Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

TUGAS MESIN CNC

Disusun oleh:

Arulloh Sonja
20/456208/TK/50338

LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI


LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
Perbedaan Mesin CNC TU dan CNC Simulator

Teknologi mesin konvensional berbasis CNC merupakan terobosan baru


dibidang manufaktur karena mampu menjawab tantangan produksi sekala besar
dan pembuatan benda kerja dengan bentuk yang semakin kompleks. Akan tetapi,
karena mesin konvensional CNC masih tergolong teknologi baru, diperlukan
upaya pengenalan teknologi kepada akademisi hingga praktisi lapangan. Dalam
rangka mengenalkan teknologi CNC, perusahaan EMCO mengenalkan mesin
CNC Training Unit atau CNC TU. Mesin CNC TU dipergunakan untuk pelatihan
dasar pemrograman dan pengoperasian CNC sebelum operator menggunakan
mesin CNC Production Unit atau CNC PU (Dani, 2011). Terdapat 2 jenis mesin
CNC TU yaitu TU 2A dan TU 3A. Selain mesin CNC TU, dewasa ini juga
muncul teknologi simulator berbasis software yang dapat dioperasikan melalui
PC.
Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara mesin CNC TU dan
CNC simulator. Perbedaan pertama adalah penulisan satuan. Pada mesin CNC
TU, dimensi ditulis dengan 1/100 mm, sehingga 1 mm ditulis menjadi 100.
Sementara itu, pada CNC simulator 1 mm tetap ditulis 1.
Perbedaan kedua terdapat pada perintah setting G92 (Zero Offside), yaitu
setting titik nol pengerjaan sekaligus penentuan sistem koordinat absolut yang
digunakan. Pada mesin CNC TU, nilai G92 dihitung dari titik nol tujuan ke titik
nol awal. Sementara itu, pada CNC Simulator nilai G92 dihitung dari titik awal
mesin ke titik nol tujuan. Hal ini berimplikasi pada nilai G92 pada mesin CNC TU
menjadi bernilai negatif dan pada CNC Simulator bernilai positif. Berikut ini
adalah rumus yang digunakan untuk menentukan nilai G92 pada mesin TU dan
Simulator.
CNC TU CNC simulator
X=-(0,5b+S+0,5d) X=(offside+0,5d)
Y=-(0,5b+S+0,5d) Y=(offside+0,5d)
Z=S Z=tinggi benda kerja
b= dimensi benda kerja offside= 50mm
d= diameter tool d= diameter tool
s= Sela antara tool dan benda kerja s= Sela antara tool dan benda kerja
Format program untuk mengganti tool pada Simulator jauh lebih
sederhana daripada CNC TU. Pada CNC TU, proses penggantian tool dimulai dari
memposisikan tool jauh dari benda kerja, menghentikan putaran spindle dengan
M05, mengganti mata pahat dengan perintah M06, dan menghidupkan spindle
dengan perintah M03. Sementara itu, program penggantian tool pada Simulator
cukup dengan perintah M06 saja.
Perbedaan ketiga terdapat pada penulisan kode M03 untuk menghidupkan
spindle. Penulisan kode M03 pada mesin TU tanpa diikuti kecepatan putar
spindle. Sementara itu, pada Simulator kode M03 diikuti kecepatan spindle,
biasanya 2000 rpm.
Format penulisan program G Code dan M Function pada mesin CNC TU
dan CNC Simulator juga berbeda. Terdapat 5 format penulisan program pada
mesin CNC, yaitu fixed sequential, fixed sequential with tab ignore, tab
sequential, word address, dan interchangeable (Zhang, 2008). Pada mesin CNC
TU format penulisan program yang digunakan adalah tab ignore. Dengan format
tab ignore, kode tab digunakan diantara masing-masing perintah program tanpa
didahului koordinat X, Y, dan Z. Sementara itu, pada CNC Simulator, format
penulisan program yang digunakan adalah interchangeable. Format penulisan ini
mirip dengan word address, yaitu diawal setiap penulisan informasi koordinat
diawali dengan X, Y, dan Z serta informasi koordinat yang berulang dari blok
sebelumnya tidak perlu ditulis ulang, hanya saja ditambah tab pada setiap
informasi di setiap blok. Selain itu, pada mesin TU, setiap awal blok program
terdapat nomor baris dan pada Simulator setiap awal blok program tidak terdapat
nomor baris.
Langkah-langkah pemanggilan program subroutine pada mesin CNC TU
dan CNC Simulator juga berbeda. Subroutine adalah program terpisah yang
dipanggil oleh program lain (Seames, 2001). Program subroutine dibuat terpisah
dengan program utama dan pada umumnya dibuat dengan program inkrimental.
Program subroutine diakhiri dengan fungsi M17. Untuk memanggil program
subroutine pada mesin CNC TU, fungsi yang dipakai adalah G25 L#, dengan L
merupakan nomor baris yang ditunjuk. Sementara itu, pada CNC Simulator fungsi
yang digunakan untuk memanggil program subroutine adalah M98 P# L#, dengan
P adalah nomor subroutine dan L adalah jumlah repetisi.
Perbedaan keenam terdapat pada penulisan program untuk membuat arc
yang tidak 90o. Pada mesin CNC TU, kode yang digunakan adalah G03/G02 yang
diikuti M99 I#J#K# pada baris setelahnya. Dimana I, J, dan K berturut-turut
adalah jarak koordinat titik X, Y, dan Z titik awal acr ke pusat arc. Sementara itu,
pada CNC Simulator, kode yang digunakan adalah G03/G02 yang diikuti dengan
I#J#K# dalam baris yang sama.
Perbedaan ketujuh terdapat pada penulisan program melingkar pada mesin
TU2A dan TU3A dengan sudut 90o. Pada mesin CNC TU2A dan TU3A operator
tidak perlu menulisakan titik referensi lingkaran ataupun IJK dengan M99 karena
mesin akan melakukan pengecekan matematis secara otomatis. Pada Silumator,
operator tetap harus menuliskan titik referensi lingkaran. Namun jika sudut
lingkarannya adalah 90o, cukup dinyatakan sebagai radius.
Selain itu terdapat perbedaan point of view alat iris pada Simulator dengan
TU2A. Pada Simulator posisi tool diatas dan point of view dari samping benda
kerja sehingga apabila operator menggunakan perintah G02 maka tool akan
melakukan pemakanan melingkar CCW. Sementara itu pada TU 2A, tool berada
disamping dan point of view dari atas sehingga apabila operator menggunakan
perintah G02 maka tool akan melakukan pemakanan melingkar CW.
Perbedaan terakhir dapat ditemukan pada penulisan program pemotongan
siklus. Pada mesin TU2A, kode yang digunakan pada pemotongan siklus adalah
G84 Xtarget Ztarget F H, dimana H adalah tebal setiap satu kali pemakanan.
Sementara itu, pada CNC Simulator kode yang digunakan adalah G81 Xtarget Z
target R, dimana R adalah tebal pemakanan tiap cycle. Pada Simulator pemakanan
dapat dilakukan lebih dari 1 mm, namun pada kenyataannya hal ini tidak dapat
dilakukan karena tool dapat mengalami kerusakan. Selain itu, set default pada
Simulator adalah diameter bukan raji-jari
Setelah mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut maka operator dapat
memahami karakteristik kerja mesin CNC TU dan CNC Simulasi. Dengan
demikian operator dapat mempunyai gambaran utuh terhadap cara kerja mesin
CNC Production Unit. Walaupun demikian operator tetap harus melakukan
training terlebih dahulu terkait pengoperasian mesin CNC PU sebelum terjun
langsung dalam proses produksi karena terdapat hal-hal teknis terkait kerja mesin
CNC PU yang berbeda dengan kerja mesin CNC TU dan CNC Simulator.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dani. (2011). Pemrograman CNC dan Simulasi EMCO. Laboratorium CNC
Polinema
Seames, W. S. (2001). Computer Numerical Control: Concepts and
Programming. Delmar Cengage Learning
Zhang, P. (2008). Industrial Control Technology: A Handbook for Engineers and
Researchers. Elsevier Science
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai