RANGKUMAN
1
(i) SURAT PERNYATAAN
Nama : ASMIRANDA
NIM : 2020. 6.005.078
Program studi : Ground Staff
Judul Tugas Akhir Skripsi : Rangkuman
Menyatakan bahwa Tugas Akhir Kripsi ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya, tidak berisi materi yang ditulis
oleh orang lain sebagai persyaratan penyelesaian studi di Trans Jaya
Flight School atau Penerbangan lain, kecuali bagian-bagian tertentu
yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti kaidah penulisan
karya ilmiah yang benar. Jika ternyata terbukti pernyataan ini tidak
benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
ASMIRANDA
2
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas rangkuman ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan rangkuman ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah. Selain itu rangkuman ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
rangkuman bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimah kasih kepada ibu bapak dosen yang telas memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan rangkuman ini.
Saya menyadari , rangkuman yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
DAFTAR ISI
3
SURAT PERNYATAAN.............................................................
KATA PENGANTAR..................................................................
BAB I AVIATION KNOWLEDGE.........................................
...................................................................................................
.................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
BAB 1
4
AVITION KNOWLEDGE (AK)
=>DAFTAR MATERI
1.SEJARAH DUNIA PENERBANGAN
11.WILESTONE OF FLIGHT
12.GTM:UTC
13.OTP:OTT
14.ICAO
15.IATA
16.BANDAR UDARA
17.REGULATOR PENERBANGAN
Sejak pertama kali melihat burung terbang,manusia sudah bermimpi untuk bisa terbang .Pada zaman
dahulu percobaan pertama untuk terbang dilakukan dengan mengikatkan bulu-bulu disepanjang tangan
kemudian mengepak-ngepak persisi yang dilakukan burung.
Bagaimana manusia bisa mewujudkan mimpinya untuk terbang?yaitu dengan membuat pesawat
layang-layang yang di atasnya pilot dan penumpang yang berada di keranjang besar yang terikat di
bawah balon.Pilot mengontrol ketinggian balon udara dengan cara menambah dan mengurangi panas.
5
Kekurangan balon udara adalah manusia tidak dapat mengatur arah dan tujuan.Jika ingin tertiup ke
Barat,balon udara juga ikut ke Barat.Pada masa perang cipil tentara menggunakan balon udara untuk
mengintai musuh.
a).Pesawat Terbang
Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,bersayap tetap atau dengan
baling-baling dan dapat terbang dengan tenaga sendiri.
Pesawat terbang yang berhasil terbang adalah pesawat terbang layang.Pesawat ini tidak memiliki
mesin dan sulit di control.Pesawat terbang layang meluncur dari bukit-bukit tinggi dan melayang di
udara hingga sampai ke tanah,pesawat terbang layang di rakit oleh Sis George Meyel.
Pesawat terbang yang lebih berat dari udara ini diterbangkan pertama kali oleh Wright bersaudara
Corville Wright dan Wilber Wright,dengan menggunakan pesawat rancangan sendiri yang dinamakan
FLYER yang di luncurakan pada tanggal 17 Desember tahun 1903 di dekat wilayah berbukit pasir di
Kitty Hawk,North Carolina.Mengangkasa selama 12 detik,dengan ketinggian mencapai 37 meter dari
tanah.Wright bersaudara berhasil menerbangkan pesawat dengan penampung.
b).The Flyer
Sekarang popular dengan kata “Kitty Howk” peswat flyer yang asli ini ada Mesium dirgantara di
washintang DC,Amerika Serikat.
Tahun 1928:rintisan rute penerbangan di Indonesia pada tanggal 1 November 1928 di Belanda
telah berdiri sebuah perusahaan patungan KNILM (knonklijce naderlansh indische luchuart
maatschappij).
6
2. Rotary Wing Aircraft :(pesawat terbang dengan pesawat yang berputar)yaitu pesawat terbang
helicopter,dimana baling-baling atasnya adalah merupakan sayap yang bergerak karena di putar
oleh mesin,sehingga akan menghasilkan daya yang dapat mengangkut pesawat tersebut.
Wide body aircraft adalah jenis pesawat dengan lebar lebih dari 20 kaki,mempunyai 2 aisles atau
biasa juga di kenal dengan twin-aisle,dengan 7 kursi atau lebih sejajar.Diameter pesawat ini biasanya
mencapai lima atau enam meter. Dalam cabin ekonomi, dapat mengakodasi tempat duduk dengan
konfigurasi 3-4-3 atau 4-2-4,dengan total kapasitas mencapai 300 hingga 850 penumpang.Jenis ini
memiliki pesawat terlebar mencapai 6 meter dan dapat mengakomidasi hingga 11 penumpang sejajar.
Rata-rata aircraft memiliki memiliki izin terbang trans-atlantik dan trans-kontinental sehingga biasanya
digunakan untuk penerbangan jarak menengah dan jarak jauh.Pesawat ini juga memerlukan landasan
jauh yang lebih Panjang.
Model-model wide body aircraft diantaranya adalah Airbus A300,Airbus A330,Airbus A340,Airbus
A350,Airbus A380,Boeing 777,Boeing 747,Boeing 767,Boeing 787 reamliner,Ilyushin II-86,Ilyushin II-
96,L1011 Tristar,MD DC-10.
Narrow body aircraft biasanya biasanya juga di kenal dengan pesawat Lorong tunggal,pesawat yang
memiliki lebar kabin biasanya mencapai 3-4 meter.Hanya memiliki satu aisle,konfigurasi tempat duduk
pesawat ini biasanya 3-3, 2-3 atau terkadang 2-1 bahkan 1-1 untuk private jet dengan kapasitas kurang
250 orang. Narro body sendiri umumnya tidak memiliki izin untuk trans-atlanyik dan trans-kontinental
dan hanya di gunakan untuk penerbangan regional.
3.Pesawat perintis
Jenis peswat komersial terakhir adalah jenis pesawat perintis.Ukuran pesawat ini berukuran kecil
dengan berat kurang dari 6 ton.Pesawat jenis ini biasanya diguanakan untuk menjangkau daerah-
daerah terpencil,seperti misalnya di Papua.karena ukuran yang kecil,pesawat ini dapat mendarat
dilandasan pendek dan landasan tanah.pesawat yang digunakan biasanya jenis
CESSNA,BEECHRAFT,GRUMMAN, dan lain-lain.
7
belakang menjadi lebih besar.Tekanan inilah yang menimbulkan daya dorong pada pesawat
dapat melaju dengan kencang.
1. Badan pesawat (fuselage) terdapat didalamnya; ruang kemudi (cockpit) dan ruang penumpang
(passenger).
2. Sayap (wing),terdapat alleron berfungsi untuk ”rolling”,pesawat miring kiri-kanan (membantu
rudder) dan flap untuk menambah luas area sayap (coefficient lift) yang berguan untuk
menambah gaya angkat pesawat.
3. Ekor sayap (horizontal stabilizer),terdapat elevator berfungsi untuk “pitching” nose up- down.
4. Sirip tegak (vertical stabilizer),terdapat rudder berfungsi untuk ”yawing” belok kiri-kanan.
5. Mesin (engine), berfungsi sebagai thrust atau gaya dorong yang menghasilkan kecepatan
pesawat.
6. Roda pesawat (landing gear),berfungsi untuk mendarat /landing atau tinggal landas/take-off.
Ada 3 hal yang bisa dilakukan oleh primary control surfsce diantaranya adalah;
a) Aileron
Terletak pada wing
Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan Roll (left or right)
Aileron dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam udara lateral.
(kestabilan dengan arah yang berlawanan).
Pergerakan aileron berkebalikan antara kiri dan kanan ,berdefleksi naik atau turun.
b) Rudder
Terletak pada vertical stabilizer
Merupakn bidang kendali pada saat pesawat melakukan (belok yaw)
8
Bergerak pada sumbu vertical (sumbu memanjang tegak lurus terhadap center of grafity dari
pesawat).
Rudder dikendaliakn dari cockpit dengan menggunakan rudder pedal.
Jenis kestabialan yang dilakukan rudder adalah menstabilkan pesawat dalam arah
direksional.
Pergerakan rudder berdefleksi ke kanan atau kiri.
c) Elevator
Terletak pada horizontal stabilizer
Merupakan bidan kendalipada saat pesawat melakukan pitch (pitch up or down).
Bergerak pada sumbu lateral.(sumbu yang memanjang sepanjang wing).
Elevator dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah
longitudinal.
Pergerakan elevator bersamaan antara kiri dan kanan,berdefleksi naik atau turun.
H. AIRCRAFT SYSTEM
Daya listrik berasal dari generator mesin (untuk operasional) dan untuk back-up memberi tenaga listrik
ke pesawat digunakan Auxilary Power Point Unit (APU).
2.APU
Auxiliary power unit adalah sebuah perangkat pada pesawat yang menyediakan energi listrik.Tujuan
utama dari APU yang terdapat pada pesawat adalah untuk memberikan kekuatan pada saat memulai
mesin utama.APU juga yang menggantikan mesin untuk mensuplai tenaga listrik kepesawat.APU
digunakan pada saat mesin pesawat dalam keadaan mati,dan APU akan di matikan pada saat pesawat
sudah menyala/hidup,APU.Akan dinyalakan kembali disaat pesawat mendarat dan sebelum mesin
dimatikan agar kelistrikan dan AC pack di pesawat bisa digunakan pada saat terbang APU juga bisa di
gunakan untuk menggantikan apabila ada generator di pesawat yang rusak.
3.Fuel system
9
Fuel system dalam pesawat terbang merupakan system yang berfungsi untuk menyuplai bahan bakar
ke engine atau APU (jika anda) sesuai dengan tekanan yang diperlukan baik dalam kondisi normal atau
abnormal.
Bagian-bagian dari fuel system:
1. Storage tank merupakan tangki persediaan bahan bakar
2. Tank ventilantion merupakan ventilasi untuk mengatur tekanan bahan bakar dalam storage
tank
3. Fuel quantity indication system merupakan system untuk memberikan informasi kepada crew
quantitas bahan bakar dalam storage tank
4. Refuel dan defuel system yang digunakan untuk mengisi atau mengeluarkan bahan bakar dari
storage tank.
5. Fuel transfer system,system ini berfungsi untuk melakukan transfer bahan bakar dari storage
tank ke feel tank.
6. Fuel supply system,system ini berfungsi untuk menstransfer bahan bakar dari feel tank ke
engine atau APU.
4.Landing Gears,Brakers And Wheel Steering
landing gears terdiri atas:
1. Nose gear
2. Main 9wing)gears
3. Body gears (jumbo aircraft A380,8747,DC10)
Landing gears digunakan untuk proses peswat (in-out),take off rolling,landing roll dan untuk mensuport
body pesawat berada di darat.Rem terdapat di dalam main(wing) gears dan body gears wheels.
5.Hidrolik System
Hidrolik system digunakan untuk:
1. Menaik dan turunkan landing gears
2. Pengeraman di main wheel
3. Untuk kemudi dari nose wheel
4. Membantu pengontrolan pesawat di aileron,rudder,elevator,stabilizer,etc.
5. Membuka dan menutup pintu cargo dan bagasi.
10
Lingkup dari pencapaian OTP /persiapan flight.
Punctual time hadir tepat waktu di setiap posisi kerja.
Mempersiapkan informasi cuaca dari situs BMKG at di kantor meteorology
Mempersiapkan flight plan yang yang di setorkan ke briefing office.
Monitor notam.
Flight briefing dengan CPT dan crew mengenai informasi penerbangan hari itu,(FC).
Cek In open/closed-on time (2 hrs 45 minute before STD)
Gate open/closed on-time (40 minute and 20 minute before STD)
Koordinasi untuk setiap irregularities yang ada di sales samapai gate.
Koordinasi untuk setiap LMC (on-off) setelah chek in closed (flight control).
All staff (ops,c/l,gate,ramp,fc,memonitor ETA.
Memonitor kebutuhan pesawat sebelum mendarat.
On-time Turn Around (OTT) adalah Batasan waktu tertentu yang diterapkan oleh pihak maskapai
terhadap penaganan pesawat selama di darat.Tujuan dari waktu yang di tetapkan tersebut adalah untuk
memaksimalkan penggunaaan pesawat dalam sehari dan untuk meminimize delay yang telah terjadi di
rute sebelumnya (Non Ron).
Waktu OTT yang di tetapkan oleh setiap maskapai berbeda beda walau dengan type dan jenis pesawat
yang sama,dan OTT akan pasti berbeda untuk setiap perbedaan size pesawat.
Lingkup dari pencapaian OTT:
Cek in open/closed-On -Time (depend of ETA).
Gate open/closed -On-Time (depend of ETA).
Monitor untuk ETA (specially FC or Ramp).
Mempersiapakan peralatan pendukung (GSE) di apron untuk kegiatan pesawat
selama di darat .(15 minute before A/C landing).
Memonitor pesawat block on -block off (dasarwaktu dari OTT).
Ramp agen bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembagian waktu OTT.
Ramp agen mengetahui Batasan waktu OTT (late arrival).
Ramp agent memeiliki kekuasaan penuh terhadap waktu OTT.
Fc bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembuatan load sheet.
All duty position (gate,ramp,fc,loading master,porter,cabin crew,cpt,security,…etc)
Bersama-sama bekerja beriringan dengan tujuan yang sama
N. ICAO
ICAO adalah internasional civil aviation organitation,salaah satu Lembaga perserikatan bangsa-
bangsa atau yang disebut dengan organisasi penerbangan civil internasional,yang mengkhususkan
kegiatannya pad abiding penerbangan.Lembaga ini mengembangkan Teknik dan prinsip-prinsp navigasi
udara internasional serta membantu pengembangan perencanaan dan pengembangan angkutan udara
internasional untuk memastikan pertumbuhannya terencana dan aman.
ICAO di dirikan pada tanggal 4 april 1947,sebagian kelajutan dari konverensi penerbangan civil
internasional yang di adakan di Chicago dari tanggal 1 november 1944 sampai dengan 7 desember
1944.Keanggotaan icao terbuka bagi negara-negara yang berdaulat,update keanggotaan dari icao
sampai dengan 2013 adalah 91 negara (yang telah menjadi anggota PBB).
Indonesia mulai menjadi negara anggota internasional civil aviation organitation (ICAO) pada mei tahun
1950.dokumen peraturan penerbangan Global yang diterbitkan oleh ICAO disebut dengan ANNEX.
Ada 19 annex yang diterbitkan icao annex ini bukanlah hokum nasioanl tapi konvensi dunia mengenai
pembakuan (standart) dan rekomendasi penerbangan untuk negara negara aggota ICAO.
11
Secara hokum standar ini diterjemahkan oleh masing-masing negara anggota ICAO.indonesia
menerapkannya menjadi CASR(Civil Aviation Safety Regulation).yang dibahasa indonesiakan menjadi
PKPS (peraturan keselamatan penerbangan sipil).
Ada 19 ANNEX yang dikeluarkan oleh ICAO,yakni:
1) Personal licensing
2) Rules of the air
3) Metereological service for internasional air navigation
4) Aeronautical chart
5) Unit of measurement to be used in air ang ground operations
6) Operations of aircraft
7) Aircraft of nationality and registration marks
8) Airwothiness of aircraft
9) Facilitation
10) Aeronautical ang telecommunications
11) Airtraffic service-air traffic control service,flight informations service
12) Search and rescue
13) Aircraft accident ang incident investigation
14) Aerodromes
15) Aeronautical information service
16) Environmental protection
17) Security safe guarding internasional civil aviation against acts on unlawful interference
18) The safe transport of dangerous goods by air
19) Safety management (since 14 nov 2013).
Tujuan serta sasaran ICAO adalah sebagai berikut:
1) Menjamin pertumbuhan yang teratur dan aman bagi penerbnagn cipil internasional di
seluruh Indonesia.
2) Mencegah pemborosan ekonomis yang di sebabkan oleh persaingan yang tidak sehat.
3) Mencegah adanya diskriminasi di antara negar negara anggota.
4) Mendorong agarperekayasaan pembuatan pesawat terbang serta pengoperasiannya
dimaksudkan untuk tujuan damai.
5) Mendorong dibangunnya fasilitas bantuan navigasi udara secara internasional bagi
keselamatan penerbangan.
6) Mendorong pembangunan dan pengembangan jalur-jalur penerbangan,bandara,dan
fasilitasnya navigasi udara bagi penggunaan penerbangan sipil internasional.
7) Secara umum yang mendorong pembangunan dan pengembangan semua aspek
dari penerbangan sipil internasional.
