Makalah Tentang Sila Ke-4
Makalah Tentang Sila Ke-4
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pendidikan
Pancasila di Universitas Jenderal Achmad Yani pada jurusan Teknik Sipil.
Penyusun menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun akan penyusun terima dengan senang hati.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta menjadi
tambahan ilmu bagi kita semua.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI.................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................12
PEMBAHASAN......................................................................................................................12
3.1 Penyimpangan...........................................................................................................12
3.2.2 Pencurian............................................................................................................20
2
BAB IV....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................23
4.2 Saran...............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa makna yang terkandung dari sila ke-4 dalam Pancasila?
2. Apa implementasi dari sila ke-4 Pancasila bagi Indonesia?
3. Apa penyimpangan dan kasus yang terjadi di Indonesia yang berhubungan
dengan pancasila sila ke-4?
1.3 Tujuan
1. Memahami makna yang terkandung dari sila ke-4 dalam Pancasila
2. Memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-4 dalam Pancasila
3. Mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada sila ke-4
dalam Pancasila di Negara Indonesia dan mengetahui contoh kasusnya.
Agar memudahkan dan mendapatkan uraian yang jelas tentang isi makalah
Pancasila Tentang Permasalahan Yang Berkaitan Dengan Sila Ke-4 ini, penyusun
menyajikan kerangka keempat bab tersebut secara sistematis terangkum sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang lata belakang, rumusan masalah, tujuan dan sistematika
penulisan
5
Bab ini berisi landasan teori berdasarkan peraturan yang berlaku dan
berdasarkan pendapat dari para ahli.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota yang mengatur mekanisme pemilihan kepala daerah
secara langsung melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
c. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 138/PUU-VII/2009.
8
sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan
pengajaran/instruksi.
9
dimaksudkan sebagai nilai-nilai manusia yang beradab, yang memiliki etika
sosila yang kuat yang menjunjung tinggi kebersamaan yang harmonis.
Kemudian perikeadilan dianggap sebagai prilaku pemimpin yang adil kepada
setiap orang yang dipimpinnya, adil bukan berarti sama rata tapi adil sesuai
hak dan kewajibannya atau sesuai dengan porsinya. Praktek kepemimpinan
model ini juga tidak gampang, perlu pembelajaran dan penghayatan yang
mendalam dan harus tertanam dalam sikap dan tingkah laku seehari-hari para
pemimpin model ini.
Kepemimpinan yang mengacu pada sila ke-3 yaitu persatuan Indonesia tidak
boleh melepaskan diri dari nasionalisme yang sehat. Nasionalisme diartikan
sebagaikesetiaan tertinggi dari setiap individu ditujukan kepada keribadian
bangsa.
3. Kepemimpinan demokratik
10
refleksi mengenai pribadi selaku “manusia utuh” yang mendiri dan
bertanggungjawab dengan misi hidupya masing-masing.
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyimpangan
Pada saat ini,Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah semakin
tergeser dari fungsi dan kedudukannya dalam era demokrasi ini. Paham ini
sebelumnya sudah dianut oleh Amerika yang notabene adalah sebuah Negara
adidaya dan bukan lagi termasuk negara berkembang, pun di Amerika sendiri
yang sudah berabad- abad menganut demokrasi masih dalam proses
demokratisasi. Artinya sistem demokrasi Amerika serikat sedang dalam proses
dan masih memakan waktu yang cukup lama untuk menjadi Negara yang
benar- benar demokratis. Namun jika dibandingkan Indonesia, demokratisasi
di Amerika sudah lebih menghasilkan banyak kemajuan bagi negaranya.
Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari bangsa Indonesia terhadap
landasan/dasar Negara dan hukum yang ada di Indonesia ini. Seharusnya jika
bangsa Indonesia mampu melaksanakan apa yang telah diwariskan para
pahlawan kita terdahulu.
Adapun penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan terhadap sila ke-4
adalah:
1. Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan
kewajibannya didalam hukum.
2. Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara
Indonesia dalam sistem kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat
enggan lagi percaya kepada pemerintah.
3. Banyak para wakil rakyat yang merugikan Negara dan rakyat, yang
seharusnya mereka adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan
kesejahteraan Negara Indonesia.
4. Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai
dengan azas untuk mencapai mufakat,sehingga banyak masyarakat yang
merasa dirugikan.
12
5. Banyak masyarakat yang kurang bisa menghormati adanya peraturan-
peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
6. Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang
berwajib.
7. Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi
kualitas, tetapi dari kuantitas.
8. Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada
kepentingan bersama atau masyarakat.
9. Menciptakan perilaku KKN.
10. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk
loyal dan mendukung kelangsungan kekuasaan presiden.
13
diusung Koalisi Merah Putih, yang di atas kertas merupakan bagian terbesar
dari DPR 2014-2019.
Mari kita periksa sila ke-4. Meski pemeriksaan ini singkat, tetapi Anda bisa
menentukan kebenaran atau keakuratan argumentasi tersebut.
Sila ke-4
Sila ini kerap kita pahami secara parsial. Hal ini terutama terjadi ketika
kita fokus pada satu aspek, seperti “permusyawaratan” saja. Perbuatan ini
tentunya adalah suatu perbuatan tidak adil terhadap sila ke-4.
Untuk pemahaman yang benar, kita kupas satu persatu aspek yang ada.
Setelah itu kita akan menemukan betapa dalamnya makna sila berlambang
kepala banteng ini.
14
konsep aslinya. Kemudian, secara konseptual demokrasi adalah buah-pikir
masyarakat Barat. Meski konsep demokrasi kemudian menjadi universal,
tetapi setiap negara mempunyai kisah dan sejarah masing-masing. Universal
sebagai suatu konsep, majemuk dalam pelaksanaan nasional.
Apakah ini artinya Pancasila adalah suatu sistem perjenjangan sila? Tidak,
sebab kelima sila paut-memaut sebagai dasar Indonesia Merdeka. Itu sebabnya
Sukarno kemudian mengatakan, urutan sila tidak penting. Pancasila bisa
menjadi Trisila, dan bahkan menjadi satu dasar: “gotong-royong”.
“Dipimpin”
15
Jadi kerakyatan yang didukung/didorong “hikmat kebijaksanaan”, yang
merupakan buah dari “permusyawaratan perwakilan”, akan mengantarkan
rakyat Indonesia kepada tujuan Indonesia Merdeka.
“Hikmat kebijaksanaan”
“Permusyawaratan perwakilan”
16
“perwakilan” adalah dua konsep yang berbeda dalam UUD 1945 sebelum
Perubahan.
Jelas Perubahan UUD 1945 mengeser sebagian penting dari konsep sejati
“permusyawatan perwakilan” ke luar forum lembaga tertinggi negara. Namun
karena Perubahan mengembalikan kedaulatan kepada rakyat, maka lembaga-
17
lembaga negara harus mampu menangkap dan menampung aspirasi sekecil
apapun di dalam masyarakat. Ulangi: lembaga negara, bukan anggota MPR,
bukan anggota DPR, bukan anggota DPD, tapi lembaga negara.
DPRD Provinsi terdiri dari para politisi yang terpilih dalam pemilu.
Politisi pada dasarnya adalah kader partai. Oleh karena itu mereka adalah
partisan. Karena partisan, adakah hikmat kebijaksanaan yang bisa kita
18
harapkan dari mereka? Jika hikmat kebijaksanaan saja masih mereka cari,
“musyawarah” seperti apakah yang bisa mereka hasilkan?
19
yaitu Harry Witjaksono, Ignatius Mulyono, Gede pasek suardika, Edy Sadeli
dan Hayono Isman dan Lim Sui Khiang.
"Dengan demikian rapat paripurna, utk subtansi ini lewat DPRD. Setuju?"
tanya Priyo. "Setuju," jawab peserta rapat.
Priyo kemudian menskors rapat dan dilanjutkan pada pukul 13.30 WIB.
Pasalnya, masih ada dua agenda RUU yang belum digarap Paripurna kali ini,
yaitu RUU Pemda dan RUU Administrasi Pemerintahan.
3.2.2 Pencurian
Artinya manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Dalam
menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu memperhatikan dan
mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan masyarakat. Karena
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, maka pada dasarnya
tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebalum
diambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu
diadakan musyawarah. Musyarwarah untuk mencapai mufakat ini, diliputi
oleh semangat kekeluargaan, yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.
Saya tidak tahu apakah Polisi dan Jaksa kita kekurangan pekerjaan
sehingga kasus pengambilan 3 biji kakao senilai Rp 2.100 harus dibawa ke
pengadilan. Begitu pula dengan kasus pencurian satu buah semangka, di mana
kedua tersangka disiksa dan ditahan polisi selama 2 bulan dan terancam
hukuman 5 tahun penjara. Sebaliknya untuk kasus hilangnya uang rakyat
senilai rp 6,7 trilyun di Bank Century, polisi dan jaksa nyaris tidak ada
geraknya kecuali pak Susno Duadji yang ke Singapura menemui Anggoro
20
salah satu penerima talangan Bank Century. Ini juga membuktikan bagaimana
Indonesia yang kaya alamnya ini tidak memberi manfaat apa-apa bagi
rakyatnya. Pihak asing bebas mengambil minyak, gas, emas, perak, tembaga
senilai ribuan trilyun/tahun dari Indonesia. Tapi rakyat Indonesia mayoritas
hidup miskin. Baru mengambil 3 biji kakao saja langsung dipenjara.
Semula Ade dan Ucok serta kelima kawannya Rabu (8/10) sekitar pukul
20.00 WIT berencana merampok PT. Arara Abadi di Minas, kabupaten Siak di
Riau namun rencana mereka gagal setelah satpam perusahaan tersebut
memergoki mereka. Mereka kabur meninggalkan 4 sepeda motor serta tas
yang berisi senjata api rakitan.
21
yang bringas akhirnya menghajar Ade dan Ucok hingga tewas. Sementara Edi
yang babak belur berhasil diselamatkan polisi.
Tanggapan:
Kasus perampokan yang terjadi di Minas tersebut kami kaitkan dengan sila
ke-4 yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawarata perwakilan. Dalam kasus ini satpam dan warga sekitar PT.
Arara Abadi bertindak sewenang-wenang menghakimi perampok sampai
tewas, tanpa dimusyawahkan terlebih dahulu tindakan apa yang seharusnya
dilakukan pada peampok tersebut. Satpam dan masyarakat seharusnya
mengambik tindakan sesuai dengan pancasila sila ke-4. Yaitu dengan
menahan perempok tersebut lalu melaporkannya pada pihak yang berwajib
untuk diadili.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan makalah ini, kami dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
23
empat dikarenakan masih ada masyarakat yang lebih mementingkan
kepentingan kelompoknya daripada kepentingan Negara.
4.2 Saran
Setelah menyelesaikan makalah ini, kami memiliki menganjurkan kepada
semua pembaca sebaiknya mempelajari dan memahami arti pancasila lebih dalam
lagi agar dapat melaksanakan atau bisa menerapkan pancasila di masyarakat.
Setelah memiliki pemahaman tentang pancasila akan lebih baik apabila hal
tersebut di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan ditularkan kepada aorang-
orang terdekat agar tercipta hubungan yang harmonis baik itu dengan Tuhan dan
manusia.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pusakaindonesia.org/nilai-dasar-sila-keempat-dalam-pancasila/
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/13/pengamat-lipi-koalisi-merah-
putih-salah-memaknai-arti-sila-ke-4-pancasila
http://www.academia.edu/9434614/Makna_sila_ke-4_Pancasila
http://law.ui.ac.id/v2/buletin/media/114-makna-sila-ke-4-dalam-konteks-pilkada
http://www.idsejarah.net/2014/01/kepemimpinan-karakter-pancasila.html
25