A - 16
A - 16
Sukiman, S.Pel
Fak. Maritim Universitas Mpu Tantular Jakarta
KATA PENGANTAR SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk memberikan pengabdian dan kontribusi untuk
mengembangkan bidang pendidikan, khususnya pendidikan pelayaran/maritim melalui penerbitan
buku di bidang pelayaran/maritim untuk mendukung "Poros Maritim Dunia”, yang merupakan
program pemerintah.
Saya sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan telah diterbitkannya 17
(tujuh belas) buku di bidang pelayaran/ maritim yang merupakan hasil kerja sama antara Penerbit
Djangkar dan beberapa lembaga pendidikan tinggi di bidang pelayaran/maritim serta beberapa
dosen di lingkungan pendidikan tinggi di bidang pelayaran/ maritim. Dengan diterbitkannya buku-
buku tersebut, akan menambah khazanah keilmuan pelayaran/maritim yang memang sangat
dibutuhkan oleh taruna, mahasiswa, perwira siswa, dosen di bidang pelayaran/maritim dan
masyarakat yang tertarik pada dunia pelayaran/maritim. Penerbitan buku ini sekaligus menunjang
pelaksanaan pembelajaran di lembaga pendidikan tinggi pelayaran/maritim karena sejalan dengan
kurikulum dan silabi pendidikan pelayaran dan kemaritiman yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nomor PK.07/BPSDMP-2016 tanggal 10
Agustus 2016 tentang "Kurikulum Program Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan dan
Peningkatan Kompetensi di Bidang Pelayaran”. Kehadiran buku ini sekaligus merupakan
perwujudan pelaksanaan kewajiban dosen dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Karya tulis berupa buku ini diharapkan tidak berhenti sampai di sini, tetapi terus dikembangkan
dan dibuat buku-buku pelayaran/maritim yang
vii
Lainnya oleh para dosen sebagai literatur atau referensi untuk meningkatkan pengetahuan
dan wawasan sekaligus mengasah keterampilan para taruna mahasiswa dan perwira siswa,
salah satunya adalah buku.Seperti kata pepatah, "buku adalah guru terbaik", semua ilmu yang
dibutuhka sumber daya manusia pelayaran/maritim ada dalam buku ini.Buku ibarat teman
hidup yang dapat senantiasa berjalan beriringan dengan kita di manapun kita berada.Terutama
dalam semangat membangkitkan kembali era literasi dan minat baca, kehadiran buku masih
dibutuhkan Oleh kita sebagai "bukti keilmuan" yang tidak terbantahkan.
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada semua dosen penulis buku-buku ini
yang difasilitasi oleh Penerbit Djangkar untuk menghasilkan buku yang selama ini
dibutuhkan.
Semoga kehadiran buku-buku ini akan meningkatkan kemampuan keilmuan dan
kompetensi taruna, mahasiswa, perwira Siswa Pelayaran/ maritim dan dapat menjadi bahan
bacaan bagi masyarakat Pelayaran/ maritim.
Wassalamualaikum wr. Wb
viii
KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
Era keemasan bangsa Indonesia diawali dengan sejarah nenek moyang kita sebagai
pelaut.Selain itu, di antara gugusan pulau dan kepulauan, sebagian besar wilayah NKRI
adalah lautan dan samudra lepas.Oleh sebab itu, tidaklah salah jika Indonesia adalah negara
bahari yang mengandalkan laut sebagai sumber hidup dan kehidupan bagi kemakmuran
rakyat dan masyarakat Indonesia. Pemerintah saat ini sangat giat-giatnya mengembalikan
kembali era keemasan tersebut, dengan menyusun beberapa program dan rencana strategis
menuju Indonesia sebagai "Poros Maritim Dunia”, mulai dari tol laut, pemberdayaan dan
penguatan kedaulatan di laut, pemberdayaan nelayan, termasuk di dalamnya pengembangan,
pemberdayaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pelayaran dan
maritim. Upaya ini salah satunya dimulai dari pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan di perguruan tinggi maupun pendidikan menengah kejuruan bidang
pelayaran/maritim.
ix
pengajar dan dosen, salah satunya adalah buku ajar. Buku ajar Yan digunakan pun harus
sesuai dengan amanat IMO Model Course,1978 Amandemen 2010, dan Kurikulum serta Silabi
yang berlaku.
Kami sangat mengapresiasi para dosen yang bersemangat dal menghasilkan karya
intelektual ini. Kami juga berterima kasih k epada Penerbit Djangkar yang memfasilitasi
penulisan para dosen terseb hingga menerbitkannya menjadi buku, karena hal ini dapat
menjadi suatu momentum dan langkah maju dalam dunia pendidikan pelayaran/maritim yang
diharapkan menyeragamkan landasan keilmuan pelayaran/maritim baik Nautika, Teknika,
maupun Ketatalaksanaan dan menyatukan "conceptual framework" sehingga dapat menjadi
satu acuan bahan ajar untuk seluruh perguruan tinggi dan SMK di Indonesia.
Akhir kata, semoga segala upaya dan kerja keras kita dapat menjadikan bangsa Indonesia
berjaya di laut. .. Jalesveva Jayamahe!
PRAKATA
Asuransi Maritim adalah bagian penting dalam proses pelayaran kapal dilaut. Dalam
sebuah pelayaran, sering kali kapal berhadapan dengan cuacayang kurang
bersahabat.Dalam kondisi demikian, diperlukan suatu dokumen yang dibutuhkan terkait
klaim dan polis asuransi pelayaran dan kapal.
Buku ini membahas tentang pengertian asuransi, hukum dasar asuransi, objek asuransi
maritim, premi asuransi dan syarat pertanggungan hingga protection serta
indemnity.Kehadiran buku ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik
dalam berhubungan dengan asuransi pelayaran.
Kontributor v
Kata Pengantar: Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia Vii
Kata Pengantar: Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia ix
Prakata
xiii
BAB 4 BAHAYA DAN RISIKO
Pengertian Bahaya dan Risiko 31
Macam-Macam Bahaya 31
Penggolongan Risiko 32
Macam-Macam Risiko 34
Marine Perils 35
Soal Latihan 40
44
BAB 5 PRINSIP DASAR DAN OBYEK ASURANSI
45
Prinsip Asuransi
Obyek Asuransi 45
Soal Latihan 52
64
BAB 6 POLIS ASURANSI
65
Pengertian Polis
65
Fungsi Polis 66
Jenis Polis 67
Isi Polis 69
Soal Latihan 71
Lampiran A 139
Lampiran B 143
Lampiran C 147
Lampiran D 153
SEJARAH ASURANSI
PENDAHULUAN
Tidak banyak literatur yang mengungkap secara rinci dan menjelaskan sejarah
perkembangan asuransi.Sebagian ada yang menyebutkan di Negara Eropa sejarah asuransi
dimulai pada abad ke-17 yang diawali pada negara-negara pantai dengan asuransi laut.
Secara yuridis jika ditelusuri melalui Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) atau
dalam bahasa Belandanya Wetboek van Koophandel (WvK) sudah memasukkan
pengaturan asuransi. KUHD yang disahkan dan diberlakukan di negara Belanda pada
Tahun 1837 dan diterapkan/ diberlakukan di negara jajahan (Hindia Belanda) termasuk
Indonesia secara konkordan melalui Staasblad Nomor 23 Tahun 1847.
1
2 Asuransi Maritim
Sejarah lahirnya asuransi pada periode tersebut diperkirakan antara 356 sampai
dengan 323 Sebelum Masehi. Pada periode ini dimulai zaman kebesaran Yunani di bawah
kekuasaan Alexander The Great. Seorang pembantunya yang bernama Antimenes
memerlukan sangat banyak uang untuk membiayai pemerintahannya.Antimenes
mengumumkan kepada pemilik budak supaya mendaftarkan budak-budaknya dan
membayar sejumlah uang tiap tahun kepada Antimenes. Sebagai imbalannya, Antimenes
menjanjikan kepada mereka jika ada budak yang melarikan diri, maka dia akan
memerintahkan supaya budak tersebut ditangkap, atau jika tidak dapat ditangkap,
dibayarkan dengan sejumlah uang sebagai gantinya. Apabila ditelaah dengan teliti, uang
yang diterima Antimenes dari pemilik budak itu adalah semacam premi yang diterima dari
tertanggung, sedangkan kesanggupaan Antimenes untuk menangkap budak yang
melarikan diri atau membayar ganti kerugian karena budak yang hilang adalah semacam
risiko yang dipikul oleh penanggung. Perjanjian ini mirip dengan perjanjian asuransi
kerugian.
Pada zaman Yunani banyakj uga orang yang meminj amkan sejumlah uang kepada
pemerintah dengan janji bahwa pemilik uang akan diberi bunga setiap bulan sampai
meninggalnya dan bahkan setelah meninggal diberi bantuan biaya penguburan. Perjanjian
ini mirip dengan asuransi jiwa.Bedanya hanya pada pembayaran premi atau santunan.Pada
asuransi jiwa, tertanggung yang membayar premi setiap bulan, apabila terjadi meninggal
dunia atau berakhir tanpa kematian, tertanggung memperoleh pembayaran dari
penanggung.Pada pinjaman pemerintah, pemerintah membayar bunga setiap bulan kepada
pemilik uang serta biaya pemakaman bila pemilik uang meninggal dunia.
Perkembangan asuransi setelah abad pertengahan dimulai pada abad ke13 dan abad
ke- 14 sejalan dengan pesatnya perkembangan perdagangan melalui laut.Dalam
menjalankan perdagangan laut tersebut tidak sedikit bahaya yang mengancam dalam
perjalanan perdagangan melalui laut.Keadaan ini mulai terpikir oleh para pedagang
waktu itu untuk mencari upaya yang tepat untuk mengatasi kemungkinan kerugian yang
timbul di laut.Hal inilah titik awal perkembangan asuransi kerugian laut.
Untuk kepentingan perj alanan melalui laut, pemilik kapal meminj am sejumlah
uang dari pemilik uang dengan bunga tertentu, sedangkan kapal dan barang muatannya
dijadikan jaminan, dengan ketentuan apabila kapal dan barang muatannya rusak atau
tenggelam, uang dan bunganya tidak perlu dibayar kembali. Apabila kapal dan barang
tiba dengan selamat di tempat tujuan, uang yang dipinjam itu dikembalikan ditambah
dengan bunganya dan hal ini disebut bodemerij.Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
bunga yang dibayar itu seolah-olah berfungsi sebagai premi, sedangkan pemilik uang
berfungsi sebagai pihak yang menanggung risiko kehilangan uang dalam hal terjadi
bahaya yang menimbulkan kerugian.Dengan demikian uang yang hilang dianggap
sebagai ganti kerugian kepada pemilik kapal dan barang muatannya.
Agama Nasrani telah melarang menarik bunga karena dianggap sebagai riba maka
pola perjanjian tersebut diubah. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, pemberi pinjaman
tidakperlumenyerahkansejumlah
4 Asuransi Maritim
uang lebih dahulu kepada pemilik kapal dan barang muatannya, tetapi setelah benar-benar
terjadi bahaya yang menimpa kapal dan barang muatannya barulah diberikan sejumlah
uang. Namun pada permulaan berlayar pemilik kapal dan barang muatannya perlu
menyerahkan atau menyetor sejumlah uang kepada pemberi pinjaman sebagai pihak yang
menanggung, dengan ketentuan apabila terjadi peristiwa yang merugikan maka uang
yang sudah diserahkan atau disetor itu menjadi hak pemberi pinjaman.Fungsi uang yang
diserahkan atau disetor mirip dengan premi asuransi.Hal ini sebagai awal perkembangan
asuransi kerugian pada pengangkutan laut.Asuransi ini berkembang pesat terutama di
negara-negara pantai (coastal countries) seperti Inggris, Prancis, Belanda, Jerman,
Denmark.
Pada periode sesudah abad pertengahan, bidang asuransi laut dan asuransi kebakaran
mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama di Negara Eropa Barat, seperti
Inggris pada abad ke17, kemudian Prancis pada abad ke-18 dan seterusnya ke Negara
Belanda.Perkembangan pesat asuransi laut di negara-negara tersebut dapat dimaklumi
karena para pedagang di negara tersebut melakukan perdagangan berlayar melalui laut dari
dan ke negara jajahan mereka.Pada saat membuat Code of Commerce Prancis pada abad
ke-19, asuransi laut dimasukkan dalam kodifikasi. Pada saat membuat Wetboek van
Koophandel Belanda juga memasukkan ketentuan asuransi laut di samping asuransi
kebakaran, asuransi hasil panen, dan asuransi jiwa. Inggris memasukkan ketentuan
asuransi laut secara khusus dalam Undang-undang Asuransi Laut (Marine Insurance Act)
yang dibuat pada tahun 1906.
Di samping itu manusia dan badan usaha banyak yang sudah mengalami peningkatan
ekonominya dan semakin menyadari berbagai risiko atas peristiwa yang tidak
diinginkan sehingga tidak merasa keberatan untuk menyisihkan sebagaian
pendapatannya untuk digunakan menanggung berbagai kemungkinan peristiwa untuk
mengalihkan risikonya pada pihak Iain. Bahkan beberapa negara, asuransi tidak lagi
menjadi pilihan atau sifatnya sukarela untuk menglihkan risiko sesuai dengan asas
perjanjian (asas kebebasan berkontrak) tetapi sudah ada yang mewajibkan seperti
halnya di Indonesia menjadi kewajiban antara Iain bagi pengangkut wajib
mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap barang muatan yang diangkut dan pihak
ketiga apabila terdapat kesalahan dalam pengoperasian anggutannya.
Untuk itu di berbagai negara maju setiap warga negaranya sudah mulai menyadari
untuk mengalihkan risikonya kepada pihak Iain, termasuk di Indonesia asuransi sudah
mulai menjadi kebutuan setiap orang.Sejalan dengan hal tersebut tumbuh dan
berkembang perusahaan asuransi di berbagai negara.Di Indonesiajuga sudah mulai
tumbuh dan berkembang perusahaan asuransi. Berdasarkan data tahun 2008/2009 dari
Asosiasi Perusahaan Asuransi Jiwa tercatat sejumlah 135 perusahaan asuransi jiwa dan
berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia sampai dengan tahun 2010
terdapat tidak kurang 88 perusahaan asuransi kerugian. Perkembangan usaha asuransi
tersebut tidak hanya menanggung sendiri pihak tertanggung,tetapi perusahaan asuransi
juga melakukan kegiatan melakukan reasuransi untuk menanggung beban risiko dari
tertanggung. Perkembangan usaha asuransi diikuti pula dengan perkembangan usaha
penunjang asuransi yaitu perusahaan pialang (broker) asuransi yang melakukan tugas
menjadi mediator antara tertanggung dan penanggung menyelesaikan klaim dan tugas-
tugas Iain, perusahaan jasa penilaian kerugian, dan perusahaan jasa aktuaria.
6 Asuransi Maritim
SOAL LATIHAN
l. Sebutkan secara singkat periodesasi sejarah perkembangan asuransi di Indonesia!
2. Mengapa sejarah perkembangan asuransi tidak banyak diungkap/ ditulis oleh para
penulis di Indonesia?
3. Peristiwa seperti apa yang dianggap sebagai lahirnya peristiwa asuransi di zaman
dahulu?
4. Apa yang menjadi dasar hukum/legalistik lahirnya asuransi di Indonesia?
5. Sejak kapan asuransi tumbuh pesat di Indonesia yang ditandai dengan asuransi
sebagai sebuah kebutuhan kehidupan sehari-hari untuk pengalihan risiko?
6. Perkembangan asuransi di Indonseia sejalan dengan perkembangan perdagangan
melalui laut yang dilakukan oleh VOC. Apa yang menyebabkan pada waktu itu
diperlukan asuransi?
7. Pada saat ini asuransi tidak lagi menjadi kebutuhan yang di dasarkan sukarela, tetapi
sudah menjadi kewajiban bahkan Indonesia dengan dasar hukum yang ada sudah
menjadikan kewajiban. Sebutkan jenis asuransi di Indoneisa yang sudah merupakan
kewajiban dan terjadi pada periodesasi kapan?
DASAR HUKUM ASURANSI
PENDAHULUAN
Sebelum menjelaskan berbagai aspek mengenai asuransi khususnya terkait dengan asuransi maritim atau
pelayaran maka perlu diketahui dan dipahami lebih dahulu dasar hukum yang mengatur perasuransian baik
dasar hukum nasional maupun kebiasaan atau hukum internasional.Dasar hukum ini perlu diketahui pada awal
tulisan ini agar pembaca mendapatkan gambaran yuridis atau aspek hukumnya mengenai perasuransian.Dasar
hukum perasuransian sudah cukup lama mendapat payung hukum yang kuat baik berdasarkan hukum nasional
maupun kebiasaan atau hukum internasional.
Dasar hukum nasional yang mengatur perasuransian di Indonesia terdapat dalam KUHD, Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim.
Dasar hukum internasional atau kebiasaan internasional yaitu Protokol International Convention on
Civil Liability for Oil Pollution Damage (CLC) 1992 yang diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 55
Tahun 1999, Kebiasaan internasional karena menggunakan hukum Inggris yaitu Marine Insurance Act of
1906 dan Protection and Indemnity (P and I) Club I yang masing-masing P dan I Club memiliki aturan
masing-masing bagi anggotanya yang disebut rule book. Dasar hukum nasional maupun kebiasaan dan
hukum internasional diuraikan di bawah ini.
7
8 Asuransi Maritim
Ketentuan mengenai asuransi Yang diatur dalam KUHD cukup lengkap baik
yang diatur dalam buku kesatu tentang dagang umumnya Yang di dalamnya terdapat
bab kesembilan mengatur mengenai asuransi atau pertanggungan pada umumnya dan
bab kesebelas mengatur mengenai pertanggungan jiwa.
Ketentuan asuransi juga diatur dalam buku kedua tentang hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang timbul dari pelayaran yang di dalamnya terdapat bab
kesembilan mengatur pertanggungan segala bahaya laut, dan bab kesebelas mengenai
kerugian laut (avary). Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa pengaturan asuransi
secara umum diatur di dalam buku kesatu, pada bab kesatu dan bab kesebelas,
sedangkan asuransi maritim/pelayaran diatur dalam buku kedua pada bab kesembilan
dan bab kesebelas. ketentuan asuransi secara umum yang diatur dalam KUHD terdapat
dalam 48 pasal yaitu Pasal 246 sampai dengan Pasal 286 dan Pasal 302 sampai dengan
Pasal 308 dan asuransi maritim/ pelayaran terdapat 107 pasal yaitu Pasal 592 sampai
dengan Pasal 685, Pasal 600, Pasal 601, Pasal 607 sampai dengan 615, Pasal 631, dan
Pasal 659 sehingga secara keseluruhan ketentuan asuransi yang diatur dalam KUHD
terdapat 155 pasal. Ketentuan asuransi secara umum diawali pengaturannya dalam
Pasal 246 yang memberikan pengertian apa itu asuransi. Dalam KUHD istilah asuransi
digunakan istilah Iain dengan nama pertanggungan. Dalam pasal tersebut disebutkan
asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang penanggung dengan meneriman suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu. Pengertian asuransi yang diatur dalam Pasal 246
maknanya untuk asuransi kerugian/benda dan tidak memberi makna untuk asuransi
jiwa, namun demikian dalam Pasal 302 sampai dengan 302 secara khusus diatur
tentang asuransi jiwa.
Secara garis besar ketentuan asuransi secara umum yang berlaku untuk semua
jenis asuransi mengatur mengenai:
l. Pengertian asuransi
2. Jenis asuransi
BAB2 Dasar Hukum Asuransi 9
3. Prinsipprinsip
asuransi
4. Polis
Asuransi
5. Saat penutupan asuransi
6. Peristiwa/bahaya/risiko (evenemen)
7. Tanggung jawab ganti rugi penanggung
8. Syarat (klasula) asuransi
Menurut Pasal 3, diatur bahwa pada dasarnya usaha asuransi dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu asuransi kerugian (harta benda) dan asuransi jiwa.
Pengertian asuransi di dalam undang-undang tersebut lebih luas dibanding dengan
KUHD yang memaknaijenis asuransi hanya asuransi kerugian. Usaha asuransi
kerugian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 adalah asuransi jasa yang
menanggung risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, kelambatan, dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari suatu prristiwa yang tidak pasti.
Usaha asuransi jiwa adalah asuransi jasa untuk menanggung risiko sakitnya
seseorang, cacatnya seseorang, dan meninggalnya seseorang.Selain dua kelompok
usaha asuransi dalam undang-undang tersebut, diatur juga usaha reasuransi yaitu
memberi jasa atau pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi Iainnya.
Berdasarkan Pasa141 , Pasal 54, Pasal 203 , dan Pasal 231 asuransi tidak Iagi menjadi
pilihan (asuransi sukarela) sesuai prinsip kebebasan perjanjian (berkontrak).
Kewajiban asuransi dibebankan kepada pengangkut untuk mengasuransikan tanggung
jawab muatan yang diangkutnya musnah, hilang, atau rusak, dan keterlambatan
angkutan penumpang dan barang akibat kesalahan pengoperasian kapalnya (Pasal 41
ayat [ll huruf a, b, dan c), kecuali pengangkut dapat membuktikan bahwa bukan karena
kesalahannya.Ketentuan ini menganut prinsippresumtion liability yaitu pengangkut
dianggap bersalah sampai pengangkut dapat membuktikan bukan karena
kesalahannya, dan tanggung jawab kepada pihak ketiga karena kesalahan dalam
pengoperasian kapalnya (Pasal 41 ayat [41 huruf d).Berdasarkan Pasal 41 ayat (3)
pengangkut juga wajib melaksanakan asuransi perlindungan dasar penumpang umum
sesuai ketentuan perundangan.
