
tertanggung.Oleh karena itu, ada tidaknya asuransi ditentukan oleh pembayaran
premi.Premi merupakan kunci perjanjian asuransi.Pada asuransi yang diadakan untuk
jangka waktu tertentu, premi dibayar lebih dahulu pada saat asuransi diadakan.Pada
asuransi yang diadakan untuk satu perjalanan, premi dapat dibayar pada saat bahaya
sudah mulai berjalan, misalnya kapal yang sudah berangkat (Pasal 603 KUHD). Akan
tetapi, ada asuransi yang diadakan untuk jangka waktu panjang, misalnya asuransi
jiwa, pembayaran premi dapat dilakukan secara periodik, yaitu setiap awal bulan, Pada
asuransi yang demikian ini, jika pada suatu periode tertentu premi belum dapat dibayar,
asuransi berhenti. Setelah

73
74 Asuransi Maritim

premi periode yang tertunggak itu dibayar, asuransi berjalan lagi. Jika premi tidak
dibayar, mengakibatkan asuransi itu batal.
Dalam mencegah terjadi pembatalan asuransi karena premi tidak dibayar biasanya
pihak-pihak mencantumkan klausula dalam Polis Yang menyatakan premi harus
dibayar dimuka (pada waktu yang telah ditentukan).Jika premi tidak dibayar pada
waktu yang telah ditentukan asuransitidakberjalan.Jikatejadi peristiwayang
menimbulkan kerugian, penanggung tidak berkewajiban membayar klaim tertanggung.
Berdasarkan uraian di atas, premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk
menentukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau tidak.Kriteria premi asuransi adalah
sebagai berikut.
1. Dalam bentuk sejumlah uang
2. Dibayar lebih dahulu oleh tertanggung
3. Sebagai imbalan pengalihan risiko
4. Dihitungberdasarkanpersentaseterhadapnilairisikoyang dialihkan. Dalam
praktik asuransi, penanggung biasanya sudah menentukan syarat umum
pembayaran premi seperti yang ditetapkan dalam polis.
Penetapan tingkat premi asuransi harus didasarkan pada perhitungan analisis risiko
yang sehat.Besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung ditentukan
berdasarkan penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung.Dalam praktiknya
penetapan besarnya jumlah premi itu diperjanjikan oleh tertanggung dan penanggung
secara layak dan dicantumkan dalam polis.Besarnya jumlah premi dihitung
sedemikian rupa, sehingga dengan penerimaan premi dari beberapa
tertanggung.Penanggung berkemampuan membayar klaim ganti kerugian kepada
tertanggung yang terkena peristiwa yang menimbulkan kerugian.
Dalam jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk biaya
yang berkenaan dengan pengadaan asuransi itu. Rincian yang dapat dikalkulasikan
dalam jumlah premi adalah:
BAB7 Premi Asuransi 75
1. Jumlah persentase dari jumlah yang diasuransikan
2. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh penanggung, misalnya biaya meterai,
biayapolis
3. Jasa untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang
4. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan.

DASAR PERHITUNGAN PREMI


Menurut ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992, premi harus
ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidakberlebihan, dan tidak diterapkan secara
diskriminatif. Tingkat premi dinilai tidak mencukupi apabila:
1. Sangat rendah sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat yang
diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan
2. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan membahayakan
tingkat solvabilitas perusahaan
3. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan dapat merusak iklim
kompetisi yang sehat.
Tingkat premi dinilai berlebihan apabila sangat tinggi, sehingga sangat tidak
sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam polis .asuransi yang
bersangkutan. Penerapan tingkat premi dinilai bersifat diskriminatif apabila
tertanggung dengan luas pengadaan yang sama serta denganjenis dan tingkat risiko
yang sama dikenakan tingkat premi yang berbeda.
Premi asuransi dapat dibayarkan langsung oleh tertanggung kepada tertanggung
(perusahaan asuransi atau melalui perusahaan pialang asuransi) untuk kepentingan
tertanggung. Dalam hal premi asuransi dibayarkan melalui perusahaan pialang
asuransi, perusahaan ini wajib
rnenyerahkan premi tersebut kepada perusahaan asuransi sebelum berakhirnya
tenggang waktu.
76 Asuransi Maritim

Contoh Perhitungan Premi


Berdasarkan unsur-unsur perhitungan premi tersebut, untuk menghitung besaran
tarifpremi dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Tentukan tarif premi umumnya:

Premi Umur (PU)= — THP

Keterangan:
BK Biaya Klaim
THP .• Total Harga Pertanggungan
BK Jumlah orang yang mengajukan klaim dalam satu tahun dikalikan jumlah
besarnya yang di klaim (bila asuransi tertentu maksimal klaim nya sudah
ditentukan, misalnya RP 1 Miliar) THP : Besarnya nilai pertanggungan dikali
jumlah asumsi peserta asuransi.
Contoh:
BK= 10 1 Miliar
THP 1000 1 Miliar

BK 10
THp- 1000

2. Bila sudah ketemu PU yaitu 1 %, tentukan besarnya rata-rata premi/ rate premi
(RP) dengan rumus sebagai berikut. Hitung Load Factor:
Rumus: Load Factor = (Biaya akusisi + Biaya Operasional) + Profit

Misalnya : Biaya Akusisi + Biaya Operasional 40% Profit = 10%


Maka :

PU
LF

500//O

Tarif premi= 2% x Rpl miliar Rp10 Jut = Rp27.397

Keterangan :
RP : Rate Premi
P U : Premi Umum
LF : Load Factor
B A : Biaya Akusisi
B O : Biaya Operasional P : Profit

SOAL LATIHAN
l .Apa yang dimaksud dengan premi?
2. Sebutkan empat kriteria premi!
3. Jelaskan empat rincian yang dapat dik premi!
4. Sebutkan hal-hal yang membuat tingkat premi tidak mencukupi!

77
SYARAT PENUTUPAN ASURANSI

UMUM

Telah kita kemukakan sebelumnya bahwa kerugian yang diderita oleh


tertanggung baru akan mendapat penggantian dari penanggung jika ketentuan
ketentuan mengenai penutupan asuransi dipenuhi serta risiko risiko yang
menyebabkan kerugian adalah termasuk yang dijamin. Ketentuan yang harus
dipenuhi tersebut pada umumnya adalah prinsipprinsip pokok yang kadang tidak
tertulis dalam polis, dan ada yang secara tegas dinyatakan dalam
polis.Penyimpangan dalam prinsip pokok walaupun tidak tertulis dapat
menyebabkan polis menjadi tidak berlaku atau batal.
Ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi dapat digolongkan dalam hal
ketentuan berupa warranty dan ketentuan berupa kondisi.

KETENTUAN BERUPA WARRANTY

Dalam asuransi pengangkutan laut warranty berarti adalah janji yang harus
dipenuhi oleh tertanggung agar kontrak atau polis tersebut berlaku. Pelanggaran
terhadap janji (breach of warranty) itu berarti akan mengakibatkan batalnya
perjanjian (polis) secara keseluruhan. Dalam Marine Insurance Act 1906 Pasal 33
warranty dalam asuransi pengangkutan laut berarti suatu janji dari tertanggung untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan, atau untuk selalu memenuhi suatu
ketentuan yang telah ada.

Digunakannya warranty dalam asuransi pengangkutan laut dimaksudkan untuk:

1. Menjelaskan hal hal yang selalu harus dipenuhi tertanggung selama berlakunya
pertanggungan.

79
80 Asuransi Maritim

2. Membatasi atau mengecualikan ketentuan umum yang ada polis sehingga


penanggung dapat mengetahui dengan jelas batas risiko yang menjadi tanggung
jawabnya.

Contoh:
1. Dalam penutupan kapal untuk risiko war dinyatakan "warranty armed' yang
berarti selama berlakunya pertanggungan, kapal yang bersangkutan tidak akan
digunakan mengangkut senjata apabila kapal ternyata mengangkut senjata, maka
polis akan batal sejak tanggal mulai mengangkut senjata.
2. Dalam penutupan kapal atas dasar voyage, sering ditegaskan "warrantedsea
worthiness" itu berarti bahwaselamapertanggungan, kapal yang bersangkutan
harus dijaga agar tetap laik laut (sea worthy) Jika pada suatu saat kapal menjadi
tidak laik laut, maka polis akan batal sejak saat itu.

Jika dalam penutupan kapal, misalnya dinyatakan "Trading Warranty Indonesia


Japan", dan ternyata kapal selama periode berlakunya polis melakukan trading
Indonesia ke Australia, sejak Trading Indonesia Australia dilakukan, penanggung
tidak wajib menjamin segala risiko yang dihadapi kapal, walaupun kemudian
setelah kembali dari Australia kapal melakukan perlayaran Indonesia-Japan
sebagaimana seharusnya, pihak penanggung tetaP tidak wajib bertanggung jawab
atas segala kerugian kapal sejak tanggal penyimpangan trading ke Australia
dilakukan (polis telah batal sejak tanggal penyimpangan tersebut).

Sesuai ketentuan Marine Insurance Act 1906 PasalN, warrantY hanya dapat
disimpangi pleh tertanggung tanpa membatalkan polis dalam hal:

1. Apabila sejak penutupan dilakukan: Keadaan berubah sedemikian rupa


sehingga warranty yang disebutkan tidak sesuai lagi dengan kondisi kontrak
persetujuan asuransi. Dalam contoh di atas trading warranty Indonesia-
Japan, tetapi selama berlakunya polis terjadi perkembangan sedemikan rupa
sehingga kapal dilarang Oleh pemerintah untuk berlayar ke Jepang.
2. Apabila dalam rangka memenuhi warranty tersebut tertanggUng melakukan
tindakan hukum. Jika salah satu ketentuan hukunl bertentangan dengan
warranty tersebut, tertanggung dibebaskan dari kewajiban melaksanakan
warranty tanpa membatalkan polis
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 81

3. Apabila penutupan atau polis asuransi dengan sengaja kapal "Standard


memberi dengan Indonesia kondisi dispensasi "Institute Hull untuk From"
Time itu: pasal ClausesDalam5 Hulls" ditegaskan hal-hal ketika breach of
warranty tidak membatalkan polis. Pasal itu menyatakan sebagai berikut "Held
coverred in case ofany breach ofwarranty as to cargo, trade, locality, towage,
salvage services or date ofsailing, provided notice be given to the underwriters
immediately after receipt ofadvices and any amended terms ofcover and any
additional premium required by them have been agreed'

Dengan adanya pasal tersebut maka tertanggung boleh menyimpangi warranty


yang berhubungan dengan pemuatan barang, trade locality, towage, date of
sailing, dan hal-hal yang berhubungan dengan bantuan salvage asal kepada
penanggung segera diberitahukan dan tambahan premi yang diperlukan
disetujui.Penyimpangan untuk warranty lain yang tidak disebutkan dalam pasal
ini tetap akan membatalkan polis.
Ketentuan ketentuan apa yang dapat dianggap warranty dan wajib dipenuhi oleh
tertanggung, bergantung pada persetujuan kedua belah pihak serta bergantung
pula pada macam kepentingan yang diasuransikan.
Sesuai dengan Pasal 33 (2) Marine Insurance act 1906, warranty ini dapat
dibedakan menjadi express warranty dan impliedwarranty.
a. Express warranty. Express warranty adalah warranty yang dengan tegas
dinyatakan secara tertulis di dalam polis atau dalam dokumen yang
berhubungan dengan itu sehingga semua ihak dapat membacanya.
Contoh express warranty untuk asuransi barang:
 Warranty profesionaly packed, dengan warranty ini berarti bahwa barang
yang akan diasuransikan harus dibungkus dengan secara khusus oleh seorang
ahli sebelum diasuransikan. Jika ternyata barang dikirim tanpa dibungkus
khusus maka penutupan menjadi tidak berlaku.
 Warranted servey before shipment, ini berarti bahwa barang yang akan
dikirim wajib disurvei lebih dahulu sebelum pengapalan dilakukan,
 Warranty sailing within ten days. Agar penutupan berlaku, kapal yang
bersangkutan sudah harus berangkat
82 Asuransi Maritim

berlayar selambat-lambatnya dalam waktuU hari setel, persetujuan dilakukan.

Contoh express warranty untuk asuransi kapal:


 Warrantedseaworthiness maintained. jika untuk penutup kapai ditegaskan
adanya warranty seperti ini, ber bahwa kapal harus dalam kondisi laik laut (sea
selama berlakunya penutupan asuransi. Dengan ini, apabila karena satu dan lain
hal kapal menjadi c, seaworthy" selama penutupan, polis akan batal sejak kapal
menjadi tm-seaworthy.
 Warranted that no... (nama barang tertentu). Jika ada ketentuan demikian kapal
tidak boleh memuat barangs barang yang disebut dalam warranty, 'dan jika
tertanggung tidak memenuhinya maka polis akan batal sejak pelanggaran
dilakukan (breach ofwarranty).
 frading warranty (daerah pelayaran yang diperbolehkan). Pelayaran yang
dilakukan di luar wilayah yang sudah ditetapkan akan membatalkan polis. b.
Implied warranty. implied warranty adalah ketentuan yang harus dipenuhi oleh
tertanggung, akan tetapi tidak tercantum di dalam polis karena hal itu dianggap
sebagai sesuatu keharusan yang sudah wajib dipenuhi dan diketahui oleh
tertanggung. Jadi jika express warranty dengan tegas dinyatakan tertulis didalam
polis dan dapat dibaca oleh semua pihak, maka implied warranty ini sama sekali
tidak dijumpai dalam polis, namun demikian hal itu harus dipenuhi
agarpenutupan berlaku. Implied warranty ini pada umumnya adalah yang
berhubungan dengan ketentuan pokok mengenai pertanggungan dan legalitas.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenai seaworthiness (laik laut)
suatu kapal dan mengenai legalitas suatu perjalanan yang dilakukan oleh
kapalSeaworthiness suatu kapal. Untuk voyage policy (polis perjalanan) bahwa
untuk kapal maupun untuk barang yang diangkut ada suatu ketentuan yang
tidak tertulis yaitu bahwa kapal yang melakukan pelayaran/perjalanan harus
dalam keadaan kondisilaiklaut dalam arti memenuhi syarat dan sanggup
menghadapi segala bahaya laut. Ini berarti bahwa apabila penutupan asuransi
kapal dilakukan atas
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 83
dasar voyage policy, kapalharus dalam keadaan laik laut (seaworthy) sewaktu voyage
yang bersangkutan dimulai. Jika dalam voyagepolicy tersebut menutup asuransi
barang, di samping kapal harus laik laut, kapal yang bersangkutan harus juga
memenuhi syarat untuk mengangkut barang yang bersangkutan (cargo-worthy).Akan
tetapi jika pengangkutan barang dari darat ke kapal dan sebaliknya harus dilakukan
melalui tongkang, ketentuan mengenai seaworthiness tadi tidak berlaku untuk
tongkang yang digunakan untuk memuat atau membongkar barang dari kapal.
Untuk lebih jelasnya tentang implied warranty ini perlu kita lihat Pasal 39 MIA 1906
yang menyatakan sebagai berikut:

Dalam voyage policy implied warranty adalah bahwa kapal harus seaworthy sejak
awal perjalanan atau pada saat perjalanan kapal yang bersangkutan dimulai.
Jika polis turut juga menjamin kapal selama ia berada di pelabuhan, termasuk implied
warranty adalah bahwa kapal tersebut harus di dalam segala hal memenuhi syarat dan
sanggup menghadapi risiko pelabuhan pada saat permulaan penutupan risiko pelabuhan
dilakukan. Apabila polis meliputi beberapa voyage yang berlain an, selama waktu
mana kapal memerlukan persiapan, atau persiapan tersendirl, termasuk implied
warranty juga kapal harus peaworthy untuk tiap tiap permulaan perjalanan yang
bersangkutan.

Suatu kapal dianggap telah laik laut (sea worthy) apabila secara wajar telah memenuhi
syarat di dalam segala hal menghadapi bahaya laut.

Dalam time policy (polis berjangka) tidak ada suatu implied warranty bahwa kapalt
harus laik laut setiap perjalanan, akan tetapi bila dalam kesengajaan dari tanggung
jawab untuk menerjunkan kapal dalam keadaan tidak laik laut pihak penanggung tidak
wajib bertanggung jawab untuk setiap kerugian akibat tidak laik lautnya kapal.

84 Asuransi Maritim

Mengenai legalitas perjalanan kapal. Adalah merupakan implied warranty bahwa


penutupan yang dilakukan harus tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan
peraturan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini kapal harus melakukan perjalanan
secara syah menurut hukum dan sepanjang tertanggung dapat mengawasinya, maka
perjalanan tidak boleh dilakukan bila bertentangan dengan hukum dan peraturan yang
ada.Ketentuan ini berlaku baik untuk voyage policy dan time policy.Jadi jika suatu
kapal melakukan perjalanan ke suatu atau tempat atau membawa barang yang secara
tegas dilarang oleh pemerintah, maka polis asuransi yang menutup perjalanan tersebut
tidak berlaku dan penanggung tidak wajib mengganti kerugian yang timbul dalam
perjalanan dimaksud.Hal tersebut berlaku juga untuk asuransi penutupan barang
(cargo).

Asuransi atas pengiriman barang dari satu tempat ketempat Iain hanyalah syah dan
berlaku apabila pengiriman barang tersebut tidak menyimpang dari ketentuan/
peraturan yang berlaku. Walaupun polis dikeluarkan atas nama seorang yang
mengimpor senjata misalnya, apa bila impor tadi dilarang oleh
undang-undang/peratUran penguasa yang berlaku, sehingga kiranya ada klaim, pihak
penanggung tidak wajib membayar kerugian.

KETENTUAN BERUPA KONDISI

Jika warranty adalah ketentuan yang harus dipenuhi tertanggung selamaberlakunya


penutupan asuransi, kondisi adalah perincian risiko yang dijamin oleh polis,
Kerugian hanya akan mendapat penggantian dan pihak asuransi bila risiko yang
menyebabkannya dijamin dalam polis Telah dijelaskan bahwa sekali warranty
disimpangi Oleh tertanggung' maka polis akan batal sejak saat itu dan dengan
sendirinya kerugian,Yang terjadi sesudahnya pun tidak dijamin Oleh asuransi. Seperti
halnyawarranty, syarat berupa kondisi pun dapat dibedakan dalam dua macamyaitu
implied conditions dan express conditions.

Implied Condition

Implied conditions adalah ketentuan prinslp-prinsip dasar asuranS yang harus dipenuhi
oleh tertanggung di dalam melakukan penuttiPu
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 85

asuransi. Apabila prinsip dasar tersebut tidak dipenuhi maka pertanggungan yang telah
diadakan dapat dianggap tidak syah, Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud adalah ketika
setiap penutupan asuransi pihak tertanggung harus mempunyai "Insurable interest"
serta penutupan tersebut dilaksanakan atas dasar "Utmost goodfaith Dalam hal terjadi
klaim maka dasar penyelesaiannya adalah sesuai dengan "Principle of indemnity"
untuk mana berlaku pula "Principle ofsubrogation" secara otomatis. Apabila prinsip
pokok tersebut tidak dipenuhi tertanggung, penutupan yang dilakukan dapat dianggap
tidak berlaku dan oleh

karenanya penanggung tidak wajib mengganti kerugian yang iterjadi. Ketentuan ini
tidak tercantum dalam polis, namun demikian ketentuan ini merupakan suatu syarat
yang harus dipenuhi tertanggung.