Pekerjaan yang dilakukan ICAO lebih menjurus pada aspek-aspek teknis dan hokum penerbangan
sipil.sementara IATA lebih mendominasi bidang ekonominya.
12
W (capital pertama) wilayah maritim Asia Tenggara (kecuali pilfina)
WR : Indonesia (R : kode negara).-BDM (Banjarmasin Airport untuk IATA)
WRBB :BB (bandar udara yang berada di wilayah Kal Sel Indonesia).
O. IATA
Internasional Air Transport Association (asosiasi pengangkutan udara internasional;disingkat
IATA ) adalah sebuah organisasi perdagangan internasional yang anggotanya terdiri dari maskapai-
maskapai penerbangan.IATA bermarkas di Montreal,Kanada.
Didirikan pada April 1945 di Havana ,kuba,IATA adalah penerus asosiasi lalu lintas udara internasional
( internasional air traffic association) yang didirikan di Den Haag pada tahun 1919,tahun saat
penerbangan berjadwal internasional yang pertama di dunia dilaksanakan.
Tujuan berdirinya IATA:
1. Mempromosikan tentang keselamatan penerbangan dan penumpang.ketepatan waktu
pelayanan/perjalanan penerbangan,transportasi udara yang ekonomis.
2. Menyediakan sarana untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan
penerbangan yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam jasa pengangkutan
udara internasional
3. Bekerja sama dengan ICAO dan organisasi-organisasi internasional lainnya.
Tujuan utamanya adalah untuk membantu maskapai-maskapai penerbangan untuk bersaing secara sah
dan mencapai keseragaman dalam penetapan harga.
13
Flight Number
Nomor penerbangan adalah kombinasi antara kode dari maskapai penerbangan (ditetapkan oleh IATA)
dan tiga atau empat digit angka 0-9 (random) yang dikeluarkan oleh pihak maskapai untuk
mengidentifikasi suatu penerbangan (jam dan route).
Suatu pesawat dapat terbang beberapa kali dalam sehari dengan rute yang sama tapi dengan jam yang
berbeda.Dua rute yang sama dapat diterbangkan dengan maskapai yang sama tapi dengan nomor
penerbangan yang berbeda.
P. .BANDAR UDARA / AIRPORT
Menurut annex 14 dari ICAO (internasional civil aviation organization),bandar udara adalah area
tertentu di daratan maupun diperairan 9termasuk bangunan,instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan
baik secara keseluruhan atau sebagian unruk kedatangan,keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Menurut PT.Angkasa pura,bandar udara ialah lapangan udara termasuk segala bangunan dan
peralatan yang merupakan kelengkapan minimal unruk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan
udara untuk masyarakat.Bandar udara dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Airside (Kawasan udara)
b. Landside (Kawasan darat)
a) .airside (Kawasan udara) yaitu Kawasan atau bagian yang berhubungan dengan pesawat
terbang gerakan pesawat terbang.Airside terdiri dari:
1) Run way (landasan pacu) ini digunakan sebagai tempat yang di gunakan pesawat untuk
landingan dan take off
2) Taxi way (jalur penghubung) antara Apron dan Runway
3) Apron adalah sebagian dari bandar udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat
terbang.Selain untuk parkir,pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan
bakar,menurunkan penumpang,dan mengisi penumpang pesawat terbang.
4) ATC (pengawasan lalu lintas udara/ PLLU
5) Aircraft feul facilities (fasilitas bahan bakar)
6) Fire fighter office (pemadam kebakaran)
7) Fasilitas meteorologi
8) Hangar pesawat.
14
Costum and immigration 9bea,culai dan imigrasi)-international
Passenger waiting room (ruang tunggu)
Airplaneboarding room (ruamg keberangkatan)
Garbarata
Airplane offices (pertokoan maskapai penerbangan)
City transportation parking (tempat parkir mobil umum)
Search and rescue office (SAR)
Q. REGULATOR PENERBANGAN
Kementrian perhubungan repoblik Indonesia dalam hal ini direktorat jendral perhubungan udara
adalah sebagai regulator penerbangan indonesia,(otoritas bandara) dimana mempunyai tujuan antara
lain:
Maskapai penerbangan adalah sebuah organisasi yang menyediakan jasa penerbangan bagi
penumpang atau barang.
Ground handling adalah suatu kegiatan airlines yang berkaitan dengan penanganan atau
pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya,cargo,pos,peralatan pembantu
pergerakan pesawat saat pesawat berada di airport baik untuk departure maupun arrival.
15
Ground time : lama waktu pesawat transit di darat (on to off chock)
BAB II
UNDANG UNDANG PENERBANGAN
Menimbang
a. bahwa negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri nusantara yang disatukan
oleh wilayah perairan dan udara dengan batas-batas, hak-hak, dan kedaulatan yang ditetapkan oleh
Undang-Undang;
b. bahwa dalam upaya mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mewujudkan Wawasan Nusantara serta memantapkan
ketahanan nasional diperlukan sistem transportasi nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi,
pengembangan wilayah, mempererat hubungan antarbangsa, dan memperkukuh kedaulatan negara;
c. bahwa penerbangan merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik
mampu bergerak dalam waktu cepat, menggunakan teknologi tinggi, padat modal, manajemen yang
andal, serta memerlukan jaminan keselamatan dan keamanan yang optimal, perlu dikembangkan
potensi dan peranannya yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola distribusi nasional
yang mantap dan dinamis;
d. bahwa perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional menuntut penyelenggaraan
penerbangan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran serta swasta
dan persaingan usaha, perlindungan konsumen, ketentuan internasional yang disesuaikan dengan
kepentingan nasional, akuntabilitas penyelenggaraan negara, dan otonomi daerah;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi, perubahan lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan penerbangan saat ini
sehingga perlu diganti dengan undang-undang ya
BAB II
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1.Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,
bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup,
serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
2.Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di atas wilayah daratan dan perairan Indonesia.
3. Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari
reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk
penerbangan.
16
4.Pesawat Terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang
dengan tenaga sendiri.
5.Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap putar yang rotornya digerakkan oleh
mesin.
6.Pesawat Udara Indonesia adalah pesawat udara yang mempunyai tanda pendaftaran Indonesia dan tanda
kebangsaan Indonesia.
7.Pesawat Udara Negara adalah pesawat udara yang digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Republik Indonesia, kepabeanan, dan instansi pemerintah lainnya untuk menjalankan fungsi dan
kewenangan penegakan hukum serta tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8.Pesawat Udara Sipil adalah pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan angkutan udara niaga dan
bukan niaga.
9.Pesawat Udara Sipil Asing adalah pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan angkutan udara niaga
dan bukan niaga yang mempunyai tanda pendaftaran dan tanda kebangsaan negara asing.
10. Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut
penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara
yang lain atau beberapa ba14. Angkutan Udara Niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan
memungut pembayaran.
11. Angkutan Udara Bukan Niaga adalah angkutan udara yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri
yang dilakukan untuk mendukung kegiatan yang usaha pokoknya selain di bidang angkutan udara.
12. Angkutan Udara Perintis adalah kegiatan angkutan udara niaga dalam negeri yang melayani jaringan dan
rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum
terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan.
13. Rute Penerbangan adalah lintasan pesawat udara dari bandar udara asal ke bandar udara tujuan melalui
jalur penerbangan yang telah ditetapkan.
14. Badan Usaha Angkutan Udara adalah badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan
hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya mengoperasikan
pesawat udara untuk digunakan mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos dengan memungut
pembayaran.
15. Kargo adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara termasuk hewan dan tumbuhan selain
pos, barang kebutuhan pesawat selama penerbangan, barang bawaan, atau barang yang tidak bertuan.
16. Bagasi Tercatat adalah barang penumpang yang diserahkan oleh penumpang kepada pengangkut untuk
diangkut dengan pesawat udara yang sama. 25. Bagasi Kabin adalah barang yang dibawa oleh
penumpang dan berada dalam pengawasan penumpang sendiri.
17. Pengangkut adalah badan usaha angkutan udara niaga, pemegang izin kegiatan angkutan udara bukan
niaga yang melakukan kegiatan angkutan udara niaga berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini,
dan/atau badan usaha selain badan usaha angkutan udara niaga yang membuat kontrak perjanjian
angkutan udara niaga.
18. Tiket adalah dokumen berbentuk cetak, melalui proses elektronik, atau bentuk lainnya, yang merupakan
salah satu alat bukti adanya perjanjian angkutan udara antara penumpang dan pengangkut, dan hak
penumpang untuk menggunakan pesawat udara atau diangkut dengan pesawat udara.
19. Surat Muatan Udara (airway bill) adalah dokumen berbentuk cetak, melalui proses elektronik, atau bentuk
lainnya, yang merupakan salah satu bukti adanya perjanjian pengangkutan udara antara pengirim kargo
dan pengangkut, dan hak penerima kargo untuk mengambil kargo. 29. Perjanjian Pengangkutan Udara
adalah perjanjian antara pengangkut dan pihak penumpang dan/atau pengirim kargo untuk mengangkut
penumpang dan/atau kargo dengan pesawat udara, dengan imbalan bayaran atau dalam bentuk imbalan
jasa yang lain.
20. Keterlambatan adalah terjadinya perbedaan waktu antara waktu keberangkatan atau kedatangan yang
dijadwalkan dengan realisasi waktu keberangkatan atau kedatangan.
21. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan bandar udara dan
kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban arus
lalu lintas pesawat udara, penumpang, kargo dan/atau pos, tempat perpindahan intra dan/atau antarmoda
serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
17
22. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
23. Bandar Udara Umum adalah bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan umum.
24. Bandar Udara Khusus adalah bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani kepentingan sendiri
untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.
25. Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani rute
penerbangan dalam negeri.
26. Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani
rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.
BAB II
Pasal 2
Penerbangan diselenggarakan berdasarkan asas:
manfaat;
usaha bersama dan kekeluargaan;
adil dan merata;
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan;
kepentingan umum;
keterpaduan;
tegaknya hukum;
kemandirian;
keterbukaan dan anti monopoli;
berwawasan lingkungan hidup;
kedaulatan negara;
kebangsaan; dan kenusantaraan.
Pasal 3
Penerbangan diselenggarakan dengan tujuan:
mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang tertib, teratur, selamat, aman, nyaman, dengan
harga yang wajar, dan menghindari praktek persaingan usaha yang tidak sehat;
memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui udara dengan mengutamakan
dan melindungi angkutan udara dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomian nasional;
membina jiwa kedirgantaraan;
menjunjung kedaulatan negara;
menciptakan daya saing dengan mengembangkan teknologi dan industri angkutan udara
nasional;
menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan pembangunan nasional;
memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara;
meningkatkan ketahanan nasional; dan
i. mempererat hubungan antarbangsa.
18
BAB III
RUANG LINGKUP BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG
Pasal 4
Undang-Undang ini berlaku untuk:
BAB IV
KEDAULATAN ATAS WILAYAH UDARA
Pasal 5
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdaulat penuh dan eksklusif atas wilayah udara
Republik Indonesia.
Pasal 6 Dalam rangka penyelenggaraan kedaulatan negara atas wilayah udara Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
pengaturan ruang udara untuk kepentingan penerbangan, perekonomian nasional,
pertahanan dan keamanan negara, sosial budaya, serta lingkungan udara.
Pasal 7
(1) Dalam rangka melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pemerintah
menetapkan kawasan udara terlarang dan terbatas.
(2) Pesawat udara Indonesia atau pesawat udara asing dilarang terbang melalui kawasan udara
terlarang.
(3) Larangan terbang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat permanen dan menyeluruh.
(4) Kawasan udara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat digunakan untuk
penerbangan pesawat udara negara.
Pasal 8
(1) Pesawat udara yang melanggar wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diperingatkan dan diperintahkan untuk meninggalkan
wilayah tersebut oleh personel pemandu lalu lintas penerbangan.
(2) Pesawat udara yang akan dan telah memasuki kawasan udara terlarang dan terbatas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) diperingatkan dan diperintahkan
untuk meninggalkan wilayah tersebut oleh personel pemandu lalu lintas penerbangan.
19
(3) Personel pemandu lalu lintas penerbangan wajib menginformasikan pesawat udara yang
melanggar wilayah kedaulatan dan kawasan udara terlarang dan terbatas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) kepada aparat yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pertahanan negara.
(4) Dalam hal peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak ditaati,
dilakukan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara negara untuk keluar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia atau kawasan udara terlarang dan terbatas atau untuk mendarat di pangkalan
udara atau bandar udara tertentu di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(5) Personel pesawat udara, pesawat udara, dan seluruh muatannya yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diperiksa dan disidik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
.
Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang,
kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara,
serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara negara diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 10
(1) Penerbangan dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.
(2) Pembinaan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan.
(3) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi penetapan kebijakan umum dan
teknis yang terdiri atas penentuan norma, standar, pedoman, kriteria, perencanaan, dan
prosedur termasuk persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan serta perizinan.
(4) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi pemberian arahan, bimbingan,
pelatihan, perizinan, sertifikasi, serta bantuan teknis di bidang pembangunan dan
pengoperasian.
(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi kegiatan pengawasan
pembangunan dan pengoperasian agar sesuai dengan peraturan perundangundangan
termasuk melakukan tindakan korektif dan penegakan hukum.
(6) Pembinaan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan
memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat dan diarahkan untuk: a.
memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang secara massal melalui
angkutan udara dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman, dan
berdaya guna, dengan biaya yang wajar;
BAB VI
RANCANG BANGUN DAN PRODUKSI PESAWAT UDARA
Bagian Kesatu Rancang Bangun Pesawat Udara
Pasal 13
20
(1) Pesawat udara, mesin pesawat udara, dan baling-baling pesawat terbang yang akan
dibuat untuk digunakan secara sah (eligible) harus memiliki rancang bangun.
(2) Rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara, dan baling-baling pesawat
terbang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat surat persetujuan
setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan standar kelaikudaraan.
(3) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
standar kelaikudaraan dan ketentuan perundang-undangan.
Pasal 14
Setiap orang yang melakukan kegiatan rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara,
dan baling-baling pesawat terbang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 harus mendapat surat
persetujuan.
Pasal 15
(1) Pesawat udara, mesin pesawat udara, atau baling-baling pesawat terbang yang dibuat
berdasarkan rancang bangun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 untuk diproduksi
harus memiliki sertifikat tipe.
(2) Sertifikat tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah dilakukan
pemeriksaan kesesuaian terhadap standar kelaikudaraan rancang bangun (initial
airworthiness) dan telah memenuhi uji tipe.
Pasal 16
(1) Setiap pesawat udara, mesin pesawat udara, dan balingbaling pesawat terbang yang
dirancang dan diproduksi di luar negeri dan diimpor ke Indonesia harus mendapat
sertifikat validasi tipe.
(2) Sertifikasi validasi tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan perjanjian antarnegara di bidang kelaikudaraan.
(3) Sertifikat validasi tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah lulus
pemeriksaan dan pengujian.
Pasal 17
(1) Setiap perubahan terhadap rancang bangun pesawat udara, mesin pesawat udara, atau
baling-baling pesawat terbang yang telah mendapat sertifikat tipe sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 harus mendapat surat persetujuan.
(2) Persetujuan perubahan rancang bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
setelah dilakukan pemeriksaan kesesuaian rancang bangun dan uji tipe sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2).
(3) Persetujuan perubahan rancang bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. persetujuan perubahan (modification); b. sertifikat tipe tambahan (supplement); atau c.
amendemen sertifikat tipe (amendment).
Pasal 18
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur mendapatkan surat persetujuan rancang
bangun, kegiatan rancang bangun, dan perubahan rancang bangun pesawat udara, sertifikat tipe,
serta sertifikat validasi tipe diatur dengan Peraturan Menteri.
21
Bagian Kedua Produksi Pesawat Udara
Pasal 19
(1) Setiap badan hukum Indonesia yang melakukan kegiatan produksi dan/atau perakitan
pesawat udara, mesin pesawat udara, dan/atau baling-baling pesawat terbang wajib
memiliki sertifikat produksi.
(2) Untuk memperoleh sertifikat produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badan
hukum Indonesia harus memenuhi persyaratan:
Sertifikat produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah dilakukan pemeriksaan dan
pengujian yang hasilnya memenuhi standar kelaikudaraan.
Pasal 20
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur memperoleh sertifikat produksi pesawat udara
diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 21
Proses sertifikasi pesawat udara, mesin pesawat udara, dan baling-baling pesawat terbang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 19 dilaksanakan oleh
lembaga penyelenggara pelayanan umum.
Pasal 22
Proses sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dikenakan biaya.
Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum, serta proses dan biaya
sertifikasi diatur dalam Peraturan Menteri.
BAB VII
PENDAFTARAN DAN KEBANGSAAN PESAWAT UDARA
Pasal (24-33)
BAB VIII
KELAIKUDARAAN DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA
Pasal (34-70)
BAB IX
KEPENTINGAN INTERNASIONAL ATAS OBJEK PESAWAT UDARA
22
Pasal (71-82)
BAB X
ANGKUTAN UDARA
.Bagian keenamBagian Keenam Pengangkutan untuk Penyandang Cacat, Lanjut Usia,
Anak–Anak, dan/atau Orang Sakit
Pasal 134
(1) Penyandang cacat, lanjut usia, anak-anak di bawah usia 12 (dua belas) tahun, dan/atau orang sakit berhak
memperoleh pelayanan berupa perlakuan dan fasilitas khusus dari badan usaha angkutan udara niaga.
(2) Pelayanan berupa perlakuan dan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
meliputi:
a. pemberian prioritas tambahan tempat duduk;
b. penyediaan fasilitas kemudahan untuk naik ke dan turun dari pesawat udara
c. penyediaan fasilitas untuk penyandang cacat selama berada di pesawat udara;
d. sarana bantu bagi orang sakit;
e. penyediaan fasilitas untuk anak-anak selama berada di pesawat udara;
f. tersedianya personel yang dapat berkomunikasi dengan penyandang cacat, lanjut usia, anak-
anak, dan/atau orang sakit; dan
g. tersedianya buku petunjuk tentang keselamatan dan keamanan penerbangan bagi penumpang
pesawat udara dan sarana lain yang dapat dimengerti oleh penyandang cacat, lanjut usia, dan
orang sakit.
(3) Pemberian perlakuan dan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dipungut biaya
tambahan.
Pasal 135
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan berupa perlakuan dan fasilitas khusus diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 136
(1) Pengangkutan barang khusus dan berbahaya wajib memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan
penerbangan.
(2) Barang khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa barang yang karena sifat, jenis, dan
ukurannya memerlukan penanganan khusus.
(3) Barang berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk bahan cair, bahan padat,
atau bahan gas yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan jiwa, dan harta benda, serta
keselamatan dan keamanan penerbangan.
(4) Barang berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diklasifikasikan sebagai berikut.
23
j) bahan atau zat berbahaya lainnya (miscellaneous dangerous substances).
(5) Badan usaha angkutan udara niaga yang melanggar ketentuan pada ayat (1) dikenakan sanksi
administratif berupa peringatan dan/atau pencabutan izin.
Pasal 137
Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 136 ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB XI
KEBANDARUDARAAN
Pasal 192
pasal (193-260)
BAB XII
NAVIGASI PENERBANGAN
Pasal (261-307)
BAB XIII
KESELAMATAN PENERBANGAN
Pasal (308-322)
BAB XIV
KEAMANAN PENERBANGAN
Pasal (323-351)
BAB XV
PENCARIAN DAN PERTOLONGAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA
Pasal (352-356)
BAB XVI
INVESTIGASI DAN PENYELIDIKAN LANJUTAN KECELAKAAN PESAWAT UDARA
Pasal (357-369)
BAB XVII
PEMBERDAYAAN INDUSTRI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN
Pasal (9370-374)
24
BAB XIII
SISTEM INFORMASI PENERBANGAN
Pasal (375-380)
BAB XIX
SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal (381-395)
BAB XXI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal (396-398)
BAB XXI
PENYIDIKAN
Pasal (399-400)
BAB XXII
KETENTUAN PIDANA
Pasal (401-443)
BAB XXIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal (444-451)
BAB XXIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal (452-466)
25
PM 77 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNGJAWAB PENGANGKUT
PM 89 TAHUN 2015 TENTANG DELAY PELAYANAN
PM 80 TAHUN 2017 PR0GRAM KEAMANAN PENANGANAN NASIONAL
(Pre Flight)
Pasal 4
Bagian Kedua
Informasi Penerbangan
Pasal 5
Informasi penerbangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (1) huruf a, disediakan melalui media
publikasi
a) kelompok pelayanan yang diterapkan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang
bersangkutan;
b) rute dan jadwal penerbangan;
c) tarif yang berlaku pada masing-masing rute;
d) cara reservasi tiket;
e) cara pembayaran tiket;
f) cara penerbitan pas masuk pesawat (buarding pass)\ dan
g) syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal (Conditions
of Carriage).
26
Bagian Ketiga
Reservasi
Pasal 10
1. Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri wajib mengembalikan biaya jasa
angkutan udara yang telah dibayarkan oleh calon penumpang refund ticket) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf d apabila penumpang membatalka penerbangannya.
2. Pengembalian biaya jasa angkutan udara yang telah dibayarkan oleh calon penumpang (refund
ticket) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:
a) pengembalian diatas 72 (tujuh puluh dua) jam oleh penumpang sebelum jadwal
keberangkatan mendapatkan pengembalian paling sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima
per seratus) dari tarif dasar.
b) pengembalian dibawah 72 (tujuh puluh dua) jam sampai dengan 48 (empat puluh delapan)
jam oleh penumpang sebelum jadwal keberangkatan mendapatkan pengembalian paling
sedikit sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari tarif dasar;
c) pengembalian dibawah 48 (empat puluh delapan) jam sampai dengan 24 (dua puluh
empat) jam oleh penumpang sebelum jadwal keberangkatan mendapatkan pengembalian
paling sedikit sebesar40% (empat puluh per seratus) dari tarif dasar;
d) pengembalian dibawah 24 (dua puluh empat) jam sampai dengan 12 (dua belas) jam oleh
penumpang sebelum jadwal keberangkatan mendapatkan pengembalian paling sedikit
sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari tarif dasar
e) pengembalian dibawah 12 (dua belas) jam sampai dengan 4 (empat) jam oleh penumpang
sebelum jadwal keberangkatan mendapatkan pengembalian paling sedikit sebesar 20%
(dua puluh per seratus) dari tarif dasar; dan
f) pengembalian dibawah 4 (empat) jam oleh penumpang sebelum jadwal keberangkatan
mendapatkan pengembalian paling sedikit sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari tarif
dasar dan/atau sesuai dengan kebijakan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal.
3. penumpang dapat meminta pengembalian biaya jasa angkutan udara (refund ticketj dalam hal
terjadi /orce- majeur sebesar harga tiket yang dibeli oleh penumpang dengan ketentuan:
a) untuk penerbangan dengan kelompok pelayanan full Service, dilakukan pemotongan biaya
administrasi sebesar 20% (dua puluh perseratus).
b) untuk penerbangan dengan kelompok pelayanan medium Service, dilakukan pemotongan
biaya administrasi sebesar 15% (lima belas perseratus); dan
c) untuk penerbangan dengan kelompok pelayanan no-frilis, dilakukan pemotongan biaya
administrasi sebesar 10% (sepuluh perseratus).
4. Passenger Service Charge (PSC) bagi penumpang yang’ melakukan pengembalian biaya jasa
angkutan udara(4) Passenger Service Charge (PSC) bagi penumpang yang melakukan
pengembalian biaya jasa angkutan udara (refund ticket) yang belum menikmati jasa
kebandarudaraan wajib dikembalikan kepada penumpang, sedangkan Passenger Service Charge
(PSC) bagi penumpang yang sudah menikmati jasa kebandarudaraan disetorkan kepada
pengelola bandar udara.
5. Prosedur pembatalan tiket dan jangka waktu pengembalian uang tiket (refund ticket)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu :
a) pengembalian uang tiket kepada penumpang dari pembelian tiket secara tunai wajib
dilakukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan; dan
27
b) pengembalian uang tiket kepadapenumpang dari pembelian tiket dengan kartu kredit atau
debet wajib dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pengajuan.
Bagian Keempat
Ticketing
Pasal 11
Standar pelayanan penerbitan tiket (ticketing) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c
sekurang-kurangnya meliputi:
Pasal 12
Pembayaran tiket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a dapat dilakukan antara lain melalui
kartu debit, kartu kredit, tempat pembayaran tiket yang telah ditetapkan badan usaha angkutan udara,
kantor penjualan ji •: badan usaha angkutan udara,- niaga berjadwal bersangkutan, agen penjualan
tiket, beserta syarat dan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh masing- masing badan usaha
angkutan udara.
Pasal 13
2) Cara penerbitan tiket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat dilakukan secara
langsung di kantor penjualan tiket badan usaha angkutan udara niaga, agen penjualan tiket,
melalui internet atau aplikasi.
3) Kejelasan informasi tiket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan informasi
tertulis di dalam tiket penumpang (berlaku bagi tiket konvensional maupun elektronik tiket) yang
paling sedikit memuat:
a) nomor, tempat dan tanggal penerbitan;
b) nama pengangkut;
c) nama penumpang
d) kode booking;
e) tempat, tanggal, dan waktu pemberangkatan dibandar udara asal
f) tempat, tanggal, dan waktu kedatangan di bandar udara tujuaN
g) nomor penerbangan.
h) tempat pendaratan yang direncanakan antaratempat pemberangkatan dan tempat
tujuan,apabila ada;
i) harga tiket yang dibayarkan;
j) alamat layanan pengaduan pelanggan (telepon,email, website,dll); dan
k) syarat dan ketentuan umum perjanjian pengangkutan paling sedikit
Bagian Kelima
Check-In
Pasal 14
28
a) petugas check-in;
b) ketersediaan pelayanan check-in;
c) batas waktu buka check-in counter,
d) batas waktu tutup check-in counter.
e) kesesuaian tanda pengenal
f) pas masuk pesawat (boardingpass);
g) ketentuan bagasi tercatat
h) ketentuan bagasi kabin; dan
i) batas waktu lamanya proses pelayanan check-in.
Pasal 15
Pasal 16
Ketersediaan pelayanan check-in sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b disediakan oleh
badan usaha angkutan udara niaga berjadwal.
Pasal 17
Untuk kelancaran proses check-in, batas waktu buka check- in counter sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 huruf c selambat-lambatnya 2 (dua) jam sebelum jadwal keberangkatan.
Pasal 18
1) Batas waktu tutup check-in counter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf d yaitu
30 (tiga puluh) menit sebelum jadwal keberangkatan.
2) Badan usaha angkutan udara wajib menyerahkan daftar nama penumpang (passenger
name list) kepada pengelola bandar udara setelah check-in counter ditutup untuk
penerbangan tersebut.
Pasal 19
Kesesuaian tanda pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf e yaitu adanya
pemeriksaan kesesuaian antara tanda identitas penumpang (KTP, SIM, Paspor, atau identitas diri
yang sah yang masih berlaku) dengan keterangan yang tercantum di dalam tiket yang dilakukan oleh
petugas check-in counter.
Pasal 20
Pas masuk pesawat udara (boarding pass) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf f, paling
sedikit memuat informasi tentang:
a. nama penumpang;
b. nama pengangkut;
c. rute penerbangan;
d. nomor penerbangan;
g. pintu masuk ke ruang tunggu menuju pesawat udara (boarding gate); dan
29
h. waktu masuk pesawat udara (boarding time).
Pasal 21
2. Informasi berat dan biaya tambahan untuk kelebihan berat bagasi tercatat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a) ketentuan berat bagasi tercatat maksimal 32 (tiga puluh dua) kg dalam 1 (satu) koli; dan
b) informasi biaya tambahan apabila melebihi berat maksimal bagasi tercatat yang telah
ditetapkan dapat diletakkan di chekrin counter.
3. Tanda pengenal bagasi tercatat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c wajib dibuat
secara jelas, mudah dibaca, tidak mudah sobek dan lepas, dan memiliki identitas bagasi.
4. Penyerahan dan penempatan tanda pengenal bagasi tercatat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dilakukan oleh petugas check-in.
5. Informasi tanda pengenal bagasi tercatat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling
sedikit memuat:Informasi tanda pengenal bagasi tercatat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d paling sedikit memuat:
a) nomor tanda pengenal bagasi;
b) nama atau logo pengangkut;
c) tanggal penerbangan;
d) nomor penerbangan;
e) kode tempat keberangkatan dan tempat tujuan; dan
f) berat bagasi.
Pasal 22
Bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,merupakan ketersediaan bagasi tercatat bagi
seluruhkelompok pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 23
Pasal 24
1) Batas waktu lamanya proses pelayanan check~in sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
huruf j paling lama 2 (dua) menit 30 (tiga puluh) detik per penumpang.
30
2) Dalam hal penumpang membutuhkan pelayanan lebih dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), petugas check ini mengarahkan penumpang tersebut kepada petugas
customer Services.
Bagian Keenam
Boarding
Pasal 25
Pasal 26
Pelayanan petugas boarding sebagaimana dimaksud dalam •Pasal 25 huruf a meliputi penyampaian
Informasi danketersediaan petugas, diantaranya:
a. tersedianya petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal
yang menyampaikan informasi kepada penumpang pada saat boarding dan melakukan
pemeriksaan pas masuk pesawat (boarding pass) serta kesesuaian tanda pengenal
penumpang dan mengarahkan penumpang dari ruang tunggu sampai dengan naik ke
pesawat;
b. petugas boarding gate atau boarding lounge wajib memberikan informasi alasan jika terjadi
keterlambatan, penundaan dan pembatalan penerbangan;
c. petugas boarding gate sudah harus berada di ruang tunggu 1 (satu) jam sebelum
keberangkatan;
d. petugas boarding gate dapat melakukan pemanggilan pertama dan pemanggilan terakhir
kepada penumpang yang belum naik pesawat udara (boarding).
Pasal 27
1) Batas waktu penutupan naik pesawat udara (boarding) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 huruf b dilakukan 10 menit sebelum jadwal keberangkatan.
2) Apabila sampai dengan batas waktu penutupan naik pesawat udara (boarding)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)penumpang belum berada di dalam pesawat udara,
maka badan usaha angkutan, udara wajib menurunkan barang bagasi tercatat milik
penumpang tersebut dan mengeluarkan nama penumpang tersebut dari daftar manifest.
3) Awak kabin badan usaha angkutan udara wajib mengumumkan terjadinya keterlambatan
penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada penumpang yang ada di dalam
pesawat udara.
4) Badan usaha angkutan udara dibebaskan dari kompensasi keterlambatan penerbangan
yang terjadi dikarenakan kejadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 28
1. Pada saat proses menuju ke pesawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c, badan
usaha angkutan udara niaga berjadwal wajib;
a) menggunakan garbarata yang disediakan oleh pengelola bandar udara sesuai dengan tipe
pesawat udara; atau
b) menyediakan kendaraan bermotor roda empat atau lebih apabila parking pesawat berada di
remote parking area dan/ atau jarak antara terminal keberangkatan dan parking pesawat
lebih dari 200 (dua ratus) meter dengan kondisi tempat atau ruang terbuka dan tidak tersedia
akses' pejalan kaki.
31
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam hal kondisi Bandar udara
tidak memungkinkan untuk menyediakan fasilitas tersebut.
BAB IV
(IN - FLIGHT)
Bagian Kesatu
Pasal 29
Bagian Kedua
Pasal 30
1. Standar fasilitas dalam pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a,
badan usaha angkutan udara wajib:
a. menjaga kebersihan ruang kabin;
b. menjaga kebersihan dan kelengkapan Lavatory (toilet);
c. menyediakan buku doa;
d. menyediakan air sickness bag;
e. menyediakan media hiburan;
f. menyediakan majalah atau surat kabar;
g. menjaga suhu ruang kabin rata-rata 22 (dua puluh dua) derajat celcius pada saat
penumpang masuk ke dalam pesawat udara;
2. Media hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, tidak wajib disediakan bagi
badan usaha angkutan udara yang memberikan kelompok pelayanan medium Service.
3. Media hiburan, majalah atau surat kabar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan f,
tidak wajib Media hiburan, majalah atau surat kabar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e dan f, tidak wajib disedi- akan bagi badan usaha angkutan udara yang memberikan
kelompok pelayanan no frills.