1971 yang pada waktu itu diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun
1978.Konvensi dan Protokol tersebut mengatur besarnya tanggung jawab
memberikan ganti rugi apabila terjadi tumpahan minyak di wilayah perairan suatu
negara, akibat pengoperasian kapal, khususnya kapal-kapal tangker.
internasional dengan lloyd insurance sehingga polis yang digunakan adalah polis
lloyd yang dikembangkan oleh Edward Lloyd. Polis lloyd yang digunakan tersebut
mengacu kepada Insurance Act 1906, sehingga hal ini menjadi kebiasaan
internasional yang hingga saat ini masih digunakan oleh perusahaan pelayaran
dalam menjalankan asuransi khususnya perusahaan pelayaran yang menggunakan
polis lloyd.
Beberapa ketentuan penting dan mendasar dalam Insurance Act 1906 yang
berbeda dengan KUHD dapat dijelaskan berikut ini.
1. Insurance Act 1906.
a. Bahaya atau kerugian yang dijamin hanya bahaya dari laut saja atau
disebut perils ofthe sea.
b. Semua kerugian yang diderita akan diganti, termasuk seluruh kerugian
secara berturut turut dati setiap kejadian.
c. Menggunakan teori sebab musabab atau disebut juga hukum causa
proxima yaitu sebab-sebab terdekat atau yang paling efisien yang
mendatangkan kerugian yang akan diganti.
d. Berlaku sue and labour clause yaitu berapapun banyaknya/ besarnya
biaya atau kerugian akan dibayar meskipun melebihi harga yang
dipertanggungkan atau diasuransikan atau dalam dalam pertanggungan
dikenal dengan asuransi di atas harga.
2. KUHD.
a. Bahaya yang dijamin adalah bahaya yang datang dari luar atau
disebut perils on the sea, sehingga mempunyai arti yang lebih luas dari
Insurance Act 1906.
b. Kerugian yang dibayar hanya kerugian atau kerusakan dalam satu
perjalanan, sehingga ditentukan jumlah maksimum yang dapat diganti
dari jumlah seluruh kerugian.
c. Menggunakan teori sebab musabab yaitu sebab-sebab yang layak
atau patut yang akan diganti atau causa remota, misalnya air laut masuk
ke kapal dan merusak muatan.
d. Untuk mengurangi kerugian, tertanggung boleh mengeluar kan
biaya yang diperlukan yang dapat dibebankan kepada penanggung. Dalam
hal ini penggantian biaya akan ditentukan jumlah maksimum yang akan
dibayar oleh penanggung.
BAB 2 Dasar Hukum Asuransi 17
SOAL LATIHAN
Definisi Asuransi
19
20 Asuransi Maritim
Prof Mehr dan Commack memberikan definisi sebagai suatu alat untuk
mengurangi rsiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit e.vposure dalam
jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan.
Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang
tergabung (Cammack, 1981).
Prof Mark R Green mengartikan asuransi sebagai suatu lembaga ekonomi yang
bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengombinasikan dalam satu
pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya sehingga kerugian
tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas tertentu (Keegan, 2005).
Menurut Abbas Salim, asuransi didefinisikan sebagai kemauan untuk
menetapkan kerugian kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai
pengganti/subsitusi kerugian kerugian besar yang belum terjadi (Salim, 2000).
Commision on Insurance Terminology of The American Risk and Insurance
Association mendefinisikan Asuransi sebagai pengumpulan kerugian yang tidak
ditimbulkan dengan sengaja melalui pemindahan risiko kerugian tersebut kepada
perusahaan asuransi, ketika perusahaan bersedia untuk memberikan pertanggungan
kerugian (finansial) kepada pihak penderita kerugian melalui tindakan pembayaran
sejumlah uang atau melakukan jasa tertentu terkait risiko kerugian tersebut.
Tindakan yang dilakukan perusahaan asuransi tidak mesti dimaksudkan mengganti
seluruh kerugian yang terjadi, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengkompensasi
kerugian yang diderita nasabah berdasarkan kesepakatan pertanggungan antara
perusahaan asuransi dan nasabah sehingga paling tidak nasabah tidak terbebani
kerugian seketika dalam jumlah besar.
Dari serangkaian beberapa definisi di atas kita dapat merangkumnya bahwa
asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada
perekonomian, dengan cara menggabungkan sejumlah unit terkena risiko yang
sama atau hampir sama dalam jumlah yang cukup besar, agar kemungkinan
kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan
dibagi secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan itu.
Secara yuridis pengertian asuransi berdasarkan KUHD RI pasal 246 as uransi
atau pertanggungan adalah suatu perj anj ian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
Macam Asuransi
Minyak yang keluar dari tanker dan meledak di laut dapat menutup air laut (oil
pollution) dan dapat mengakibatkan ikan mati, kapal Iain tidak bisa berlayar,
kemungkinan terbakar barang di sekitarnya dan sebagainya. Semua kerugian akibat
risiko serupa ini dipertanggungkan dalam asuransi tanggung gugat (General Third
Party Liability).
TUJUAN ASURANSI
Pengalihan Risiko
Tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta
kekayaan miliknya atau jiwanya. Jika bahaya tersebut menimpa harta kekayaannya
atauj iwanya, mereka akan menderita kerugian atau korban jiwa atau cacat
badannya. Untuk mengurangi atau menghilangkan beban risiko yang dihadapi oleh
tertanggung maka mereka mencari pihak pihak Iain yang bersedia mengambil alih
beban risiko tersebut dan tertanggung akan membayar kontraprestasi yang disebut
dengan premi. Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan
risiko yang mengancam harta kekayaan atauj iwanya, dengan membayar sejumlah
premi kepada penanggung.Sejak saat itu pula beralih risiko kepada perusahaan
asuransi sebagai penanggung.
Jika pada suatu ketika peristiwa yang menimbulkan kerugian terjadi maka
kepada tertanggung akan dibayarkan sejumlah ganti kerugian yang seimbang dengan
asuransinya. Dalam praktik asuransi ada timbul kerugian yang sebagian (partial loss)
dan ada kerugian yang bersifat seluruhnya (total loss).Tertanggung mengadakan
asuransi bertujuan untuk medapatkan/memperoleh ganti kerugian yang sungguh
sungguh dideritanya.
Pembayaran Santunan
Perjanjian asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan sukarela antara
penanggung dan tertanggung (voluntary insurance).Akan tetapi terdapat Undang-
Undang yang mengatur asuransi yang bersifat wajib (compulsory insurance) artinya
bahwa tertanggung terikat.
23
24 Asuransi Maritim
Kesejahteraan Anggota
Apabila sejumlah orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan tiap anggota
perkumpulan membayar konstribusi/iuran kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu
berkedudukan sebagai penanggung dan para anggota yang membayar iuran
berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan
kerugian atau kematian bagi anggotanya, perkumpulan akan membayar sejumlah uang
kepada anggota yang terkena kerugian. Perkumpulan semacam ini atau asuransi model
tersebut merupakan asuransi saling menanggung atau asuransi usaha bersama (mutual
insurance) yang bertujuan mewujudkan kesej ahteraan anggota.
Asuransi saling menanggung tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi murni,
tetapi hanya mempunyai unsur yang mirip dengan asuransi kerugian atau asuransi
jiwa. Penyetoran uang iuran oleh anggota perkumpulan (semacam premi) merupakan
pengumpulan dana untuk kesejahteraan anggota atau mengurus kepentingan anggota,
misalnya bantuan upacara selamatan, bantuan biaya penguburan bagi anggota yang
meninggal dunia, dan biaya perawatan bagi anggota yang sakit.
Bentuk saling menanggung semacam ini dalam bidang pelayaran (angkutan laut)
lebih dikenal dengan P& I Club. Radiks Purba (200 2) menjelaskan bahwa tujuan
asuransi sebagai berikut: Ganti rugi yang
BAB3 Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Fungsi Asuransi 25
diberikan oleh penanggung kepada tertanggung bila tertanggung menderita kerugian
yang dijamin oleh polis, bertujuan untuk mengembalikan tertanggung pada posisi
semula, atau menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sehingga ia masih mampu
berdiri sepertİ sebelum terjadi kerugian.
FUNGSI ASURANSI
Asuransi terjadi ketika adanya suatu perbuatan hükum (legal act) yang dapat
berupa persetujuan atau kesepakatan yang dilakukan antara penanggung dan
tertanggung mengenai suatu obyek asuransi, peristiwa
tidak pasti (evonemen) yang mengancam benda asuransi dan syarat yang berlaku
dalam asuransi. Kesepakatan perjanjian dituangkan dalam akta perjanjian yang
disebut dengan polis, sebagai bukti bagi para pihak yang mengadakan perjanjian.
Dengan adanya polis kedua belah pihak mempunyai kekuatan hükum sehingga
tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian
yang mungkİn dialamİ oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak diduga dan polis
tersebut akan dijadikan sebagai alat bukti tertulis yang dipakai untuk membuktikan
telah terjadi asuransi antara penanggung dan tertanggung (Muhammad A.,1990).
26 Asuransi Maritim
Jaminan bagi karyawan sesuai Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 meliputi:
1. Jaminan kecelakaan kerja
2. Jaminan kematian
3. Jaminan hari tua
4. Jaminan pemeliharaan kesehatan.
Sebagai jaminan asuransi memiliki keuntungan untuk diterapkan dalam
perusahaan sehingga keberadaan asuransi tentu menguntungkan bagi pelaku bisnis
dan disisi Iain asuransi melindungi serta menyejahterakan karyawan maupun
tenaga kerja.
dapat mengakibatkan kerugian tidak timbul masalah apa apa terhadap risiko yang
ditanggung oleh perusahaan asuransi. Ketika pada suatu waktu terjadi peristiwa
sungguh yang mengakibatkan kerugian, maka pihak penanggung wajib membayar
ganti kerugian kepada pihak tertanggung. Pihak tertanggung berhak mengajukan
claim kepada pihak penanggung untuk memperoleh haknya berupa penggatian
kerugian atas kerugian yang sungguh dideritanya akibat peristiwa yang menimbulkan
kerugian.
hal ini sesuai dengan Ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992
yaitu "Usaha perasuransian hanya dapat dilakukan Oleh badan hukum yang
berbentuk, Perusahaan Perseroan (Persero), Koperasi, Perseroan Terbatas (PT),
Usaha Bersama (Mutual)"
Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota bisnis, praktik semacam ini sangat
penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan kebersamaan antar-anggota.
Contoh: TASPEN, ASABRI.
MANFAAT ASURANSI
Di samping asuransi berfungsi sangat baik dalam dunia bisnis, asuransi juga
mempunyai manfaat terhadap tertanggung. Menurut Siamat 2005 Asuransi pada
dasarnya memberi manfaat bagi tertanggung (insured), antara Iain:
1. Rasa aman dan perlindungan: Dengan memiliki polis asuransi maka
tertanggung akan terhindar dari kerugian yang mungkin timbul.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.
3. Polis asuransi dapat dijadikan jaminan kredit.
4. Sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
SOAL LATIHAN
Peristiwa (event) adalah kejadian yang timbul karena perbuatan manusia atau
perbuatan alam, ada peristiwa yang bermanfaat ada juga peristiwa yang menimbulkan
bahaya. Dari segi asuransi peristiwa (accident) adalah kejadian menimbulkan bahaya
(perils) yang dapat menimbulkan kerusakan/kerugian terhadap kepentingan (interest)
yang diasuransikan.
Bahaya menurut paham asuransi adalah akibat dari peristiwa yang dapat
menimbulkan kerusakan/kerugian terhadap kepentingan yang diasuransikan.Perils
(bahaya) adalah suatu bahaya yang dapat menjadi sebab terjadinya kerugian baik
terhadap barang (property) maupun terhadap orang (personal).
Risiko (risk) adalah suatu ketidaktentuan atau uncertainly yang mungkin
mengakibatkan kerugian (loss), unsur ketidaktentuan ini bisa mendatangkan kerugian
dalam asuransi. Dari Sisi asuransi, risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan
dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan terjadi, tetapi tidak
diketahui lebih dahulu apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi. Walaupun belum
tentu terjadi tetapi perlu sedia payung sebplum hujan.Oleh karena itu sebelum bahaya
itu terjadi perlu diadakan persiapan dan penjagaan yang layak untuk menghadapinya
bila terjadi nanti. Misanya, kapal hendak berlayar, sebelum berangkat kapal harus
dipersiapkan menghadapi bahaya dari dan di lautan, yang merupakan syarat mutlak
adalah kapal harus laik laut (seaworthy), yaitu secara wajar kapal telah memenuhi
semua syarat yang diperlukan untuk menghadapi bahaya biasa dari dan di lautan. Kapal
yang tidak laik laut syahbandar tidak akan memberikan Surat Persetujuan Berlayar.
31
32 Asuransi Maritim
MACAM-MACAM BAHAYA
Bahaya di Pelabuhan
l. Angin topan, angin ribut, gempa bumi, erupsi gunung berapi meletus, banjir.
2. Perampasan, penahanan, dan penyitaan oleh yang berwajib, penahanan oleh
penduduk atau oleh buruh.
3. Peperangan, revolusi, pemberontakan, perlawanan, dan lain-lain
4. Sabotase, pemogokan, kerusuhan, kegaduhan, penutupan perusahaan,
pencegahan dengan paksa buruh bekerja dll.
5. Kecelakaan ketika pemuatan/pembongkaran, atau pemindahan muatan
(shifting cargo).
Bahaya di Laut
Bahaya di lautan (marine perils) terdiri dari:
1. Bahaya dari laut (perils ofthe sea). Bahaya dari laut (Perils Of The Sea)
merupakan bahaya yang disebabkan langsung oleh peristiwa yang secara
kebetulan terjadi (accidentaly caused) atau terjadi bahaya tidak menentu,
seperti
a. Angin topan, angin ribut, cuaca buruk dan lain yang sejenis
b. Gempa bumi, erupsi gunung berapi, disambar petir, diterjang ombak besar dan
lain lain bahaya ganas yang berasal dari lautan.
c. Perils of the sea (bahaya dari laut) dapat menyebabkan kapal tenggelam,
kapalterbalik, kapal kandas (grounded), kapal hanyut, kapal hilang, kapal
terbakar, dan sebagainya.
2. Bahaya di laut (perils on the sea). Merupakan bahaya yang bukan disebabkan
langsung oleh ganasnya lautan, tetapi disebabkan oleh berbagai peristiwa
sebagai berikut.
a. Kapal tabrakan dengan kapal lain, kapal ditabrak oleh kapal lain atau
menabrak kapal lain, menabrak dermaga atau benda permanen, menabrak
benda terapung (pelampung, gunung es)
b. Kebakaran di kapal disebabkan oleh kelalaian atau karena sambaran petir.
c. Banjir di kapal (air laut masuk besar besaran ke dalam palka kapal)
d. Pembajakan (piracy) atau perompakan.
e. Pembuangan muatan ke laut (jettisson) untuk menyelamatkan kapal.
34 Asuransi Maritim
PENGGOLONGAN RISIKO
Risiko murni adalah risiko yang memang sudah ada dan dapat mengakibatkan
kerugian bagi seseorang.Risiko ini umumnya datang dari luar akibat sesuatu
accident (misalnya kapal tubrukan, kapal tenggelam, kapal kebakaran, pencurian,
dsb).Risiko murni menimpa suatu obyek dan yang menderita rugi adalah pemilik
objek. Pure risk dapat dibedakan menjadi:
1. Personal risko Personal risk yaitu risiko yang dihadapi Oleh seseorang secara
pribadi (misalnya sakit, accident, mati, dan sebagainya) yang kemudian dapat
menjadi obyek asuransi.
2. Property risk. Property riskyaitu risiko yang dihadapi oleh barang yang
dimiliki (misalnya barang bisa hilang, rusak, terbakar, dan sebagainya).
3. Liability Risk. Liability risk yaitu risiko yang dihadapi seseorang dalam
hubungannya dengan tanggung jawabnya kepada pihak lain, karena
kesalahnnya atau kelalaiannya, untuk mana secara legal diwajibkan
bertanggung jawab (misal mobil menubruk orang atau mobil lain, barang atau
kepentingan orang lain rusak).
Risiko Fundamental
Risiko Fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak bisa dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita bukan seorang atau beberapa orang saja.Misalnya,
banjir, gempa bumi, angin topan, peperangan, kekacauan, inflasi, devaluasi, dan
sebagainya.
Risiko Khusus
Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwa mandiri.Misalnya, kapal
terbang jatuh, kapal kandas, ketel uap meledak, barang rusak atau hilang, dan
sebagainya.Risiko khusus dapat diketahui dan ditentukan penyebabnya.
BAB 4 Bahaya dan Risiko 35
Risiko Dinamis
Risiko dinamis yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
(dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi
(misalnya risiko yang dialami astronot di angkasa luar).
Risiko Statis
Risiko statis yaitu risiko yang tetap ada walaupun tidak ada perkembangan atau
kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan lain lain
(misalnya, risiko hari tua, risiko mati, dan sebagainya).
MACAM-MACAM RISIKO
Macam risiko yaitu risiko hilang, risiko rusak, risiko susut, risiko lainnya yang
dikecualikan, risiko melekat pada barang, orang, uang, dan prosedur.
Risiko Kehilangan
Risiko kehilangan bisa kehilangan sebagian (partial loss) atau kehilangan seluruhnya
(total loss), misalnya:
1. Kapal tenggelam dan tidak bisa diselamatkan atau diapungkan Iagi, mobil
terbakar hingga tinggal kerangkanya, barang terbakar hingga musnah,
merupakan actual total loss.
2. Barang hilang secara fisik dan tidak bisa diketemukan Iagi walau telah dicari
secara wajar, barang jatuh ke laut dan tidak bisa diambil Iagi, berarti actual
total loss.
3. Satuparty cargo sebanyak 20 koli, sebagian koli pecah dan rusak sebagian lain
dalam keadaan baik dan utuh merupakanpartial loss.
Dalam kaca mata asuransi actual total loss atau constructive total loss sama
statusnya yaitu actual total loss. Total loss memperoleh ganti rugi penuh dari
penanggung, sedangkan partial loss memperoleh ganti rugi sebesar kerugian yang
diderita, asalkan ditutup asuransi untuk risiko atau bahaya yang mengakibatkan
kerugian.
Risiko Susut
Barang berupa butir-butiran seperti beras, gandum, kacang kacangan, lada, gula (free
flowing goods), demikian juga barang berdebu (dusty
36 Asuransi Maritim
goods) seperti tepung terigu, tapioka, semen, yang dikemas dengan baik seperti
karung atau kantung, pasti berkurang beratnya bila dikirim dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain, susut itu disebabkan susut alamiah (natural loss) asalkan karung
atau kantung masih utuh.
Susut alamiah terjadi karena rembes ke luar (spillage) melalui jahitan
karung, melalui celah kantung halus, melalui celah halus kemasan yang retak atau
pecah halus secara biasa (breakage). Barang cairan dalam tong, drum, kaleng
kemungkinan akan berkurang melalui celah tutup tong, merembes tanpa kentara,
melalui celah halus bagian yang dipatri (leakage).
Risiko Rusak
Mengirim barang dari pelabuhan ke pelabuhan lain akan menghadapi risiko rusak.
Untuk mengatasi dan memperkecil risiko rusak perlu diperhatikan:
1. Pengemasan (packing) harus memenuhi syarat yang lazim, dan bahan pengemas
harus baru dan bahannya disesuaikan dengan barang yang dikemas.
2. Diperlakukan dengan hati-hati (handling carefully) ketika memuat dan
membongkar barang, ketika menimbun di gudang, Di bagian luar kemasan
dicantumkan protective marking dan atau cautionary marking (tanda
perlindungan dan peringatan perhatian)
a. Contohprotective marking: handle with care, special handling, use no hooks
dan lain lain.
b. Contoh cautionary marking: keep dry, special stowage, keep in coolplease,
fragile, dan lain lain.
3. Dalam penimbunan di gudang maupun dalam pengangkutan harus dipisah jenis
barang yang satu dengan yang lain supaya tidak terjadi kontaminasi, supaya
tidak menimbulkan kerusakan pada jenis barang yang lain. Misalnya, barang
basah dapat merusak barang kering sehingga kedua jenis barang itu harus
dipisah. Barang berdebu dapat merusak barang yang lain, karena debu dapa t
melekat dan memasuki tubuh barang lain (contamination). Kare t tidak boleh
ditimbun berdekatan dengan bahan pangan atau baha n kain, nanti bahan pangan
atau bahan kain bisa berbau karet. Barang yang mudah terbakar seperti bubuk
hitam, alkohol, bensin, korek api harus dipisah dari barang yang lain, bahkan
sejenis barang berbahaya juga dipisah satu sama lain. Dengan mengindahkan hal
BAB4 Bahaya dan Risiko 37
hal tersebut di atas, diharapkan risiko rusak dapat dihindarkan dan diperkecil
seminim mungkin.
Risiko Laba
Pada praktik perdagangan, para usahawan atau niagawan pasti mengharapkan laba
atas penjualan barangnya. Seorang pedagang menjual barangnya di kota lain,
menurut perjanjian dia harus mengurus pengiriman barang tersebut ke kota lain tadi,
dan tentu akan memikul kerugian selama dalam pengangkutan, maka untuk
kemungkinan kerugian itu ia menutup asuransi atas barang itu. Bila barang ditimpa
bahaya dalam pengangkutan sehingga menimbulkan kerugian, maka atas kerugian
itu ia memperoleh ganti kerugian. Namun sesungguhnya ia masih menderita rugi
karena kehilangan laba/keuntungan yang diharapkan dari barang yang dijualnya,
kecuali bila laba turut diasuransikan.