Express Condition

Express condition adalah kondisi pertanggungan yang secara tegas dinyatakan dalam
polis, yaitu penegasan mengenai bahaya apa yang dijamin, bahaya apa yang
dikecualikan dalam persetujuan asuransi tersebut. Apabila kerugian terjadi bukan
akibat dari bahaya yang secara tegas dinyatakan dalam polis, pihak penanggung tidak
wajib memberikan ganti kerugian.Jika impliedcondition merupakan prasyarat agar
suatu pertanggungan yang diadakan syah, express condition ini memperinci bahaya
untuk mana kerugian dijamin atau tidak. Dengan demikian bahwa express conditions
ini baru dapat dilaksanakan dan mengikat kedua belah pihak apabila implied
conditions sudah dipenuhi terlebih dahulu.

FRANCHISE DAN DEDUCTIBLE

Dalam penutupan asuransi pengangkutan, sering kerugian kecil dipikul sendiri oleh
tertanggung, dan hanya klaim yang melebihijumlah tertentu yang diganti oleh
penanggung

Franchise

Disebutfranchise bila ditentukan batas tanggung jawab yang menjadi beban


tertanggung, setelah jumlah kerugian lebih dari batas itu, maka penanggung akan
mengganti sepenuhnya. Dengan franchise berarti bahwa semua kerugian yang kurang
dari jumlah yang ditentukan, seluruhnya menjadi beban tertanggung.

86 AsuransiMaritim

Harga pertanggungan Rp25.OOO.OOO


Franchise 3% Rp750.000
Bilakerugian sebesar 2% Rp500.000,- tidak ada ganti rugi sampa jumlah kerugian
Rp750.000,- tidak ada penggantian kerugian. Bila kerugian di atas 3% misalnya
Rp775.OOO (3,1%) maka diperoleh ganti kerugian sebesar Rp775.000

Jadi denganfranchise ini berarti bahwa semua kerugian yang kurang dari jumlah yang
ditentukan, seluruhnya menjadi beban tertanggung. Akan tetapi jika kerugian lebih
dari jumlah itu, maka seluruh kerugian menjadi beban penanggung (tidak ada yang
dibebankan kepada tertanggung).

Deductible
Deductible berarti potongan. Penanggung hanya akan mengganti kerugian kepada
tertanggung jikajumlah kerugian yang diderita akibat risiko yang dijamin}nelebihi
jumlah potongan, berarti bahwa kerugian sama dengan jumlah potongan atau
kurang darijumlah potongan tidak mendapat ganti kerugian dari penanggung.

Contoh:
Barang dipertanggungkan sejumlah Rp25.000.000
Dengan deductible 3% = Rp750.000

Bila kerugian kurang atau sampai' dengan Rp750.000 tidak diganti kerugian, jika
jumlah kerugian Rp850.000 diganti sebesar Rp100.000 yaitu kerugian di atas
potongan (kerugian di atas deductible).

Dari penjelasan tersebut di atas, kita lihat bahwa deductible dan franchise adalah
dua pengertian yang satu dengan yang lain sangat erat hubungannya maupun
penggunaannya. Untuk keruglan yang kecil yang jumlahnya kurang dari
deductible ataufranchise yang telah ditetapkall' penggunaannya persis sama.

Franchise Berseri
Bila satu polis menanggung beberapa macam cargo, sebaiknya untuk setiap
macam cargo ditutupfranchise sendiri. Demikian pula bila satu polis
menanggung satu macam cargo yang terdiri dari ribuan koli'
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 87

misalnya ada semen, beras, tepung terigu, gula putih, dan sebagainya sebaiknya dibagi
ke dalam beberapa seri dan untuk setiap seri ditutup franchise.Satu pengiriman beras
dengan kapal sebanyak 10.000 karungditanggung 1000 karung oleh satu setiap polis.
seri. Beras Harga itu dibagi pertanggungan ke dalam 10 semua seri terdiriberas dari
gp200.000.000 atau Rp20.000.000 tiap seri. Franchise 3% tiap seri atau Rp600.000
yang berarti bahwa bila kerugian tiap seri sampai dengan Rp600.000 tidak mendapat
ganti kerugian. Danjika setiap seri menderita kerugian di atas Rp600.000 akan
mendapat penggantian penuh dari penanggung. Setelah beras tiba di pelabuhan tujuan,
dan dimasukkan ke dalam gudang kemudian diperiksa dan dihitung kerugian untuk tiap
seri dan diperoleh data sebagai berikut.

Seri 1 tidak ada kerugian


Seri 2 kerugian Rp50.000
Seri 3 kerugian Rp650.000
Seri 4 kerugian Rpl 50.000
Seri 5 tidak ada kerugian
Seri 6 kerugian Rp125.000
Seri7 kerugian Rp235.000
Seri8 kerugian Rp750.000
Seri 9 tidak ada kerugian
Seri 10 kerugian Rp700.000
Seri 2, seri 4, seri 6, dan seri 7 jumlah kerugian Rp560.000 masing masing seri
kerugiannya kurang dari Rp600.000 Jadi menjadi bebantertanggung (tidak
mendapat ganti kerugian dari penanggung) seri 3, seri 8 dan seri 10 masing masing
seri menderita kerugian lebih besar dari Rp600.000 jumlah kerugian sebesar
Rp2.100.000 diganti oleh penanggung. Jika tidak dipisah dalam 10 seri maka
besarfranchise 3% dari Rp200.000.000 adalah senilai jumlah Rp6.000.000 maka
jumlah kerugian Rp2.660.OOO (Rp2.100.OOO,O + Rp560.OOO) tidak ada ganti
rugi karena di bawah nilaifranchise.
Sebagai konsekuensi logis bahwa bila cargo dibagi dalam beberapa Seri,
penanggung akan menghitung premi yang lebih besar pula.
88 Asuransl Maritim

SYARAT KONDISI PENUTUPAN ASURANSI

Luasnya risiko yang dijamin dalam polis bergantung pada macam.macam barang yang
diasuransikan dan syarat-syarat penutupan yang diinginkan oleh tertanggung. Semakin
luas risiko yang dijamin, semakin besar premi yang akan dibayar oleh tertanggung.
Dasar penutupan adalah risiko laut (marine risk), jika risiko tambahan di luar marine
risk hendak dijamin pula, hal itu harus ditegaskan dalam polis, juga risiko perang (war
risk) atau mollest hendak turut dijamin, hal itu harus juga dinyatakan dengan tegas.
Untuk memudahkan para penanggung, risiko yang dijamin ini kemudian
dikelompokkan dalam klausula yang dikeluarkan secara standar dan ditempelkan pada
polis sebagai syarat penutupan.
SYARAT KONDISI PENUTUPAN ASURANSI BARANG (CARGO)
Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa syarat asuransi pengangkutan laut telah
diperluas dari "at and from" atau "from" suatu tempat tertentu ke tempat lain menjadi
meliputi "from warehouse to warehouse" (dari gudang pengiriman ke gudang
penenma).Sampai sejauh mana kerugian yang terjadi antara gudang pengirim dan
gudang penerima mendapat penggantian dari asuransi, bergantung pada syarat
(kondisi) pertanggungan yang digunakan.

Penutupan asuransi barang/cargo ada empat kemungkinan syarat penutupan yang


dapat dilakukan:
1. Hanya menjamin TLO (total loss only).
2. Tidak menjamin kerusakan khusus yaitu free from particular
average (FPA), kecuali general average dan salvage.
3. Menjamin kerusakan khusus akibat risiko tertentu atau with
particular average. WA).
4. All risk (AR).
Khusus untuk jaminan seperti dimaksud dalam nomor 2, 3 dan 4 telah
dikeluarkan standar klausula yaitu:
Lama (ICC 1.1.63)
Institute Cargo Clåuses (FPA)
Institute Cargo Clauses (WA)
Institute Cargo Clauses (AR)
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 89

Baru (ICC 1.1.82)


Institute Cargo Clauses (C) Institut
Cargo Clauses (B)
Institute Cargo Clauses (A)
Total Loss Only (TLO)

Jika barang dipertanggungkan dan hanya menjamin "total loss only", penanggung
hanya bertanggung jawab atas kerugian apabila seluruh barang yang diasuransikan
mengalami total loss (actual total loss atau contructive total loss) akibat bahaya yang
disebutkan dalam polis tersebut. Kerugian lain yang belum dapat digolongkan pada
total loss atau yang terjadi bukan akibat risiko yang dijamin dalam polis, tidaklah
dijamin oleh penanggung. Total loss yang dijamin pada dasarnya adalah akibat dari
marine perils atau bahaya yang secara tegas disebut dalam clause. Apabila barang
yang diasuransikan mengalami total loss, apakah termasuk actual total loss atau
constructive total loss, maka tertanggung berhak mendapat penggantian dari
penanggung.Penggantian itu besarnya adalah:

1. Dalam hal penutupan atas dasar "agreed value" sebesar jumlah pertanggungan
tanpa mempersoalkan apakahj umlah pertanggungan tersebut lebih besar atau
lebih kecil dari harga barang sebenarnya.
2. Dalam hal penutupan atas dasar "insured value" atau unvalued policy, sebesar
barang yang bersangkutan, dengan pengertian bahwa setinggi-tingginya sebesar
jumlah pertanggungan (TSI). Jadi jika over insured, penggantian dari asuransi
sebesar harga barang yang sebenarnya, sedang jika under insured, penggantian
dari asuransi

sebesar jumlah pertanggungan.


Ketentuan tersebut ditegaskan dalam Marine Insurance Act 1906 Pasal 68.
Sebaliknya Pasal 663 s/d 677 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang langsung
mengatur mengenai constructive total loss dan abadontment tanpa memberikan dasar
pengertian mengenai total loss tersebut.
Apabila tertanggung mengajukan claim total loss, padahal dokumen dan bukti
yang ada menunjukkan bahwa claim tersebut hanya partial loss, maka tertanggung
tersebut hanya berhak menerima atas dasar kerusakan sebagian. Jika kerusakan
sebagian ini tidak dijamin dalam polis maka walaupun tertanggung mengajukan total
loss ia tidak berhak mendapatkan penggantian. Sebaliknya, claim dapat tetap diajukan
90 Asuransi Maritim

untuk partial loss walaupun besarnya sama dengan claim untuk total loss. Total
loss dari sebagian barang yang diasuransikan tidak termasuk dalam total loss
tetapi partial loss, misalnya jika 100 karung beras diasuransikan, dan 2 karung
total loss, kerugian ini dianggap Partial loss.

Actual total loss


Terdapat tiga kemungkinan terjadi actual total loss:
1, Jika barang atau kepentingan yang bersangkutan musnah sama sekali (misalnya,
kapal atau barang musnah karena kebakaran).

2. Jika barang atau kepentingan yang bersangkutan mengalami kerusakan


sedemikian rupa sehingga hilang dari 'bentuk atau kegunaannya semula
(misalnya, semen yang terendam air seluruhnya menjadi beku dan
membatu, beras yang terendam air laut sehingga menjadi rusak dan tidak
mungkin Iagi dimakan manusia).
3. Actual total loss juga dapat terjadi jika barang yang bersangkutan tidak
mungkin didapatkan kembali (misalnya, barang logam jatuh ke laut karena
dalamnya tidak mungkin diangkat kembali).

Pada klaim atas nama actual total loss, tertanggung tidak perlu memberikan notice
ofabandonment.
Constructive total loss (CTL)

Jenis total loss yang kedua ini cara penentuannya tidaklah semudah actual tota/ loss,
karena barang belum secara absolut rusak atau mus nah, tetapi mungkin masih ada
nilainya dan barang masih berbentuk seperti semula. Adanya total loss dalam
constructive total loss terutama didasarkan pada commercial yaitu pertimbangan
ekonomi. Jika secara commercial barang yang bersangkutan tidak menguntungkan Iagi
bagi pemiliknya, ia akan memutuskan bahwa lebih baik melepaskan hak atasmilik
tersebut dan mengajukan claim total loss pada perusahaan asuransi. Dalam Pasal 664
dan 666 KUHD dinyatakan bahwa tertanggung tidak boleh melepaskan hak miliknya
atas barang yang dipertanggungkan apabila biaya perbaikan tidak lebih dari 3/4 bagian
daripada harga taksiran kapal atau barang pada Waktu diadakan perjanjian
pertanggungan. Dari Marine Insurance Act 1906 Pasal 60 (1) tertanggung hanya
berhak mengajukan klalln constructive total loss, apabila:
1. la melepaskan haknya atas barang tersebut (abandon)
2. Actual total loss tidak dapat dihindarkan Iagi
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 91

3. Untuk mencegah actual total loss harus dikeluarkan biaya yang


melebihi nilai daribarang yang diselamatkan.

Dapat disimpulkan bahwa constructive total loss hanya dapat diajukan oleh
tertanggung apabila biaya perbaikan atas barang yang rusak akibat risiko
yang diasuransikan melebihi dari jumlah dan/ataumelebihi nilai barang
sesudah tiba di tujuan.

Free From Particular Average (FPA) yang digunakan untuk syaraC penutupan free
from particular average adalah Instutute Cargo Clauses (FPA) dan penggunaannya
dalam polis biasanya dinyatakan dengan mencantumkan "Condition FPA as per
Institute Cargo Clauses 1/1/63". Risiko yang dijamin dalam kondisi ini pada
dasarnya sama dengan risiko yang disebutkan dalamStandar bursa Amsterdam atau
Roterdam, Vrij van beshadigheid (VVD), bebas dari kerusakan khusus atau
kerusakan sebagian.

Syarat pertanggungan atas dasar FPA, ini hanya menjamin kerugian

1. Kerusakan seluruhnya (TLO) atau constructive total loss.

2. Total loss sebagian daripada barang (misalnya, barang itu terdiri dari banyak
bungkus atau karung, maka total loss dari satu bungkus atau satu karung akibat
dari risiko laut, dijamin oleh asuransi).
3. Total loss atas tiap-tiap bungkus/karung yang terjadi sewaktu pemuatan,
transshipment atau sewaktu pembongkaran (mlsalnya, satu package jatuh ke laut).

4. Konstribusiyang berhubungan dengan general average.


5. Biaya biaya salvage, dan biaya khusus lainnya yang dikeluarkan sehubungan dengan
kerugian atas barang, dengan pengertian bahwa kerugian atas barang untuk mana
dikeluarkan biaya salvage dan biaya khusus dijamin oleh polis yang menutup
particular average.
6. Biaya pengemasan (sue and labour charges).

Kerugian atas kerusakan sebagian, apabila hal itu disebabkan oleh fire explosion dan
collision.Kerugian atas kerusakan sebagian, akibat dari kapal atau tongkang kandas,
tenggelam atau mengalami kebakaran. Kerugian lain yang dapat digolongkan kepada
cuaca buruk, tidak dijamin oleh polis kecuali hal itu mengakibatkan kapal kandas,
tenggelam atau terbakar.
92 Asuransi Maritim

Dengan syarat Pertanggungan tersebut9 risiko perang (war riks) tidak tennasuk
ditutup.jika hal ini hendak dimasukkan harus ditegaskan dalam polis dan Institute
War Clauses ditempelkan.

With Particular Average (WA)


Risiko yang dijamin dalam syarat ini adalah semua risiko termasuk FPA.Selain
itu, kerusakan sebagian akibat risiko daripada risiko laut lainnya ditutup juga
dengan kondisi ini, dengan pengertian bahwa jumlahnya melebihi persentase yang
disebutkan dalam memorandum polis.Jika kerugian sebagian itu dapat digolongkan
akibat dari udara buruk (rough weather) penanggung menjamin sepenuhnya tanpa
memperhatikan memorandum polis. Apabila persentase franchise dimaksud dalam
memorandum akan diubah, harus ditegaskan dalam polis dengan mencantumkan
persentase baru atau penegasan yang menghilangkannya. Dalam praktik bahwa
penutupan asuransi dengan kondisi WA pada umumnya disertai dengan penegasan
deductible atau franchise yang berlaku. Jika tidak ada penegasan apa pun maka
berartimemorandum dalam polis akan berlaku sepenuhnya.
Pada penutupan asuransi barang dengan kondisi WA dapat ditambahkan risiko
tambahan seperti pencurian, harus mencantumkan klausul tambahan "Institute thief,
pilferage and non-delivery clauses" (TPND) maupun clauses lainnya sesuai dengan
tambahan yang diinginkan.Jika tidak ada penegasan mengenai tambahan ini, yang
ditutup hanya meliputi kerugian sebagian akibat marine risk saja seperti yang
dimaksud di atas, serta hanya melebihi memorandum polis.Pada tambahan risiko
tadi dalam WA, biasanya diperhitungkan pula tambahan premi di luar premi yang
biasa berlaku untuk WA.

All Risk (AR)

Pada penutupan all risk digunakan Standard Clauses Institute Cargo Clause.
Syarat penutupan all risk berarti menjamin seluruh kerugian yang diderita
tertanggung akibat adanya accidently caused (risiko yang secara kebetulan datang
dari luar). Kondisi ini tidak menjamin akibat inherent vice dari barang itu sendiri,
delay,watv risk, dan risiko lain yang umumnya tidak dijamin oleh polis termasuk
perang dan pemogokan•
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 93

risiko perang dan pemogokan hendak dimasukkan, harus ôtegaskan dalam


polis dengan melampirkan clause yang bersangkutan dan menghitung tambahan
premi tersendiri.

KONDISI PENUTUPAN UNTUK ASURANSIKAPAL


penutupan asuransi kapal berhubungan erat dengan kepentingan yang ada pada kapal
yang bersangkutan. Kepentingan itu ada yang berhubungan langsung dengan kerusakan
kapal dan ada pula yang berhubungan dengan tanggung jawab pemilik terhadap orang
lain selama dioperasikannya kapal. Syarat penutupan untuk kapal tidak sederhana
sebagaimana penutupan asuransi barang.Syarat untuk penutupan asuransi kapal
ditentukan juga oleh beberapa hal berikut.

1. Macam dan tipe kapal yang akan diasuransikan, antara lain:


a. Kapal untuk dipakai sendiri (misalnya, speed boat, kapal layar, kapal
pesiar)
b. Kapal untuk tujuan khusus (misalnya, kapal penangkap ikan, kapal
keruk,floating crane, dll)
c. Kapal pengangkut barang (misalnya, kapal general cargo, kapal bulk cargo,
kapal khusus untuk jenis tertentu)
d. Kapal tanki (tanker ship)
e. Kapal roro, tongkang, dan lain sebagainya.
2. Penggunaan kapal, antara lain:

a. Kapal dagang biasa.


b. Kapal yang tergolong dalam industry service, kapal seperti ini tidak
dipakai untuk mengangkut barang dengan memungut sewa, tetapi hanya
untuk keperluan kelancarandari usaha lainnya dari pemilik kapal yang
bersangkutan.
c. Kapal untuk keperluan pribadi dengan berbagai tipenya.

