Anda di halaman 1dari 18

PERANAN SJAM KAMARUZZAMAN DALAM GERAKAN 30 SEPTEMBER TAHUN 1965

Oleh:
Runalan Soedarmo 1
Rini Sri Muslimin 2

ABSTRAK
Keterlibatan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 september 1965, adalah dari latar
belakang pendidikannya yang berpindah-pindah tempat hingga akhirnya ia ke Yogyakarta. Disanalah
terlihat Keterlibatan Sjam diadalam politik berhaluan kiri (komunis) dimulaai sejak ia ikut kelompok
Pathuk dan aktif dalam organisasi buruh dan petani. Kemudian pada tahun 1947 ia bertemu dengan
Aidit dan menjadi asisten pribadinya hingga akhirnya resmi menjadi anggota dari partai PKI.
Kepercayaan Aidit pada Sjam sangat besar dan kemudian dijadikannya Sjam sebagai ketua Biro Chusus
suatu organisasi ilegal dibawah pimpinan Aidit langsung. Adanya Biro Chusus adalah untuk melakukan
Infiltrasi terhadap ABRI sebagai usaha strategi untuk melakukan kudeta dengan kekuatan militer.
Meletusnya Gerakan 30 September tahun 1965 telah membuat peranan Sjam terlihat semakin jelas
dengan ditunjuknya ia sebaga pimpinan pelaksana Gerakan, alasannya karena ia tidak begitu dikenal
dikalangan luas dan merupakan ketua Biro Chusus yang mengetahui informasi mengenai perwira-
perwira tinggi ABRI. Akhir perjalanan Sjam dalam kariernya setelah kegagalan Gerakan 30 September
berakhir di Mahmilub dan memberikan kesaksian-kesaksian mengenai kudeta terseut. Hingga dari
kesaksiannya menimbulkan pendapat bahwa ia seorang Agen Ganda. Manfaat penelitian ini adalah
dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran sejarah disekolah serta pengembangan nilai-nilai
perjuangan bagsa dan implikasinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini juga
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pribadi peneliti, khusunya bagi kepentingan
pembelajaran di sekolah.

Kata Kunci: Sjam Kamaruzzaman dan G.30. S

ABSTRACT
Sjam Kamaruzzaman involvement in the thirtieth of September movement 1965 was in education
background. He move from one place to another place till found Yogyakarta. The involvement of Sjam
Kamaruzzaman in Communist Party started when he joined Pathuk group and he took part actively in
farmer and lakor organization. In 1947 h7 he met Aidit and met Aidit and became Aidit’s assistant.
Then, he became Aidit’s assistant. Then, he became communist party member, Aidit b became
communist party member, Aidit belliveived sja sja sjam vem verry much. Then, Aidit took Sjam out as
trry much. Then, Aidit took Sjam out as the leader of Chusus Bureau (an illegal organization directed
by Aidit) Chusus Bureau did some infiltration to ward Indonesian Army (ABRI) as strategic coup attempt
by means of milirattempt by means of military force. Becaming the leader of the thirtieth of september
movement 1965 made the role of Sjam appeared. The reason are Sjam was unknow people before.
Beside, Sjam knew more information about the leader of millitary officer. Sjam career ender after the
failure of the thirtieth of september movement in Mahmilub movement, Sjam told some avidence about
the coup attempt. The benefits of this research is expected to be able to be used as the literature source
for studying history subject. Besides, it expected to be able to give contribution to arrise students
awreness toward the nation fighter. The last, this research is expected to be able to improve the writer’s
knowledge. Aspecially, in teaching and learning process.

Kata Kunci: Sjam Kamaruzzaman dan G.30. S

Jurnal Artefak Vol. 2 No. 1 – Maret 2014 [ISSN: 2355-5726]


Hlm: 59 - 76
1 Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis
2 Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Halaman | 59
PENDAHULUAN PKI sebagai unsur penting yang sah dalam
pergerakan Nasional dan dalam konstalasi
Geografis ditentukan berdasarkan posisi politik Indonesia sehingga hal tersebut dapat
nyata dibanding posisi daerah lain. Indonesia menguntungkan bagi PKI. Pada era “Demokrasi
terletak diantara Benua Asia dan Benua Terpimpin”, kolaborasi antara kepemimpinan
Australia, serta Samudera Hindia dan Samudera PKI dan kaum Burjuis nasional dalam menekan
Pasifik. Posisi Indonesia sangat strategis dan pergerakan-pergeraka independen kaum buruh
penting dalam kaitannya dengan perekonomian. dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah
Indonesia berada di persimpangan lalu lintas politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan
dunia. Letak geografis merupakan salah satu ekspor menurun, foreign reserves menurun,
determian yang menentukan masa depan dari inflasi terus menaik. (Marwati & Nugroho,
suatu negara dalam melakukan hubungan 1993: 323-324).
internasional. Meski untuk sementara waktu Gerakan 30 September merupakan
diacuhkan, kondisi geografis suatu negara sangat pemberontakan yang paling besar yang pernah
menentukan peristiwa-peristiwa yang memiliki terjadi di negara Indonesia, hal ini memberikan
pengaruh secara global. Robert Kaplan dampak yang sangat besar bagi rakyat Indonesia
menuturkan bahwa geografi secara luas akan pada masa lalu dan sekarang. Kejadian ini masih
menjadi determinan yang mempengaruhi menyimpan rahasia yang mengandung
berbagai peristiwa lebih dari pada yang pernah kontroversi yang mendalam bahkan ada yang
terjadi sebelumnya. menyebutkan Syam Kamaruzzaman adalah
Dari segi politik, Indonesia pernah dalang dibalik layar. Peranan syam
mengalami masa suram yaitu era pemberontakan kamaruzzaman dalam gerakan 30 september ini
yang terkenal dengan gerakan 30 September atau juga disebutkan telah disetir oleh suatu
yang disingkat G 30 S kejadian ini didalangi oleh organisasi atau seseorang tokoh dari Indonesia
PKI meskipun ada yang menyebutkan dalang yang mempunyai kepentingan masing masing.
sesungguhnya bukanlah PKI, Partai Komunis Sebut saja Soeharto dan kawan-kawan yang
Indonesia (PKI) merupakan partai komunis yang telah lama mengenal syam sejak awal perang
terbesar diseluruh dunia. Di luar Tiongkok kemerdekaan tahu 1945, pada peristiwa pathuk 3
(China) dan Uni Soviet. Sampai pada tahun 1965 juli 1946 syam dan pemuda pathuk membantu
anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah soeharto. Penjelasan dari beberapa sumber
3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga disebutkan bahwa syam adalah perwira intel
mengontrol pergerakan serikat buruh yang berpangkat Lettu di Batalion 10 Yogyakarta
mempunyai 3.5 juta anggota dan pergerakan yang saat itu dikomandani oleh letkol Soeharto.
petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai Pembentukan BC (biro khusus) yang dibentuk
9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita oleh D.N. Aidit secara langsung diketuai oleh
(Gerwani), organisasi penulis dan pergerakan Syam Kamaruzzaman adalah upaya untuk
sarjanaya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta bentukan sayap militer PKI, namun setiap
anggota dan pendukung. Menurut Moedjanto laporan dari BC tidak pernah dilaporkan kembali
yang dikutip oleh Amanah (2008: 10) kepada Politbiro. Pembentukan BC ini
Pada bulan juli 1959 parlemen dibubarkan diharapkan dapat mewujudkan revolusi dan
dan sukarno menetapkan konstitusi di bawah mewujudkan impian masyarakat tanpa kelas
dekrit presiden- sekali lagi dengan dukungan untuk itu tugas dari BC ini adalah melakukan
penuh dari PKI. Ia memperkuat kekuasaan penetrasi ke kalangan ABRI. Pihak Barat, salah
melalui angkatan bersenjata dengan mengangkat satu alasan pihak barat memasukan syam
para jenderal militer ke posisi-posisi yang kedalam PKI adalah untuk mencegah Indoesia
penting. Sukarno menjalankan sistem menjadi “negara komunis” karena kekhwatiran
“demokrasi Terpimpin”. PKI menyambut pihak barat yang menganggap letak strategis
“Demokrasi Terpimpin” soekarno dengan Indonesia di Asia Tenggara akan memberikan
hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai pengaruh besar terhadap negara-negara lain di
mandat untuk persekutuan konsepsi yaitu antara Asia Tenggara yang nantinya akan menjadi
Nasionalis, Agama dan komunis yang negara komunis. (Bastian, 2013: 15)
dinamakan NASAKOM. (Marwati & Nugroho,
1993: 311).
Ajaran NASAKOM (nasionalis, Agama
dan komunis) ciptaan sukarno ini menempatkan

Halaman | 60
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

METODE PENELITIAN 3. Interpretasi


Pada tahap ini, penulis mengadakan
Metode yang digunakan adalah metode interpretasi (penafsiran) dan analisis terhadap
Sejarah atau metode historis. Metode ini data dan data yang terkumpul. Prosedur ini
mengandung empat langkah penting seperti yang dilakukan dengan mencari data dan fakta,
di ungkapkan oleh (Ismaun, 1992: 125-131) menghubungkan berbagai data dan fakta
sebagai berikut: serta membuat tafsirannya.
1. Heuristik Penafsiran terhadap data-data yang
Tahap ini merupakan langkah awal sudah diperoleh harus dilakukan secara jujur
bagi penulis dalam proses mencari dan dan penuh ketelitian karena jika tidak,
mengumpulkan bahan-bahan informasi yang penafsiran yang dilakukan penulis akan
diperlukan yang berhubungan dengan menimbulkan subjektivitas dalam sejarah.
permasalahan penelitian.Sasaran untuk Dalam penafsiran data-data sejarah
mendapatkan sumber-sumber sejarah diperlukan kemampuan dalam membaca
misalnya penulis mendatangi perpustakaan sumber seperti makna bahasa yang terdapat
umum, dan meminjam pada teman seprofesi dalam sumber tersebut.
yang mengajar sejarah. Disamping itu juga 4. Historiografi
bisa dari arsip-arsip yang bersifat lokal, Setelah melakukan tahap-tahap dalam
nasional, dan bahkan internasional. metode sejarah yaitu mengumpulkan data,
2. Kritik kritik data dan interpretasi maka sebagai
Kritik sejarah adalah penilaian secara tahap terakhir dari metode sejarah adalah
kritis terhadap data dan fakta sejarah yang penulisan sejarah.
ada. Data dan fakta sejarah yang telah Dalam penulisan sejarah, penulis harus
diproses melalui kritik sejarah ini disebut memperhatikan aspek kronologi. Dari cara
bukti sejarah. Bukti sejarah adalah kumpulan penyampaiannya, penulisan sejarah
fakta-fakta dan informasi yang sudah dibedakan menjadi dua yaitu penulisan
divalidasi, yang dipandang terpercaya sejarah naratif dan penulisan sejarah
sebagai dasar yang baik untuk menguji dan strukturalis. Sejarah naratif yaitu penulisan
menginterpretasi suatu permasalahan. sejarah dengan pendekatan sejarah sebagai
Pada tahap ini penulis mengkaji rekaman peristiwa yang berlangsung dalam
keabsahan sumber yang sudah dikumpulkan. kurun waktu tertentu. Sedangkan penulisan
Pengkajian terhadap sumber misalnya sejarah strukturalis atau sejarah social lebih
penulis lakukan dengan membandingkan menekankan pada masalah bagaimana
antara data yang satu dengan data yang masyarakat mempertahankan dirinya dan
lainnya, dan kesesuaian dengan topik yang mengatur hubungan dengan sesamanya serta
telah ditentukan. Kritik sumber ini bagaimana masyarakat memecahkan masalah
dimaksudkan untuk dapat dipertanggung- yang dihadapinya.
jawabkan dalam keabsahannya. Dalam Adapun teknik penelitiannya melalui
pelaksanaanya, kritik ini dibedakan menjadi kajian pustaka atau studi literatur, dengan
dua bentuk, yaitu kritik ekstern dan kritik cara mengumpulkan buku-buku yang
intern. berhubungan dengan permasalahan,
Kritik ekstern dimaksudkan untuk membaca, menelaah, menyeleksi, dan
mengkaji sumber-sumber yang sudah menuangkannya kedalam karya ilmiah.
dikumpulkan, karena seringkali ada
dokumen-dokumen yang dipalsukan. Kritik PEMBAHASAN
ekstern dilakukan dengan menyelidiki bahan
yang digunakan seperti kertas, tinta, gaya Keterlibatan dan Strategi Sjam
tulisan, bahasa dan jenis huruf. Kamaruzzaman Dalam Usaha Pembentukan
Kritik intern dimaksudkan untuk Gerakan 30 September Tahun 1965
menilai kredibilitas dari sumber yang
didapatkan penulis. Dengan kata lain kritik Perkenalan Sjam dengan Aidit pada tahun
intern dimaksudkan untuk menilai suatu 1949 yang berawal dari dibuatkannya skenario
sumber dari sisi isi, apakah isinya dapat “Penjemputan Aidit” dari Vietnam menuju
dipercaya atau tidak. Jakarta dalam usaha persembunyiannya ini
dimaksudkan agar dapat mengelabui para

Halaman | 61
petugas dari pencarian orang-orang yang terlibat ekonominya. Tidak dapat dipungkiri perbedaan
dalam peristiwa PKI Madiun 1948. Setelah antara atasan dan bawahan memang selalu ada
perkenalan itu Sjam dan Aidit menjadi lebih sehingga Biro Chusus selalu memanfaatkan hal
dekat bahkan sejak Sjam keluar dari ini kepada anggota ABRI yang baru masuk ke
kepengurusannya dari SOBSI ia dijadikan partai dan memperluas hal tersebut sehingga
asisten pribadi oleh D.N. Aidit. kemudian tahun dapat mempengaruhi pemikiran dari anggota
1960 Sjam resmi menjadi anggota Departemen ABRI bahwa mereka adalah bawahan dari PKI,
Organisasi PKI yang tugasnya melakukan sebenarnya dapat dipahami hal ini dilakukan
pembinaan secara rahasia kepada kalangan oleh Biro Chusus sebagai upaya untuk
militer karena hasil dari Departemen Organisasi melemahkan anggota ABRI yang baru masuk
PKI ini tidak optimal maka dibentukalah Biro tersebut karena ketika hal itu terjadi maka akan
Chusus yang diketuai oleh Sjam Kamaruzzaman sangat mudah bagi PKI dan Biro Chusus
dan dibantu oleh 4 orang anggota lainnya. (Seri memberikan perintah kepada anggota ABRI
Buku Tempo, 2010: 22) yang baru masuk partai itu. Kemudian jika hal
Tugas dari Biro Chusus ini adalah itu terjadi maka dalam tubuh ABRI yang telah
mengurusi, memelihara, dan merekrut orang- terdapat anggota-anggota PKI dapat dengan
orang dari mliter yang bersimpati kepada PKI mudah digunakan untuk kepentingan dalam
secara rahasia (ilegal), Biro Chusus memiliki operasi-operasi perjuangan partai, misalnya,
caranya tersendiri dalam melaksanakan tugasnya dijadikan saluran untuk berhubungan dengan
“Membina” orang-orang militer. Dengan adanya anggota militer lain dalam mencari sumber
Tugas Biro Chusus yang demikian rahasianya informasi mengenai aktivitas ABRI.
maka pelaksanaan tugas tersebut dilakukan Biro Chusus sebenarnya dibentuk tidak
dengan cara mencari dan menganalisis orang- hanya ditingkat pusat melainkan sampai
orang dari ABRI yang bersimpati kepada PKI, ketingkat daerah. Misalnya, daerah Yogyakarta
sebenarnya untuk Sjam mengenal orang-orang dibantu oleh Wiryomartono dan untuk daerah
dari kalangan militer tidak begitu sulit karena Solo oleh Djojopratedjo. Meskipun Biro Chusus
keterlibatannya dulu dalam kelompk pemuda bersifat rahasia dan perekrutan kadernya sedikit
Pathuk, teman-teman pathuk yang masuk tentara tetapi Sebagai ketua Biro Chusus Sjam ternyata
inilah yang kemudian dijadikan Sjam sebagai dapat melakukan kontak-kontak dengan cabang
bagian dari jaringan rahasianya. di daerah-daerah dan kenyataannya ia dapat
Setelah mendapatkan data orang-orang melakukan kontak dengan jelas terlihat pada
militer yang masuk kedalam simpatisan PKI angka-angka dibawah ini:
dilakukanlah pendidikan dan peningkatan
kesadaran mengenai politik baik itu secara teori 250 perwira di Jawa Tengah,
maupun praktek. Ketika merasa cukup 200 di Jawa Timur,
memberikan peningkatan politik maka anggota 80-100 di Jawa Barat,
ABRI ini bisa dianggap sebagai anggota partai 40-50 di jakarta,
yang mampu untuk melaksanakan tugas atau 30-40 di sumatera utara,
pekerjaan yang telah diberikan sesuai dengan 30 di sumatera barat dan
kemampuan dan kesanggupannya, seperti 30 di Bali. (Bastian, 2013: 14)
Brigjen Supardjo, Kolonel Latief, Mayor
Suyono, Letkol Untung, Laksamana (Marsekal) Dalam mencari anggota ABRI yang akan
Omar Dhani, Kolonel Laut Sunardi, Letkol Heru direkrut, Biro Chusus lebih mementingkan
Atmdjo, dan sebagainya. Jika anggota ABRI anggota ABRI yang dahulunya sempat ikut serta
belum bisa dianggap sebagai anggota partai atau setidaknya memiliki rasa simpati pada
maka diklasifikasikan sebagai Simpatisan Partai peristiwa pemberontakan PKI Madiun yang
yang tugasnya hanya mempelajari politik dan terjadi pada tahun 1948, anggota muda ABRI
pengetahuan mengenai kepartaian, cara yang yang masuk ABRI setelah tahun 1950 alasannya
dilakukan biasanya adalah dengan bertukar diharapkan mereka tidak punya sikap anti-
pikiran yang pembahasannya sampai mengenai komunis karena tidak terlibat dan bahkan
Marxisme-Leninisme. (Aco, 2007: 15) mengalami penumpasan pemberontakan PKI
Selanjutnya Biro Chusus akan Madiun tahun 1948, tidak terlupakan juga Biro
memperluas rasa perbedaan antara atasan dan Chusus merekrut mereka anggota ABRI dari
bawahan dan semakin mempertajam hal tersebut perwira-perwira yang sakit hati dan tidak
dengan membedakan kondisi sosial dan

Halaman | 62
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

meyukai korupsi serta gaya hidup mewah cepat meruntuhkan kekuatan TNI-AD dari
dikalangan beberapa perwira ABRI. dalam. Pembuktian Biro Chusus dengan kerja
Anggota ABRI yang telah menjadi intensifnya itu adalah masuknya perwira tinggi
pengikut PKI tidak dimasukan secara resmi dan perwira menegah yang menjabati posisi
kedalam partai bahkan kenggotaannya penting antara lain Mayjen TNI Pranoto
dirahasiakan. Untuk mendapatkan informasi Reksosamodro, Brigjen TNI Soepardjo, Kolonel
yang diperlukan dalam melakukan pembinaan Inf. A. Latief, dan Letkol Inf. Untung.
pada anggota ABRI cara Biro Chusus adalah Biro Chusus melanjutkan penyusupan ke
lewat kenalan kerabat. Tujuan utama daripada jajaran angkatana Bersenjata Republik Indonesia
masuknya PKI kedalam tubuh ABRI melalui lainnya. TNI-AL adalah fokus selanjutnya
Biro Chusus ini adalah untuk menyusun meskipun dianggap Biro Chusus tidak begitu
kekuatan PKI dalam ABRI sehingga dapat penting karena dianggap sibuk mengurusi soal
mengubah perimbangan antara PKI dan ABRI. permasalahan intennya sendiri tetapi Biro
hal ini didasarkan karena D.N. Aidit terinspirasi Chusus tetap masuk dalam tubuh TNI-AL.
dari perkataan Mao Tse Tung bahwa “kekuasaan Proses penyusupannya tidak berbeda jauh
lahir dari ujung bedil”, Aidit sadar akan terhadap TNI-AD pada umumnya, penyusupan
pentingnya suatu kekuatan militer dalam dimulai dengan pencarian oknum-oknum yang
pergerakan PKI untuk mempermudah jalannya telah lama berada di tubuh TNI-AL sehingga
menuju tujuannya menjadikan Indonesia sebagai mereka ditugaskan mencari sasaran yang kiranya
negara komunis, Aidit yakin dengan teori yang bersimpati kepada PKI. Untuk pelaksanaan
dikemukakannya bahwa dengan 30% kekuatan pembinaan di Markas Besar TNI-AL dilakukan
militer (tentara) maka PKI dapat melakukan oleh Pono dan berhasil membina Mayor KKO
suatu kudeta. Pramuko Sudarmo. Disamping itu Biro Chusus
Perlu diketahui bahwa penyusupan PKI daerah-daerah ikut diaktifkan dalam pembinaan
melalui Biro Chusus yang dipimpin Sjam ini TNI-AL terbukti dengan keberhasilan mereka
tidak hanya melibatkan TNI-AD saja melainkan membina Letkol Laut Ranu Sunardi melalui
meliputi jajaran angkatan bersenjata Republik Rustomo, ketua Biro Chusus daerah Jawa Timur
Indonesia yang lainnya seperti TNI-AL, TNI- yang pada akhirnya dibina oleh Pono berhubung
AU dan bahkan sampai kepada POLRI. kepindahannya ke Jakarta, kemudian Biro
Penyusupan kedalam TNI-AD jelas paling Chusus daerah Riau juga berhasil membina
penting dilakukan selain karena kekuatan militer Komodor Laut Soeradi. Penyusupan terhadap
terbesar dianggap berada dikalangan TNI-AD TNI-AL ini tidak sebaik di TNI-AD karena
juga karena TNI-AD dianggap musuh yang ternyata tidak dapat mempengaruhi pimpinan-
paling berat bagi PKI sehingga dijadikan sasaran pimpinan TNI-AL.
infiltrasi utama. Persaingan antara PKI dan TNI- Penyusupan dalam tubuh TNI-AU,
AD terlihat Sejak diumumkannya kepemim- perwira TNI-AU yang berhasil dibina adalah
pinan Soekarno dengan ‘Demokrasi Terpimpin- Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Uadara
nya, kekuatan politik pada waktu itu berpusat di Sujono, berhasil mempengaruhi sikap-sikap
tangan Soekarno sebagai penguasa masa Men/Pangau Laksdya Omar Dhani yang sudah
Demokrasi Terpimpin dengan TNI-AD dan PKI mulai dihubungi Bono melalui Letkol Udara
berada disampingnya. Heru Atmodjo. Keberhasilan pembinaan PKI ini
Biro Chusus meningkatkan intensitas menguntungkan PKI terlebih dapat mempe-
kerjanya kepada TNI-AD terutama kepada ngaruhi Men/Pangau Laksdya Omar Dhani.
mereka yang disebut sebagai perwira-perwira Sebelumnya pembinaan dalan TNI-AU telah
berpikiran maju dan perhatian khusus diberikan dilakukan oleh Rachmat Kusumbroto, dia adalah
kepada staf I, III, dan V dari masing-masing seorang tokoh PKI yang bekerja di Kementrian
Kodam. Selain ketiga staf tersebut Biro Chusus Pertahanan Bagian Intelijen, dalam upayanya ia
juga mengincar perekrutan terhadap para berhasil menghubungi Komodor Udara
komandan pasukan sebab seorang Komandan Siswandi yang waktu itu menjabat sebagai
pasukan biasanya sangat berpengaruh terhadap kepala BagianIntelijen Markas Besar Angkatan
anak buahnya bahkan pengaruh itu bisa sampai Udara (MBAU) setahun kemudian ia berkenalan
masuk kedalam kehidupan sehari-harinya. dengan Kolonel Udara Sudiono yang meng-
Peningkatan intensitas pembinaan terhadap TNI- gantikan Komodor Udara Siswandi sebagai
AD agar secepatnya dapat dikembangkan dan Kepala Bagian Inteijen MBAU.
dikonsilidasikan kekuatan sehingga dengan

Halaman | 63
Penyusupan Biro Chusus juga dilakukan membuat kepolisian tersudut karena ternyata
terhdap POLRI yang dilakukan langsung oleh PKI tidak mendukung dan membantu kepolisian
tokoh Biro Chusus Central yaitu Pono dan melainkan memfitnah dan sengaja menikam
Hamim. Pembinaan kedalam POLRI lebih baik POLRI dari belakang dengan mencap mereka
karena berhasil mempengaruhi petinggi-petinggi sebagai kaki tangan tuan tanah dan alat
POLRI seperti Brigjen Pol. S. Soetarto, yang imperialisme ketika mereka berhadapan dengan
menjabat sebagai wakil kepala Kepolisian insiden penembakan para demonstran petani di
Kutoarjo pada saat meletusnya perang Boyolali yang terpaksa dilakukan karena para
kemerdekaan, dia juga berhasil menduduki demonstran tersebut menghina polisi.
jabatan penting dilingkungan kepolisian dan Keberhsilan Biro Chusus dalam
berhasil pula menjadi anggota Dewan melakukam pembinaan pada sejumlah perwira-
Pertimbangan Agung (DPA) serta berhasil perwira ABRI sehingga menjadi pendukung dan
menduduki jabatan Kepala Staf Badan Pusat bahkan menjadi anggota partai yang meskipun
Intelijen (BPI) pimpinan wakil PM (Waperdam) keanggotaannya dirahasiakan terhadap kalangan
I Soebandrio. Brigjen Pol. S. Soetarto sejak militer tidak terlepas dari banyaknya anggota
semula sudah tertarik terhadap paham ABRI yang dulunya simpatisan dan berhaluan
Marxisme-Leninisme yaitu sejak menjadi Marxisme-leninisme. Keberhasilan Biro Chusus
anggota Laskar Pesindo dan ketua Partai Buruh ini juga karena intensifnya mereka dalam
Kutoarjo yang kemudian berhasil mengembang- mempengaruhi perwira-perwira ABRI sehingga
kan hubungannya dengan tokoh-tokoh PKI tidak hanya mereka yang mendukung dan
seperti, D.N. Aidit, M.H. Lukman, dan Njoto. simpatisan terhadap Marxisme-Leninisme saja
Tidak hanya sampai disitu Biro Chusus berhasil melainkan banyak dari mereka yang tidak begitu
kembali mempengaruhi perwira-perwira terjun dalam komunis ikut serta untuk
kepolisian lainya, antara lain Komisaris Besar mendukung PKI. Biro Chusus dapat melakukan
Polisi (Kombes Pol) Imam Supoyo dan Ajun taktik adu domba dengan baik dan dapat
Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anwas Tanuami memecah belah ABRI sehingga tercapailah
Djaja. tujuan mereka untuk memperlemah ABRI yang
Dalam penyusupan Biro Chusus ke memang prinsip kejuangannya menjaga
POLRI dibantu oleh Hardoyo, ia adalah orang konstitusi dan negera RI sehingga menjadi alat
PKI yang menyampaikan setiap info-info dari untuk pencapaian strategi perebutan kekuasaan.
Aidit mengenai strategi PKI kepada Kombes Setelah melancarkan rencananya untuk
Anwas Tanuami Djaja, akhirnya hasil dari kerja mendapatkan kekuatan militer dengan masuk
nyata dari Biro Chusus terhadap POLRI berhasil ketubuh ABRI, Biro Chusus juga melakukan
dengan saling curiga mencurgainya anggota strategi lain untuk melemahkan kalangan militer
POLRI, kecurigaan itu semakin parah ketika yang tetap tidak pro terhadap PKI dengan cara
terdengar fitnah dan isu mengenai perpecahan menyebarkan isu Dewan Jendral, sebelumnya
dalam tubuh TNI dan POLRI. PKI juga menyusup ke jajaran aparatur negara
Menurut Dr. Soebandrio (dalam Manafe, dan ke dalam partai politik serta Organisasi
2007: 17) ketika tampil di Musyawarah Besar Massa. Rencana yang dilakukan oleh PKI belum
Angkatan kepolisian di Aula Depak dia sampai ke isu mengenai Dewan Jendral
mengatakan “kalau Angkatan Kepolisian tidak melainkan gagasan ingin adanya pembentukan
bisa diperbaiki, maka baiklah kita tinggalakan, “Angkatan V” yang di sarankan oleh D.N Aidit.
afgel met of zonder kepolisian, revolusi mesti Angkatan kelima ini bertujuan untuk
jalan terus!”. Uacapan Soebandrio tersebut mempersenjatai para buruh dan petani sebagai
justru memperparah keadaan di Angkatan persiapan kudeta dan atau perampasan
Kepolisian sehingga menimbulkan pro dan kekuasaan dan menyaingi ABRI, diketahui
kontra atas apa yang disampaikan olehnya. gagasan dari Aidit mengenai Angkatan Kelima
Sebenarnya perkataan yang dilontarkan ini adalah usulan dari pihak RRC melalui tokoh
oleh Waperdam Soebandrio yang dekat dengan militer Chen Yi yang sebelumnya telah
PKI itu adalah salah satu tindakan untuk melakukan pertemuan dengan Aidit. Gagasan
menyamakan tindakan-tindakan dengan PKI Angkatan V ini juga berkaitan dengan tawaran
sejak adanya program tertib sipil yang berjanji PM Chou En Lai, berupa sumbangan 100 ribu
membantu kepolisian. Namun ternyata, bukan pucuk senjata kepada Soekarno yang pada saat
hanya membuat saling kecurigaan dalam itu sedang berkunjung ke Shanghai untuk
Angkatan Kepolisian semakin parah tetapi

Halaman | 64
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

mempersenjatai Angkatan V. (Aco Manafe, meneruskan kepada kepala staf BPI, Brigjen Pol
2007: 34) Soetarto yang juga pendukung PKI sebagai
Gagasan V ini tentunya mendapatkan bentuk informasi untuk disampaikan kepada
hasil pro dan kontra di dalam pemerintahan Soekarno.
Soekarno, PKI yang terus menyerukan untuk Biro Chusus bertindak aktif kembali
dibentuknya Angkatan V mendaptkan simpatis dalam penyebaran isu ini, dengan mengembang-
dari Soekarno dan juga dari luar ABRI seperti kan terus-menerus isu yang dianggap dapat
dari menteri penerangan Achadi. Sebelum membahayakan negara maka Biro Chusus
meresmikan gagasan tersebut Soekarno tetap berhasil mendapat tanggapan luas dan diterima
mementingkan pendapat dari ABRI tetapi bahwa Dewan Jenderal memang benar adanya
petinggi-petnggi ABRI terkecuali Omar Dhani, terutama oleh Soekarno. Isu Dewan Jenderal ini
tidak menyetujui gagasan tersebut karena mulai terdengar pada bulan mei 1965.
mereka mengetahui jika hal tersebut terjadi (Sekretariat Negara RI, 1994: 62)
maka akan berbahaya jika buruh dan tani Dilingkungan Intern PKI sendiri telah
dipersenjatai dan juga akan menambah beban disebarkan isu yang sama bahwa keberadaan
rakyat serta meyulitkan ABRI untuk Dewan Jenderal memang benar-benar ada. Ini
menghadapi PKI. Jenderal A.H. Nasution dilakukan sebagai upaya agar dapat menanam-
mencoba mengimbangi usul dan usaha PKI kan kebencian dan sikap permusuhan terhadap
tersebut dengan membentuk Hansip, Resimen pimpinan TNI-AD. Keberadaan Dewan Jenderal
Mahasiswa dan Kesatuan-kesatuan Karyawan ini disebarkan melalui pemikiran-pemikiran PKI
Perusahaan-perusahaan negara. namun, karena bahwa petinggi-petinggi yang menjabat didalam
Simpati Soekarno terhadap gagasan itu, D.N. Dewan Jenderal tidak menyukai PKI bahkan
Adit terus menyerukan gagasan itu meskipun sangat anti PKI.
pada akhirnya tidak dapat dibentuk secara resmi. Isu Dewan Jenderal yang direkayasa oleh
Tidak dibentuk secara resminya gagasan Aidit dan Sjam sebagai pimpinan dari Biro
tentang Angkatan V tidak menghalangi PKI Chusus di disebarluaskan juga melalui BPI
untuk tetap merealisasikan gagasan tersebut, pimpinan Dr. Soebandrio. Kemudian disiarkan
diduga kuat bahwa secara diam-diam PKI tetap secara terbuka dan lebih luas lagi oleh aktivis
melaksanakan keinginannya dengan dibantu PKI diberbagai lingkungan pemerintahan,
oleh oknum-oknum ABRI. Dengan melatih birokrasi dan partai-partai politik. Penyebar-
anggota pemuda rakyat dan gerwani. Hal ini luasannya melalui lembaga-lembaga tinggi
diketahui setelah terjadinya pemberontakan 30 negara, seperti DPR, DPA, Front nasional dan
september yahun 1965. lainnya, dan dilakukan oleh anggota-anggota
Gagasan untuk dipersenjatainya buruh PKI dilembaga-lembaga tersebut. Untuk
dan petani tidak mendapatkan pembentukan menyebar luaskan isu ini dikalangan masyarakat
secara resmi karena tidak mendapat persetujuan dimanfaatkan juga organisasi-organisasi
TNI-AD Selain itu pembinaan yang dilakukan dibawah payung PKI. Jika isu ini sampai
Biro Chusus terhadap kalangan militer juga tidak disebarluaskan ke kalangan masyarakat jelas
dapat meraih orang-orang penting atau petinggi- bahwa itu merupakan upaya PKI untuk
petinggi yang berpengaruh di ABRI secara mempengaruhi opini publik terhadap kalangan
langsung, hal ini membuat PKI harus memutar militer dengan image buruk terhadap ABRI
otak untuk mendapatkan kekuatan dan bisa khususnya TNI-AD yang disebut-sebut sebagai
melemahkan kalangan militer. maka dari itu cara musuh utama PKI karena merupakan kekuatan
yang dilakukan selanjutnya adalah dengan militer Indonesia yang loyal pada konstitusi
menyebarkan isu dewan jenderal. Isu Dewan 1945, pada Pancasila dan tegas anti komunis.
Jenderal ini diisukan bertujuan untuk mengkritisi Bersamaan dengan adanya isu Dewan
pemerintahan Soekarno yang dilakukan oleh Jenderal tersiar pula kabar mengenai isu
petinggi-petinggi TNI-AD yang tidak loyal “Dokumen Gilchrist”. Gilchrist adalah nama
terhadap Soekarno dan berkembang menjadi isu duta besar Inggris di Jakarta yang nama
akan diadakannya kudeta terhadap presiden lengkapnya Sir Andrew Gilchrist dan bertugas di
Soekarno yang kala itu diketahui sedang dalam Indonesia pada tahun 1963-1966.
keadaan sakit. Agar isu tersebut tersebar luas Masalah mengenai isu adanya dokumen
dengan baik dan terlihat tanpa adanya unsur Gilchrist ini mencuat Pada tanggal 15 mei 1965
kesengajaan maka Soedjarwo Harjowisastro, wakil perdana menteri Dr. Soebandrio dalam
seorang anggota PKI di DPR-GR telah kedudukannya sebagai BPI menerima surat