Berdasarkan pertimbangan inilah undang-undang (KUHD) memperkenankan
ditutup asuransi atas laba yang diharapkan, berarti risiko atas laba akan memperoleh
ganti rugi dari penanggung bila diasuransikan. Pasal 246 KUHD menyatakan
asuransi atau pertanggungan adalah suatu persetujuan, di mana penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti
kerugian karena kehilangan, kerugian, atau tidak diperolehnya keuntungan yang
diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.
3. Wear and tear. Risiko wear and tear ini (kerusakan karna pemakaian) adalah
risiko yang sudah pasti terjadi. Oleh karena maksud penutupan asuransi adalah
menjamin kerugian yang mungkin terjadi tetapi belum pasti, maka risiko wear
& tear tidak pernah dijamin oleh polis.
4. Ordinary leakage dan breakage. Ada barang tertentu yang mempunyai sifat
leakage dan breakage walaupun tidak ada accident, seperti pengangkutan
tepung terigu, beras dan barang barang liquid lain yang dibungkus dalam
keadaan normal. Barangbarang ini pada umumnya akan berkurang beratnya
sampai di tujuan walaupun tidak ada accident. Berapa banyak akan berkurang
bergantung pada macam barangnya,jumlah mana disebut "natural loss",
ordinary leakage dan breakage yang merupakan natural loss dan biasanya
dinyatakan dengan persen, umumnya dikecualikan dari penutupan. Namun
demikian dengan penegasan tersendiri waktu penutupan polis, pengecualian ini
dapat dimasukkan dalam penutupan.
5. Inherent vice. Ada juga barang yang mempunyai sifat rusak sendiri walaupun
tidak ada accident, seperti buah-buahan, bibit kentang, dan sebagainya
mempunyai sifat busuk, kopra mempunyai
sifat spontaneous combustion (terbakar sendiri), deterioration (berkerut sendiri),
dan sebagainya. Kerusakan barang akibat dari sifatnya sendiri umumnya dikecualikan
dari risiko yang dijamin dalam penutupan. Akan tetapi kalau suatu barang yang
mempunyai sifat spontaneous combustion terbakar, kerusakan barang lain yang
diakibatkan olehnya adalah dijamin apabila risiko fire ditutup, walau pun kerusakan
barang itu sendiri tidak dijamin.
Oleh karena adanya kenyataan ini maka khusus untuk barang yang mempunyai
sifat spontaneous combustion (terbakar sendiri) sering juga ditegaskan bahwa risiko
spontaneous combustion tersebut turut dijamin, untuk itu ditambahkan premi sendiri.
Maksud dari penambahan ini adalah agar tidak timbul pertentangan antara
penanggung dan tertanggung di kemudian hari akan mana yang dijamin dan mana
yang tidak dijamin oleh polis jika ternyata spontaneous combustion memang terjadi.
Polis asuransi pengangkutan laut tidak bertujuan untuk menutup semu kerugian
yang diderita tertanggung, tetapi hanya menjamin kerugia yang diakibatkan oleh
kejadian yang secara kebetulan datang dari lua (incidental caused).Juga polis tidak
menyebutkan macam kerugia yang dapat diganti, tetapi hanya menyebutkan risiko
yang dijamin. Jik kerugian terjadi akibat risiko tersebut maka asuransi akan member
penggantian.
Risiko yang dapat dijamin adalah risiko yag dapat terjadi, tetapi belum pasti
terjadi selama dalam periode pertanggungan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang pasal 637 risiko yang dijamin itu antara lain "angin topan, hujan lebat,
pecahnya kapal, menggulingnya kapal, penubrukan, karena kapalnya dipaksa
mengganti haluan atau perjalanannya, karena pembuangan barang barang ke laut,
karena ke bakaran, paksaan, banjir, perampasan, bajak laut, atau perampok, penahanan
atas perintah dari pihak atasan, pernyataan perang, tindakan pembalasan, segala
kerusakan yang disebabkan karena kelalaian, kealpaan atau kecurangan. Nakhoda atau
anak buah kapal, atau pada umumnya karena segala malapetaka yang datang dari luar,
yang bagaimana pun juga kecuali apabila oleh ketentuan undang-undang atau oleh
sesuatu janji di dalam polisnya penanggung dibebaskan dari pemikulan sesuatu dari
bahaya tadi".
Kerugian yang terjadi sebagai akibat risiko yang disebutkan baik dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, Marine Insurance Act 1906, Lloyd's SG Polecy
maupun polis baru harus yang secara kebetulan datang dari luar. Oleh karena itu,
angin yang berhembus secara normal maupun ombak yang datangnya normal,
karena ini tidak dianggap accident, bukan suatu risiko yang termasuk dijamin oleh
polis, sehingga kerugian akibat yang serupa tidak mendapat penggantian dari
asuransi. Kerugian akibat risiko serupa ini dianggap sesuatu yang past i terjadi dan
bukan dapat terjadi.
BAB 4 Bahaya dan Risiko 41
42 Asuransi Maritim
termasuk risiko yang dijamin. Apa yang dimaksud dengan risiko banjir tidak
jelas, karena jika yang ditutup hanya risiko selama pengangkutan, khususnya
pengangkutan laut, maka hampir tidak mungkin menyangkut banj ir. Jika yang
dimaksudkan bocor penutup barang sampai basah kuyup seluruhnya maka itü
sudah termasuk pada risiko hujan atau air tawar.Akan tetapi karena risiko yang
dijamin tidak ada disebut air laut (misalnya, karena kapalnya bocor dan air laut
maşuk membasahi barang). Klausula polis baru hanya menjamin water damage
apabila digunakan ICC (b). Bila ICC (a) yang digunakan, maka water damage
tidak dijamin.
3. Kebakaran (fire). Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kebakaran,
antara lain akibat accident, akibat kesalahan crew, akibat salah satu barang
terbakar sendiri (spontaneous combustion) dan akibat dari hal-hal lain yang
kurang jelas. Kerusakan barang akibat spontaneous combustion tidak dijamin
oleh polis, karena hal itü termasuk dalam inherent vice. Kadang-kadang yang
sukar adalah membuktikan apakah barang itü rusak karena sifatnya yang
spontaneous combustion atau bukan. Namun, jika penanggung menolak claim
atas dasar hal itu, penanggunglah yang harus membuktikan bahwa kebakaran
sebagai akibat dari mana. Oleh karena itu, untuk menghindarkan pertentangan
antara penanggung dan tertanggung di kemudian hari jika timbul claim yang
serupa maka penutupan asuransi atas barang-barang yang mempunyai sifat
spontaneous combustion adakalanya sekaligus ditegaskan bahwa risiko
spontaneous combustion turut dijamin. Kerusakan 'barang lain akibat
spontaneous combustion dari satu barang adalah dijamin dalam risiko
kebakaran.
4. Barratry dan kecurangan nakhoda. Barratry adalah tindakan dari nakhoda
dan ABK untuk mengambil alih kapal dari pemiliknya dan kemudian menguasai
dan menggunakan/membawanya ke tempat yang tidak disetujui pemiliknya.
Apabila tindakan tadi dilakukan dengan persetujuan dari pemiliknya baik secara
terangterangan maupun sccara diam-diam hal itü disebut dengan
"WilfuulMisconduct ofthc Owners” Wilful misconduct seperti itü tidak dapat
digolongkan sebagai barratry, juga nakhoda dan crew harus tidak menjadi
pemilik dari kapal. Jika nakhoda dan crew menjadi pemilik kapal, tindakan yang
dilakukan itü tidak digolongkan dalan barratry dan karenanya tidak dijamin oleh
polis yang menutup barratry.
BAB 4 Bahaya dan Risiko 43
Juga negligence Qfcrew atau master tidak termasuk dalam barratry. Jadi
harus ada kesengajaan untuk melakukan tindakan yang tidak seharusnya
agar termasuk barratry.Dalam pasal 697 Kitab UndangUndang Hukum
Dagang bahwa kecurangan nakhoda dan anak buah kapal, kelalaian dan
kealpaan turut dijamin, sehingga risiko ini lebih luas dari barratry. Namun
demikian, Marine Insurance Act 1906 maupun Lloyd's SG Polecy tidak
menyebutkan negligence of crew termasuk yang dijamin, di dalam
praktiknya baik untuk penutupan barang maupun penutupan asuransi kapal
risiko tersebut ditegaskan dalam clauses (yang dilekatkan dalam polis)
termasuk sebagai risiko yang dijamin oleh polis.
5. Thieves. Risiko yang ditutup oleh thieves hanyalah pencurian yang
dilakukan secara diam-diam. Hal ini dimasukkan karena pada abad ke- 19
barang-barang yang diangkut dengan kapal sering diadakan pengawalan.
Apabila barang yang dikawal tersebut masih mengalami kehilangan karena
pencurian secara sembunyisembunyi baik oleh crew maupun pihak Iain,
maka hal itu dijamin dalam risiko thieves. Risiko thieves tidak meliputi
pencurian biasa (theft dan pilferage). Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang pencurian tidak termasuk risiko yang dijamin oleh polis sesuai
Pasal 637, baik pencurian sembunyi-sembunyi (thieves) maupun pencurian
biasa (theft, pilferage).
6. Jettison. Jettison adalah tindakan membuang barang ke laut dengan
maksud menyelamatkan kepentingan yang Iain dalam suatu bahaya yang
dihadapi, misalnya kapal kandas. Jika barang dibuang dengan maksud
menyelamatkan kapal dan barang/muatan Iain, maka kerugian atas dibuangnya
barang ini dijamin oleh polis, yang umumnya digolongkan dalan General
Average. Oleh karena Jettison ini termasuk risiko yang ditegaskan dijamin dalam
polis, maka walaupun kerugian serupa itu digolongkan kepada General Average,
polis yang menutup barang itulah yang wajib lebih dahulu membayar claim.
Namun, jika barang dibuang karena sifatnya sendiri, misalnya karena terjadi
spontaneous combustion (termasuk risiko inherent vice) maka kerugian tersebut
tidak dijamin dalam risiko Jettison.
7. Other perils. Pemakaian istilah Other perils bukan berarti bahwa bahaya
Iain yang tidak disebutkan dalam polis turut dijamin. Hal ini adalah suatu
penegasan bahwa risiko Iain yang sejenis atau
44 Asuransi Maritim
dapat digolongkan pada risiko yang telah disebutkan terlebih dahulu termasuk
dijamin pula, dan tidak dimaksudkan sama sekali untuk memperluas bahaya
yang dijamin. Sebuah kapal diserang oleh perompak, dengan maksud agar
perompak serangannya, nakhoda dan crew membuang barang berharga yang ada
di atas kapal ke arah perompak.Walaupun ternyata Perompak tetap menyerang,
tetapi kerugian atas barang yang dibuang tadi dapat digolongkan pada risiko
Jettison. Demikian juga kerusakan akibat asap dapat digolongkan dalam fire,
karena asap adalah sejenis apie Sea water damage dan heavy weather adalah
Perils on the Sea, tetapi fresh water bukanlah sejenis dengan perils of the sea,
karena kerusakan akibat air tawar atau hujan tidak ditutup oleh Standard Lloyd's
S G Polecy kecuali dijelaskan dengan tegas dalam kondisi penutupannya.
SOAL LATIHAN
l .Apa yang dimaksud dengan bahaya dan apa pula yang dimaksud dengan
risikoberkaitan dengan asuransi?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perils on the Sea dan Perils of the Sea!
3. Berikan contoh terjadinya bahaya di pelabuhan (port perils) yangberkaitan dengan
kapal dan muatan!
4. Sebutkan dan jelaskan golongan golongan risiko yang dapat terjadi dan mungkin
akan terjadi, pada asuransi pengangkutan laut!
5. Ada beberapa risiko yang dikecualikan dalam penutupan asuransi, sebutkan
secara jelas jawaban Anda!
6. Sebutkan jenis freight (uang tambang muatan) yang dapat m enimbulkan risiko
bagi para shipper/pengirim/pemilik muatan!
PRINSIP DASAR DAN OBYEK ASURANSI
PRINSIP ASURANSI
Dalam pertanggungan atau penutupan asuransi ada hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak, baik pihak tertanggung maupun pihak penanggung.Di samping
terdapat asas dalam perjanjian yang harus disepakati dalam perjanjian asuransi ada
prinsip dasar yang harus dipatuhi agar penutupan asuransi dapat berjalan sebagaimana
yang diharapkan kedua belah pihak.
Ada empat persyaratan pokok (prinsip) yang menjadi dasar pe nutupan
asuransi pengangkutan laut yaituprinciple ofinsurable interest, principle of utmost
goodfaith, principle of indemnity, dan principle of subrogation.
45
46 Asuransi Maritim
(insurable interest), kepentingan itu harus legal (legal and equitable) untuk
membuktikan legal atau tidak, harus dibuktikan dengan surat resmi (otentik) dari harta
benda yang bersangkutan.
Inti dari insurable interest adalah sebagai berikut.
1. Harus ada kepentingan atas harta benda yang dapat dilimpahkan kepada orang
lain.
2. Harta benda itu harus yang dapat diasuransikan.
3. Harus ada hubungan antara tertanggung dan harta benda itu yaitu:
a. Bila harta benda itu rusak atau hilang, tertanggung mengalami kerugian. b.
Bila hak atas harta benda itu hilang/lepas, tertanggung meng_ alami kerugian.
Dalam asuransi pengangkutan laut, seseorang mempunyai kepentingan
terhadap bahaya laut apabila: 1. Apabila ia memperoleh keuntungan atas tibanya
barang dengan selamat yang diangkut melalui laut.
1. Apabila ia menderita kerugian akibat kehilangan atau kerusakan dari barang
yang diangkut melalui laut.
2. Apabila ia dibebani tanggung jawab atas barang yang diangkut melalui laut
tersebut.
Jika salah satu dari kemungkinan di atas memang ada, orang tersebut dapat menutup
asuransi atas kepentingan dimaksud. Sebaliknya seseorang tertanggung yang menutup
asuransi atas suatu barang ketika ia tidak mempunyai kepentingan, polis akan batal
dengan sendirinya, karena hal yang demikian dianggap sebagai pertaruhan (gaming
atau wagering).
Dalam Marine Insurance Act 1906, Pasal 4 dengan tegas dinyatakan bahwa "Suatu
kontrak asuransi pengangkutan laut dengan jalan gaming atau wagering adalah batal".
Di dalam asuransi pengangkutan laut ada kalanya tertanggung sukar membuktikan
kepentingannya, dan apabila kepentingan yang demikian hendak ditutup asuransi,
sewaktu penutupan harus dengan jelas dinyatakan bahwa polis dianggap cukupsebagai
pembuktian adanya interest. Untuk itu diadakan clause/syara t tersendiri yang disebut
Policy Proof of Interest (PPI Policies),
Siapa yang mempunyai kepentingan terhadap pertanggungan?Dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang yang menjadi dasa r asuransi, tidak dijelaskan secara terperinci
siapa yang mempunyai insurable interest dan dapat mengasuransikan. Pasal 250 kitab
Undang-
BAB5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 47
oleh tertanggung, betapa pun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya,
sehingga seandainya si penanggung mengetahui keadaan yang sebenarnya,
perjanjian itu tidak akan ditutup dengan syarat yang sama, mengakibatkan batalnya
perjanjian, Untuk itu sangat penting bagi kedua belah pihak untuk memberikan
keterangan yang diketahuinya mengenai barang dapat diberikan kepada penanggung
sesuai dengan fakta dan kenyataan atas dasar itikad baik (goodfaith).
Keterangan dan keadaan yang bagaimana yang dianggap merupakan fakta dan
harus diberikan kepada penanggung sebelum melakukan penutupan? Untuk dapat
dijadikan pegangan, mengenai keterangan apa yang wajib diberikan dan keterangan
apa yang tidak wajib diberikan, dijelaskan dalam Marine Insurance Act 1906 pasal
18 dan 20 sebagai berikut.
1. Segala fakta yang diketahui oleh tertanggung, atau dianggap wajib diketahui
dalam usahanya sehari-hari. Misalnya jika menutup kapal harus disebutkan: Kapal
terbuat dari apa, apakah kapal diklasifikasikan atau tidak. Jika akibat tidak adanya
keterangan ini penanggung memberikan penutupan yang lain daripada yang
dibayangkan semula (atas dasar keterangan yang disodorkan kepadanya) maka
walaupun penanggung akhirnya menutup pertanggungan tersebut, jika di kemudian
hari ternyata diketahui bahwa keadaan sebenarnya (digambarkan) polis dapat
dibatalkan dan segala klaim yang berhubungan dengan itu penanggung tidak
diwajibkan membayar klaim yang timbul.
2. Segala keadaan dan keterangan yang mempengaruhi pertimbangan
penanggung dalam menetapkan premi atau menentukan apakah ia mau menutup
pertanggungan atau tidak. Termasuk ke dalam hal ini antara lain, dalam penutupan
barang harus dijelakan: Macam pemuatan yaitu apakah barang dimuat di dalam palka
(in hold) ataukah barang dimuat di on deck, apakah barang termasuk second hand
atau tidak, macam pembungkusnya, apakah ada persetujuan yang membebaskan
pengangkut dari tanggung jawabnya atau tidak, dan lain lain. Termasuk dalam
kelompok ini adalah apakah tertanggung telah memberikan persetujuan yang
meringankan atau membebaskan pihak pengangkut dari tanggung jawab atas suatu
kerusakan, maka hal itu wajib diberitahukan kepada penanggung. Jika tertanggung
sudah menyerahkan suatu jaminan berupa LetterOfIndemnity kepada pihak
pengangkut untuk mana karena barang-
50 Asuransi Maritim
barang Yang dimuat sudah ada sebagian Yang mengalami kerusa sebelum barang
dimuat ke kapal, untuk menghindari pihak angkut mengeluarkan Dirty B/l atau Foul
B/L yaitu supaya pi pengangkut mau mengeluarkan clean B/L. Jika barang
diasuransikan dan pemilik barang Yang bersangkutan tidak beritahukan kepada
penanggung mengenai adanya Letter Indemnity Yang diberikan kepada perusahaan
pelayaran, maka Pol dapat dibatalkan Oleh penanggung dan segala kerugian Yang terja
kemudian atas barang tidak menjadi tanggung jawab penanggung 3. Hal Iain yang
mesti pula diberitahukan kepada pihak penangggun adalah hal-hal yang menurut
dugaan akan terjadi atau karen keyakinannya atas sesuatu hal yang mungkin
mempengaruhi nanggung dalam melakukan penutupan. Khusus mengenai anggap. an
atau keyakinan ini, walaupun di kemudian hari ternyata Yang terjadi tidak sesuai
dengan apa yang telah diduga sebelumnya, maka hal itu dianggap benar dan tidak
mempengaruhi penutupan, asal hal ini diberikan dengan itikad baik dan keteragan itu
bukan merupakan keterangan "materialfact" yaitu keterangan yang jelas mempengaruhi
penanggung dalam melakukan penutupan.
Principle of Indemnity
Atas dasar ini maka tertanggung tidak dapat mencari keuntungan dari penutupan
asuransi dengan jalan menerima penggantian kerugian yang lebih besar dari kerugian
yang sungguh dideritanya, penggantian kerugian yang akan diterimanya dari
penanggung dibatasi oleh jumlah pertanggungan dan nilai barang yang sesungguhnya,
tergantung mana yang lebih rendah.
BAB 5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 51
Dengan adanya pengertian pokok inilah dapat dicegah adanya penyalahgunaan dałam
penutupan asuransi, sehingga sekiranya tertanggung menutup jumlah pertanggungan
untuk suatu barang lebih besar dari nilai barang yang sesungguhnya, atau ia
mempertanggungkan lebih dari pada satu kali, maka ia hanya akan menerima
penggantian setinggi-tingginya sebesar kerugian yang dideritanya. Ketentuan terebut
ditegaskan dałam Pasał 253 KUHD sebagai berikut "Suatu pertanggungan yang
melebihi jumlah harga atau atau kepentingan yang sesungguhnya hanyalah sah
untukjumlah tersebut.Apabila harga penuh sesuatu barang tidak dipertanggungkan,
maka apabila timbul kerugian sipenanggung hanyalah diwajibkan menggantinya
menurut imbangan dari pada bagian yang dipertangungkan terhadap bagian yang tidak
dipertanggungkan.”
Under insured adalah apabila jumlah pertanggungan atas barang lebih rendah dari
nilai barang yang sesungguhnya.Over insured adalah apabila jumlah pertanggungan
atas barang lebih tinggi dari pada nilai barang yang sesungguhnya. Double insured
adalah apabila suatu macam barang diasuransikan lebih dari satu kali untuk risiko yang
sama, sehinggajumlah pertanggungan seluruh penutupan ini lebih tinggi dari pada nilai
barang yang sesungguhnya.
Principle of Subrogation
Apabila tertanggung telah mendapat penggantian dari satu pihak atas dasar
indemnity, ia (tertanggung) tidak boleh memperoleh dari pihak lain, walaupun pihak
lain iłu jelas bertanggung jawab atas kerugian. Penggantian dari pihak lain harus
diserahkan pada asuransi yang telah memberikan indemnity (principle ofsubrogation).
Telah menjadi kenyataan bahwa untuk barang-barang yang di asuransikan, di
samping perusahaan asuransi ada juga pihak lain yang turut bertanggung jawab atas
kerugian barang, baik karena kerusakan akibat kesalahan pihak lain maupun tanggung
jawab yang timbul karena kontrak. Dałam hal kapał tubrukan, apa bila kesalahan ada di
pihak kapał lainnya, pemilik kapał yang ditubruk berhak menerimaganti rugi atas
kerusakan kapalnya. Demikian juga halnya dałam kerusakan barang yang diangkut,
pemilik kapał bertanggung jawab atas kerusakan barang selama pengangkutan, juga
konstribusi dala hal generał average jika barang dikorbankan, dan lain-lain
penggantiandari pihak ketiga. Tertanggung hanya berhak menerima penggantian
52 Asuransi Maritim
kerugian sebagai mana prinsip indemnity yaitu sebesar kerugian yang sungguhsungguh
dideritanya. Apabila kerugian itu dijamin oleh polis dan untuk ituperusahaan asuransi
telah membayar ganti rugi, maka penanggung berhak mengambilalih hak tertanggung
pada pihak ketiga.
