Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK 2

“PENGERTIAN, UNSUR, NILAI, JENIS, DAN SUMBER BERITA SERTA


KAIDAH BERITA TELEVISI”

Dosen Pengampu: Drs. Joni Arman Hamid, M.Ikom

Nama Kelompok 6 :

1. Aslinniarni Retina 11200510000061


2. Ahmad Nadzif 11200510000079
3. Bintang Pramudya 11200510000083
4. Minchatur Rabi’ah 11200510000093
5. Muhammad Zaki Permana 11200510000138

Jenis Tugas : Kelompok

Tanggal Tugas : 17 Maret 2023

Tanggal Submit : 24 Maret 2023

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai


nikmatnya kepada kita semua, nikmat iman, islam, sehat wal'afiat dan
panjang umur sehingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Sholawat seiring salam mari kita limpah curahkan kepada suri


tauladan kita, junjungan nabi besar kita yakni, Nabi Muhammad SAW
karena beliaulah yang akan memberikan syafa'atnya kepada kita semua di
yaumul akhir nanti. Aamiin.

Yang terhormat dosen pengampu mata kuliah Produksi Siaran


Televisi yakni, Drs. Joni Arman Hamid, M.Ikom. berkat bimbingannya
akhirnya penulis juga mampu menyelesaikan makalah dengan judul
“PENGERTIAN, UNSUR, NILAI, JENIS, DAN SUMBER BERITA SERTA
KAIDAH BERITA TELEVISI” dengan tepat waktu. Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, namun semoga makalah ini
mampu memberioan manfaat bagi para pembacanya.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I............................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan Penelitian...............................................................................4
BAB II...........................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................5
A. Pengertian Berita...............................................................................5
B. Unsur-Unsur Berita............................................................................6
C. Nilai Berita atau News Judgement.....................................................8
D. Jenis-Jenis Berita.............................................................................12
E. Sumber Berita..................................................................................12
F. Kaidah Berita Televisi......................................................................14
BAB III........................................................................................................27
PENUTUP..................................................................................................27
A. Kesimpulan.......................................................................................27
B. Saran................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................28

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berita adalah sajian informasi tentang suatu kejadian yang


berlangsung atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat
dilakukan melalui informasi berantai dari mulut ke mulut atau secara
langsung. Ada juga yang menggunakan media, baik media cetak
seperti koran dan majalah, maupun media elektronik seperti televisi,
radio, dan internet. Penulisan berita di media cetak harus
memperhatikan 5W+1H (What, Why, Where, Who, When, dan How),
What = apa yang terjadi, Where = di mana peristiwa itu terjadi, When =
kapan peristiwa itu terjadi, Who = siapa yang terlibat, Why = kenapa
peristiwa itu bisa terjadi, dan How = bagaimana peristiwa itu
terjadi.1Berita menjadi menarik dan memiliki kualitas apabila ditulis
berdasarkan fakta dan peristiwa yang telah terjadi sehingga disebut
dengan fakta. Kemenarikan berita yang terdapat dalam media cetak
dapat dilihat dari judul yang digunakan. Judul berita sangat penting
untuk mengantarkan pembaca masuk ke dalam berita. Judul berita
digunakan untuk merangkum isi berita kepada pembaca mengenai isi
berita. Maka dibuatlah makapah ini dupaya membaca mengetahui
mengenai berita dan bagaiamana cara pengambilan gambarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Berita?


2. Apa saja unsur-unsur pada Berita?
3. Apa saja Nilai pada Berita?
4. Apa saja jenis-jenis pada Berita?
5. Apa saja sumber-sumber pada Berita?
6. Bagaimana kaidah pada Berita Televisi?
1
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik, Kajian Teori
dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

3
C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian tentang Berita


2. Mengetahui apa saja unsur-unsur pada Berita
3. Mengetahui apa saja Nilai pada Berita
4. Mengetahui apa saja jenis-jenis pada Berita
5. Mengetahui apa saja sumber-sumber pada Berita
6. Mengetahui bagaimana kaidah pada berita televisi

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berita

Biasanya kalangan jurnalis akan mengutip dalil John B. Bogart,


kepala desk kota harian New York Sun: "When a dog bites a man, that's
not news. But when a man bites a dog that is news" (Jika ada anjing
mengigit orang, itu bukan berita. Namun jika ada orang menggigit anjing,
itu baru berita).12 Dalil yang sudah usang ini sebenarnya ingin
mengatakan bahwa yang dimaksud berita adalah sesuatu informasi yang
luar biasa. Dalam kasus anjing mengigit orang dianggap sebagai hal
biasa.

Tetapi akan menjadi luar biasa jika "orang yang mengigit anjing."
Tetapi dalil yang sudah berusia hampir seabad ini telah lama ditinggalkan.
Karena, banyak peristiwa yang kelihatannya biasa saja, tetapi karena
faktor ketenaran orang menjadi hal yang luar biasa pula. Misalnya jika
yang digigit anjing adalah seorang public figure. Dengan demikian para
ahli jurnalisme telah merumuskan bahwa yang dikatakan berita adakah
sesuatu yang baru (actual) atau termasuk, penting, dan menarik.
"Sesuatu" itu berupa peristiwa, informasi, pendapat atau gagasan.

Dalam konteks berita televisi, maka unsur yang tidak kalah


pentingnya adalah adanya unsur gambar. Informasi itu mungkin menarik,
bahkan sangat penting, tetapi tidak ditunjang oleh gambar atau visual,
maka tingkat "penting" dan menariknya akan berkurang. Mengapa?
Karena dalam berita televisi, aspek gambar sangat menentukan layak dan
tidaknya informasi tersebut ditayangkan sebagai berita.