Halaman | 65
anonim melalui kantor pos Jakarta isi surat fotokopiannya kepada para Panglima yang telah
tersebut terdiri dari dua bagian. Pertama, isinya hadir.
mengenai pengantar dari pengirim surat yang Setelah pembacaan selesai Soekarno
menyatakan adanya pengiriman sebuah meminta penjelasan kepada Letjen TNI Ahmad
dokumen yang berguna bagi revolusi. Bagian Yani dengan mempertanyakan adakah anggota
kedua sebagai lampiran berupa surat yang TNI-AD yang mempunyai hubunga dengan
diketik tanpa tanda tangan ataupu paraf dari Inggris dan Amerika. Ahmad Yani menjawab
pembuatnya. Yang ada hanyalah ketikan nama “Tidak ada” kemudian presiden Soekarno juga
Gilchrist. Surat ini ditulis pada formulir urat menanyakan mengenai desas desua adanya
yang biasa digunakan oleh kedutaan Besar Dewan Jenderal di tubuh TNI-AD, ia sempat
Inggirs di Jakarta dan seolah-olah dibuat oleh bertanya kepada petinggi TNI-AD yaitu
kedutaan Inggris yang ditujukan kepada Sekjen Men/Pangad, Letjen Ahmad Yani dan
kementrian Luar Negeri Inggris. menanyakan kebenaran tentang isu adanya
Surat tersebut seolah-olah memuat Dewan Jendral untuk merebut kekuasaan dari
laporan yang isinya mengenai koordinasi Duta Presiden/panglima Tertinggi ABRI. Ahmad
Besar Inggris dengan Duta Besar Amerika Yani menjelaskan bahwa keberadaan Dewan
Serikat di Jakarta dalam menangani situasi di Jenderal tersebut sebagai suatu lembaga yang
Indonesia. Karena adanya pernyataan Our local bertugas mengevaluasi karier para perwira TNI
army friend “rekan-rekan “tentara setempat”, yang akan naik pangkat. Jadi sangat tidak
yang menimbulkan logika seolah-olah ada ikut dibenarkan oleh Ahmad Yani bahwa keberadaan
campur dan kerjasama antara TNI-AD, Inggris Dewan Jenderal adalah untuk menilai
dan Amerika Serikat. (Sekretariat Negara kebijaksaan presiden Soekarno sebagai
RI,1994: 64) Pemimpin Besar Revolusi (PBR) terlebih lagi
Setelah pengiriman dokumen itu ke untuk mengkudeta pemrintahannya.
Sekjen Kementerian Luar negeri Inggris. Dr. Setelah dilakukannya pertemuan dengan
Soebandrio menyerahkan surat tersebut kepada presiden Soekarno maka dijernihkanlah
Kepala Staf BPI Brigjen Pol. Soetarto untuk permasalahan mengenai isu “Dewan Jenderal”
diperiksa, tetapi setalah diterimanya surat dan “Dokumen Gilchrist” yang dianggap sebagai
tersebut tdak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut penguat dari adanya isu “Dewan Jenderal”. Jadi
di Laboratorium Departemen Angkatan sebenarnya isu bahwa Dewan Jenderal akan
kepolisian mengenai keaslian atau otentik mengambil kekuasaan di tangan presiden
tidaknya dokumen tersebut. Saat mengem- Soekarno hanya isapan jempol belaka sebagai
balikan dokumen tersebut kepada Dr. bentuk dari propaganda PKI terhadap jenderal
Soebandrio ia menjelaskan bahwa formulir TNI-AD.
Dokumen Gilchrist ini serupa dengan formulir Penjernihan masalah isu Dewan Jenderal
yang pernah disita oleh BPI pada tahun 1963, dan isu Dokumen Gilchrist yang diberatkan
dari demonstrans yang pada saat itu kepada TNI-AD memang telah dilakukan
berdemonstrasi di depan Gedung Kedubes dengan adanya pertemuan antara para Panglima
Inggris di Jakarta. Setelah mendapatkan ABRI dan preseiden Soekarno. Tetapi pada
pernyataan itu Dr. Soebandrio segera pertengahan tahun 1965 diadakan Konferensi
memperbanyak “dokumen Gilchrist” itu. Asia Afrika (KAA) di Al-jazair. Dr. Soebandrio
Pada tanggal 26 Mei 1965 Dr. Soebandrio yang pada saat itu ikut menghadiri acara terseut
membawa dokumen Gilchrist tersebut kepada membawa dan menyebarkan salinan Dokument
Presiden Soekarno. Kemudian Soekarno Gilchrist dengan dibagi-bagikannya salinan
memanggil semua Panglima ABRI di Istana dokumen tersebut kepada para anggota delegasi
Merdeka. Keesokan harinya berkumpulah KAA. Jadi isu mengenai Dokumen Gilchrist ini
panglima ABRI yang hadir pada saat itu adalah justru banyak beredar diluar negeri. (Herman,
MenPangad Letjen TNI A. Yani, Men/Pangal 2015: 119)
Laksdya R.E. Martadinata, Men/Pangau yang Dr. Soebandrio sebagai kepala Bandan
diwakili oleh Laksda Udara Sri Mulyono Pusat Intelijen tidak mencermati keotentikan
Herlambang, Men/Pangak Irjen Pol. Soetjipto dokumen Gilchrist ini terlebih dahulu meskipun
Joedodihardjo, dan Dr. Spebandrio. Sementara sebelumnya ia sudah menyerahkan kepada
Presiden Soekarno membacakan isi Dokumen Kepala Staf BPI Brigjen Pol untuk diperiksa
tersebut Dr. Soebandrio memberikan tetapi pernyataan yang diberikan oleh Brigjen
Soetarto itu tidak bisa dibenarkan hanya karena

Halaman | 66
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

formulir tersebut serupa dengan hasil sitaannya dapat mengadu domba antara presiden Soekarno
pada tahun 1963 dari para Demontrans di dan TNI-AD. Dilontarkan isu bahwa “Dewan
Gedung Kedubes Inggris. Kemudian Dr. Jenderal” bekerja sama dengan imperialis,
Soebandrio seharusnya tidak langsung sebagai upaya PKI menyebarluaskan kesan
melaporkan kepada presiden Soekarno serta ia kepada masyarakat seolah-olah TNI-AD telah
dengan lancang menyebarkan luaskan Dokumen menghianati perjuangan rakyat Indonesia. Isu ini
ini tanpa memperhatiakn keasliaan dari semakin berkembang dan memanas setelah
kokumen tersebut. Hal ini setidaknya munculnya isu “Dokumen Gilchrist” pada bulan
menjelaskan adanya penyimpangan politik mei 1965. Pada sekitar awal September 1965
dengan tujuan tertentu, setidaknya untuk dilancarkan isu bahwa “Dewan Jederal” akan
mengadu domba Presiden Soekarno dan TNI- melakukan kudeta dan merebut kekuasaan dari
AD serta membuat kekacauan politik di level presiden Soekarno kemudian untuk mendukung
Nasional dan bahkan Internasional karena kebenaran mengenai kudeta tersebut maka
penyebaran dokumen tersebut kepada para tersiar adanya informasi bahwa akan ada
delegasi yang menghadiri KAA. Tindakan Dr. pengerahan pasukan dari daerah-daerah yang
Soebandrio yang menyebarluaskan dokumen ini akan didatangkan ke Jakarta dalam rangka HUT
secara langsung maupun tidak telah ABRI pada tanggal 5 oktober 1965.
menguntungkan garis politik dan strategi PKI, Untuk lebih meyakinkan masyarakat
para organisasi serta orang-orang orbitannya. mengenai kebenaran adanya “Dewan jenderal”
Biro Chusus yang sejak dulu membina yang akan merebut kekuasaan Soekarno PKI
para perwira kalangan militer tetap melakukan telah menyusun rencana dengan menciptakan isu
tugasnya selain terus membina agar loyal kepada “kabinet Dewan Jenderal”. Susunan kabinet itu
PKI, Biro Chusus juga memanfaatkan isu Dewan adalah:
Jendral dan Dokumen Gilchrist agar para 1) Perdana Menteri:
perwira membenci petinggi-petinggi TNI-AD Jenderal TNI A.H. Nasution
yang dianggap penghianat. Biro Chusus yang 2) Wakil PM/Menteri Pertahanan:
merancang perebutan kekuasaan, dengan Letjen TNI A. Yani
menyebarkan isu-isu politik yang menfitnah 3) Menteri Dalam Negeri:
TNI-AD, juga secara intensif membina oknum- Hadisubeno
oknum perwira yang pro-komunis dengan 4) Menteri Luar Negeri:
brifing-brifing politik. Roeslan Abdul Gani
Lingkup pengembangan dan penyebaran 5) Menteri Hubungan Perdagangan Luar
isu mengenai Dewan Jenderal yang akan Negeri:
melakukan kudeta dan anti PKI dilakukan Brigjen TNI Soekendro
penyebaran isu yang menyatakan tentang adanya 6) Menteri Jaksa Agung:
“Dewan Jenderal” didalam tubuh TNI-AD yang Mayjen TNI S. Parman
mempunyai tugas khusus memikirkan usaha- (Sekretariat Negara RI, 1994: 63)
usaha dalam rangka menghadapi kegiatan
kelompok-kelompok komunis terutama PKI, Biro Chusus menciptakan suasana yang
dengan isu tersebut PKI melalui Biro Chusus panas dengan hasil dari brfing yang
ingin menciptakan kesan bahwa sebenarnya dilakukakannya terhadap perwira yang pro-
TNI-AD adalah kekuatan yang bersifat “kanan” komunis paling tidak menghasilkan dua
pendukung Nekolim dan pastinya anti-PKI. pemikiran. Pertama, adanya Dewan Jenderal
Dengan disebutnya Dewan Jenderal sebagai yang akan mengkudeta presiden dan pemerintah.
kekuatan “kanan” pendukung Nekolim itu Kedua, untuk melawannya, perlu ada gerakan
bertujuan untuk memberikan kesan bahwa tugas militer dari pihak PKI untuk mendahului rencana
utamanya menilai kebijaksanaan presiden Dewan Jenderal sehingga dapat menggagalkan
Soekarno sebagai Pemimpi Besar Revolusi kudeta yang disebut-sebut akan dilakukan oleh
(PBR). Pada lingkup ini PKI ingin memberikan TNI-AD melalui Dewan Jenderal tersebut.
kesan bahwa “Dewan Jenderal” merupakan Pengembangan isu mengenai tampilnya
badan dalam tubuh TNI-AD yang loyalitasnya Dewan Jenderal dengan disusunnya kabinet
tidak dapat dijamin sama sekali kepada Dewan jenderal sebenarnya untuk mematangkan
Soekarno dengan demikian muncullah rencana akan adanya gerakan dar perwira-erwira
pemikiran-pemikiran mengenai ketidak yang berpikiran maju mendahului rencana
percayaan terhadap TNI-AD dengan begitu “Dewan Jenderal”. Hal ini diinformasikan

Halaman | 67
kepada Men/Pangau Laksamana Madya Omar Biro Chusus menindak lanjuti segera
Dhani oleh letkol Heru Atmodjo dan Brigjen perintah dari Aidit, Sjam sebagai ketua dari Biro
TNI Soepardjo pada tanggal 30 september 1965. Chusus mengadakan pendataan lebih lanjut
Tetapi setelah medengar informasi itu Omar untuk memilih perwira-perwira ABRI yang telah
Dhani tidak mencoba untuk mencegahnya dia dibina PKI untuk ditunjuk sebagai komandan
hanya mengarahkan kepada Brigjen Soepardjo pelaksana. Hingga akhirnya dapat berhasil
untuk mengutamakan keselamatan presiden menyusun nama-nama yang akan menjadi
Soekarno dan meminta agar Soekarno bisa tidur komandan pelaksana gerakan dan telah
di Komando Operasi AURI, dipangkalan Udara dilaporkan kepada Aidit pada tanggal 26
Halim Perdankusumma. Agustus 1965 dan disetujuinya. Diantara nama-
Pada tanggal 4 Agustus 1965 presiden nama itu adalah Letkol Inf. Untung (dan Yon
Soekarno Dikabarkan sakit. informasi sakitnya Pengawal Presiden), Kolonel Inf. A. Latief (dan
presiden ini diketahui oleh D.N Aidit yang saat Brigif), Mayor Udara Sujono (dan Resimen
itu berada di peking. Kemudian ia kembali ke Pasukan Pertahanan Pangkalan), Mayor Inf.
Jakarta dan membawa dua dokter dari RRC Agus Sigit (dan Yonif), kapten art. Wahjudi (dan
untuk memeriksa keadaan Presiden, menurut Yon Arhanud).
keterangan tim dokter RRC terdapat dua Sesuai keputusan CC PKI gerakan yang
kemungkinan dengan jatuh sakitnya presiden akan dilakukan itu dipimpin oleh ketua CC PKI
Soekarno. Pertama, kesehatan presiden D.N. Aidit sebagai pemimpin tertinggi gerakan
Soekarno semakin memburuk akan dan ketua Biro Chusus Central PKI, Sjam
memungkinkan beliau segera wafat. Kedua, sebagai pimpinan pelaksana gerakan yang
apabila ternyata presiden Soekarno sembuh menyusun, mengatur dan memimpin
kembali, beliau akan menjadi lumpuh. pelaksanaan instruksi dari politbiro. Pono
Mendengar kabar buruk ini Aidit segera sebagai wakil pimpinan pelaksana gerakan, serta
melakukan pertemuan dengan Politbiro PKI dan Walujo sebagai impinan bagian observasi.
membicarakan tentang sakitnya presiden Dalam Gerakan di Jakarta Raya atau ditingkat
terseubt. Kemudian Aidit mengevaluasi keadaan Pusat dilibatkan juga Letkol Inf. Untung,
pertentangan PKI dengan TNI-AD yang ia Kolonel Inf. A. Latief dan Mayor Udara Sujono.
asumsikan bahwa pertentangan ini masih bisa di Dasar pertimbangan dijadikannya Sjam
cegah untuk tidak muncul secara fisik karena Kamaruzzaman sebagai pimpinan Gerakan
masih kuatnya kepemimpinan presiden adalah karena ia Kepala Biro Chusus yang
Soekarno sehingga setelah mendengar kabar tugasnya membina kalangan militer yang secara
sakitnya presiden ia berpendapat pertentangan langsung bertanggungjawab dan berada dibawah
fisik tidak akan dapat dihindari apabila D.N. Aidit, Biro Chusus juga tidak pernah
kepemimpinan Soekarno tidak ada lagi atau diperkenalkan keluar sehingga masyarakat pada
tidak efektf lagi. Dalam situasi seperti itu Aidit umumnya belum mengenal Sjam. Biro Chusus
berpendapat TNI-AD lah yang mempunyai pimpinan Sjam ini pada hakikatnya adalah suatu
kemampuan untuk menggulung PKI. Oleh organ PKI yang mengkoordinasikan kegiatan-
karena itu maka PKI harus melaksanakan kegiatan ilegal PKI dalam bentuk gerakan
langkah-langkah agar dapat mendahului TNI- militer. Gerakan yang direncanakan bersifat
AD dan dapat melumpuhkannya. rahasia dan hanya diketahui oleh kelompok
Sehubungan dengan evaluasi dari Aidit pimpinan saja sehingga pertimbangan bahwa
itu, maka pada tanggal 12 Agustus 1965 ia satu-satunya jalan untuk dapat menjalankan
memanggil Sjam kepala Biro Chusus central dengan baik gerakan ini harus melalui Biro
untuk mempersiapkan cara-cara menyusun Chusus yang sejak lama telah menjadi aparat
kekuatan bersenjata agar dapat mendahului dan rahasia PKI.
melemahkan TNI-AD dan mengupayakan agar Biro Chusus sebagai alat pemikir Politbiro
gerakan yang dilancarkan itu bersifat terbatas, CC PKI dan penggerak awal pemberontakan,
seolah-olah merupakan persoalan intern terus mengadakan rapat untuk menentukan cara-
Angkatan Darat. Meskipun diketahui bahwa cara terbaik dan waktu yang tepat untuk
kesehatan presiden Soekarno telah membaik dan melancarkan pemberontakan. Rapat yang
dapat berpidato dalam acara HUT RI, tetap saja biasanya hanya dilakukan sekali atau dua kali
rencana PKI untuk melumpuhkan TNI-AD tetap dalam sebulan lebih ditingkatkan lagi menjadi
dilanjutkan. 10 kali dalam sebulan. Sejak akhir Agustus 1965
sampai dengan 29 september 1965 pimpinanan

Halaman | 68
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

kolektif Biro Chusus secara terus menerus diperbolehkan didiskusikan kepada luar dari
mengadakan pertemuan-pertemuan yang Biro Chusus Daerah setempat.
kesimpulannya disampaikan kepada ketua CC Pada bulan September penyusunan
PKI D.N. Aidit untuk mendapatkan keputusan rencana-rencana mengenai Gerakan semakin
dan instruksinya. dipersiapkan. Pada pertengahan bulan september
Rapat diadakan secara terus menerus oleh 1965 Aidit telah menginstruksikan kepada Sjam
Biro Chusus baik dirumah Kolonel A. Latief di ketua Biro Chusus untuk membentuk konsep
jalan Cawang I Kavling 524/525, dikantor CC “Dewan Revolusi” sebagai badan politik dari
PKI, jalan Kramat Raya 81, atau dirumah kepala gerakan bersenjata. Pembentukan Dewan
Biro Chusus Sjam Kamaruzzaman di Rawasari, Revolusi ini bertujuan untuk memberikan kesan
Jakarta Timur. bahwa dewan ini sesuai dengan gagasan
Saat melakukan rapat yang semakin Nasakom yang mencakup dan mewakili semua
sering dilakukan Sjam Kamaruzzaman selaku kalangan masyarakat baik itu sipil maupun
ketua Biro Chusus dan pimpinan pelaksana militer, meskipun tidak mengetahui rencana
gerakan telah mengadakan pertemuan dengan mengenai gerakan PKI didalam konsepnya
kepala Biro Chusus daerah-daerah PKI, untuk dimasukan nama-nama pejabat dan tokoh diluar
membicarakan tentang tugas-tugas yang harus Jawa dan beberapa panglima kodam hanya untuk
dilaksanakan agar dapat aktif mendukung sekedar meyakinkan anggot-anggotanya.
pelaksanaan Gerakan. Pada tanggal 4 september Konsep Dewan Revolusi dibentuk sedemikian
Sjam bertemu dengan Endro Sulistiyo selaku rupa seolah-olah orang-orang Komunis tidak
kepala Biro Chusus Daerah Jakarta Raya. mendominasi didalamnya. fungsi dari Dewan
Tanggal 8 september 1965 dengan Kepala Biro Revolusi ini sebagai pemegang kekuasaan
Chusus Daerah Jawab Barat, Harjana alias Lie tertinggi dan bersifat sementara meskipun tetap
Tung Tjong. Pada tanggal 13 September 1965 melaksanakan keputusan dari CC PKI, karena
dengan Kepala Biro Chusus Daerah Jawa Timur bersifat sementara maka tugas dewan ini akan
bernama Rustomo. Pada tanggal 15 september berakhir setelah dibentuknya pemerintahan baru.
1965 dengan Kepala Biro Chusus Daerah Jawa Selain menyusun Dewan Revolusi Biro
Tengah bernama Salim alias Darmo alias Tikno. Chusus juga mempunyai tugas membentuk
Tanggal 17 september 1965 dengan Kepala Biro “Dewan Militer”. Anggota dari Dewan Militer
Chusus Daerah Sumatera Barat, Rivai. Pada adalah D.N. Aidit, Sjam da beberapa perwira
tanggal 20 september 1965 Kepala Biro Chusus yang dianggap berpengaruh seperti Mayjen TNI
Daerah Sumatera Utara bernama Amir alias Pranoto Reksosamodro dan Mayor Udara
Nazir. Dari sekian pertemuan yang diadakan Sujono yang fungsinya untuk memberikan
dengan Kepala Biro Chusus Daerah-daerah pendapat-pendapat dari sudut pandang militer
ternyata Daerah Jakarta tidak memiliki pasukan mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
yang besar meskipun dapat dihimpun lebih Gerakan. nantinya Dewan Militer ini akan
kurang 6 batalion pasukan campuran. mengadakan rapat untuk yang pertama kalinya
(Sekretariat Negara RI, 1994: 86) pada tanggal 30 september 1965.
Instruksi yang diberikan Sjam Inti sasaran dari diadakannya gerakan PKI
Kamaruzzaman kepada setiap Kepala Biro ini adalah untuk melakukan “pembersihan”
Chusus Daerah adalah, supaya didaerah masing- Dewan Jenderal para perwira tinggi TNI-AD
masing dibentuk komando sebagai pimpinan yang dianggap akan melakukan kudeta terhadap
daerah dan komando ini harus dikealai oleh Biro pemerintahan Soekarno. Tetapi pada dasarnya
Chusus Daerah setempat, kemudian bagi PKI TNI-AD adalah batu terbesar yang
dipersiapkan tenaga-tenaga untuk menjdi menghalangi untuk terciptanya negara komunis
anggota Dewan Revolusi Daerah, agar dapat di Indonesia. Ditetapkanlah sasaran operasional
memperlancar pergerakan di daerah-daerah pasukan Pasopati atau sasaran utama dari
maka harus menguasai instansi-instansi vital Gerakan ini yaitu para Jenderal pimpinan TNI-
didaerahnya dan ada unsur ABRI didalamnya AD, Jenderal TNI A.H. Nasution Menhankam
sebagai bentuk dari kekuatan militer, diharuskan Kasab, Men/Pangad Letjen TNI Ahmad Yani,
selalu mengikuti siaran RRI Jakarta agar dapat dua Deputi Kasad yakini Mayjen Tni Suprapto,
dengan mudah mengetahui dimulainya gerakan. Mayjen TNI MT Haryono, Mayjen S. Parman,
Instruksi ini bersifat rahasia sehingga setiap Kepala Intelijen TNI-AD, Asisten IV (Logistik)
pembicaraan mengenai Gerakan tidak Kasad, Brigjen TNI DI Pandjaitan, serta Brigjen
TNI Sutoyo Siswohardjo, Inspektur Peradilan