Ini ditegaskan dalam Pasal 79 Marine Insurance Act 1906 sebutkan:
Penanggung yang telah mengganti kerugian secara total loss berhak mengambil alih
sisa barang yang masih ada. (dalam hal ini constructive total loss). Perlu ditegaskan
mengenai hak mengambil alih tadi, karena pengambilalihan itu hanya dilakukan jika
penanggung mau, jadi ia tidak wajib dalam pengambilalihan tersebut, tetapi jika ia mau
maka tertanggung tidak boleh menghalanginya. Sebaliknya jika kerusakan itu hanya
sebagian (bukan total loss) walaupun penanggung telah mengganti kerugian ia tidak
berhak mengambil alih sisanya atau bangian dari sisa itu. Penanggung hanya berhak
untuk mengambil alih hak dan tuntutan kepada pihak ketiga yang harus bertanggung
jawab atas kerusakan itu.Dalam asuransi pengangkutan laut penanggung baru berhak
mengambil alih hak tersebut setelah penggantian kepada tertanggung dibayarkan.
OBYEK ASURANSI
Obyek dalam perjanjian asuransi adalah kepentingan yang menjadi penyebab
diadakannya perjanjian asuransi oleh penanggung dan tertanggung.Dalam asuransi
pengangkutan laut obyek asuransi adalah kepentingan pemilik kapal atas kapal dan
kepentingan pemilik barang atas barang yang diangkut melalui laut.
Dalam garis besarnya ada dua kelompok kepentingan yang berhubungan dengan
kapal:
l. Kepentingan yang langsung berhubungan dengan pemilik kapal.
a. Kepentingan atas kapal. Pemilik kapal sudah barang tentu mempunyai
kepentingan terhadap kapal itu sendiri, apa bila terjadi kerusakan atas kapal itu
(kerusakan pada Iambung atau mesin) pemilik kapal akan menderita kerugian, berupa
biaya perbaikan dan penggantian bagian bagian yang rusak. Kepentingan ini akan
diasuransikan dalam hull and machinery. b. Uangtambang (freight). Jika uang tambang
dibayar lebih dulu (freight prepaid) maka jika barang rusak atau tidak sampai sama
sekali, pemilik kapal tidak wajib mengembalikanfreight atas barang tersebut. Akan
tetapi bilafreight akan dibayar di pelabuhan tujuan (freight payable at destination port
atau freightforward) bila barang atau sebagian barang tidak sampai maka sewa
pengangkutan untuk sebagian barang itu akan hilang karena tidak dibayar oleh pemilik
barang. Untuk menjaga kepentingan ini pemilik kapal boleh mengasuransikanfreight.
Jadi bilafreight tidak diterima/tidak dibayar oleh shipper maka mendapat penggantian
dari penanggung.
54 Asuransi Maritim
protection and indemnity club (P& I club). Dalam standar Indonesian Hull
Form 1/10/70 tanggungjawab dalam tubrukan dijamin sepenuhnya 4/4 kalau
pakai kondisi Institute Time Clause hanya mendapat penggantian 3/4.
b. Tanggung jawab yang timbul karena pengangkutan. Jika pemilik kapal lalai
melakukan pengawasan terhadap barang yang diangkutnya maka berdasarkan
hukum pemilik kapal bertanggung jawab atas kerusakan dan kekurangan
barang tersebut, begitu pula jika penumpang mengalami kecelakaan atau
meninggal dunia akibat suatu kelalaian pemilik kapal atau crew-nya maka ia
bertanggung jawab atas kelalaian tersebut. Oleh karena tanggung jawab
tersebut besar maka pemilik kapal menutupnya dalam P&I Club.
c. Tanggung jawab karena pelanggaran hukum setempat. Adakalanya bila
kapal sewaktu merapat ke dermaga atau sewaktu masuk pelabuhan
menyenggol kade dan benda lain kepunyaan penguasa pelabuhan, untuk mana
pemilik kapal harus bertanggungj awab. Dalam kelalaian nakhoda dan ABK
pemilikkapal harus bertanggung jawab membayar ganti kerugian sesuai
dengan peraturan setempat. Segala tanggung jawabnya berdasar hukum atas
pelanggaran atau kelalaian yang serupa ini dapat diasuransikan hanya pada
P&I Club.
d. Tanggung jawab terhadap crew. Tanggung jawab terhadap anak buah
kapal ini meliputi tanggung jawab dalam hal sakit, crew mengalami
kecelakaan, meninggal, dan sebagainya.Jika ABK sakit atau mengalami
kecelakaan di kapal, harus segera diturunkan untuk memperoleh perawatan.
Biaya pengobatan, perawatan, pemulangan ke pelabuhan asal/negara asal
menjadi tanggung jawab pemilik kapal. Jika ABK meningggal dunia dalam
dinas, pemilik kapal bertanggung jawab terhadap keluarga sesuai dengan
hukum yang berlaku. Jika ABK melanggar hukum, misalnya penyelundupan
narkoba, kapal dan ABK kemungkinan ditahan, didenda, atau dihukum. Segala
pengeluaran yang secara yuridis berhubungan dengan hal tersebut akan
menjadi jaminan P&I Club bila pemiliknya
menutup tanggung jawab tersebut ke P&I Club.
56 Asuransi Maritim
Dalam hal ini slıipper dan consignee sangat berkepentingan atas mııatan (cargo)
yang diangkut nıcnggunakan kapai laut dari pelabuhan muat sampai pclabuhan
bongkar. Tujuan asuransi adalah untuk memberikan pcngamanan kepada penıilik
barang.Pada dasarnya pemilik atau yang mcmpunyai kepcntingâll tersebüt dapat
mengasuransikan semua unsur yang mcnyebabkan barang tersebut bernilai tinggi atau
rendah.
Dalam hubungan İni haruS dilİhat apakah masing-masİng Unsur tersebut benar
menghadapi bahaya dalam perjalanan sewaktu diangkut dari tempat asal/pelabuhan
muat sampai ke pelabuhan tujuan/tempat tujuan. Dengan kata lain apakah pemilik akan
menderita kerugian apabila terjadi bahaya yang mengakibatkan rusak barang dalam
perjalanan dimaksud. Jika tidak maka bagian dari kepentingaan itü bukan unsur yang
wajar untuk diasuransikan (bukan Insurable Interest).
2. Biaya pengiriman atau ongkos kapal (freight). Apabila seseorang menjual atau
membeli barang, ia akan membayar ongkos kapal agar barang itu dapat sampai di
tempat penerima barang. Ongkoskapal (freight) dalam pengiriman barang ada yang
harus dibayarterlebih dahulu di pelabuhan muat sebelum barang termuat ke kapal
(freightprepaid) dan ada pula yang dibayar kemudian setelah
BAB5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 57
barang tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan (freight payable at destination port
ataufreightforward).
Dalam hal ongkos kapal dibayar lebih dahulu (freight prepaid) biasanya
ongkos ini tidak akan kembali kepada pemilik barang walaupun barang tiba dalam
keadaan rusak atau bahkan barang tidak sampai sama sekali. Dengan lain
perkataan bahwa pemilik barang akan menderita kerugian karena ongkos angkut
yang telah dibayarkan tidak kembali walaupun barang tiba dalam keadaan rusak
atau tidak sampai sama sekali, yang berarti ia kehilangan ongkos angkut. Untuk
menjaga kepentingannya atas kemungkinan kerugian serupa ini, ongkos tersebut
dapat diasuransikan (sebagai barang asuransi).
Akan tetapi untuk ongkos kapal yang dibayar di pelabuhan tujuan (freight
payable at destination port) maka pemilik barang baru akan membayarfreight bila
barang sudah tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan. Apabila barang tidak
sampai pemilik barang tidak waj ib membayar ongkos angkut, dengan cara ini
maka pemilik barang tidak perlu memasukkan freight dalam bagian asuransi
barang. Dalam hal ini pemilik kapal yang harus mengasuransikan freight tersebut
karena pemilik kapal yang akan menderita kerugian.
Jika tcrtanggung nıcnginginkan agar risiko tersebut ditutup juga, maka ia harus
menambahkan kcpcntingan dimaksud dalam jumlah pertanggungan atas barangnya.
Risiko kecelakaan adalah sesuatu yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil bisa
terjadi kecelakaan pada semua moda transportasi baik transpotasi darat atau jalan raya,
transportasi udara, transportasi jalan baja/rel yaitu kereta api, dan transportasi laut.
Kecelakaan dapat menyebabkan kematian, atau ketidakmampuan, merosotnya kondisi
kesehatan apa lagi menjadi cacat seumur hidup, menyebabkan kesulitan ekonomi bagi
diri sendiri dan keluarga.
Kecelakaan dalam asuransi dapat didefinisikan sebagai benturan atau sentuhan
benda keras atau benda cair (kimiawi) atau gas atau api, yang datangnya dari luar,
terhadap badan (jasmani) seseorang yang mengakibatkan kematian, atau cacat atau
luka, yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan oleh dokter. Seseorang tidak
mengetahui sebelumnya bahwa suatu ketika ia akan ditimpa kecelakaan, tetapi setiap
manusia tidak bisa luput dari kecelakaan dalam hidupnya, apakah kecelakaan ringan,
sedang, berat, yang mengakibatkan menjadi luka atau cacat permanen atau bahkan
sampai meninggal dunia.
Oleh karena tingkat penderitaan yang disebabkan oleh kecelakaan bermacam-
macam, ringan, sedang, berat, cacat permanen bahkan meninggal, maka santunan yang
dapat diberikan oleh perusahaan asuransi apabila terjadi musibah terhadap penumpang
antara lain:
1. Biaya perawatan dan pengobatan bagi yang luka hingga sembuh.
2. Santunan sejumlah uang diberikan kepada ahli waris bagi penumpang yang
meninggal dunia.
3. Biaya perawatan dan pengobatan serta sejumlah uang diberikan sebagai
santunan kepada penumpang yang menj adi cacat permanen.
Premi penumpang
Iuran wajib untuk penumpang kapal umumnya disatukan dalam tiket
penumpang dan dibayarkan melalui pengusaha angkutan (perusahaan pelayaran),
kemudian perusahaan pelayaran yang akan menyetorkan kepada perusahaan asuransi.
Tidak semua korban kecelakaan lalu lintas berhak mendapatkan santunan asuransi,
yaitu yang disebabkan oleh antara lain:
1. Bunuh diri atau percobaan bunuh diri atau kesengajaan lainnya (sengaja lompat
dari kapal terjun ke laut, dll).
BAB5 Prinsip Dasar dan ObyekAsuransi 61
Kecelakaan kerja
Berbagai macam kecelakaan kerja yang berhak memperoleh tunjangal (biaya
pengobatan/perawatan, tunjangan sementara, tunjangan kemati. an, tunjangan cacat
tetap) di antaranya:
1. Kecelakaan yang menimpa tenaga kerja. Kecelakaan Yang menimpa tenaga kerja
Yang terjadi tidak disengaja dan tidak Pula direncanakan, kecelakaan yang
datangnya dari luar tubuh tenaga kerja yang bersangkutan, yang mengakibatkan
luka atau cacat tetap yang dapat dilihat oleh mata atau yang dapat dinyatakan oleh
dokter yang terjadi selama:
a Sejak tenaga kerja berangkat dari rumah menuju tempat kerja
b Selama di tempat kerja
c Kembali ke rumah hingga sampai rumah melalui jalur Yang tetap.
2. Penyakit jabatan. Penyakit jabatan yaitu penyakit yang terjadi pada tenaga kerja
karena hubungan kerja, yang bisa timbul secara tiba tiba atau melalui proses
dalam jangka waktu tertentu dianggap sebagai kecelakaan kerja, misalnya:
a. Penyakit decompression dapat diderita bila bekerja pada tempat yang tekanan
udaranya berubah-ubah
b. Semua pekerjaan yang berhubungan langsung dengan amoniak, arsenik, atau
komponen racun arsenik, karbon dioksida, karbon bilsulfida, klorin, dan yang
semacamnya, dapat menimbulkan keracunan bagi tenaga kerja.
c. Setiap pekerjaan yang berhubungan langsung dengan panas yang berlebihan
dapat menimbulkan kepanasan, kejang, dan pingsan.
d. Setiap pekerjaan yang langsung berhubungan dengan dingin yang
berlebihan dapat menimbulkan kekakuan, menggigil, luka kedinginan, kaki
immersion, atau hipotermia umum.
3. Kecelakaan yang terjadi di luarjam kerja yang dianggap sebagai kecelakaan kerja
sehinggaberhak memperoleh tunjangan kecelakaan kerja, yaitu:
a. Kecelakaan yang terjadi selama dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja
dan selama dalam perjalanan pulang ke rumahmelalui jalur Yang biasa dan
wajar ditempuh agar lebih cepat sampai tujuan.
BAB 5 Prinsip Dasar dan Obyek Asuransi 63
b Kecelakaanselamadalammengikutipendidikan
yangmerupakantugasatauditugaskan oleh perusahaan.
c Kecelakaan selama dalam kegiatan olahraga yang merupakan tugas atau
ditugaskan oleh perusahaan.Tidak dianggap sebagai kecelakaan kerja.
4. kecelakaan kerja berarti tidakberhakatas atas tunjangankecelakaan kerja,
a. untuk kepentingan pribadi walaupun mendapat izin dari atasannya (ABK pesiar
di pelabuhan/luar pelabuhan).
b. Kecelakaan yang terjadi di dalam perjalanan ke tempat kerja dan pulang ke
rumah dari tempat kerja, yang menyimpang dari jalur yang biasa dan wajar
ditempuh.
Pengertian cacat
a. Cacat anatomi: yaitu hilangnya anggota badan atau sebagian dari anggota
badan, misalnya: tangan atau kaki hilang (terpaksa di potong).
b. Cacat fungsi: Hilangnya atau berkurangnya fungsi anggota badan atau
sebagian anggota badan, misalnya tangan masih utuh tapi tidak bisa
berfungsi atau kurang berfungsi (tidak bisa digunakan untuk bekerja).
Asuransi Pencemaran
Asuransi pencemaran minyak yang diakibatkan oleh pengoperasian kapal dan unit
kegiatan Iain.Dalam asuransi pencemaran yang diakibatkan oleh pengoperasian kapal
dan unit kegiataan Iain dapat terjadi karena tumpahan minyak dan selain
minyak.Beban tanggung jawab tumpahan minyak dipikul oleh pemilik atau operator
kapal dan unit kegiatan Iainnya.Unit kegiatan Iainnya yang dimaksud di sini adalah
pengelola untuk pengeboran minyak dan fasilitas penampungan minyak di perairan.
Pemilik atau operator kapal dan unit kegiatan Iain mempunyai kepentingan atas
pengoperasian kapal dan kegiatan Iain nya yang dapat menimbulkan pencemaran yang
berasal dari minyak dan bukan minyak.Pemilik atau operator kapal dan unit kegiatan
Iain mempunyai tanggung jawab hukum apabila dalam melakukan kegiatannya dapat
menimbulkan pencemaran. Tanggung jawab hukum tersebut dapat berupa
penanggulangan dan pemulihan lingkungan akibat adanya
64 Asuransi Maritim
pencemaran. Tanggung jawab hukum inilah yang menjadi kepentingan pemilik atau
operator kapal dan unit kegiatan lain. Obyek dalam perjanjian asuransi ini menjadi
kewajiban pemilik atau operator kapai dan unit kegiatan Iain untuk memberi ganti rugi
biaya penanggulangan dan pemulihan lingkungan.
Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 226, 227, 228, 229, 230, dan 231, Pasal 29, 30 dan
31, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Maritim,
Protocol International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage (CLC)
1992 yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor
55 'Tahun 1999.
SOAL LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan empat prinsip dasar asuransi yang saudara ketahui!
2. Sebutkan pihak pihak mana saja yang dapat mempunyai Insurable Interest
dalam bidang asuransi pengangkutan laut!
3. Jelaskan fakta apa saja yang selayaknya di informasikan oleh calon
tertanggung kepada penanggung, berkaitan dengan Prinsip Good Faith dalam
asuransi pengangkutan laut!
PENGERTIAN POLİS
Berdasarkan Pasal 255 KUHD polis adalah suatu perjanjian khusus secara tertulis
berupa akta yang dilakukan dalam suatu pertanggungan atau asuransi. Pengertian polis
sesuai dengan Pasal 19 Peraturan pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 termasukjuga
lampiran-lampirannya yang merupakan satu kesatuan.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah tersebut polis tidak boleh
menggunakan kata atau kalimat yang menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai
risiko yang ditutup asuransinya, kewajiban penanggung dan kewajiban tertanggung
atau mempersulit tertanggung mengurus hak-haknya.Di samping itü polis juga memuat
kesepakatan mengenai syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar
pemenuhan dan kewaj iban untuk mencapai tujuan pertanggungan atau asuransi.
Setiap polis asuransi yang diterbitkan oleh penanggung harus memenuhi
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 dan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK 06/2003 sebagai berikut.
1. Tidak boleh mengandung kata atau kalimat yang menimbulkan
penafsiran berbeda mengenai risiko yang ditutup asuransinya, perbedaan
penafsiran antara kewajiban penanggung dan tertanggung, atau mempersulit
tertanggung mengurus haknya atau klaim;
2. Harus dicetak dengan jelas, mudah dibaca, dan dimengerti; dan
3. Apabila terdapat pengecualian, pengurangan, pembatalan dan
pembatasan penanggung maka harus ditulis dan dicetak sedemikian sehingga
mudah diketahui tertanggung.
65
66 Asuransi Maritim
Dengan demikian polis wajib dibaca dengan teliti oleh pemegang polis atau
tertanggung untuk menghindari perselisihan atau sengketa klaim asuransi dikemudian
hari.Biasanya penanggung diberi waktu antara 7—30 hari sejak polis diterima dan
dalam tersebut ditulis bahwa penanggung telah menerima, membaca, dan memahami
serta menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap isi polis.
Banyak klaim asuransi ditolak Oleh penanggung karena tidak mengetti dan teliti
dalam membaca polis.Tentang hal tersebut tidak perlu khawatir sebab terdapat jalan
keluar dengan meminta mediasi melalui Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)
atau menggunakan jasa perusahaan pialang asuransi (broker asuransi).
FUNGSI POLIS
Berdasarkan ketentuan KUHD tersebut maka polis asuransi merupakan alat
bukti tertulis terjadinya perjanjian asuransi.Dengan demikian bagi kedua belah pihak
yaitu tertanggung dan penanggung memiliki fungsi masing-masing.
l, Bagi tertanggung
a. Menjadi alat bukti tertulis atas jaminan penanggungan atas berbagai risiko
penggantian kerugian yang mungkin terjadi pada tertanggung, ketika
kerugian tersebut tertulis di dalam polis
b. Menjadi bukti pembayaran premi yang diberikan kepada pihak perusahaan
asuransi selaku penanggung, dan
JENIS POLİS
Dalanı praktik asuransi setiap perusahaan asuransi telah menetapkan benttik dan isi
polisnya sehingga menyulikan penanggung untuk membaca suatu polis antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Dalanı mengatasi kesulitan dalam praktik dan
untuk mencegah persaingan yang tidak sehat sesama perusahaan asuransi, maka
diupayakan penyeragaman syarat-syarat khusus dalam polis dengan cara menciptakan
polis standar, baik secara nasional maupun secara
internasional sehingga dapat dicegah perbedaan yang mencolok antara polis
perusahaan asuransi yang satu dan perusahaan asuransi yang lain yang sejenis.
Berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam polis, yang terkenal, yaitu
polis maskapai, polis bursa, dan polis Lloyd.
Polis Maskapai
Dinamakan polis maskapai karena polis ini dibuat dan diterbitkan oleh
maskapai asuransi.Selain syarat yang diharuskan oleh undang-undang, polis maskapai
memuat beberapa ketentuan khusus yang berlaku bagi maskapai yang menciptakan
syarat tersebut.Dalam operasi kerjanya perusahaan asuransi yang menggunakan polis
maskapai ini banyak mengalami kesulitan sehingga lambat-laun polis maskapai ini
ditinggalkan dan orang mulai mengarah pada pembuatan dan penggunaan polis
seragam.
Polis Bursa
Polis ini mempunyai syarat yang seragam dan digunakan pada bursa asuransi.Ada
dua macam polis bursa, yaitu polis bursa Amsterdam dan polis bursa Rotterdam.Kedua
polis ini digunakan pada asuransi pengangkutan laut dan asuransi kebakaran.Kedua
polis ini dinamakan demikian karena polis bursa Amsterdam digunakan di bursa
asuransi Amsterdam, sedangkan polis bursa Rotterdam digunakan di Bursa Asuransi
Rotterdam.
Polis-polis ini masih terus dikembangkan dengan menambah syarat Yang telah
diseragamkan itü secara berurutan dengan diberi nomor urut dan dicetak. Apabila
syarat tambahan itü belum tercetak dalam polis dan akan digunakan dipolis bursa,
syarat tersebut harus dilampirkan pada Polis bursa yang bersangkutan, atau dinyatakan
secara khusus dalam Polis yang bersangkutan bahwa syarat itü berlaku juga bagi
asuransi
68 Asuransi Maritim
yang diliputi polis tersebut. Polis standar sebagaimana diuraikan di atas digunakan oleh
perusahaan asuransi di Indonesia.Di samping itu, Dewan Asuransi Indonesia (DAI)
juga telah menetapkan polis standar untuk asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan
bermotor.