Bagian Ketiga
Pasal 31
a. Standar makanan dan minuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b adalah
ketersediaan makanan dan minuman yang ada di pesawat sesuai dengan kelompok
pelayanan sebagService, menyediakan makanan dan minuman tanpa biaya tambahan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
untuk penerbangan sampai dengan 9 0(sembilan puluh) menit, tersedia minuman
dan makanan ringan (snack) ; dan
32
untuk penerbangan lebih dari 90 (sembilan,puluh) menit, tersedia minuman dan
makanan berat (heavy meal).
b. kelompok medium service> menyediakan makanan ringan (snack) dan minuman mineral
tanpa biaya tambahan.
c. no frills, dapat menyediakan makanan dan minuman dengan biaya tambahan
(1) Badan usaha angkutan udara wajib menyediakan air minum dalam kemasan sesuai dengan
jumlah penumpang, yang penggunaannya hanya untuk kondisi darurat.
Bagian Keempat
Awak Pesawat
Pasal 32
BAB V
(.POST - FLIGHT)
Bagian Kesatu
Pasal 33
Bagian Kedua
Pasal 34
a. ketersediaan informasi;
b. ketersediaan fasilitas; dan
c. ketersediaan petugas.
Pasal 35
Ketersediaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a meliputi adanya informasi
atau petunjuk yang mengarahkan penumpang menuju ke terminal kedatangan bandar udara tujuan.
Pasal 36
33
(1) Ketersediaan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf b adalah adanya fasilitas
yang memberikan kemudahan bagi penumpang turun pesawat menuju ke terminal kedatangan
berupa:
a. penggunaan garbarata yang disediakan oleh pengelola bandar udara sesuai dengan tipe
pesawat udara; atau
b. kendaraan bermotor roda empat atau lebih apabila parking pesawat berada di remote parking
area dan / atau jarak antara terminal keberangkatan dan parking pesawat lebih dari 200 (dua
ratus) meter dengan kondisi tempat atau ruang terbuka dan tidak tersedia akses pejalan kaki.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dikecualikan dalam hal kondisi Bandar udara
tidak memungkinkan untuk menyediakan fasilitas tersebut.
Pasal 37
Ketersediaan petugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf c adalah adanya petugas yang
ditunjuk oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang mengarahkan penumpang menuju
ke terminal kedatangan.
Bagian Ketiga
Pasal 38
a. informasi dan fasilitas pada saat menuju ke transit atau transfer counter, dan
b. pelayanan petugas di transit atau transfer counter.
Pasal 39
Informasi dan fasilitas pada saat menuju ke transit atau transfer counter sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 huruf a, antara lain:
a. tersedianya informasi proses transit atau transfer melalui Flight Information Display System
(FIDS) atau papan petunjuk yang disediakan oleh badan usaha angkutan udara niaga
berjadwal bagi penumpang menuju ke transit atau transfer counter; dan
b. pemberian kartu transit (transit card) untuk penumpang atau cara lainnya yang memudahkan
penumpang untuk meneruskan penerbangan.
Pasal 40
Pelayanan petugas di transit atau transfer counter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf b,
meliputi:
a. tersedianya petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal di
transit atau transfer counter untuk melayani dan mengarahkan penumpang menuju ke transit
atau transfer counter, dan
b. kejelasan penyampaian informasi transit atau transfer penerbangan oleh petugas yang
ditempatkan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal kepada penumpang.
Bagian Keempat
Pasal 41
(1) Pengambilan bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf c meliputi informasi
dan pelayanan petugas.
(2) Informasi dan pelayanan petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
34
a. informasi yang benar dan jelas mengenai lokasi pengambilan bagasi tercatat di
terminal kedatangan bandar udara tujuan; dan
b. petugas yang melakukan pengecekan kesesuaian label bagasi (claim tag) tercatat
dengan bagasi tercatat.
BAB VI
KEBUTUHAN KHUSUS
Bagian Kesatu
Khusus
Pasal 42
(1) Standar Pelayanan tambahan yang wajib disediakan untuk penumpang dengan kebutuhan
khusus meliputi:
a. standar pelayanan sebelum penerbangan (pre- flight);
b. standar pelayanan selama penerbangan (in-flight); dan
c. standar pelayanan setelah penerbangan (post- flight).
(2) Untuk kenyamanan, keselamatan dan optimalisasipelayanan, jumlah total penumpang disabilitas
dan anak-anak tanpa pendamping (unaccompanied minor) hanya boleh diangkut sebanyak-
banyaknya 10% (sepuluh perseratus) dari total kapasitas pesawat udara yang digunakan per
penerbangan.
(3) Untuk kenyamanan, keselamatan dan optimalisasi pelayanan, jumlah total penumpang yang
boleh membawa bayi (infant) adalah sebesar 10% (sepuluhperseratus) dari total kapasitas
pesawat udara yang digunakan per penerbanganAnak-anak dengan usia dibawah 6 (enam)
tahun dalam melakukan penerbangan wajib didampingi oleh orang dewasa yang bertanggung
jawab penuh.Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang memberikan pelayanan
terhadap anak-anak tanpa pendamping (unaccompanied minor) yang berusia dari 6 (enam)
sampai dengan 12 (dua belas) tahun yang melakukan penerbangan wajib:
35
wajib didampingi oleh paramedis dengan disertai surat rekomendasi dari dokter.(9)
Kebutuhan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dikenakan biaya kepada
penumpang.
Pasal 43
Penumpang dengan kebutuhan khusus dapat membawa kursi roda manual, kereta bayi, alat bantu
jalan pribadi dan anjing penuntun yang ditempatkan sebagai bagasi tercatat tanpa dikenakan biaya.
Bagian Kedua
Pasal 44
Standar pelayanan tambahan sebelum penerbangan [pre- flight) bagi penumpang dengan kebutuhan
khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat (1) huruf a. terdiri dari:
a. informasi penerbangan;
b. check-in;
c. proses menuju ke ruang tunggu; dan
d. boarding.
Pasal 45
Standar pelayanan informasi penerbangan bagi penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 huruf a, adalah adanya informasi penerbangan yang benar dan jelas bagi
calon penumpang dengan kebutuhan khusus melalui media publikasi yang mudah diperoleh.
Pasal 46
(1) Standar pelayanan check-in bagi penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 huruf b, yaitu tersedianya petugas khusus yang ditempatkan oleh
badan usaha angkutan udaraniaga berjadwal yang membantu penumpang dengan
kebutuhan khusus melakukan proses check-in,
(2) Setiap penumpang dengan kebutuhan khusus pada saat melakukan proses reservasi tiket
dan proses check-in, wajib memberitahukan kebutuhan fasilitas tambahan selain yang telah
ditentukan dalam Pasal 42 ayat (8) kepada petugas reservasi, travel agent, ticketing agent
dan kantor penjualan tiket badan usaha angkutan udara niaga berjadwal.
Pasal 47
Standar pelayanan proses menuju ke ruang tunggu bagi penumpang dengan kebutuhan khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c, diantaranya tersedianya fasilitas {antara lain kursi
roda) dan petugas yang ditempatkan oleh badan usaha angkutan udara niaga berjadwal untuk
membantu penumpang dengan kebutuhan khusus dari check~in counter menuju ke ruang tunggu.
Pasal 48
Standar pelayanan boarding bagi penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 44 huruf d, diantaranya:
36
a. pemberian prioritas dan pendampingan oleh petugas untuk naik pesawat; dan
b. tersedianya fasilitas kemudahan untuk menuju dan naik ke pesawat udara berupa kursi roda.
Bagian Ketiga
Pasal 49
Standar pelayanan tambahan selama penerbangan (in- flight) bagi penumpang dengan kebutuhan
khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat (1) huruf b terdiri dari:
Pasal 50
Fasilitas dalam pesawat bagi penumpang dengankebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49huruf a, meliputi:
Pasal 51
(1) Fasilitas tempat duduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a dikenakan biaya tambahan
dalam hal:
a. tambahan tempat duduk untuk penumpang sakit yang pengangkutannya dalam posisi tidur
dan penumpang dengan ukuran tubuh besar.
b. penggunaan stretcher di dalam pesawat disesuaikan dengan fasilitas pesawat.
(2) Fasilitas tambahan tempat duduk penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang
ditempatkan di dekat pintu / j endela darurat * (emergency exit).
Pasal 52
(1) Fasilitas informasi petunjuk keselamatan dan keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf b, yaitu tersedianya media petunjukkeselamatan dan keamanan
penerbangan dan sarana lain yang dapat dimengerti oleh penumpang dengan kebutuhan
khusus seperti buku petunjuk dalam huruf braille.
(2) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus) dari jumlah penumpang.
Pasal 53
Standar pelayanan awak kabin bagi penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 huruf b, yaitu dapat menyediakan awak kabin yang bisa berkomunikasi dan
membantu penumpang dengan kebutuhan khusus selama penerbangan.
Bagian Keempat
Pasal 54
Standar pelayanan tambahan setelah penerbangan (post- flight) bagi penumpang dengan kebutuhan
khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat (1) huruf c terdiri dari:
37
Pasal 55
Proses turun pesawat bagi penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 huruf a> yaitu tersedianya petugas yang mendampingi penumpang dengan kebutuhan
khusus untuk turun dari pesawat.
Pasal 56
Transit atau transfer bagi penumpang dengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 huruf b, yaitu tersedianya petugas yang ditunjuk atau peralatan pendukung oleh badan
usaha angkutan udara niaga yang dapat berkomunikasi dan membantu selama proses transit atau
transfer berlangsung.
BAB III
DANGEROUS GOODS
A. DEFINISI
Dangerous goods adalah unsur-unsur zat bahan dan atau barang berbahaya yang sangat peka
terhadapsuhu udara, tekanan dan getaran serta dapat menggangguterhadap kesehatan manusia
maupun binatang, dapat menggangu serta membahayakan keselamatanpenerbangan serta dapat
merusakkan peralatan pengangkutan.
B. DANGEROUS GOODS
C. CLASSIFICATION
1. CLASS 1- EXPLOSIVE
2. CLASS 2- GASES
3. CLASS 3- FLAMMABLE LIQUIDS
4. CLASS 4- FLAMMABLE SOLID; SUBSTANCES LIABLE TO SPONTANEOUS
COMBUSTION; SUBSTANCES WHICH, IN CONTACT WITH WATER EMIT FLAMMABLE
GASES 5.
5. CLASS 5- OXIDIZING SUBSTANCES; ORGANIC PEROXIDES
6. CLASS 6- TOXIC AND INFECTIOUS SUBSTANCES
7. CLASS 7- RADIOACTIVE MATERIAL
8. CLASS 8- CORROSIVES
9. CLASS 9- MISCELLANEOUS DANGEROUS GOODS
D. LIMITATIONS
FORBIDDEN
Bahan/ barang yang dpt meledak, menimbulkan reaksi yang membahayakan, menimbulkan api atau
perubahan panas yang membahayakan atau mengeluarkan emisi beracun, korosif, atau gas dan uap
yang mudah terbakar pd kondisi normal dlm penerbangan
ACCEPTABLE
DG yang dapat diangkut dgn mengikuti persyaratan tentang pengangkutan DG, persyaratan tersebut
dalam hal :
1. Klasifikasi
2. Kemasan
3. Marka & Label
4. Dokumen
38
EXEMPTED
DG yg dapat diangkut dgn dengan mendapatkan ijin khusus secara tertulis, antara lain:
EXCEPTED
DG yg boleh dibawa penumpang/crew ➢ Dalam pos udara Beberapa bahan dan/atau barang
berbahaya dapat diangkut melalui pos udara dgn mengikuti persyaratan pengangkutanbahan/atau
barang berbahaya 3. Bahan/barang operator (utk keperluan pswt udara), antara lain:
DG FLOW CHART
A. IDENTIFICATION?
B. PACKING
C. MARKING & LABELING ?
D. DOCUMENTATION ?
E. HANDLING
F. START
G. END
A. IDENTIFICATION
CLASS 2( GASES)
Cairan yang mudah terbakar pada flash point 60,5°C atau lebih rendah (Closed cup)
39
CLASS 4 (FLAMMABLE SOLID)
a. Division 5.1 Oxidizer (menyebabkan terbakarnya benda lain dng menimbulkan oxigen yg
siap terbakar)
b. Division 5.2 Organic Peroxides (bahan organic yg dpt meledak, terbakar dengan cepat,
menimbulkan reaksi berbahaya thd bahan lain, sensitif terhadap benturan dan gesekan,
merusak/iritasi terhadap mata
CLASS 6 (TOXIC)
a. Division 6.1 Toxic (membahayakan kesehatan jika tertelan, terhirup atau kontak dengan
kulit)
b. Division 6.2 Infectious (Bahan yg mengandung pathogens/microorganisms : bacteri, virus,
parasit, jamur,dll yg dpt menimbulkan penyakit)
CLASS 8 (CORROSIVES)
Bahan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan kulit atau mempunyai tingkat korosif yang tinggi
pada material lain
CLASS 9 (MISCELLANEOUS)
1 – Drum A – Steel
2 – Reserved B - Aluminium
4 – Box D – Plywood
6 – Composite G - Fibreboard
H – Plastic material
L – Textile
40
M – Paper, multi wall
P – GlasS
PACKAGING
TYPE OF PACKAGING
UN SPECIFICATION
LIMITED QUANTITY
C. LABELLING
Label Tanda Bahaya (Hazard Labels)
(1) Label Bahaya Primer (Primary Hazard Labels) - CLASS L
(2) abel Bahaya Sekunder (Secondary Hazard Labels) – SUB RISK
D. MARKING
(1) UN Number
(2) Proper Shipping Name (PSN)
(3) Name & Address Shipper and Consignee
(4) Net and/or Gross Weight 5. UN Specification Packages
4G/Y145/S/07/USA/vk821
1A1/Y1.4/150/07/RI/DKP001
4G/CLASS6.2/07/J/SP987
E. DOCUMENTATION
a. AWB
b. SHIPPER DECLARATION
c. N O T O C
Pengangkutan dg dlm jumlah sangat kecil pd beberapa kelas tertentu (dangerous goods in excepted
quantities), dengan mendapat perkecualian antara lain dlm hal dokumen, label dan marka.
G. HANDLING
(1) Acceptance
(2) Inspection
(3) Storage & Loading
(4) Information
(5) Reporting Accident & Incident
41
BAB IV
GROUND HANDLING
Gound Handling sendiri berasal dari ground dan handling.Ground artinya darat (dalam hal ini di
bandara).Handling berarti penanganan atau pelayanan (service) sehingga sering kita jumpai istilah
ground service.
PASSENGER HANDLING
Passenger handling adalah pelayanan penumpang di bandara baik sebelum penerbangan baik
sesudah penerbangan tiba di tempat tujuan.Adapun pengertian mengenai penumpang adalah
seseorang atau kelompok orang yang menggunakan jasa penerbangan untuk ketempat tujuannya pada
waktu tertentu.
standar check-in
a. menyambut penumpang dengan salam dan senyum,bepakaian rapi,bertutur kata dan sopan
b. memreriksa nama penumpanng sesuai dengan yang ada di tiket,system dan identitas
seperti ( KK,KTPdari Lembaga yang di akui sah oleh negara).
c. periksa tiket: masa berlaku,kelas tiket (harga tiket)
d. periksa passport : nama dan foto,masa berlaku (visa yang berlaku sesuai dengan negara
tujuan).
B. TRAVEL DOCUMENT
Dokumen perjalanan yang diperlakukan penumpang untuk melakukan sautu perjalanan atau
penerbangan adalah sebagai berikut;
a. Tiket
Tiket adalah bukti pembayaran penumpang atas penjualan yang dilakukan.jenis tiket ada
dua,yaitu tiket manual dan elektronik tiket.
b. Passport
Passport adalah dokumen resmi yang di keluarkan oleh public authonity untuk warga negara
nasioanal asing dari negara yang mengeluarkan sebagai tanda kewarganegaraan.
42
c. Visa
Visa adalah dokumen yang tertera didalam passport yang di buat oleh petugas consular suatu
pemerintahan untuk menunjukkan bahwa pemegang visa tersebut diberikan wewenang untuk
memasuki negara yang dikunjungi .Visa juga adanya tarif dan biaya yang harus di bayar.
d. Sertifikate of health
Dokumen kesehatan yang harus berisi riwayat/catatan pasien atau penumpang untuk
mempermudah perjalanan yang akan dilakukan.
Hand baggage adalah barang bawaan penumpang yang diperbolehkan masuk kedalam
cabin pesawat dengan syarat baggage tersebut tidak lebih dari 7 kg.
Checked baggage adalah bagasi tercatat yang di bawah penumpang dan harus di check-in
counter.
4. Tahanan / narapidana
Bisa berangkat dengan didampingi apparat hokum/penegak hukum tidak membawa
senjata api/benda tajam selama penerbangan kecuali borgol.
