Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Salamata

Vol. 3, No. 1, 20-24 (2021) Pemberian Pakan Budidaya Udang Vaname...

PEMBERIAN PAKAN PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus


vannamei) INTENSIF DENGAN SISTEM INDEX

Feeding Method for Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei) Using Index


System In Intensive Pond

Diana Putri Renitasari*, Yunarty, Siti Aisyah Saridu


Program Studi Teknik Budidaya Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
*e-mail: dianarenitasari@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cara pemberian pakan yang tepat untuk udang vaname
(Litopenaeus vanamei) dengan menggunakan sitem index. Penelitian ini dilakukan di IPU Situbondo.
Metode yang digunakan dalam peneltiian adalah metode deskriptif dengan dua teknik pengambilan data
yakni data primer dan data sekunder. Prosentase pemberian pakan dengan system index 0,6. Frekuensi
pemberian pakan sesuai dengan DOC 0-10 empat kali, DOC 11-20 sebanyak enam kali, dan DOC 21-
90 sebanyak delapan kali. Pakan yang diberikan di campur dengan probiotik starter, molase, asam
amino, micromineral, PC, Vitamin C dan Air tawar. Teknik pemberian pakan dengan menebar pakan
mengelilingi tambak. Keefektifan dan ketepatan dalam pemberian pakan memperoleh hasil FCR rendah
yakni sebesar 1,2, survival rate sebanyak 86% dan hasil panen sebanyak 4.684 kg serta Kualitas air
yang stabil.
Kata Kunci: Litopenaeus vanamei, sistem index, FCR, Frekuensi Pemberian Pakan, Survival Rate

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the feeding method for white leg shrimp (Litopenaeus
vanamei) using index system. This research was conducted at IPU Situbondo. The method used in this
research was descriptive method with two data collection techniques, namely primary data and
secondary data. Percentage of feeding was using system index of 0.6. The frequency of feeding
according to DOC 0-10 was four times per day, DOC 11-20 was six times per day, and DOC 21-90 was
eight times per day. The feed given was mixed with starter probiotics, molasses, amino acids,
microminerals, POC, Vitamin C and fresh water. Feeding technique by spreading feed around the pond.
The result of study was low FCR of 1.2, a survival rate of 85%, a yield of 4.684 kg and stable water
quality.

Keywords: Litopenaeus vanamei, index sytem, FCR, Feeding Frequency, Survival Rate

PENDAHULUAN Teknik pemberian pakan tergantung dari


tingkah laku dan sifat makna udnag vaname.
Udang vaname merupakan salah satu
Sifat udang vaname dalam mencari makan
komiditi yang saat ini menjadi tren industri
adalah diurnal dan nocturnal. Pemberian pakan
akuakultur perikanan (Kilawati, 2015). Udang
untuk budidayanya disesuaikan dengan sifat
vaname dikenal mempunyai kelebihan
dari udang tersebut dalam hal jumlah dan
dibandingkan dengan udang windu (Poernomo,
frekuensi pakan (Nuhman, 2009). Umur dan
2004). L. vaname mempunyai respon yang
jumlah tebar juga menentukan dalam hal
tinggi terhadap pakan, FCR rendah, konsumen
pemberian pakan. Sehingga perlu adanya
pasar luas (Adiwijaya et al., 2008).
suatu etepatan dan kecermatan dalam
Sekitar 60-70% biaya operasional dalam
memberinya sehingga udang tidak mengalami
budiddaya udang vaname digunakan untuk
kelebihan dan kekurangan pakan. Pemberian
pakan. Pemberian pakan harus sesuai dengan
pakan yang sesuai dan tepat akan memberikan
kebutuhannya agar mendapatkan hasil
hasil pertumbuhan yang maksimal.
pertumbuhan yang optimal (Ulumiah et al.,
Underfeeding dapat mengakibatkan udang
2020). Nutrisi dalam pakan terdiri dari
mengalmai gagal tumbuh, ukuran tidak
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin
segagam, pertumbuhan lambat, kanibalisme,
yang dijadikan sebagai sumber energi untuk
dan tumbuh tampak keropos. Overfeeding
tumbuh dan berkembangbiak (Nuhman, 2009).

20
Jurnal Salamata
Vol. 3, No. 1, 20-24 (2021) Renitasari et al.

dapat mengakibatkan penurunan kualitas air udang tumbuh secara optimum. Menurut
sehingga udang stress, pertahanan terhadap Supono (2017) menyatakan bahwa kadar
penyakit menurun, pertumbuhan terhambat, protein termasuk factor yang penting untuk
bahkan tingkat kematian tinggi. Pemberian pertumbuhan udang vaname. Protein menjadi
pakan dengan system index ini sebagai solusi factor pembatas harga pakan dan pertumbuhan
untuk menangani permasalah tersebut dalam udang. Selain untuk pertumbuhan, protein juga
ketepatan pemberian pakan. Oleh karenanya berfungsi untuk sumber energi apabila
penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kebutuhan energi dari karbohidrat dan lemak
pemberian pakan udang vaname dengan tidak terpenuhi. Sumber energi undang
system index sehingga mendapatkan hasil diperoleh dari karbohidrat dan lemak
pertumbuhan yang maksimal. sedangkan protein hanya digunakan untuk
pertumbuhan.
BAHAN DAN METODE Berdasarkan jenis pakan buatan yang
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan di telah diobservasi yakni kadar presentasi protein
Instlasi Pembenihan Udang (IPU) Gelung Balai yang terkandung dalam pakan sebesar 35%.
Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Hal ini sama dengan penelitian Muqaramah
Situbondo, Jawa Timur bulan Maret- April 2020. (2016) yang menyatakan bahwa hasil
Teknik pengambilan data terdiri dari data kelangsungan hidup udang tertinggi pada
primer dan data sekunder. Pengambilan pemberian protein pakan 35%.
sampel dilakukan pada tiga petak tambak. Lemak dibutuhkan udang sebagai nutrisi
Parameter yang diamati dalam penelitian ini pada pakan untuk kebutuhan energi dan juga
meliputi Pengecekan anco, FCR, SR, metode proses metabolisme. Lemak ini nantinya akan
pemberian pakan, jenis dan bentuk pakan, digunakan sebagai sumber energi. Seperti
frekuensi pemberian pakan, perhitungan pendapat Rahman et al. (2018) bahwa
prosentasi jumlah pakan, pengecekan anco, keberadaan lemak memiliki peranan yang
kualitas air total bahan organic dan total bakteri penting juga sebagai proses kelangsungan
vibrio warna hijau dan warna kuning. Metode hidup dan pertumbuhan, beberapa jenis asam
penelitian yang digunakan adalah metode lemak ini sangat berdampak untuk kehidupan
deskriptif. Data dianalisis menggunakan udang. Pada proses oservasi penelitian bahwa
metode analisis deskriptif kuantitatif dalam kadar lemak sebesar 4,5%. Kebutuhan lemak
bentuk tabel. pada pakan yang telah diserap oleh udang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme pada udang vaname.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Serat kasar merupakan bahan yang
Jenis, Ukuran dan Bentuk Pakan terdapat dalam makanan yang asalnya dari
Pemberian pakan tergantung dari jenis, tanaman yang tahan terhadap pemecahan
bentuk dan ukuran udang. Untara et al. (2018), enzim di dalam saluran pencernaan sehingga
pemberian pakan dengan jenis dan ukuran serat kasar tidak dapat diabsorsi oleh tubuh
yang berbeda bertujuan agar pakan yang (Rahman et al., 2018). Serat mampu mengubah
diberikan dimakan udang secara efektif. Jenis sisa makanan yang tidak diserap oleh tubuh
pakan yang digunakan adalah powder, crumble menjadi feses yang mudah dikeluarkan tubuh
dan pellet yang sifatnya tenggelam. Jenis dan melalui saluran pencernaan. BSN (2013),
ukuran pakan pada Tabel 1. kandungan serat kasar pada pakan buatan
Kandungan nutrisi pakan tersebut terdiri maksimal 6%. Kandungan serat yang berlebian
dari protein 35%, serat kasar 4,0%, lemak pada pakan dapat mengakibatkan kualitas air
4,5%, air 12% dan abu 14%. Protein adalah zat menjadi cepat rusak akibat kotoran yang
makanan yang digunakan untuk kebutuhan dikeluarkan oleh udang.

