Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PELAYANAN INSTALASI

RAWAT JALAN RUMAH SAKIT IBU


DAN ANAK DEFINA PARIGI
MOUTONG
ii
PENGESAHAN
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DEFINA

Disusun Oleh :
Kepala Instalasi Rawat Jalan

Rahayu Wahyu Ningsi, Amd.Keb


NIK.

Disetujui Oleh :
Ketua Komite Akreditasi

dr. Anis Rahmawati, MH


NIK.

Ditetapkan Oleh :
Direktur

dr. Adelina Amelia A.F Bofe Sp.OG


NIK.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerahNya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Pelayanan
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina ini dapat selesai disusun.
Buku pedoman ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina.
Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana dalam Pelayanan
Instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Pelayanan Instalasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina.

Parigi,

Penyusun

iii
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
DEFINA
Jl. Trans Sulawesi No.7 KelKampal.Telp. (0450) 21915
PARIGI – 94371

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


IBU DAN ANAK DEFINA
NOMOR :

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DEFINA

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DEFINA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit


diperlukan adanya Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan di RSIA
Defina Parigi;
b. bahwa sesuai butir a. diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur RSIA Defina Parigi;
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2 Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3 Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
4 Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
5 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
6 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 Tahun 2012 tentang
Akreditasi;
7 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;
8 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1165.A/MenKes/SK/X/2004
tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK DEFINA PARIGI.

KESATU : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan di RSIA

iv
Defina Parigi sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
KEDUA : Mengamanatkan Kepada Kepala Bidang Pelayanan dan Keperawatan
untuk melakukan pemantauan, monitoring dan evaluasi atas
pelaksanaan panduan ini
KETIGA : Panduan ini sebagai acuan dalam memberikan pelayanan di RSIA Defina
Parigi.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku 3 (tiga) tahun sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan,
maka akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Parigi,
Pada tanggal :

Direktur RSIA Defina

Tembusan :
1. Arsip
2. Kepala Bidang Kepelayanan dan Keperawatan dr. Adelina Amelia A.F Bofe Sp.OG
NIK.

v
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................1
DEFINISI......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
B.TUJUAN...............................................................................................................................1
C. RUANG LINGKUP.............................................................................................................2
D. BATASAN OPERASIONAL............................................................................................2
D. DASAR HUKUM...............................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................3
STANDAR KETENAGAAN.......................................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................................4
STANDAR FASILITAS...............................................................................................................6
BAB IV.........................................................................................................................................6
TATA LAKSANA PELAYANAN............................................................................................11

BAB V.........................................................................................................................................14

LOGISTIK...................................................................................................................................14

BAB VI........................................................................................................................15

KESELAMATAN PASIEN............................................................................................16

BAB VII.......................................................................................................................................20

KESELAMATAN KERJA..........................................................................................................20

BAB VIII......................................................................................................................................22

PENGENDALIAN MUTU..........................................................................................................22

BAB IX........................................................................................................................24

PENUTUP....................................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan rawat jalan (ambulatory services) adalah salah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Karena tingginya biaya perawatan pasien yang kompleks maka diperlukan suatu
fasilitas yang bisa memberikan pengobatan yang adekuat dengan biaya yang lebih sedikit dan
lebih sedikit intervensi. Bentuk pelayanan ini akan mengurangi pengeluaran biaya rumah sakit
pasien dengan adanya diagnosis awal dan pengobatan dini. Secara sederhana pelayanan rawat
jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap
(Hospitalization)(Feste,1989).

Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan.
(standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed depkes RI thn 1999). Sedangkan Fungsi dari
pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan
pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang
membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan
perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis dini,yaitu tempat
pemriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut dalam tahap pengobatan
penyakit.

Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian yang menggambarkan banyaknya
pelayanan spesialistik, subspesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf medis yang ada
pada rumah sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dari berbagai kebijakan dan prosedur terkait dengan pelayanan Unit
Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Kusuma Ungaran
2. Tujuan Khusus

1
a. Memberikan pelayanan Rawat Jalan yang efektif, dan memuaskan bagi pasien
yang menjalani pemeriksaan
b. Menanggulangi masalah nyeri, baik akut maupun kronis pada pasien yang
melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Kusuma Ungaran.
c. Mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal melalui
prosedur dan tindakan yang dapat di pertanggungjawabkan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina meliputi:

1. Poli Spesialis Anak


2. Poli Obgyn

D. Batasan Operasional

Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang terkait
dengan kerangka pelayanan Unit Rawat Jalan.
1. Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
2. Rumah sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.
3. Unit Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap penderita dengan waktu
kurang dari 24 jam dimana dalam pelayanannya terkait dengan kegiatan penunjang
lain seperti laboratorium, radiologi dan farmasi.
4. Poli Spesialis adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi
tindakan pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien yang membutuhkan
tindakan spesialistik .

2
E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Kusuma Ungaran sesuai
dengan:
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2 Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3 Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
4 Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
5 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kualifikasi Tenaga Dokter di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina
adalah Dokter Spesialis Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina
2. Kualifikasi Tenaga perawat dan bidan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan
Anak Defina adalah tenaga perawat dan bidan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu
dan Anak Defina yang berpengalaman di bidang paramedik.

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan Rawat Jalan perlu menyediakan sumber daya manusia yang
kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi
sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar
tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan
sumber- sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan Rawat Jalan di unit Rawat Jalan,
maka dibutuhkan tenaga dokter umum,dokter gigi, dokter spesialis, perawat dan bidan
yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.

No Tenaga Medis Jumlah


1 Dokter umum 2
2 Dokter Spesialis 4
5 Bidan 4

4
C. Pengaturan Dinas
Pengaturan jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat dan bidan
untuk melaksanakan tugas pelayanan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Defina. Pelayanan dibagi menjadi dua shift yaitu:
1. Shift pagi: pukul 07.00-14.00 WIB untuk poli Obgyn dan poli anak
2. Shift sore: pukul 14.00-21.00 WIB

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
1. Poli umum

RUANG TUNGGU

TPP
POLI UMUM

Toilet

2. Poli Spesialis

Poli Poli

Ruang Tunggu R

U
Poli Poli
A

TPP

6
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada pelayanan rawat jalan terdiri dari:
1. Alat yang Tersedia Unit Rawat Jalan
Nama Alat Jumlah Keadaan Merk
POLI ANAK
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 2 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

POLI OBGYN
1. Meja Dokter 1 Baik
2. Meja alat 3 Baik
3. Kursi dokter 1 Baik
4. Kursi pasien 3 Baik
5. USG 2D 1 Baik
6. USG 4D 1 Baik
7. Senter 1 Baik
8. Bak Instrumen 1 Baik
9. Bengkok 1 Baik
10. Tempat tidur pasien 2 Baik

7
11. TV 1 Baik

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penerimaan Pasien

1. Pasien datang di Unit Rawat Jalan, mendaftarkan identitas di bagian Tempat Penerimaan
Pasien (TPP)
2. Pendataan dilakukan sesuai tujuan poli.
3. Data pasien atau kartu pasien sudah berada di masing-masing tujuan

B. Tata Laksana Pelayanan


1. Poli Spesialis
1. Poliklinik anak
a. Pemeriksaan dan pengobatan
Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, penimbangan berat badan, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi) jika diperlukan, pemberian resep,
dan edukasi kepada orang tua (dan pasien) mengenai masalah kesehatan yang akan atau
sedang mereka alami.
b. Tumbuh kembang
Pemeriksaan tumbuh kembang anak dilakukan oleh dokter spesialis anak meliputi
pemeriksaan tinggi badan dan berat badan (status gizi), deteksi perkembangan dengan
menggunakan KPSP serta alat peraga atau permainan.

2. Poli Obgyn
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli Obgyn setiap hari kerja (Senin sampai
dengan Sabtu) mulai pagi pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB, sore pukul 19.00
sampai dengan 21.00. Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang (laboratorium, dan radiologi) jika diperlukan, pemberian resep,
edukasi kepada pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.

9
10
ALUR RAWAT JALAN

Datang Sendiri
Tempat Penerimaan
Dokter Praktek Pasien (TPP)
Rujukan Lain

PULANG POLI SPESIALIS


POLI ANAK DAN OBGYN
IGD

PEMERIKSAAN RAWAT

PENUNJANG INAP

11
BAB V

LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat Unit Rawat Jalan

1. Pengertian
Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat di Unit Rawat Jalan adalah permintaan obat dan
alat kesehatan ke unit farmasi atas permintaan dokter.
2. Prosedur :

a. Permintaan obat atau alat kesehatan ditulis pada resep rangkap 3 untuk pasien intern dan 2
rangkap untuk pasien yang di tulis oleh dokter umum atau dokter spesialis.

b. Resep obat dilengkapi nama dokter, tanggal, nama pasien, Jenis pasien dan nomor Rekam
Medis.

c. Resep diberikan TPP untuk proses administrasi selanjutnya.


B. Perencanaan Peralatan atau Peremajaan

1. Pengertian
Suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru, sesuai kebutuhan saat itu atau
sebagai pengganti alat yang rusak atau harus diganti karena keausannya.
2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah agar peralatan dapat
digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dan menunjang proses pelayanan di masing-
masing poli.
3. Prosedur Kegiatan

a. Dilakukan pengecekan rutin, sehingga diketahui peralatan yang tidak dapat digunakan atau
tidak dapat diperbaiki, dan direncanakan dalam anggaran rutin atau diganti yang baru.

b. Pengajuan pembelian peralatan baru diketahui Kepala Unit Rawat Jalan kepada Ka Bidang
umum dan keuangan rumah sakit disertai perkiraan harga.

12
c. Bila sudah terealisasi kepala unit menerima alat dan menandatangani buku penerimaan
barang serta menuliskan pada buku inventaris

13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian

Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan lain-
lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.

2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses


pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.

14
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-RS
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.