POLIS LLOYD
Polis Lloyd adalah polis yang digunakan di bursa Lloyd di London, Polis ini
telah dikembangkan tersendiri di bawah merek Lloyd dan hanya digunakan oleh
perusahaan asuransi yang menjadi anggota The Lloyds Corporation.Polis Lloyd
digunakan untuk asuransi pengangkutan laut, asuransi kebakaran, dan asuransi
terhadap bahaya-bahaya Iain.Polis Lloyd untuk asuransi pengangkutan laut diakui
Marine Insurance Act 1906.
Pada umumnya asuransi yang diadakan pada bursa Lloyd dengan
menggunakan polis Lloyd hanyaberlaku untukj angka waktu satu tahun, kecuali dalam
hal yang istimewa. Ketentuan ini dapat dibaca dalam Pasal 25 ayat (2) Marine
Insurance Act 1906: "Subject to the provisions ofsection eleven ofThe Finance Act
1901, a time policy which is made is madefor any time exceeding twelve months is
invalid". Jadi asuransi yang diadakan itu hanya berjarak waktu duabelas bulan, jika
melebihi jangka waktu tersebut, asuransi batal.Selain penggolongan di atas, ada lagi
penggolongan polis menurut sifat berlaku asuransinya.Atas dasar ini dikenal dua
golongan polis, yaitu polis perjalanan (voyage policy) dan polis waktu (time
policy).Kedua polis tersebut dijelaskan dalam uraian berikut.
1. Polis perjalanan. Polis ini dibuat untuk asuransi satu perjalanan atau satu pelayaran
tertentu saja, misalnya Tanjung Priok ke Belawan.Berapa hari perjalanan itu dilakukan
tidak menjadi persoalan, kecuali jika perjalanan atau pelayaran itu dihentikan atau
diputuskan di tengah perjalanan dapat mengakibatkan batalnya asuransi.Tidak
termasuk pengertian dihentikan atau diputuskan apabila penghentian perjalanan itu
sebagai bagian dari perjalanan' misalnya pelayaran dari Tanjung Priok ke Ujung
Pandany singgahnya kapal di Tanjung Perak bukan termasuk penghentian atau
pemutusan perjalanan.Demikian juga apabila kapal berhenti di suatu pelabuhan karena
kerusakan atau keadaan darurat tidak dapat dikatakan sebagai penghentian atau
pemutusan perjalanan.
BAB 6 Polis Asuransi 69
2. Polis waktu.Polis ini dibuat untuk asuransi Yang berjangka waktu tertentu,
misalnya 1 (satu) tahun. Penentuan jangka waktu asuransi harus tepat menurut
tanggal danjam dimulai dan diakhiri, Misalnya asuransi berjangka waktu satu
tahun, mulai dari tanggal I Januari 2010 pukul 12.00 sampai tanggal I Januari 2011
pukul 12.00. Polis berjangka waktu tertentu biasa digunakan Pada asuransi
kebakaran
POLIS
Menurut ketentuan Pasal 256 KUHD setiap polis, kecuali mengenai asuransi jiwa,
harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Hari dan tanggal pembuatan asuransi. Pentingnya hari dan tanggal adalah untuk
menentukan saat mulai berlaku asuransi. Selain itu, j uga untuk mengetahui
asuransi yang terj adi lebih dahulu dalam hal terjadi asuransi rangkap seperti
yang ditentukan dalam Pasal 277, Pasal 278, dan Pasal 279 KUHD. Hal ini
penting jika terjadi peristiwa (evenemen) yang menimbulkan kerugian, yaitu
penanggung yang mana berkewajiban membayar ganti kerugian.
2. Nama tertanggung untuk diri sendiri atau pihak ketiga. Hal ini penting dalam
hubungan dengan ketentuan Pasal 264 dan Pasal 267 KUHD. Apabila asuransi
diadakan untuk diri sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga, maka hal ini
harus dinyatakan dalam polis. Apabila tidak dinyatakan, maka asuransi
dianggap diadakan untuk diri sendiri. Apabila tidak ada kepentingan, maka
asuransi tidak mempunyai kekuatan berlaku, dan penanggung tidak
berkewajiban membayar ganti rugi (Pasal 250 KUHD).
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan. Dalam uraian ini harus
dijelaskan identitas benda yang diasuransikan itu, Yaitu jenisnya, jumlahnya,
ukurannya, sifat, letak, dan keadaannya, sehingga kekeliruan atau salah
pengertian tentang objek asuransi dapat dihindarkan
4. Jumlah yang diasuransikan. Jumlah ini menunjukkan kepada sejumlah uang.
Perhitungan jumlah uang tersebut erat sekali hubungannya dengan nilai benda
sesungguhnya dalam setiap asuransi. Dari jumlah uang asuransi itu dapat
diketahui apakah sesuatu itu:
3. Premi asuransi. Ketentuan ini menyatakan kepastian besarnya jumlah premi yang
harus dibayar oleh tertanggung. Besarnyaditentukan dengan persentase dari
jumlah asuransi ditambah dengan biaya Iain, misalnya biaya meterai dan biaya
pialang. Cara pembayarannya biasanya dibayar lebih dahulu, sedangkan pada
asuransi jiwa biasanya dibayar secara bulanan.
4. Semua keadaan dan syarat khusus. Termasuk dalam uraian butir ini misalnya
mengenai benda asuransi apakah akan dibebani hak tanggungan (hipotik),
fiducia,j ika terj adi peristiwa (evenemen) yang menimbulkan kerugian, sehingga
akan menjadi jelas penanggung berhadapan dengan siapa? Apakah dengan
pemilik atau pemegang hak tanggungan, fiducia. Demikian juga mengenai
syarat-syarat khusus Iainnya, misalnya premi dibayar asuransi berjalan, premi
tidak dibayar asuransi tidak berjalan. Pendek kata para pihak dapat membuat
syarat khusus sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pihak,
Adapun terhadap asuransi pelayaran sama dengan isi polis asuransi umum ditambah
dengan syarat-syarat Iainnya yaitu:
BAB6 Polis Asuransi 71
SOAL LATIHAN
1. Sebutkan pengertian polis asuransi!
2. polis sebagai wujud perjanjian asuransi harus ditulis sesuai dengan kaidah yang
sudah ditetapkan, sebutkan kaidah-kaidah yang harus dilakukan dalam membuat
polis yang benar!
3. Apa fungsi polis baik bagi tertanggung maupun penanggung?
4. Mengapa diperlukan pola keseragaman bentuk dan isi polis asuransi?
5. Sebutkan j enis/macam-macam polis !
6. Sebutkanj enis polis yang didasarkan pada sifat berlakunya asuransi !
7. Sebutkan aturan-aturan pokok yang harus ada dalam polis asuransi pelayaran!
PREMI ASURANSI
Dalam Pasal 246 KUHD dinyatakan sebagai berikut "Dengan mana penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi". Berdasarkan Pasal 246
KUHD, premi merupakan salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan
kewajiban utama Yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam
hubungan hukum asuransi, penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung
dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya.Apabila premi tidak
dibayar, asuransi dapat dibatalkan setidak-tidaknya asuransi tidak berjalan.Premi harus
dibayar lebih dahulu oleh tertanggung karena tertanggung adalah pihak yang
berkepentingan.
Sebagai perj anj ian timbal balik, asuransi bersifat konsensual, artinya sejak terjadi
kesepakatan timbullah kewajiban dan hak kedua belah pihak. Akan tetapi, asuransi
baru berjalan jika kewajiban tertanggung membayar premi telah dipenuhi.Dengan kata
Iain, risiko atas benda beralih kepada penanggung sejak premi dibayar oleh
tertanggung.Oleh karena itu, ada tidaknya asuransi ditentukan oleh pembayaran
premi.Premi merupakan kunci perjanjian asuransi.Pada asuransi yang diadakan untuk
jangka waktu tertentu, premi dibayar lebih dahulu pada saat asuransi diadakan.Pada
asuransi yang diadakan untuk satu perjalanan, premi dapat dibayar pada saat bahaya
sudah mulai berjalan, misalnya kapal yang sudah berangkat (Pasal 603 KUHD). Akan
tetapi, ada asuransi yang diadakan untuk jangka waktu panjang, misalnya asuransi
jiwa, pembayaran premi dapat dilakukan secara periodik, yaitu setiap awal bulan, Pada
asuransi yang demikian ini, jika pada suatu periode tertentu premi belum dapat dibayar,
asuransi berhenti. Setelah
73
74 Asuransi Maritim
premi periode yang tertunggak itu dibayar, asuransi berjalan lagi. Jika premi tidak
dibayar, mengakibatkan asuransi itu batal.
Dalam mencegah terjadi pembatalan asuransi karena premi tidak dibayar biasanya
pihak-pihak mencantumkan klausula dalam Polis Yang menyatakan premi harus
dibayar dimuka (pada waktu yang telah ditentukan).Jika premi tidak dibayar pada
waktu yang telah ditentukan asuransitidakberjalan.Jikatejadi peristiwayang
menimbulkan kerugian, penanggung tidak berkewajiban membayar klaim tertanggung.
Berdasarkan uraian di atas, premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk
menentukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau tidak.Kriteria premi asuransi adalah
sebagai berikut.
1. Dalam bentuk sejumlah uang
2. Dibayar lebih dahulu oleh tertanggung
3. Sebagai imbalan pengalihan risiko
4. Dihitungberdasarkanpersentaseterhadapnilairisikoyang dialihkan. Dalam
praktik asuransi, penanggung biasanya sudah menentukan syarat umum
pembayaran premi seperti yang ditetapkan dalam polis.
Penetapan tingkat premi asuransi harus didasarkan pada perhitungan analisis risiko
yang sehat.Besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung ditentukan
berdasarkan penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung.Dalam praktiknya
penetapan besarnya jumlah premi itu diperjanjikan oleh tertanggung dan penanggung
secara layak dan dicantumkan dalam polis.Besarnya jumlah premi dihitung
sedemikian rupa, sehingga dengan penerimaan premi dari beberapa
tertanggung.Penanggung berkemampuan membayar klaim ganti kerugian kepada
tertanggung yang terkena peristiwa yang menimbulkan kerugian.
Dalam jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk biaya
yang berkenaan dengan pengadaan asuransi itu. Rincian yang dapat dikalkulasikan
dalam jumlah premi adalah:
BAB7 Premi Asuransi 75
1. Jumlah persentase dari jumlah yang diasuransikan
2. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh penanggung, misalnya biaya meterai,
biayapolis
3. Jasa untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang
4. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan.
Keterangan:
BK Biaya Klaim
THP .• Total Harga Pertanggungan
BK Jumlah orang yang mengajukan klaim dalam satu tahun dikalikan jumlah
besarnya yang di klaim (bila asuransi tertentu maksimal klaim nya sudah
ditentukan, misalnya RP 1 Miliar) THP : Besarnya nilai pertanggungan dikali
jumlah asumsi peserta asuransi.
Contoh:
BK= 10 1 Miliar
THP 1000 1 Miliar
BK 10
THp- 1000
2. Bila sudah ketemu PU yaitu 1 %, tentukan besarnya rata-rata premi/ rate premi
(RP) dengan rumus sebagai berikut. Hitung Load Factor:
Rumus: Load Factor = (Biaya akusisi + Biaya Operasional) + Profit
PU
LF
500//O
Keterangan :
RP : Rate Premi
P U : Premi Umum
LF : Load Factor
B A : Biaya Akusisi
B O : Biaya Operasional P : Profit
SOAL LATIHAN
l .Apa yang dimaksud dengan premi?
2. Sebutkan empat kriteria premi!
3. Jelaskan empat rincian yang dapat dik premi!
4. Sebutkan hal-hal yang membuat tingkat premi tidak mencukupi!
77
SYARAT PENUTUPAN ASURANSI
UMUM
Dalam asuransi pengangkutan laut warranty berarti adalah janji yang harus
dipenuhi oleh tertanggung agar kontrak atau polis tersebut berlaku. Pelanggaran
terhadap janji (breach of warranty) itu berarti akan mengakibatkan batalnya
perjanjian (polis) secara keseluruhan. Dalam Marine Insurance Act 1906 Pasal 33
warranty dalam asuransi pengangkutan laut berarti suatu janji dari tertanggung untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan, atau untuk selalu memenuhi suatu
ketentuan yang telah ada.
1. Menjelaskan hal hal yang selalu harus dipenuhi tertanggung selama berlakunya
pertanggungan.
79
80 Asuransi Maritim
Contoh:
1. Dalam penutupan kapal untuk risiko war dinyatakan "warranty armed' yang
berarti selama berlakunya pertanggungan, kapal yang bersangkutan tidak akan
digunakan mengangkut senjata apabila kapal ternyata mengangkut senjata, maka
polis akan batal sejak tanggal mulai mengangkut senjata.
2. Dalam penutupan kapal atas dasar voyage, sering ditegaskan "warrantedsea
worthiness" itu berarti bahwaselamapertanggungan, kapal yang bersangkutan
harus dijaga agar tetap laik laut (sea worthy) Jika pada suatu saat kapal menjadi
tidak laik laut, maka polis akan batal sejak saat itu.
Sesuai ketentuan Marine Insurance Act 1906 PasalN, warrantY hanya dapat
disimpangi pleh tertanggung tanpa membatalkan polis dalam hal:
Dalam voyage policy implied warranty adalah bahwa kapal harus seaworthy sejak
awal perjalanan atau pada saat perjalanan kapal yang bersangkutan dimulai.
Jika polis turut juga menjamin kapal selama ia berada di pelabuhan, termasuk implied
warranty adalah bahwa kapal tersebut harus di dalam segala hal memenuhi syarat dan
sanggup menghadapi risiko pelabuhan pada saat permulaan penutupan risiko pelabuhan
dilakukan. Apabila polis meliputi beberapa voyage yang berlain an, selama waktu
mana kapal memerlukan persiapan, atau persiapan tersendirl, termasuk implied
warranty juga kapal harus peaworthy untuk tiap tiap permulaan perjalanan yang
bersangkutan.
Suatu kapal dianggap telah laik laut (sea worthy) apabila secara wajar telah memenuhi
syarat di dalam segala hal menghadapi bahaya laut.
Dalam time policy (polis berjangka) tidak ada suatu implied warranty bahwa kapalt
harus laik laut setiap perjalanan, akan tetapi bila dalam kesengajaan dari tanggung
jawab untuk menerjunkan kapal dalam keadaan tidak laik laut pihak penanggung tidak
wajib bertanggung jawab untuk setiap kerugian akibat tidak laik lautnya kapal.
84 Asuransi Maritim
Asuransi atas pengiriman barang dari satu tempat ketempat Iain hanyalah syah dan
berlaku apabila pengiriman barang tersebut tidak menyimpang dari ketentuan/
peraturan yang berlaku. Walaupun polis dikeluarkan atas nama seorang yang
mengimpor senjata misalnya, apa bila impor tadi dilarang oleh
undang-undang/peratUran penguasa yang berlaku, sehingga kiranya ada klaim, pihak
penanggung tidak wajib membayar kerugian.
Implied Condition
Implied conditions adalah ketentuan prinslp-prinsip dasar asuranS yang harus dipenuhi
oleh tertanggung di dalam melakukan penuttiPu
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 85
asuransi. Apabila prinsip dasar tersebut tidak dipenuhi maka pertanggungan yang telah
diadakan dapat dianggap tidak syah, Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud adalah ketika
setiap penutupan asuransi pihak tertanggung harus mempunyai "Insurable interest"
serta penutupan tersebut dilaksanakan atas dasar "Utmost goodfaith Dalam hal terjadi
klaim maka dasar penyelesaiannya adalah sesuai dengan "Principle of indemnity"
untuk mana berlaku pula "Principle ofsubrogation" secara otomatis. Apabila prinsip
pokok tersebut tidak dipenuhi tertanggung, penutupan yang dilakukan dapat dianggap
tidak berlaku dan oleh
karenanya penanggung tidak wajib mengganti kerugian yang iterjadi. Ketentuan ini
tidak tercantum dalam polis, namun demikian ketentuan ini merupakan suatu syarat
yang harus dipenuhi tertanggung.
Express Condition
Express condition adalah kondisi pertanggungan yang secara tegas dinyatakan dalam
polis, yaitu penegasan mengenai bahaya apa yang dijamin, bahaya apa yang
dikecualikan dalam persetujuan asuransi tersebut. Apabila kerugian terjadi bukan
akibat dari bahaya yang secara tegas dinyatakan dalam polis, pihak penanggung tidak
wajib memberikan ganti kerugian.Jika impliedcondition merupakan prasyarat agar
suatu pertanggungan yang diadakan syah, express condition ini memperinci bahaya
untuk mana kerugian dijamin atau tidak. Dengan demikian bahwa express conditions
ini baru dapat dilaksanakan dan mengikat kedua belah pihak apabila implied
conditions sudah dipenuhi terlebih dahulu.
Dalam penutupan asuransi pengangkutan, sering kerugian kecil dipikul sendiri oleh
tertanggung, dan hanya klaim yang melebihijumlah tertentu yang diganti oleh
penanggung
Franchise
86 AsuransiMaritim
Jadi denganfranchise ini berarti bahwa semua kerugian yang kurang dari jumlah yang
ditentukan, seluruhnya menjadi beban tertanggung. Akan tetapi jika kerugian lebih
dari jumlah itu, maka seluruh kerugian menjadi beban penanggung (tidak ada yang
dibebankan kepada tertanggung).
Deductible
Deductible berarti potongan. Penanggung hanya akan mengganti kerugian kepada
tertanggung jikajumlah kerugian yang diderita akibat risiko yang dijamin}nelebihi
jumlah potongan, berarti bahwa kerugian sama dengan jumlah potongan atau
kurang darijumlah potongan tidak mendapat ganti kerugian dari penanggung.
Contoh:
Barang dipertanggungkan sejumlah Rp25.000.000
Dengan deductible 3% = Rp750.000
Bila kerugian kurang atau sampai' dengan Rp750.000 tidak diganti kerugian, jika
jumlah kerugian Rp850.000 diganti sebesar Rp100.000 yaitu kerugian di atas
potongan (kerugian di atas deductible).
Dari penjelasan tersebut di atas, kita lihat bahwa deductible dan franchise adalah
dua pengertian yang satu dengan yang lain sangat erat hubungannya maupun
penggunaannya. Untuk keruglan yang kecil yang jumlahnya kurang dari
deductible ataufranchise yang telah ditetapkall' penggunaannya persis sama.
Franchise Berseri
Bila satu polis menanggung beberapa macam cargo, sebaiknya untuk setiap
macam cargo ditutupfranchise sendiri. Demikian pula bila satu polis
menanggung satu macam cargo yang terdiri dari ribuan koli'
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 87
misalnya ada semen, beras, tepung terigu, gula putih, dan sebagainya sebaiknya dibagi
ke dalam beberapa seri dan untuk setiap seri ditutup franchise.Satu pengiriman beras
dengan kapal sebanyak 10.000 karungditanggung 1000 karung oleh satu setiap polis.
seri. Beras Harga itu dibagi pertanggungan ke dalam 10 semua seri terdiriberas dari
gp200.000.000 atau Rp20.000.000 tiap seri. Franchise 3% tiap seri atau Rp600.000
yang berarti bahwa bila kerugian tiap seri sampai dengan Rp600.000 tidak mendapat
ganti kerugian. Danjika setiap seri menderita kerugian di atas Rp600.000 akan
mendapat penggantian penuh dari penanggung. Setelah beras tiba di pelabuhan tujuan,
dan dimasukkan ke dalam gudang kemudian diperiksa dan dihitung kerugian untuk tiap
seri dan diperoleh data sebagai berikut.
Luasnya risiko yang dijamin dalam polis bergantung pada macam.macam barang yang
diasuransikan dan syarat-syarat penutupan yang diinginkan oleh tertanggung. Semakin
luas risiko yang dijamin, semakin besar premi yang akan dibayar oleh tertanggung.
Dasar penutupan adalah risiko laut (marine risk), jika risiko tambahan di luar marine
risk hendak dijamin pula, hal itu harus ditegaskan dalam polis, juga risiko perang (war
risk) atau mollest hendak turut dijamin, hal itu harus juga dinyatakan dengan tegas.
Untuk memudahkan para penanggung, risiko yang dijamin ini kemudian
dikelompokkan dalam klausula yang dikeluarkan secara standar dan ditempelkan pada
polis sebagai syarat penutupan.
SYARAT KONDISI PENUTUPAN ASURANSI BARANG (CARGO)
Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa syarat asuransi pengangkutan laut telah
diperluas dari "at and from" atau "from" suatu tempat tertentu ke tempat lain menjadi
meliputi "from warehouse to warehouse" (dari gudang pengiriman ke gudang
penenma).Sampai sejauh mana kerugian yang terjadi antara gudang pengirim dan
gudang penerima mendapat penggantian dari asuransi, bergantung pada syarat
(kondisi) pertanggungan yang digunakan.
Jika barang dipertanggungkan dan hanya menjamin "total loss only", penanggung
hanya bertanggung jawab atas kerugian apabila seluruh barang yang diasuransikan
mengalami total loss (actual total loss atau contructive total loss) akibat bahaya yang
disebutkan dalam polis tersebut. Kerugian lain yang belum dapat digolongkan pada
total loss atau yang terjadi bukan akibat risiko yang dijamin dalam polis, tidaklah
dijamin oleh penanggung. Total loss yang dijamin pada dasarnya adalah akibat dari
marine perils atau bahaya yang secara tegas disebut dalam clause. Apabila barang
yang diasuransikan mengalami total loss, apakah termasuk actual total loss atau
constructive total loss, maka tertanggung berhak mendapat penggantian dari
penanggung.Penggantian itu besarnya adalah:
1. Dalam hal penutupan atas dasar "agreed value" sebesar jumlah pertanggungan
tanpa mempersoalkan apakahj umlah pertanggungan tersebut lebih besar atau
lebih kecil dari harga barang sebenarnya.