5. UM (uncompanied mirror)
Adalaha anak kecil maupun orang dewasa yang naik pesawat tanpa di dampingi atau
pergi sendirian,pembatasan umur mulai 5 tahun.
43
Dalam penanganan uncompanied ini sendiri diterapkan dengan menggunakan 2 system.Pertama
adalah dengan menggunakan jasa pengawasan atau pendampingan yang telah di sediakan oleh
perusahaan penerbangan (airliness).pendampingan dalam hal itu dilakukan oleh Namanya
eksport.Service yang merupakan cabin crew dari perusahaan penerbangan dimana penumpang
unicompanied mirror menggunakan jasa penerbangan.Tarif yang diminta saat menggunakan ekscort
service ini sendiri tergantung pada ketetapan masing masing airlines.Jadi setiap airlines memasang
tarif uang berbeda.
Saat di bandara keberangkatan, orangtua maupun pengantarpun terus melakukan prosedur check-in
menyerahkan kelengkapan formalitas menandatangani serta terima pengawasan kepada petugas
pasasi temuan di serahkan kepada cabin crew yang bertugas dalam penerbangan sendiri oleh
melakukan pengawasan terhadap uncompanied mirror itu sendiri.
Saat kita dibandara tujuannya pun cabin crew langsung bisa menyerahkan penumpang yang
dikategorikan uncompanied mirror ini kepada petugas pasasi yang akan menyelesaikan ternalitas
melakukan serah terima kepada pihak penjemput sesuai data yang tercantum dalam UM Handling
Service.
Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan UM misalnya saja, harus
ada pemesanan tempat lebih dahulu mengisi tern of indiminity yang telah ditandatangani oleh
orangtua yang bersangkutan. Adanya jaminan bahwa ada yang akan menjemputnya saat kita
ditempat tujuan.Dalam hal ini unicompanied mirror juga harus dalam keadaan yang sehat.
STCR (Stecher)
Penumpang tang memerlukan tandu, penumpang yang mempunyai kondisi fisik dan
mentalanya memerlukan alat bantu untuk memudahkan penumpang naik kepesawat.
Penumpang wanita hamil yang usia kehamilannya sekitar 32 minggu tidak dapat diterima
untuk naik kepesawat namun jika hal itu mamaksa dapat dilakukan dengan memenuhi
persyatan seperti
1.surat keterngan dokter yang merawatnya
2.menandatangani from of indemitly
Boording
Boording adalah menaikan penumpang kedalam pesawat.Sebelum boording para
penumpang dapat menunggu diruang tunggu khusus penumpang yang akan naik
kepesawat yang disebut Get penumpang yang akan masuk kedalan pesawat kan
diberikan boarding pass yang berisi nama penumpang, tujuan, tanggal penerbangan,
nomor ruang tunggu (gate) dan nomor kursi
44
mencocokan kesesuaian boarding pass dengan nama penumpang dalam passport dan
tiket .
Mine desk
1-2 orang Yng bertugas memberikan informasi kepada penumpang yang akan
melakukan penerbangan mengenai hal-hal daylanya suatu pesawat dan
mempersiapkan pembutan loadsheet sertaminifast pesengger
Check gate
1-2 orangb petugas mengantar atau mengarahkan penumpang untuk masuk kedalam
pesawat dan menghitung serta mendata penumpang yang akan naik pesawat.
45
Permasalahan yang dalam area boarding gate permasalahan iyu adalah swebagai
berikut:
a. Factor operasinal (teknik dan arew)
b. Factor alam
c. System yang bekerja tidak sesuai dengan kenyataan (display informasion)
d. Pesawat pindah kegate lain
e. Petugas salah sobek boarding pass
f. Penumpang membawa bagasi yang berlebihan
g. Penerbangan yang dicancel
Tujuan dari baggage handling
Tujuan utama dari baggage handling adalah proses bagasi milik penumpang harus
diangkat bersamaan dalam satu pesawat dengan penumpangnya. Harus dingat bahwa
bagasi tersebut tidak dapat diangkut oleh pesawat yang sama maka akan
menimbulkan hal yang serius bagi penumpang karena merasa kecewa. Tujuan
utamanya adalah costumersaficfaction yaitu kepuasa pelanggan dalam hal ini adalah
penumpang dan pihak airlines.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yang tidak boleh diabaikan:
a. Keselamatan
b. Keamanan
c. Kenyamanan
d. Ketepatan waktu
e. Kehandalan pelayanan yang diberikan
Frofiling bagasi dengan tolak ukur sebgai berikut:
Pengecekan jumlah dan berat bagasi
Baggage etris
Baggage tegging
Adapun beberapa kasus yang pernah terjadi di lostand found adalah:
a) Salah ambil (wrong taken)
b) Bagasi hilang
c) Found baggage ? on hand baggage jika ada bagasi yang indentifikasi
langsung dapat dikirim kestasiun kehilanga dengan menggunkan label rush
bag, jika tanpa ada tanda indentifikasib maka akan disimpan digudang
yang akan dilost and found
d) Damage /flifered baggage, damage baggage(bagasi rusak) plipered
baggage (bagasi berkurang isinya)
e) Temuan bagasi ex cabin
f) Courstel case passenger bagasi tetapi dokumen yang dimiliki dan
enumpang tidak lengkap
Apabila terjadi kurang terima bagasi penumpang diharapkan melapor
kekantor lost and found
Petugas lost and found harus menanyakan ciri-ciri bagsi tersebut
Petudas haeus mencari barang yang dimksud
46
Apabilah bagasi ditemukan bagsi tersebut harus diserahkan kepada
penumpang
Apabila bagasi tidak ditemukan petugas haru menyampaikan kepada
penumpang bahwa bagasi belum ditemukan
Jika bgasi tersebut masih tertinggal di stasiutn keberangkatan ? transit petugas lost
and found harus segera di ninformasikan kepada penumpang yang menyakan
kepada penumpang apakah bagasi akan ditunggu atau diantarkan ketempat
penumpang . apabilah belum ada kejelasan kepada bagasi ang hilang tersebut,
petugas harus meminta penumpang untuk mengisi property iregularty report(pir)
47
BAB V
48
Mengecek kondisi penumpang
Mengecek penumpang dalam pesawat (komplit atau tidak)
Memandu penumpang menuju pesawat sesuai dengan penerbangannya
d. Staff Cargo Handling
Melayani pengiriman barang
Menangani lalu lintas barang yang akan dikirim via pesawat
Melakukan packing barang
Mengetahui barang berbahaya yang tidak diperbolehkan
Menghadapi komplaint kehilangan bagasi
49
b. Influencing
Kelihatan sangat aktif
Senang berbicara/ngobrol
Senang menambah relasi secara informal
Mengekspresikan pendapat emosional (perasaan)
c. Steadiness
Sikapnya lebih tertutup
Suka yang pasti-pasti
Sabar
Lebih pendiam
Tidak suka banyak basa-basi
d. Compliance
Tidak banyak bicara
Teliti
Mengacu pada standar dan prosedur
Kaku
Menyukai informasi yang detil
50
sajikan data yang akurat karena tipe ini sangat teliti
tidak perlu memberi penjelasan panjang leabr kerena costumer
tipe ini lebih percaya terhadap data
BAB VI
TIKETING AND RESERVASI
51
a. Manual ticket
b. E-ticket (electronic tiket)
52
membayar tarifm ini berhak mendapatkan barang bagasi Cuma-Cuma dengan
ketentuan kelasnya.
c. Tariff bayi (infent fare) tariff khusus penerbangan untuk bayi berusia nol bulan
sampai dibawah 24 bulan.
Tariff tiket
UPG-CGK
Fare besic
Rp 700.000
53
Tarif INFT diberbagai airlines berbeda beda di masing masing airlines. Misalnya
garuda adalah 10% dari harga tiket normal,dewasa, di airlines Rp 150.000 untuk
semua rute secton.
54
BAB VII
KOMUNIKASI SKILL
Dalam komunikasi skill ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Hard Skill
Hard skill adalah pengetahuan dan keterampilan teknis yangberhubungan dengan
bidang ilmunya.
2. Soft Skill
Soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan
keterampilan dalam mengatur dirinya.
Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi kita harus
memperhatikan pengetahuan dan penampilan diri agar saat berkomunikasi dapat
berjalan dengan baik.
a. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah sebuah bagian penting tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sebagai makhluk social. Secara etimologis, kata kominikasi berasal dari Bahasa
latin “communicare” yang artinya menyampaikan.
Menurut asal kata tersebut, arti komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu
entitas atau kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, symbol, dan aturan semiotika
yang dipahami Bersama.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa pengertian komunikasi adalah suatu
aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan , dari satu pihak ke
pihak lainnya yang dilakukan secara langsunng maupun tidak langsung.
b. Fungsi komunikasi
Fungsi komunikasi terbagi atas beberapa yaitu:
1. Penyampain pikiran dan perasaan
fungsi komunikasi adalah sebagai pengungkapan emosional. Dengan berkomunikasi
kita difasilitasi untuk dapat mengungkapkan apa yang kita pikirkan dan rasakan.
Mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadi kepada orang lain penting untuk
dilakukan. Sebab dengan mengungkapkan isi pikiran dan emosi baik itu marah,
senang, kecewa, gembira, atau emosi lainnya; orang lain jadi mengerti apa yang kita
55
rasakan. Dilain pihak, kita akan mendapatkan keseimbangan hidup serta kelapangan
hati.
Namun ada batasan tertentu yang perlu kita jaga dalam pengungkapan isi pikiran
dan perasaan. Ada norma yang harus diperhatikan, serta kebijakan pribadi
menyangkut privasi. Misalnya sebaiknya tidak mengungkapkan kemarahan kepada
seseorang di depan banyak orang. berikan teguran kepada seseorang secara pribadi
dan tidak depan umum.
3. Memberi informasi
Informasi merupakan hal yang cukup penting, informasi dapat mencegah kita untuk
melakukan kesalahan. Misalnya pemberian informasi mengenai arah suatu tempat
bisa mencegah tersasarnya seseorang yang akan menuju tempat tersebut. Atau
informasi mengenai cara menggunakan suatu alat, penting untuk diketahui agar
tidak kegagalan produksi yang bisa jadi berimbas pada kerusakan alat.
Melalui komunikasi informasi mengenai suatu peristiwa, masalah, tingkah laku, atau
lainnya dapat disampaikan. Informasi yang disampaikan dapat digunakan untuk
menilai dan mengevaluasi suatu hal, dan memberikan alternative pilihan yang akan
diambil.
5. Aktualisasi diri
Menurut Thomas M. Scheidel seseorang berkomunikasi dengan orang lain, untuk
saling menyatakan dan mendukung identitas dirinya. Akualisasi diri merupakan
sebuah kebutuhan bagi manusia, dan dapat dipenuhi dengan melakukan komunikasi.
Dengan berkomunikasi seseorang dapat menyatakan keberadaan dan potensi dirinya
56
pada orang lain. Dilain pihak, hal tersebut juga membantu seseorang untuk dapat
lebih mengenal dirinya sendiri.
6. Hiburan
Dengan berkomunikasi seseorang dapat menghibur orang lain serta mendapat
penghiburan dari orang lain. Rudolf F. Verderber menyatakan bahwa manusia
melakukan komunikasi untuk kesenangan. Effendi juga menyatakan bahwa salah
satu fingsi komunikasi adalah ‘to entertain’, yaitu untuk menghibur orang lain dan
menyenangkan hati orang. Contohnya komunikasi yang dilakukan pelaku stand up
comedy yang saat ini sedang trend. Hanya dengan mendengarkan perkataan dari
komika yang sedang melakukan stand up comedy, orang-orang bisa tertawa dan
terhibur.
8. Mengisi waktu
Waktu berlaku sama kepada setiap orang. Dalam sehari, terdapat 24 jam atau 1440
menit yang dapat dimanfaatkan oleh manusia di bumi ini selama masih hidup.
Dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari bisanya terdapat waktu jeda
atau waktu kosong, seperti saat beirstirahat misalnya; yang bisa kita isi dengan
berkomunikasi.
Dengan menyampaikan ide, gagasan, atau apa yang kita pikirkan kepada orang lain,
kita dapat membujuk seseorang untuk memiliki sikap serta prilaku seperti yang kita
harapkan dan memberikan arahan mengenai sikap atau prilaku yang harus diikuti.
57
maka orang sekitar yang mendengarnya bahwa dia memiliki ikatan keluarga – ibu
dan anak dengan orang yang dipanggilnya.
12. Pengendalian
Komunikasi dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan aturan
tertentu, dan sifatnya memaksa. Misalnya peraturan untuk tidak membuat
kegaduhan ketika berada di dalam perpustakaan, atau peraturan mengenai aturan
kerja di suatu perusahaan.
Terdapat garis panduan formal dari suatu lembaga atau organisasi yang harus diikuti
oleh anggotanya. Dan organisasi tersebut memiliki kewenangan untuk memberikan
sanksi kepada anggota yang melanggar, seperti misalnya mengeluarkan orang
tersebut dari organisasi.
13. Motivasi
Komunikasi dapat memperkuat motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.
Seperti yang dilakukan para motivator untuk membangkitkan kualitas hidup
pendengarnya. Dengan mengkomunikasikan kepada para pegawai apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan penjualan serta benefit yang akan mereka dapatkan
jika penjualan meningkat; seorang atasan dapat memotivasi pegawainya agar dapat
memperbaiki kinerja mereka.
58
Dari beberapa fungsi diatas atas beberapa yang paling sering digunakan di dunia
penerbangan atau bandara yaitu berinteraksi dengan sesama, memberikan informasi,
mempengaruhi orang lain, memelihara hubungan, pengendalian, motivasi,
mengambil keputusan, dan meminta pertolongan.
c. Power komunikasi
1. Hubungan, hubungan adalah salah satu power komunikasi yang sangat penting.
Karena apabila hubungan baik maka komunikasi juga akan berjalan dengan lancar,
begitupun sebaliknya.
2. Nilai, nilai yang dimaksud disini adalah isi dari komunikasi yang sedang dilakukan
atau makna dari sebuah percakapan atau maksud dalam melakukan komunukasi.
3. Pelanggan, pelanggan atau penumpang dalam dunia penerbangan juga merupakan
salah power komunikasi. Yaitu bagaimana car akita membuat pelanggan atau
penumpang merasa nyaman dari awal komunikasi sampai akhir komunikasi.
4. Sukses, sukses disini adalah hasil akhir dari komunikasi. Baru komunikasi dikatakan
sukses apabila komunikasi memiliki akhir yang baik.
5. Loyal atau setia, dalam hal ini lebih merujuk pada atasan dan bawahan. Bagaiman
cara seorang bawahan menunjukan keloyalitasannya atau kesetiaannya kepada
atasannya melalui proses yang disebut komunikasi.
59
1. Self confidence, depengaruhi oleh penampilan, pengetahuan dan etika. Setelah
baru masuk ke human relationship.
2. Human relationship, adalah hubungan dengan individua tau kelompok lainnya.
Dan disini ditekankan harus memiliki hubungan yang baik.
3. Komunikasi skill, disini seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan
baik atau mempunyai skill komunikasi yang mempuni. Komunikasi skill juga
tidak bisa dilepaskan dari dua poin sebelumnya.
Dari tiga poin penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga poin tersebut tidak
boleh dipisahkan dan harus dimiliki oleh setiap pemimpin.
Dalam komunikasi ada beberapa poin yang sangat penting yaitu penampilan dan
etika serta Bahasa tubuh haruslah baik. Hampir segala pekerjaan haruslah seseorang
memiliki kemampuan komunikasi yang baik apalagi antara atasan dan bawahan.
Karena komunikasi juga akan mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang.
Begitupun dalam dunia penerbangan komunikasi sangat penting. Baik itu dalam
melayani penumpang, antara atasan dan bawahan, atau saat melakukan wawancara
pekerjaan.
