Anda di halaman 1dari 2

Boeing 747

(sumber: Wikipedia.org)

Boeing 747, dikenal juga sebagai Jumbo Jet, adalah pesawat penumpang berbadan lebar terbesar
kedua saat ini, setelah pesawat A380 beroperasi pada akhir Oktober 2007.
Pesawat empat mesin ini, diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, menggunakan
konfigurasi dua dek di mana dek atas digunakan untuk kelas bisnis. Konfigurasi 3-kelas (kelas
pertama, kelas bisnis dan kelas ekonomi) mampu menampung 400 penumpang dan konfigurasi 1-
kelas (hanya kelas ekonomi saja) mampu menampung 600 penumpang.

747 dapat terbang pada kecepatan 0,85 Mach atau


909 kilometer per jam dan mampu terbang dengan
jarak maksimum 13.570 km sampai 15.000 km. Pada
tahun 1989, Qantas terbang tanpa henti
dari London ke Sydney, jarak penerbangan tersebut
adalah sejauh 18.000 km dan di selesaikan dalam
waktu 20 jam 9 menit. Namun penerbangan itu tidak
mengangkut penumpang maupun kargo (pesawat
kosong). Pada Mei 2004, 1382 unit pesawat Boeing
747, dengan berbagai konfigurasi, telah diperbaiki atau disempurnakan, menjadikan 747 salah satu
produk Boeing yang paling sukses. [1] Diarsipkan 2018-09-28 di Wayback Machine..

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Boeing 747 lahir pada waktu industri udara era 60-an sedang maju pesat.
Era pesawat komersial pada waktu itu, dijuarai oleh Boeing 707 yang telah membuat satu revolusi di
dalam perjalanan udara jarak jauh dan merealisasikan konsep "Kota Global". Pada waktu itu, Boeing
sudah pun mengkaji pesawat yang besar untuk memenangi kontrak dari Tentara Amerika Serikat
tetapi kalah kepada Lockheed C-5 Galaxy. Pan Am, klien setia Boeing pada waktu itu, meminta
Boeing membuat sebuah pesawat penumpang yang besar, 2 kali ukuran Boeing 707. Maka, pada
tahun 1966 Boeing mengeluarkan satu garis panduan mengenai konfigurasi pesawat penumpang
yang akan dinamakan Boeing 747. Pan Am memesan 25 buat seri 747-100. Pada mulanya,
desain pesawat ini adalah pesawat dua tingkat penuh atau 'double decker' tetapi karena masalah
evakuasi pesawat ketika keadaan darurat, ide ini diganti menjadi sebuah pesawat berbadan lebar.
Ketika itu, Boeing 747 diperkirakan akan digantikan oleh
pengangkutan supersonik. Maka Boeing membuat ulang
Boeing 747 supaya dapat diubah menjadi pesawat kargo,
untuk berjaga-jaga apabila permintaan bagi versi
penumpang akan menurun suatu hari nanti dan hanya
versi kargo yang mampu bertahan. Maka kokpit pesawat
itu dipindahkan ke dek atas agar moncong pesawat dapat
dibuka menjadi pintu kargo. Pada mulanya dek atas
digunakan untuk kelas pertama dan lobi/bar tetapi saat-
saat ini dek itu biasanya digunakan sebagai tempat duduk
ekstra. Dengan perkiraan penjualan hanya sebanyak 400
unit, 747 mampu bertahan dari kritik-kritik dan pada tahun 1993 sebanyak 1000 pesawat berhasil
dibuat.
Perakitan 747 adalah satu proses yang rumit. Hal ini disebabkan karena Boeing tidak
mempunyai bangsal pesawat yang cukup besar untuk menampung pesawat-pesawat itu. Maka,
perusahaan ini terpaksa membuat satu pabrik di Everett, Washington, dan pabrik tersebut menjadi
pabrik terbesar yang pernah dibuat. Pratt and Whitney pula pada waktu itu membangunkan satu
mesin turbofan yang cukup besar, JT9D, untuk Boeing 747. Maka, untuk keselamatan dan
kemampuan terbang, Boeing 747 dibuat dengan 4 sistem hidraulik untuk keadaan]] darurat, kontrol
permukaan yang terpisah, berbagai macam 'stuctural redundancy' dan 'flaps' yang kompleks yang
membolehkan 747 digunakan pada landasan biasa. ]] Pada mulanya, banyak perusahaan
penerbangan yang ragu terhadap Boeing 747. Waktu itu, pesaing Boeing, McDonnell
Douglas dan Lockheed, sedang membuat pesawat berbadan lebar dengan tiga mesin yang dinamai
'trijet', yang lebih kecil dari 747. Malahan kebanyakan perusahaan penerbangan merasa bahwa 747
terlalu besar untuk penerbangan jarak jauh dan dengan itu mereka berinvestasi pada proyek "trijet" .
Terdapat juga keraguan akan kemampuan 747 untuk beroperasi dengan infrastruktur lapangan
terbang ketika itu.
Satu lagi isu yang diangkat oleh perusahan penerbangan adalah penggunaan bahan bakar. Ini
karena penggunaan bahan bakar pesawat 'trijet' lebih rendah dari pesawat empat jet dan
perusahaan penerbangan tentunya lebih cenderung memilih biaya bahan bakar yang rendah. Isu ini
telah menghantui Boeing pada 1970.
Bagaimanapun, Boeing telah berjanji untuk mengantar 747 kepada Pan Am, dalam masa kurang
empat tahun, Boeing perlu membuat dan menguji pesawat itu. Dalam tempo yang singkat ini, proses
pembangunan membuat mereka yang terlibat dalam proyek ini berkerja dalam keadaan yang sangat
menekan dan mereka ini disebut sebagai 'The Incredibles'. Biaya yang tinggi untuk pembangunan
pesawat ini dan pembinaan infrastuktur di Everett merupakan satu pertaruhan bagi Boeing dan
keberhasilan perusahaan ini bergantung kepada keberhasilan 747. Boeing hampir gulung tikar pada
tahun 1970. Namun, Boeing memenangi pertaruhan ini pada akhirnya
dan Boeing memonopoli pengangkutan berbadan lebar selama 35 tahun. Kedatangan pesawat
berbadan lebar lainnya yaitu Airbus A380 telah memecahkan rekor Boeing.

Anda mungkin juga menyukai