2. Dalam hal penutupan atas dasar "insured value" atau unvalued policy, sebesar
barang yang bersangkutan, dengan pengertian bahwa setinggi-tingginya sebesar
jumlah pertanggungan (TSI). Jadi jika over insured, penggantian dari asuransi
sebesar harga barang yang sebenarnya, sedang jika under insured, penggantian
dari asuransi
untuk partial loss walaupun besarnya sama dengan claim untuk total loss. Total
loss dari sebagian barang yang diasuransikan tidak termasuk dalam total loss
tetapi partial loss, misalnya jika 100 karung beras diasuransikan, dan 2 karung
total loss, kerugian ini dianggap Partial loss.
Pada klaim atas nama actual total loss, tertanggung tidak perlu memberikan notice
ofabandonment.
Constructive total loss (CTL)
Jenis total loss yang kedua ini cara penentuannya tidaklah semudah actual tota/ loss,
karena barang belum secara absolut rusak atau mus nah, tetapi mungkin masih ada
nilainya dan barang masih berbentuk seperti semula. Adanya total loss dalam
constructive total loss terutama didasarkan pada commercial yaitu pertimbangan
ekonomi. Jika secara commercial barang yang bersangkutan tidak menguntungkan Iagi
bagi pemiliknya, ia akan memutuskan bahwa lebih baik melepaskan hak atasmilik
tersebut dan mengajukan claim total loss pada perusahaan asuransi. Dalam Pasal 664
dan 666 KUHD dinyatakan bahwa tertanggung tidak boleh melepaskan hak miliknya
atas barang yang dipertanggungkan apabila biaya perbaikan tidak lebih dari 3/4 bagian
daripada harga taksiran kapal atau barang pada Waktu diadakan perjanjian
pertanggungan. Dari Marine Insurance Act 1906 Pasal 60 (1) tertanggung hanya
berhak mengajukan klalln constructive total loss, apabila:
1. la melepaskan haknya atas barang tersebut (abandon)
2. Actual total loss tidak dapat dihindarkan Iagi
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 91
Dapat disimpulkan bahwa constructive total loss hanya dapat diajukan oleh
tertanggung apabila biaya perbaikan atas barang yang rusak akibat risiko
yang diasuransikan melebihi dari jumlah dan/ataumelebihi nilai barang
sesudah tiba di tujuan.
Free From Particular Average (FPA) yang digunakan untuk syaraC penutupan free
from particular average adalah Instutute Cargo Clauses (FPA) dan penggunaannya
dalam polis biasanya dinyatakan dengan mencantumkan "Condition FPA as per
Institute Cargo Clauses 1/1/63". Risiko yang dijamin dalam kondisi ini pada
dasarnya sama dengan risiko yang disebutkan dalamStandar bursa Amsterdam atau
Roterdam, Vrij van beshadigheid (VVD), bebas dari kerusakan khusus atau
kerusakan sebagian.
2. Total loss sebagian daripada barang (misalnya, barang itu terdiri dari banyak
bungkus atau karung, maka total loss dari satu bungkus atau satu karung akibat
dari risiko laut, dijamin oleh asuransi).
3. Total loss atas tiap-tiap bungkus/karung yang terjadi sewaktu pemuatan,
transshipment atau sewaktu pembongkaran (mlsalnya, satu package jatuh ke laut).
Kerugian atas kerusakan sebagian, apabila hal itu disebabkan oleh fire explosion dan
collision.Kerugian atas kerusakan sebagian, akibat dari kapal atau tongkang kandas,
tenggelam atau mengalami kebakaran. Kerugian lain yang dapat digolongkan kepada
cuaca buruk, tidak dijamin oleh polis kecuali hal itu mengakibatkan kapal kandas,
tenggelam atau terbakar.
92 Asuransi Maritim
Dengan syarat Pertanggungan tersebut9 risiko perang (war riks) tidak tennasuk
ditutup.jika hal ini hendak dimasukkan harus ditegaskan dalam polis dan Institute
War Clauses ditempelkan.
Pada penutupan all risk digunakan Standard Clauses Institute Cargo Clause.
Syarat penutupan all risk berarti menjamin seluruh kerugian yang diderita
tertanggung akibat adanya accidently caused (risiko yang secara kebetulan datang
dari luar). Kondisi ini tidak menjamin akibat inherent vice dari barang itu sendiri,
delay,watv risk, dan risiko lain yang umumnya tidak dijamin oleh polis termasuk
perang dan pemogokan•
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 93
94 Asuransi Maritim
a. Liner service atau pelayaran tetap, yaitu kapal yang melakuka pelayaran secara
teratur dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain tanpa mempersoalkan muatannya
cukup atau tidak.
b. frampingservice atau tramper sevice atau pelayaran tidaktetap yaitu sistem
pelayaran atas kapal yang dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya barang yang
akan diangkut. Kapal ini tidak mempunyai rute tertentu (tanpa trayek) dan tidak
ada schedule mengenai keberangkatannya.
c. Charter service, yaitu kapal yang pelayarannya dilakukan atas dasar charter
(sewa), barang yang diangkut biasanya terbatas dimiliki oleh satu atau dua
pengirim dan cara pelayarannya dilakukan sepertl tramping.
Dalam hubungan apabila kebetulan master atau anak buah kapal turut menjadi
pemilik kapal, kelalaiannya sebagai crew tidak dianggap sebagai kelalaian pemilik.
Kerusakan atau kerugian akibat risiko perang (war perils) dan pemogokan (strikes
perils) tidak turut dijamin dengan kondisi ini.Apabila hal ini ingin dijamin maka harus
ditegaskan dengan menambahkan Institute War and Strikes Clauses 1/10/8.
Syarat penutupan total loss only merupakan yang paling ringan atau paling sempit dan
biasanya digunakan terutama untuk kapal kecil (perahu layar, perahu layar motor,
kapal kecil penangkap ikan, dan sebagainya), tetapi kadang juga digunakan untuk
penutupan asuransi kapal besar yang umurnya sudah tua. Untuk kapal tua ini bila
digunakan dengan syarat yang lebih luas, akan dikenakan premi yang besar. Syarat
penutupan yang dapat digunakan adalah institute time clause hull total loss only,
asuransi ini menjamin total loss (actual total loss atau constructive total loss) atas
obyek pertanggungan akibat:
Umumnya kapal hanya akan dianggap actual total loss jika secarafisik kapal itu
tidak bisa digunakan lagi oleh pemiliknya akibat dari risiko yang diasuransikan. Lain
halnyajika kapal tenggelam, walaupun
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 97
masih utuh, ia tidak mungkin kembali kepada Yang punya tanpa biaya Yang besar,
Jika biaya pengangkatan kapal Yang ditambah biaya perbaikannya lebih besar dari
nilai kapal itu sendiri, Claim actual total loss dapat diajukan dengan pengertian bahwa
rangka kapal yang tenggelam tadi tidak mempunyai nilai lagi baik peniilik kapal
maupun bagi perusahaan asuransi yang akan membayar Claim.
Kapal hilang (missing) dapat dianggap sebagai actual total loss apabila setelah
berlakunya waktu yang dianggap cukup wajar dan tidak ada kabar apapun mengenai
kapal tersebut. Sesuai Pasal 667 KUHD untuk suatu kapal yang hilang akan dapat di-
claim total loss apabila:
1. Untukkapal yang berlayar dan beroperasi dalam wilayah Indonesia, tidak diterima
kabar apapun dalam waktu 6 bulan.
2. Untuk kapal yang berlayar dan beroperasi dalam perairan antara Indonesia dan
pantai selatan serta sebelah timur Afrika tidak diterima kabar apapun dalam
waktu 12 bulan.
Untuk kapal yang berlayar dan beroperasi dalam wilayah dunia Iainnya, apabila
tidak diterima kabar apa pun dalam waktu 18 bulan. Dalam pasal dimaksud bahwa
pembuktian mengenai hal ini sudah apabila tertanggung (pemilik kapal) mengangkat
sumpah Yang menyatakan bahwa selama periode tersebut di atas tidak pernah
diterima kabar apapun mengenai kapal tersebut.Untuk kapal yang hilang memang
sulit untuk membuktikan apakah hilangnya tersebut akibat risiko yang dijamin atau
tidak, mengingat sering tidak ada dokumen atau keterangan Iain untuk itu karena turut
dibawa oleh kapal hilang.
Actual total loss untuk kapal bisa bersamaan dengan actual total loss untuk barang
danfreight.
policy). Beberapa contoh yang dapat digunakan cara lama tersebut antar lain:
dan general average makajaminan total loss only diperluas untuk mana dikeluarkan
yaitu Institute Clauses Hull,Total Loss, General Average and 374th Collison
liability 1.10.83. Dengan memakai clauses ini risiko yang dijamin tetap total loss,
tetapi dengan risiko ini asuransi dapat menjamin:
1, Biaya general average, salvage chargej, sebanding denganjumlah pertanggungan
jika ada under insurance.
2. Tanggung jawab pemilik kapal akibat tubrukan, tetapi terbatas hanya 3/4
bagian. Dalam penentuan besarnya kerugran tersebut berlaku prinsip cross
liability atas dasar tingkat kesalahan masing masing (degree to blame).
3. Termasuk jaminan etas biaya legal proceeding dalam hubungan dengan
tubrukan tersebut.
Syarat penutupan untuk asuransi kapal yang banyak digunakan dewasa ini adalah
dengan jaminan risiko yang lebih luas hampir dikatakan all risk. Clauses yang
digunakan untuk kondisi yang lebih luas adalah:
1. Institute Time Clause Hull
2. Standard Dutch Hull Form
3. Amencan Institute Time Hull
4. Standard Indonesia Hull Form
Dengan memakai kondisi Standard Indonesia Hull Form 1.10.7 0 sebagai syarat
penutupan, risiko yang dijamin oleh asuransi meliputi:
l. Kerusakan yang terjadi atas kapal, baik kerusakan itu tergolong dalam
particular avarage maupun general average jaminan meliputi partial
loss dan total loss. Dalam partial loss, jaminan
darikerusakan g adalah penuh sebesar biaya perbaikani kapal secaraitu Pen itu tanpa
mempersoalkan apakah diasuransikan penuh sesuai harga pasar atau tidak (berlaku
agreed value). Jika polis berakhir pada saat sebagian dari kerusakan belum sernpat
diperbaiki,untuk ini akan diperhitungkan penyusutan nilai yang wajar akibat
kerusakannya belum diperbaiki.Biaya yang tergolong pada "sue and labour" dan
"salvage"
1. Dalam hal collision: Tanggunge jawab dalam _hal tubrukan(collision) ini sering
disebut RDC (running down clause) atau(collision liability clauseV Dengan
syarat penutupan Standard Indonesia Hull Form (SIHF) FIS1ko yang dijamin
dalam collision adalah meliputi:
a. Kerusakan atas kapal sendiri setinggl tlngginya sebesar jumlah
pertanggungan.
b. Kerusakan atas kapai lainnya yang ditabrak apabila kapal yang diasuransikan
(kapai sendiri) secara legal harus bertanggung jawab atas terjadinya tabrakan
tersebut, dengan pengertian bahwa tanggung jawab ini setlnggi-tingginya
tidak lebih dari jumlah pertanggungan atas kapai sendiri. Apabila kedua
belah pihak yang mengalami tubrukan tersebut sama-sama bersalah (both to
blame) maka cara penyelesaian yang akan digunakan adalah tanggung jawab
silang (cross liability), jadi tidak digunakan single liability,
2. Jika tabrakan ini terjadi antara dua kapai. Jika tabrakan inl terjadi antara dua
kapal yang sama-sama dimiliki oleh tertanggung (sistershp) maka tanggung
jawab asuransi akan disesuaikan sama dengan penjelasan di atas. Prinsip
sistership im sengaja ditegaskan dalam kondisi pertanggungan, karena
seharusnya seorang tertanggung secara yuridis tidals dapat menuntut dirinya
sendiri.
100 asuransi Maritim
3. Jaminan. Jaminan juga meliputi tanggung jawab pemilik ka atas kerusakan atas
moveable atau immoveable object disebabk oleh tubrukan. Dengan demikian jika
kapal .menabrakjetty, kad dan sebagainya ia harus bertanggung jawab secara yuridis
maka itu telah turut dijamin dengan kondisi ini, dengan ketentuan nom 2 di atas
berlaku sepenuhnya.
4. Tidak Jaminan dalam collision
a. Memindahkan wreck yang terjadi dalam collision
b. Kerusakan dan kerugian akibat polusi, kerusakan atas barang yang ada di
atas kapal yang ditanggung
c. Kerugian atas jiwa manusia
5. Jaminan dari penanggung meliputi juga kerusakan yang
a. Selama kapal dikemudikan oleh pilot atalitidak.
b. Pelayaran untuk trialtrip, serta kapal yang dijamin boleh
memberikan bantuan atau menarik kapal lain yang dalam keadaan
bahaya, tetapi kapal tidak boleh ditarik, kecuali dalam hubungan
dengan salvage.
c. Apabila polis berakhir sewaktu kapal berada di tengah laut, maka
penutupan masih tetap berlaku sampai kapal yang bersangkutan tiba di
pelabuhan tujuan, dengan pengertian bahwa tertanggung bersedia
membayar tambahan premi yang sebanding dengan tambahan
perjalanannya tadi (continuation clause).
d. Walaupun ada penyimpangan dari warranty (breach of warranty)
sepanjang hal ini hanya menyangkut "barang, trade, locality, towage,
salvage services dan tanggal berangkat", "jaminan masih tetap berlaku
dengan pengertian tertanggung bersedia membayar", tambahan premi
yang diperlukan (breach of warranty clause). Penyimpangan atas
warranty lainnya (baik implied warranty maupun express warranty)
tetap akanmembatalkan polis.
6. Kerugian yang dijamin apakah akibat langsung dari bah aya yang disebutkan dalam
Ichmaree Clause (Clause 7): Burnsting ofboilers, breakage dan sebagainya tidak
dijamin oleh polis dalam kondisi ini, Namun, kerugian lain akibat langsung dari
burnsting ofboilers dan breakage tersebut dijamin. Jika boiler terbakar maka
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 101
kerugian boiler itu sendiri tidak dijamin, akan ,tetapi. kerugian bagian lainnya
akibat terbakamya boiler tersebut (misalnya, mesin lainrusak, bagian kapal
terbakar) kerusakan tambahan yang terjadi ini turut dijamin.
8. General average dan salvage. General average dan salvage jika terjadi akan
diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku ditempat berakhirnya bahaya tersebut
apabila B/L menyatakan hal itu.Jika bagian kapal dirusak dalam tindakan general
average maka kerugian atas kerusakan tersebut biaya perbaikan dijamin penuh.
9. Newfor Olds Perhitungan claim baik terhadap kerusakan sebagian maupun
general average didasarkan pada newfor old Artinya, jika bagian yang rusak
diganti, tidak akan ada potongan atas pemakaian alat baru menggantikan yang
rusak yang mungkin sudah tua (new for old).
10. Deductible: Untuk tiap accident maka claim baru dapat memperoleh
penggantian jika besarnya kerugian atau kerusakan melebihi jumlah tertentu. Jika
kerugian yang dialami&urang atau sama dengan jumlah deductible tidak diganti
kerugian.
11. Constructive total loss (CTL). Dalam menentukan apakah suatu kerusakan
dapat dianggap sebagai CTL maka TSI (jumlahpertanggungan) diambil sebagai
pegangan. CTL baru dapat dilakukan jika perkiraan biaya perbaikan melebihi TSI
atau lebih (CTL clause) dalam hal ini ditentukan pula bahwa walaupun abandonment
telah dilakukan, tidak akan ada claim atas freight (freight waiver clause).
12. Survei dan penunjukan repairer Untuk tiap kerusakan yang terjadi, tertanggung
wajib segera melaporkan pada penanggung untuk diadakan survei, atau memintakan
survei oleh Lloyd's agent terdekat, Di samping itu penanggung mempunyai hak
mutlak untuk menunjuk dockyard yang akan melakukan repair atas kerusakan,
Apabila tertanggung lalai melakukan kewajiban dalamhubungan dimaksud diatas;
maka penanggung dapat memotong
15% pembayaran claim pada tertanggung atas tiap claim (notice o claim and
tender clause).
13. Penutupan tambahan, Di samping penutupan untuk Hull Machinery
tertanggung diperkenankan untuk menutup kepentingan tambahan seperti
disbursement, premi9 dan sebagainya.
14. Pengembalian premi (lay up return). Apabila kapal tersebut I up lebih dari 30
hari terus-menerus maka sebagian dari premi dapat dikembalikan pada tertanggung.
Pengembalian itu beda jikasewaktu repair (pengembalian lebih kecil) dibanding
dengan lay up yang terjadi bukan karena repair (pengembalian lebih besar).
Pengembalian itu baru dapat dilakukan jika selama berlakunya pertanggungan kapal
tersebut tidak total , loss, jadi pengembalian baru dapat dilakukan jika pertanggungan
berakhir.
15. Pemindahan hake Tidak ada kepentingan atau hak yang dapat dipindahkan
kepada orang lain kecuali hal itu diberitahukan terlebih dahulu kepada penanggung
untuk mana dibuatkan suatu endorsement.
16. Berakhirnya pertanggungan. Kecuali ada persetujuan khusus dari penanggung,
maka persetujuan berakhir secara otomatis apabila ada perubahan klasifikasi kapal, ada
perubahan kepemilikan, perubahan manajemen, dilakukam charter atas dasar bareboat
charter.
17. Kewajiban tertanggung dan biaya yang dikeluarkan.Tertanggung berkewajiban
untuk melakukan segala tindakan yang wajar untuk memperkecil kerugiamyang
dijamin dalam polis.Biaya yang dikeluarkan untuk penyelamatan tersebut, dijamin
oleh penanggung. Jika dalam hal ini penanggung ikut melakukan penyelamatan,
tindakan tersebuftidak boleh ditafsirkan sebagai menyetujui abandonment, Jika usaha
pertolongan telah dilakukan ternyata akhirnya kapal total loss, biaya yang telah
dikeluarkan dapat diganti setelah dikurangi dengan hasil penjualan scrapt jika ada (sue
and labour clause).
18. Hal yang dikecualikan/tidak dijamin. Asuransi tdak menjamin kerugian dan
kerusakan akibat:
a. War perils, jika hal ini hendak diasuransikan, harus ada tambahan tersendiri
(war exclusion clause).
b. strikers, lock out workmen, labour disturbances, riot or civil commontions,
terorist Or political motives (strikes excluti01i
BAB8 Syarat Penutupan Asuransi 103
clause). Jika risiko strikes yang hendak dijamim harus ditambahkan tersendiri dengan
memasukkan "Institute War and Strikes Clause".
The detonation of explosive, any weapon or radio active, anyperson acting moliciously
orform political motive (molicions act exclusion clause)
Akibat nuclear or other like reaction or radio active force or
matter (nucleus exclusions clause)
Biaya untuk pengecatan scraping bagian bawah kapal, kecuali untuk hal yang secara
jelas disebutkan dalam jaminan (bottom treatment clause) Kerusakan sewaktu kapai
ditarik, kecuaii karena terpaksa atau secara normal harus dilakukan (navigation clause).
ABANDONMENT
salah satu syarat agar constructive total loss dapat dilakukan adalah bahwa pemilik
barang harus melepaskan haknya atas barang dan segala sesuatu yang melekat
kepadanya (meng-abandon kepentingan tersebut). Contructive total loss hanya dapat
dilakukan jlka biaya perbaikan yang rusak melebihi jumlah pertanggungannya, atau
lebih besar dari nilainya.
Seorang pemilik kapal dengan sendirinya tldak akan memperbaikl kapalnya yang
rusak jika biaya untuk memperbaikinya melebihi dari nilai kapal itu sendiri sesudah
selesai diperbaiki, dia akan memutuskan lebih baik tidak memperbaiki kapal tersebut.
Juga pemilik barang muatan yang barangnya rusak, tidak akan mengambil barangnya
jika blaya perbaikan atas barang yang rusak tersebut ditambah dengan biaya
meneruskannya ke tujuan akan melebihi dari nilal barang setelah diperbaiki di tempat
tujuan. Atas dasar tersebut para tertanggung memilih melepaskan haknya kepada
penanggung untuk mengajukan constructive total loss.
104uransi Maritim
3. Biaya kontribusi dalan general average (apabila kerusakan Yang bersangkutan
termasuk dalam G A dan Sisa barang yang ada harus turutnenjamin biaya biaya yang
dikeluarkan).
4. Biaya biaya refloating (jika kerusakan akibat kandas, harus dikeluarkan biaya
untuk melepaskan diri dari kandas).
Apabila jumlah biaya 1-4 tersebut di atas ternyata iebih besar dari jumlah
pertanggungan kapal maka tertanggung berhak mengajukanCTL.
Jumlah biaya tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai barang sewaktu tiba
di tujuan.Apabila melebihi nilai barang maka pemilik berhak melepaskan haknya atas
barang dan mengajukan CTL.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa penanggung ber sedia membayar
total loss atas dasar constructive total loss setelah tertanggung melepaskan haknya atas
barang. Hal itu perlu dibuktikan bahwa tindakan tersebut reasonable (cukup beralasan)
sehingga ia bersedia melepaskan haknya. Pelepasan hak dilakukan oleh tertanggung
denganjalan menyatakan kepada penanggung dalam bentuk "Notice of Abandonment"
yang umumnya dilakukan secara tertulis.