Tabel 1. Jenis dan Ukuran Pakan


Bobot Udang Umur
Jenis Pakan Bentuk dan Ukuran (mm)
(gr) (hari)
W 0+1 Powder 0-3 1-15
W 1+1A Crumble 0,2-0,7 3-5 16-30
9221 Pellet 0,71-1,0 5-10 30-45
9222 Pellet 1,0-2,3 10-20 45-90

21
Jurnal Salamata
Vol. 3, No. 1, 20-24 (2021) Pemberian Pakan Budidaya Udang Vaname...

Tabel 2. Pengontrolan Pakan di Anco


Penyesuaian Pakan
DOC Pakan (%) Cek Anco (jam)
Sisa Pakan (%) Penyesuaian
20-30 1 2 Habis Tambah 5%
31-40 1,5 2 ≤10% Tetap
41-50 2 2 10-25% Kurangi 10%
51-60 2 1,5 25-50% Kurangi 20%
60-Panen 2 1 >50% Kurangi 40%

Tabel 3. Frekuensi dan Waktu Pemberian Pakan

DOC Frekuensi Jadwal Pemberian Pakan (WIB)

0-10 4X 06.30 10.30 15.30 21.00


11-20 6X 06.30 10.30 13.30 15.30 18.30 22.30
21-90 8X 06.30 10.30 13.30 15.30 18.30 22.30 01.30 03.30

Program Pemberian Pakan penambahan berat 2-3 gram/ekor dengan


Presentase pemberian pakan pada udang asumsi penggunaan pakan sebanyak 1 kg/hari
vaname merupkan jumlah pakan yang diberikan untuk kepadatan 100.000 ekor.
setiap harinya berdasarkan persentase Masa pemeliharaan 14 hari atau DOC 14
biomassa udang (Mansyur et al. 2012). udang vaname mulai dilatih naik ke anco dengan
Pemberian pakan didasarkan dengan system cara memberi pakan pada anco sebanyak 1%
indek untuk mempermudah perhitungan dari total pakan yang diberikan. Namun, hal ini
pemberian pakan. Berikut rumus perhitungan tidak untuk sampling pakan ataupun sampling
pakan dengan system indek sebagai berikut: biomassa udang. Pengecekan anco berguna
sebagai media informasi tentang nafsu makan
Index X DOC X Jumlah Tebar dan kesehatan udang. Tabel 2 dijadikan sebagai
Pakan/Hari = acuan monitoring pemberian pakan. Renitasari
100.000 dan Musa (2020), pengecekan anco bertujuan
untuk mengetahui kondisi apakah pakan yang
Sistem tersebut digunaan saat udang DOC diberikan dimakan atau tidak. Jika dalam satu
30 dengan index 0,6. Pemberian pakan hari udang kurang makan atau banyak tersisa
penambahan dan pengurangan jumlah pakan di anco, maka udang dipuasakan selama
tergantung dari hasil pengecekan anco. Jumlah 24 jam.
pakan yang diberikan harus sesuai dengan
Fermentasi Pakan
kebutuhan udang di tambak, agar tidak
Untuk menunjang pertumbuhan dan
mengalami kekurangan pakan ataupun
kesehatan udang, sebelum pakan diberikan,
kelebihan pakan. Supono (2017)
pakan difermentasi dengan menggunakan
mengemukakan bahwa, under feeding dapat
campuran POC 1000 mL, molase 250 mL,
menyebabkan pertumbuhan udang lambat, FCR
probiotik starter 100 mL, asam amino 100 mL,
tinggi tetapi kualitas air tidak mengalami
mikro mineral 17 gram, vitamin C 10 gram dan
penurunan. Overfeeding menyebabkan
air tawar 4000 mL. Dosis campuran ini
pertumbuhan cepat diawal masa pemeliharaan
digunakan untuk 25 kg pakan. Pada saat
tapi mengalami kualitas air yang buruk, FCR
fermentasi, karung pakan harus tertutup rapat
tinggi, dan infeksi penyakit.
agar jamur tidak tumbuh. Penggunaan pakan
Saat awal penebaran, pemberian pakan
fermentasi ini dapat meningkatkan laju
dilakukan dengan menggunakan sistim blind
pertumbuhan udang vaname dari pada
feeding yang merupakan metode pemberian
menggunakan pakan yang tidak melalui proses
pakan berdasarkan asumsi jumlah udang yang
fermentasi. Sama dengan pemaparan Rahman
ditebar tanpa melihat hasil dari sampling
et al., (2018) pakan hasil fermentasi mempunyai
biomassa. Program ini dilakukan sampai udang
keunggulan yakni pakan hasil fermentasi lebih
mencapai DOC 30. Blind feeding ini diharapkan
mudah dicerna sehingga semua nutrisi dapat
mampu menambah jumlah berat udang yang
terserap oleh udang.
telah ditargetkan pada DOC 30 yaitu sebesar 3-
Probiotik starter sama dengan probiotik
5 gram/ekor. Sedangkan program pemberian
biasa. Fungsi probiotik untuk menguraikan
pakan yang dilakukan oleh Mansyur et al.
bahan organik dari sisa pakan yang tidak
(2012), target dari penelitian sebelumnya adalah
22
Jurnal Salamata
Vol. 3, No. 1, 20-24 (2021) Renitasari et al.