Halaman | 69
(jaksa Agung) Angkatan Darat. merekalah Reksosamudro dan Mayor Udara Sujono. Hal-
nama-nama yang terdaftar dalam gerakan PKI hal yang dibicarakan adalah D.N. Aidit
untuk diculik dan kemudian dihadapkan pada mengecek kesiapan terakhir dari keseluruhan
Soekarno untuk mempertanggung jawabkan rencana Gerakan, mengesahkan adanya Dewan
tuduhannya sebagai orang-orang yang tidak Militer, menyerahkan daftar nama Dewan
setuju terhadap kebijakan presiden Soekarno Revolusi yang akan diumumkan nantinya dan
yang “pro komunis” dan karena sikap mereka harus ditanda tangani oleh ketua dan wakil
yang sangat anti komunis. ketua. Kemudian D.N. Aidit memerintahkan
Pasukan Bima Sakti menduduki berbagai kepada pimpinan pelaksana Gerakan dan
instasi vital dan objek penting, sedangkan petugas-petugas untuk segera menempati pos
pasukan Gatotkaca menerima hasil-hasil operasi masing-masing dan menuggu waktu untuk
yang dilancarkan oleh pasukan Pasopati. Pada bertindak.
tanggal 28 september 1965 Sjam melaporkan Berbagai persiapan Gerakan telah
semua persiapan yang sudah dilakukan kepada dilakukan di tingkat pusat, Jakarta. Persiapan
D.N. Aidit. kemudian Sjam juga menentukan juga dilakukan diberbagai daerah-daerah
hari dan jam pelaksanaan Gerakan yakni pada setempat oleh Sjam ketua Biro Chusus central
tanggal 30 september 1965 pukul 04.00, hal ini yang juga menjadi pimpinan pelaksana gerakan
telah mendapatkan persetujuan dari pimpinan yakni di Jawa Barat, Jawa Timur, DI
tertinggi Aidit dan ia memberikan nama pada Yogyakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Gerakan ini “Gerakan 30 september”. Tetapi Riau, Bali dan Nusa Tenggara Timur.
karena belum berkumpulnya Komandan satuan
yang akan melaksanakan penculikan pada Keterlibatan Sjam Kamaruzzaman dalam
tanggal 29 september 1965 telah membuat Sjam Gerakan 30 September 1965
untuk mengubah hari pelaksanaan Gerakan
menjadi tanggal 1 oktober 1965 pukul 04.00
menjelang dini hari. Walaupun demikian nama
dari Gerakan ini tetap 30 september meskipun
dilaksanakan pada tanggal 1 oktober 1965. (Aco
Manafe, 2007: 98)
Kegiatan selanjutnya adalah
mempersiapkan dan memantapkan rencana-
rencana yang telah disusun untuk Gerakan. D.N.
Aidit selaku pimpinan tertinggi Gerakan melalui
Biro Chusus memerintahkan Letkol Inf. Untung
untuk memberikan pengarahan kepada para
pimpinan pelaksana Gerakan. Mereka adalah
Kolonel Inf. Bambang Supeno, Kapten Inf.
Suradi, Mayor Udara Gathut Soekrisno, Kapten
Inf. Kuntjoro, Lettu Inf. Dul Arief, serta Sjam
dan Pono. Pengarahan yang diberikan Letkol Inf. Sjam Kamruzzaman
Untung adalah tentang akan diadakannya Sumber data: Indocorpcircles.wordpress.com
Gerakan pendahuluan untuk memberikan
pukulan kepada “Kekuatan Dewan Jenderal” Diawali dengan karier politik PKI yang
yang disebut-sebut akan melakukan Kudeta. semakin melesat dengan cepat dikancah politik
Letkol Inf. Untung juga menjelaskan mengenai Indonesia sehingga dapat menjadi salah satu
pembagain tugas, penentuan lokasi Cenko, partai politik yang patut diperhitungkan,
menjelaskan tanda-tanda pengenal, kode-kode kemudian PKI melakukan ofensif untuk
dan semua yang berkaitan dengan pelaksanaan menguasai para Buruh dan petani dikalangan
Gerakan. Sebelum melakukan penculikan arahan mayoritas Masyarakat, ofensif untuk menguasai
ini kembali diberikan pada pukul 01.30 1 partai politik dan organisasi massa,
oktober 1965. pembentukan Biro Chusus yang dipimpin oleh
Pada tanggal 30 september sekitar pukul Sjam Kamaruzzaman untuk melakukan
21.00 Dewan Militer melakukan rapat di rumah pembinaan dikalangan militer sehingga dapat
Sjam di jalan Pramuka, Jakarta Timur. Hadir menguasai pertahanan dan keamanan dengan
D.N. Aidit, Sjam, Mayjen TNI Pranoto

Halaman | 70
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

keberhasilan dibinanya beberapa perwira- atas satu Batalyon Infanteri (minus) dari Brigade
perwira tinggi ABRI. Kolonel Inf. A. Latief, satu komp Cakrabirawa
Berbagai persiapan untuk melancarkan dari batalyon infanteri pimpinan Mayor Inf.
Gerakan 30 September telah dilakukan, D.N. Sukirno/kapten inf. Kuntjoro, dan peleton-
Aidit sebagai pimpinan Gerakan, kepala Biro peleton Sukwan PKI. Sedangkan untuk
Chusus CC PKI Sjam para anggota Politbiro dan pimpinan pasukan Pasopati sendiri adalah Lettu
Dewan Militer bentukan PKI merasa rencana Inf. Dul Arief. Pada pukul 02.30 dini hari segera
telah tersusun dengan matang akan melakukan mengumpulkan dan memberikan brifing kepada
pemberontakan mendahului gerakan perebutan pasukan dalam formasi yang telah ditentukan
kekuasaan Dewan Jenderal. Gerakan Dewan seperti sebelumnya.
Jenderal hanya isu belaka yang dibuat oleh PKI Pembagian formasi tersebut adalah,
sendiri ini hanya alasan agar PKI dapat pasukan yang bertugas menculik Jenderal TNI
melakukan Kudetanya terhadap pemerintahan A.H. Nasution dipimpin oleh Pelda Djahurub,
Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno agar bawahan Letkol Inf. Untung dari resimen
dapat menjadikan Indonesia sebagai negara Cakrabirawa dengan kekuatan satu kompi
Komunis seutuhnya. bersenjata, serta satu pleton Sukwan PKI.
Menjelang pemberontakan akan Pasukan yang bertugas menculik Letjen Tni
dilaksanakan, persiapan akhir telah dilakukan Ahmad Yani, dipimpin Peltu Mukidjah,
termasuk persiapan akhir Pasukan yang akan bawahan Kolonel Inf. A Latief, dengan kekuatan
melakukan penculikan. Sejak pukul 10.00 30 satu kompi, saming-masing satu pleton Brigif I
september 1965, Letkol Inf. Untung telah jaya, 1 regu cakrabirawa, 1 Pleton 530, 1 pleton
berangkat menuju Lubang Buaya bersama 454, 1 regu PGT, serta dua regu Sukwan PKI.
anggota Cakrabirawa yang telah ia siapkan dari pasukan yang menculik Mayjen TNI Soeprapto
asramanya di Tanah Abang II. Disana ia dan dipimpin serda Sulaiman, anak buah Letkol Inf.
anggota Cakrabirawa bergabung dengan Untung, dengan pasukan satu peleton bersenjata
sebagian anggota Batalyon 454, 530, pasukan Cakrabirawa, serta satu kelompok Sukwan PKI.
PGT, Brigif I dan Sukta yang terdiri dari Pasukan yang menculik Mayjen TNI S. Parman
sejumlah anggota Pemuda Rakyat dan Gerwani. dipimpin Serma Satar, bawahan letkol Inf.
Pada pukul 01.30 dini hari 1 oktober 1965, Untung dengan kekuatan satu peleton bersenjata,
Letkol Inf. Untung memerintahkan pelaksanaan masing-masing dari mereka adalah satu regu
gerakan “pembersihan”. Kepada semua Cakrabirawa, satu peleton dari Batalyon 530
komandan pasukan. Mereka diminta segera piminan Serma Paat, dan kelompok Sukwan
menuju sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. PKI. Pasukan yang bertugas menculik Mayjen
Disana telah hadir juga Brigjen TNI Soepardjo, TNI Haryono MT dipimpin oleh Serma
Kolonel Inf. A Latief, diikuti kepala Biro Chusus Bungkus, bawahan Letkol Inf. Untung dengan
PKI Sjam dan Pono tiba di Lubang Buaya. kekuatan satu peleton bersenjata dan Sukwan
Tujuan utama gerakan adalah melakukan PKI. Mereka terdiri atas tiga regu, masing-
penculikan kepada tujuh perwira tinggi TNI-AD masing pimpinan Sertu Arlan, Serda Carman dan
yang namanya sudah ada dalam daftar Serda Syahnan. Pasukan yang bertugas menculik
penculikan. (Aco Manafe, 2007: 106) Brigjen TNI Sutojo S dipimpin sermas Surono,
Gerakan pemberontakan ini mengerahkan bawahan Letkol Inf. Untung dengan kekuatan
semua pasukan untuk gerakan yang tadinya bersenjata masing-masing tiga regu pimpinan
datang untuk mengikuti perayaan HUT ABRI 5 Serda Sudibya, Serda Ngatiyo, Kopda Dasuki
oktober 1965 yaitu satu kompi dari resimen seta satu kelompo Sukwan PKI. Pasukan yang
Cakrabirawa yakni Batalyon Penjaga bertugas menculik Brigjen TNI D.I Pandjaitan
Kehormatan Pertama (pasukan pengawal sebanyak 1 peleton dipimpin Serda Soekardjo,
presiden). Batalyon 454 dan Batalyon 530. anak buah kapten Inf. Koentjoro dari Batalyon
Nantinya semua pasukan ini akan digabungkan 454 Diponegoro, yang teridiri dari datu regu
dengan 2.000 personel pasukan massa PKI yang Brigif I Jaya dan satu regu Batalyon 454, dibantu
berlatih di Lubang Buaya. satu kelompok Sukwan PKI.
Pembagian tugas pasukan penculik, yakni Pasukan Bima Sakti bertugas menguasai
pasukan Pasopati bertugas menculik para Ibukota Jakarta yang dipimpin oleh Kapten Inf.
Jenderal pimpinan TNI-AD dan membawa Suradi dengan kekuatan satu batalyon Infanteri
mereka ke Lubang Buaya. Kekuatan bersenjata (minus) dipimpin oleh Mayor Inf. Bambang
yang tergabung dalam pasukan Pasopati terdiri Supeno, dan satu batalyon Infanteri (minus)

Halaman | 71
yang dipimpin oleh kapten Inf. Kuncoro, empat hari. Maka ditunjuklah Brigjen Soepardjo untuk
batalyon Sukwan PKI, dan satu kompi Infanteri menghadap presiden meskipun awalnya terlihat
(plus) pimpinan kapten Inf. Suradi, berasal dari terkejut tetapi Sjam segera dapat mempengaruhi
Brigif pimpinan Kolonel Inf. A latief. Pasukan Brigjen Soepardjo dengan mengatakan bahwa
ini berhasil menduduki dan menguasai objek- keberhasilan dari pemberontakan ini tergantung
objek vital sebagai sarana penyiaran kegiatan kepada hasil delegasi ke istana.
Gerakan 30 september adalah gedung Studio Sjam kepada Brigjen Soepardjo juga
RRI Jakarta di Jalan Merdek Barat, Jakarta Pusat mengarahkan dan memberikan petunjuk-
dan Gedung telekomunikasi di jalan Merdeka petunjuk tentang masuk ke istana, dari mana ia
Selatan, Jakarta Pusat. harus masuk, menjelaskan kode-kode yang
Pasukan Gatotkaca dipimpin oleh Mayor digunakan agar dapat dipahami, dan
Udara Gathut Soekrisno berkedudukan di Basis memberitahukan siapa-siapa petugas yang
gerakan Lubang Buaya, satuan ini berfungsi ditempatkan diberbagai pintu, serta masalah
sebagai pasukan cadanga yang bertugas teknis lainnya. Tugas Brigjen Soepardjo adalah
menampung tawanan hasil penculikan serta melapor kepada presiden Soekarno tentang
melaksanakan pembunuhan dan penguburan adanya gerakan dari perwira-perwira muda TNI-
korban-korban penculikan. kekuatan yang AD untuk menyelamatkan revolusi dari kudeta
tergabung dalam pasukan ini adalah Sukwan dan “Dewan Jenderal” dan menjemput serta
Sukwati PKI yang tergabung dalam pasukan membawa presiden Soekarno dari Istana Negara
gatotkaca terdiri atas anggta-anggita PR dan ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah.
Gerwani yang pernah mendapat pelatihan di Tugas ini ia jalankan bersama Mayor Inf.
Lubang Buaya dengan jumlah sekita 2.000 Bambang Soepono, Mayor inf. Soekirno serta
orang. Setelah mengumpulkan pasukannya letkol Udara Heru Atmodjo. Nada ucapan Sjam
Mayor Udara Gathut Soekrisno berpidato dan kepada Brigjen Soepardjo mengandung perintah
mencoba menyulutkan kebencian terhadap apa jika diperlukan memaksa kepada Presiden
yang mereka sebut dengan penyelewengan dari Soekarno untuk bersedia dibawa ke Halim
“Dewan Jenderal” yang disebut-sebut akan Perdanakusumah.
merebut kekuasaan dari presiden Soekarno. Penjemputan Presiden ke Pangkalan
(Aco Manafe, 2007: 109) Udara Halim Perdanakusumah pada dasarnya
Di Lubang Buaya pada pukul 05.30 1 adalah tindaklanjut dari serangkaian politik PKI
oktober 1965 pimpinan Pasukan Gatotkaca yang mencakup memaksa presiden Soekarno
Mayor Udara Gathut Soekrisno menerima para untuk merestui tindakan gerakan 30 september
korban penculikan dari pasukan Pasopati. seolah-olah sebagai tindakan sekelompok
Korban penculikan yang masih hidup ada 4 anggota TNI-AD yang tidak puas terhadap
orang dan 3 lainnya sudah meninggal oleh kepemimpinan TNI-AD, memaksa presiden
tembakan-tembakan pasukan penculik. Korban Soekarno untuk merestui pmbentukan Dewan
penculikan yang masih hidup diisiksa bahkan Revolusi dan semua keputusan yang akan
hingga meninggal. Para korban ini adalah 6 ditetapkan oleh Dewan Revolusi dan memaksa
jenderal serta seorang perwira pertama TNI-AD, presiden soekarno mengambil berbagai
tetapi jenderal A.H. Nasution tidak termasuk keputusan politik yang akan membawa PKI ke
dalam korban yang berhasil diculik karena ia dalam kekuasaan politik di Indonesia. Dengan
behasil melarikan diri. dikirimnya Brigjen Soepardjo sebagai delegasi,
Pimpinan pasukan penculik melaporkan Sjam berharap Brigjen Soepardjo berhasil
keberhasilannya atas penculikan dan lolosnya meyakinkan presiden Soekarno sehingga tugas
Jenderal A.H. Nasution kepada Sjam selaku utamanya itu berhasil. (Sekretariat Negara RI,
pimpinan pelaksana Gerakan 30 September/PKI. 1994: 117)
Kemudian, Kelima tokoh perencana dan Pada tengah hari brigjen Soepardjo
pelaksana gerakan 30 september meninggalkan kembali ke Cenko II dan membawa perintah
Lubang Buaya menuju Gedung Penas yang presiden yang intinya untuk segera menghenti-
terletak di Jalan Jakarta Bypass (sekarang jalan kan gerakan dan jangan sampai ada tumpah
Jenderal D.I. Pandjaitan), merupakan Cenko I darah, perintah itu didiskusikan dan Sjam
untuk membicarakan langkah-langkah lanjutan berpendapat bahwa adanya perintah ini hanya
yang perlu dilakukan. Disana, Sjam memutuskan akan menimbulkan keragu-raguan dikalangan
untuk mengirim salah satu dari mereka sebagai pimpinan gerakan, maka perintah itupun di
delegasi untuk menghadap presiden pada pagi abaikan dan sama sekali tidak dipatuhi karena

Halaman | 72
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

perintah itu justru tidak menguntungkan bagi tahun itu terhenti karena pada tanggal 9 Maret
Gerakn 30 september. 1967 ia tertangkap dalam Operasi Kodam
Pada tanggal 1 oktober telah diterima Siliwangi dengan nama sandi Kalong.
laporan bahwa sebagian pasukan gerakan 30
september telah mundur ke Pondok Gede yang Akhir Keterlibatan Sjam Kamruzzaman
sejak awal ditetapkan sebagai tempat pemun- Dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
duran bagi Gerakan, saat yang sama juga
diterima laporan bahwa Pasukan Kostrad dan Setelah tertangkap pada tanggal 9 Maret
Resimen para Komando Angkatan Darat 1967 Sjam diadili di Mahkamah Militer Luar
(RPKAD) telah menguasai pangkalan Udara Biasa (Mahmilub), tetapi sebelumnya ia duduk
Halim Perdanakusumah. Karena ada laporan di Mahmilub sebagai saksi dari Sekretaris
inilah maka disimpulkan bahwa Gerakan Jenderal Partai Komunis Indonesia Sudisman
dinyatakan gagal. yang telah menyebut-nyebut nama Sjam dalam
Sjam kemudian merasa perlu untuk pengadilan. Disanalah untuk pertama kalinya
mengamankan D.N. Aidit sebagai pimpinan dari Sjam muncul didepan publik sebelum Gerakan
Gerakan agar dapat terus memimpin partai dan 30 september terjadi. Di pengadilan Sudisman
Gerakan oleh karena itu ia mengemukakan agar kabar mengenai Sjam Kamruzzaman adalah
D.N. Aidit pergi ke Yogyakarta. Laporan sebagai kunci dari peristiwa Gerakan 30
mengenai kegagalan gerakan telah diterima D.N. September, namun sebelum Sjam menyatakan
Aidit dari Sjam tetapi D.N. Aidit tetap kesaksiannya banyak yang beranggapan bahwa
memerintahkan untuk meneruskan kegiatan Sjam adalah seorang sipil bagian dari inti
perlawanan. Gerakan 30 September yang bertemu di Halim 1
Pada tanggal 2 oktober sekitar pukul oktober 1965. Tetapi ada banyak yang
13.00 setelah terjadi kontak senjata seluruh menyatakan bahwa Sjam adalah nama samaran
pimpinan Gerakan 30 september mengambil dari petinggi PKI. (Seri Buku Tempo, 2010: 2)
kesimpulan bahwa gerakan telah gagal dan Saat memberikan Kesaksiannya Sjam
melaporkannya kepada Sjam karena tidak mengaku adalah Sjam yang asli dan satu-satunya
mampu bertahan dari tekanan kekuatan RPKAD. yang mengetuai Biro Chusus bentukan ketua
Menyadari Gerakan 30 tidak dapat dilanjutkan PKI D.N. Aidit. dan sama sekali tidak
untuk melawan Pimpinan pelaksana Gerakan mempunyai hubungan dengan Politbiro atau
membubarkan diri. Sjam, Pono dan Brigjen TNI Comite Central PKI. Pernyataan ini
Soepardjo sekitar pukul 14.00 meninggalkan diri mengejtukan penyidik dan pengamat karena
menuju Kramat Pulo, Jakarta Pusat. Kemudian sebelumnya tidak pernah diketahui adanya
karena pimpinan pelaksana ini sadar adalah pembentuka Biro Chusus yang bahkan hal
incaran dari RPKAD mereka melarikan diri itupun tidak pernah dimuat dalam koran dan
keberbagai daerah. disebut-sebut di pengadilan.
Enam hari setelah 30 september 1965, Sjam menjelaskan panjang lebar
kesibukan melanda sejumlah pemimpin Biro mengenai Biro chusus, ia menjelaskan
Chusus, Sjam mengatakan saat mereka berkupul bagaimana ia beraksi dalam Biro Chusus untuk
bahwa tugas mereka sekarang adalah dapat berhubungan dengan kalangan militer,
menyelamatkan diri sendiri dan ia pergi ke bagaimana ia mendapatkan informasi mengenai
Bandung, Pono diperintahkan pergi ke Jawa siapa-siapa dari kalangan militer yang pro dan
Tengah dan Hamin dan Wandi berada di Jakarta anti PKI, dan cara-cara membujuk perwira-
untuk menghimpun Partai. Keputusan ini perwira ABRI untuk ikut bergabung dan dibina
diambil tanpa adanya instruksi dari ketua PKI agar mau mendukung gerakan PKI. Dalam
Aidit. kesaksiannya Sjam mengaku bahwa ia adalah
Selama di Bandung Sjam tidak orang yang mengorganisir G30S, dialah orang
berhubungan dengan pemimpin PKI di Jakarta, yang diperintah Aidit satu-satunya orang dari
saat berada di Bandung ia sempat bertemu PKI yang berhubungan untuk mengantisipasi
dengan beberapa petinggi pengusrus PKI dari adanya kudeta dari “Dewan jenderal” dengan
dan ketua Biro Chsusus di Bandung, saat memobilisasi perwira militer yang progresif dan
mendengar ada seseorang dari Aparat yang pro-Soekarno.
mengetahui keberadaannya maka ia akan segera Di pengadilan Mahmilub telah hadir
berpindah tempat, tetapi masa pelarian Sjam pengamat yang mengamati setiap kesaksian dari
yang cukup panjang selama sekitar 1 setengah Sjam, beberapa diantaranya merasa bahwa ada

Halaman | 73
keganjalan dengan apa yang disampaikan oleh sepengetahuan anggota petinggi PKI yang lain.
sjam dalam kesaksiannya. Untuk menjadi (Herman, 2013: 195)
anggota PKI seseorang harus disumpah untuk Sebagian pendapat menduga ia adalah
menyimpan rahasia partai Dalam memberikan agen ganda, pendapat umum bahwa Sjam adalah
keasaksiannya tetapi Sjam dianggap sangat agen ganda memang masuk akal karena ada
mudah membocorkan rahasia Partai, padahal banyak kejadian-kejadian yang berhubungan
apabila Sjam adalah orang yang dipercaya oleh dan mendukung kearah munculnya sebuah
Aidit berada diposisi yang tinggi didalam partai operasi penumpasan dari suatu organisasi
dan bahkan dipercaya untuk memegang ataupun dari seorang tokoh Indonesia. berbagai
pimpinan pelaksana dalam Gerakan 30 posisi yang ia jabat membuat ia bebas masuk
September melawan militer. Dengan posisi yang menyusup kemana saja selain ia aktif dan
tinggi itu seharusnya lebih dari siapapun Sjam berpengaruh dalam organisasi buruh seperti
dapat menjaga dan menghormati apa yang telah Serikat Buruh Mobil, kemudian SOBSI dan PKI,
ia sumapahi sebagai aturan yang berlaku. ia juga pernah bertindak sebagai intel di Resimen
Kesaksian Sjam tidak mengindikasikan bahwa ia 22 Brigade 10, divisi Diponegoro, dengan
adalah pendukung PKI yang loyal namun pangkat letnan I, eks Gabungan Yogyakarta,
menyesali tindakannya untuk melindungi partai begitulah yang dikatakan oleh anggota tim
seperti Sudisman. jika dia adalah sosok penting Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub)
dan bersifat sangat rahasia dalam partai Subono Mantovani SH. Pengalaman menjadi
seharusnya ia berbicara layaknya seperti intel juga ia dapatkan dari semasa perang
Sudisman yang mengutuk dikatatorr militer kemerdekaan. Semasa perang kemerdekaan
Soeharto seraya memuji-muji PKI. Sjam menjalin hubungan dengan anggota TNI
Dalam pengadilan Sudisman telah hadir yaitu komisaris Polisi Modiegdo, waktu itu Sjam
pengamat yang skeptis seperti Benedict dijadikan intelenjennya oleh Moedigdo. Dan
Anderson, ia mencurigai bahwa Sjam adalah disebut-sebut ia juga pernah menjdi intel kolonel
Agen tentara yang menyusup ke dalam PKI, Soewarto, direktur sekolah staf komando
karena dalam setiap kesaksiannya Sjam telah angkatan darat (Seskoad) pada tahun 1958.
membenarkan sebagian dari propaganda tentara Jelas ia adalah agen intelejen Aidit dari
perihal kepemimpinan PKI dalam G30S. partai komunis dengan dibentuknya Biro Chusus
Bertahun-tahun pengadilan Sjam terus yang diketuai Sjam sendiri sebagai upaya
memberikan kesaksian yang memberatkan mempengaruhi kalangan tentara untuk mau
oranglain. Sjam seakan-akan ingin menimpakan masuk dan mendukung gerakan PKI.
sebagian keasalahan kepada Aidit. Sjam hanya Alasan lain ia disebut sebagai agen ganda
ingin menunjukan bahwa ia hanyalah pelaksana adalah keterkaitannya dengan Soeharto yang
Aidit dalam melaksanakan G30S meskipun ia sudah ia kenal sejak perang kemerdekaan
bertanggungjawab penuh atas G30S. Yang tidak bahkan Soeharto dan Sjam dalam satu kelompok
digambarkan dalam kesaksiannya adalah pathuk, untuk beberapa alasan Soeharto
seberapa berpengaruhkah ia terhadap Aidit dan memiliki dendam pribadi kepada beberapa
keputusan-keputusannya, karena yang diketahui Jendral Tentara Nasional Indonesia angkatan
adalah Aidit sejak Agustus-sepetember 1965 Darat (TNI AD), perasaan tidak suka Soeharto
menyuplai setiap informasi mengenai hal-hal muncul ketika ia menganggap Ahmad Yani lebih
yang terjadi dikalangan militer dari Sjam. unggul darinya ia merasa tersaingi padahal
Dari kacurigaan Benedict Anderson Soeharto merasa dari segi senioritas mereka
mengenai Sjam adalah seorang Agen tentara setaraf, kecenderungan Soeharto tidak senang
inilah tersiar desas desus mengenai Sjam adalah terhadap Ahmad Yani bahkan terlihat semenjak
seorang Agen Ganda. Sjam disebut-sebut Soekarno mengangkat Yani sebagai Kepala Staf
sebagai mata-mata yang handal dari peristiwa Angkatan Darat (KSAD) padahal Soeharto
gerakan 30 september 1965 dan bahkan menjadi beranggapan bahwa Yani masih dibawah
Dalang dari Gerakan tersebut. Nama Sjam soeharto saat Soeharto menjabat sabagai
Kamruzzaman sebenarnya tidak begitu diketahui panglima kodam Diponegoro. Jelas dari sanalah
oleh kalangan elite di PKI hal ini dikarenakan Soeharto merasa bahwa Ahmad Yani adalah
tugasnya menjadi ketua Biro Khusus PKI yang hambatan bagi kariernya ada anggapan bahwa
bertugas membina simpatisan PKI dari kalangan Soeharto tidak akan naik apabila Ahmad Yani
TNI dan PNS, Biro Khusus ini bentukan D.N. masih ada hal itu dikatakan oleh DR. Ben
Aidit yang hanya diketahui olehnya tanpa Anderson, seorang penulis dari Cornell paper.

