Anda di halaman 1dari 13

RESUME AIRBUS A380

Pendahuluan

Inovasi adalah upaya untuk menjawab kebutuhan manusia dengan lebih baik,
lebih mudah, lebih murah, dan lebih segalanya. Dalam dunia bisnis siapa yang dapat
menjawab kebutuhan lebih baik, dialah pemenang nya. Jika kita memutuskan tak lagi
mencoba memikirkan ulang apa kebutuhan/bagaimana memenuhi kebutuhan dengan
baik, maka orang lain akan melakukannya untuk kita, dan ketika kita tersadar maka
mereka telah mengambil alih bisnis dan pelanggan kita.
Tetapi inovasi bukan hanya tentang membuka pasar baru, inovasi juga dapat
menawarkan cara-cara baru untuk melayani yang mapan dan dewasa. Inovasi secara
konsisten ditemukan sebagai karakteristik paling penting yang terkait dengan
kesuksesan. Perusahaan yang inovatif biasanya mencapai pertumbuhan yang lebih
kuat atau lebih sukses daripada perusahaan-perusahaan tersebut yang tidak berinovasi.
Perusahaan yang memperoleh pangsa pasar dan meningkatkan profitabilitas adalah
perusahaan yang inovatif. Tidak mengherankan alasan ini mendukung serangkaian
langkah-langkah kebijakan yang dirancang untuk mendorong dan memelihara inovasi
di tingkat regional dan nasional.
Inovasi didorong oleh kemampuan untuk melihat koneksi, melihat peluang, dan
mengambil keuntungan dari mereka. Kisah Airbus A380 dapat menjadi salah satu
contoh inovasi yang tercatat dalam sejarah. Pemimpin perusahan dengan visi yang jelas
dengan keberanian dalam mengeksekusi dan mengambil risiko tinggi menjadikan
Airbus A380 menjadi pencapaian terbesar dalam industry penerbangan di dunia.

Pembahasan
Kisah Airbus dimulai dari seorang karyawan yang mengusulkan sebuah ide
inovasi untuk perusahaan yang kemudian disetujui oleh pimpinan perusahaan tersebut
dengan mengambil risiko tinggi. Airbuss A380 merupakan pesawat penumpang terbesar
di dunia setinggi gedung tujuh lantai dan dapat mengangkut lebih dari 850 penumpang.
Tidak ada yang lebih besar yang pernah coba dibuat oleh produsen pesawat mana pun
di dunia. Pesawat tersebut dirancang untuk mengalihkan dunia mengalahkan boeing
747. Sebuah inovasi beresiko tinggi dan menghabiskan milyaran dalam hal
perkembangan serta mempertaruhkan masa depan perusahaan. Tantangan dalam
eksekusi inovasi tersebut yaitu tantangan logistic untuk membawa potongan pesawat
dengan ukuran yang besar. Titik kritis dalam pengembangan Airbus terjadi di Singapura
pada tanggal 4 November 2010. Qantas dengan nomor penerbangan 32 lepas landas
dari bandara Changi pada penerbangan selama 8 jam menuju Sydney, Australia.
Pesawat superjumbo A380 telah mengudara selama 3 tahun tanpa insiden serius dan
sebuah kebanggaan armada Qantas di bawah komando Kapten Richard de Crespigny.
Namun pada tanggal tersebut sekitar 3,5 menit setelah lepas landas yang mencapai
ketinggian 7000 kaki terdengar suara ledakan yang menggelegar. Sebuah mesin
meledak yang merobek sayap, merusak hidrolik pesawat dan kontrol mesin, sistem
pesawat hampir tidak merespon.
Kisah Airbus A380 berawal pada 1988 di Tolouse, Perancis. Jean Pearson,
Presiden Airbus berniat menguncang dunia penerbangan dengan Eropa sebagai
pemain utama
dalam konstruksi pesawat. Bisnis yang didominasi oleh Amerika Ketika Airbus
memasuki pasar pada awal 1970-an. maskapai penerbangan Amerika Serikat pada
dasarnya tidak memperhatikan Airbus. Mereka tidak menganggap serius pesawat
buatan Eropa. Pada saat itu Airbus telah memproduksi pesawat berukuran kecil dan
sedang tetapi hanya memiliki 15% dari pasar global untuk tumbuh, Airbus harus
menantang nama terbesar dalam dunia penerbangan, yaitu Boeing.