Contoh, sebuah informasi yang menyebutkan terjadi kebakaran


hebat hingga menghanguskan ratusan rumah penduduk miskin di Jakarta.
Tetapi informasi ini tidak ditunjang oleh gambar, maka dalam

5
penayangannya tidak akan menjadi berita utama, kecuali hanya menjadi
berita sisipan saja.

Berdasarkan uraian di atas, maka secara singkat dapat dikatakan


bahwa kriteria untuk menilai apakah informasi, gagasan, dan peristiwa itu
layak disebut berita dapat diukur dari pertanyaan berikut ini:

 Apakah ada sesuatu yang baru?


 Apakah ada hal yang luar biasa?
 Apakah sesuatu itu penting?
 Apakah ada yang menarik?
 Apakah menyangkut kehidupan manusia?

B. Unsur-Unsur Berita

1. Gambar

Dalam konteks berita televisi, maka unsur yang tidak kalah


pentingnya adalah adanya unsur gambar. Informasi itu mungkin menarik,
bahkan sangat penting, tetapi tidak ditunjang oleh gambar atau visual,
maka tingkat "penting" dan menariknya akan berkurang. Mengapa?
Karena dalam berita televisi, aspek gambar sangat menentukan layak dan
tidaknya informasi tersebut ditayangkan sebagai berita.

Contoh, sebuah informasi yang menyebutkan terjadi kebakaran


hebat hingga menghanguskan ratusan rumah penduduk miskin di Jakarta.
Tetapi informasi ini tidak ditunjang oleh gambar, maka dalam
penayangannya tidak akan menjadi berita utama, kecuali hanya menjadi
berita sisipan saja.

Berdasarkan uraian di atas, maka secara singkat dapat dikatakan


bahwa kriteria untuk menilai apakah informasi, gagasan, dan peristiwa itu
layak disebut berita dapat diukur dari pertanyaan berikut ini:

 Apakah ada sesuatu yang baru?

6
 Apakah ada hal yang luar biasa?
 Apakah sesuatu itu penting?
 Apakah ada yang menarik?
 Apakah menyangkut kehidupan manusia?
2. Baru dan Aktual
Baru atau aktual biasa juga disebut mengandung kesegaran atau
timelines. Tingkat kebaruan tergantung pada kecepatan berita itu
sampai kepada publik, misalnya ditandai dengan kalimat saat ini,
siang tadi, beberapa jam yang lalu, satu jam yang lalu, kemarin,
malam tadi, dan sebagainya. Paling tidak berita itu baru pertama kali
dilihat oleh penonton. Meski sudah diberitakan, tetapi jika ada
perkembangan baru tentang peristiwa tersebut maka hal itu masih
dikategorikan aktual.
3. Luar Biasa
Kejadian luar biasa di satu daerah akan dianggap sebagai hal
biasa atau tidak luar biasa bagi daerah lain. Karena itu kejadian baru
dianggap luar biasa jika masyarakat daerah itu menganggapnya
demikian. Ratusan orang tiap hari lari pagi di Gelora Bung Karno
Jakarta, misalnya. Ini hal biasa. Akan menjadi menjadi luar biasa jika
yang lari pagi adalah seorang nenek tua berusia 100 tahun dan
mampu mengelilingi Gelora Senayan hingga 50 kali putaran. Contoh
lain adalah di rumah bersalin banyak orang melahirkan anak dan tak
ada yang luar biasa. Tetapi baru menjadi luar biasa jika di antara ibu
yang melahirkan. ternyata kembar lima, dan ibunya selamat!
4. Penting
Penting bagi anda mungkin tidak penting bagi orang lain. Nilai
penting tergantung pada masyarakat dan media jenis apa yang
memberitakannya. Keputusan produsen alat elektron Sonny menutup
perusahaannya di Indonesia adalah berita penting bagi pemerintah
Indonesia yang saat ini sedang kesulitan mendorong investor
menanamkan modalnya di sini; juga penting bagi para pekerja PT

7
Sonny yang terancam kehilangan pekerjaan Tetapi tidak penting bagi
pemerintah lain.
5. Menarik
Unsur menarik juga sangat relatif sifatnya, artinya menarik bagi
anda belum tentu menarik bagi orang lain. Orang laki-laki berpoligami
biasanya terjadi pertengkaran, tetapi jika ada orang lelaki kawin
dengan empat isteri dan kemana-mana pergi bersama, tampak rukun
dan tidak pernah terjadi pertengkaran di antara istri-istrinya, tentulah
menarik untuk diketahui: mengapa bisa begitu? Apa resepnya?
Bahkan mungkin orang tak akan percaya dibuatnya.
6. Menyangkut Kehidupan Manusia
Setiap peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia akan
menjadi berita yang layak diketahui publik. Misalnya korban banjir
yang menewaskan puluhan orang. Seorang nenek ditabrak lari.
Seorang bayi masih hidup dibawah reruntuhan bangunan yang
ambruk. Ada kalanya peristiwa besar mengakibatkan korban harta
benda, tetapi nilai beritanya tidak lebih besar ketimbang yang
menyangkut manusia. Misalnya angin topan menumbangkan lima
rumah. Berita ini nilainya tentu akan lebih rendah dibandingkan
dengan seorang ibu tewas terkena reruntuhan pohon.