Halaman | 74
Peranan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 September Tahun 1965
Runalan Soedarmo & Rini Srimuslimin

Soeharto pernah terlibat kasus korupsi dan Sjam tidak hanya menjadi agen bagi PKI
penyelundupan sehingga Nasution mencopot yang telah D.N. Aidit jadikan sebagai ketua Biro
jabatan Soeharto sebagai panglima Diponegoro Chusus dan agen bagi Soeharto pula yang
dan mengirimnya ke Sekolah Staf Komando mempunyai motif dendam terhadap petinggi
Angkatan Darat (SSKAD) sekarang Seskoad. AD. Tetapi Sjam juga menjadi Agen bagi pihak
Hal ini membuat Soeharto dan kelompoknya barat seperti Amerika dengan Central
merasa tidak senang. Ketika Ahmad Yani Intelligence Agency (CIA). Amerika merasa
menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) resah melihat perkembangan PKI di Indonesia.
justru Soeharto harus dikirim ke Seskoad. Selain Sebagai “Macan Asia”, berkuasanya komunis di
itu Ahmad Yani menganggap kinerja Soeharto Indonesia bisa menimbulkan efek domino
tidak baik dan payah dalam menjalankan tugas terhadap negara-negara lain di Asia Tenggara.
sehingga ia dicoret dari daftar Seminar Angkatan Jika hal ini terjadi maka berarti kehancuran bagi
Darat “Tri Ubaya Cakti” tahun 1965. Alasan Amerika sebagai negara liberalis yang tentu dari
inilah yang digunakan oleh para ahli menyatakan saingannya adalah negara komunis yaitu Uni
bahwa Soeharto memiliki dendam terhadap Soviet. Keterkaitan Sjam dengan CIA adalah ia
Ahmad Yani sebagai salah satu petinggi pernah mendapat pelatihan “khusus’ dari partai
Angkatan Darat. Sehingga ia ingin melenyapkan sosialis Indonesia (PSI) yang nantinya akan
orang-orang yang dianggap akan menghambat terpecah dan salah satunya menjadi PKI. Pihak
jalannya menuju puncak tinggi militer. (Djarot, barat pernah memberikan dukungan pada
dkk, 2006: 64) pemberontakan Pemerintahan Revolusioner
Dikatakan Soeharto juga memiliki Republik Indonesia (PRRI) dan Perjuangan
dendam kepada D.I Panjaitan ketika menjadi Rakyat Semesta (PERMESTA) tahun 1958 yang
sesama siswa saat berada di SSKAD. Menurut juga disponsori oleh Partai Sosialis Indonesia
Brigjen TNI (Purn) Hario Kecik, Benih dendam (PSI) termasuk Masyumi, analisa Peter Dale
itu muncul karena D.I Panjaitan yang menentang Scott tentang:
diangkatnya Soeharto menjadi ketua Senat The US and Indonesia Armies Mission
Perwira Siswa di Sekolah Staf Komando “...jutaan dolar yang sekitar tahun 1955-
Angkata Darat (SSKAD). Hal ini ditentangnya 1956 oleh CIA telah dikucurkan kepada
berdasarkan latar belakang Soeharto dikirim ke partai-partai. Masyumi dan PSI merupakan
SSKAD yaitu karena Korupsi dan kasus faktor yang berpengaruh dalam peristiwa
Penyelundupan ketika masih menjabat sebagai 1965, dimana seorang bekas PSI-Sjam-
Panglima Kodam Diponegoro. diperikirakan sebagai Mastermind (otak/
Alasan-alasan inilah yang membuat dalang) Gestapu.” (Achadi, 2011: 43)
beberapa ahli menilai tindakan Soeharto yang
membiarkan terjadinya pembunuhan yang Tidak tertutup kemungkinan Sjam
dilakukan oleh pelaku-pelaku dalam Gerakan 30 diperintahkan CIA mencari “orang dalam”
September 1965, dilatarbelakangi oleh motif melalui Biro Chusus PKI yang bertugas mencari
dendam yang berdasarkan pada kepentingan simpatisan dari kalangan AD.
pribadi, dan strategi mencapai puncak dalam Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan
pimpinan Angkatan Darat. Dari hal ini juga antara dua negara adidaya ini dampaknya telah
Soeharto dinyatakan terlibat dalam gerakan G 30 sampai kepada negara-negara lain termasuk
S bahkan ia juga disebut sebagai dalang dari Indonesia perbedaan paham dari keduanya telah
Gerakan 30 S. Maka dengan adanya alasan- menyebabkan kedudukan negara lain yang
alasan tersebut pula Soeharto dinyatakan telah dianggap mendominasi negara-negara
menggunakan Sjam Kamaruzzaman sebagai tetangganya menjadi perebutan demi bisa
agennya untuk mencapai tujuannya yang ingin mewujudkan suatu negara masuk ke salah satu
menyingkirkan petinggi-petinggi Angkatan paham. Pihak Barat lain yang dianggap terlibat
Darat dan menaikan kariernya bahkan sebagai dalam Gerakan 30 September adalah Inggris
orang nomor satu di Indonesia, melalui Sjam dengan agen rahsianya M16 dan Uni soviet
yang merencanakan “suatu Gerakan” yang dengan KGB-nya.
semula diperintahkan oleh D.N. Aidit Menurut Letkol Ali Said, SH., seorang
melindungi Soekarno dari “Dewan Djendral” Sjam tidak dapat disepelekan dia adalah seorang
dan malah dibelokan untuk kepentingan intel PKI yang telah masuk mengikuti PKI dari
Soeharto. tahun 1949. Bahkan Sjam dapat disejajarkan

Halaman | 75
dengan D.N. Aidit. Sjam sangat cerdas dan alasannya karena ia tidak begitu dikenal
penuh dengan perhitungan sekaligus pendiam. dikalangan luas dan merupakan ketua Biro
Dari berbagai pendapat tentang siapa Chusus yang mengetahui informasi mengenai
Sjam sebenarnya, kemisteriusan Sjam masih perwira-perwira tinggi ABRI. Akhir perjalanan
banyak yang belum terpecahkan dia disebut- Sjam adalam kariernya setelah kegagalan
sebut sebagai agen ganda dengan berbagai Gerakan 30 September berakhir di Mahmilub
alasan yang dapat dikaitkan dengan fakta-fakta dan memberikan kesaksian-kesaksian mengenai
yang jelas. Sjam dalam kesaksiannya lebih kudeta terseut. Hingga dari kesaksiannya
menyudutkan partai dan membeberkan hal-hal menimbulkan pendapat bahwa ia seorang Agen
yang tidak harus diketahui orang lain, alasannya Ganda.
karena ia merasa kecewa sebagai seorang yang
disalahkan atas kegagalan Gerakan 30 DAFTAR PUSTAKA
September. Tetapi dari semua kemisteriusan
Sjam, tidak dapat diabaikan bahwa ia adalah Abdul. M. DZ. 2014. Benturan NU-PKI (1948-
seorang komunis yang sejak 1943 telah 1965). Depok: Langgar Swadaya
mengikuti kelompok Pathuk yang jelas Nusantara.
didalamnya dipelajari buku-buku mengenai Aco. M. 2007. TEPERPU mengungkap
komunisme. Mayjen TNI (purn) Tahir, seorang pengkhianatan PKI pada tahun 1965 dan
perwira pelaksana Teperpu berpendapat atau prosses hukum bagi pares hukum bagi
menilai bahwa Sjam kamruzzaman adalah orang para a pelakunya. Jakarta: Pustaka Sinar
yang memiliki disiplin yang hebat dan sangat Harapan
taat pada pimpinan karena dilihat dari sikap Eros. Dj, dkk. 2006. Siapa sebenarnya soeharto
tingkah laku dan tutur bahasnya. pada umunya ia (fakta dan kesaksian para pelaku sejarah
seperti manusia biasa yang kecerdasannya G 30 30 S/PKI). Jakarta: Media Kita
wajar-wajar saja dan bukan orang yang luar Herman. D. S. 2013. Kontroversi G 30 S.
biasa. Yogyakarta: Palapa
Julius. P. 2013. G 30 S, Fakta atau Rekayasa.
PENUTUP Jakarta: Kata Hasta Pustaka.
Marwati. Dj. P dan Nugroh. N. 1993. Sejarah
Simpulan Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dari pembahasan diatas penulis dapat Mohammad. A. 2011. Kabut G 30 S menguak
menyimpulkan bahwa latar belakang peran CIA, M16, dan KGB. Yogyakarta:
keterlibatan Sjam Kamaruzzaman dalam Narasi
Gerakan 30 september 1965, adalah dari latar Radias. B. 2013. Tokoh-tokoh Gelap (yang
belakang pendidikannya yang berpindah-pindah terlupakan) dalam peristiwa G 30 S.
tempat hingga akhirnya ia ke Yogyakarta. Yogyakarta: Palapa.
Disanalah terlihat Keterlibatan Sjam di dalam Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern
politik berhaluan kiri (komunis) di mulai sejak ia (1200-2008). Jakarta: PT. Serambi ilmu
ikut kelompok Pathuk dan aktif dalam organisasi Semesta.
buruh dan petani. Kemudian pada tahun 1947 ia Samsudin. 2004. Mengapa G 30 S/PKI Gagal?
bertamu dengan Aidit dan menjadi asisten (suatu analisis). Jakarta: Yayasan Obor
pribadinya hingga akhirnya resmi menjadi Indonesia.
anggota dari partai PKI. Kepercayaan Aidit pada Sekretariat Negara RI. 1994. Gerakan 30
Sjam sangan besar dan kemudian dijadikannya September pemberontakan partai komunis
Sjam sebagai ketua Biro Chusus suatu organisasi Indonesia. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
ilegal dibawah pimpinan Aidit langsung. Peter. E. 2015. Komuns Ala Aidit (kisah partai
Adanya Biro Chusus adalah untuk komunis dibawah pimpinan D.N Aidit).
melakukan Infiltrasi terhadap ABRI sebagai Jakarta: PT Buku Seru.
usaha strategi untuk melakukan kudeta dengan
kekuatan militer. Meletusnya Gerakan 30
September tahun 1965 telah membuat peranan
Sjam terlihat semakin jelas dengan ditunjuknya
ia sebaga pimpinan pelaksana Gerakan,

Halaman | 76

Anda mungkin juga menyukai