termakan oleh udang, juga adanya kotoran pengeluaran biaya. Hal ini sesuai pendapat
udang sehingga kualitas air membaik Sopha et al. (2015) bahwa jika nilai FCR kecil
(Fernando, 2016). Sedangkan menurut Yudiati maka semakin baik hal ini dikarenakan biaya
et al., (2001), mengemukakan bahwa pemberian yang dikeluarkan untuk pembelian pakan
probiotik berfungsi sebagai penyeimbang semakin kecil sehingga keuntungan yang
mikroorganisme di dalam saluran pencernaan diperoleh semakin tinggi.
agar meningkat daya serapnya dalam tubuh.
Metode Pemberian Pakan 1.4 1.24 1.24
1.2
Pemberian pakan dilakukan secara manual 1.2
dengan menebar pakan mengelilingi tambak.
1
Pakan ditimbang sesuai dengan dosis pakan.
Pakan ditebar menggunakan piring mengelilingi 0.8
tambak agar pemberian merata dan termakan 0.6

FCR
secara optimum. Pakan jenis powder dicampur 0.4
dengan air agar saat pemberian pakan tidak
0.2
terbang terbawa angin. Pakan ditebar dengan
bentuk lemparan setengah lingkaran agar tidak 0
terjadi kerusakan kualitas air akibat 1 2 3
penumpukan pakan yang tidak merata. Petakan Tambak

Frekuensi Pemberian Pakan


Gambar 1. FCR L. Vannamei yang Diberi Pakan
Efisiensi pemberian pakan dilakukan Metode Sistem Indeks
dengan pengelolaan pakan, pengaturan
frekuensi dan waktu pemberian pakan (Tabel 3).
Untara et al. (2018) mengemukakan bahwa Kualitas Air
pakan yang dikonsumsi secara normal akan Pengamatan kualitas air bahan organik
diproses dalam kurun waktu 3-4 jam dan sisanya total atau BOT berkisar 97 mg/l artinya bahwa
akan terbuang melalui kotoran. bahan organik tergolong masih dapat ditolelir
Frekuensi pemberian pakan diberikan udang vaname. Menurut Renitasari dan Ihwan
didasarkan pada sifat dan cara maka udang (2021); Renitasari dan Musa (2020), kualitas air
yakni continuous feeding (makan sedikit demi berperan penting dalam pertumbuhan dan
sedikit tetapi terus menerus) karena sistem kualitas harus sesuai dengan pertumbuhan
pencernaannya yang sederhana. Frekuensi udang maupun ikan.
penambahan pemberian pakan ditentukan dari Total vibrio hijau 0-100 dan total vibrio
biomassa dan umur dengan teknik pengontrolan kuning sekitar 160-1100. Total bakteri tersebut
anco. Pakan yang diberikan semakin banyak masih dalam katagori baik. Total bakteri vibrio
makan frekuensi pakan yang diterapkan juga yang dapat membahayakan udang adalah
semakin tinggi (Supono, 2017). 10000. Kurniaji et al., (2019) pertumbuhan vibrio
harvei 108 pada 12 jam masa inkubasi.
Food Convertion Ratio
Menurut Syah et al. (2017), Rasio Koversi Survival rate
Pakan (RKP) mengindikasikan tingkat Survival rate mencapai 86% yakni termasuk
kemampuan udang dalam memanfaatkan katagori tinggi. Menurut Widigdo (2013) bahwa
ransum pakan. Dengan mengetahui nilai FCR, Survival rate yang baik >70%. Survival rate
pembudidaya dapat meminimalisir pengeluaran merupakan monitoring penting juga dalam
biaya. budidaya karena sebagai pedoman atau acuan
Pada penelitian bahwa efektifitas dan berapa udang yang hidup diakhir masa
efisiensi penggunaan sampai akhir pemeliharannya.
pemeliharaan adalah 1,2. FCR yang di hasilkan Hasil Panen
tergolong rendah baik pada petak 1, 2 maupun Hasil panen yang didapat adalah sebanyak
3 (Gambar 1). Berdasarkan Arsad et al., (2017), 4.684 kg dengan padat tebar sebanyak 300.000
pada umumnya kadar FCR pada tambak ekor. Berdasarkan analisis usaha bahwa total
vaname berkisar 1,4 - 1,8. Sehingga pada keuntungan yang diperoleh sebanyak Rp.
penelitian ini, FCR termasuk rendah karena 338.000.000. Hasil perhitungan BCR
dibawah 1,4. menunjukan hasil 2,2 yang artinya setiap Rp. 1
Hal ini menandakan udang yang dipelihara yang dikeluarkan akan mendapatkan hasil Rp.
memanfaatkan pakan dengan baik, dan adanya 2,2 sehingga usaha ini dapat dilanjutkan karena
pengelolaan manajemen pakan yang baik pula layak.
dengan presentase pemberian sistem index.
Rendahnya FCR menguntungkan bagi
pembudidaya karena dapat meminimalisir