3. Wilayah operasional kapal, antara lain:


a. Pelayaran pantai, pelayaran lokal, pelayaran antar-pulau (pelayaran
interinsuler)
b. Pelayaran samudera dekat, pelayaran samudera biasa (ocean going)

4. Sistem pengangkutan barang yang dilakukan oleh kapal (sifat pelayarannya),


antara lain:

94 Asuransi Maritim

a. Liner service atau pelayaran tetap, yaitu kapal yang melakuka pelayaran secara
teratur dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain tanpa mempersoalkan muatannya
cukup atau tidak.
b. frampingservice atau tramper sevice atau pelayaran tidaktetap yaitu sistem
pelayaran atas kapal yang dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya barang yang
akan diangkut. Kapal ini tidak mempunyai rute tertentu (tanpa trayek) dan tidak
ada schedule mengenai keberangkatannya.
c. Charter service, yaitu kapal yang pelayarannya dilakukan atas dasar charter
(sewa), barang yang diangkut biasanya terbatas dimiliki oleh satu atau dua
pengirim dan cara pelayarannya dilakukan sepertl tramping.

Selain pertimbangan-pertimbangan tersebut, pertimbangan terpenting lainnya


untuk menentukan syarat penutupan apa yang akan digunakan adalah bahaya
yang akan dihadapi oleh kapal yang bersangkutan selama berlakunya asuransi.
Dalam hal ini maka penggunaan kapal sangat menentukan dan apakah akan
ditutup untuk jangka waktu tertentu (time policy) atau untuk satu perjalanan saja
(voyage policy).
Jadi, prinsipnya macam kapal yang ditanggung adalah semuajenis kapal laut,
kapal sungai, kapal danau yang dibuat dari baja atau kayu dan digunakan untuk
kegiatan yang legal.

Kapal yang dikecualikan dalam penutupan asuransi, antara lain:


1. Kapal perang, kapal selam, dan kapal apapun yang digunakan untuk
keperluan perang termasuk kapal untuk pengangkut logistik perang.
2. Kapal yang digunakan untuk tujuan yang dilarang oleh undang undang
(misalnya, kapal yang digunakan untuk penyelundupan, perampokan,
pembajakan, dan tujuan terlarang lainnya).
Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, persyaratan agar kap al boleh
diasuransikan adalah sebagai berikut :
1. Berbendera Indonesia
2. Berbendera negara lain, tetapi kapal yang bersangkutan dimiliki atau di
bawah pengawasan manajemen Indonesia (Indonesian controlled business).
3. Memiliki izin berlayar (persetujuan berlayar) dari instansi pemerintah yang
berwenang (Ditjen Hubla/Syahbandar).
4. Tidak sedang dalam status tahanan, baik status tahanan yun•dis maupun
status tahanan politik.

BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 95

Melihat kenyataan di Indonesia bahwa kapal yang diasuransikan unumnya kapal


dagang, dan kebanyakan dilaksanakan atas dasar polis berjangka (time policy), akan
kita bahas syarat penutupan untuk kapal dagang yaitu untuk "Hull & Machinery".
Syarat penutupan kapai dagang ini dapat digolongkan menjadi:

1. Risiko selama kapal berada di pelabuhan (port risk)


2. Total loss only (TLO)
3. Freefrom particular average (FPA)
4. Risiko yang lebih luas (all risk).

Risiko Selama Kapai di Pelabuhan selama kapal berada di pelabuhan (port


risk) yaitu risiko selama menunggu pemuatan atau sebab lain dapat ditutup
asuransi hanya selama kapal tersebut berada di pelabuhan, yaitu sejak
kapaltiba dengan selamat di pelabuhan sampai kapal lepas tali untuk mulai I
lagi pelayarannya. Clause penutupan yang umumnya digunakan adalah
"Institute Time Clauses Hulls Port Risks 1/3/85".

Kondisi ini menutup risiko, antara lain:

1. Kerusakan kapal karena collision (collision liability)


Kerusakanterhadap kepentingan lainuntukmanakapal bertanggung jawab seperti
kerusakan atas barang yang ada di atas kapal lain, kerusakan barang yang ada di
atas kapal itu sendiri yang bukan milik tertanggung, kerusakan kepada pelabuhan,
dock, dan lain lain serta kecelakaan manusia, dan sebagainya. Dalam ITC-Hulls
Port Risk, jaminan im dimasukkan dalam clause Protection and Indemnity
3. Loss or damage atas kapal akibat langsung, antara lain:
a. Accident in loading, discharging, or shifting cargo or oil or fuel
b. Explossion on ship board or elsewhere
c. Burnsting ofboiler breakage ofshaft or any latent defect in the machinery
or hull
d. Contact with aircraft
e. Negligence of masters officers crew or pilots, dengan catatan bahwa hal
itu tidak disengaja atau dilakukan dengan sepengetahuan tertanggung atau
pemiliknya (not resultedfrom want ofthe due diligence by the assured,
owners or managers).
96 Asuransi Maritim

Dalam hubungan apabila kebetulan master atau anak buah kapal turut menjadi
pemilik kapal, kelalaiannya sebagai crew tidak dianggap sebagai kelalaian pemilik.
Kerusakan atau kerugian akibat risiko perang (war perils) dan pemogokan (strikes
perils) tidak turut dijamin dengan kondisi ini.Apabila hal ini ingin dijamin maka harus
ditegaskan dengan menambahkan Institute War and Strikes Clauses 1/10/8.

Syarat Kondisi Penutupan Total Loss Only

Syarat penutupan total loss only merupakan yang paling ringan atau paling sempit dan
biasanya digunakan terutama untuk kapal kecil (perahu layar, perahu layar motor,
kapal kecil penangkap ikan, dan sebagainya), tetapi kadang juga digunakan untuk
penutupan asuransi kapal besar yang umurnya sudah tua. Untuk kapal tua ini bila
digunakan dengan syarat yang lebih luas, akan dikenakan premi yang besar. Syarat
penutupan yang dapat digunakan adalah institute time clause hull total loss only,
asuransi ini menjamin total loss (actual total loss atau constructive total loss) atas
obyek pertanggungan akibat:

1. Bahaya laut, sungai, dan perairan yang dapat dilayari


2. Kebakaran dan peledakan
3. Pencurian yang dilakukan oleh orang dari luar kapal
4. Jettison (membuang muatan ke laut)
5. Piracy
6. Breakdown ofor accident to nuclear installation or reactors
7. Contact with air craft or similar object
8. Earth quake volcanic eruption or lighting
9. Accident in loading discharging or shifting cargoes orfuel
10. Burnsting of boilers brakage of shafts or any latent defect in machinery
11. Negligence ofmasters or crew or pilots
12. Negligence of repairers or charterers, dengan pengertian bahwa repair dan
chaterer bukan tertanggung.
13. Barratry of master officers or crew, dengan ketentuan bahw a kerugian atau
kerusakan tersebut bukan dilakukan dengan sengaj a atas sepengetahuan
tertanggung atau pemiliknya.

Umumnya kapal hanya akan dianggap actual total loss jika secarafisik kapal itu
tidak bisa digunakan lagi oleh pemiliknya akibat dari risiko yang diasuransikan. Lain
halnyajika kapal tenggelam, walaupun
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 97

masih utuh, ia tidak mungkin kembali kepada Yang punya tanpa biaya Yang besar,
Jika biaya pengangkatan kapal Yang ditambah biaya perbaikannya lebih besar dari
nilai kapal itu sendiri, Claim actual total loss dapat diajukan dengan pengertian bahwa
rangka kapal yang tenggelam tadi tidak mempunyai nilai lagi baik peniilik kapal
maupun bagi perusahaan asuransi yang akan membayar Claim.

Kapal hilang (missing) dapat dianggap sebagai actual total loss apabila setelah
berlakunya waktu yang dianggap cukup wajar dan tidak ada kabar apapun mengenai
kapal tersebut. Sesuai Pasal 667 KUHD untuk suatu kapal yang hilang akan dapat di-
claim total loss apabila:
1. Untukkapal yang berlayar dan beroperasi dalam wilayah Indonesia, tidak diterima
kabar apapun dalam waktu 6 bulan.
2. Untuk kapal yang berlayar dan beroperasi dalam perairan antara Indonesia dan
pantai selatan serta sebelah timur Afrika tidak diterima kabar apapun dalam
waktu 12 bulan.

Untuk kapal yang berlayar dan beroperasi dalam wilayah dunia Iainnya, apabila
tidak diterima kabar apa pun dalam waktu 18 bulan. Dalam pasal dimaksud bahwa
pembuktian mengenai hal ini sudah apabila tertanggung (pemilik kapal) mengangkat
sumpah Yang menyatakan bahwa selama periode tersebut di atas tidak pernah
diterima kabar apapun mengenai kapal tersebut.Untuk kapal yang hilang memang
sulit untuk membuktikan apakah hilangnya tersebut akibat risiko yang dijamin atau
tidak, mengingat sering tidak ada dokumen atau keterangan Iain untuk itu karena turut
dibawa oleh kapal hilang.
Actual total loss untuk kapal bisa bersamaan dengan actual total loss untuk barang
danfreight.

Syarat Kondisi Penutupan Free Particular Average (FPA) untuk Kapal


Syarat penutupan ini pada dasarnya hanya menjamin risiko total loss, konstribusi
dalam general average, kerusakan dalam tubrukan, kebakaran dan kandas, kerusakan
Iain yang sifatnya sebagian di luar Yang disebutkan diatas tidak dijamin.
Dalam clauses yang lama ada berbagai macam variasi yang bisa digunakan
untuk penutupanfreefromparticular average ini, bergantung Pada jenis Polis Yang
digunakan (apakah time policy ataukah voyage
98 Asuransi Maritim

policy). Beberapa contoh yang dapat digunakan cara lama tersebut antar lain:

l. Institute Time Clauses Hulls—FPA Absolutely

2. Institute Time Clauses Hulls—Free Damage Absolutely

3. Institute Voyage Clauses Hulls—FPA Absolutely


Dengan diubahnya polis dan clauses mulai tahun 1982, clauses yang lama seperti
tersebut tidak digunakan lagi.
Apabila diinginkan tambahan jaminari mencakup risiko tubrukan

dan general average makajaminan total loss only diperluas untuk mana dikeluarkan
yaitu Institute Clauses Hull,Total Loss, General Average and 374th Collison
liability 1.10.83. Dengan memakai clauses ini risiko yang dijamin tetap total loss,
tetapi dengan risiko ini asuransi dapat menjamin:
1, Biaya general average, salvage chargej, sebanding denganjumlah pertanggungan
jika ada under insurance.

2. Tanggung jawab pemilik kapal akibat tubrukan, tetapi terbatas hanya 3/4
bagian. Dalam penentuan besarnya kerugran tersebut berlaku prinsip cross
liability atas dasar tingkat kesalahan masing masing (degree to blame).
3. Termasuk jaminan etas biaya legal proceeding dalam hubungan dengan
tubrukan tersebut.

Syarat Penutupan dengan Jaminan yang Lebih Luas (All Risks)

Syarat penutupan untuk asuransi kapal yang banyak digunakan dewasa ini adalah
dengan jaminan risiko yang lebih luas hampir dikatakan all risk. Clauses yang
digunakan untuk kondisi yang lebih luas adalah:
1. Institute Time Clause Hull
2. Standard Dutch Hull Form
3. Amencan Institute Time Hull
4. Standard Indonesia Hull Form
Dengan memakai kondisi Standard Indonesia Hull Form 1.10.7 0 sebagai syarat
penutupan, risiko yang dijamin oleh asuransi meliputi:
l. Kerusakan yang terjadi atas kapal, baik kerusakan itu tergolong dalam
particular avarage maupun general average jaminan meliputi partial
loss dan total loss. Dalam partial loss, jaminan

BAB 8 Syarat PenutupanAsuransi 99

darikerusakan g adalah penuh sebesar biaya perbaikani kapal secaraitu Pen itu tanpa
mempersoalkan apakah diasuransikan penuh sesuai harga pasar atau tidak (berlaku
agreed value). Jika polis berakhir pada saat sebagian dari kerusakan belum sernpat
diperbaiki,untuk ini akan diperhitungkan penyusutan nilai yang wajar akibat
kerusakannya belum diperbaiki.Biaya yang tergolong pada "sue and labour" dan
"salvage"

2. sehubungan dengan bahaya yang diasuransikan


3. Konstribusi dalam general average
4. Tanggung jawab dalam hal tubrukan

PENJELASAN MENGENAI INSTITUTE TIME CLAUSE HULL DAN STANDAR


INDONESIA HULL FORM

1. Dalam hal collision: Tanggunge jawab dalam _hal tubrukan(collision) ini sering
disebut RDC (running down clause) atau(collision liability clauseV Dengan
syarat penutupan Standard Indonesia Hull Form (SIHF) FIS1ko yang dijamin
dalam collision adalah meliputi:
a. Kerusakan atas kapal sendiri setinggl tlngginya sebesar jumlah
pertanggungan.
b. Kerusakan atas kapai lainnya yang ditabrak apabila kapal yang diasuransikan
(kapai sendiri) secara legal harus bertanggung jawab atas terjadinya tabrakan
tersebut, dengan pengertian bahwa tanggung jawab ini setlnggi-tingginya
tidak lebih dari jumlah pertanggungan atas kapai sendiri. Apabila kedua
belah pihak yang mengalami tubrukan tersebut sama-sama bersalah (both to
blame) maka cara penyelesaian yang akan digunakan adalah tanggung jawab
silang (cross liability), jadi tidak digunakan single liability,

2. Jika tabrakan ini terjadi antara dua kapai. Jika tabrakan inl terjadi antara dua
kapal yang sama-sama dimiliki oleh tertanggung (sistershp) maka tanggung
jawab asuransi akan disesuaikan sama dengan penjelasan di atas. Prinsip
sistership im sengaja ditegaskan dalam kondisi pertanggungan, karena
seharusnya seorang tertanggung secara yuridis tidals dapat menuntut dirinya
sendiri.
100 asuransi Maritim

3. Jaminan. Jaminan juga meliputi tanggung jawab pemilik ka atas kerusakan atas
moveable atau immoveable object disebabk oleh tubrukan. Dengan demikian jika
kapal .menabrakjetty, kad dan sebagainya ia harus bertanggung jawab secara yuridis
maka itu telah turut dijamin dengan kondisi ini, dengan ketentuan nom 2 di atas
berlaku sepenuhnya.
4. Tidak Jaminan dalam collision
a. Memindahkan wreck yang terjadi dalam collision
b. Kerusakan dan kerugian akibat polusi, kerusakan atas barang yang ada di
atas kapal yang ditanggung
c. Kerugian atas jiwa manusia
5. Jaminan dari penanggung meliputi juga kerusakan yang
a. Selama kapal dikemudikan oleh pilot atalitidak.
b. Pelayaran untuk trialtrip, serta kapal yang dijamin boleh
memberikan bantuan atau menarik kapal lain yang dalam keadaan
bahaya, tetapi kapal tidak boleh ditarik, kecuali dalam hubungan
dengan salvage.
c. Apabila polis berakhir sewaktu kapal berada di tengah laut, maka
penutupan masih tetap berlaku sampai kapal yang bersangkutan tiba di
pelabuhan tujuan, dengan pengertian bahwa tertanggung bersedia
membayar tambahan premi yang sebanding dengan tambahan
perjalanannya tadi (continuation clause).
d. Walaupun ada penyimpangan dari warranty (breach of warranty)
sepanjang hal ini hanya menyangkut "barang, trade, locality, towage,
salvage services dan tanggal berangkat", "jaminan masih tetap berlaku
dengan pengertian tertanggung bersedia membayar", tambahan premi
yang diperlukan (breach of warranty clause). Penyimpangan atas
warranty lainnya (baik implied warranty maupun express warranty)
tetap akanmembatalkan polis.

6. Kerugian yang dijamin apakah akibat langsung dari bah aya yang disebutkan dalam
Ichmaree Clause (Clause 7): Burnsting ofboilers, breakage dan sebagainya tidak
dijamin oleh polis dalam kondisi ini, Namun, kerugian lain akibat langsung dari
burnsting ofboilers dan breakage tersebut dijamin. Jika boiler terbakar maka
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 101

kerugian boiler itu sendiri tidak dijamin, akan ,tetapi. kerugian bagian lainnya
akibat terbakamya boiler tersebut (misalnya, mesin lainrusak, bagian kapal
terbakar) kerusakan tambahan yang terjadi ini turut dijamin.

Kerugian atas negligence ofcrew, master, pilots dan sebagainya 1. yang


dijamin apabila negligence tersebut bukan akibat dari keinginan atau
persetujuan dari tertanggung, pemilik, atau manajer. Jika negligence tersebut
terjadi karena diinginkan atau terjadi karena persetujuan tertanggung atau
pemilik kapal, kerusakan tersebut tidak dijamin oleh polis.

8. General average dan salvage. General average dan salvage jika terjadi akan
diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku ditempat berakhirnya bahaya tersebut
apabila B/L menyatakan hal itu.Jika bagian kapal dirusak dalam tindakan general
average maka kerugian atas kerusakan tersebut biaya perbaikan dijamin penuh.
9. Newfor Olds Perhitungan claim baik terhadap kerusakan sebagian maupun
general average didasarkan pada newfor old Artinya, jika bagian yang rusak
diganti, tidak akan ada potongan atas pemakaian alat baru menggantikan yang
rusak yang mungkin sudah tua (new for old).
10. Deductible: Untuk tiap accident maka claim baru dapat memperoleh
penggantian jika besarnya kerugian atau kerusakan melebihi jumlah tertentu. Jika
kerugian yang dialami&urang atau sama dengan jumlah deductible tidak diganti
kerugian.
11. Constructive total loss (CTL). Dalam menentukan apakah suatu kerusakan
dapat dianggap sebagai CTL maka TSI (jumlahpertanggungan) diambil sebagai
pegangan. CTL baru dapat dilakukan jika perkiraan biaya perbaikan melebihi TSI
atau lebih (CTL clause) dalam hal ini ditentukan pula bahwa walaupun abandonment
telah dilakukan, tidak akan ada claim atas freight (freight waiver clause).
12. Survei dan penunjukan repairer Untuk tiap kerusakan yang terjadi, tertanggung
wajib segera melaporkan pada penanggung untuk diadakan survei, atau memintakan
survei oleh Lloyd's agent terdekat, Di samping itu penanggung mempunyai hak
mutlak untuk menunjuk dockyard yang akan melakukan repair atas kerusakan,
Apabila tertanggung lalai melakukan kewajiban dalamhubungan dimaksud diatas;
maka penanggung dapat memotong

102 Asuransi Maritim

15% pembayaran claim pada tertanggung atas tiap claim (notice o claim and
tender clause).
13. Penutupan tambahan, Di samping penutupan untuk Hull Machinery
tertanggung diperkenankan untuk menutup kepentingan tambahan seperti
disbursement, premi9 dan sebagainya.
14. Pengembalian premi (lay up return). Apabila kapal tersebut I up lebih dari 30
hari terus-menerus maka sebagian dari premi dapat dikembalikan pada tertanggung.
Pengembalian itu beda jikasewaktu repair (pengembalian lebih kecil) dibanding
dengan lay up yang terjadi bukan karena repair (pengembalian lebih besar).
Pengembalian itu baru dapat dilakukan jika selama berlakunya pertanggungan kapal
tersebut tidak total , loss, jadi pengembalian baru dapat dilakukan jika pertanggungan
berakhir.
15. Pemindahan hake Tidak ada kepentingan atau hak yang dapat dipindahkan
kepada orang lain kecuali hal itu diberitahukan terlebih dahulu kepada penanggung
untuk mana dibuatkan suatu endorsement.
16. Berakhirnya pertanggungan. Kecuali ada persetujuan khusus dari penanggung,
maka persetujuan berakhir secara otomatis apabila ada perubahan klasifikasi kapal, ada
perubahan kepemilikan, perubahan manajemen, dilakukam charter atas dasar bareboat
charter.
17. Kewajiban tertanggung dan biaya yang dikeluarkan.Tertanggung berkewajiban
untuk melakukan segala tindakan yang wajar untuk memperkecil kerugiamyang
dijamin dalam polis.Biaya yang dikeluarkan untuk penyelamatan tersebut, dijamin
oleh penanggung. Jika dalam hal ini penanggung ikut melakukan penyelamatan,
tindakan tersebuftidak boleh ditafsirkan sebagai menyetujui abandonment, Jika usaha
pertolongan telah dilakukan ternyata akhirnya kapal total loss, biaya yang telah
dikeluarkan dapat diganti setelah dikurangi dengan hasil penjualan scrapt jika ada (sue
and labour clause).