Abandonment dilakukan tanpa syarat dan tidak bisa ditarik kembali, dengan
konsekuenSi antara Iain:
1. Apabila abandonmenttelah dilakukan secara sah, pihals penanggung berhak
mengambil alih semua kepentingan tertanggung yang ada pada barang, serta semua
hak Yang secara insidental berhubungan dengan kepentingan tersebut.
2. Dalam hal abandonment terhadap kapal, pihak penanggung berhak menerima
sewa (freight) yang seharusnya diterima untuk perjala nan yang bersangkutan, dan yang
penerimaannya dilakukan sesudahbahaya Yang mengakibatkan åbandon itu terjadi,
dikurangi biaya yang harus dikeluarkan setelah accident, dan apabila kapal tersebut
sedang mengangkut barang pihak penanggung berhak mendapatkan
BAB 8 Syarat Penutupan Asuransi 105
kerugian/penghargaan yang wajar atäs atas pengangkutan barang tersebut yang dilakukan
sesudah terjadinya accident.
2. Total loss hanya akan dibayar oleh perusaahaap asuransi apabila tertanggung
meng-abandon kepentingan yang bersangkutan untuk dikeluarkan Notice
ofAbandonment yang diberikan kepada penanggung
3. Apabila tertanggung lalai dan tidak memberikan Notice of Abandonment maka
kerugian yang bersangkutan hanya akan diselesaikan atas dasar kerusakan
sebagian (partial loss), kecuali penanggung memberikan persetujuan tersendiri
dan menganggap kelalaian tertanggung tadi sebagai tindakan yang dapat
dimaafkan.
4. Notice of Abandonment harus diberikan dengan pertimbangan yang wajar
setelah diterima keterangan yang dapat dipercaya mengenai kerugian tersebut.
Sesuai dengan Pasal 670 KUHD, Notice of Abandonment harus diberikan dalam
waktu 3 bulan sesudah dlperolehnya keterangan yang membenarkan tertanggung
melakukan abandon.
5. Notice ofAbandonment harus diberikan tanpa syarat.
6. Hak tertanggung tidak dirugikan karena adanya kenyataan bahwa penanggung
menolak Notice of Abandonment yang diberikan tertanggung. Dalam penolakan
yang bersangkutan penanggung sekaligus menyetujui untuk menempatkan
tertanggung pada posisi yang sama sewaktu Notice ofAbandonment diberikan.
7. Apabila Notice ofAbandonment diterima oleh penanggung, hal itu tidak dapat
ditarik kembali dan berarti menerima Segala tanggung jawab yang berhubungan
dengan barang yang bersangkutan, Dengan diterimanya abandonment
penanggung wajib membayar claim total loss walaupun kemudian terbukti bahwa
risiko yangmenyebabkannya tidak dijamin. Juga penanggung berhak atas
recovery yang melebihi claim yang dibayar.
106 Asuransi Maritim
SOAL LATIHAN
1. Apayangdimaksuddenganexpresswarranty dan implied
2. jelaskan apayang dimaksud dengan implied condition dan express condition!
3. ApayangAndä ketahui tentang franchise dån deductible, contohnya!
4. Sebutkan empat kemungkinan syarat penutupan asuransi cargo/ muatan dalam
asuransi pengangkutan laut!
5. Sebutkan danjelaskan syarat yang harus dipenuhi oleh agar kapal miliknya dapat
diasuransikan di Indonesia! Agarsebuahkapal niagayanghilang dapat diklaim
dan dalam total loss, syarat apa saja yang harus dipenuhi sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia?
P & I CLUB DAN SALVAGE
SEJARAH SINGKAT P & I CLUB
Mungkin hampir semua orang yang terlibat dalam industri pelayaran atau bisnis
pernah mendengar istilah P&l Club atau P&l Insurance, tetapi kebanyakan dari
mereka mungkin tidak memiliki penjelasan yang pasti tentang singkatan apakah
"P&l" itu dan mengapa organisasi yang menyediakan pertanggungan "P&l" yang
selalu disebut "Club" atau "Association" sebagai pengganti perusahaan asuransi.
Bab ini akan menjelaskan sejarah, perkembangan dan karakter sebagai bentuk
asuransi laut (marine insurance) dan diharapkan akan membantu pembaca untuk
mendapatkan keuntungan dari "P&l Club" dalam bisnis di masa yang akan datang.
P (Protection)-Perlindungan
Asuransi laut merupakan suatu bisnis yang sangat tua dan kebijakan asuransi laut
pertama kali dapat dilacak pada awal abad ke-14 di Italia.Sampai dengan awal abad
ke-19, industri asuransi tidak merasa perlu menawarkan asuransi tambahan untuk
menutupi risiko selain muatan di kapal dan kapal itu sendiri. Namun, situasi telah
berubah sesuai kebijakan yang diberikan oleh Pengadilan Inggris (English Court) pada
tahun 1836 yang terkait pada kasus tabrakan yang disebut "De Vaux v Salvador".
Dalam kasus ini, hakim mengatur bahwa kebijakan umum terhadap bahaya di laut
tidak menanggung asuransi kerusakan Yang terjadi karena tabrakan kapal.Hal ini
menyebabkan pemilik kapal terkena asuransi di dalam polis Iambung kapal umumnya
terhadap Potensial tanggung jawab yang besar untuk hal yang sebelumnya tidak
diasuransikan.
107
108 Asuransi Maritim
Tentu saja pemilik kapal tidak dapat membatasi risiko baru itu secara sederhana yang
menjadi beban dirinya sendiri.Mereka berbicara penanggung asuransi Iambung
kapalnya dan meminta perubahan polis Iambung kapal yang biasa menjadi kewajiban
perlindungan menyeluruh yang timbul dari suatu tabrakan.
Dalam asuransi laut, pemilik barang dan pemilik kapal menutup pertanggungan
barang dan kapalnya pada perusahaan asuransi.Namun, tidak semua risiko yang
mengakibatkan kerugian dapat disusun asuransinya karena penanggung tidak
bersedia menanggung risiko atas beberapa peristiwa tertentu sehingga muncul pada
polis beberapa klausula yang membebaskannya dari kewajiban membayar ganti rugi.
Jika ada kerugian akibat peristiwa tertentu yang menimpa barang yang tidak
mendapat ganti rugi dari penanggung akibat kesalahan pengangkut maka pengangkut
yang bertanggung jawab dan membayar ganti rugi kepada pemilik barang.Demikian
juga ada kerugian akibat peristiwa tertentu yang menimpa kapal yang tidak
mendapat ganti rugi dari penanggung sehingga menjadi tanggungan pemilik kapal
itu sendiri.
Dalam bidang pengangkutan laut, pengangkut (pemilik kapal) menghadapi risiko
dari dua segi, yaitu risiko atas kapal sebagai kapal (as a ship) dan risiko atas kapal
sebagai alat pengangkut (as carrier), Oleh karena ada di antara risiko yang tidak
dilindungi oleh penanggung maka pemilik kapal membentuk suatu asosiasi antara
sesama mereka yang dinamakan Protection & Indemnity Club yang disingkat P & I
Club.
BAB9 Club dart Salvage 111
Asosiasi atau organisasi ini didirikan oleh pemilik kapal yang berfungsi untuk
menanggung kerugian yang diderita oleh para kotanya, kerugian yang tidak
mendapat ganti rugi atau kurang mendapat ganti rugi dari penanggung
(underwriters). Protection & Indemnity Club ini memberi tanggungan kepada para
anggotanya dari dua segi, yaitu perlindungan (protection) dan jaminan
(indemnity), karena itu diberi nama Protection & Indemnity Club.
KEANGGOTAAN CLUB
Di atas telah dikemukakan bahwa tanggungan yang diberikan club ini adalah
mengenai perlindungan (protection) dan jaminan (indemnity). Perlindungan di sini
berhubungan dengan kewajiban (liability) dengan
112 Asuransi Maritim
mengoperasikan kapal sebagai kapal (as a ship), yaitu melind kapal dari risiko yang
dialaminya yang tidak mendapat ganti rugi dari penanggung biasa yang meliputi
kerugian sebagai berikut. Perlindungan (protection) :
1. Kerugian karena kapal tabrakan dengan kapal Iain (sepanjang halitu tidak ditutup oleh
Hull and Machinery Insurance). Umumnya yang diganti oleh penanggung hanya
tiga perempat bagian dari kerugian sedangkan sisanya diganti oleh Club
2. Ganti rugi untuk kehilangan dan kecelakaan orang
3. Biaya anak buah kapal yang sakit
4. Biaya dokter, atau biaya anak buah kapal dan penumpang yang mengalami sakit atau
mengalami kecelakaan sepanjang menurut peraturan menjadi beban pemilik kapal
(pengangkut)
5. Biaya untuk memindahkan kapal apabila mengalami total loss dan penguasa setempat
mengharuskannya
6. Ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal terhadap dermaga, tambatan
kapal dan benda-benda terapung lainnya di pelabuhan
7. Biaya karantina
8. Ganti rugi atas kerugian atau€ kerusakan barang-barang yang diangkut sebagai akibat
dari kesalahan dalam bernavigasi (improper navigation)
9. Ganti rugi kepada kapal lain yang mengalami kerusakan yang ditimbulkan oleh kapal
sendiri (bukan karena tabrakan)
10. Dalam kerugian •laut umum, kontribusi barang-barang yang tidak diperoleh lagi dari
pemilik barang
11. Dan kerugian-kerugian lainnya yang tidak mendapat ganti rugi dan penanggung
biasa
Jaminan (indemnity) :
a. Ganti rugi atas kerusakan barang-barang yang diakibatkan olehKesalahan
penyerahan barang
b. Hukuman (denda) sebagai akibat pelanggaran (kesalahan) atas peraturan
pabean, peraturan imigrasi, ketentuan kesehatan peraturan perburuhan di
pelabuhan.
c. Dalam kerugian lautmmum; kontribusi barang-loaran diperoleh dari pe"lik
barang karena kapal tidak layak
d. Kerugian ya idak mendapat ganti rugi dari penanggung
BAB9 Club salvage 113
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik kapal agar tidak sulit memperoleh
penggantian dari P & I Club atas ganti rugi yang telah dibayarkannya kepada pihak
ketiga adalah sebagai berikut :
pemilik kapal harus melakukan "Due deligence" untuk mengatasi atau memperkecil
kerugian yang diakibatkan oleh sesuatu peristiwa yang menimpa kapal atau barang
yang diangkutnya. Kapal harus memenuhi syarat-syarat Biro Klasifikasi yang
diakui.Jika klas dari klasifikasi telah berakhir hendaklah secepat mungkin
diberitahukan kepada P&l Club atau kepada perwakilannya.
Loss or damage to property other than cargo P&l Clubs menyediakan per.
tanggungan untuk kerusakan yang disebabkan kecelakaan antara kapal dan harta benda
orang lain, termasuk dock, dermaga, lock, dan lainnya, Pollution Telah diketahui
bahwa beberapa tahun terakhir, klaim terhadap kewajiban pemilik kapal meningkat
karena polusi dari muatan kapal.Towage contract liabilities P&l Clubs menanggung
kewajiban-kewajiban terha_ dap kejadian kecelakaan selama penarikan kapai oleh
kapal tunda di pelabuhan.
Liabilities under contracts and indemnities Pemilik kapal sering diminta untuk
memberikan kontrak perlindungan dalam rangka untuk menjamin keamanan pelayanan
oleh kapalnya, seperti dalam rangka kewajiban menggunakan crane terapung (floating
crane).Wreck liabilities P&l Clubs menanggung kewajiban dimana pemilik kapai
melakukan pemeliharaan, memindahkan, merusak, memberi cahaya atau memberi
tanda pada bangkai kapalnya.Cargo liabilities Bagian sangat penting pertanggungan
yang disediakan P&l Clubs terhadap pemilik kapal adalah kewajiban membayar
adanya kehilangan atau kerusakan muatan.Cargo's proportion of general average or
salvage Sebagai perpanjangan kewajiban pertanggungan terhadap kehilangan atau
kerusakan pada muatan, P&l Clubs di luar kewajiban asuransi dapat memberikan
kontribusi pada general average, biaya khusus maupun penyelamatan (salvage) ketika
pemilik kapal belum mengaturnya
Additional Covers P&l lubs mengatur perlindungan tambahan bagi anggota yang
menginginkan.
BAB9 Club dan Salvage 115
Namun bisa juga terjadi bahwa risiko yang dihadapi kapal Yang sedang rusak di
tengah laut sangat membahayakan dan memerlukan pertolongan yang cepat,
sehingga tidak ada waktu lagi bagi nakhoda untuk melakukan cara yang
disebutkan di atas. Jalan satu-satunya adalah memberi tanda SOS dan meminta
bantuan kepAa•iapa saja•yang dapat segera melakukan
pertolongapersetujuan .terlebih dahulu.qrpertolongan yang
sifatnyademikianbeh@kulah ketentuan s Ivage atas dasar "No cure no pay" yang
diartikan
116 Asuransi Maritim
secara sederhana yaitu "Tidak berhasil tidak dibayar" Dengan pengertian lain dapat
dikemukakan sebagai berikut.
Bahwa pertolongan diberikan pada saat kapal dan barang menghadapi bahaya laut dan
usaha pertolongan tersebut secara nyata berhasil sehingga pihak penolong berhak
menuntut balas jasa salvage.
Walaupun pertolongan telah diberikan jika usahanya tidak berhasil dan kapal yang
ditolong tidak selamat maka penolong tidak berhak menuntut balas jasa salvage.
Dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal 65 MIA 1906 di atas, jelas bahwa biaya
yang dikeluarkan oleh tertanggunguntuk mencegah terjadinya kerugian dapat dijamin
oleh polis dengan pengertian bahwa bahaya yang merupakan penyebabnya termasuk
risiko yang dijamin oleh polis,Bilamana untuk menolong kapal dan barang yang
menghadapi bahaya laut tersebut diatas dilakukan leh dasar kontrak (penolongnya
disewa) atau dilakukan o tertanggung atau agennya atau pegawainya, maka penge;
luaran biaya tádi tidak dapat dikategorikan sebagai es• u Salvage Award melainkan
teósUk
BAB9 Club dan Salvage 117
particular charges (biaya khusus) atau dimasukan khusus dalam golongan general
average.
Balasjasa yang akan dibayarkan kepada kedua salvors tidak boleh melebihi dari nilai
kapal dan barang yang diselamatkan, penilaian dilakukan di tempat ketika kapal/barang
itu selamat. c. TOVALOP. TOVALOP adalah singkatan dari The Tanker
Owners Voluntary Agreement Concerning Liability For Oil Pollution. Tovalop ini
merupakan persetujuan sukarela dari para pemilik kapal tanker untuk saling
bertanggung jawab atas kerugian yang berhubungan dengan polusi minyak, sebagai
akibat dari peristiwa tertentu yang terjadi di laut.
SOAL LATIHAN
DEFINISI KLAIM
„A claim is a statement that something is true or is a fact, although
Other people might dispute it and not believe"(Collins Cobuild English Language Dictionary
1993 hlm. 245). Dengan kata lain bahwa klaim adalah pernyataan bahwa sesuatu benar terjadi
atau kenyataannya demikian, walaupun orang lain dapat berselisih paham dan tidak percaya.
Dalam dunia asuransi, klaim adalah tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung (pemilik
barang) kepada penanggung (perusahaan asuransi) karena pihak tertanggung mengalami
kerugian atau kerusakan atas barang yang diasuransikan.
Dalam dunia asuransi laut (marine insurance) umumnya barang yang diasuransikan
dibedakan atas:
l. Asuransi terhadap lambung kapal dan permesinan kapal (Hull &
Machinery)
2. Asuransi terhadap muatan kapal
Oleh karena itu, jumlah kapal kapal yang hilang (total loss) adalah sedikit dan relatif
semakin menurun seiring dengan meningkatnya
119
120 Asuransi Maritim
Ukuran armada kapal. Namun, beberapa kapal yang mengalami kecelakaan akan membawa
konsekuensi tragis yang melibatkan hilang nya nyawa, hilangnya harta benda dan rusaknya
lingkungan. kapal umumnya meliputi:
1. Tubrukan (collision)
2. Tenggelam (sinking)
3, Kebakaran (fires)
4. Kandas (grounding)
Untuk menghadapi risiko tersebut maka kapal diasuransikan dengan harapan bila
terjadi kecelakaan, pemilik kapal tidak akan menanggung beban sendirian karena sudah di
tanggung bersama-sama dengan pihak asuransi.
Sering kali kewajiban ditangani oleh pemilik P&l Club. Asuransi pihak
perlindungan untuk penyelamatan (salvage) dan average (GA)
Bentuk klaim atas Iambung kapal dan permesinan kapal (Hull & Bell
claims) meliputi:
1. Hilangnya kapal (total loss ofthe ship)
2. Kerusakan kapal, permesinan dan peralatan (damage to the ship, 2, engines and equipment)
3. Ledakan dan kebakaran (explosions andfires)
4. Kandas yang mengakibatkan kerusakan kapal, penyelamatan dan kemungkinan
kontribusi general average (groundings-damage to the ship, salvage of the ship and
possible contribution in general average)
5, Tubrukanyang mengakibatkan kerusakan kapal dan kadang-kadang juga kewajiban pada
kapal lain (collisions-damage sustained to the
ship and sometimes also liability towards the other ship [RDC])
6. Menabrak objek lain yang mengakibatkan kerusakan kapal sendiri dan kewajiban terhadap
pemilik objek (striking other objectsdamage inflicted to own ship and sometimes also liability
towards the owners ofthe other object)
Prosedur pengurusan klaim asuransi yang di bahas dalam hal ini yang berkaitan dengan Marine
Cargo Insurance, yang sedikit berbeda untuk pengurusan klaim asuransi kapal (Marine Hull &
Machinery Insurance), terutama dalam dokumen-dokumen pengajuan klaim serta jenis
kerugiannya. Seperti diketahui, klaim dalam asuransi adalah tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh
tertanggung kepada penanggung karena pihak tertanggung mengalami kerugian atau kerusakan
atas barang Yang dipertanggungkannya akibat dari suatu peristiwa selama barang dalam proses
pengangkutan. Dalam usaha asuransi, klaim ini merupakan manifestasi dari salah dasar yaitu
prinsip ganti rugi (principle ofindemnity). Dengan adanya Prinsip atau asas inilah seorang bersedia
membayar premi asuransi dan Saat pengajuan klaim merupakan saat yang tepat untuk menagih
122 Asuransi Maritim
janji dari perusahaan asuransi dan sekaligus gnerupakan saat pengujian terhadap
perusahaan asuransi tersebut tentang kemampuannya dal menyelesaikan klaim secara
cepat dan memuaskan baginya.
Penyelesaian klaim oleh suatu perusahaan asuransi yang membawa kekecewaan terhadap
nasabahnya, walaupun klaim tersebut atas dasar aturan permainan yang tepat, dapat
menimbulkan publikas.yang buruk bagi perusahaan asuransi yang bersangkutan dan sangat
cepat menyebar ke seluruh konsumen asuransi.
Sebaliknya penyelesaian klaim yang cepat dan memuaskan nasabahnya, walaupun
merupakan kerugian bagi perusahaan aSUransi bersangkutan karena menyimpang dari
aturan permainan Yang sebenarnya dan pada akhirnya gnerugikan pula bagi pertumbuhan
dan perkembangan asuransi yang sehat, akan menjadi salah Satu alat promosi bagi
perusahaan asuransi tersebut,
Oleb karena itu, bila barang-barang Yang dipertanggungkan itu ßengalami dalam kerugian
pikirannya akibat kejadian adalah atau untuk kecelakaan, secepatnya Yang
berusahapertama timbulnya kerusakan atau kerugian yang lebih besar Olenceg
$hingga pihak perusahaan asuransi akan terhindar dari kewajiban membayar kewajiban
yang lebih besar.
Apabila dalam usaha tersebut terpaksa harus dikeluarkan biaya, nereka tidak perlu
khawatir karena umumnya biaya tersebut akandiganti Oleh perusahaan asuransi Sebagai
biaya "sue and labour
rugi sewajamya apabila tertanggung menyertakan pula dokumen pendukung klaim tersebut
yang menyangkut:
a. Pembuktian bahwa barang-barang yang mengalami ke itu benar barang yang
diasuransikan.
b, Bencana atau bahaya yang menimbulkan kerusakan atau kerugian atas barang tersebut
adalah benar-benar bencana atau bahaya yang dijamin dalam polis asuransinya.
c. Sifat danjenis kerugian yang terjadi merupakanjenis kerusakan atau kerugian yang
termasuk jaminan polis,
b. Hitung jumlah kemasan dan sesuaikan dengan yang tertera pada bill ofiading atau waybill
c, Periksa dengan cermat dan
2, Menjaga pemulihan
a. Buatlah catatan pada dokumen barang yang mengalami kerusakan atau hilang
b. Catatan harus tertulis pada kopi dokumen pengapalan barang dan j uga tercatat pada
penerima barang
c. Catatan harus jelas dan rinci, jumlah hilang, kerusakaß' penyebab kerusakan bila diketahui
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 125
TOTAL Loss
Actual Loss
1. Total Loss
Yaitu apabila kerusakan atau kerugian seluruhnya yang terjadi atas kapal atau
muatan, atau kerusakan sedemikian besar yang untuk perbaikannya memerlukan
ongkos yang melebihi nilai kapal atau barang bersangkutan.
128 Asuransi Maritim
tetapi biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaikinya keadaan semula seperti pada saat
barang ditutup pertangzuneannva lebih besar dari harga kapal atau barang.
(particular charges).
Kongkretnya, jenis kerugian yang termasuk dalam particular average akan ditanggung oleh
salah satu pihak yaitu apakah pemilik barang saja atau penanggungnya atau pihak pemilik kapal
yang bertindak sebagai tertanggung atau sebagai pihak pengangkut Yang menyelenggarakan
pengangkutan barang termaksud.
I Pasal 64 Marine Insurance Act (MIA) 1906 menegaskan
EParticular average loss is partial loss of the subject matter insured
I caused by a peril insured against, and U'hich is not a general average loos". Particular average
adalah kerugian atas barang-barang yang diPenanggungkan yang disebabkan bahaya yang
diasuransikan dan bukan merupakan general average.
Partial loss yaitu kerusakan atau kerugian sebagian yang masih dapat dipergunakan untuk
diperbaiki atau bagian-bagian yang rusak
1 masih dapat diganti, misalnya kerusakan pada mesin kapal saja, kebocoran (leakage) pada
dinding kapal, atau kerusakan yang terjadi padamuatan yang sebagiannya masih utuh atau
diantara kerusakan itu masih dapat diperbaiki.
130 Asuransi Maritim
Dalam pengajuan tuntutan ganti rugi kepada penanggung, harus disebutkan besarnya
klaim berdasarkan bukti-bukti yang ada serta pengajuannya disertai dengan dokumen
pendukung sebagai berikut.
1. Dokumen pendukung claim untukparticular average cargo, antara lain:
a. Polis asli serta endorsement-nya
b. Faktur danpacking list, atau dokumen lain yang serupa dengan itu.
c. BL asli (apabila BL asli sedang diajukan bersama tuntutan ganti rugi kepada
pengangkut pihak lain, biasanya dengan kopinya) dan atau dokumen pengangkut
lainnya.
d. Eb (non delivery cargo report) dan/atau CCB (cargo damage survey report) yang
asli, atau survey report lainnya. Jika ini sedang digunakan untuk melakukan
tuntutan terhadap perkapalan atau pihak lain, dapat diganti dengan kopinya.
e. Laporan gudang (godown report) yang asli dan/atau survey report lainnya yang
membuktikan adanya kerusakan/kehilangan dimaksud.
f. Tembusan surat tuntutan dan surat-menyurat lainnya tentang tuntutan ganti rugi
kepada pihak pengangkut atau pihak ketiga lainnya
g. Daftar/harga perincian dari barang yang rusak/hilang.
h. Dokumen lainnya yang diperlukan oleh penanggung (jika ada)• 2. Dokumen
pendukung claim PA untuk kapal:
a. Note ofprotest, yaitu keterangan yang dibuat oleh nakhoda di depan notaris atau
syahbandar mengenai terjadinya kecelakasn
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 131
Dari kutipan ini dapat dilihat apa yang dicatat di dalam buku perjalanan kapal
mengenai terjadinya kecelakaan termaksud.
Survey report dari surveyor atas nama asuransi, survey report atas nama pemilik
kapal dan survey report atas nama klasifiKasi, serta biaya yang berhubungan
dengan masing-masing survei tadi.
e. Perincian biaya yang dikeluarkan serta buktinya yang meliputi untuk temporary
repair, permanent repair, biaya cable, telex dan surat lainnya serta biaya yang
dikeluarkan kepada pihak ketiga.
f. Jika crew kapal turut mengambil bagian dalam perbaikan termaksud, hendaknya
dapat diperinci nama-namanya dan waktu serta gaji dan pemeliharaan untuk crew
tersebut. Jika kepada crew termaksud diberikan pembayaran ekstra seperti lembur
dan lain-lain supaya diperinci jumlah pembayaran tersebut.
g. Keterangan dan bukti-bukti mengenai pengeluaran biaya lainnya, seperti
pengeluaran untuk agen perkapalan, jumlah bunker yang dikeluarkan, biaya dok
dan lain-lain biaya.
General Average
General average yang biasa disingkat dengan GA, adalah "kerugian Umum" yaitu
kerugian yang timbul dari suatu tindakan dengan sengaja dan dengan sepatutnya dilakukan
untuk keselamatan bersama dari bahaya yang mengancam dalam pelayaran.Kerugian yang
timbul harus ditanggung secara bersama-sama oleh semua pihak yang berkepentingan
turut diselamatkan.
Rule "A" The York Antwerp Rules 1974 menyatakan "There is a general average act
when, and only when, any extraordinary sacrifice Or expenditure is intentionally and
reasonable made or incurredfor the common safety for the purpose ofpreserving from peril
the property Involved in a common maritime adventure' .
132 Asuransi Maritim
tindakan general average, hanya apabila beberapa pengorbanan luar biasa atau pengeluaran dengan disengaja
dan sepatutnya dibuat atau diadakan untuk keselamatan bersama dengan maksud untuk melindungi dari
bahaya, harta milik yang tersangkut dalam pelayaran.
l . Must be a peril. Syarat pertama yang harus dipenuhi agar sesuatu kerugian atau tindakan digolongkan ke dalam
general average yaitu "Must be a peril". Must be a peril adalah suatu kondis i ketika sesuatu bahaya yang telah
terjadi, dan diperkirakan bahaya tersebut dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar atau bahkan
mengakibatkan total loss. Hal ini berarti bahwa ketika bahaya terjadi, kapal serta seluruh kepentingan yang
berada di atasnya terancam bahaya, Untuk mencegah kerugian yang lebih besar, nakhoda melakukan suatu
tindakan, dan tindakan yang dilakukan nakhoda ini adalah suatu tindakan setelah sesuatu bahaya terjadi dan
tindakan inilah yang disebut sebagai general average.
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 133 The act is
intentionally and reasonable. Syarat kedua yang harus 2.
dipenuhi agar suatu tindakan atau kerugian dapat dikatakan sebagai general average adalah bahwa
tindakan atau kerugian tersebut dilakukan dengan sengaja (intentionally) dan dengan sepatutnya atau
sepantasnya (reasonable). Pernyataan”intentionally” dalam hal ini diartikan untuk tindakan yang
dilakukan setelah bahaya terjadi. Bukan sebelum bahaya terjadi. Meskipun tindakan ini merupakan
tindakan yang disengaja, namun syarat ini tidak bertentangan dengan ”Principle of utmost good faith”
karena menyelamatkan kapal dan kepentingan lainnya yang berada di atas kapal.
Dengan diberikannya kesempatan bagi nakhoda untuk melakukan tindakan dengan sengaja. Hal ini juga
bukan berarti bahwa nakhoda dapat bertindak sewenang-wenang atau tanpa perhitungan mengorbankan
materi atau mengeluarkan biaya. Oleh karena dalam syarat ini juga pembatasan karena tindakan yang
disengaja itu harus sepatutnya atau sepantasnya (reasonable).
3. Extraordinary sacrifices or expenditure. Extraordinary sacrifices or expenditure adalah berupa pengorbanan
materi maupun pengeluaran biaya yang luar biasa tidak termasuk jiwa manusia. Pengorbanan atau
pengeluaran biaya ini dilakukan oleh nakhoda sehubungan dengan syarat pertama di atas yang dilakukan
dengan sengaja. Tindakan ini bisa berupa pengorbanan materi, baik terhadap kapal maupun barang dengan
cara misalnya membuang barang ke laut atau pengeluaran biaya yang sifatnya luar biasa. Pengorbanan
materi atau pengeluaran biaya ini harus berhubungan langsung dalam usaha mencegah kapal dan
kepentingannya dari kerugian yang lebih besar.
4• For the common safety. Syarat yang keempat harus dipenuhi agar suatu tindakan atau kerugian termasuk ke
dalam general average adalah ketika tindakan atau kerugian tersebut dilakukan untuk kepentingan
bersama. Kepentingan atau keselamatan bersama Yang dimaksudkan disini adalah bahwa sewaktu bahaya
terjadi, ada dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan di atas kapal. Sesuai dengan syarat general
average yang keempat ini, meskipun Pengorbanan materi atau pengeluaran biaya yang dilakukan dengan
sengaja dan sepatutnya, tanpa ada dua pihak atau lebih, kerugian termaksud bukanlah general average.
Dengan adanya syarat For the Common safety inilah yang mengakibatkan timbulnya dukungan atau
kesediaan menanggung secara bersama-sama atas kerugian yang terjadi.
134 Asuransi Maritim
5. Succesfull. Segala usaha atau tindakan nakhoda berupapengorban_ an materi atau pengeluaran biaya yang
dilakukan untuk kepenting_ an bersama, haruslah sukses (berhasil). Artinya bahwa kapal dan muatannya
dapat terhindar dari kerugian yang lebih besar atau total loss. Tanpa melahirkan suatu keberhasilan untuk
maksud maksud di atas, segala biaya yang telah dikeluarkan atau segala pengorbanan materi yang sudah
dilakukan, tetap saja bukan merupakan kerugian general average melainkan sebagai kerugian particular
average.
6. Semua dokumen yang berhubungan denganjaminan yang diberikan sewaktu pengambilan barang (seperti
average bonds, average guarantess, bukti mengenai pembayaran deposit).
Bukti yang ada hubungannya dengan kejadian GA termaksud (baik berhubungan dengan kejadian maupun
pengeluaran biaya).
d. Perhitungan kerugian pemilik kontainer (apabila peti kemas digunakan dalam pemasangan barang)
2. Perhitungan nilai kontribusi. Kerugian karena general average akan mendapat penggantian dari
kepentingan yang selamat dalam pelayaran yang bersangkutan dengan jalan masing-masing kepentingan
memberikan kontribusi. Dalam menentukan nilai kontribusi dari setiap kepentingan, average adjusters akan
mendasarkan perhitungannya pada hal-hal berikut.
a. Harga atau nilai kapal dan seluruh muatan yang digunakan untuk perhitungan kontribusi adalah nilai
atau harga sebenarnya di pelabuhan tujuan.
b. Selain itu, pengurangan dengan biaya yang timbul setelah kejadian general average hingga pada
pembongkarannya di pelabuhan tujuan.
BAB 10 Klaim Asuransi Maritim 137
Kerugian yang mendapat penggantian sebagai general average dikenakan pula pembayaran kontribusi
dengan cara menambahkan kerugian karena GA tadi pada nilai bersih dari kepentingan yang
bersangkutan. Contribusi value yang harus dihitung meliputi:
Nilai kontribusi atas kapal
Nilai kontribusi atas muatan
Nilai kontribusi atas uang tambang Nilai kontribusi atas kontainer
3. Jumlah kontribusi dari masing-masing kepentingan. Dalam menentukan jumlah kontribusi dari setiap
kepentingan, average adjusters dalam langkah ini harus menghitung hal-hal berikut.
a. Jumlah keseluruhan kerugian karena general average sebagai jumlah dana yang harus dikumpulkan
berupa kontribusi dari seluruh kepentingan.
b. Persentase nilai kontribusi terhadap general average yang harus dipikul.
soAL LATIHAN
1. Jelaskan definisi klaim!
Umum
General
1. Nama Tertanggung
Name of Insured
2. Nomor polis
Policy number
3. Alamat
Address
139
2. Berangkat dari:
Voyage from
3. Ganti kapai di
Transhipment at
4. Tujuan akhir
Final destination
11. Jika "Ya" kapan tuntutan tersebut diajukan dan bagaimana hasilnya?
If "Yes", when is the claim being lodged and what is the result?
13. Berapa nilai/harga sisa dari barang yang rusak? What is the
remnant value of the damaged goods?
140 Lampiran A
2. Berangkat dari:
Voyage from
3. Ganti kapai di
Transhipment at
4. Tujuan akhir
Final destination
7. Jumlah kerugian
Amount of loss
8. Penyebab kerugian
Cause of loss
11. Jika "Ya" kapan tuntutan tersebut diajukan dan bagaimana hasilnya?
LampiranA 141
Saya/kami menyatakan bahwa pernyataan diatas adalah benar dan dibuat dengan semua informasi
yang saya/kami ketahui
I/We declare that the foregoing statements and particulars are true to the best ofmy/our knowledge and
belief
Trading area
Cargo carried
ISM Certificate
Yes/No
APPLICATION FORM
accordance with 'Ingosstrakh Shipowners' Liability Insurance Rules (Rules)
Mosow, Lesnaya, 41. Phones: (095) 234 36 20; 234 36 21; Fax: (095) 234 36 01/02/03
ADDITIONAL INFORMATION:
143
144 Lampiran B
1. SHIPOWNER (carrier):
Full style
3. MANAGER/OPERATOR:
Full style
Section 1.23 Sue and labour costs, legal and enquiry expenses;
LIMIT OF LIABILITY:
I
Sections
.
2. Sections
3 Sections
.
4. Sections
146 Lampiran B
DEDUCTIBLES:
1 Sections
.
2. Sections
3. Sections
4. Sections
This insurance shall be effected from « till
Necessary documents:
l. Presentation of valid classification and ISM documents.
2. Presentation ofvalid CREW CONTRACT (full terms and conditions).
Other information
IMPORTANT INFORMATION:
a. The Insured shall be responsible for the accuracy and completeness of the information provided;
b. If after conclusion of the contract of insurance it becomes apparent that the Insured has provided
the Insurer with patently false information about the circumstances material for determining the
extent of risk then the Insurer shall be entitled to deem the contract of insurance invalid.
(Subsection 4.1.3 of Part IV of Shipowners' Liability Insurance Rules of Ingosstrakh);
c. As soon as it becomes known to the Insured ofany material variation concerning any covered risk
that took place within the validity period of the contract of insurance the Insured shall immediately
notify the Insurer of such variation. (Section 4.5 of Part IV of
Stamp
LAMPIRAN C
A. NOTES
l . It is most important that all questions are answered. Ifnot applicable, write "n/a".
2. The issue of this claim form is not an admission of liability by QBE.
3. If there is insufficient space or further comment on any area is considered necessary, please
use additional pages.
4. Any amounts further marked as * are in the currency of the country in which the policy has
been issued.
5. The content and use of this form or any agreement entered into pursuant to this form or any
dealing in relation to or arising from this form are governed by:
a. the laws of the country at the QBE office which issues the policy/ies upon which this
present claim is made; unless
b. the policy/ies refer to the laws of a different country applying, in which case, the laws
of that country, and in relation to those matters, the parties submit to the jurisdiction of
the courts of that country.
B. DETAILS OF APPLICANT
1. Name of insured:
2. Address:
Postcode•
Emaile
147
148 Lampiran C
E. SUPPLIER DETAILS
(You need not complete this section if this claim relates to the transit of your personal effects)
1. Name of supplier
2. Addresse
Email •
Copies attached•
Conditions of sale•
2. Addresse
3. Tel no e
Fax no e
Email •
G. INCIDENT DETAILS
l. Voyage/transit from to •
a. Name of vessel:
b. Voyage no:
c. Type of vehicle:
150 Lampiran C
d. Airline:
e. Date of arrival •
3 . Cause of loss:
4. If cargo short landed or short shipped what steps have been taken to locate it?
H. SCHEDULE
Amount of
DESCRIPTION OF Date of
Invoice Value of loss or
PROPERTY FOR WHICH Loss IS purchase or
value* sa!vage (if damage
CLAIMED acquisition
any) claimed*
ADDITIONAL EXPENDITURE
l. DECLARATION
I/We declare that:
l . The information and answers given above are correct to the best of my/our knowledge and belief.
2. I/We understand the claim may be refused or reduced if information is withheld.
3. I/We authorise OBE to disclose information contained herein to QBE's advisers, reinsurers and
to other insurers. I/We authorise OBE to obtain from any other party information that is, in
QBE's view relevant to this claim.
RISKS COVERED
[Risks Clausel
153
154 Lampiran D
In the event of any claim by shipowners under the said Clause the Assured agree to notify the
Underwriters who shall have the right, at their own cost and expense, to defend the Assured
against such claim.
EXCLUSIONS
unfitness of vessel craft conveyance container or liftvan for the safe carriage of
the subject-matter insured, where the Assured or their servants are privy to such
unseaworthiness or unfitness, at the time the subject-matter insured is loaded therein.
5.2 The Underwriters waive any breach of the implied warranties of seaworthiness of the ship and
fitness of the ship to carry the subjectmatter insured to destination, unless the Assured or their
servants are privy to such unseaworthiness or unfitness.
DURATION
[Transit Clause]
8 8.1 This insurance attaches from the time the goods leave the warehouse or place of storage at the
place named herein for the commencement of the transit, continues during the ordinary
course of transit and terminates either
8.1.1 on delivery to the Consignees' or other final warehouse or place of storage at the
destination named herein,
156 Lampiran D
8.1.2 on delivery to any other warehouse or place of Storage, whether prior to or at the
destination named herein, which the Assured elect to use either
8.1.2.1 for storage other than in the ordinary course of transit or
8.1.2.2 for allocation or distribution, or
8.1.3 on the expiry of 60 days after completion of discharge overside of the goods hereby
insured from the oversea vessel at the final port of discharge, whichever shall
first occur.
8.2 If, after discharge overside from the oversea vessel at the final port of discharge, but prior
to termination of this insurance, the goods are to be forwarded to a destination other than
that to which they are insured hereunder, this insurance, whilst remaining subject to
termination as provided for above, shall not extend beyond the commencement of transit
to such other destination.
8.3 This insurance shall remain in force (subject to termination as provided for above and to
the provisions of Clause 9 below) during delay beyond the control of the Assured, any
deviation, forced discharge, reshipment or transhipment and during any variation of the
adventure arising, from the exercise of a liberty granted to shipowners or charterers under
the contract of affreightment.
9 If owing to circumstances beyond the control of the Assured either the contract of carriage is
terminated at a port or place other than the destination named therein or the transit is otherwise
terminated before delivery of the goods as provided for in Clause 8 above, then this insurance
shall also terminate unless prompt notice is given to the Underwriters and continuation of cover
is requested when the insurance shall remain inforce, subject to an additional premium if
required by the Underwriters, either
9.1 until the goods are sold and delivered at such port or place, or, unless otherwise specially
agreed, until the expiry of 60 days
Lampiran D 157
after arrival of the goods hereby insured at such port or place, whichever shall first
occur, or
9.2 if the goods are forwarded within the said period of 60 days (or any agreed extension
thereof) to the destination named herein or to any other destination, until terminated
in accordance with the provisions of Clause 8 above.
10 Where, after attachment ofthis insurance, the destination is changed by the Assured, held
coved at a premium and on conditions to be arranged subject to prompt notice being
given to Underwriters.
CLAIMS
[Insurable Interest Clausel
11 11.1 In order to recover under this insurance the Assured must have an insurable interest
in the subject-matter insured at the time of the loss.
11.2 Subject to 11. 1 above, the Assured shall be entitled to recover for insured loss
occurring during the period covered by this insurance, notwithstanding that the
loss occurred before the contract of insurance was concluded, unless the Assured
were aware of the loss and the Underwriters were not.
14 14.1 If any Increased Value insurance is effected by the Assured on the cargo insured herein the
agreed value of the cargo shall be deemed to be increased to the total amount insured under this
insurance and all Increased Value insurances covering the loss, and liability under this
insurance shall be in such proportion as the sum insured herein bears to such total amount
insured.
In the event of claim the Assured shall provide the Underwriters with evidence
of the amounts insured under all other insurances.
14.2 Where this insurance is on Increased Value the following clause shall apply:
The agreed value of the cargo shall be deemed to be equal to the total amount insured
under the primary insurance and all Increased Value insurances covering the loss and
effected on the cargo by the Assured, and liability under this insurance shall be in such
proportion as the sum insured herein bears to such total amount insured.
In the event or claim the Assured shall provide the Underwriters with evidence of
the amounts insured under all other insurances.
BENEFIT OF INSURANCE
MINIMISING LOSSES
16 It is the duty of the Assured and their servants and agents in respect of loss recoverable
hereunder
16.1 to take such measures as may be reasonable for the purpose of averting or minimising
such loss, and
16.2 to ensure that all rights against carriers, bailees or other third parties are properly
preserved and exercised
and the Underwriters will, in addition to any loss recoverable hereunder, reimburse the
Assured for any charges properly and reasonably incurred in pursuance of those duties.
[Waiver Clause]
17 Measures taken by the Assured or the Underwriters with the object of saving, protecting or
recovering the subject-matter insured shall not be considered as a waiver or acceptance of
abandonment or otherwise prejudice the rights of either party.
AVOIDANCE OF DELAY
NOTE:- It is necessaryfor the Assured when they become aware ofan event which is "held covered"
under this insurance to give prompt notice to the Underwriters and the right to such cover
is dependent upon compliance with this obligation.
INFORMASI
Kantor Pusat:
Jin. Agung Timur IV Blok 01 No. 39
Sunter Agung Podomoro, Jakarta 14350
Telp. (021) 65306283, (021) 65306712 Faks. (021) 6518178 e-mail: mktg@egc-arcan.com
Cabang Surabaya:
JIn. Siwalankerto Permai II/D26, Surabaya 60216 Telepon (031) 8417762 Faks. (031)
8491104 e-mail: kcsby@egc-arcan.com
Cabang Medan:
JIn. Brigjen Katamso Dalam No. 118, Medan 20159 Telepon (061)
4535058 Faks. (061) 4511578 e-mail: kcmdn@egc-arcan.com
Cabang Yogyakarta:
Perum Green Garden Blok C 97, JIn. Godean Km I
Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55182
Telepon (0274) 560175 Faks. (0274) 554725 e-mail: kcyog@egc-
arcan.com
Cabang Makassar:
JIn. Andi Pangeran Pettarani
Kompleks IDI Blok GA6 No. 20, Makassar
Telepon (0411) 447055, 081291199487 Faks. (0411) 428579 e-mail: kcmks@egc-
arcan.com
20
Alamat
No. Telp.