Anda di halaman 1dari 2

PEMBERDAYAAN WAKAR

Tanpa Unsur Radikal

Budaya masyarakat muslim dan peradaban Islam adalah memberikan rizki kepada sesama
sebagai mahluk sosial. Dengan konsep memberi niscaya orang-orang yang belum diberikan kesempatan
rizki dapat ditolong oleh mereka yang memiliki kelebihan rizki. Sebagai mahluk ekonomi, manusia
mempertahankan hidup agar memenuhi kebutuhannya dan keinginannya dengan bekerja semaksimal
mungkin agar dapat tercapai apa yang inginkan. Dengan segala kekuatan tenaga masing-masing manusia
bekerja menurut keahlian bidang mereka masing-masing. Seperti pedagang, petani dan semua
pekerjaan yang bisa dilakukan guna mencukupi kehidupan guna mendapat kesejahteraan.

SEJARAH WAKAF
pada masa Rasulullah SAW dan sahabatnya sangat gemar berwakaf seperti dalam sejarah Islam
wakaf pertama masjid Nabawi dan masjid Quba, yang paling menarik institusi wakaf berkembang ketika
masa Ottaman dan Mamluk. perkebunan, mata air sumur, masjid, harta benda untuk alat-alat perang
dan lainnya. Pada masa Daulah Umayyah dan Abbasiyah perwakfan Mesir dan Syam merupakan wakaf
dari hasil rampasam perang dan dimanfaatkan untuk dakwah, fakir miskin pengembangan keilmuan dan
pembangunan infrastruktur. Perguruan tingggi yang dibangun berdasarkan konsep wakaf juga di adopsi
oleh universitas barat seperti Oxford dan Cambrigde. Tidak hanya di timur tengah saja, seperti wakaf
universitas pertama Al-Azhar di mesir pada tahun 975 hijriyah dan Al-Qurawwin di Maroko pada tahun
1200 hijriyah merupakan tonggak awal sejarah yang menginpirasi banyak umat manusia.

Firman Allah;

‫ع ِليْم‬
َ ‫ّٰللاَ بِ ٖه‬ َ ‫لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحتّٰى ت ُ ْن ِفقُ ْوا ِم َّما ت ُ ِحب ُّْونَ َۗو َما ت ُ ْن ِفقُ ْوا ِم ْن‬
ّٰ ‫ش ْيءٍ فَا َِّن‬
Terjemahan;
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta
yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah
Maha Mengetahui. (Ali Imran ayat 92)
Kutipan dari website Badan Wakaf Indonesia bwi.go.id, di antara hadits tentang wakaf yang
menjadi dasar dan dalil adalah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Al Khatab. Dalam hadits
tersebut, Umar meminta petunjuk Nabi SAW tentang tanah yang baru ia dapatkan di Khaibar.

“Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak
pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan
kepada saya untuk melakukannya?

Kemudian Rasulullah SAW bersabda,


“Tahan sumbernya dan sedekahkanlah manfaat dan faedahnya.”

Hadits lain yang menjelaskan wakaf adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya
kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah (wakaf), ilmu pengetahuan yang bisa
diambil manfaatnya, dan anak soleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai