Anda di halaman 1dari 3

Andi adalah orang kota yang kini tinggal didesa perihal neneknya meminta untuk ditemani ia masih

tetap terbelenggu karna ia tak biasa berada di desa. Pagi itu menjadi pagi pertama ia didesa tepatnya
dipulau madura tak ada yang tampak dimukanya selain wajah yang penuh kekagetan kepada pulau
madura ia berjalan terus berjalan hingga ia berjalan pagi tiba tiba terdengar suara disana
""innalillahieainna ilaihi rajion ampon samangken buk misnati atinggel omor bedi ekopurakinah e
pamakaman. Berek sanonto jugen' ia terkejut mengapa bisa orang mati di live stremmm disiarkan, ia
bergegas menuju tempat speker tadi berdentum namun yang ia temui hanyalah mushalla tanpa isi
seorangpun ia merajuk"dimanakh tempatnya bukankah speker ini yabg tadi berbunyi" tiga detik
berselang tiba tiba ada bapak bapak agak kurus dan tinggi bertanya "bde apa nak" "tadi saya dengar
disini ada pengumuman orang mati bukan disini kah tempatnya" ku jawab dengan bahasa indonesia
karna aku mengerti dengan bahasa madura namun untuk berbucara masih agak kaku "nak dinnak kun
pangumumnah semateh dissak nak biasah cedlah dek iy mon. Emadurah mon bde reng mateh
eumumakih malehvtatangge deteng kappi" "ooo begitu ya pak, bisa antarkan saya kerumah yang mati
pak"" "ie mayuk nak kok ced entara todus se ngomumaki pas tc entar" akhirnya andi berjalan dengan
didampingin oleh warga madura tepatnya didesa duko andi masih terus berbincang bincang santay
dengan bapak tadi sampai bapak tadi menunjuk sebuah rumah bercat hijau dan banyak masyarakat
disana terdengar suara dzikir yang terdengar menakutkan bagi andi "ya arhamar rahimin yaarhamar
rahimin ya arhamar rahimin farrij alal muslimin" lantunan lantunan itu terdengar dari komat kamit ibu
ibu di ruang tamu sedang dipinggirannya banyak orang mengaji yasin bersama sanak keluarga
berlumuran air mata para bapak bapak berbagai tugas ada yang mengambil batu panjang untuk
penguburan ada yang sudah siap dengn segaka alat untuk mwnggali kuburan semuanya tertata dengab
rapi tanpa panitia tapi tetap terorganisir para pemuda di bagian teras rumah telah berhenti dari kepulan
asapnya mereka dengan serentak mengambil selang dan menyambungkannya ke kran air berbarengan
dengan yang lain yang memepersiapkan ranjang yabg terbuat dari bambu andi terkejut beginialah
gotong royong yang sesungguhnya batinnya ia sangat kaget segali melihat kebiasaan didesa duko tak
lama dari itu 3 batang pisang telah disediakan dan nampak dari 2,meter ia melangak lengok dan berucap
pada salah satu ibu ibu "ayok ayok siap lah" tiba tiba ibu tadi berbisik pada temannya yang lain dan tak
lam dari bisikan tadi dengan serentak ibu ibu menghentikan shalawatnya dan berdoa bersama, mayit
telah diangkat untuk di mandikan dengan diringi dzikiran ini mayat di ditutup dengan samper tipis
sebagai pembalut tubuhnya dan denganbergilir para tetangga menyirami sedang sanak saudaravtetap
ada didalam .andi semakin terkejut melihat semua itu hal ini berbeda dengan dilota yang mayoritas
semua harus bayar ia berandai sejenak jika dikota seperti ini alangkah indahnya inilah goto g royong
yang sesungguhnya lelaki bersongkok putih mengampil kapas dan menekannya sejenak kelubang
duburnya dan memberikan isyarat bahwa mayat telah suci dan siap dikafani tanpa ada komando dari
belakang sana sudah nampak para tetangga yang sudahselesai berwuduk "usally ala hadzal mayyiti
arbaa takbiratin makmumallillllahitaala" suara kecil iti terdengar ditelinga andi ia menjadi satu satunya
makmum yang memakai celana dan memakai kopiah berwarna ungu ia tak tau akan berniat apa namun
terbesit dari pandangannya ia berniat shalat seperti niat makmum yang lain andi mengikuti sampai
pengkuburan selesai rasa penasarannya telah mengalahkan rasa penatnya ia masih terus penasaran
dengan madura ia bertanya kepada neneknya ''mengapa dimadura kekompakannya sangat keren sekali
nek " ye polan emadure rea bde cak ocak budaya otangvtengka tetti been mon tc entar takok kuk lakkuk
esaat malaikat deteng pas tadek se mabdiknah reng matureh andik prinsip apekker kaabek tibik dek iyh
nak" andi menganggukkan kepalanyaenunjukan akalu dia sudah mengerti dengan pemaparan neneknya
setelah shalat isyak ia akhirnya tidur dengan pulas.

Pagi kembali menyapa dunia ini adalah hari kedua andi di madura pagi sekali ia dikejutkan dengan
segerombolan tetangga yAng cukup banyak disebuak teggel dekat rumah nampak disana bercak bercak
darah andi bergegas menuju lokasi itu dan nampak disana dua orang tergeletak lemas dengan sama
sama luka dengan clurit panjabg ditangannya yang sudah dilumuri dosa ia sempat miris dengan hal itu
para warga setempat membawa keduanya kerumah sakit andi kembali menanyakan perihal itu pada
neneknya " ye ngak jrea reng mathure cong ajegeh ongku ka kahormatnah aroa kellek bininah
eselenggui saenggen akatempeng nangkung todus penguk remukkah ye langsung acarok jre pas karna
jie noroe lalampanah pak sakera penguk pote tolang tempeng pote matah" hari pertama andi sudab
dikejutkan dengan otang tengka hari kedua dikejutkan dengan pengyk potea tolang tempeng mata ia
berfikir sejenak bebar benar menjaga orang madura terhadapa harga dirinya sehinggga rela mati dari
pada hidup menanggung malu yang akan membuatnya mati dalam kehidupan...... Seandainya hal ini
diterapkan diperkotaan mungkin tiada yang namanya psk dan lainnya. Budaya madura benar benar
diluar dugaan namun budaya madura dipandangan masyarakat luara adlah keras dan tak mau kalah
namun mwreka tidak mengetahui apa latar belakang orang madura tak endek kala.

Andi masih terus penasaran dengan budaya madura hingga ia saban hari selalu bejalan mencari hal hal
unik yang ada di madura terutama dibidang kebudayaannnya pada suatu waktu ia berjumpa dengan
seseorang yang sedang membangun rumahnya disana tampak beberapa tetangga dengan kompaknya
tanpa bayaran bekerja dengan sesungguhnya hingga air prluh keluar dari mukanya berjatuhan bukan
seperti keringat lagi tapi seperti baru mandi genteng genteng merah secara bergeliran digilir terdengar
suara dari sebagian mereka "mon e semut ngak rea nyaman tak maroet" seandainya dikota seperti ini
maka alangkah mudahnya membuat rumah tak perlu bnyak arsitektur dua jam andi mengamati
kekompakan orang madura dari arah dapur tiba tiba keluar perempuan membawa setengteng besi yang
berisi lima piring tanpa nasi dengan diikuti dua perempuan lain yang membwa semangkok kuah sop dan
gangan serta se mangkok nasi tanpa dikomando para panglakoh tetangga mulai turun untuk istirahat
dan makan setelah melihat itu semua andi kembali berkonsultasi kepada neneknya "ye area cedla
tontonan deri para pendahulu cong kan emadure roma adat istiadatah tanean lanceng ye artena bnyak
tatanggeh kutu saleng nolongih saleng partaje" ia berfikir untuk ketiga kalinya oooo wajar saja memang
ini sudah tuntunan nenek moyang orang madura supaya membuat pakarangan tanean lanceng agar
orang madura bisa bersatu dan saling tolong menolong antar sesama dan agar madura menjadi suku
yang kokoh tidak amburadul di lain hari andi kembali bersua dengan kaum madura tentang permainan
permainan nya tentang kekompakan pemudanya sore itu ia melihat segwrombolan anak kecil yang
bermain kelereng dwngan peraturan owraturan dan semuanya saling mematuhi peraturan itu semuanya
berlalu dengan pengalaman desa duko yang ia sangka orangnya sangat beringas namun nyatanya itu
tidak sesuai dengan hipotesisnya orang madura ramah tamah namun kalau urusan tengka cek bek
nyobek begitulah yang disampaikan oleh neneknya ..reng madureh tak kera tengki kadek keng mon
etengkii celurit berputar dirimu terkapar dengan darah yang terlantar dan menyasar tak madura bukan
tentang gaya tapi tentang harga diri dan budaya yang harus dijaga selama hayat masih di kandung badan
tidak ada yang dapat melunturkan harga diri orang madura karna celurit kami menyatu dengan hati
bukan dengan besi ......ia mwngingat semua yang neneknya sanehati ia berjalan di trotoar belekang
rumah ia mendengat klidring klidring bunyi lonceng menderu desah dengan loncatan ktepek ktepek
nampak disana dua sapi yang sedang dilatih berlari oleh dua orang sapi itu berlari tanpa henti sementara
dua orang itu bertriak kencang semaikin menambah daya laju sapi diantara keduanya ia pernah
mendengar tentang festival kerapan sapeh namun ia masih belum tau jelas perihal hal itu hingga ujung
ujungny yang dia lakukan adalah bertanya kepada neneknya neneknya menjawab "kerapan sapeh reah
nak ced lah kebiasaaan oreng madureh sebiasah ngangguy sape sakadeng beni kun pakebey nyakak tapi
pole ossa

Kebey refresing ben penyemangat bagi kaum muda agar berlari mengejar cita citanya

2019 ia sudah 5 tahun berada dimadura tiba tiba duka telah menjeratnya neneknya telah tiada ia
teeheran heran kekompakan dulu sudah tak begitu menular pada zaman sekarang semuanya sudah
serba sulit tidak seperti dulu lagi hingga selesai pengkuburan orang yang hadir tidak banyak seperti sedia
kala ......ia mencoba membandingkan semuanya sekarang dipekarangan setempat sudah jarang anak
anak kompak main kelereng yang ada hanya anak anak yangvnongkrong di bruk sambil bercakap
masalah savage boyah dan chicken diner setelah tekhnology sukses dan melintas didesa desa hal iti
justru berdampak pada keadaan budaya akal budi orang madura gadjet utamanya yangengajarkak
tekhnik kemalasan dan tekhnik kebohongan sebelum semuanya terlalu renta ia akhirnya meminta
pengklaimman tekhnology sebagia prasarana budaya bukan peluntur budaya sejak hari iru di deaa duko
jaringan mulai diprivasi dibawah 18 tahun tidak bisa mengaksea fb wa Gogle andi berfilir panjang jiakalu
madura kehilangan ciri khasnya itu sama dengan burung cenderawasih yang tanpa berbulu ya sama
seperti burung lain tak ada yang menarik tekhnology lambat laon akan menyusutkan anak madura
menjadi anak pemalas

Anda mungkin juga menyukai