BAB IX
WEIGHT AND BALANCE
A. Load control
a. Pengertian
Adalah unit yang menerima data-data pesawat dan muatan dari
beberapa bagian yang terkait yang kemudian harus dihitung untuk
mendaptkan keseimbangan pesawat (weight and balance) yang
optimum dan maximum load mengacu pada dua aspek yaitu safety
dan economical
b. Standard Operation Procedure
Dalam kegiatannya atau pelaksanaanya, load control mengacu
kepada SOP dari airline baik proses yang dilaksanakan secara
system (missal DCS untuk GA) maupun proses yang dilakasanakan
secara manual
Referensi: Airport Handling manual (IATA) 1998 Airline
Procedure
c. Tujuan
60
Memberikan panduan tentang aktivitas loading unloading dari
semua load yang sehingga dieroleh pelayanan yang aman dan
nyaman sesuai ketentuan yang berlaku. Ini bisa dilakukan jika
terjalin kerjasama yang efektif dengan pihak-pihak yang terkait
untuk:
Maksimum payload pada suatu penerbangan
Memperhatikan ramp safety dan OTP
61
pusat gravitasi berada di luar batas yang diijinkan, akan
menjadi tidak efisien dan berbahaya
Tanggung jawab terhadapa kesalamtan sebuah penerbangan,
serta berat pesawat yang tepat dan control keseimbangan,
dimulai dari para insinyur dan desainer, selanjutnya kepilot
sebagai orang yang mengoperasikan pewsawat bersama
dengan flight operation officer sebagai joint responsibility
pilot serta staf darat lainnya serta teknisi penerbangan yang
mengelola perawatn pesawat
Dampak jika tidak balance
o Take off: terganggunya pengendalian kecepatan,
berkurangnya kecepatan pada saat akan melakukan
take off dan hal itu sangat berbahaya jika runway
pendek
o Landing: terganggunya pengendalian kecepatan dan
system pengereman hal itu sangat berbahaya jika
runway pendek
62
o Kecepatan pendaratan akan lebih tinggi sehingga
memengaruhi pengereman
o Beban berlebihan akan berdampak pada struktur
pesawat terutam landing gear
a. Batasan Berat
Sesuai dengan struktur dan peraturan pemerintah
Maximum Design Zero Fuel Weight (MZFW), berat maksimum
pesawat dikurang bahan bakar yang digunakan/trip fuel, ramp
side
Maximum Design Landing Weight (MLW), berat maksimum
yang diperbolehkan pada saat touchdown
Maximum Design Take-off Weight (MTOW), berat maksimum
yang diperbolehkan saat take-off
Taxi Weight (TW) or Ramp Weight, berat actual ramp weight
yang tidak melebihi dari maximum taxi weight
Take off Weight (TOW), berat pesawat actual yang tidak
melampaui dari berat MTOW
Landing Weight (LAW), berat yang ada saat touchdown yang
tidak melebihi batas maximum landing weight dan tidak
melebihi Batasan landasan yang berbeda setiap kota
b. MAC dan CG
MAC atau Mean Aerodinamic Chord (MAC) adalah jarak dari
leading edge ke trailing edge dari sayap yang merupakan range
CG. Adapun center of gravity atau CG yaitu:
Titik dalam pesawat, semua berat merata/seimbang
Titik pada pesawat, berat semua dianggap terkonsentrasi.
Pusat gravitasi terletak di sepanjang garis tengah
longitudinal pesawat (garis imajiner dari hidung ke ekor) dan
tempat didekat pusat lift dari sayap
Lokasi pusat gravitasi tergantung penempatan dan berat
beban di pesawat
Hal ini dikontrol melalui perhitungan berat badan dan
keseimbangan yang dibuat oleh pilot atau loadsheeter
sebelum penerbangan
Lokasi yang tepat dari pusat gravitasi adalah penting selama
penerbangan, karena efeknya terhadap stabilitas dan kinerja
pesawat
63
Adapun dalam CG ada yang disebut Datum line adalah garis
imajiner dari semua perhitungan atau pengukuran untuk berat
pesawat dan tujuan keseimbangan. Garis acuan mungkin berlokasi
di mana saja pabrik memilih. Salah satu lokasi yang popular
ditetapkan pesawt, diukur dalam inci dari beberapa titik edge
pesawat terbang.
C.Loadsheet
a. Pengertian
Loadsheet, Form untuk mencari berat pesawat dan
keseimbangan pesawat
Berat pesawat yaitu pada saat Zero fuel Weight, take off
weight, landing dan underload (sisa berat yang masih bisa
ditambahkan sebelum mencapi limit)
Keseimbangan pesawat yaitu center of gravity yang
diistilahkan %MAC karena berurusan dengan daya angkat
yang dihasilkan sayap pesawat
b. Tujuan dan Referensi
Tujuannya untuk memastikan pembauatn loading instruction
report dan load sheet sesuai karakter type pesawat dan
karakter muatan serta memenuhi aspek safety efisiensi dan
legal
Referensi yaitu:
o Stasiun manual
o Load control manual
o Aircraft handling manual
o IATA-AHM
o DCS manual
o Aircraft Handling Manual
o Ramp Handling Manual
c. Performance Kriteria
Load sheet dibuat berdasarkan data actual yang benar dan
mutakhir
CG optimum tercapai dan atau safety sesuai type pesawat
64
Loading itruction/report sesuai karakter type pesawat
LMC tidak menyebabkan delay
Load sheet dan dokumen pendukung yang diperlukan
(NOTOC..dll) tersedia lengkap dan tepat waktu serta
disetujuai pilot in command (PIC)
d. BW, DOW, Payload, EIC, PAD
Airplane Basic Empty Weight (BW) atau berat dasar
pesawat terbang/timbang, berat structure pesawat, cat
pesawat, cabin interior, unusable fuel, oil, bahan kimia toilet,
peralatan keselamatn, peralatan kabakaran, system
pengapaian, system oxygen, tempat penyimpanan barang,
bar/tempat catering cairan di pesawat
Dry Operational Weight (DOW) atau BW+ beberapa unsur
standar operational:
o Cocpit+ Cabin+ Baggage
o Buku manual dan navigasi
o Bahan bakar engine
o Makanan
o Air (minum dan lavatory)
o Peralatan emergency
o Perahu/Pelampung
o System ruang cargo dan peralatan pengoperasian
Payload : terdiri dari penumpang bagasi dan kargo
Equipment In Compartement (EIC): peralatan teknikk yang
harus on board
Passenger Avaibel Disembark (PAD): penumpang tidak
bayar/karyawan
e. Standard Load Sheet
Form load sheet dibuat sebagai hasil penghitungan berat dan
keseimbangan setiap penerbangan. Ada tiga bentuk load sheet yang
digunakan tergantung pada type pesawat dan karakter setiap
penerbangan:
Loadsheet system computer
ACAR system computer kirim data link pesawat
Manual Load Sheet
LDM informasi untuk handling distasiun tujuan
f. Standard Berat Passenger dan Standard Berat Crew
65
Standar berat passenger
Passenge Spesifikasi
r
Adult Passenger sama atau lebih 12 tahun
Child Passenger 2 tahun samapai 12 tahun
Infant Passenger dibawah 2 tahun
66
Test Flight: penerbangan cockpit crew dan teknisi tanpa
pax. Penghitungan berat berdasarkan BW dan BI
Instruction Flight: penerbangan cockpit crew beserta
observer tanpa cabin dan pax. Perhitungan berat berdasarkan
empty weight (min fuel 2 jam)
Position Flight: penerbangan cockpit dan cabin crew tanpa
pax. Penghitungan berat berdasarkan DOW dan DOI (min
Fuel 2 jam)
Ferry Flight: penerbnagan cockpit crew dan teknisi tanpa
pax, kondisi abnormal penghitungan berat berdasarkan
empty weight (beli pesawat dari negara lain).
BAB X1
MATERI SSA( SEFTY MANEJEMENT AWARNESS)
Peraturan bandara
1. Prosedur pergerakan orang dan kendaraan
2. Daerah operasi pesawat udara dan rute pergerakan disisi udara
3. Prosedur keselamatan peyebrangan landasan/ taxiway
67
1. Nomor registrasi kendaraan
2. Nama organisasi/ perusahaan
3. Daerah berlaku
4. Jangka waktu berlaku
5. Pintu masuk yang dipergunakan
6. Status keselamatan sisi udara dan kendaraan
Organisasi penerbangan sipil internasional (international civil
organization/ ICAO)
Dibentuk berdasarkan konvensi penerbangan sopil internasional yang
ditanda tangani di Chicago pada tanggal 14 desember 1944
Dibentuk oleh 52 negera peserta konferasi Chicago
Indonesia menjadi anggota ICAO pada bulan juni 1950
Hingga saat ini sudah ada 19 annex yang dikeluarkan oleh ICAO
Pengamanan penerbangan sipil tertian dalam annex 17 dengan judul
security -safeguarding internasional civil aviation against acts of uniawful
interference dan data doc8973 yang merupakan petunjuk teknisinya
(security manual)
ICAO CONVENTIONS
1. Tokyo convention 1963 (doc.8364) convetion on offences nd certain
committed on board aircraft membhas tentang kewenangan pilot in
command (PIC) during flight dan yundiksi unruly? Disruptive
passengeng in flight
2. The hagua convention 1970 (Doc 8920) convention for the supperession
ofunluawful seiture of aircraft penaganan kejahatan penerbangan tentang
pembajakan (hijack)
3. Montreal convention 191 (Doc.8966) convention fot the suppression of
uniawful acts against the safety of civil aviation penanganan kejahatan
penerbangan tentang sabotase (sabotase)
PERATURAN NASIONAL
NO Peraturan Perihal
1 Undang-undang nomor 2 Ratifikasi konvensi ICAO (Tokyo tahun
tahun 1976 1963,the hagua tahun 1970 montreal tahun
1971
2 Undang-undang nomor 4 Penambhan pasal-pasal kejahatan
tahu 1976 penerbangan pada KUHP
68
3 Undang-udang nomor 1 Penerbangan
tahun 2009
4 Peraturan pemerintah Kemanan dan keselamatan penerbangan
nomor 3 tahun 2001
5 Peraturan Menteri 52 Program keamanan penerbngan nasional
tahun 2020,suplementry (PKPN)
pm80 2017
6 Surat keputusan dirjen Sertifikat kecakapan personil pengamanan
hubud nomor penerbangan sipil (SKP)
SKEP/100/VIII/2008
7 Peraturan Menteri 137 Program Pendidikan dan pelatihan
tahun 2015 keamanan penerbangan.
8 Surat keputusan dirjen Juknis penanganan penumpang pesawat
hubud nomor 2
udara sipilyang membawa senjata api
SKEP/100/VII/2003 beserta peluru dan tata cara pengamanan
pemngawal tahana dalam penerbangan
sipil
9 Surat keputusan dirjen Penanganan barang bawaan berbetuk
hubud nomor cairan Aerasol dan jel barang bawaan
SKEP/43/III/2007 penumpang kedalam kabin pesawat dalam
penerbangan internasional
Annex 17-ICAO
N A S P (PM51/2020/80/2017
To safe gruard civil aviation domestic dan internasional against acts of uniawful interference
71
SKEP/43/III/2007
PENANGANAN CAIRAN,AERASOL DAN GEL (LIQUID,AERASOL
DAN DELS)YANG DIBAWAH PENUMPANG KEDALAM KABIN
PESAWAT UDARA PADA PENERBANGAN INTERNASIONAL
PASAL 1
1. Penumpang pesawat udara dapat membawa cairan aerosol, dan
gel(liquids, aerosol and gels) kedala kebin pesawat udara sebagai barang
bawaan untuk keperluaan sendiri
2. Cairal aerosol, dan gel,(liquids,aerosol and gels) sebgaimana dimaksud
dalam ayat (1) dapat berupa:
a. Minuman
b. Perlegkapan kosmetik
c. Obat-obatan
PM 153/2015
PENGAMANAN KARGO DAN POS SERTA RANTAI PASOK (SUPPLY
CHAIM) KARGO DAN POS YANG DIANGKUT DENGAN PESAWAT
UDARA
Kargo adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara selain
benda pos,barang kebutuhan pesawat selama penerbangan yang habis pakai, dan
bagasi yang tidak ada pemiliknya atau bagasi yang salah penanganan. Barang
pos untuk selanjutnya disebut pos adalah kantung atau wadah lain yang berisi
himpunan surat pos dan atau paket pos untuk dipertukaran. Surat muatan udara
(airway bill) adalah dokumen berbentuk cetak melalui proses elektronik, atau
bentuk lainnya, yang merupakan salah satu bukti adanya perjanjian
pengangkutan, dan hak penerimaan kargo untuk mengambil kargo.
Pengiriim pabrikan (known consignon) adalah badan hokum Indonesia
yang disertifikati Menteri perhubungan untuk melakukan pengendalian
keamanan terhadap barang produknya secara regular dan sejenis untuk dikirim
melalui bahan usaha angkutan udara atau perusahan angjutan udara
asing.surveyor independent adalah perusahaan yang melakukan periksaan
keamanan kargo yang dikirim oleh pabrikan dikawasa berikat nasional (KBN)
yang disertifikasi oleh Menteri. Regulated agent adalah badan hukum Indonesia
berupa agen kargo, freight forwarder atau bidang lainnya yang disertifikasi
72
materi perhungan yang melakukan kegiatan bisnis dengan badan usaha
angkutan udara atau perusahaan angkutan udara asing untuk melakukan
pemeriksaan keamanan terhadap kargo dan pos yang ditangani oleh diterima
dari pengiriman.
SKEP/2765/XII/2010
Harus mempunyai ijin
Orang dan bawaannya harus diperiksa;
Pemeriksaan oleh personel keamanan bandara;
Orang tidak membawa barang/bahan yang membayakan
penerbangan;
Menolak masuk yang tidak mempunyai ijin atau yang
menolak untuk diperiksa.
Pemeriksaan dengan atau tanpa alat bantu.
Dalam kondisi normal,10%(sepuluh persen)dari
pemeriksaan penumpang ,personel pesawat udara dan orang
perseorangan serta barang bawaan yang telah dilakukan
73
dengan peralatan keamanan harus dilakukan pemeriksaan
manual
SECURITY EQUIPMENT
PEMERIKSAAN PENUMPANG
Pemeriksaan keseluruhan
Pemeriksaan terbatas
PELAKSAAAN
75
Dada,kaki dan punggung
Pinggang,selangkangan dan paha
Kaki dan sepatu
Pemeriksaan barang secara manual/langsung
BAB X
HUMAN FACTOR
UNSAFE ACT
1. HUMAN FACTOR
APA ITU HUMAN FAKTOR ???
Human Faktor atau Faktor Manusia adalah disiplin ilmu yang
mempelajari prilaku manusia secara fisik dan psikologi serta
hubungannya dengan lingkungan.
Human factor adalah aktivitas tentang manusia dalam kehidupan
maupun situasi kerja .
76
Manusia sebagai makhluk individu memiliki perbedaan dalam hal
kemampuan untuk menyelesaikan tugas / pekerjaan, menggunakan
peralatan, meskipun terkadang telah dilakukan pelatihan atau perekrutan
secara profesional dengan kualifikasi pekerjaan yang sama.
Menurut Chapanis (1985) .
factor berhubungan dengan informasi mengenai tingkah laku,
kemampuan, dan keterbatasan manusia serta karakteristik mengenai
perancangan peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk
menghasilkan keamanan, kenyamanan, dan efektifitas dalam
penggunaannya.
HUMAN FACTOR DI PENERBANGAN
Human factor adalah aktifitas tentang manusia dalam kehidupan maupun
situasi kerja, tentang hubungan manusia denggan mesin, tentang
hubungan dengan prosedur dan lingkungannya serta aturan – aturan, dan
tentang hubungan manusia deangan manusia lainnya, dalam hal ini
human factor merupakam pengetahuan tetapan bersifat praktis dari teori-
teori pisikologi yang menekankan pada optimasi hubungan antara
manusia beserta aktivitasnya, dengan aplikasinya sistematikanya, yang
terintegrasi dalam kerngka kerja “system egineeting” sasarannya adalah
evektifitas system, termasuk keselamatan serta kesejahteraan.
MENGAPA KITA PERLU MEMPELAJARI HUMAN
FAKTOR ???
Manusia adalah merupakan penyebab terjadinya accident dan
incident pesawat udara.
Terjadinya accident atau incident dapat ditelusuri jauh sebelum kejadian.
Human factor dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
terhadap aktifitas yang dilakukan, peningkatan terhadap kemampuan
menggunakan peralatan, menurunkan kesalahan yang ditimbulkan serta
peningkatan produktifitas.
Human factor akan meningkatkan keamanan dan kenyamanan,
menurunkan stress dan kelelahan, kemudahan terhadap adaptasi,
meningkatkan kepuasan terhadap pekerjaan dan yang terpenting adalah
meningkatkan kualitas hidup dari manusia yang bekerja.
Secara garis besar, kegiatan manusia dapat digolongkan dalam dua
komponen utama yaitu :
77
kerja fisik (menggunakan otot sebagai kegiatan sentral)
kerja mental (menggunakan otak sebagai pencetus utama).
Kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan secara sempurna
mengingat terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya.
