Anda di halaman 1dari 1

per kapita dari penghasilan mereka untuk dapat mengkonsumsi makanan yang berguna

dalam menyembuhkan suatu penyakit, seperti minuman berkalsium yang diperkaya dengan
elektrolit, sereal dan zat besi serta makanan yang mengandung protein kedelai isolat yang
berguna dalam mengurangi total kolesterol dan kadar lowdensity lipoprotein (LDL) di dalam
tubuh. Di Indonesia sendiri mengkonsumsi makanan fungsional dan nutrasetikal sudah ada sejak
dulu, hanya saja masyarakat tidak menyadarinya. Dengan perkembangan zaman saat ini
masyarakat lebih banyak berminat pada makanan instan yang telah bercampur dengan zat-zat
kimia yang dapat merusak kesehatan tubuh. Menurut data Riskesdas tahun 2007 dan 2013 yang
menyatakan bahwa terdapat peningkatan prevalensi kasus gizi kurang, gizi buruk, anak pendek,
dan penyakit infeksi seperti diare (Balitbangkes, 2014).
Telah banyak makanan bernutrisi yang dikembangkan di Amerika Serikat, dimana
diperkirakan 100 juta orang telah mengkonsumsi makanan ini. Dengan banyaknya konsumen dan
manfaat serta pengaruh dari makanan fungsional ini bagi kesehatan, maka penting bagi perawat
untuk mengetahui tentang jenis terapi pemberian makanan bernutrisi serta bagaimana
keuntungan dan risiko yang dapat diakibatkan dari terapi ini. Karena perawat merupakan salah
satu profesi dibidang kesehatan yang dapat melakukan terapi ini disertai dengan sertifikat
kompetensi yang dimiliki. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang
terapi komplementer Functional Food dan Nutreuticals.

Anda mungkin juga menyukai