18. Hal yang dikecualikan/tidak dijamin. Asuransi tdak menjamin kerugian dan
kerusakan akibat:
a. War perils, jika hal ini hendak diasuransikan, harus ada tambahan tersendiri
(war exclusion clause).
b. strikers, lock out workmen, labour disturbances, riot or civil commontions,
terorist Or political motives (strikes excluti01i
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 103

clause). Jika risiko strikes yang hendak dijamim harus ditambahkan tersendiri dengan
memasukkan "Institute War and Strikes Clause".
The detonation of explosive, any weapon or radio active, anyperson acting moliciously
orform political motive (molicions act exclusion clause)
Akibat nuclear or other like reaction or radio active force or
matter (nucleus exclusions clause)
Biaya untuk pengecatan scraping bagian bawah kapal, kecuali untuk hal yang secara
jelas disebutkan dalam jaminan (bottom treatment clause) Kerusakan sewaktu kapai
ditarik, kecuaii karena terpaksa atau secara normal harus dilakukan (navigation clause).

ABANDONMENT
salah satu syarat agar constructive total loss dapat dilakukan adalah bahwa pemilik
barang harus melepaskan haknya atas barang dan segala sesuatu yang melekat
kepadanya (meng-abandon kepentingan tersebut). Contructive total loss hanya dapat
dilakukan jlka biaya perbaikan yang rusak melebihi jumlah pertanggungannya, atau
lebih besar dari nilainya.

Seorang pemilik kapal dengan sendirinya tldak akan memperbaikl kapalnya yang
rusak jika biaya untuk memperbaikinya melebihi dari nilai kapal itu sendiri sesudah
selesai diperbaiki, dia akan memutuskan lebih baik tidak memperbaiki kapal tersebut.
Juga pemilik barang muatan yang barangnya rusak, tidak akan mengambil barangnya
jika blaya perbaikan atas barang yang rusak tersebut ditambah dengan biaya
meneruskannya ke tujuan akan melebihi dari nilal barang setelah diperbaiki di tempat
tujuan. Atas dasar tersebut para tertanggung memilih melepaskan haknya kepada
penanggung untuk mengajukan constructive total loss.

Perkiraan biaya yang dapat diperhitungkan untuk menentukan COnstructive total


loss. Biaya atau pengeluaran apa saja yang dapat diPerhitungkan sebagai perkiraan agar
contructive total loss diajukan atau tidak, terdiri dari bermacam-macam biaya, Untuk
kapal biaya yang dikeluarkan antara lain:

1. Biaya reparasi atau biaya perbaikan atas Icapal yang rusak


2. Biaya salvage, jika memang harus dilakukan.

104uransi Maritim
3. Biaya kontribusi dalan general average (apabila kerusakan Yang bersangkutan
termasuk dalam G A dan Sisa barang yang ada harus turutnenjamin biaya biaya yang
dikeluarkan).
4. Biaya biaya refloating (jika kerusakan akibat kandas, harus dikeluarkan biaya
untuk melepaskan diri dari kandas).

Apabila jumlah biaya 1-4 tersebut di atas ternyata iebih besar dari jumlah
pertanggungan kapal maka tertanggung berhak mengajukanCTL.

Biaya Yang dapat diperhitungkan untuk cargo/muatan kemudian diperbandingkan


dengan nilai barang yang bersangkutan, antara Iain:
1. Biaya perbaikan atas barang yang rusak.
2. Biaya penerusan barang ke tujuan, apabila barang tersebut meng. alami
kerusakan dalam.
3. Perjalanan sebelum tiba di tempat pemilik.

Jumlah biaya tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai barang sewaktu tiba
di tujuan.Apabila melebihi nilai barang maka pemilik berhak melepaskan haknya atas
barang dan mengajukan CTL.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa penanggung ber sedia membayar
total loss atas dasar constructive total loss setelah tertanggung melepaskan haknya atas
barang. Hal itu perlu dibuktikan bahwa tindakan tersebut reasonable (cukup beralasan)
sehingga ia bersedia melepaskan haknya. Pelepasan hak dilakukan oleh tertanggung
denganjalan menyatakan kepada penanggung dalam bentuk "Notice of Abandonment"
yang umumnya dilakukan secara tertulis.
Abandonment dilakukan tanpa syarat dan tidak bisa ditarik kembali, dengan
konsekuenSi antara Iain:
1. Apabila abandonmenttelah dilakukan secara sah, pihals penanggung berhak
mengambil alih semua kepentingan tertanggung yang ada pada barang, serta semua
hak Yang secara insidental berhubungan dengan kepentingan tersebut.
2. Dalam hal abandonment terhadap kapal, pihak penanggung berhak menerima
sewa (freight) yang seharusnya diterima untuk perjala nan yang bersangkutan, dan yang
penerimaannya dilakukan sesudahbahaya Yang mengakibatkan åbandon itu terjadi,
dikurangi biaya yang harus dikeluarkan setelah accident, dan apabila kapal tersebut
sedang mengangkut barang pihak penanggung berhak mendapatkan
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 105

kerugian/penghargaan yang wajar atäs atas pengangkutan barang tersebut yang dilakukan
sesudah terjadinya accident.

Jika Kita sebagai mengadakan berikut:resume tentang abandonment, dapat ditarikdasar


kondisi penutupan asuransi, yang umum sekarang ini,Atas CTL hanya dapat dilakukan
apabila biaya perbaikan dan claim penerusan barang lebih besar daripada
jumlahpertanggungan barang tersebut

2. Total loss hanya akan dibayar oleh perusaahaap asuransi apabila tertanggung
meng-abandon kepentingan yang bersangkutan untuk dikeluarkan Notice
ofAbandonment yang diberikan kepada penanggung
3. Apabila tertanggung lalai dan tidak memberikan Notice of Abandonment maka
kerugian yang bersangkutan hanya akan diselesaikan atas dasar kerusakan
sebagian (partial loss), kecuali penanggung memberikan persetujuan tersendiri
dan menganggap kelalaian tertanggung tadi sebagai tindakan yang dapat
dimaafkan.
4. Notice of Abandonment harus diberikan dengan pertimbangan yang wajar
setelah diterima keterangan yang dapat dipercaya mengenai kerugian tersebut.
Sesuai dengan Pasal 670 KUHD, Notice of Abandonment harus diberikan dalam
waktu 3 bulan sesudah dlperolehnya keterangan yang membenarkan tertanggung
melakukan abandon.
5. Notice ofAbandonment harus diberikan tanpa syarat.
6. Hak tertanggung tidak dirugikan karena adanya kenyataan bahwa penanggung
menolak Notice of Abandonment yang diberikan tertanggung. Dalam penolakan
yang bersangkutan penanggung sekaligus menyetujui untuk menempatkan
tertanggung pada posisi yang sama sewaktu Notice ofAbandonment diberikan.
7. Apabila Notice ofAbandonment diterima oleh penanggung, hal itu tidak dapat
ditarik kembali dan berarti menerima Segala tanggung jawab yang berhubungan
dengan barang yang bersangkutan, Dengan diterimanya abandonment
penanggung wajib membayar claim total loss walaupun kemudian terbukti bahwa
risiko yangmenyebabkannya tidak dijamin. Juga penanggung berhak atas
recovery yang melebihi claim yang dibayar.
106 Asuransi Maritim

SOAL LATIHAN
1. Apayangdimaksuddenganexpresswarranty dan implied
2. jelaskan apayang dimaksud dengan implied condition dan express condition!
3. ApayangAndä ketahui tentang franchise dån deductible, contohnya!
4. Sebutkan empat kemungkinan syarat penutupan asuransi cargo/ muatan dalam
asuransi pengangkutan laut!
5. Sebutkan danjelaskan syarat yang harus dipenuhi oleh agar kapal miliknya dapat
diasuransikan di Indonesia! Agarsebuahkapal niagayanghilang dapat diklaim
dan dalam total loss, syarat apa saja yang harus dipenuhi sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia?
P & I CLUB DAN SALVAGE
SEJARAH SINGKAT P & I CLUB

Mungkin hampir semua orang yang terlibat dalam industri pelayaran atau bisnis
pernah mendengar istilah P&l Club atau P&l Insurance, tetapi kebanyakan dari
mereka mungkin tidak memiliki penjelasan yang pasti tentang singkatan apakah
"P&l" itu dan mengapa organisasi yang menyediakan pertanggungan "P&l" yang
selalu disebut "Club" atau "Association" sebagai pengganti perusahaan asuransi.
Bab ini akan menjelaskan sejarah, perkembangan dan karakter sebagai bentuk
asuransi laut (marine insurance) dan diharapkan akan membantu pembaca untuk
mendapatkan keuntungan dari "P&l Club" dalam bisnis di masa yang akan datang.

P (Protection)-Perlindungan

Asuransi laut merupakan suatu bisnis yang sangat tua dan kebijakan asuransi laut
pertama kali dapat dilacak pada awal abad ke-14 di Italia.Sampai dengan awal abad
ke-19, industri asuransi tidak merasa perlu menawarkan asuransi tambahan untuk
menutupi risiko selain muatan di kapal dan kapal itu sendiri. Namun, situasi telah
berubah sesuai kebijakan yang diberikan oleh Pengadilan Inggris (English Court) pada
tahun 1836 yang terkait pada kasus tabrakan yang disebut "De Vaux v Salvador".
Dalam kasus ini, hakim mengatur bahwa kebijakan umum terhadap bahaya di laut
tidak menanggung asuransi kerusakan Yang terjadi karena tabrakan kapal.Hal ini
menyebabkan pemilik kapal terkena asuransi di dalam polis Iambung kapal umumnya
terhadap Potensial tanggung jawab yang besar untuk hal yang sebelumnya tidak
diasuransikan.

107
108 Asuransi Maritim

Tentu saja pemilik kapal tidak dapat membatasi risiko baru itu secara sederhana yang
menjadi beban dirinya sendiri.Mereka berbicara penanggung asuransi Iambung
kapalnya dan meminta perubahan polis Iambung kapal yang biasa menjadi kewajiban
perlindungan menyeluruh yang timbul dari suatu tabrakan.

Selanjutnya, sebagai pengganti pertanggungan menyeluruh gung Iambung kapal


akhirnya setuju untuk menutup tiga tanggung jawab tersebut dengan memasukkan
sebuah Running Down Clause (RDC) dalam polis pertanggungan Iambung kapal dan
meninggalkan seperempatnya kepada pemilik kapal. Logika Saat itu adalah
penanggung asuransi percaya bahwa pemilik kapal akan lebih perhatian terhadap cara
bernavigasi yang aman bagi kapal-kapalnya dengan mempertimbangkan risiko yang
ada, terutama kapten kapal sebagai pemegang saham pada saat itu.
Namun demikian, pemilik kapal tidak merasa puas dengan posisi itu karena
tanggung jawab terhadap seperempat bagian masih merupakan beban yang besar dan
mereka harus mencari perlindungan yang lebih menyeluruh untuk menjamin bahwa
bisnis mereka harus berkembang dengan cara yang sehat. Hal ini merupakan faktor
utama terhadap kreativitas awal perlindungan kelompok-kelompok (protecting
clubs).
Pada saat yang sama, tanggung jawab lain terhadap pihak ketiga juga lebih
sering dibebankan kepada pemilik kapal. Sebagai contoh, setelah penerapan hukum
Lord Campbell's Act 1846, awak kapal yang terluka dan tanggungan awak kapal
yang meninggal, menjadi beban pekerjanya, dalam hal ini pemilik kapal. Klausul-
klausul kerusakan dermaga, dock, dan peralatan tambat kapal di dermaga juga
menjadi tanggung jawab pemilik kapal apakah kerusakannya disebabkan oleh
kelalaian kapal atau tidak.
Dalam rangka memberikan solusi kepada pemilik kapal untuk mengurangi beban
yang Peter Tindall, seorang broker asuransi dan mantan klub
asuransi.lambung kapaVmembuat "Protection Club" perfama yang diberi nama "The
Ship Ownere Mutual Protection Society" bada tahun 1855. Kerangka kerja dan
sistem 'Hull
Club" telah dibangun saat itu dan risiko yang ditanggung "Protection Club" pertama
ini terbatas pada kehilangan nyawa, cedera perorangan, kerusakan harta benda dan
risiko kerugian dari kapal-kapal lain yang ditanggung oleh pors asuransi biasa.
BAB9 Club dan salvage 109
1. (Indemnity)—Jaminan
pada saat kelompok perlindungan (protection club) pertama kali diperkenalkan
terhadap industri pelayaran, tuntutan jaminan pada muatan (cargo claim) belum
menjadi beban serius bagi pemilik kapai. para pemilik kapal selalu dapat
mengambil keuntungan dari sebuah kelainan yang tidak biasa pada hukum yang
ada untuk menghindari tanggung jawab terhadap kerusakan muatan. Sebagai
contoh, karena besarnya jumlah kebebasan kontrak pada saat itu, pemilik kapai
berhak menyertakan dalam kontrak pengangkutan bahwa pengangkut tidak
bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan pada muatan, tidak perduli
apapun penyebabnya, sehingga kehilangan atau kerusakan muatan tidak termasuk
risiko yang dipertanggungkan dalam aturan kelompok perlindungan (protection
clubs).
Namun demikian, sekali lagi posisi ini berubah karena kasus yang disebut
"The Westerhope" pada tahun 1870. Dalam kasus ini, kapal yang sedang membawa
muatan ke Cape Town, tetapi melakukan perjalanan pertama ke Port Elizabeth dan
kapal hilang di laut. Pengadilan memutuskan bahwa pemilik kapal tidak memberikan
perlindungan •khusus terhadap muatan dalam kontrak pengangkutan atas terjadinya
deviasi dan mereka bertanggung jawab secara penuh terhadap nilai muatan.
Pemilik kapal berusaha mengajukan tuntutan jaminan untuk dipertimbangkan
oleh direktur "Protection Club", tetapi ditolak karena cukup jelas bahwa "Protection
Club" tidak melindungi risiko muatan tersebut.Setelah kejadian itu, para pemilik
kapal menjadi sangat gugup tentang risiko baru ini, yang belum ditutup asuransi saat
itu.Beberapa dari pemilik kapal melakukan pendekatan terhadap Mr. J Stanley
Mitcalfe untuk memberikan saran.Mr. J Stanley Mitcalfe adalah seorang
penanggung asuransi pada perusahaan asuransi di New Castle saat itu dan menulis
sebuah artikel yang berfokus pada luasnya kewajiban para pemilik kapal terhadap
pemilik muatan dan asuransi. Dia dianggap memperhatikan permintaan para pemilik
kapal dan merumuskan kelompok baru pada tahun 1874 dengan menyediakan
asuransi terhadap Potensi tanggung jawab muatan yang disebut kelompok jaminan
yang selanjutnya dikenal sebagai "Indemnity Club".
110 Asuransi Maritim

(Protection + Indemnity)-Jaminan dan Perlindungan


Menurut Kamus Hukum Moziey & Whiteley, indenityyang terjadi. Hal ini
tampaknya juga semacam "perlindungan" kepada para pemilik kapal.oleh karenanya,
fungsi dari Indemnity Club dan Protection Club pada dasarnya adalah sama dan
perbedaannya hanya pada ruang lingkup risiko yang ditanggung.
Dalam keadaan ini, para pemilik kapal tidak melihat adanya masalah untuk
mengombinasikan kedua club secara bersamaan untuk menghemat biaya dan
meningkatkan penanganan tuntutan jaminan secara efisien. Konsekuensinya, P & I
Club pertama dibentuk sebagai penggabungan antara kelompok jaminan atau
Indemnity Club dan kelompok perlindungan atau Protection Club pada tahun 1886,
yang menyediakan pertanggungan secara sangat menyeluruh bagi kewajiban para
pemilik kapal.

Manfaat P&l Club

Dalam asuransi laut, pemilik barang dan pemilik kapal menutup pertanggungan
barang dan kapalnya pada perusahaan asuransi.Namun, tidak semua risiko yang
mengakibatkan kerugian dapat disusun asuransinya karena penanggung tidak
bersedia menanggung risiko atas beberapa peristiwa tertentu sehingga muncul pada
polis beberapa klausula yang membebaskannya dari kewajiban membayar ganti rugi.
Jika ada kerugian akibat peristiwa tertentu yang menimpa barang yang tidak
mendapat ganti rugi dari penanggung akibat kesalahan pengangkut maka pengangkut
yang bertanggung jawab dan membayar ganti rugi kepada pemilik barang.Demikian
juga ada kerugian akibat peristiwa tertentu yang menimpa kapal yang tidak
mendapat ganti rugi dari penanggung sehingga menjadi tanggungan pemilik kapal
itu sendiri.
Dalam bidang pengangkutan laut, pengangkut (pemilik kapal) menghadapi risiko
dari dua segi, yaitu risiko atas kapal sebagai kapal (as a ship) dan risiko atas kapal
sebagai alat pengangkut (as carrier), Oleh karena ada di antara risiko yang tidak
dilindungi oleh penanggung maka pemilik kapal membentuk suatu asosiasi antara
sesama mereka yang dinamakan Protection & Indemnity Club yang disingkat P & I
Club.
BAB9 Club dart Salvage 111

Asosiasi atau organisasi ini didirikan oleh pemilik kapal yang berfungsi untuk
menanggung kerugian yang diderita oleh para kotanya, kerugian yang tidak
mendapat ganti rugi atau kurang mendapat ganti rugi dari penanggung
(underwriters). Protection & Indemnity Club ini memberi tanggungan kepada para
anggotanya dari dua segi, yaitu perlindungan (protection) dan jaminan
(indemnity), karena itu diberi nama Protection & Indemnity Club.

