Anda di halaman 1dari 2

Dasar panggul mempunyai tiga fungsi utama yaitu:

 Suportir
 Sfingterik
 Fungsi seksual
Kekuatan Otot Dasar Panggul
Kekuatan otot dasar panggul dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan terjadinya kelemahan atau kekendoran terhadap otot dasar panggul itu sendiri.
Faktor resiko itu adalah:
1. Usia
Otot akan cenderung mengalami penurunan kekuatan berdasarkan pertambahan usia.
Hal ini tidak dapat dihindari. Problem lain yang terjadi dengan pertambahan usia adalah
hilang / berkurangnya mobilitas dari otot. Demikian juga halnya dengan otot dan jaringan
penyokong organ-organ genitalia akan mengalami hal yang sama. Beberapa penulis
mengemukakan bahwa terdapat peningkatan 12% kejadian prolaps organ pelvic dengan
bertambahnya usia, bahkan ada penelitian yang mendapatkan peningkatan kejadian
prolaps organ pelvik sampai dua kali pada usia antara 20-59 tahun.
2. Hormonal
Hormonal, peningkatan hormon dalam sirkulasi pada saat persalinan menyebabkan
terjadinya relaksasi otot panggul. Diantaranya hormon progesteron, prostaglandin,
relaxin. Hormon ini akan berkurang sampai menghilang enam minggu setelah
melahirkan. Ini berarti kekuatan otot dasar panggul baru dapat kembali ke posisi normal
setelah 6 minggu.
3. Kehamilan
Akibat tekanan beban yang terus menerus terhadap otot dasar panggul
mengakibatkan terjadinya peregangan yang pada akhirnya menyebabkan kelemahan otot
dasar panggul.
4. Persalinan
Tujuh persen wanita yang melahirkan 4 kali atau lebih akan mengalami SUI (Stress
Urinary Incontinence). Setiap kelahiran dapat menyebabkan kerusakan pada otot dasar
panggul. Pada saat kepala bayi keluar dari vagina tekanan yang terjadi pada kandung
kemih, uretra dan terlebih pada otot dasar panggul serta penyokongnya dapat merusak
struktur ini. Sobekan atau tekanan yang berlebihan pada otot, ligamentum, jaringan
penyambung dan jaringan saraf akan menyebabkan kelemahan yang progresif akibat
kelahiran bayi. Wanita yang melahirkan dengan forcep, ekstraksi vakum atau berat badan
> 4000 gr akan mengalami risiko peningkatan inkontinensia urin. Persalinan seperti ini
memiliki tendensi terjadinya peningkatan kerusakan saraf dasar panggul.
5. Kelainan neurologik.
Persalinan pervaginam dapat menyebabkan kerusakan nervus pudendus baik tekanan
secara langsung maupun akibat penarikan.
6. Kelainan kongenital.
Beberapa kelainan kongenital pada saraf spinalis dan jalur yang menghubungkan
persarafan pada otot-otot pelvis yang turut mempengaruhi kekuatan ODP seperti:
muscular dystrophy, myelodysplasia, meningomyelocele, bladder exstropi dan spina
bifida. Kelainan ini menyebabkan flaccid paralysis pada otot dasar panggul.

Anda mungkin juga menyukai