7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan informasi


yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.


Standar tersebut adalah :
1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit :


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien rumah
sakit.

2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun

3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit

4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan karyawan

15
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di atas

7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan melakukan
self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit

9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit dan
kejadian tidak diharapkan.

D. Sasaran Keselamatan Pasien di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal pasien
masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur: Write
back, Read back dan Repeat Back (reconfirm).
3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran
kemih, infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering berhubungan dengan ventilasi
mekanis. Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat.

16
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja,
bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan
pekerjaan dan proses produksi Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang berada di
rumah sakit termasuk instalasi farmasi dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan
untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di sekitar
rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses kerja. Dengan demikian jelas
bahwa keselamatan kerja adalah merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera, cacat/ kematian, kerugian harta
benda dan kerusakan peralatan mesin dan lingkungan secara luas.

B. Tujuan Keselamatan Kerja


1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan pekerjaan
2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya paparan dari zat kimia
yang membahayakan
3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis
4. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
5. Menerapkan ergonomi di tempat kerja
6. Mengamankan dan memelihara alat-alat perlengkapan farmasi
7. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
8. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
9. Mensesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja


Klasifikasi kecelakaan kerja di Instalasi rawat inap secara garis besar, diantaranya :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
a. Terpapar zat kimia cair
b. Menghirup obat berbahaya ketika melakukan peracikan

17
c. Terjatuh
d. Tersandung benda
e. Terbentur alat
f. Terkena arus listrik dll
2. Klasifikasi menurut agen penyebabnya
a. Alat-alat keperawatan seperti tertusuk jarum suntik, terbentur, dll
b. Lingkungan kerja, seperti ruangan panas, pencahayaan kurang.
3. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
a. Efek terkena zat kimia
b. Efek terkena menghirup obat
c. Patah tulang
d. Keseleo/dislokasi/terkilir
e. Kenyerian otot dan kejang
f. Luka tergores
4. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
a. Kepala, leher, badan, lengan, kaki dan berbagai bagian tubuh lainnya
b. Luka umum dsb
5. Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja yang di lakukan instalasi rawat jalan. Diantaranya
adalah :
a. Desain ruangan
Ruangan Poli di desain dengan senyaman mungkin dengan sirkulasi udara yang
baik.
b. Ruangan ners station
Setiap melakukan komunikasi selalu menggunakan masker bila terindikasi pasien
dengan penyakit menular dan membatasi komunikasi dengan jarak 45cm
(menghindari percikan air liur pasien)
c. Ruangan Dokter
Ruangan di usahakan selalu bersih, dilengkapi dengan tempat cuci tangan.

18
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka saat ini
masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Pengendalian mutu di unit rawat jalan harus dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari
pasien sehingga nantinya dapat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di Unit Farmasi
pada khususnya dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina pada umumnya.
Indikator Mutu Pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina mengacu pada
Pedoman Indikator Mutu Rumah Sakit Umum Kusuma Ungaran yaitu:
1. Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
Ruang lingkup : Waktu Tunggu Di Rawat Jalan

Dimensi mutu : Efisiensi dan efektivitas


Tujuan : Tersedianya pelayanan rawat jalan pada hari kerja
Definisi operasional : Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
mendaftar sampai dilayani oleh dokter.
Kriteria inklusi : -
Kriteria eksklusi : -
Numerator : Jumlah pasien rawat jalan yang menunggu lebih dari 15 menit
Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat jalan dalam bulan tersebut.
Standar : 1%

2. Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif


Ruang lingkup : Komunikasi lisan atau melalui telepon yang kurang efektif
antar pemberi pelayanan tentang pelaporan kembali hasil
pemeriksaan dan kondisi pasien.
Dimensi mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui komunikasi lisan
yang efektif

19
Definisi operasional : Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan
yang tidak menggunakan prosedur: Write back, Read back
dan Repeat Back (reconfirm)
Kriteria inklusi :
- Kesalahan Prosedur komunikasi lisan atau via telepon: Write
back, Read back dan Repeat Back (reconfirm)
- Pelaporan secara lisan yang tidak menggunakan prosedur
SBAR
- Prosedur spelling atau ejaan tidak digunakan untuk obat
yang bersifat LASA atau NORUM

Kriteria eksklusi : Komunikasi non lisan atau tertulis


Numerator : Jumlah ketidaktepatan komunikasi lisan atau via telepon
Denominator : -
Standar : 0

20
BAB IX
PENUTUP

Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Unit Rawat Jalan, yang dapat dipakai
sebagai acuan di dalam pelayanan rawat jalan untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara
keseluruhan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Defina Parigi. Pedoman ini akan mengalami
perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu sehingga diperlukan suatu
evaluasi secara teratur dan berkelanjutan dalam hal pemantauannya. Dengan adanya suatu
pedoman pelayanan maka kegiatan pelayanan secara khusus di Unit Rawat Jalan dapat
mengutamakan kepuasan dan keselamatan pada setiap pasien.

21

Anda mungkin juga menyukai