Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1
KATA PENGANTAR
KELOMPOK 3
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sila ke-4.................................................................................................7
2.2 Makna sila ke-4 dari Pancasila .................................................................................8
2.3 Nilai dan butir-butir sila ke-4 Pancasila....................................................................10
2.4 Implementasi dari sila ke-4 Pancasila…………………………………………........ 12
2.5 Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap sila ke-4…………………….. 13
SILA KE-4
3.2 Pelanggaran hak dan kewajiban yang terdapat pada sila ke-4……………………….15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 17
4.2 Daftar pustaka .......................................................................................................... 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Aguatus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama -sama
dengan batang tubuh UUD 1945. Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai
dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan
manipulasi politik sesuai kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan
yang berlindung di balik legitimasi ideologi Negara Pancasila. Dengan kata lain dalam
kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebgai dasar filsafat serta
pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan
dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, gerakan reformasi berupaya untuk
mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar Negara Republik
Indonesia, yang hal ini direalisasikan melalui ketetapan sidang istimewa MPR tahun 1998
No.XVIII/MPR/1998 disertai dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan
Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi Orsospol di Indonesia.
Dari kenyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa lemahnya nilai-nilai
Pancasila dalam Negara Indonesia, terutama sila ke-4 yang berbunyi, “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, yang
seharusnya Negara ini dapat memiliki kekuatan hukum pada pemimpin Negara yang
dapat berlaku bijaksana dengan memusyawarahkan setiap permasalahan dalam Negara
dan dapat mewakili seluruh rakyat Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang
makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasannya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara
seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia.
4
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu,
perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan,
baik di pusat maupun di daerah.
Namun butir /nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang dan
tersamarkan artinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai Negara Indonesia, kita menganut sistem
Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan
mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan
pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai
demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai
dengan UUD 1945.
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna yang terkandung dari sila ke-4 dalam Pancasila?
2. Nilai-nilai dan butir-butir apa yang terkandung dalam sila ke-4 Pancasila?
3. Apa implementasi dari sila ke-4 Pancasila bagi Indonesia?
4. Apa penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4?
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2.2 Makna sila ke-4 dari Pancasila
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan
kedudukannya pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak
diterapkan lagi dalam demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 Pancasila berbunyi
”kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksnaan dalam perwusyawaratan
perwkilan.
Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah
Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi
Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat demokrasi
Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau ditiadakan.
Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-empat mengandung
pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang
berke-Tuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila ke-empat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan
bersama
Bermusyawarah sampai mencapai consensus ataukatamufakat
diliputidengan semangat kekeluargaan.
Sila ke-empat yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sebuah kalimat yang secara
bahasa membahasakan bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara
demokrasi. Dengan analisis ini diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan
mempunyai nilai filosofis yang diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan
bermasyarakat. Tidak hanya itu, secara lahiriyah sila ini menjadi banyak acuan dari
setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakan pemerintah.
Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu
sendiri. Maksudnya adalah bagaimana konsep demokrasi yang bercerita
bahwasannya, setiap apapun langkah yang diambil pemerintah harus ada kaitannya
atau unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur utama dalam
8
demokrasi. Itulah yang seharusnya terangkat ke permukaan sehingga menjadi realita
yang membangun bangsa.
Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 yang dibahas sebagai berikut :
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana,
demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam
pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah
peran rakyat yang diutamakan.
2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu
diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu
mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang
mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan
demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan pancasila adalah
kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya didalam kehidupan bermasyarakat,
maka hasil kebikjasanaan itu harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan
lebih dahulu.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini
perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga
membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum
demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan.
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan
yang diambil secara bulat.
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila
pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru
diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang
diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi
diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu
memang di Indonesia berada pada tangan rakyat atau masyarakat. Pada zaman
pemerintahan Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan ditentukan oleh kebulatan
kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa. Musyawarah yang ada di desa-
desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan kehendak bersama. Bentuk
musyawarah itu bermacam-macam, misalnya pepatah Minangkabau yang mengatakan
: “Bulat air karena pembunuh, bulat kata karena mufakat”. Secara sederhana,
9
pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi yang mana dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin yang berakal sehat, rasional,
cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat fisis/jasmaniah; sementara
kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan
seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-
kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga
dewasa (bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang
dewasaprofesional dilakukan melalui tatanan dan tuntunan
permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI sebagai
Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui
sistem musyawarah
10
a. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia
menganut demokrasi.
b. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan
dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong oleh
itikad baik sesuai dengan hati nurani.
c. Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal,
berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.
d. Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil
bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan
perwakilan rakyat.
e. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap
masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.
f. Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
g. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
h. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan
11
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
f. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-
nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
musyawarah.
12
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.
8. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.
13
6. Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib.
7. Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi
dari kuantitas.
8. Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan
bersama atau masyarakat.
9. Menciptakan perilaku KKN.
10. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan
mendukung kelangsungan kekuasaan presiden.
14
BAB III
SIKAP POSOTIF DAN NEGATIF YANG BERKAITAN DENGAN SILA KE-4
3.2 Pelanggaran hak dan kewajiban yang terdapat pada sila ke-4
Setelah bersikap positif yang sesuai nilai Pancasila, masih saja terdapat
pelanggaran-pelanggaran. Sesungguhnya pelaksaanan Pancasia sila ke-4 belum
dilaksanakan secara maksilmal di Indonesia ini. Masih banyak pelanggran-
pelanggaran yang terjadi yang berhubungan dengan sila ke-4, seperti :
a. Demonstrasi atau unjuk rasa yang dilakukan tanpa melapor kepada
pihak yang berwajib, sesugguhnya demonstrasi adalah hal yang sah dan juga
hak kita sebagai warga negara untuk dapat menyampaikan aspirasi
kita. Namun bila itu dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
15
dan tertulis dalam UU no. 9 tahun 1998, dimana sebelum melakukan tindak
demonstrasi kita harus melapor terlebih dahulu kepada pihak yang berwajib
dan memberikan laporan secara detail tentang demonstrasi yang akan
dilakukan, sehingga tidak terjadi kerusuhan.
b. Banyaknya orang yang tidak menerima dan menghargai pendapat orang lain,
seperti yang terjadi pada saat sidang paripurna.
c. Terdapat kecurangan dalam penarikan suara PEMILU, seperti lembar pemilu
yang telah dicontreng, kotak pemilu yang tidak disegel, adanya penyuapan
serta pemerasan pada penentuan suara.
d. Adanya sengketa Lahan, baik lahan sawit atau lahan lainnya yang sekarang
ini sudah menjadi hal yang lumrah dilihat dan didengar, hal itu terjadi akibat
dari keputusan sepihak yang diambil oleh para penjual lahan yang tidak
bertanggung jawab, karena mengambil dan mengakui secara paksa lahan
milik orang lain.
Dan masih banyak lagi pelanggaran yang dilakukan baik oleh pemerintahan
ataupun oleh warga negara Indonesia, yang disebabkan kurangnya rasa solidaritas dan
persatuan hingga sikap gotong royong, sehingga sebagian kecil masyarakat terutama
yang berada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya, golongannya
bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya sendiri
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berikut beberapa kesimpulan dari pembahasan kami tentang sila ke-4 diatas :
Dari keseluruhan penjelasan mengenai sila ke-4 di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam sila ke-4 yang berbunyi ”Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan “ memiliki arti
Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-
haknya ia menyadari perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
negara dan kepentingan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama, maka pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang
dipaksakan kepada pihak lain.
Sila ke-4 ini juga memiliki nilai kerakyatan yang mengandung makna suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Oleh sebab itu, Setiap masyarakat
Indonesia harus menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil keputusan
musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan
melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab. Disini
kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung
jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
17
4.2 Daftar Pustaka
http://syahri93.blogspot.com/2013/07/makna-sila-ke-4-pancasila.html
http://ukhtiyayuk.blogspot.com/2012/09/penjelasan-sila-ke-4.html
http://enjoycofee16.blogspot.com/2012/11/makalah-sila-ke-4-butir-ke-4.html
http://herirookhie.wordpress.com/2012/10/03/makalah-kewarganegaraan-sila-ke-4/
http://hardidbullier.blogspot.com/2011/11/makalah-pendidikan-pancasila-tinjauan.html
http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/viewFile/6977/5275
18