23
Jurnal Salamata
Vol. 3, No. 1, 20-24 (2021) Pemberian Pakan Budidaya Udang Vaname...

KESIMPULAN Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 1 (2):193-


Pengelolaan pemberian pakan dengan 197.
system index dapat menghasilkan pemberian Poernomo, A. (2004). Teknologi Probiotik Untuk
pakan yang efektif dan tepat sehingga Mengatasi Permasalahan Tambak udang
mendapatkan hasil FCR rendah, SR tinggi, hasil dan Lingkungan Budidaya. Makalah
panen yang baik dan Kualitas air yang baik. disampaikan pada Simposium Nasional
Pengembangan Ilmu dan Inovasi Teknologi
REFERENSI dalam Budidaya. Semarang. 27 – 29
Renitasari, D.P dan M. Musa. (2020). Teknik
Adiwijaya, D., Supito, I. Sumantri. (2008). Pengelolaan Kualitas Air Pada Budidaya
Penerapan Teknologi Budidaya Udang Intensif Udang Vanamei (Litopeneus
Vaname (Litopenaeus vannamei) Semi vanammei) Dengan Metode Hybrid System.
Intensif Pada Lokasi Tambak Salinitas Jurnal Salamata. 7-12.
Tinggi. Media Budidaya Air Payau Renitasari, D.P dan Ihwan. (2021). Monitoring
Perekayasaan. Balai Besar Pertumbuhan dan Kualitas Air Pada
Pengembangan Budidaya Air Payau Budidaya Ikan Klown, Capungan Banggai
Jepara. 7:54-72. dan Blue Tang Dengan Sistem Resirkulasi.
Arsad S, Afandy A, Purwadhi AP, Maya B, JVIP. 1(2): 1-7
Saputra DK, Buwono NR. (2017). Studi Rahman R, Lahming, Fadillah R. (2018).
Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Evaluasi Komponen Gizi pada Pakan
Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Udang Fermentasi. Jurnal pendidikan
Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda. teknologi pertanian Vol 4 :101-11.
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Sopha S, Santoso L, Putri B. (2015). Pengaruh
Vol.9, No. 1 Substitusi Parsial Tepung Ikan dan Tepung
Badan Standarisasi Nasional. 7772. (2013). Tulang Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele
Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus Sangkuriang. Jurnal Rekayasa dan
vannamei) Semi Intensif di Tambak. Badan Teknologi Budidaya Perairan. 3(2): 403-
Standarisasi Nasional (BSN), Jakarta. 409.
Fernando, E. 2016. Pengaruh Variasi Dosis dan Supono. (2017). Teknologi Produksi Udang.
Frekuensi Pemberian Probiotik Pada Pakan Bandar Lampung (ID) : Cetakan Pribadi.
Terhadap Pertumbuhan Serta Mortalitas Syah R, Makmur, Fahrur M. 2017. Budidaya
Udang vaname (Litopenaeus vanamei). Udang Vaname dengan Padat Penebaran
Skripsi. Program Studi Biologi, Fakultas, Tinggi. Media akuakultur, 12 (1), 19-26
Universitas Airlangga, Surabaya. Ulumiah, M., M. lamid., K. Soepranianondo., M.
Kilawati Y dan Maimunah Y. (2015). Kualitas A. Al-arif., M. Am. Alamsjah dan
Lingkungan Tambak Intensif Litopenaeus Soeharsono. (2020). Manajemen Pakan
vannamei Dalam Kaitannya Dengan dan Analisis Usaha Budidaya Udang
Prevalansi Penyakit WSSV. Research Vaname (Litopenaeus vanamei) Pada
Journal of Life Science. 2 (1) : 1-5. Lokasi yang berbeda di Kabupaten
Kurniaji, A., M. Idris dan Muiani. (2020). Uji Daya Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo.
hambat Dau Mangrove (Soneratia alba) Journal of Aquaculture and fish Health. 9
pada Bakteri Vibrio harvei secara In Vitro. (2): 95-103.
Jurnal Sains Teknologi Akuakultur. 3 (2): Untara LM, Agus M, Pranggono H. (2018).
84-92. Kajian tehnik budidaya udang vanamei
Mansyur, A. & Suwoyo, H.S. (2012). Pengaruh (Litopenaeus vannamei) pada tambak
pergiliran pakan kandungan protein busmetik supm negeri Tegal dengan
berbeda terhadap pertumbuhan, sintasan tambak Tuvami 16 universitas pekalongan.
dan produksi udang vaname (litopenaeus PENA Akuatika.17 (1) : 1-7.
vannamei) semi-intensif. Proceeding Widigdo B. (2013). Bertambak Udang dengan
IndoAqua-Forum Inovasi Teknologi Teknologi Biocrete. Jakarta (ID): Kompas.
Akuakultur, 2012. (461-468). 104 P
Muqaramah, T. M. H. A. 2016. Pemberian Kadar Yudiati, E., Z. Arifin dan I. Riniatsih. 2010.
Protein Pakan Terhadap Pertumbuhan Sugyaningsih, Sri. (2009). Pengaruh
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Aplikasi Probiotik Terhadap Laju Sintasan
dengan Teknologi Bioflok Pada Kegiatan dan Pertumbuhan Tokolan Udang Vanamei
Pendederan. Tesis. Sekolah Pascasarjana. (Litopeneus vannamei), Populasi Bakteri
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Vibrio, serta Kandungan Amoniak dan
Nuhman. (2009). Pengaruh Prosentase Bahan Organik Media Budidaya.
Pemberian Pakan terhadap Kelangsungan Indonesian Journal of Marine Sciences, 15
Hidup dan Laju Pertumbuhan Udang (3), 153-158.
Vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal
24

Anda mungkin juga menyukai