Pada 1988, Raksasa Amerika memenuhi dua pertiga dari semua pesawat
komersi termasuk si perkasa 747. Jean Pierson tidak menyukai kenyataan bahwa
dengan membeli pesawat kecil berkapasitas 400 orang hanya satu tempat yang dapat
dituju yaitu Seattle dan Boeing merajai pasar dunia saat itu. Pearson dikenal oleh para
koleganya sebagai “Beruang Pegunungan Pyresnees” yang pantang mundur. Dia
adalah sosok pemimpin yang terus terang dan memiliki kepribadian yang sangat kuat,
bisa sangat keras, bisa sangat nekat. Pearson menargetkan untuk mengalahkan Boing
747 di pasar industry penerbangan.
Si Perkasa Boeing 747 diluncurkan pada 1970 yang merupakan maskapai
terbesar di dunia. Tidak diragukan lagi, 747 ini telah menjadi pesawat legendaris.
Boeing 747 membuat penerbangan tersedia bagi banyak orang. Mereka mengubah
ekonomi maskapai penerbangan yang dijuluki jumbo jet Ukuran 747 yang
memungkinkan maskapai menerbangkan lebih banyak penumpang dengan harga yang
lebih murah tetapi juga membuat profit yang besar. Sebagai satu-satunya perusahaan
yang memproduksi pesawat jet jumbo, Boeing telah menuai berbagai penghargaan dan
memonopoli selama 30 tahun dengan 747. Seiring berjalannya waktu Boeing menjadi
pemimpin pasar dan mereka mengontrol hampir seluruh pasar

Impian Pearson selangkah lebih maju ketika pemimpin pengembangan


pesawatnya menunjukan rencana yang berani kepadanya sebuah pesawat terbang
baru. Dia mempresentasikan idenya kepada Jean Pearson sebuah konsep pesawat
komersil yang sangat besar bahkan lebih besar daripada 747. Tidak ada hukum dalam
pasar maskapai penerbangan yang menyatakan pesawat terbesar akan selamanya
adalah 747. Pearson melihat beberapa alasan Airbus Superjumbo akan menjadi
perubah permainan dengan dapat mengangkut 25% lebih banyak penumpang daripada
747. Maskapai penerbangan akan memilih mendatangi Airbus daripada boeing.
Pembangunan pesawat super jumbo pertama di dunia bukanlah urusan mudah.
Kegagalan bisa menjadi akhir dari Airbus dengan menghabiskan milyaran dalam
pengembangan proyek tersebut. Sehingga dapat dikatakan mempertaruhkan masa
depan perusahaan. Pearson memutuskan ini sepadan dengan resiko yang sangat besar
dan memerintahkan timnya untuk mewujudkan hal ini.
Airbus adalah konsorsium 4 manufaktur dari Perancis, Jerman, Inggris dan
Spanyol dan pearson harus meyakinkan mereka semua untuk mendukung proyek
tersebut. Proyek tersebut adalah sebuah risiko besar bagi perusahaan tetapi juga
langkah strategis yang sangat penting. Butuh 8 tahun untuk dapat memulai proyek
tersebut dengan sungguh-sungguh. Pada 1996, Pearson memilih tim handal untuk
mengembangkan superjumbo yang dipimpin oleh salah satu teknisi pearson yang paling
berpengalaman yaitu Jurgen Thomas. Divisi baru dibentuk yang disebut divisi pesawat
besar.
Pada masanya memulai perjalanan pertamanya berada di bangunan yang
relatif sederhanaTentu saja tanpa fasilitas, tanpa akomodasi. Kantor pertama dalam
mengeksekusi tidak mempunyai apapun hanya sebuah meja dan beberapa kursi dan
mungkin sebuah telepon. Tetapi Tim Jurgen tidak berkecil hati dan tidak ada satupun
yang mengeluh. Semuanya sangat penuh motivasi dan tidak peduli. Pesawat
superjumbo rahasia mereka yang sekarang dikenal sebagai A380 yang saat itu proyek
diberi nama A3XX.
Berbagai macam solusi, pengorbanan, bagaimana ukuran pesawat, perdebatan
besar yang terjadi saat itu. Tantangan dalam eksekusi inovasi tersebut yaitu tantangan
logistic untuk membawa potongan pesawat dengan ukuran yang besar.