Faktor manusia juga didefinisikan sebagai aplikasi ilmiah
mengenai kapasitas dan batasan yang dimiliki manusia dalam
perancangan sistem atau produk atau lingkungan dan sebagainya agar
aman, efektif, efisien, produktif dan mudah digunakan.
Faktor manusia merupakan aplikasi ilmiah mengenai kekuatan dan
kelemahan manusia dalam perancangan sebuah sistem atau teknologi.
Faktor manusia sering disamakan dengan ergonomi, usability
engineering, ergonomi kognitif, atau user-centered design.
ACCIDENT
Accident adalah kajadian yang merupakan hasil dari serangkaian
kejadian yang tidak di rencakan/ tidak diinginkan/ tak terkendalikan/ tak
terduga yang dapat menimbulkan segala bentuk kerugian baik materi
maupun non matei baik, yang menimpa dari manusia. Benda – benda
baik berupa kekayaan atau asset, lingkungan hidup, masyarakat luas.
INCIDENT
Encident adalah mirip dengan accident, namun bedanya adalah incident
tidak di sertai dengan kerugian, yang termasuk ke dalam kategori
incident adalah; nearmiss, dan kejadian – kejadian berbahaya.
79
keseimbangan saat berkendara di tengah kemacetan lalu lintas, seerti
yang terjadi di jalan A. yani Surabaya, dekat dengan jalur koreta api,
juga merupakan daerah yang rawan terjadi kecelakaan, di dukung
dengan kondisi jalan yang selalu ramai akan kendaraan, dan juga
intesitas lewatnya koreta api di dekat jalan tersebut.
Tingginya kompleksitas pekerjaan
Beberapa pengendara baik mobil maupun motor, terutama bagi yang
baru belajar berkendara,bisa jadi merasa kesulitan saat berkendara.
Pengendara mobil terkadang harus menyeimbangkan kopling dan gas
pada saat terjebak di jalan menanjak yang sedang macet. Jika terjadi
kehilangan kosentrasi, pengendara dapat melakukan kesalahan dan
kehilangan keseimbangan yang menyebabkan mobil mendadak maju
menabarak kendaraan di depan atau malah mundur menebrak
kendaraan di belakannya.
Karakteristik perilaku manusia
Sifat dan karakteristik manusia juga merupakan salah satu penyebab
terjadinya human error. Pengendara yang tidak sabar cenderung
melanjutkan kedaraannya lebih cepat di bandingkan pengendara
lainnya. Apabila kelalaiyannya terjadi pada saat pengendara sedang
melanjutkan kendaraannya dalam kecepatan tinggi. Hal ini dapat
memperbesar risikoterjadinya kecelakaan lalu lintas.
Kelelahan fisik dan mental
Pengendara yang memiliki kesehatan tidak prima dapat dengan
mudah melakukan kesalahan Selama berkendara. Salah satu kondisi
kesehatan yang buruk adalah mabuk. Dalam kasus nkecelakaan di
tugu tani yang menyebabkan 9 orang meninggal dunia, adalah murni
di karenakan kondisi pengemudi yang di bawah pengaruh alcohol dan
narkoba. Kondisi kondisi seperti ini mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap kendala pengemudi dalam berkendara, dan
menyebabkan pengemudi mudah melakukan kesalahan.
Lingkungan fisik kerja
Mengatur kondisi duduk dalam berkendara mobil termasuk salah satu
hal yang penting untuk di perhatikan. Jika pengemudi terlalu rapat,
terkadaang akan kesusahan memindahkan kaki dari ke padal gas ke
padal rem karena ruang gerak yang terbatas. Cuaca juga merupakan
factor fisik lingkungan kerja .surabaya merupakan salah satu kota di
nindonesia yang mempunyai suhu terik di siang hari. Hal ini dapat
menjadi salah satu pemicu terjadi human error pada manusia sedang
berkendara. Pengemudi bisa saja merasa silau karena teriknya mata
hari atau mngkin merasa pusing dan gerah di karenakan suhunya
80
yang panas. Pengemudi bisa saja menjadi tidak sabar dan tidak focus
dalam berkendara, sehingga memungkinkan pengemudi melakukan
kesalahan saat berkendara.
Aksioma heindrich
UNINTENDED ACTION
SLIPS :eskikusi salah atau tindakan yang salah karena ketidak
sengajaan (benar tapi eksekusinya salah)
81
Contoh:seorang pengemudi yang hendak menginngjak rem
untuk mempertambah /menghentikan kendaraan malah mengingjak
gas dalam hal ini maksudnya benar tapi salah dalam eksekusi
LASPES : kesalahan ingatan yang menyebabkan kesalahan untuk
melakukan tindakan yang sudah direncanakan, atau melakukan aksi
bdengan tahafan yang salah
Conntoh: menyalakan lampu yang seharusnya meberikan
sign)
MISTTAKE: tejadi ketika terjadi kesalahan pengaplikasian aluran,
atau peraturan yang salah dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
Contoh : salah mengira kecepatan pengendara lain sehingga
memutuskan untuk masuk kedala persimpangan
82
BAB XII
RAMP HANDLING
Ramp Handling
Ramp atau Apron adalah suatu bagian daripada bandara, tempat dimana
pesawat parkir. Dan Marceller adalah sebutan bagi orang yang membantu
memarkirkan pesawat, sederhananya adalah tukang parkir pesawat.
Ramp Handling adalah kegiatan penanganan pesawat yanv dilakukan di Ramp
Area saat sebelum pesawat itu tiba, saat pesawat ada di Apron dan setelah
pesawat itu terbamg atau Airborne.
PT. Gapura Angkasa sebagai Ground Handling memiliki bagian Ramp
Handling yang akan memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Tujuan yang
ingin dicapai dengan adanya Ramp Handling diantaranya:
1. SAFETY (Keselamatan)
2. REGULER (Teratur)
3. ECONOMICAL AIR TRANSPORT (tidak menimbulkan biaya yang tidak
perlu tanpa mengabaikan aspek safety)
4. OTP (On Time Performance) / Ketepatan waktu
Prinsip Ramp Handling:
1. Closed Communication (Komunikasi yang terus menerus)
2. Watch was going on (Amati apa yang terjadi)
3. If goes wrong put it right (Jika ada kesalahan/penyimpangan tolobg
diperbaiki agar benar)
"DO NOT LEARN SAFETY BY ACCIDENT"
RAMP Activity :
» Interior
- Cleaning cockpit dan cabin pesawat
- Catering uplift
» Exterior
- Cleaning : cockpit windows, cabin windows wings
- Toilet servicing
- Water servicing
» Aircraft Handling
- Parking
- Ground Power Supply
- Engine starting
- Loading n unloading
83
- Aircraft towing/pushing
- Fueling
» Aircraft Maintenance
- Pemeriksaan terhadap bagian-bagian pesawat secara rutin
- Pemeriksaan terhadap kondisi pesawat sehingga dinyatakan layak terbang
- Penggantian roda pesawat jika sudah waktunya
Peralatan Loading/unloading dan GSE PT. Gapura Angkasa:
- Carts
- Tractor
- Belt Conveyor Loader (BCL)
- Dollies Container
- Dollies Pallet
- Cargo Transporter
- Forklift
- Pax Boarding Stairs
- Hight Lift Loader
- Fuel Truck
- Lift Truck
- Push Back Car
84
Keselamatan Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Departemen
Perhubungan.
v Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu
pergerakan / parkir dari pesawat udara:
a) Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus
betul teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
b) . Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah
baku.
c) Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak
komunikasi visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
d) . Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika
dalam waktu bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang
memerlukan panduan seperti cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap
menjadi prioritas sampai pesawat selesai dipandu dan benar-benar
berhenti.
e) Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014
tentang Tanda Insyarat Tangan.
2. PARKING
GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir
di tempat yang telah ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif
dan posisi gigi pada netral atau parkir. Selanjutnya dalam pengoperasian
GSE harus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a) Diharuskan ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada pesawat sewaktu berada di darat.
86
q) Karena adanya kecenderungan “pengurangan sudut belok” pada
sebuah rangkaian gerobak / dolly maka pengemudi rangkaian dolly /
gerobak tidak boleh terlalu cepat belok setelah menghindari rintangan.
r) Peralatan yang rusak harus ditampeli label / tag “0ut of
Service” dan segera dikirim ke unit repair (workshop), Tag / label
hendaknya berisi informasi berikut :
· tipe dan no inventory
· alasan out of service
· tanda tangan dari supervisor yang bertugas.
a) Dalam menempatkan peralatan harus senantiasa
memperhitungkan jarak aman dengan kendaraan, pesawat atau peralatan
GSE yang lain.
b) . Harus ditempatkan seorang pemandu pada saat:
· Pandangan pengemudi terhalang pada area kritis (seperti penempatan
equipment atau posisi mundur).
·Memandu harus menggunakan tanda isyarat baku tentang tanda isyarat
tangan.
· Melakukan handling agar dapat mengatur jarak aman dengan akurat
dan berkomunikasi dengan operator kendaraan. Pengemudi GSE harus
segera berhenti pada saat kehilangan kontak pandangan dengan
pernandu.
a) Harus ada seorang operator yang berjaga pada motorized
equipment yang mesinnya sedang hidup.
b) Sebelum memasuki restraint area setiap pengemudi motorized
equipment harus melakukan pengujian rem dengan cara
'mengerem' kendaraannya dan melakukannya sekali lagi sebelum
mencapai sisi pesawat.
87
4. LOADING/EMBARKINGAND
UNLOADING/DISEMBARKING
Loading
Untuk memulai loading harus dimulai dari compartment depan dan
untuk unloading atau bongkar dimulai dari compartment belakang,
tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya tipping atau pesawat
terlalu berat belakang.
Loading
· Pastikan anda menerima dokumen loading instruction yang
benar.
· Pastikan bahwa anda sudah memahami loading
instruction tersebut, lakukanlah briefing dan debriefing dengan
petugas load control sebelum anda melaksanakan instruksi tersebut.
· Sebelum cargo dimuat di pesawat, pastikan bahwa semua cargo
atau bagasi dalam kondisi baik sesuai dengan pesyaratan yang berlaku.
· Penerimaan barang / muatan di sisi pesawat harus disertai
DO (delivery order) dan check sesuai prosedur sebelum
menandatangani DO tersebut.
· Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing
searah hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor
pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
· Hitung dengan teliti dan benar berat dan koli muatan tersebut,
perhatikan dan pastikan label dan symbol sudah sesuai dengan tujuan
dan cara penanganannya pada lembar loading checklist.
· Laporkan aktual berat muatan (cargo, pos, dan bagasi) yang telah
dimuat dalam form loading instruction ke load control. (via petugas
ramp)
· Pastikan net terpasang dengan baik dan benar sesuai
dengan loading prosedur yang berlaku.
· Tutup pintu compartment dengan baik dan benar.
· Jangan tinggalkan pesawat sebelum Block off atau mundur.
88
· Segera serahkan laporan loading instruction ke load control.
Unloading
· Periksa incoming CPM (container pallet message), LDM (Load
Distribution Message) dan Communication of Load Information (CLI).
CPM adalah pesan yang berisikan informasi mengenai
muatan compartment yang meliputi status muatan dari container,
pallet, dan bulk.
LDM adalah pesan yang berisikan informasi dasar untuk suatu
penerbangan ( penerbangan / tanggal, nomor registrasi, tipe pesawat,
tujuan, crew, penumpang) dan informasi berat (berat dari ULD dan total
dari muatan cargo, pos, bagasi, dan bahan bakar).
CLI adalah pesan yang berisikan informasi mengenai pemuatan bagasi,
cargo, dan pos pada setiap compartment.
· Persiapkan sarana sarana penunjang yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan untuk penurunan barang / muatan.
· Perhitungkan SDM loading unloading sesuai dengan kebutuhan.
· Man power harus sudah siap di air side 5 menit sebelum
pesawat block on.
· Pastikan mesin pesawat telah dimatikan, sebelum
membuka cargo door.
· Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing
searah hidung pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor
pesawat (tail out position)., dan aktifkan rem ban.
· Turunkan muatan dari compartment belakang terlebih dahulu,
selanjutnya compartment depan atau secara bersamaan, penurunan
muatan disesuaikan dengan prioritas dan klasifikasinya.
· Serahkan muatan yang telah diturunkan ke unit terkait sesuai
dengan fungsi dan prioritas serta klasifikasi , spesifikasinya dan
didukung dengan form delivery order (DO).
· Pastikan semua bagasi dikirim ke baggage area sesegera
mungkin, dimana bagasi first class, business atau priority dikirim
terlebih dahulu daripada bagasi economy class.
89
A/C Loading & Unloading
A/C Loading& Unloading meliputi:
· Passenger Loading
· Cargo Handling
. Passenger Loading
Keselamatan penumpang (passenger) pada area ramp merupakan hal
yang harus diutamakan. Kemudian, hal-hal yang mungkin terjadi pada
penumpang di area ramp ketika pesawat parkir di remote area (tidak
menggunakan Aviobridge), misalnya : jatuh, tergelincir, tertabrak oleh
peralatan yang bergerak di area ramp. Prosedur berikut membantu untuk
dapat memberikan tingkat keselamatan pada penumpang baik
selama boarding maupun pada saat turun (disembark):
a. Tangga penumpang atau PBS (Passengger Boarding Stair)
ditempatkan dengan benar, sehingga tidak ada celah (gap) antara tangga
dengan pesawat.
b. Setelah diposisikan dengan benar, PBS (Passengger Boarding
Stair) di kunci agar tidak bergerak.
c. Kapasitas beban maksimum tangga hendaknya tidak dilampaui,
beban yang diterima tangga harus diperhitungkan.
d. Hal-hal yang menghambat gerakan penumpang dan pesawat ke
gerbang dan sebaliknya, seperti: pipa-pipa, kabel-kabel ground power,
oil, grease atau genangan air, hendaknya dihindarkan atau dibersihkan.
e. Harus diamati apakah ada gerakan pesawat lain yang akan
bergerak melintas, sebelum menurunkan atau menaikan penumpang.
f. Penumpang tidak diizinkan berada di area ramp, mengingat
bahaya semburan jet (jet blast) atau propeler wash.
g. Aktivitas penumpang di area ramp ada dibawah pengawasan
petugas.
h. Penumpang tidak diperkenankan berada di area ramp / air side
demi alasan keamanan dan keselamatan.
90
i. Penumpang atau pun petugas tidak diperkenankan merokok di
area ramp.
- Cargo Handling
Setiap petugas yang menangani kargo memiliki kemungkinan cidera
atau luka, lebih tinggi dibanding pegawai lainnya. Karena itu
penanganan kargo harus betul-betul di laksanakan dengan tingkat
kewaspadaan yang tinggi. Di samping itu, orang yang bertugas dibagian
kargo hendaknya telah melalui suatu pelatihan tentang penanganan
kargo yang memadai. Berikut prosedur yang harus diperhatikan dalam
penanganan kargo:
a. Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari ketidakstabilan
tumpukan kargo.
b. Hendaknya semua kargo disusun / tata dengan benar (di dalam
pesawat atau di atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo
tidak tumbang.
c. Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau penutup sisi
samping gerobak untuk mencegah kargo jatuh ke jalan (selama baggage
cart bergerak).
d. Pengoperasian semua unit mekanikal seperti: Cargoveyor atau
BCL (Baggage Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader),
forklift, harus sesuai dengan perintah yang telah ditetapkan. Jangan
mengoperasikan peralatan tersebut di atas melebihi kapasitas beban
yang diizinkan. Jika ragu tentang beban yang akan di handle tanyakan
pada supervisor yang bertugas pada saat itu.
e. Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau menarik kargo
lebih dari kemampuan fisik. Jika beban besar dan atau berat mintalah
bantuan untuk mengangkatnya.
f. Hindari menggunakan perhiasan (contoh: cincin atau gelang),
karena kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di kaitan (hook),
pada paku, pada gesper dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada
jari tangan atau siku.
91
g. Pada penanganan kargo di ruang yang sempit hendaknya kargo
didorong dari pada di angkat. Karena mengangkat memungkinkan
terjadinya cidera pada jari atau tangan.
Standar Operasi Prosedur
v Persiapan
· Mengikuti briefing dan de-briefing yang diadakan setiap
pertukaran shift kerja dan sebelum melaksanakan tugas kegiatan kerja.