C. Nilai Berita atau News Judgement

Salah satu cara untuk mengukur kekuatan sebuah berita adalah


dengan mengecek apakah sebuah berita itu memenuhi kriteria di atas,
yakni memiliki nilai aktualitas atau ada unsur baru, menarik, penting,
dan menyangkut kehidupan manusia. Tidak semua berita memiliki
lima kriteria sekaligus. Ada kalanya hanya satu, dua atau tiga kriteria.
Satu kriteria pun cukuplah menjadi berita yang kayak disiarkan, sesuai
dengan kepentingan pemirsanya.
Di luar kriteria itu tentu masih ada kriteria lain untuk membuat
sebuah berita itu kuat atau lemah. Di bawah ini adalah sejumlah

8
kriteria pemilihan berita (news judgement) yang dapat dijadikan dasar
memilih apakah sebuah peristiwa itu layak menjadi berita atau tidak,
tentu berdasarkan pertimbangan- pertimbangan di bawah ini:
1. Kedekatan dengan Pemirsanya (Proximity)
Jarak peristiwa dengan pemirsanya menentukan apakah
berita itu kuat atau tidak. Berita tentang Ketua DPRD Surabaya
dan Wakilnya masuk tahanan Kejaksaan setempat karena diduga
melakukan tindak pidana korupsi. Berita ini akan menjadi sangat
kuat buat pembaca, atau pemirsa dan pendengar di Jawa Timur,
khususnya di Surabaya. Ini karena kedua orang itu dikenal oleh
masyarakat Surabaya, karena keduanya adalah wakil rakyat
daerah setempat yang memilihnya.
Tetapi berita itu tidak sekuat jika diberitakan untuk koran, radio
atau televisi di Jakarta. Di Jakarta berita itu mungkin hanya akan
menjadi bagian dari berita politik lokal. Berikut ini adalah dua
berita politik. Yang pertama terjadi di Indonesia, yakni tentang
pergantian kepemimpinan dari Suharto ke Habibie karena
dorongan para mahasiswa. Yang kedua kudeta militer di Pakistan.
Sama-sama berita politik, tetapi kita di Indonesia tentu akan
memilih jatuhnya Suharto dari kursi kepresidenan menjadi berita
utama daripada kudeta militer di Pakistan. Mengapa? Karena
berita jatuhnya Suharto sangat dekat dengan pemirsanya.
Masalah kedekatan dengan pemirsa, tidak selalu dilihat dari
letak geografis, tetapi juga sudut sosial budaya, politik maupun
keagamaan. Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, berita-berita
tentang Timur Tengah seperti konflik di Irak dan Palestina akan
mendapat perhatian redaksi pemberitaan karena masyarakat
Indonesia memiliki hubungan keagamaan yang kuat dengan nasib
bangsa di Timur Tengah.
2. Dampak Personal

9
Sebuah berita yang akan memiliki dampak terhadap
masyarakat akan memiliki tingkat kekuatan jika dibanding dengan
berita yang hanya berdampak pada segelintir orang. Misalnya
berita tentang kenaikan harga bahan bakar minyak tarif dasar
listrik, dan telepon, akan lebih kuat bila dibanding dengan
kenaikan harga mobil jaguar. Sama-sama berita kenaikan harga,
tetapi kenaikan BBM akan berdampak lebih besar terhadap
kehidupan masyarakat daripada kenaikan mobil jaguar yang
hanya berdampak pada segelintir orang kaya.
Demikian juga soal-soal kecil, seperti kenaikan harga cabe,
kenaikan harga buku pelajaran sekolah, tiket kereta api atau
apapun yang akan mempengaruhi pemirsa, akan menjadi menarik
diberitakan karena memiliki dampak personal. Jadi seberapa
besar pengaruhnya terhadap pemirsa maka itulah ukuran
kekuatan sebuah berita.
3. Segera (Immerdiate)
Sebuah informasi akan memiliki nilai berita jika informasi
tersebut memiliki sifat segera untuk diketahui pemirsa. Misalnya
info gempa dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) yang
akan menimbulkan tsunami, ini harus segera diberitakan untuk
menghindari banyak korban, dan agar masyarakat di tepi pantai
segera mengungsi. Listrik di seluruh Jakarta tiba-tiba padam.
Masyarakat segera ingin mendapat jawaban mengapa listrik
padam dan kapan menyala kembali. Tugas reporter lah yang
harus mengejar sumber-sumber berita agar pertanyaan
masyarakat segera terjawab. Reporter harus meminta Direktur
PLN untuk menjelaskannya. Penjelasan pihak PLN tentang
padamnya listrik akan menjadi berita berita penting karena
ditunggu-tunggu masyarakat.
Hal yang sama juga ketika terjadi pengungsian ribuan tenaga
kerja Indonesia di Malaysia ke Nunukan Kalimantan Timur.