Permasalahan utama yaitu bagaimana cara memasukkan banyak orang kedalam
pesawat. satu-satunya solusi adalah menaruh kedua kabin di atas satu sama lain
sehingga itu benar-benar berbeda dua baris pada jendela disepanjang badan pesawat
dari kepala sampai ekor pesawat. Sebuah pesawat jet dengan dek ganda belum pernah
diterapkan sebelumnya pesawat. Jet selama ini selalu dibangun dengan dek tunggal
dalam lingkaran pesawat. Bentuk badan pesawat yang optimal dalam hal penampang
selalu berbentuk lingkaran tetapi dalam badan pesawat yang melingkar jumlah kursi
yang dapat masuk ke dek atas akan dibatasi oleh kelengkungan kabin. Team jurgen
memilih bentuk pesawat baru yang revolusioner bentuk oval atau bujur telur. Yang jenius
dari konsep bujur telur yaitu memberikan dek yang lebih luas dan dengan rancangan
bujur telur, pesawat superjumbo dapat membawa hingga 193 penumpang lebih banyak
dari Boeing-747. Jadi keseluruhan konsep pada dasarnya seputar pengoptimalan
bentuk, efisiensi volume dan efisiensi bahan bakar tetapi tetap memberikan
kenyamanan maksimal didalamnya.
Tetapi kebahagiaan itu hanya sementara, mereka mengetahui bahwa Boeing
telah memulai mengerjakan pesawat super jumbo mereka sendiri Pada 1996, pada
september mereka mengumumkan serangan balik mereka mengubah ukuran Boeing-
747 menjadi pesaing Airbus A380. Generasi selanjutnya dari Boeing-747 dengan
rancangan baru disebut 747-500X dan sangat besar Boeing 747-600X.
Pelombaan membangun pesawat superjumbo telah dimulai dan Boeing telah
memulai duluan tidak seperti Airbus, Boeing memiliki pelanggan yang setia dan banyak
pengalaman membangun pesawat-pesawat besar. Banyak orang mengalami tekanan
karena kita khawatir pihak competitor dapat meluncurkan proyek yang sama. Airbus
bekerja dibawah ancaman bahwa Boeing selangkah didepan mereka.
Airbus membangun volume pesawat dalam 3 dimensi sehingga setiap kali anda
meningkatkan ukuran beratnya pun ikut meningkat bahkan lebih dari ukurannya. Airbus
harus mencari cara untuk memproduksi sebuah pesawat terbang raksasa dengan berat
yang lebih rendah. Tim airbus harus memperhatikan setiap elemen desain agar dapat
mengetahui dimana berat yang dapat dipangkas. Airbus memiliki tim ekstra untuk
melacak berat itu berarti memperhatikan setiap elemen. Kemudian tim perancangan pun
memiliki terobosan menemukan bahan yang lebih ringan disebut GLARE. Sebuah
komposisi baru dari fibre glass dan aluminum tetapi bahan ini tidak pernah dipakai untuk
badan utama pesawat terbang sebelumnya. Tes ekstensif menunjukan tidak hanya
akan mengurangi berat hingga 30% tetapi juga cukup kuat untuk digunakan pada
pesawat. Tidak hanya dengan penghematan berat perhitungan mereka menunjukan
A380 akan tetap berbobot 600 ton saat lepas landas. 40% lebih berat daripada Boeing-
747 dan itu akan membutuhkan sayap yang lebih besar daripada pesawat jet
sebelumnya. Untuk mengangkat massa anda perlu mengukur sayap yang sesuai
sehingga perusahaan tersebut melalui banyak perancangan ulang untuk menemukan
titik potong yang terbaik dari semua parameter yang dapat dilihat. Sayap-sayapnya
akan membutuhkan area tepi sekitar 850 Meter persegi 54% lebih dari sayap milik
Boeing-747. Sayap-sayapnya juga akan menjadi beberapa dari sayap paling
berteknologi tinggi yang pernah diproduksi sayap ini tiba secara terpisah dengan semua
kepakan dan bilah di atasnya. Sayap yang sangat bagus, ayunan level terbaik yang
pernah ada dalam aerodinamis masih memiliki sedikit bobot yang tinggi.