· Memeriksa segala message yang masuk yang berkaitan dengan
proses loading/unloading yang sudah maupun akan dilakukan.
v Pelaksanaan Loading (pemuatan) :
· Memeriksa kelengkapan data yang ada di Load Plan / Loading
Instruction terhadap data :
- Nomor Penerbangan (Flight Number)
- Registrasi pesawat
- Tanggal
- Rotation/Destination
· Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan
mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
· Memastikan ketersediaan GSE dalam rangka loading yang akan
dilaksanakan, sebagai berikut :
92
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)
e. STT (Baggage Towing Tractor)
f. BCT (Baggage Cart)
g. CDL (Container Dollies)
· Mencatat waktu mulai aktivitas Loading (pemuatan).
· Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi dengan beban penuh
(cargo/mail/baggage) berada dibelakang "restraint line" parking pesawat
selama menunggu kode dari Marshaller (pesawat telah berhenti
sempurna dan engine mail)
· Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB (SMU) dari
cargo/mail sesuai dengan flight number, destination dan kategori
resikonya (Risk Category).
· Melakukan proses loading sesuai dengan loading instruction dan
memastikan bahwa aircraft compartment terisi sesuai dengan loading
Instruction.
· Memastikan bahwa semua alat pengaman pada aircraft
compartment (seperti net, stud fitting dan lock) sudah terpasang pada
tempatnya.
· Melihat secara fisik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan
kerusakan kemasan/ pelindung.
· Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live
Animal / barang-barang lainnya yang membutuhkan penanganan khusus
telah ditangani dan ditempatkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
· Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control
apabila diketemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
barang.
· Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control
apabila terjadi Volume Minus (space yang tidak mencukupi) sehingga
terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.
93
· Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control
apabila dirasa menemui Load Planning yang tidak ideal sehingga
mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).
· Melaporkan ke Load Control muatan aktual (actual load) yang
dapat dimuat ke pesawat terbang agar dapat dibuat final Load Sheet,
sebagai berikut :
- Total weight dan pieces dari cargo keseluruhan
- Total weight dan pieces dari bagasi keseluruhan
- Total weight dan pieces dari mail keseluruhan
· Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistem
pesawat yang terjadi selama proses loading/unloading.
· Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi pada pesawat baik
yang penuh maupun kosong untuk loading-unloading sbb :
- Didepan wing tip pesawat harus paralel dengan bagian depan
hidung pesawat
- Dibelakang wing tip pesawat harus paralel dengan bagian
belakang ekor pesawat
- Pergerakan dan peralatan GSE dengan muatan penuh atau kosong
dilarang keras/tidak diijinkan melalui bagian bawah dari wing tip
pesawat
· Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh pintu cargo sudah
terkunci dengan baik.
· Loading Instruction disimpan dalam sistem file tertentu dan
digabung/dijadikan satu dengan Load Sheet untuk setiap
penerbangan.
. Pelaksanaan Un-loading (pembongkaran muatan) :
· Memeriksa dan memastikan Daily Log Aircraft Schedule
· Mengumpulkan, menyortir dan memeriksa data atau message
yang masuk berkenaan dengan persiapan Unloading yang akan
dilakukan, seperti :
dilaksanakan, sebagai berikut :
94
- Pesawat Narrow Body
a. BTT (Baggage Towing Tractor)
b. BCT (Baggage Cart)
c. BCL (Baggage Conveyor Loader)
- Pesawat Wide Body
a. MDL (Main Deck Loader) (utk mega top/cargo)
b. HLL (High Lift Loader)
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)
e. BTT (Baggage Towing Tractor)
f. BCT (Baggage Carl)
g, CDL (Container Dollies)
· Melakukan persiapan Unloading dengan urutan mulai dari
kompartemen belakang dan kemudian beralih ke kompartemen
depan.
· Membuka pintu cargo untuk memastikan kondisi dari cargo, mail
dan bagasi.
· Melihat secara fitsik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan
kerusakan kemasan/ pelindung.
· Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live
Animal masih dalam kondisi yang aman.
· Melepaskan posisi kunci dari lock pallet/container sebelum
diturunkan (off loading)
· Menggunakan CTL (jika diperlukan) untuk transfer muatan dari
HLL ke cargo tack/dollies atau sebaliknya.
· Memastikan bahwa pada saat proses transfer dollies berada pada
posisi terkunci.
· Melakukan Unloading sesuai dengan katagori/klasifikasi dan
prioritas, misalnya bagasi kelas utama, barang tidak tahan
95
lama/perishable, binatang hidup, atau karena pertimbangan
keselamatan (safety),
· Memberikan instruksi ke operator BTT yang membawa bagasi
dan cargo untuk mengirim/membawa ke make-up area atau gudang
cargo.
· Menggunakan Delivery Order dokumen untuk serah terima
bagasi/cargo.
· Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistern
pesawat yang terjadi selama proses Unloading.
5. STARTING
- Engine Starting
v Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine
starting:
a) Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan
kewaspadaan dari semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin
keselamatan pada penumpang dan barang, petugas dan peralatan
yang ada di sekitar pesawat.
b) Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang
yang memiliki otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang
dikeluarkan oleh instansi berwenang).
c) Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga
berkoordinasi dengan petugas di area ramp lainnya untuk
memastilkan bahwa area bahaya dari engine baik itu isapan (engine
intake) ataupun area semburan (exhaust) terbebas dari orang
ataupun benda.
d) .Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus
memastilkan bahwa sebelum proses engine starting dimulai seluruh
pintu akses dan pintu panel di pesawat telah tertutup dan terkunci.
Dalam proses starting engine flight crew hendaknya mengadakan
komunikasi dengan petugas ground untuk memastikan bahwa
proses starting berjalan lancar. Alat komunikasi umumnya
digunakan head set atau hand signaling.
96
a. Petugas di Ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang
memungkinkan terjadinya salah interpretasi komunikasi
dengan flight crew dalam mengendalikan proses starting ataupun
pergerakan pesawat (A/C movement).
f. Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine
starting harus memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan
regulasi yang berhubungan dengan proses engine starting tersebut.
g. . Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground
wire dan ground power harus sudah dilepas sebelum pesawat
berangkat.
h. Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada
pemadam api di dekat area pesawat, selama proses engine starting.
6. SAFETY MEASURES
Semua orang yang ada di ramp harus mempunyai jiwa keselatan dan
rasa jiwa kesalatan yang harus di ciptakan bukan hanya untuk security
tapi untuk semua orang yang ada di ramp, karena hal ini sangat penting
untuk keselamatan di dalam dunia penerbangan.
Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas
harus menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk
melindungi telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan
gangguan pada pendengaran baik sementara ataupun permanen (tuli).
Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh
Departemen Kesehatan. Penutup telinga
tipe headset dan microphone harus secara berkala disterilkan, demikian
juga headset dan microphone pesawat. Dilarang menggunakan bola
lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain yang harus diwaspadai
dan dihindari adalah jet blast (semburan jet engine) yang memiliki
tekanan dan temperatur yang tinggi.
· Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua
petugas di area Ramp:
a) Pada saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di
tempat sampai pesawat yang dipandu untuk parkir, telah benar-
benar berhenti.
97
b) Pada saat keberangkatan pesawat, area engine
intake dan exhaust harus bersih dari peralatan dan seluruh petugas
tidak berada di area tersebut.
c) Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena
kemungkinan temperaturnya
d) Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang
sedang running.
7. PERPINDAHAN PESAWAT
Memindahkan pesawat dari apron ke hangar dengan menggunakan alat
push back atau toubarlist
SECTION 7 TENTANG PESAWAT SERVICE
1. DI LUAR PESAWAT (EXTERIOR)
Adapun kegiatan kegiatan yang di lakukan di luar pesawat antara lain;
· Bongkar muat barang
- Tangga penumpan gatau belai gajah
- Alat menaikkan atau menurunkan makanan
- Alat untuk menaikkan atau menurunkan cargo
- Alat untuk menaikkan atau menurunkan bagasi
· Kebersihan
- Membersihkan kaca jendela ruang pilot
- Memersihkan mesin pesawat
- Mersihkan bekas bekas percikan minyak
- Membersihkan pesawat atau badan pesawat
- Membersihkan jendela dan kaca pesawat
- Membersihkan bawah pesawat dan di sekitar engine pesawat karena
ada sisa-sisa fuel dan aftur dan material material tidak sempurna
lainnya, semua itu harus di bersihkan Karen bila tidak di bersihkan akan
mempengaruhi kulaitas pesawat
- Bila pesawat berwarna putih maka akan lebih kelihatan perawatan nya
98
2. DI DALAM PESAWAT (INTERIOR)
Kegiatan kegiatan yang di lakukan di dalam pesawat antara lain;
· Bagian kebersihan (Cleaning)
- Mengganti sarung, bantal ,alas kepala dan selimut
- Membersihkan asbak(tempat abu rokok)
- Membersihkan tempat duduk, meja makan
- Membersihkan debu dengan pengisap debu
- Mengganti isi kantong kursi, petunjuk pelayanan keselamatan
penerbangan ,kantong muntah dll
- Menyikat dan membersihkan lantai
- Membersihkan ruang pilot
- Membersihkan toilet dan mengganti bekas handuk dll
- Mengganti air minum dan untuk toilet
· Makanan
- Mengontrol menu, perlatan dan makanan, menurunkan yang bekas
dan mengganti dengan yang baru sesuai dengan menu yang di pesan
- Membersihkan dengan rapi sesuai dengan petunjuk penerbangan yang
di keluarkan dari pihak maskapi
- Di perlukan kontaminasi disebabkan karena sakit
udara, menumpahkan makanan atau minuman dan ofensif noda-noda
3. TOILET SERVICES
- Membersihkan kotoran dengan bersih dan mengganti air yang lama
dengan yang baru dan mengisi cairan sesuai dengan instruksi petugas
- Proses pembersihan kotoran kotoran manusia baik secara menual atau
pun pake alat (proses mengeluarkan kotoran dari pesawat)
4. AIR SERVICES
Water Service untuk pesawat dan perlengkapannya hendaknya
memenuhi persyaratan sanitasi dan higienis yang disetujui oleh
99
Departemen Kesehatan. Selanjutnya, dalam proses pelayanan air ke
pesawat dijaga agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Air tidak tumpah atau bocor.
b) Perangkat untuk mencapai potable water service panel seperti
tangga atau lainnya agar dijaga tetap kering, sehingga yang menaiki
tangga tidak jatuh atau tergelincir.
c) Operator water service tidak mengoperasikan lavatory
service dalam waktu yang bersamaan.
d) Hendaknya operator dapat berpakaian rapi dan bersih, demikian
juga kebersihan kendaraanya dapat tetap dijaga, hal ini untuk
menampilkan citra bahwa operator tersebut memahami tentang
pentingnya kebersihan.
e) Kendaraan water service tidak diparkir berdampingan dengan
kendaraan lavatory service.
· Penyediaan air ada dua macam
- Air yang bisa di minum
Adalah untuk air minum
- Dan air yang tidak di minum
Air untuk toilet
- Mengisi air tenki air minum dengan air bersih
- Mengganti air minum yang lama dengan yang baru sesuai dengan
peraturan yang ada
5. PENDINGINAN DAN PEMANASAN
· Pendinginan
- Proses pendinginan pada pesawat di lakuakan sebelum berlansungnya
boarding karena bila temperature pesawat panas maka akan
mempengaruhi bawan pesawat oleh sebab itulah proses pendinginan
pada pesawat di perlukan, dan demi kenyamanan passangers,apabila
temperature pesawat itu panas maka akan mengurangi jumlah
barang, cargo akan berkurang
100
· Pemanasan
- Proses pemanasan pada pesawat di lakukan apabila pada musim
musim tertentu seperti musim gugur, dan musim salju. Karena apabila
tidak di lakukan pada musim tersebut akan menyebabkan enginee tidak
bisa menyala dan pesawat tidak bisa di operasikan.
Cara melakukan pemanasan pada pesawat dengan menyemprot pesawat
yang alat nya sama dengan pemadam api kebakaran dan akan
meniupkan udara panas di sekitar enginee, belakang pesawat (karena di
belakang pesawat sangat membutuhkan uap hangat)
6. CABIN EQUIPMENT AND INFLIGHT ENTERTAINMENT
MATERIAL
· Cabin equipment; hiburan di dalam pesawat seperti game,music,
TV dsb
· inflight entertainment material ; harus di siapkan hal hal yang
berkaitan dengan engineeri
7. STRONG CEBIN MATERIAL ;DI SIAPKAN GUDANG,
· tujaunnya;
mempertinggi flight safety (keselamatan penerbangan),compartable
(kenyamanan), dan courtsy (kerah tamahan) kecepatan waktu (on time
performance) efficien dan efektifitas biaya karena bila tepat waktu akan
mengurangi biaya seperti biaya parkir dan AMC tidak boleh lebih dari
25kg/jam itu maximal, serta pergerakan GSE pun di batasi karena kalu
tidak di batasi maka akan mepengaruhi waktu nya pula.
101
Muatan listrik statis dapat terkumpul pada pesawat selama terbang atau
di darat. Hujan, kristal es dan tiupan debu dapat memperbesar muatan
listrik statis. Muatan statis dapat juga terkumpul melalui induksi dari
atmosfir yang bermuatan listrik.
Listrik statis mengalir melalui lintasan termudah, jika tidak ada lintasan
termudah yang dapat dilalui muatan listik, sedangkan pada saat yang
sama jika muatan listrik semakin besar maka muatan akan mencari
lintasan yang terpendek untuk mengalir hingga terjadi loncatan bunga
api listrik. Pertemuan loncatan bunga api listrik ini dengan bahan bakar
mampu menimbulkan bahaya kebakaran.
b) Rokok
Korek api dan pemantik api lainya yang biasa digunakan untuk
merokok dilarang dibawa oleh petugas yang menangani pengisian
bahan bakar (fueling). Aturan dilarang merokok bagi petugas di ramp
hendaknya ditekankan untuk dilaksanakan, karena uap bahan bakar
berpotensi menimbulkan kebakaran.
c) Loncatan bunga api (spark)
a. Pemasangan dan pelepasan battery pesawat.
b. Pemasangan charger battery. Hal-hal berikut direkomendasikan
untuk tidak dilakukan selama proses refueling berlangsung, karena
memungkinkan timbulnya loncatan bunga api. Hal-hal tersebut adalah:
102
1. RUTINITAS LAYANAN (PELAYANAN YANG SERING DI
LAKUKAN)
· pelayanan yang sering di lakukan antara lain adalah
- melakukan suatu pemeriksaan seseuai dengan petunjuk yang ada
- masuk ke dalam pesawat untuk menandatangani surat apakah pesawat
tersebut boleh terbang atau tidak
- memasukkan pernyataan ke dalam pesawat dan berkomunikasi cebin
crew tentang passanger yang membutuhkan WCHC dan WLCR atau
yang membutuhkan pelayanan khusus.
- Melakuakan periksaan sebelum keberangkatan pesawat terbang sesaui
dengan petunjuk
- Melakukan check sebelum keberangkatan pesawat sesuai dengan
instruksi dari pihak yang bersangkutan
- Menyediakan tenaga yang terampil untuk membantu awak pesawat
atau ground staff dalam kinerja pemeriksaan
2. NON RUTINITAS PELAYANAN (YANG TIDAK SERING DI
LAKUKAN)
- Memperbaiki kerusakan yang ada di pesawat seperti yang di laporkan
oleh awak atau mengungkapkan kerusakan yang ada pada saat atasan
memeriksa pesawat, namun perbaikan itu harus di sepakati secara
terpisah antara pihak yang satu dengan yang lain
- Masuk ke dalam pesawat dan berkomunikasi dengan pihak ramp
untuk melakukan tindakan yang akan di ambil
- Melaporkan tindkan yang akan di ambil kepada atasan untuk
perbaikan pesawat dan perawatan pesawat yang rusak sesuai dengan
petunjuk yang ada
- Memelihara buku buku petunjuk manual yang telah ada agar jika
terjadinya suatu keruskan pesawat bisa melihat buku pegangan tersebut
- Menyediakan fasilitas alat khusus yang tersedia\
- Memindahkan pesawat ke hangar sesuai dengan petunjuk pihak
ground
103
3. BAHAN PENANGANAN
- Untuk mendapatkan izin bea cukai
- Menyediakan pemerksaan secara berkala untuk cadangan atasan dan
pembangkit listrik
4. PARKIR DAN HANGAR
- Menyediakan tempat bagi pesawat sesuai dengan tipe pesawatnya
- Mengatur tempat parkir supaya muat untuk menampung pesawat
lainnya
- Menyiadakan hangar tempat pesawat dimana di hangar dilakukan
pembersihan pesawat dan kerusakan pada enginee dan sebagainya.
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211