10
Pernyataan Presiden sangat ditunggu-tunggu apa yang akan
dilakukan terhadap nasib anak anak negeri yang berjuang untuk
hidup di negeri orang dan memberikan devisa kepada negara.
Pernyataan presiden dalam hal ini memiliki sifat segera
diberitakan agar terjadi kepastian, dan tidak menimbulkan reaksi
yang destruktif.
4. Relevan (Relevant)
Sebuah informasi akan memiliki nilai berita jika memiliki
relevansi atau hubungan dengan fakta yang diberitakan
sebelumnya Misalnya dalam berita tentang ledakan bom di Legian
Bali pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan hampir 200 orang
dan 300 lainnya luka-luka, polisi menemukan serpihan bahan
peledak C-4 yang memiliki daya ledak tinggi atau high explosive.
Menurut Joe Vialis13, ahli bom dan anggota tim investigator
independen dari Australia, bom di Bali itu memiliki daya ledak
sampai jutaan fps. Sementara bom yang dibuat dari RDX dan TNT
hanya maksimum berkekuatan 27.000 fps. Selama ini yang
menjadi produsen utama C-4 adalah Amerika Serikat, Inggris dan
Israel, untuk standar militer. Menurut ahli dan praktisi eksplosif
Inggris, Mark Ribband, kepada AFP (15/10/2002), bom C-4
memang diproduksi oleh beberapa negara. Tetapi produsen
utamanya adalah AS dan Israel. Dia menambahkan, meskipun
relatif gampang dibawa dan mudah diselundupkan, bahan bom
plastik ini tidak bisa diperoleh sembarang pihak. "Selain amat sulit,
juga mahal."
Pendapat ataupun analis dari ahli bom tersebut sangat
relevan dengan kasus ledakan bom di Legian Bali, karena dapat
membantu menjelaskan orang macam apa yang melakukan
peledakan tersebut. Apakah mungkin bom yang dibuat dari karbit
dapat meledak begitu hebat hingga menghancurkan 27 bangunan
dan 200 orang tewas serta 300 lainnya luka luka? Pendapat para

11
ahli bom ini juga menjadi sangat relevan diberitakan sebagai
bagian dari upaya pencerdasan kepada pemirsa agar tidak mudah
dikelabuhi okeh pihak pihak tertentu.
5. Dramatis (Dramatic)
Kejadian kejadian yang menegangkan memiliki nilai berita
yang tinggi atau kuat karena membuat orang tertarik untuk
mengetahuinya. Berita-berita seperti penyelamatan terhadap
orang yang akan bunuh diri dengan terjun dari menara Polda
Metro Jaya pada akhir tahun 1990-an adalah salah satu
contohnya. Begitu juga upaya penyelamatan sandra dalam
pembajakan pesawat terbang, evakuasi korban ledakan bom, dan
saat-saat terakhir kemenangan tim bulu tangkis kita
memperebutkan gelar juara dunia. Semua ini memilki daya tarik
yang tinggi karena aspek dramatis.
6. Hiburan (Entertaiment)
Dunia hiburan atau entertainment adalah salah satu aspek
yang menarik menjadi berita. Bukan hanya materi hiburan itu
sendiri tetapi juga para pelakunya. Sekalipun masih kontroversial
apakah dunia hiburan masuk dalam kategori berita, kenyataanya
saat ini lebih dari 14 jenis tayangan infotainment di televisi karena
laku "dijual" kepada pemirsa.

D. Jenis-Jenis Berita

Dari sekian banyak peristiwa, ada jenis jenis berita yang sifatnya
umum dan menjadi kebutuhan semua orang. Berikut ini adalah
sejumlah jenis berita yang selama ini menjadi perhatian banyak orang:
a. Bencana dan tragedi, b.Konflik, c. Hukum dan criminal, d. Politik
lokal dan nasional, e. Ekonomi, perdagangan industri dan keuangan, f.
Pendidikan, g. Trend, h. Festival/hari besar, i. Cuaca, j. Kesehatan, k.
Lingkungan, l. Olahraga, m. Pariwisata.

E. Sumber Berita

12
Secara rinci sumber sumber berita dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pelayanan Darurat
Kantor polisi, Unit Gawat Darurat rumah sakit, kamar mayat, posko
banjir, posko keamanan kebakaran, Tim SAR, kantor badan
meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan sebagainya.
2. Jaringan
Jaringan disini bisa berasal dari hubungan perkawanan, kolega,
kerabat dan narasumber penting lainnya seperti kalangan pejabat,
pengamat dan politisi.
3. Media
Media lain seperti internet, radio, koran dan TV lain. Media ini
kalanya menjadi sumber informasi liputan yang perlu juga kita
cermati dan kita tindaklanjuti.
4. Catatan Harian
Yang dimaksud catatan harian adalah catatan seorang reporter
atau redaksi pemberitaan mengenai kejadian kejadian atau agenda
harian.
5. Siaran Pers
Siaran pers atau press release selalu datang ke kantor redaksi
media massa setiap hari. Siaran pers datang dari berbagai
lembaga, baik lembaga negara, pemerintahan, lembaga swadaya
masyarakat (LSM), organisasi, pengurus partai politik maupun dari
sejumlah perusahaan.
6. Jumpa Pers
Seperti halnya siaran pers, jumpa pers adalah sumber berita yang
dapat diliput atau sebaliknya, tidak diliput tergantung pada
kepentingannya.
7. Sumber Lain
Sumber lain yang dapat kita manfaatkan adalah arsip, web, dan
jurnalis paruh waktu atau freelance. Catatan kecil dalam arsip atau

13
guntingan koran adakalanya menjadi sumber penting yang dapat
kita tindaklanjuti. Juga keberadaan wartawan freelance.

F. Kaidah Berita Televisi

Ada 3 unsur pokok yang harus ada dalam berita televisi, yaitu :
gambar, commentary atau narasi dan suara atau audio. Ada falsafah
dalam jurnalisme televisi bahwa jurnalisme televisi adalah bercerita
tentang gambar. Dalam pengertian ini berlakulah adagium : “tidak ada
gambar, tidak ada berita”.2