Sayap yang besar seharusnya menciptakan daya angkat yang cukup tetapi
ukuran mereka menciptakan masalah yang lain saat pesawat bergerak di langit. Sayap-
sayap tersebut menciptakan kantong udara yang berputar. Sayap dinding atau pusaran
yang tidak terlihat ini dikenal sebagai wake turbulence. Biasanya terkait dengan berat
Pesawat sehingga pesawat kecil, pesawat ringan memiliki turbulensi yang kecil dan
pesawat yang lebih besar memiliki turbulensi yang lebih besar. Pesawat yang sangat
besar dapat memproduksi pusaran yang cukup kuat untuk merobek atap bangunan jika
memiliki wake turbulence yang sangat besar yang akan menciptakan kerusakan besar.
Untuk memastikan A380 dapat memasuki layanan terbang Tim jurgen
menghabiskan berbulan-bulan meninjau ulang hasil uji Pada VCS. Pusaran tercipta
ketika aliran udara bertekanan rendah dari atas sayap dan aliran udara bertekanan
tinggi dari bawahnya bertabrakan akhirnya mereka menyadari dengan menambahkan
perangkat yang disebut pagar ujung sayap. Penambahan tersebut dapat menghentikan
dua aliran udara bertemu dan memastikan pesawat superjumbo menciptakan wake
turbulence tidak lebih besar dari yang dibuat Boeing 747.
Pada Desember 1996 perancangan untuk A380 mendekati tahap penyelesaian
Tim perancangan menciptakan grafik yang menunjukan bagaimana pesawat akan
terlihat pada saat penerbangan. Airbus yakin pesawat superjumbo mereka akan
menjadi tandingan boeing super-sized 747. Tetapi pada Januari 1997, boeing membuat
pengumuman yang mengejutkan bahwa mereka menarik diri dari perlombaan pesawat
Superjumbo. Airbus mengetahui bahwa Boeing telah memutuskan untuk tidak
melanjutkan segala aktivitas pada pesawat udara besar dan tidak melanjutkan
persoalan 747X. Hal ini seharusnya menjadi kabar baik bagi airbus akan tetapi Boeing
memunculkan kejutan lainnya yaitu dengan merilis penelitian yang mengatakan bahwa
dunia tidak membutuhkan pesawat superjumbo. Model bisnis pesawat superjumbo
bergantung pada Hub-and-spoke perjalanan udara ketika pesawat berkapasitas besar
terbang antara bandara hub besar kemudian pesawat yang lebih kecil akan
mengantarkan penumpang pada tujuan akhirnya. Sekarang Boeing telah
mendeklarasikan seluruh konsep yang mubazir. Boeing memutuskan dimana tidak
begitu banyak rute perjalanan yang sulit untuk dilacak dan banyak dituju dengan
konsisten membutuhkan ukuran pesawat terbang daripada A380. Alih-alih boeing
percaya masa depan perjalaanan udara yaitu pesawat udara berukuran sedang yang
terbang langsung antara bandar udara yang lebih kecil melewati bandara pusat utama
sepenuhnya dan ketika Boeing berbicara industri penerbangan pun mendengarnya.
Orang-orang lebih mempercayai apapun yang Boeing katakan itu benar dan meskipun
itu salah, kita memiliki orang-orang sebagian besar petugas pelayanan yang percaya
bahwa berpergian dengan pesawat besar adalah cara yang tepat.
Hampir satu dekade perjuangan dan milyaran dollar yang mungkin sudah
dihabiskan pada pesawat yang tidak dibutuhkan dunia Jean pearson, Presiden Airbus
mau membangun pesawat penumpang terbesar dalam sejarah. Akan tetapi saingannya
di Boeing telah mendeklarasikan bahwa dunia tidak membutuhkan sebuah Pesawat
superjumbo. Begitu banyak penentang pada saat itu dan penentang terbesar adalah
Boeing. Perusahaan boeing didengar oleh sebagian besar orang dalam industri
penerbangan dan ketika mengetahui bahwa boeing menghentikan proyek
superjumbonya. Boing berkata bahwa tidak ada pasar untuk pesawat berukuran besar.

Beruang Pyrenees (Pearson) tetap berbertekad dan tidak peduli bahwa


keputusan untuk melanjutkan telah diambil. Tim berdebat cukup hebat, Pearson berkata
ingin menjalankan program itu seorang diri dan mendukung orang-orang yang akan
mewujudkannya. Mantan insinyur aerodinamis Charles Champion ditunjuk untuk
mengawasi tahap pembangun tersulit pada proyek tersebut waktu semakin terbatas.
antangan besar yang sebenarnya adalah membangun tim yang tepat. Menciptakan tim
impian yang akan mau terlibat dalam pembangun pesawat penumpang terbesar yang
akan mereka bangun untuk kehidupan dan kebiasaan.
