Anda di halaman 1dari 2

Materi Inisiasi: 2

Topik : PENGERTIAN BERITA

Modul : 2

Uraian: Manakah yang tergolong berita di bawah ini ?

1. Jadwal Kunjungan Kerja Padat, Presiden RI Joko Widodo Terpaksa Mandi di SPBU Tol Jakarta
Cikampek.

2. Karman, Padagang Cabe di Pasar Induk Bekasi Mampir Mandi di SPBU Jakarta Cikampek.

Kedua tulisan di atas memiliki kedudukan yang sama sebagai suatu informasi. Namun kita dapat
membedakan mana yang layak disebut sebagai berita, dan mana yang bukan berita. Artinya, dari kedua
tulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap orang/ individu secara alamiah telah memiliki definisi
terhadap berita.

Bahwa berita mengandung hal menarik. Menarik untuk dibaca, menarik untuk ditonton atau disaksikan,
dan menarik untuk disimak atau didengarkan. Lebih terperinci, berita haruslah memenuhi sejumlah
kriteria yang disandarkan pada sejumlah pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah mengandung informasi yang bersifat baru ?

2. Apakah mengandung informasi yang bersifat penting ?

3. Apakah mengandung informasi yang bersifat menarik ?

4. Apakah mengandung informasi yang luar biasa ?

5. Apakah informasi yang mengandung kehidupan manusia ?

Dengan merujuk pada sejumlah poin di atas, dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di
masyarakat merupakan informasi, tetapi tidak semua informasi layak disebut berita. Suatu informasi
yang layak disebut berita apabila mengandung 5 unsur di atas, sehingga informasi tersebut dapat
diterima oleh masyarakat. Agar berita tersebut diterima, ia harus memiliki nilai. Rumusan nilai berita ini
telah ditulis dengan jelas pada Modul 2 Buku Teknik Mencari dan Menulis Berita (TMMB), di antaranya:
kebaruan atau informasi yang bersifat baru; haruslah memiliki kedekatan dengan publiknya; dampak
yang luas; kesegaran; relevan; memiliki unsur ketokohan; langka atau unik; dramatis; dan lain
sebagainya. Nilai yang melekat pada suatu berita ini bertujuan memperkuat data tarik berita tersebut.

Nah, mari kita menarik informasi di atas lalu tentukan manakah yang memenuhi kriteria berita. Tentu
saja pilihannya pada judul pertama : Jadwal Kunjungan Kerja Padat, Presiden RI Joko Widodo Terpaksa
Mandi di SPBU Tol Jakarta Cikampek.

Berita tersebut memenuhi unsur ketokohan di mana objek informasinya adalah Presiden RI, langka atau
unit karena hampir tidak pernah terjadi seorang Presiden pada suatu Negara mandi di SPBU. Berita
tersebut juga memiliki kedekatan dengan publiknya yaitu masyarakat Indonesia terutama mereka yang
bisa menggunakan SPBU di ruas tol Jakarta-Cikampek tempat Presiden RI mandi, serta bersifat baru
karena tidak pernah terjadi sebelumnya.
Newsom dan Wollert (1985) menyatakan bahwa berita adalah apa saja yang ingin diketahui orang atau
masyarakat. Penjelasan Newsom sesuai dengan pembahasan di atas, yang menyandarkan berita sebagai
bagian dari kebutuhan masyarakat. Yaitu, kebutuhan untuk tahu terhadap informasi yang berkembang
di masyarakat.

Jenis berita

Berita berdasarkan jenisnya telah dirangkum secara jelas dalam Kegiatan Belajar 2 buku TMMB.
Pembagian jenis berita ini berdasarkan sifat berita itu sendiri yang disandarkan pada situasi berita, di
antaranya:

a. Berita berdasarkan perhatian publik. Seperti berita politik, yang terbaru adalah pertarungan jilid
2 Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019, yang menyita banyak perhatian
publik nasional maupun mancanegara.

b. Berita berdasarkan peristiwa. Umumnya adalah peristiwa terbaru atau yang terjadi secara
mendadak dan menimbulkan dampak luas. Seperti berita gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat
(NTB) yang menyebabkan korban jiwa lebih dari 200 orang.

c. Berita berdasarkan penyampaiannya. Jenis berita ini lebih fokus pada model penulisan informasi
media, yang meliputi berita langsung (straight news), berita ringan (soft news), dan berita kisah
(feature). Berita langsung ditulis dengan filosofi piramida terbalik, di mana bagian terpenting dari suatu
berita dituliskan pada bagian awal atau pembuka berita. Adapun berita ringan, tidak memiliki struktur
penulisan yang pasti, sehingga tulisan ini selayaknya orang bertutur yang tujuannya memberikan
ganjaran psikologis kepada audiens. Sementara berita kisah, lebih mengedepankan pada aspek human
interest (sisi kemanusian) sehingga nilai utamanya terdapat unsur manusiawinya.

Selanjutnya, mari kita ramaikan forum diskusi tentang topik ini.

• Sumber:

Ecip, S. Sinansari, dkk. (2014). Teknik Mencari dan Menulis Berita. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Sumadiria, Haris, AS. (2008). Bahasa Jurnalistik, Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.

Maeseneer, Paul. D. (1999). Inilah Berita, Pedoman Pemberitaan di Radio. Kuala Lumpur – Malaysia: Asia
Pacific Institute For Broadcasting Development.

Anda mungkin juga menyukai