1. Kaidah gambar (Video)


Perihal gambar berlaku kaidah sebagai berikut :
a. Aktualitas
Aktualitas artinya gambar berita televisi haruslah gambar yang
actual, yang baru terjadi atau benar-benar terjadi. Jadi gambar
berita televisi bukanlah gambar hasil rekayasa yang sengaja
diciptakan untuk berita.
Contoh : Berita tentang kecelakaan peawat terbang di solo jawa
tengah maka yang dimunculkan adalah gambar kecelakaan itu
yang sesungguhnya, bukan gambar kecelakaan pesawat terbang
yang lain. Buan yang rekayasa.
b. Singkronis
Singkronis artinya gambar yang di televisi harus singkron
dengan berita yang di informasikan. Tidaklah bisa dikatakan
singkron jika berita yang dibawakan berita gabah namun gambar
yang ditampilkan adalah sayur-sayuran.
Contoh lain adalah berita ini: "Lima pelaku perampasan
sepeda motor semalam babak belur dihajar massa di jalan raya
Tanah Abang Jakarta Pusat." Maka gambar yang muncul adalah
lima orang tersangka itu sedang dibawa ke kantor polisi atau
2
Reva dedy utama, Jurnalistik televisi, makalah pelatihan reporter anteve. Ada tiga
standar utama, yakni gambar, naskah dan suara. Tiga hal ini sesuai dengan pandangan
jurnalisme televisi versi TF1 yang memberi pelatihan di antv tahun 1994.

14
masih berada di tempat kejadian perkara, bukan gambar Kapolsek
yang sedang diwawancarai reporter. Apa jadinya kalau gambar
Kapolres yang muncul sementara komentar atau narasinya
berbunyi lima pelaku perampasan sepeda motor? Bagaimana
kalau tidak ada gambar lima tersangka? Gambar yang ada adalah
Kapolres memberitkan keterangan dan gambar barang bukti
sepeda motor? Sementara lima tersangka sudah masuk tahanan
dan tidak bisa keluar, dan gambar yang ada hanya ruang
tahanan? Yang dapat dilakukan adalah mengubah angel sehingga
lead beritanya menjadi begini: Kapolres Jakarta Pusat...
menyatakan, lima tersangka yang babak beiur d'hajar massa tadi
malam di Tanah Abang, hari ini langsung ditahan. Mereka akan
diperiksa untuk mengetahui motif kejahatannya, dan seterusnya.
c. Simbolis
Gambar simbolis artinya gambar yang ditayangkan untuk
berita televisi hanya untuk mewakili agar singkron dengan naskah.
Untuk berita-berita yang memerlukan gambar simbolik adalah
berita yang berasal dari jumpa pers dengan isu menarik. Misalnya
dalam sebuah jumpa pers seorang pejabat dari BPS
mengumumkan angka inflasi naik lima persen karena kenaikan
harga sembilan bahan pokok seperti beras dan sayuran. Maka
yang gambar yang muncul untuk mendukung berita itu adalah
gambar-gambar beras dan bahan sembilan pokok lainnya serta
gainbar pejabat yang mengumumkan inflasi itu.
Demikian juga dengan berita kelangkaan solar sehingga
ratusan nelayan tidak bisa melaut. Maka gambar simbol yang
dapat mewakili berita ini adalah gambar drum-drum solar kosong,
penjual solar sepi, dan para nelayan menganggur. Dalam praktik
di lapangan, berita-berita yang memerlukan simbolisasi adalah
berita-berita tentang keuangan atau perbankan, perdagangan dan
industri. Karena itu sejumlah media penyiaran menyiapkan

15
gambar-gambar dokumentasi mulai dari aktifitas perdagangan di
pasar, kegiatan bongkar muat di pelabuhan, tumpukan kontainer,
aktifitas industri, kilang- kilang minyak, kayu gelondongan di
pelabuhan, penebangan hutan dan sebagainya. Gambar-gambar
ini harus senantiasa diperbarui agar tampak selalu baru, dari
sudut pengambilan yang baru pula, sehingga tidak akan
membosankan pemirsa.
d. Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar rekayasa yang sengaja diciptakan untuk
mendukung berita berdasarkan kenyataan yang terjadi. Jadi
gambar ilustrasi bukan karangan atau hasil khayalan seorang
reporter dan kamerawan agar informasi yang didapat dapat
diberitakan. Contoh: "Sebuah helikopter milik penerbangan
Deraya Air jatuh di pegunungan Ciremai Kuningan Jawa Barat
dalam penerbangan dari Semarang ke Jakarta. Hingga kini empat
awaknya belum diketahui nasibnya."
Gambar ilustrasi yang mendukung berita kecelakaan pesawat
itu adalah grafik, peta, dan jenis pesawat Deraya Air yang dapat
diambil di kantor penerbangan itu. Grafik itu harus dapat
menggambarkan bagaimana pesawat itu jatuh ditambah
keterangan lain yang diperlukan. Di bawahnya diberi catatan
ilustrasi dan sumber informasi misalnya dari pejabat yang memiliki
kapasitas untuk menjelaskan berita tersebut. Gambar ilustrasi juga
dapat berupa peragaan yang dilakukan oleh seorang model.
Fungsinya untuk menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Saat ini banyak gambar ilustrasi untuk kasus-kasus investigasi
kriminal. Misalnya ketika seorang produser membutuhkan gambar
bagaimana seorang ibu berteriak minta tolong ketika rumahnya
hendak dirampok kemudian menyelamatkan anak bayinya, hal ini
dapat diperagakar. oleh orang lain.

16
Tentu saja ilustrasi ini dibuat berdasarkan keterangan korban,
saksi, maupun keterangan polisi. Ini semata-mata dilakukan untuk
menjelaskan karena produser tidak memiliki gambar asli ketika
kejadian itu berlangsung. Ketika gambar ini diproduksi untuk
kelengkapan gambar, maka di layar televisi harus diberi catatan
"ilustrasi" yang fungsinya untuk menjelaskan kepada publik bahwa
gambar ini bukan sebenarnya. Pesan yang ingin disampaikan
adalah "seperti inilah kejadiannya" sehingga tidak menyesatkan
pemirsa.
e. Estetika
Gambar dalam jurnalisme televisi haruslah mengandung
keindahan atau estetika. Dengan demikian gambar haruslah
memperhatikan komposisi, warna dan sudut pandang, agar
enak dilihat. Tetapi dalam praktiknya estetika tidaklah selalu
ditaati karena kondisi di lapangan memang sulit untuk
menghasilkan gambar yang estetis. Misalnya berita tentang
unjuk rasa mahasiswa di jalan Megaria Menteng Jakarta Pusat
yang hendak membakar kantor Golkar di jalan Cikini Menteng.
Dalam unjuk rasa itu terjadi aksi brutal yang memancing polisi
melakukan pengejaran terhadap mahasiswa.
Dapat dibayangkan, seperti apa gambar yang didapat jika
kamerawan terjun mengabadikan peristiwa tersebut. Pastilah
gambarnya goyang, bahkan tidak fokus, karena pengambilan
gambar mungkin sambil berjalan dan lari. Justru gambar yang
demikian akan menambah bobot berita yang hendak
disampaikan. Demikian juga ketika seorang mantan Presien
Soeharto masuk rumah sakit Pertamina ur.tuk memeriksa
kesehatannya. Sejumlah kamerawan televisi akan berebut
sehingga gambar bergoyang. Untuk jenis kasus ini aspek
estetika mengambil moment penting dan karena terjadi desak-
desakan dapat diabaikan. keindahan alam, Berbeda dengan

17
berita pariwisata yang menceritakan maka gambar haruslah
benar-benar mencerminkan keindahan. Gambar tidak boleh
goyang, harus fokus, memperhatikan komposisi warna, sudut
pandang dan berbagai jenis shot. Untuk ini kamerawan harus
menggunakan tripod agar gambar tidak goyang dan
komposisinya dapat diatur sedemikian rupa sehingga benar-
benar indah.
f. Ukuran Gambar
Ada lima jenis ukuran gambar atau lima jenis shot dasar
dalam dunia televisi, yaitu 1) close up; 2) medium close up, 3)
medium shot; 4) knee shot; 5) full shot. 3 Namun kelima dasar
ukuran gambar ini dapat dikembangkan menjadi beberapa
variasi sesuai dengan keperluannya.
1) Close up (CU), yaitu ukuran gambar yang jika objeknya
adalah manusia maka diambil dari bahu hingga sedikit ruang
(head room) di atas kepala.
2) Extreme close up (ECU), gambar detail untuk menunjukkan
sesuatu yang ingin ditonjolkan. Misalnya wajah seseorang
yang ditonjolkan kedua matanya, atau telinga seseorang
untuk menonjolkan anting-antingnya.
3) Very close up (VCU), gambar diambil dari dagu hingga
wajah untuk menunjukkan ekspresi wajah seseorang,
misalnya sedih, marah atau dingin. Latar belakang gambar
tidak menjadi titik perhatian.
4) Big Close up (BCU), diambil kepala secara penuh untuk
menonjolkan ekspresi seseorang, hampir sama dengan
VCU.

3
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, 1994,
Jogjakarta, dari Herbert 1969. 452

18
5) Medium close up (MCU), yaitu ukuran gambar yang jika
objeknya manusia maka dimbil dari dada hinga di atas
kepala.
6) Medium shot (MS), yaitu ukuran gambar yang jika objeknya
manusia maka diambil dari panggul hingga ke atas kepala,
objek hampir memenuhi layar.
7) Knee shot (KS), berarti gambar diambil dari lutut hingga di
atas kepala.
8) Full shot (FS), berarti gambar memenuhi layar kamera dari
kaki hingga atas kepala, biasa juga disebut medium long
shot (MLS).
9) Long shot (LS) adalah gambar objek me. nenuhi sekitar 3/4
layar kamera.
10)Ekstreme Long shot (ELS) objek memenuhi 1⁄2 layar
kamera.
11) Two shot, dua objek dalam layar mulai dari panggul hingga
ke atas kepala.
12)Three shot, 3 objek dalam layar penuh dari dada hingga atas
kepala.
13)Over shoulder shoot, gambar dua orang berhadapan terlihat
dari punggung.
Dalam praktik jurnalisme televisi, tipe-tipe shot
semacam inilah yang dinamakan bahasa gambar.
Rangkaian gambar dari long shot, medium hingga close up
menjadi sebuah cerita, dan sang reporter tinggal menambah
isi beritanya. Seorang kamerawan yang ingin
menggambarkan sebuah kampung industri, pastilah akan
mengambil urutan gambar sebagai berikut:
 Establishing shot
 Gambar dengan tipe long shot untuk menunjukkan
suatu tempat

19
 Close up papan yang menunjukkan nama desa
 Close up detail rumah-rumah penduduk dan
aktivitasnya
 Gambar full shot rumah, Full shot orang bekerja,
Close up orang bekerja,
 Ekstreme close up wajah orang,
 Long shot hasil kerajinan,
 Close up hasil kerajinan,
 Kembali ke longs shot orang dan kerajinannya.
Jangan lupa dalam merangkai gambar diperlukan gambar lain
sebagi inter cut atau insert untuk menghindari gambar terlihat
loncacatau jumping.
g. Komposisi
Komposisi yang dimaksud di sini adalah
menempatkan objek pada frame kamera. Tujuannya agar
objek yang ada di dalam frame enak dilihat atau ditonton.
Ada lima jenis komposisi gambar yang biasa dipakai dalam
pengambilan gambar berita televisi, yakni trianggulasi,
golden mean, head room, nose room, dan walking room.
Kita juga harus mengetahui gambar yang kita ambil di
kamera akan terpotong sekitar 5-10 persen di layar televisi.
Dengan demikian dari awal kita harus memposisikan
objek dengan tepat sesuai dengan apa yang akan kita
kesankan dengan objek itu, apakah kesan dramatis, kesan
artistik, kesan orang pendek, kesan tiga dimensi, dan
sebagainya.
- Trianggulasi adalah komposisi yang menempatkan
pusat perhatian pada puncak segitiga,
- Golden mean adalah komposisi yang
memperlihatkan objek perhatian persis berada
pada titik pertemuan empat garis.

20
- Head room dalah komposisi gambar yang memiliki
ruang diatas kepala seimbang dengan objeknya.
- Nose room adalah ruang kosong didepan hidung
seseorang yang ada didalam frame, jadi ada
ruang bebas didepan objek.
- Walking room adalah ruang kosong didepan objek
yang sedang berjalan agar terlihat wajar.
h. Gerakan Kamera
Setiap Gerakan kamera memiliki maksud dan tujuan. Dalam
jurnalistik televisi dikenal adanya 3 jenis Gerakan kamera
yang memiliki tujuan berbeda.
- Panning : Gerakan kekiri dan kekanan (Horisontal) sesuai
dengan objek yang akan diikuti.
- Tilting : Gerakan kamera vertical keatas (tilt up) dan
kebawah (tilt down)
- Tracking : Gerakan kamera kedepan dan kebelakang
bahkan Gerakan kesamping kiri aau kanan sejajar dengan
Gerakan objeknya.
i. Sequence
Sekuen (sequence) adalah kumpulan gambar (shot) yang
saling berkaitan dari suatu aksi sehingga menjadi sebuah
cerita. Pengertian ini sebenarnya kurang lengkap karena ada
kumpulan shot yang kemudian menjadi scere, dan kumpulan
scene inilah yang jika disambung-sambung menjadi sekuens
sehingga menjadi sebuah cerita. Dalam sebuah kalimat, shot
sarna dengan kata, scene sama dengan kalimat, dan alinea
adalah sekuens.
2. Kaidah Naskah (Commentary)
a. Prinsip 5W + 1H

21
Naskah berita televisi sama dengan naskah berita di media
cetak dan radio, dalam arti harus tetap mengandung unsur 5-
W dan 1-H, yaitu:
- What (apa), berarti naskah harus menjawab pertanyaan
apa yang terjadi.
- Why (mengapa) berarti naskah harus menjawab
pertanyaan mengapa peristiwa itu terjadi.
- Who (siapa), berarti naskah harus menginformasikan
siapa pelakunya, atau siapa korbannya, siapa pesertanya,
dan sebagainya.
- When (kapan) berarti naskah harus menjelaskan kapan
peristiwa itu terjadi.
- Where (dimana), berarti naskah harus menjelaskan
dimana kejadian itu
- How (bagaimana), berarti naskah menjelaskan bagaimana
peristiwa itu terjadi, bagaimana keadaannya.

Contoh :

Lima orang penumpang tewas dan dua luka-luka dalam


kecelakaan bus di jalan tol Jagorawi Jakarta siang tadi akibat
remblong.

What = kecelakaan

Who = penumpang

When = siang tadi

Where = di jalar, tol Jagorawi

Why = karena rem blong

How = lima orang tewas dan dua luka-luka

22
Dalam naskah berita terbagi menjadi dua, pertama
adalah lead berita atau intro yang berfungsi mengantarkan
berita ke dalam tubuh berita. Sedangkan bagian kedua adalah
tubuh berita yang berisi semua informasi yang hendak
disampaikan kepada publik. Tidak semua unsur berita masuk
dalam lead atau intro. Prinsipnya, dalam satu naskah harus
tuntas menjawab keenam unsur tersebut (5-W dan 1-H).

b. Format Naskah Berita


Dalam berita televisi dikenal format naskah untuk "reading"
dan voice over. Ada juga format paket. Di luar itu adalah
gabungan dari model atau format dasar berita.
1) Reading atau reader
Reading, adalah naskah yang seluruh isi beritanya baik
lead maupun tubuh beritanya dibaca oleh presenter.
Dalam format ini lead berita sudah menyatu dengan tubuh
berita. Sebagian stasiun televisi mengartikan naskah
model ini adalah no dubb, artinya naskah tidak didubbing
oleh reporter melainkan dibaca oleh presenter di studio.
Berita model ini biasanya dibuat karena berita dianggap
penting sementara gambar belum ada hingga deadline
berakhir. Ada kalanya gambar diwakili dengan grafik saja,
sehingga dikatakan reader grafik (rdr grafik), atau bahkan
hanya naskah saja dibaca presenter. Karena tidak ada
gambar, maka naskah tidak boleh panjang-panjang,
biasanya cukup 30 detik saja. Format ini juga sering
disebut reader only.
2) Voice over
Voice over sebenarnya adalah narasi atau suara reporter
'yang direkam dalam video laporan akhir (ABC, Paket
Berita TV-PJTV,). Istilah lain adalah narasi berita yang
telah didubbing. Istilah ini diikuti oleh TVRI seperti terbaca