Sebelum A380 dapat dibangun, Airbus harus membuat ruangan pabrik baru di
empat negara berbeda. Untuk membangun sesuatu sebesar itu dalam beberapa bagian
diseluruh eropa dan kemudian merakitnya di satu lokasi Ini adalah mimpi buruk logistik.
Sayapnya di bangun di Inggris badan pesawatnya di Jerman dan Utara Perancis dan
ekor pesawat di Spanyol Champion harus mengatur agar semua bagian superjumbo
melakukan perjalanan ke pabrik perakitan airbus di Toulouse. Airbus sebelumnya telah
mengirimkan sayap dan badan pesawat dengan pesawat angkutnya sendiri. Pesawat
sepanjang 55 meter yang dikenal sebagai airbus beluga tetapi bahkan pesawat monster
tidak dapat mengangkut barang sebesar itu. Airbus menggunakan konvoi kapal yang
tidak terpikirkan tongkang dan truk raksasa yang semuanya berkumpul di selatan
Perancis itu membutuhkan koordinasi dalam skala yang luar biasa. Airbus merancang
tongkang untuk pergi ke Bordeaux Melewati the Old Bridge tetapi sungainya terlalu kecil
sehingga harus diangkut menggunakan truk. Saat itu adalah proyek yang sangat besar
dan tentu saja ada banyak tantangan harus menentukan lewat jalan yang mana.
Charles Champion mengawasi pembangunan pesawat sipil terbesar yang
pernah dibangun. Pada 18 january 2005 prototipe pertama dari Pesawat superjumbo
Airbus akhirnya ditunjukkan kepada dunia dalam perayaan yang meriah. Kehadiran
semua stakeholder, kepala negara juga perdana menteri Eropa yang telah
menginvestasikan miliaran dolar uang public dalam proyek ini berkumpul dihadapan
media dari seluruh dunia. Pesawat Airbus A380 itu sendiri ukuran dari apa yang kamu
kerjakan, tingkat ambisi. Pesawat terbang terbesar yang pernah ada di dunia. Tetapi
dibalik senyuman itu hanya satu yang belum selesai yaitu pesawat superjumbonya
belum mengudara.
Kemudian percobaan tiba tiga bulan kemudian pada tanggal 27 April 2005
kerumunan besar berkumpul di Toulouse untuk melihat apakah super jumbo pertama di
dunia akan berhasil mengudara april 2005. Hari yang cerah di Toulouse 40.000 orang
mengelilingi pagar bandara untuk melihat ini acara yang cukup menarik yaitu
penerbangan pertama dari A380. Pilot uji yang semuanya memakai parasut yang jika
terjadi bencana Insinyur uji penerbangan, Fernando Alonso tahu seberapa berbahaya
momen ini bisa terjadi. Pada pukul 10:29 dibawah langit yang cerah A380 melaju di
landasan pacu mesin besar itu terangkat dengan mudah kelangit. Sebelumnya hanya
potongan karbon dan aluminium yang terparkir begitu saja kemudian seketika dia
terbang dia hidup Itu sangat baik dan indah bisa aku katakan dari 1 menit setelah naik
telah membayangkan momen ini selama bertahun-tahun dan seketika ini terwujud.
Penerbangan selama 4 jam bebas dari kendala A380 mendarat dan memasuki buku
rekor sebagai penerbangan terberat dalam sejarah penerbangan komersial selama 19
bulan ke depan. Pesawat menjalani 2.500 jam tes penerbangan ini adalah bagian
penting dari pesawat yaitu sertifikasi tetapi untuk A380 mereka juga mengejar tujuan
lain yaitu meyakinkan publik bahwa terbang dengan pesawat sebesar itu aman, dengan
persepsi public saat itu yang belum yakin dengan banyaknya orang yang berada di
dalam pesawat. Pilot uji mendorong A380 mencapai batasnya pergi ke iklim yang sangat
panas dan juga yang sangat dingin membawa pesawatnya ke batas structural, ke batas
aerodinamis dalam sekali uji dengan maksud mengidentifikasi kecepatan minimum
pada lepas landas pilot sengaja menyeret ekornya di sepanjang landasan Airbus A380
mampu melewati setiap tahap uji. Airbus telah membangun pesawat terbang terbesar
dalam sejarah dan sejauh ini telah melewati setiap tes uji kelayakan terbang. Sekarang
tersisa satu hal yang tersisa yaitu disertifikasi untuk terbang. Airbus harus membuktikan
dalam keadaan darurat dengan beban pesawat penuh 873 penumpang dan awak dapat
dievakuasi dalam waktu kurang dari 90 detik. Pada 26 Maret 2006 di Hamburg, Jerman
Airbus mempersiapkan uji evakuasi terbesar dalam sejarah penerbangan agar dapat
lulus uji semua orang dalam pesawat harus dievakuasi dari setengah pintu keluar dalam
waktu kurang dari 90 detik dan itu semua dilakukan dalam keadaan gelap gulita itu
adalah tantangan yang sangat besar dan cukup banyak risiko. 873 orang di dalam
pesawat berhasil dievakuasi dalam waktu 78 detik, 12 detik lebih cepat dari batas yang
diberikan dengan A380 disertifikasi sebagai layanan penumpang. Pesanan pesawat pun
berdatangan tetapi dengan bentuk yang kompleks dibagi di 4 negara. Pesawat tidak
dapat dibangun di manapun secepat yang dipikirkan Airbus. Kenyataannya Airbus
memiliki 5 budaya yang berbeda yaitu Perancis, Jerman, Spanyol, Inggris tetapi juga
titik pusat dari perbedaan pandangan dan perbedaan pola piker dengan panjang kabel
lebih dari 500 kilometer untuk setiap pesawat A380 kelalaian sekecil ini memberikan
dampak yang luar biasa besarnya. Airbus memindahkan orang dari tempat pengerjaan
Airbus yang lain ke Tolouse untuk mengurus instalasi pesawat. hal ini menyebabkan
penundaan pengiriman yang signifikan. Benturan budaya ini membuat seluruh proyek
diambang kehancuran. Setelah setahun terlambat dari jadwal dan anggaran yang
mengejutkan melebihi dua miliar dollar. Penundaan terakhir in menyebabkan
pembatalan seluruh versi kargo dari A380 kehilangan kontrak dengan Freight, Giants,
FedEx, dan UPS membuat Airbus kehilangan pendapatan 1 miliar dollar. Semua
bergantung pada A380 versi penumpang Singapore Airlines dan Emirates telah
memesan sebesar 20 miliar dollar. Tim manajemen berusaha keras agar mereka tetap
bertahan. Pesona Airbus pada maskapai penumpang berhasil tidak satupun pelanggan
membatalkan satu pesanan meskipun penundaan selama 18 bulan sampai dengan 2
setengah tahun. Setelah hampir 20 tahun sejak pesawat superjumbo digagas. Visi dari
Jean Pearson menjadi kenyataan. Airbus A380 telah siap untuk memasuki layanan
komersil Pada 25 Oktober 2007. Ratusan penumpang singapore Airlines terbang
menggunakan A380 untuk penerbangan komersil pertamanya. Pesawat terbang
terbesar yang pernah dibuat
setinggi bangunan 7 lantai dan dapat mengangkut 30% lebih banyak penumpang dari
Boeing 747. Airbus A380 adalah pesawat terbang yang luar biasa. Penumpang bisa
berjalan di dalam pesawat dengan tangga yang cantik. Di dalam pesawat superjumbo
penumpang disajikan dengan level kemewahan yang tidak pernah dilihat sebelumnya
dalam pesawat terbang. Lantai berukuran 550 meter persegi terdapat kamar dengan
tempat tidur 2 badan dan bahkan pancuran air.
Tiga tahun setelahnya, melihat pesanan A380 lepas landas 15 maskapai
internasional memesan 223 pesawat dalam kontrak seharga kurang lebih 77 milyar
dolar. Diantara maskapai yang mengantri untuk menerima superjumbo adalah maskapai
Lufthansa. Lufthansa memulai layanan A380 pada 2010 dan sekarang mengoperasikan
12 pesawat A380 Helmut Wagner adalah salah satu pilotnya. Airbus percaya pada
model hub and spoke dari perjalanan udara telah membuahkan hasil. Salah satu mantan
CEO Boeing mengatakan tidak ada yang membeli 747 lagi.
Jean Pearson untuk melampaui Boeing akhirnya terwujud tetapi setahun
kemudian bencana besar membuat seluruh proyek superjumbo dalam keraguan. 4
november 2010, Qantas dengan nomor penerbangan 32 lepas landas dari singapura
untuk perjalanan sejauh 6000 km menuju Sidney dengan total 469 orang penumpang
dan awak pesawat. Richard de Cripsney membawa A380 naik menuju 21.000 meter.