KEANGGOTAAN CLUB

Keanggotaan setiap pemilik kapal dapat menjadi anggota dengan keharusan


membayar uang iuran setiap tahunnya.Besar iuran didasarkan pada tonase kapal
yang dimiliki oleh masing-masing anggota.Setiap anggota dapat menarik diri dari
keanggotaan atau masuk kembali menjadi anggota setiap tahun.Untuk setiap
anggota diberikan "sertifikat" yang berfungsi sebagai tanda anggota polis yang
berlaku selama satu tahun dan diterbitkan kembali untuk satu tahun berikutnya dan
begitu seterusnya.
Sesuai dengan sifatnya, P&l Club tidak mencari keuntungan (non profit making)
maka apabila dalam satu tahun tidak ada klaim, P&l Club akan mengembalikan
segala iuran yang telah disetor setelah dikurangi biaya manajemen dari klub
tersebut. Akan tetapi karena sifatnya saling membantu maka klaim harus dilihat
secara menyeluruh dari semua anggota. Berapa besarnya kewajiban club atau
liability yang dihadapi pemilik kapal (yang menjadi anggota dari club ini), serta
klaim yang bagaimanakah yang akan diperoleh dari club, diatur dalam suatu buku
yang disebut P&l Club Rules dan diterbitkan setiap tahun.
Anggota P&l Club tidak wajib mengikuti semua risiko yang dapat terjadi atas
kegiatan terkait pelayaran kapalnya.Anggota dapat memilih risiko tertentu sesuai
kebutuhan terutama bagi anggota yang memiliki luasnya cakupan pertanggungan.

Perlindungan dan Jaminan dari P&l Club

Di atas telah dikemukakan bahwa tanggungan yang diberikan club ini adalah
mengenai perlindungan (protection) dan jaminan (indemnity). Perlindungan di sini
berhubungan dengan kewajiban (liability) dengan
112 Asuransi Maritim

mengoperasikan kapal sebagai kapal (as a ship), yaitu melind kapal dari risiko yang
dialaminya yang tidak mendapat ganti rugi dari penanggung biasa yang meliputi
kerugian sebagai berikut. Perlindungan (protection) :

1. Kerugian karena kapal tabrakan dengan kapal Iain (sepanjang halitu tidak ditutup oleh
Hull and Machinery Insurance). Umumnya yang diganti oleh penanggung hanya
tiga perempat bagian dari kerugian sedangkan sisanya diganti oleh Club
2. Ganti rugi untuk kehilangan dan kecelakaan orang
3. Biaya anak buah kapal yang sakit
4. Biaya dokter, atau biaya anak buah kapal dan penumpang yang mengalami sakit atau
mengalami kecelakaan sepanjang menurut peraturan menjadi beban pemilik kapal
(pengangkut)
5. Biaya untuk memindahkan kapal apabila mengalami total loss dan penguasa setempat
mengharuskannya
6. Ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal terhadap dermaga, tambatan
kapal dan benda-benda terapung lainnya di pelabuhan
7. Biaya karantina
8. Ganti rugi atas kerugian atau€ kerusakan barang-barang yang diangkut sebagai akibat
dari kesalahan dalam bernavigasi (improper navigation)
9. Ganti rugi kepada kapal lain yang mengalami kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal
sendiri (bukan karena tabrakan)
10. Dalam kerugian •laut umum, kontribusi barang-barang yang tidak diperoleh lagi dari
pemilik barang
11. Dan kerugian-kerugian lainnya yang tidak mendapat ganti rugi dan penanggung
biasa
Jaminan (indemnity) :
a. Ganti rugi atas kerusakan barang-barang yang diakibatkan olehKesalahan
penyerahan barang
b. Hukuman (denda) sebagai akibat pelanggaran (kesalahan) atas peraturan
pabean, peraturan imigrasi, ketentuan kesehatan peraturan perburuhan di
pelabuhan.
c. Dalam kerugian lautmmum; kontribusi barang-loaran diperoleh dari pe"lik
barang karena kapal tidak layak
d. Kerugian ya idak mendapat ganti rugi dari penanggung
BAB9 Club salvage 113
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik kapal agar tidak sulit memperoleh
penggantian dari P & I Club atas ganti rugi yang telah dibayarkannya kepada pihak
ketiga adalah sebagai berikut :

1. Setiappembayaran ganti rugikepadapihakketigaharusdiselesaikan secara yuridis


(bukan di bawah tangan).
2. pemilik kapal jangan menyelesaikan suatu klaim atau menyetujui sesuatu
tanggung jawab sebelum mendapat persetujuan dari P&l Club atau
perwakilannya.

pemilik kapal harus melakukan "Due deligence" untuk mengatasi atau memperkecil
kerugian yang diakibatkan oleh sesuatu peristiwa yang menimpa kapal atau barang
yang diangkutnya. Kapal harus memenuhi syarat-syarat Biro Klasifikasi yang
diakui.Jika klas dari klasifikasi telah berakhir hendaklah secepat mungkin
diberitahukan kepada P&l Club atau kepada perwakilannya.

yang Berhubungan dengan P&l Club


Personal injury to or illness or loss of life of crew members Biaya mgobatan dan
pengembalian crew kapal ditanggung, biaya pemakaman pelaut dan juga biaya pengiriman
pelaut kembali ketempat asal karena Iuka atau sakit maupun meninggal juga ditanggung.
Personal injury to or loss of life of stevedores Aturan kompensasi pekerja Pelabuhan
#ersempit, ketika pemilik kapai sebagai pihak yang berseberangan dengan pekerja stevedore,
merupakan kewajiban bagi stevedore bila celaka atau meninggal.
Personal injury to or illness or loss of life of passengers and others Pemilik kapai dapat
melakukan tuntutan terkait penumpang yang diangkut di kapalnya bila Ertuka, sakit atau
meninggal.
Loss of personal effects Adalah kewajiban pemilik kapal untuk melindungi pribadi (personal
effects) terhadap crew, penumpang dan lajnnya bila rusak atau hilang.
Diversion expenses Pemilik kapäl mungkin harus menanggung kehilangan mengalihkan
kapalnya dalam rangka memenuhi perlakuan orang yang dengan tujuan menurunkan
orang yang menyelundup ke
keeora Pemilik kapal menjadi wajib untuk membayar penyelamatan hidup ng dan kapatnya
bila telah diselamatkan oleh orang lain (salvage).
Uabilities—One-foutth collision liability Form polis Iambut± kapai
% mensyaratkan penanggung Iambung kapal hanya membayar
Sebagai kewaJiban terhadap kapai yang diasuransikan bila kapal ng atau
rusak karena kapal lain atau muatan yang diarqkut karena dengan kapal lain.
114 Asuransi Maritim
Other risks excluded from the running down clause Terdapat sejumlah cualian
penting dari kewajiban penanggung Iambung kapai dalam running down clause (RDC).
Sebagai contoh, kewajiban pemindahan bangkai kapai (wreck removal) tidak termasuk
(excluded), sebagai konsekuensi kerusakan struktur di Sisi daratan atau terhadap
muatan yang telah diasuransikan pada kapai tersebut.

Loss or damage to property other than cargo P&l Clubs menyediakan per.
tanggungan untuk kerusakan yang disebabkan kecelakaan antara kapal dan harta benda
orang lain, termasuk dock, dermaga, lock, dan lainnya, Pollution Telah diketahui
bahwa beberapa tahun terakhir, klaim terhadap kewajiban pemilik kapal meningkat
karena polusi dari muatan kapal.Towage contract liabilities P&l Clubs menanggung
kewajiban-kewajiban terha_ dap kejadian kecelakaan selama penarikan kapai oleh
kapal tunda di pelabuhan.

Liabilities under contracts and indemnities Pemilik kapal sering diminta untuk
memberikan kontrak perlindungan dalam rangka untuk menjamin keamanan pelayanan
oleh kapalnya, seperti dalam rangka kewajiban menggunakan crane terapung (floating
crane).Wreck liabilities P&l Clubs menanggung kewajiban dimana pemilik kapai
melakukan pemeliharaan, memindahkan, merusak, memberi cahaya atau memberi
tanda pada bangkai kapalnya.Cargo liabilities Bagian sangat penting pertanggungan
yang disediakan P&l Clubs terhadap pemilik kapal adalah kewajiban membayar
adanya kehilangan atau kerusakan muatan.Cargo's proportion of general average or
salvage Sebagai perpanjangan kewajiban pertanggungan terhadap kehilangan atau
kerusakan pada muatan, P&l Clubs di luar kewajiban asuransi dapat memberikan
kontribusi pada general average, biaya khusus maupun penyelamatan (salvage) ketika
pemilik kapal belum mengaturnya

Certain expenses of salvors Perjanjian penyelamatan (salvage agreement) sesuai


Lloyd's Standard Form, dalam kondisi tertentu, menyediakan pemilik kapai tanker
penggantian biaya penyelamatan (salvage). Fines Berbagai denda mungkin harus
dibayar oleh pemilik kapai, baik langsung atau karena kewajiban untuk mengganti
pelautnya yang meninggalkan tugas.Exclusion of war risks Perlindungan P&l Clubs
tidak termasuk kewajiban terhadap kerusakan karena perang.Konsekuensinya, adalah
biasa bagi pemilik kapal untuk mencantumkan risiko perang pada polis asuransi
Iambung kapai.Selection by shipowners of particularheads of cover and of deductibles
Harus di perhatikan secara khusus, bahwa anggota P&l Clubs tidak wajib untuk
mengikuti semua risiko yang ada, tetapi dapat memilih risiko yang akan
dilindungi.Cover for charterers embahas pertanggungan (chart*p)terhada emilik
kapal, perlindungan juga disediakam 'i kapai yang disewakan

Additional Covers P&l lubs mengatur perlindungan tambahan bagi anggota yang
menginginkan.
BAB9 Club dan Salvage 115

SALVAGE AND TOVALOP

Salvage dapat diartikan sebagai berikut.


1. Hasil yang diperoleh dari penjualan benda atau barang yang rusak yang dapat
diselamatkan. Contoh: barang constructive total loss, tertanggung mengajukan
klaim total loss yang sudah dibayar penanggung, maka penanggung dapat
memperbaiki barang tersebut dan menjualnya sebagai salvage untuk memperkecil
kerugian.
2. Dalam marine, salvage adalah usaha pertolongan yang dilakukan terhadap kapal
dan barang yang ada di atasnya karena ada bahaya laut. Pertolongan mana harus
dilakukan oleh pihak ketiga dengan cara sengaja dan sukarela tanpa bergantung
pada kontrak. Salvage yang kita maksudkan dalam marine adalah pertolongan
tanpa bergantung pada adanya kontrak yang dilakukan dengan sengaja dan
sukarela oleh pihak ketiga terhadap kapal barang yang menghadapi bahaya laut,
bukan oleh crew kapal atau pihak ketiga lain yang melakukan pekerjaan karena
sewa. Pihak ketiga yang melakukan pertolongan yang disebutkan di atas disebut
sebagai "Salvors". Pihak ketiga yang melakukan salvage berhak mendapat balas
jasa yang disebut Salvage Award (bagi pihak penolong) atau Salvage Charges
(bagi pihak yang ditolong) yang besarnya bergantung pada besarnya nilai
kepentingan yang diselamatkan.

a. Salvage atas dasarno cure-no pay. Adakalanya terjadi bahwa kapal


menghadapi risiko yang tidak terlalu membahayakan bagi kapal dan
kepentingan yang ada diatasnya sehingga nakhoda kapal sempat
memerintahkan crew-nya untuk memperbaiki. Jika tidak berhasil segera
melapor kepada pemilik atau agen terdekat untuk mengadakan negosiasi
dengan pemilik tug boat atau kapal lain untuk menarik kapal tersebut.
Biasanya balas jasa kepada tug boat atau kapal disetujui terlebih dahulu.

Namun bisa juga terjadi bahwa risiko yang dihadapi kapal Yang sedang rusak di
tengah laut sangat membahayakan dan memerlukan pertolongan yang cepat,
sehingga tidak ada waktu lagi bagi nakhoda untuk melakukan cara yang
disebutkan di atas. Jalan satu-satunya adalah memberi tanda SOS dan meminta
bantuan kepAa•iapa saja•yang dapat segera melakukan
pertolongapersetujuan .terlebih dahulu.qrpertolongan yang
sifatnyademikianbeh@kulah ketentuan s Ivage atas dasar "No cure no pay" yang
diartikan
116 Asuransi Maritim

secara sederhana yaitu "Tidak berhasil tidak dibayar" Dengan pengertian lain dapat
dikemukakan sebagai berikut.

Bahwa pertolongan diberikan pada saat kapal dan barang menghadapi bahaya laut dan
usaha pertolongan tersebut secara nyata berhasil sehingga pihak penolong berhak
menuntut balas jasa salvage.
Walaupun pertolongan telah diberikan jika usahanya tidak berhasil dan kapal yang
ditolong tidak selamat maka penolong tidak berhak menuntut balas jasa salvage.

Dalam Pasal 65 MIA 1906 dijelaskan:


(1) "Kecuali dinyatakan dengan tegas dalam polis, Salvage Charges yang terjadi
dalam mencegah kerugian karena adanya bahaya yang dijamin pula oleh polis serta
pengem- baliannya dapat diperoleh tertangggung sebagai kerugian yang diangggap
akibat bahaya yang bersangkutan".
(2) "Salvage Charges berarti segala biaya-biaya yang dapat diperoleh pihak
penolong (Salvor) sesuai dengan hukum laut, tanpa bergantung pada adanya
persetujuan atau kontrak lain lebih dahulu. Dalam hal ini tidak termasuk pengeluaran-
pengeluaran untuk pertolongan yang bersifat salvage yang dilakukan olehtertanggung
atau agennya, atau orang yang dipekerjakan kepadanya dan disewa olehnya dengan
maksud untuk menghadapi bahaya tersebut. Pengeluaran yang dilakukan secara wajar,
bisa dijamin sebagai biaya khusus (particular charges) atau sebagai kerugian general
average bergantung pada keadaan mana pengeluaran dilakukan".

Dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal 65 MIA 1906 di atas, jelas bahwa biaya
yang dikeluarkan oleh tertanggunguntuk mencegah terjadinya kerugian dapat dijamin
oleh polis dengan pengertian bahwa bahaya yang merupakan penyebabnya termasuk
risiko yang dijamin oleh polis,Bilamana untuk menolong kapal dan barang yang
menghadapi bahaya laut tersebut diatas dilakukan leh dasar kontrak (penolongnya
disewa) atau dilakukan o tertanggung atau agennya atau pegawainya, maka penge;
luaran biaya tádi tidak dapat dikategorikan sebagai es• u Salvage Award melainkan
teósUk
BAB9 Club dan Salvage 117

particular charges (biaya khusus) atau dimasukan khusus dalam golongan general
average.

Duasalvorsdalam satuaccident. Kemungkinanlain bilamana kapal dan barang


menghadapi bahaya di laut dan membutuhkan salvage, adakalanya pertolongan
dilakukan secara bersamasama oleh dua salvors. Dalam hal ini, bilamana pertolongan
yang diberikan itu ada gunanya untuk menyelamatkan kapal dan kepentingan
diatasnya, maka kedua pihak penolong ini berhak menuntut balas jasa meskipun bukan
pertolongan yang diberikannya yang menyebabkan berhasil seluruhnya.

Balasjasa yang akan dibayarkan kepada kedua salvors tidak boleh melebihi dari nilai
kapal dan barang yang diselamatkan, penilaian dilakukan di tempat ketika kapal/barang
itu selamat. c. TOVALOP. TOVALOP adalah singkatan dari The Tanker

Owners Voluntary Agreement Concerning Liability For Oil Pollution. Tovalop ini
merupakan persetujuan sukarela dari para pemilik kapal tanker untuk saling
bertanggung jawab atas kerugian yang berhubungan dengan polusi minyak, sebagai
akibat dari peristiwa tertentu yang terjadi di laut.

SOAL LATIHAN

1. Berikan penjelasan tentang sejarah tentang P&l Clubs!


2. Siapa saja yang bisa menjadi anggota P&l Clubs!
3. Sebutkan minimal 5 istilah terkait P&l Clubs
4. Apa yang dimaksud dengan salvage!
5. Bagaimana tata cara melakukan salvage?
6. Apa yang dimaksud dengan "No cure no pay"?
7. Apa yang dimaksud dengan TOVALOP?
t
.

KLAIM ASURANSI MARITIM

DEFINISI KLAIM
„A claim is a statement that something is true or is a fact, although
Other people might dispute it and not believe"(Collins Cobuild English Language Dictionary
1993 hlm. 245). Dengan kata lain bahwa klaim adalah pernyataan bahwa sesuatu benar terjadi
atau kenyataannya demikian, walaupun orang lain dapat berselisih paham dan tidak percaya.
Dalam dunia asuransi, klaim adalah tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung (pemilik
barang) kepada penanggung (perusahaan asuransi) karena pihak tertanggung mengalami
kerugian atau kerusakan atas barang yang diasuransikan.
Dalam dunia asuransi laut (marine insurance) umumnya barang yang diasuransikan
dibedakan atas:
l. Asuransi terhadap lambung kapal dan permesinan kapal (Hull &
Machinery)
2. Asuransi terhadap muatan kapal

KLAIM TERHADAP KERUSAKAN KAPAL


Umum
Kapal-kapal telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat beroperasi untuk jangka waktu
lama.Lebih lanjut, permesinan kapal, tenaga Penggerak dan berbagai peralatan juga dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat berlayar dengan amëll pada kecepatan yang sesuai antara
pelabuhan dalam rangka mèmenuhi tujuan komersial.Oleh karena itu, sebagian besar kapal
dapat berlayar melalui berbagai cuaca dan berbagai lautan tanpa mengalami kerusakan berarti.

Oleh karena itu, jumlah kapal kapal yang hilang (total loss) adalah sedikit dan relatif
semakin menurun seiring dengan meningkatnya

119
120 Asuransi Maritim

Ukuran armada kapal. Namun, beberapa kapal yang mengalami kecelakaan akan membawa
konsekuensi tragis yang melibatkan hilang nya nyawa, hilangnya harta benda dan rusaknya
lingkungan. kapal umumnya meliputi:
1. Tubrukan (collision)
2. Tenggelam (sinking)
3, Kebakaran (fires)
4. Kandas (grounding)
Untuk menghadapi risiko tersebut maka kapal diasuransikan dengan harapan bila
terjadi kecelakaan, pemilik kapal tidak akan menanggung beban sendirian karena sudah di
tanggung bersama-sama dengan pihak asuransi.

Klaim kepada Pihak Penanggung


Klaim kehilangan kapal biasanya tidak rumit mengingat kejadian kehilangan kapalnya sudah
jelas. Namun demikian, akan menjadi tidak mudah ketika harus dilakukan pengujian untuk
menentukan apakah kapal benar-benar rusak dan tidak bisa dipakai lagi (total loss) atau secara
ekonomi layak untuk diselamatkan dan diperbaiki. Dalam banyak kasus, kapal-kapal yang
secara fisik sudah rusak berat, oleh pemiliknya diminta untuk diperbaiki agar dapat
dioperasikan kembali.

Klaim Berdasarkan P&l CLUB


Asuransi Iambung kapal dan permesinan kapal (Hull & Machinery) adalah untuk melindungi
investasi para pemilik kapal terhadap kapalnya.Hal ini pada dasarnya merupakan asuransi harta
benda yang melindungi kapal, permesinan, dan perlengkapannya.Pemilik kapal dapat
melindungi hilangnya kapal karena kerusakan kapal dan perlengkapannya.
Hilangnya waktu karena kerusakan kapal ditutup oleh Loss of Hire Insurance. Lebih lanjut,
asuransi juga menanggung beberapa kewajiban, umumnya karena tubrukan dengan kapal lain
(dikenal dengan running down clause [RDC]) dan kadang juga kewajiban untuk tubrukan
dengan suatu objek selain kapal (dikenal denganftred andfloating object [FFO]).
Oleh karena kondisinya yang bervariasi, direkomendasikan kepada nakhoda untuk
mengetahui bagaimana asuransi diatur diatas kapal•
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 121

Sering kali kewajiban ditangani oleh pemilik P&l Club. Asuransi pihak
perlindungan untuk penyelamatan (salvage) dan average (GA)
Bentuk klaim atas Iambung kapal dan permesinan kapal (Hull & Bell
claims) meliputi:
1. Hilangnya kapal (total loss ofthe ship)
2. Kerusakan kapal, permesinan dan peralatan (damage to the ship, 2, engines and equipment)
3. Ledakan dan kebakaran (explosions andfires)
4. Kandas yang mengakibatkan kerusakan kapal, penyelamatan dan kemungkinan
kontribusi general average (groundings-damage to the ship, salvage of the ship and
possible contribution in general average)
5, Tubrukanyang mengakibatkan kerusakan kapal dan kadang-kadang juga kewajiban pada
kapal lain (collisions-damage sustained to the

ship and sometimes also liability towards the other ship [RDC])
6. Menabrak objek lain yang mengakibatkan kerusakan kapal sendiri dan kewajiban terhadap
pemilik objek (striking other objectsdamage inflicted to own ship and sometimes also liability
towards the owners ofthe other object)

KLAIM TERHADAP MUATAN


Klaim kepada Pihak Penanggung
Umum

Prosedur pengurusan klaim asuransi yang di bahas dalam hal ini yang berkaitan dengan Marine
Cargo Insurance, yang sedikit berbeda untuk pengurusan klaim asuransi kapal (Marine Hull &
Machinery Insurance), terutama dalam dokumen-dokumen pengajuan klaim serta jenis
kerugiannya. Seperti diketahui, klaim dalam asuransi adalah tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh
tertanggung kepada penanggung karena pihak tertanggung mengalami kerugian atau kerusakan
atas barang Yang dipertanggungkannya akibat dari suatu peristiwa selama barang dalam proses
pengangkutan. Dalam usaha asuransi, klaim ini merupakan manifestasi dari salah dasar yaitu
prinsip ganti rugi (principle ofindemnity). Dengan adanya Prinsip atau asas inilah seorang bersedia
membayar premi asuransi dan Saat pengajuan klaim merupakan saat yang tepat untuk menagih
122 Asuransi Maritim

janji dari perusahaan asuransi dan sekaligus gnerupakan saat pengujian terhadap
perusahaan asuransi tersebut tentang kemampuannya dal menyelesaikan klaim secara
cepat dan memuaskan baginya.
Penyelesaian klaim oleh suatu perusahaan asuransi yang membawa kekecewaan terhadap
nasabahnya, walaupun klaim tersebut atas dasar aturan permainan yang tepat, dapat
menimbulkan publikas.yang buruk bagi perusahaan asuransi yang bersangkutan dan sangat
cepat menyebar ke seluruh konsumen asuransi.
Sebaliknya penyelesaian klaim yang cepat dan memuaskan nasabahnya, walaupun
merupakan kerugian bagi perusahaan aSUransi bersangkutan karena menyimpang dari
aturan permainan Yang sebenarnya dan pada akhirnya gnerugikan pula bagi pertumbuhan
dan perkembangan asuransi yang sehat, akan menjadi salah Satu alat promosi bagi
perusahaan asuransi tersebut,

Ketentuan penyelesaian klaim


Landasan paling ułama dałam penyelesaian klaim asuransi barang, baik bagi perusahaan
asuransi yang bersangkutan maupun bagi eksportir dan importir sebagai tertanggung adalah
polis asuransi beserta seluruh klausula yang melekat di dalamnya. Polis dengan segala
persyaratan yang dimuat di dalamnya merupakan undang-undang dari kedua belah pihak
yakni penanggung dan tertanggung,
Adanya satu landasan pokok yang telah dibuat sendiri oleh penanggung dan
tertanggung dan yang mereka setujui bersama iłu, seharusnya antara pihak penanggung
dan tertanggung akan memiliki persepsi yang sama dałam cara dan bentuk penyelesaian

Pengajuan dan penye/esaian klaim


Prosedur pengajuan dan penyelesaian klaim.
l, Pemberitahuan kerugian. Dengan dilakukannya penutupan asuransi, tertanggung yang baik
harus selalu menyadari bahwa barang-barang miliknya atau kepentingannya yang telah
diasuransikannya iłu sudah bukan hanya dia sendiri sebagai satu-satunya pihak yang
berkepentingan atas keselamatan dan keamanannya melainkan ada pihak lain Yang juga
memiliki kepentingan tersebut yaitu pihak penanggung (perusahaan asuransi), yang telah
memberikan proteksi asuransi kepadanya.
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 123

Oleb karena itu, bila barang-barang Yang dipertanggungkan itu ßengalami dalam kerugian
pikirannya akibat kejadian adalah atau untuk kecelakaan, secepatnya Yang
berusahapertama timbulnya kerusakan atau kerugian yang lebih besar Olenceg
$hingga pihak perusahaan asuransi akan terhindar dari kewajiban membayar kewajiban
yang lebih besar.
Apabila dalam usaha tersebut terpaksa harus dikeluarkan biaya, nereka tidak perlu
khawatir karena umumnya biaya tersebut akandiganti Oleh perusahaan asuransi Sebagai
biaya "sue and labour

expenses" atau sebagai "salvages charges"


Dalam praktiknya, apabila importir menerima berita bahwa barangbarang yang
diimpornya telah diasuransikan pada suatu perusahaan asuransi di Indonesia telah tiba di
pelabuhan tujuan, EMKL yang ditunjuk berusaha untuk menerima barang dari pihak
pengangkut atau agennya selambat-lambatnya lima hari setelah barang-barang tersebut
selesai dibongkar seluruhnya dari kapal.
Bila dalam penyerahan barang dari pihak pengangkut atau agennya kepadaEMKL
terdapatkerusakan atau kekurangan, segeramintakan CCB (Claim Constatering Bewijs)
atau EB (Except Bewijs).
2. Survei kerusakan dan kerugian. Bilamana terjadi kerugian kerusakan barang yang di
asuransikan, selain usaha-usaha pencegahan tersebut serta memberitahukam dengan€
segera mengenai hal itu kepada perusahaan asuransi, juga perlu memberikan kesempatan
kepada perusahaan asuransi untuk dapat
melakukan"joint survey'9.
Dengan demikian pihak tertanggung memberikan kesempatan pula kepada
penanggungnya untuk membuktikan sendiri bahwa apa yang dilaporkannya itu benar-
benar terbukti, selain memberi kesempatan pula kepadanya untuk membuat taksiran
besamya kerugian yang terjadi.

3. Mengusahakan kelengkapan dokumen pendukung klaim. Tentunya dengan melihat


atau menyakslkan sendiri barangbarang yang telah rusak ini belum cukup bagi
penanggung untuk memperoleh bukti Yang kuat, bahwa kerusakan tersebut
benarbenar dijamin Oleh persyaratan polis atau dapat membuktikan apakah barang-
barang yang rusak itu benar-benar barang yang telah diasuransikan. Oleh karena itu,
untuk memperkuat tuntutan ganti
124 Asuransi Maritim

rugi sewajamya apabila tertanggung menyertakan pula dokumen pendukung klaim tersebut
yang menyangkut:
a. Pembuktian bahwa barang-barang yang mengalami ke itu benar barang yang
diasuransikan.
b, Bencana atau bahaya yang menimbulkan kerusakan atau kerugian atas barang tersebut
adalah benar-benar bencana atau bahaya yang dijamin dalam polis asuransinya.
c. Sifat danjenis kerugian yang terjadi merupakanjenis kerusakan atau kerugian yang
termasuk jaminan polis,

Dokumen pendukung klaim asuransi yang dimaksud, antara lain:


a. 'Insurance polis atau certificate insurance
b. Invoice (faktur) bersama-sama dengan packing list yaitu daftar perincian barang,
meliputl Jenis pengepakannya, tanda. tanda dan sebagainya.
c. Bill oflading (konosemen)
d. Claim Constatering Bewijs atau Expect Bewijs
e. Survey report
f. Surat-menyurat dengan pihak lain (Plhak pengangkut, pihak EMKL, atau pihak lainnya)
berhubungan dengan tujuan kerugian.

Klaim kepada Pihak Pengangkut


Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan terhadap pihak
pengangkut bila muatan yang diangkut mengalami kerusakan:
1. Tindakan saat menerima tanda terima pengapalan barang
a. Periksa muatan spbelum tanda tangan bukti penerimaan bara ng (waybill atau dokumen
pengapalan).

b. Hitung jumlah kemasan dan sesuaikan dengan yang tertera pada bill ofiading atau waybill
c, Periksa dengan cermat dan

d. Bila perlu ambil foto muatan yang akan diangkut

2, Menjaga pemulihan
a. Buatlah catatan pada dokumen barang yang mengalami kerusakan atau hilang
b. Catatan harus tertulis pada kopi dokumen pengapalan barang dan j uga tercatat pada
penerima barang
c. Catatan harus jelas dan rinci, jumlah hilang, kerusakaß' penyebab kerusakan bila diketahui
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 125

d. cantumkan tanggal dan tanda tangan


e. Kirim surat pengaduan kepada pengangkut
3. pcmberitahuan kepada pihak asuransi
a. Kerusakan atau kehilangan agar diberitahukan kepada agen asuransl
b. Agen asuransi harus melakukan survei sesuai fakta yang dilaporkan
c. Agen asuransi dapat melakukan survei bersama-sama dengan pihak kapal pengangkut atau
pihak Iain yang bertanggung jawab.
4. Memperkecil kerusakan
a. Untuk mencegah kerusakan tidak meluas maka pengangkut harus mengambil
tindakan pencegahan
b. Barang yang rusak harus ditangani lebih berhati-hati
c. Pisahkan barang yang rusak dengan barang yang Iain
d. Jangan merusak barang yang sudah rusak tanpa sepengetahuan perusahaan
asuransi
5. Lakukan klaim untuk ganti rugi
a. Lakukan klaim secara rinci, lebih baik bila menggunakan formulir khusus untuk
klaim
b. Klaim harus dilakukan sebelum batas waktu tuntutan klaim berakhir
6. Dokumen klaim
a. Lengkapi dokumen yang diperlukan untuk keperluan ganti rugi.
b. Gunakan selalu dokumen yang berlaku

KLAIM BERDASAR CLUB


Jenis Klaim
Tidak bisa dielakkan bahwa kapal akan berhadapan dengan tuntutan ganti rugi. Jenis
klaim umumnya berkaitan dengan:
I. Kerusakan muatan
2. Kehilangan sebagian atau seluruh muatan
3. Penyerahan muatan kepada penerima yang salah
4. Muatan yang terlambat diserahkan
5. Biayatambahan atas pembongkaran dan/ ataupenyimpananmuatan rusak
126 Asuransi Maritim

6. Biaya pembuangan, pengapalan dan pemindahan (transshipment)

7. Pembagian proporsi penyelamatan atau general average muatan


Klaim muatan juga dibawa bahkan ketika muatan tidak benarbenar hilang atau rusak atau
terlambat.Hal ini biasanya terjadi ketika bukti dokumen pengapalan tidak sesuai keadaan
sebenamya (misalnya, jumlah muatan, berat muatan dan perbedaan muatan yang diterima dengan
dokumen yang ditunjukkan.

Tata Cara Melakukan Klaim


Prosedur klaim dan klausul penting Iambung kapal dan permesinan kapal, perlindungan dan
ganti rugi asuransi (claim procedure & important clause hull & machinery, protection &
indemnity insurance).
l. Pemberitahuan kehilangan/penyimpangan
Pemberitahuan kehilangan/penyimpangan merupakan syarat dan kondisi dari polis, ini
dicatat dan disetujui bahwa bila terjadi kehilangan atau kerusakan yang mungkin di klaim
berdasarkan polis, pemberitahuan kehilangaWatau kerusakan harus diserahkan kepada
penanggung dalam 14 (empat belas) hari sejak hari kehilangan dan menyiapkan gambaran
secara rinci termasuk bagaimana kejadiannya, kapan dan dimana kejadian berlangsung.
Untuk keperluan tujuan survei, harus diinformasikan nama, nomor yang bisa dihubungi
orang yang bertanggung jawab.
2. Damage Repairs
Perkiraan perbaikan secara tertulis harus diperoleh dari petugas perbaikan kapal yang
kompeten bagi surveyor dengan persetujuan terlebih dahulu dan tidak boleh ada perbaikan
hingga surveyor memberikan kesempatan untuk survei kehilangan atau rusak didukung
oleh pihak kapal
3. Collision Claim
Ketika ada klaim karena kecelakaan, Anda tidak harus negosiasi' membayar, melunasi,
mengakui atau menolak klaim apa pun terhadap pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis.
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 127

it) DOkumen Klaim yang Diperlukan


pokumen klaim yang diperlukan adalah: Partial Loss
a. pernyataan Kecelakaan oleh Nakhoda (Master's Incident a Statement) a,
b. pernyataan klaim yang didukung oleh invoice perbaikan a (Statement of Claim
supported by the relevant Repairing
Invoices)
Kuitansi Pembayaran (Payment Receipts)
d. Sertifikat-sertifikat dan dokumen ISM yang masih berlaku n ( Vessel 's
Valid ISM Compliant documents and Certificates)
e. Sertifikat Perawatan Kelas yang berlaku (Vessel's valid Class Maintained
Certificate)
f. Dokumen pendukung claim lainnya (Any other relevant supporting claim
documents)
2. Total Loss
a. Polis Asli (Original Policy)
b. Sertifikat Total Loss oleh Average Adjuster (Total Loss Certificate issued
by an Average Adjuster).
c. Sertifikat-sertifikat, dan dokumen ISM yang masih berlaku ( Vessel 's Valid
ISM Compliant documents and Certificates)
d. Sertifikat Perawatan Kelas yang berlaku (Vessel's valid Class Maintained
Certificate)
e. Dokumen pendukung claim lainnya (Any other relevant supporting claim
documents)
3. Kehilangan yang lain
Siapkan seluruh dokumen yang diperlukan, sesuai untuk mendukung klaim.

TOTAL Loss
Actual Loss
1. Total Loss
Yaitu apabila kerusakan atau kerugian seluruhnya yang terjadi atas kapal atau
muatan, atau kerusakan sedemikian besar yang untuk perbaikannya memerlukan
ongkos yang melebihi nilai kapal atau barang bersangkutan.
128 Asuransi Maritim

2. Actual Total Loss


Disebut sebagai Actual Total Loss yang biasa diangkat dengan ATL adalah apabila
kapal atau barang yang dipertanggungkan musnah sama sekali, baik musnah karena
terbakar atau tenggelam atau musnah oleh sebab lain.
Particular Charges adalah peraturan yang dilakukan oleh si tertanggung secara
wajar, yang dapat dibebankan kepada penanggung sebagai tambahan pada kerugian-
kerugian atas kerusakan objek pertanggungan, termasuk di dalamnya"Sue and
Labour Charges"
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sesuatu biaya yang dikeluarkan oleh
tertanggung mendapat penggantian dari penanggung sebagai Particular Charges:
a. Biaya tersebut dikeluarkan untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang
dijamin polis
b. Hal itu harus terjadi selama dalam perjalanan
c. Pengeluaran tersebut dilakukan oleh tertanggung semata-mata untuk
kepentingan barang yang bersangkutan.
d. Pengeluaran tersebut hanya dijamin jika wajar
e. Pengeluaran harus dilakukan oleh tertanggung atau wakilnya (bukan pihak lain
yang
f. Pengeluaran yang risiko yang dijamin

Constructive Total Loss


BAB 10 Klan Asuæ•si 129

tetapi biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaikinya keadaan semula seperti pada saat
barang ditutup pertangzuneannva lebih besar dari harga kapal atau barang.

PARTIAL LOSS particular


Average
"A\erage" atau "Amar" atau yang biasa juga disebut "A'.erij" (dari bahasa Belanda) dapat juga
diartikan sebagai kerusakan atau kerugian menimpa kapal atau muatannya yang disebabkan oleh
sesuatu bencana (casuality), misalnya gempa bumi, terdampar, kandas, cuaca buruk, kebakaran,
tubrukan, atau kejadian lainnya, baik dalam pelayaran maupun selama kapal berada di pelabuhan.
Secara umum, particular average (atau yang disingkat dengan PA) adalah kerugian khusus
atau kerusakan yang terjadi terhadap kapal dan atau muatannya sebagai akibat dari suatu yang
kerugiann»a akan ditanggung sendiri oleh masing-masing kepentingan kapal baik kapal atau
muatan bersangkutan, yang bisa berupa kerugian khusus untuk fisik atau pengeluaran biaya yang
berhubungan dengan itu

(particular charges).
Kongkretnya, jenis kerugian yang termasuk dalam particular average akan ditanggung oleh
salah satu pihak yaitu apakah pemilik barang saja atau penanggungnya atau pihak pemilik kapal
yang bertindak sebagai tertanggung atau sebagai pihak pengangkut Yang menyelenggarakan
pengangkutan barang termaksud.
I Pasal 64 Marine Insurance Act (MIA) 1906 menegaskan
EParticular average loss is partial loss of the subject matter insured
I caused by a peril insured against, and U'hich is not a general average loos". Particular average
adalah kerugian atas barang-barang yang diPenanggungkan yang disebabkan bahaya yang
diasuransikan dan bukan merupakan general average.
Partial loss yaitu kerusakan atau kerugian sebagian yang masih dapat dipergunakan untuk
diperbaiki atau bagian-bagian yang rusak
1 masih dapat diganti, misalnya kerusakan pada mesin kapal saja, kebocoran (leakage) pada
dinding kapal, atau kerusakan yang terjadi padamuatan yang sebagiannya masih utuh atau
diantara kerusakan itu masih dapat diperbaiki.
130 Asuransi Maritim

Dalam pengajuan tuntutan ganti rugi kepada penanggung, harus disebutkan besarnya
klaim berdasarkan bukti-bukti yang ada serta pengajuannya disertai dengan dokumen
pendukung sebagai berikut.
1. Dokumen pendukung claim untukparticular average cargo, antara lain:
a. Polis asli serta endorsement-nya
b. Faktur danpacking list, atau dokumen lain yang serupa dengan itu.
c. BL asli (apabila BL asli sedang diajukan bersama tuntutan ganti rugi kepada
pengangkut pihak lain, biasanya dengan kopinya) dan atau dokumen pengangkut
lainnya.
d. Eb (non delivery cargo report) dan/atau CCB (cargo damage survey report) yang
asli, atau survey report lainnya. Jika ini sedang digunakan untuk melakukan
tuntutan terhadap perkapalan atau pihak lain, dapat diganti dengan kopinya.
e. Laporan gudang (godown report) yang asli dan/atau survey report lainnya yang
membuktikan adanya kerusakan/kehilangan dimaksud.
f. Tembusan surat tuntutan dan surat-menyurat lainnya tentang tuntutan ganti rugi
kepada pihak pengangkut atau pihak ketiga lainnya
g. Daftar/harga perincian dari barang yang rusak/hilang.
h. Dokumen lainnya yang diperlukan oleh penanggung (jika ada)• 2. Dokumen
pendukung claim PA untuk kapal:
a. Note ofprotest, yaitu keterangan yang dibuat oleh nakhoda di depan notaris atau
syahbandar mengenai terjadinya kecelakasn
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 131

yang bersangkutan dimana antara lain dinyatakan bahwa kecelakaan di luar


kesengajaan dan kekuasaannya.
Laporan dari nakhoda atau engineer mengenai kejadian b.
termaksud (bergantung pada sifat kejadian, kalau kerusakan mesin maka engineer
yang membuatkan laporan).
Kutipan dari log book di sekitar waktu kejadian termaksud.

Dari kutipan ini dapat dilihat apa yang dicatat di dalam buku perjalanan kapal
mengenai terjadinya kecelakaan termaksud.
Survey report dari surveyor atas nama asuransi, survey report atas nama pemilik
kapal dan survey report atas nama klasifiKasi, serta biaya yang berhubungan
dengan masing-masing survei tadi.
e. Perincian biaya yang dikeluarkan serta buktinya yang meliputi untuk temporary
repair, permanent repair, biaya cable, telex dan surat lainnya serta biaya yang
dikeluarkan kepada pihak ketiga.
f. Jika crew kapal turut mengambil bagian dalam perbaikan termaksud, hendaknya
dapat diperinci nama-namanya dan waktu serta gaji dan pemeliharaan untuk crew
tersebut. Jika kepada crew termaksud diberikan pembayaran ekstra seperti lembur
dan lain-lain supaya diperinci jumlah pembayaran tersebut.
g. Keterangan dan bukti-bukti mengenai pengeluaran biaya lainnya, seperti
pengeluaran untuk agen perkapalan, jumlah bunker yang dikeluarkan, biaya dok
dan lain-lain biaya.

General Average
General average yang biasa disingkat dengan GA, adalah "kerugian Umum" yaitu
kerugian yang timbul dari suatu tindakan dengan sengaja dan dengan sepatutnya dilakukan
untuk keselamatan bersama dari bahaya yang mengancam dalam pelayaran.Kerugian yang
timbul harus ditanggung secara bersama-sama oleh semua pihak yang berkepentingan
turut diselamatkan.
Rule "A" The York Antwerp Rules 1974 menyatakan "There is a general average act
when, and only when, any extraordinary sacrifice Or expenditure is intentionally and
reasonable made or incurredfor the common safety for the purpose ofpreserving from peril
the property Involved in a common maritime adventure' .
132 Asuransi Maritim

tindakan general average, hanya apabila beberapa pengorbanan luar biasa atau pengeluaran dengan disengaja
dan sepatutnya dibuat atau diadakan untuk keselamatan bersama dengan maksud untuk melindungi dari
bahaya, harta milik yang tersangkut dalam pelayaran.

Syarat general average


Isi Rule "A" The York Antwerp Rules 1974 yang dikemukakan di atas merupakan persyaratan agar sesuatu
kerugian dapat digolongkan sebagai general average. Dengan demikian suatu kerugian, baru dapat dikatakan
sebagai general average apabila telah memenuhi syarat berikut.
l . Must be a peril.
2. Intentionally and reasonable

3. Extraordinary sacrifices or expenditure

4. For the common safety 5. To be succesfull

l . Must be a peril. Syarat pertama yang harus dipenuhi agar sesuatu kerugian atau tindakan digolongkan ke dalam
general average yaitu "Must be a peril". Must be a peril adalah suatu kondis i ketika sesuatu bahaya yang telah
terjadi, dan diperkirakan bahaya tersebut dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar atau bahkan
mengakibatkan total loss. Hal ini berarti bahwa ketika bahaya terjadi, kapal serta seluruh kepentingan yang
berada di atasnya terancam bahaya, Untuk mencegah kerugian yang lebih besar, nakhoda melakukan suatu
tindakan, dan tindakan yang dilakukan nakhoda ini adalah suatu tindakan setelah sesuatu bahaya terjadi dan
tindakan inilah yang disebut sebagai general average.
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 133 The act is
intentionally and reasonable. Syarat kedua yang harus 2.
dipenuhi agar suatu tindakan atau kerugian dapat dikatakan sebagai general average adalah bahwa
tindakan atau kerugian tersebut dilakukan dengan sengaja (intentionally) dan dengan sepatutnya atau
sepantasnya (reasonable). Pernyataan”intentionally” dalam hal ini diartikan untuk tindakan yang
dilakukan setelah bahaya terjadi. Bukan sebelum bahaya terjadi. Meskipun tindakan ini merupakan
tindakan yang disengaja, namun syarat ini tidak bertentangan dengan ”Principle of utmost good faith”
karena menyelamatkan kapal dan kepentingan lainnya yang berada di atas kapal.
Dengan diberikannya kesempatan bagi nakhoda untuk melakukan tindakan dengan sengaja. Hal ini juga
bukan berarti bahwa nakhoda dapat bertindak sewenang-wenang atau tanpa perhitungan mengorbankan
materi atau mengeluarkan biaya. Oleh karena dalam syarat ini juga pembatasan karena tindakan yang
disengaja itu harus sepatutnya atau sepantasnya (reasonable).
3. Extraordinary sacrifices or expenditure. Extraordinary sacrifices or expenditure adalah berupa pengorbanan
materi maupun pengeluaran biaya yang luar biasa tidak termasuk jiwa manusia. Pengorbanan atau
pengeluaran biaya ini dilakukan oleh nakhoda sehubungan dengan syarat pertama di atas yang dilakukan
dengan sengaja. Tindakan ini bisa berupa pengorbanan materi, baik terhadap kapal maupun barang dengan
cara misalnya membuang barang ke laut atau pengeluaran biaya yang sifatnya luar biasa. Pengorbanan
materi atau pengeluaran biaya ini harus berhubungan langsung dalam usaha mencegah kapal dan
kepentingannya dari kerugian yang lebih besar.
4• For the common safety. Syarat yang keempat harus dipenuhi agar suatu tindakan atau kerugian termasuk ke
dalam general average adalah ketika tindakan atau kerugian tersebut dilakukan untuk kepentingan
bersama. Kepentingan atau keselamatan bersama Yang dimaksudkan disini adalah bahwa sewaktu bahaya
terjadi, ada dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan di atas kapal. Sesuai dengan syarat general
average yang keempat ini, meskipun Pengorbanan materi atau pengeluaran biaya yang dilakukan dengan
sengaja dan sepatutnya, tanpa ada dua pihak atau lebih, kerugian termaksud bukanlah general average.
Dengan adanya syarat For the Common safety inilah yang mengakibatkan timbulnya dukungan atau
kesediaan menanggung secara bersama-sama atas kerugian yang terjadi.
134 Asuransi Maritim

5. Succesfull. Segala usaha atau tindakan nakhoda berupapengorban_ an materi atau pengeluaran biaya yang
dilakukan untuk kepenting_ an bersama, haruslah sukses (berhasil). Artinya bahwa kapal dan muatannya
dapat terhindar dari kerugian yang lebih besar atau total loss. Tanpa melahirkan suatu keberhasilan untuk
maksud maksud di atas, segala biaya yang telah dikeluarkan atau segala pengorbanan materi yang sudah
dilakukan, tetap saja bukan merupakan kerugian general average melainkan sebagai kerugian particular
average.

Dasar hukum penyelesaian general average


Pertanyaan yang muncul, "Sampai seberapa jauh kewajiban dan hak masing-masing pihak untuk menerima
atau menolak general average bila dalam persetujuan pengakuan (contract of affreightment) tidak tercantum
mengenai general average?" Prinsipnya general average tidak bergantung pada persetujuan pengangkutan,
ikatan general average timbul sebagai hukum kebiasaan sejak dahulu kala di kalangan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pelayaran di laut sebagai konsekuensi dengan adanya bahaya bersama di tengah-tengah
samudera raya, yang mana telah merupakan bagian dalam hukum laut (admiralty law).
Saat ini, dalam setiap persetujuan pengangkutan barang (khususnya antara negara) boleh dikatakan
hampir tidak satu pun ditemukan dalam Bill ofLading dan Charter Party yang tidak menyebutkan ketentuan
mengenai general average, tegasnya The York Antwerp Rules 1974, dengan adanya badan-badan yang
menyelenggarakan standar From Bill of Lading dan Charter Party.
Jelas bahwa dasar hukum penyelesaian kasus general average adalah The York Antwerp Rules 1974, yang
dalam konvensi termaksud, ketentuannya dikelompokkan dalam dua bagian, yakni:
l. Kelompok dengan ketentuan tersebut dinyatakan dengan huruf (Letterred Rules) yaitu Rule A s/d Rule G.
2. Kelompok dengan ketentuan tersebut dinyatakan dengan angka (Numberred Rules) yaitu Rule I s/d XXII.
Ketentuan yang terdapat dalam The York Antwerp Rules 1974, baik Rules berhurufmaupun Rules berangka
harus sama-sama dipergunakan dalam adjustment genera/ average. Hanya saja dalam praktiknya Pemakaian Rules
angka lebih diutamakan atau dalam istilah hukum,
Rules angka merupakan Rules Specialis, sedangkan Rules berhurllf
136 Asuransi Maritim

6. Semua dokumen yang berhubungan denganjaminan yang diberikan sewaktu pengambilan barang (seperti
average bonds, average guarantess, bukti mengenai pembayaran deposit).
Bukti yang ada hubungannya dengan kejadian GA termaksud (baik berhubungan dengan kejadian maupun
pengeluaran biaya).

Langkah penyelesaian general average


Perhitungan kerugian general average serta pembebanan kontribusi pada setiap kepentingan haruslah sesuai
dengan ketentuan The York Antwerp Rules 1974, untuk itu diperlukan ketelitian dan keahlian dalam
penyelenggaraannya. Perhitungan general average serta penyelesaiannya merupakan tugas genera/ average
adjusters, karena perhitungan yang dilakukan meliputi langkah-langkah berikut.
l . Perhitungan kerugian, meliputi:
a. Perhitungan kerugian pemilik kapal (shipowners ' losses and expenses)

b. Perhitungan kerugian pemilik muatan (cargo owner ' losses)

c. Perhitungan kerugian pemilik uang tambang (freight)

d. Perhitungan kerugian pemilik kontainer (apabila peti kemas digunakan dalam pemasangan barang)
2. Perhitungan nilai kontribusi. Kerugian karena general average akan mendapat penggantian dari
kepentingan yang selamat dalam pelayaran yang bersangkutan dengan jalan masing-masing kepentingan
memberikan kontribusi. Dalam menentukan nilai kontribusi dari setiap kepentingan, average adjusters akan
mendasarkan perhitungannya pada hal-hal berikut.

a. Harga atau nilai kapal dan seluruh muatan yang digunakan untuk perhitungan kontribusi adalah nilai
atau harga sebenarnya di pelabuhan tujuan.

b. Selain itu, pengurangan dengan biaya yang timbul setelah kejadian general average hingga pada
pembongkarannya di pelabuhan tujuan.
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 137

Kerugian yang mendapat penggantian sebagai general average dikenakan pula pembayaran kontribusi
dengan cara menambahkan kerugian karena GA tadi pada nilai bersih dari kepentingan yang
bersangkutan. Contribusi value yang harus dihitung meliputi:
Nilai kontribusi atas kapal
Nilai kontribusi atas muatan
Nilai kontribusi atas uang tambang Nilai kontribusi atas kontainer
3. Jumlah kontribusi dari masing-masing kepentingan. Dalam menentukan jumlah kontribusi dari setiap
kepentingan, average adjusters dalam langkah ini harus menghitung hal-hal berikut.
a. Jumlah keseluruhan kerugian karena general average sebagai jumlah dana yang harus dikumpulkan
berupa kontribusi dari seluruh kepentingan.
b. Persentase nilai kontribusi terhadap general average yang harus dipikul.

c. Berdasarkan persentase pembebanan kontribusi, ditetapkan jumlah pembayarankontribusi


darimasing-masingkepentingan.

soAL LATIHAN
1. Jelaskan definisi klaim!

2. Berikan penjelasan tentang klaim terhadap "Hull & Machinery"!


3. Berikan penjelasan tentang partial loss!

4. Apa yang dimaksud dengan general average?


5. Sebutkan langkah-langkah general average!
LAMPIRAN A
FORMULIR LAPORAN KERUGIAN MARINE CARGO MARINE CARGO CLAIM FORM
Isilah formulir ini dengan lengkap dan benar sehingga kami dapat memproses
tuntutan ganti rugi yang diajukan. Jika ada kotak pilihan (x) harap beri tanda (N). Jika kotak
jawaban tidak mencukupi harap dilanjutkan dilembar terpisah. Pengajuan formulir ini bukanlah
pengakuan akan adanya ganti rugi. please complete this claim form accurately to enable us for
processing the claim. Wherever a tick box (x) please put (4 ) in the box. If the space provided in the
column is insufficient for your answers, please continue on a separate sheet. Issuence of this form
does not represent any admission of liability by the Company.

Umum
General
1. Nama Tertanggung

Name of Insured
2. Nomor polis

Policy number
3. Alamat
Address

4. Nomor telepon & fax. Phone no. . Fax. No. .

Contact telephone & fax.


5. Bidang usaha Occupation

Barang-Barang yang Dipertanggungkan Details of the Goods Insured:


1. J
enis barang dan jumlahnya
Descriptions of goods & quantity
2.
Nilai pertanggungan Sum
Insured
Detail Kerugian Loss Details
1.
Nama kapal/No. truk
pengangkut Vessel
name/truck No.

139
2. Berangkat dari:
Voyage from

3. Ganti kapai di

Transhipment at
4. Tujuan akhir
Final destination

5. Tanggal pembongkaran barang dari kapal/truk Date of unloading


from vessel/truck

6. Jumlah barang yang rusak

Quantity of the damaged goods


7. Jumlah kerugian Amount of loss

8. Penyebab kerugian Cause of loss

9. Kapan dan dimanakah pertama kali kerugian diketahui?

When and where the loss has initially been found?

10. Apakah tuntutan kerugian diajukan ke pihak pengangkutan,


perusahaan pelayaran atau pihak Iain yang bertanggung
jawab?
Has a claim been lodged against carrier, shipping company, or
other third party who hold responsible for the loss?

11. Jika "Ya" kapan tuntutan tersebut diajukan dan bagaimana hasilnya?

If "Yes", when is the claim being lodged and what is the result?

12. Jika "Tidak", harap berikan alasan if "No", please


give the reason

13. Berapa nilai/harga sisa dari barang yang rusak? What is the
remnant value of the damaged goods?
140 Lampiran A
2. Berangkat dari:
Voyage from

3. Ganti kapai di
Transhipment at

4. Tujuan akhir
Final destination

5. Tanggal pembongkaran barang dari kapal/truk


Date of unloading from vessel/truck

6. Jumlah barang yang rusak


Quantity of the damaged goods

7. Jumlah kerugian
Amount of loss

8. Penyebab kerugian
Cause of loss

9. Kapan dan dimanakah pertama kali kerugian diketahui?


When and where the loss has initially been found?

10. Apakah tuntutan kerugian diajukan ke pihak pengangkutan, perusahaan


pelayaran atau pihak lain yang bertanggung jawab?
Has a claim been lodged against carrier, shipping company, or other
third patty who hold responsible for the loss?

11. Jika "Ya" kapan tuntutan tersebut diajukan dan bagaimana hasilnya?
LampiranA 141

14. Dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan:


Supporting documents that are required to process the claim c] Berita acara kejadian yang dibuat oleh
perusahaan pengangkut dan ditanda-tangan bersama dengan pengemudi kendaraan yang
mengangkut barang yang diklaim
Incident report issued by the trucking/shipping company

and signed by the driver or master ofship


Salinan SIM pengemudi dan STNK kendaraan pengangkut barang yang diklaim
Photocopy of driving license (SIM) & motor vehicle registration certificate (STNK) (ifthe
incident happens during land shipment)
Laporan dari pihak kepolisian setempat atas kejadian tersebut
Incident report issued by local police
Asli photo yang berkaitan dengan kejadian termasuk foto barang yang rusak Photographs
Estimasi kerugian
Information regarding the loss amount Rincian barang-barang yang
rusak/hilang
Detail list ofthe damaged/missing goods
Dokumen Pemuatan Barang
Air Way Bill/Bill ofLading
Kwitansi/dokumen transaksi jual beli seluruh barang yang diangkut
Invoices/documents oftransaction for the affected cargo Berita acara muat barang di
gudang awal keberangkatan Loading report issued in the initial port of loading/initial loading
warehouse
Dokumen lain yang dapat mendukung klaim ini
Other documents that can support this claim
142 Lampiran A

Saya/kami menyatakan bahwa pernyataan diatas adalah benar dan dibuat dengan semua informasi
yang saya/kami ketahui
I/We declare that the foregoing statements and particulars are true to the best ofmy/our knowledge and
belief

Tanda tangan & nama jelas


Authorized Signature and name
LAMPIRAN B

Trading area

Trading to USA or Canada Yes/No

Trading to Japan Yes/No


Trading to Korea, Ghana, Libya, Algeria, Jordan and Nigeria (please
indicate)
Type of the hatch covers (please indicate)

Cargo carried

Steel cargo carried Yes/No

Type of cargo carried on board tankers (dirty/light)


Type of deck cargo to be carried

If the vessel is fit for carrying deck cargo

ISM Certificate
Yes/No
APPLICATION FORM
accordance with 'Ingosstrakh Shipowners' Liability Insurance Rules (Rules)
Mosow, Lesnaya, 41. Phones: (095) 234 36 20; 234 36 21; Fax: (095) 234 36 01/02/03

INFORMATION ABOUT THE VESSEL:

ADDITIONAL INFORMATION:

143
144 Lampiran B

INFORMATION ABOUT INSURED (Shipowners, Managers,


Operators)

1. SHIPOWNER (carrier):

Full style

Legal address/postal address


Contact phone [Fax
E-mail
Web site
Experience in marine business (number of vessels under
management/ownership, Managers and Directors' relevant
degrees and experience in shipping.)

Indicate full name and contact details of


Designated person according to ISM Code

2. BAREBOAT CHARTERER (Fill in above form):

3. MANAGER/OPERATOR:
Full style

Legal address/postal address


Contact phone/Fax
E-mail
Web site

Experience in marine business (number of vessels under


management/ownership, Managers and Directors' relevant
degrees and experience in shipping.)

Indicate full name and contact details of Designated person


according to ISM Code
SCOPE OF COVER
(please, mark with "*")
1. Full cover All Sections of Rules (from
1.1 till 1.23)
2. Limited P&l cover Indicate necessary sections of the
Rules
3. TCL cover (Time Special cover - Section of the
Charterers Liability) Rules 2.1
4. FDD cover Special cover - Section of the
Rules 2.7
Lampiran B 145

SCOPE OF FULL COVER


(please, mark with cross)
Liability to persons other than seamen;

Injury and death resulting from injury of crewmembers of the Insured


ship;
Illness and death resulting from illness of crewmembers of the Insured
section 1.1
ship;
section 1.2 Repatriation and substitute expenses;

Loss of or damage to the effects of seamen and others;


section 1.3.
Shipwreck unemployment indemnity;
section 1.4
section 1.5 Diversion expenses;
Section 1.6
Stowaways and refugees;
Section 1.7
Section 1.8
Life salvage;
Section 1.9
Collision with other ships % . . . 4/ •
Section 1.10
Loss of or damage to property;
Section 1.11
Pollution risks;
Section 1.12
Section 1.13 Liability arising out of towage of or by the Insured ship;

Liability arising under certain contracts for rendering services to the


Section 1.14
Insured ship;
Section 1.15 Wreck liabilities;

Section 1.16 Quarantine expenses;

Section 1.17 Cargo liabilities;

Section 1.18 Property on the Insured ship;

Section 1.19 Unrecoverable general average contributions;

Ship's proportion of general average not recoverable under the hull


Section 1.20
policies;
Section 1.21 Special compensation to salvors;

Section 1.22 Legal claims lodged by state competent authorities;

Section 1.23 Sue and labour costs, legal and enquiry expenses;
LIMIT OF LIABILITY:
I
Sections
.
2. Sections
3 Sections
.
4. Sections
146 Lampiran B

DEDUCTIBLES:
1 Sections
.
2. Sections

3. Sections

4. Sections
This insurance shall be effected from « till

Necessary documents:
l. Presentation of valid classification and ISM documents.
2. Presentation ofvalid CREW CONTRACT (full terms and conditions).

3. Loss records (for the last 5 years)

Other information

IMPORTANT INFORMATION:
a. The Insured shall be responsible for the accuracy and completeness of the information provided;

b. If after conclusion of the contract of insurance it becomes apparent that the Insured has provided
the Insurer with patently false information about the circumstances material for determining the
extent of risk then the Insurer shall be entitled to deem the contract of insurance invalid.
(Subsection 4.1.3 of Part IV of Shipowners' Liability Insurance Rules of Ingosstrakh);

c. As soon as it becomes known to the Insured ofany material variation concerning any covered risk
that took place within the validity period of the contract of insurance the Insured shall immediately
notify the Insurer of such variation. (Section 4.5 of Part IV of

Shipowners' Liability Insurance Rules of Ingosstrakh).

Date of application Signature:

Stamp
LAMPIRAN C

A. NOTES
l . It is most important that all questions are answered. Ifnot applicable, write "n/a".
2. The issue of this claim form is not an admission of liability by QBE.
3. If there is insufficient space or further comment on any area is considered necessary, please
use additional pages.
4. Any amounts further marked as * are in the currency of the country in which the policy has
been issued.
5. The content and use of this form or any agreement entered into pursuant to this form or any
dealing in relation to or arising from this form are governed by:
a. the laws of the country at the QBE office which issues the policy/ies upon which this
present claim is made; unless
b. the policy/ies refer to the laws of a different country applying, in which case, the laws
of that country, and in relation to those matters, the parties submit to the jurisdiction of
the courts of that country.

B. DETAILS OF APPLICANT
1. Name of insured:

2. Address:
Postcode•

3. Private tel no e Business tel no•


Mobile tel no e

Emaile

147
148 Lampiran C

C. DETAILS OF YOUR MARKET


Please complete the following section by indicating:
1. Which market you want the policy to be written in (the QBE insurer for each market is
indicated below for you reference); and
2. the currency for the policy

Market Please tick (Al)


Business Name
Market Currency
Hong Kong QBE Hongkong & Shanghai Insurance Ltd

Indonesia PT Asuransi QBE Pool Indonesia IDR


Macau QBE Insurance (Internasional) Limited MOP
Mainland China QBE Insurance Group Limited Guangzhou CNY

Malaysia QBE Insurance (Malaysia) Berhad MYR


Philippines QBE Insurance (Philippines) Inc Pl.-.IP
Singapore QBE Insurance (Internasional) Limited SCD
Thailand QBE Insurance (Thailand) Company Limited THB

Vietnam BIDV-QBE Insurance Company Limited VND


QBE Asia Pacific operations — Pacific
Market
Currency
QBE Insurance (Fiji) Limited FJD
French QBE Insurance (Internasional) Limited
Polynesia
New Caledonia QBE Insurance (Internasional) Limited
New Zealand QBE Insurance (Internasional) Limited
NZD
Papua New Guinea QBE Insurance (PNC) Limited PGK

Solomon Island QBE Insurance (Internasional) Limited


SBD
Vanuatu QBE Insurance (Vanuatu) Limited
VUV
D. POLICY DETAILS
a) Policy no e
Period From
Lampiran C 149

E. SUPPLIER DETAILS
(You need not complete this section if this claim relates to the transit of your personal effects)

1. Name of supplier

2. Addresse

3. Tel no• Fax no•

Email •

4. Invoice no. or nos

Copies attached•
Conditions of sale•

F. CARRIER OR AGENT DETAILS


1. Name of carrier or agent•

2. Addresse

3. Tel no e
Fax no e

Email •

4. Bill of lading no/airway bill or freight contracte


(original required) Attached' YES NO

5. Claim lodged with carrier YES NO If "YES", please provide us


with the documents.

G. INCIDENT DETAILS
l. Voyage/transit from to •
a. Name of vessel:

b. Voyage no:
c. Type of vehicle:
150 Lampiran C

d. Airline:

e. Date of arrival •

2. Nature of loss/claim: eg pilferage, theft, damage or shortlanded:

3 . Cause of loss:

4. If cargo short landed or short shipped what steps have been taken to locate it?

5. Please attach the following:


a. Original insurance certificate

b. Original suppliers invoice


c. Wharf/warehouse delivery docket

d. Any other evidence of loss or damage eg photographs/witness reports


Lampiran C 151

H. SCHEDULE
Amount of
DESCRIPTION OF Date of
Invoice Value of loss or
PROPERTY FOR WHICH Loss IS purchase or
value* sa!vage (if damage
CLAIMED acquisition
any) claimed*

AMOUNT OF LOSS CLAIMED

ADDITIONAL EXPENDITURE

TOTAL AMOUNT CLAIMED


152 Lampiran C

l. DECLARATION
I/We declare that:
l . The information and answers given above are correct to the best of my/our knowledge and belief.
2. I/We understand the claim may be refused or reduced if information is withheld.
3. I/We authorise OBE to disclose information contained herein to QBE's advisers, reinsurers and
to other insurers. I/We authorise OBE to obtain from any other party information that is, in
QBE's view relevant to this claim.

Signature of insured• Date: .


LAMPIRAN D

MARINE POLICY FORM


INSTITUTE CARGO. CLAUSES (C)

RISKS COVERED

[Risks Clausel

l. This insurance covers, except as provided in Clauses 4, 5, 6 and 7 below.


1.1 loss of or damage to the subject-matter insured reasonably attributable to
1.1.1 fire or explosion
1.1.2 vessel or craft being stranded grounded sunk or capsized
1.1.3 overturning or derailment of land conveyance
1.1.4 collision or contact of vessel craft or conveyance with any external object other
than water
1.2.1 discharge of cargo at a port of distress
1.2 loss of or damage to the subject-matter insured caused by
1.2.1 general average sacrifice
1.2.2 jettison

[General Average Clause]


2. This insurance covers general average and salvage charges, adjusted or determined according to
the contract of affreightment and/or the governing law and practice, incurred to avoid or in
connection with the avoidance of loss from any cause except those excluded in Clauses 4, 5, 6
and 7 or elsewhere in this insurance
["Both to Blame Collision" Clause]
3. This insurance is extended to indemnify the Assured against such proportion of liability under the
contract of affreightment "Both to Blame Collision" Clause as is in respect of a loss
recoverable hereunder.

153
154 Lampiran D

In the event of any claim by shipowners under the said Clause the Assured agree to notify the
Underwriters who shall have the right, at their own cost and expense, to defend the Assured
against such claim.

EXCLUSIONS

[General Exclusions Clausel

4. In no case shall this insurance cover


4.1 loss damage or expense attributable to wilful misconduct of the Assured
4.2 ordinary leakage, ordinary loss in weight or volume, or ordinary wear and tear of the
subject-matter insured
4.3 loss damage or expense caused by insufficiency or unsuitability of packing or preparation
of the subject-matter insured (for the purpose of this Clause 4.3 "packing" shall be deemed
to include stowage in a container or liftvan but only when such stowage is carried out prior
to attachment of this insurance or by the Assured or their servants)
4.4 loss damage or expense caused by inherent vice or nature of the subject-matter insured
4.5 loss damage or expense proximately caused by delay, even though the delay be caused by
a risk insured against (except expenses payable under Clause 2 above)
4.6 loss damage or expense arising from insolvency or financial default of the owners
managers charterers or operators of the vessel
4.7 deliberate damage to or deliberate destruction of the subjectmatter insured or any part
thereof by the wrongful act of any person or persons
4.8 loss damage or expense arising from the use of any weapon of war employing atomic or
nuclear fission and/or fusion or other like reaction or radioactive force or matter,

[Unseaworthiness and Unfitness Exclusion Clause]


5 5.1 In no case shall this insurance cover loss damage or expense arising from unseaworthiness of
vessel or craft,
LampiranD 155

unfitness of vessel craft conveyance container or liftvan for the safe carriage of
the subject-matter insured, where the Assured or their servants are privy to such
unseaworthiness or unfitness, at the time the subject-matter insured is loaded therein.
5.2 The Underwriters waive any breach of the implied warranties of seaworthiness of the ship and
fitness of the ship to carry the subjectmatter insured to destination, unless the Assured or their
servants are privy to such unseaworthiness or unfitness.

[War Exclusion Clausel

6. In no case shall this insurance cover loss damage or expense caused by


6.1 war civil war revolution rebellion insurrection, or civil strife arising therefrom, or any
hostile act by or against a belligerent power
6.2 capture seizure arrest restraint or detainment, and the consequences thereof or any
attempt thereat
6.3 derelict mines torpedoes bombs or other derelict weapons of war.

[Strikes Excision Clause]

7 In no case shall this insurance cover loss damage or expense


7.1 caused by strikers, locked-out workmen, or persons taking part in labour disturbances,
riots or civil commotions
7.2 resulting from strikes, lock-outs, labour disturbances, riots or civil commotions
7.3 caused by any terrorist or any person acting from a political motive.

DURATION

[Transit Clause]
8 8.1 This insurance attaches from the time the goods leave the warehouse or place of storage at the
place named herein for the commencement of the transit, continues during the ordinary
course of transit and terminates either
8.1.1 on delivery to the Consignees' or other final warehouse or place of storage at the
destination named herein,
156 Lampiran D

8.1.2 on delivery to any other warehouse or place of Storage, whether prior to or at the
destination named herein, which the Assured elect to use either
8.1.2.1 for storage other than in the ordinary course of transit or
8.1.2.2 for allocation or distribution, or
8.1.3 on the expiry of 60 days after completion of discharge overside of the goods hereby
insured from the oversea vessel at the final port of discharge, whichever shall
first occur.
8.2 If, after discharge overside from the oversea vessel at the final port of discharge, but prior
to termination of this insurance, the goods are to be forwarded to a destination other than
that to which they are insured hereunder, this insurance, whilst remaining subject to
termination as provided for above, shall not extend beyond the commencement of transit
to such other destination.
8.3 This insurance shall remain in force (subject to termination as provided for above and to
the provisions of Clause 9 below) during delay beyond the control of the Assured, any
deviation, forced discharge, reshipment or transhipment and during any variation of the
adventure arising, from the exercise of a liberty granted to shipowners or charterers under
the contract of affreightment.

[Termination of Contract of Carriage Clause]

9 If owing to circumstances beyond the control of the Assured either the contract of carriage is
terminated at a port or place other than the destination named therein or the transit is otherwise
terminated before delivery of the goods as provided for in Clause 8 above, then this insurance
shall also terminate unless prompt notice is given to the Underwriters and continuation of cover
is requested when the insurance shall remain inforce, subject to an additional premium if
required by the Underwriters, either
9.1 until the goods are sold and delivered at such port or place, or, unless otherwise specially
agreed, until the expiry of 60 days
Lampiran D 157

after arrival of the goods hereby insured at such port or place, whichever shall first
occur, or
9.2 if the goods are forwarded within the said period of 60 days (or any agreed extension
thereof) to the destination named herein or to any other destination, until terminated
in accordance with the provisions of Clause 8 above.

[Change of Voyage Clause]

10 Where, after attachment ofthis insurance, the destination is changed by the Assured, held
coved at a premium and on conditions to be arranged subject to prompt notice being
given to Underwriters.
CLAIMS
[Insurable Interest Clausel
11 11.1 In order to recover under this insurance the Assured must have an insurable interest
in the subject-matter insured at the time of the loss.
11.2 Subject to 11. 1 above, the Assured shall be entitled to recover for insured loss
occurring during the period covered by this insurance, notwithstanding that the
loss occurred before the contract of insurance was concluded, unless the Assured
were aware of the loss and the Underwriters were not.

[Forwarding Charges Clausel


12 Where, as a result of the operation ofa risk covered by this insurance, the insured transit is
terminated at a port or place other than that to which the subject-matter is covered under this
insurance, the Underwriters will reimburse the Assured for any extra charges properly and
reasonably incurred in unloading storing and forwarding the subject-matter to the destination
to which it is insured hereunder. This Clause 12, which does not apply to general average or
salvage charges, shall subject to the exclusions contained in Clauses 4, 5, 6 and 7 above, and
shall not include charges arising from the fault negligence insolvency or financial default of
the Assured or their servants.
158 Lampiran D

[Constructive Total Loss Clausel


13 No claim for Constructive Total Loss shall be recoverable hereunder unless the subject-matter
insured is reasonably abandoned either on account of its actual total loss appearing to be
unavoidable or because the cost of recovering, reconditioning and forwarding the subject-
matter to the destination to which it is insured would exceed its value on arrival.

[Increased Value Clause]

14 14.1 If any Increased Value insurance is effected by the Assured on the cargo insured herein the
agreed value of the cargo shall be deemed to be increased to the total amount insured under this
insurance and all Increased Value insurances covering the loss, and liability under this
insurance shall be in such proportion as the sum insured herein bears to such total amount
insured.
In the event of claim the Assured shall provide the Underwriters with evidence
of the amounts insured under all other insurances.
14.2 Where this insurance is on Increased Value the following clause shall apply:
The agreed value of the cargo shall be deemed to be equal to the total amount insured
under the primary insurance and all Increased Value insurances covering the loss and
effected on the cargo by the Assured, and liability under this insurance shall be in such
proportion as the sum insured herein bears to such total amount insured.
In the event or claim the Assured shall provide the Underwriters with evidence of
the amounts insured under all other insurances.

BENEFIT OF INSURANCE

[Not to Inure Clause]


15 This insurance shall not inure to the benefit of the carrier or other bailee.
Lampiran D 159

MINIMISING LOSSES

[Duty of Assured Clause]

16 It is the duty of the Assured and their servants and agents in respect of loss recoverable
hereunder
16.1 to take such measures as may be reasonable for the purpose of averting or minimising
such loss, and
16.2 to ensure that all rights against carriers, bailees or other third parties are properly
preserved and exercised
and the Underwriters will, in addition to any loss recoverable hereunder, reimburse the
Assured for any charges properly and reasonably incurred in pursuance of those duties.

[Waiver Clause]
17 Measures taken by the Assured or the Underwriters with the object of saving, protecting or
recovering the subject-matter insured shall not be considered as a waiver or acceptance of
abandonment or otherwise prejudice the rights of either party.

AVOIDANCE OF DELAY

[Reasonable Despatch Clausel


18 It is a condition of this insurance that the Assured shall act with reasonable despatch in all
circumstances within their control.

LAW AND PRACTICE

[English Law and Practice Clause]


19 This insurance is subject to English law and practice.

NOTE:- It is necessaryfor the Assured when they become aware ofan event which is "held covered"
under this insurance to give prompt notice to the Underwriters and the right to such cover
is dependent upon compliance with this obligation.
INFORMASI

Informasi mengenai buku-buku Maritim Djangkar dapat diperoleh dengan


menghubungi Bagian Pemasaran:

Kantor Pusat:
Jin. Agung Timur IV Blok 01 No. 39
Sunter Agung Podomoro, Jakarta 14350
Telp. (021) 65306283, (021) 65306712 Faks. (021) 6518178 e-mail: mktg@egc-arcan.com

Cabang Surabaya:
JIn. Siwalankerto Permai II/D26, Surabaya 60216 Telepon (031) 8417762 Faks. (031)
8491104 e-mail: kcsby@egc-arcan.com

Cabang Medan:
JIn. Brigjen Katamso Dalam No. 118, Medan 20159 Telepon (061)
4535058 Faks. (061) 4511578 e-mail: kcmdn@egc-arcan.com

Cabang Yogyakarta:
Perum Green Garden Blok C 97, JIn. Godean Km I
Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55182
Telepon (0274) 560175 Faks. (0274) 554725 e-mail: kcyog@egc-
arcan.com

Cabang Makassar:
JIn. Andi Pangeran Pettarani
Kompleks IDI Blok GA6 No. 20, Makassar
Telepon (0411) 447055, 081291199487 Faks. (0411) 428579 e-mail: kcmks@egc-
arcan.com

Dapatkan informasi lengkap dan terbaru di www.egcmedbooks.com


FORMULIR PESANAN

Yang kami hormati


Bagian Pcmasaran
Penerbit Buku Maritim Djangkar
Jl. Agung Timur IV Blok 01 No. 39
Sunter Agung Podomoro, Jakarta 14350
Telepon (021) 6530 6283, 6530 6712 Fax. (021) 651 8178

20

Mohon dikirimkan: Informasi buku baru Daftar harga/katalog

Kami juga pesan buku berikut ini.

Mohon informasi berapa jumlah yang harus saya lunasi.


Alamat, nomor telepon, dan email saya adalah sebagai berikut.

Alamat

No. Telp.

Email

Formulir ini dapat diperbanyak denganfotokopi

Anda mungkin juga menyukai