23
dalam buku Jurnalistik Televisi (Mei 2003) oleh Deddy
Iskandar Muda. Jadi kalau ada naskah bertanda VO,
maka artinya naskah itu telah didubbing oleh reporternya.
Tapi di kebanyakan televisi istilah VO (mengikuti gaya
nggris) digunakan untuk menunjukkan format berita yang
pengertianya justru menjadi terbalik, yakni berita yang
seluruh naskah atau narasinya dibaca oleh presenter
ketika siaran, bukan oleh si reporter peliputnya.
Perbedaan istilah dapat membingungkan, tetapi
prinsipnya adalah bahwa dalam satu stasiun televisi harus
menggunakan bahasa yang sama agar siaran lancar.
Biasanya kalau ada berita bagus, gambar kuat, tapi tidak
ada wawancara, sering tidak dapat dibuat format paket
oleh reporter, sehingga berita hariya disampaikan secara
VO. Kalau ini yang terjadi, maka seluruh narasinya dari
lead hingga tubuh beritanya dibaca presenter. tubuh
beritanya adalah satu kesatuan pemikiran, Dalam format
voice over, lead atau intro dan bukan dua hal yang
terpisah. Ketika presenter selesai membaca lead, gamba:
keluar di layar menyertai.
3) Paket (package)
Paket adalah format berita lengkap yang terdiri dai lead,
tubuh berita dan sound bites atau sound up, bahkan
terkadang ada on screen atau on cam reporternya. Tubuh
berita bersifat independen sehingga tanpa mendengar
lead-nya pun kita bisa tahu isinya secara utuh. Sedangkan
berita non paket, tidak demikian. Lead adalah bagian yang
tak terpisahkan dari tubun berita.
4) SOT (Sound on Tape)
Sound on tape adalah format berita yang berisi hanya
potongan pernyataan seseorang nàra sumber yang

24
dianggap sangat penting untuk ditonjolkan. Dengan
demikian format ini isinya hanya lead in berita yang cbaca
presenter, kemudian disusul pernyataan dari
nara sumber tersebut.
5) Voice Over - Sound on Tape (VO-SOT)
VO-SOT adalah model berita yang terdiri dari lead berita
dan tubuh berita, semuanya dibacakan oleh presenter,
disambung dengan sound up nara sumber sebagai akhir
atau penutup berita. Biasanya VO-SOT dipakai karena
gambar terbatas, namun keterangan nara sumber penting
ditonjolkan.
6) Live on Tape
Live on tape adalah format berita seperti live atau siaran
langsung tetapi direkam. Liputannya langsung direkam
dari lokasi kejadian dan disiarkan tunda atau delay.
Format semacam ini sering digunakan jika peristiwanya
besar seperti bencana, namun tidak dapat siaran
langsung, dan untuk menunjukkan reporter berada di
lapangan, maka dilakukan live cn tape. Durasi disesuaikan
dengan keperluan, tetapi biasanya tidak terlalu panjang.
Cukup sekitar 2 menit. Cara semacam ini dapat
meningkatkan kredibilitas stasiun televisi. Contoh ketika
terjadi bencana gempa di Mandailing Natal Sumatera
Utara, reporter telah sampai di lokasi. Di sini reporter
stand up atau on screen untuk melaporkan peristiwa yang
terjadi dan kamerawan merekamnya. Rekaman ini dikirim
ke stasiun televisi untuk disiarkan.
3. Kaidah Suara (Audio)
a. Suara atmosfir
Atmosfir adalah suara dari suasana sebuah peristiwa
yang direkam, yang sifatnya natural. Suara ini sangat penting

25
untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya dari fakta-
fakta yang disampaikan. Dalam kasus demonstrasi mahasiswa
misalnya, maka suara orang berorasi harus diangkat levelnya
agar kedengaran apa tuntutan mereka sebenarnya. Demikian
juga suara petasan yang meledak dalam peristiwa pesta adat
orang Betawi misalnya, harus diperdengarkan.
b. Suara/narasi
Suara narasi adalah suara dari naskah yang dibaca
presenter maupun reporter atau suara dari reporter yang on
screen atau stand up. Sebuah berita gambar tanpa suara
narasi akan tidak bermakna. Lihatlah sebuah aksi demo meski
gambarnya kuat, tetapi tidak ada narasinya maka akan tidak
bermakna. Artinya pemirsa tidak mendapat kejelasan dari
gambar yang ditayangkan. Yang harus diperhatikan dalam
narasi cari reporter atau presenter adalah bahwa si pembaca
berita haruslah fasih dalam berbahasa. Di samping itu juga
tidak memperlihatkan dialek kedaerahan.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam konteks berita televisi, maka unsur yang tidak kalah pentingnya
adalah adanya unsur gambar. Informasi itu mungkin menarik, bahkan sangat
penting, tetapi tidak ditunjang oleh gambar atau visual, maka tingkat "penting"
dan menariknya akan berkurang. Mengapa? Karena dalam berita televisi, aspek
gambar sangat menentukan layak dan tidaknya informasi tersebut ditayangkan
sebagai berita.

Ada 3 unsur pokok yang harus ada dalam berita televisi, yaitu : gambar,
commentary atau narasi dan suara atau audio. Ada falsafah dalam jurnalisme
televisi bahwa jurnalisme televisi adalah bercerita tentang gambar.

sejumlah jenis berita yang selama ini menjadi perhatian banyak orang: a.
Bencana dan tragedi, b.Konflik, c. Hukum dan criminal, d. Politik lokal dan
nasional, e. Ekonomi, perdagangan industri dan keuangan, f. Pendidikan, g. Trend,
h. Festival/hari besar, i. Cuaca, j. Kesehatan, k. Lingkungan, l. Olahraga, m.
Pariwisata.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam


penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke
depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya
tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

27
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teknik Reportase dan Produksi Berita Televisi, Syaefurrahman Al-Banjary.

28

Anda mungkin juga menyukai