Penumpang bernama Mike melihat secara langsung asap hitam keluar dari sisi kiri
pesawat terbang dan terdengar bunyi ledakan yang mengelegar. Lubang berukuran
bujur sangkar besar pada sayap ketika salah satu mesin Rolls-Royce pesawat meledak
itu membuat bermacam masalah yang harus diatasi kapten De Crespigney masalah
kegagalan setengah jaringan pesawat terdapat lubang di bagian sayap, tuas kemudi
tidak dapat mengangkat pesawat. Terdapat kesalahan yaitu kehilangan setengah rem
ini sudah diluar standar sertifikasi pada pesawat manapun yang dirancang untuk
bertahan. Setelah pesawat melewati 500 dan 300 kaki pesawat udara memperingatkan
dengan 2 peringatan kecepatan dimana kecepatannya sangat pelan. Pesawat akhirnya
menyentuh tanah tetapi kelebihan beban dan hanya sekitar setengah remnya berfungsi.
Awak pesawat Qantas melakukan pekerjaan yang luar biasa mereka mengidentifilkasi
masalah, mereka menangani keadaan darurat dengan profesionalitas yang luar biasa
dan mereka berhasil mendaratkan pesawat dengan aman kembali ke Singapura tanpa
seorangpun terluka. De crespigny juga menghargai desain dari pesawat raksasa. orang
sering mempertanyakan ketahanan dari pesawat terbesar, A380. Setelah QF32, tak
satu pun yang mempertanyakan ketahanan dari A380 lagi.
CEO Airbus, Jean Pearson mengambil salah satu pertaruhan terbesar dalam sejarah
penerbangan bertekad untuk menentang dominasi Boeing. Ia menetapkan masa depan
perusahaannya pada pesawat superjumbo. Saat ini pesawat A380 dapat dengan mudah
dilihat di bandara-bandara unggul dunia dengan mudahnya mengalahkan penjualan
Boeing 747 dan telah membantu Airbus menaikkan saham penjualannya dari 15
menjadi 50%.
Berdasarkan kisah tersebut, inovasi merupakan sebuah perangkat dalam
mencapai visi yang belum pernah tercapai sehingga mendapatkan sesuatu yang lebih
besar dan keuntungan yang lebih besar lagi. Kemampuan untuk melihat di mana dan
bagaimana pasar baru dapat diciptakan dan bertumbuh. Penemuan telepon oleh
Alexander Bell tidak menyebabkan revolusi komunikasi dalam semala, hal tersebut
bergantung pada pengembangan pasar untuk komunikasi orang-ke-orang. Sama
halnya dengan Airbuss A380 tidak melakukan sebuah inovasi yang dapat merajai pasar
industry penerbangan menyaingi Boeing dalam semalam. Perusahaan tersebut
memerlukan proses panjang dari mulai penyampaian ide dan dukungan seorang
pemimpin dalam terwujudnya inovasi tersebut.
John C. Maxwell dalam buku “How Successful People Lead” mengatakan bahwa
tugas seorang pemimpin adalah membuat orang-orang yang dipimpinnya mau
menjalankan perintahnya, dan level tertinggi dari seorang pemimpin yaitu ketika orang
lain mengikuti perintah karena nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Pearson
merupakan salah satu sosok pemimpin dengan kemampuan “driving innovation” yang
tinggi. Dia mengawal ide yang sangat bagus dari karyawannya dan pantang menyerah
dalam eksekusi yang telah disusun strategi sebelumnya. Kepemimpinan Pearson
berhasil membuat karyawan yang terlibat dalam inovasi yang cukup besar tidak
mengeluh dengan besarnya beban tugas dan tanggung jawab dalam pembuatan Airbus
A380.

Kesimpulan

Perusahaan yang menginginkan sebuah perubahan dengan inovasi harus


mampu mengasosiasi masalah dan tantangan yang dihadapi, membandingkan dengan
perusahaan kompetitif, tidak berhenti dalam mengeksekusi ide atau gagasan untuk
menyelsaikan masalah dan tantangan yang di hadapi. Selain melakukan inovasi,
perusahaan juga perlu memperlkuas jaringan untuk mendapatkan informasi terkini serta
memperluas jangakauan pasar yang dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai