Anda di halaman 1dari 122

_

STRATEGI KOMUNIKASI PETUGAS PT PLN (PERSERO)


ULP SIANTAN DALAM MENGINFORMASIKAN PROGRAM
PEDULI KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ijazah Diploma III
Program Studi Administrasi BisnIs Jurusan Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Pontianak

Oleh:

SYARIF MUHAMMAD RAFIQI


NIM 3201904064

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2022
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : SYARIF MUHAMMAD RAFIQI

NIM : 3201904064

Prodi : Administrasi Bisnis

Jurusan : Administrasi Bisnis

Dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa Tugas Akhir Saya yang

berjudul “Strategi Komunikasi Petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan Dalam

Menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan” Bebas dari

Plagiarisme dan bukan hasil karya orang lain.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dari Tugas Akhir

tersebut terdapat indikasi plagiarism, Saya bersedia menerima sanksi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian surat pernyataan

ini Saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari siapapun juga, untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pontianak, Agustus 2022


Yang Membuat Pernyataan

Matrai dan TTD

Syarif Muhammad Rafiqi


NIM 3201904064
ABSTRAK
ABSTRACT
PRAKATA

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tepat waktunya. Tugas akhir

yang berjudul “Strategi Komunikasi Petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan

Dalam Menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan”.

Penulisan tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

ijazah Diploma III pada Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri

Pontianak.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, ilmu,

masukan, serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang

sebesarnya kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan ilmu pengetahuan

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

2. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa kepada

penulis.

3. Bapak Ir. H. Muhammad Toasin Asha, M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri

Pontianak.

4. Bapak Ade M. Yuardani, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Pontianak.

5. Ibu Novi Desanti, S.E., M.AB. selaku Ketua Program Studi D III Administrasi

Bisnis.

6. Drs. Agus Eko Tejo S., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, masukkan, dan motivasi kepada penulis

sehinga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktunya.

i
6. Seluruh Dosen Politeknik Negeri Pontianak khususnya Jurusan

Administrasi Bisnis yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

7. Bapak Suwardana dan Bapak Sandi selaku Pembimbing Lapangan

serta seluruh karyawan PT PLN (Persero) yang telah berbagi ilmu dan

pengalamannya kepada penulis saat melakukan praktik industri di PT PLN

(Persero) ULP Siantan.

8. Kepada Aisyah, Reza, Ardiansyah, Apis, Haidir, dan Rizik yang telah

memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada penulis selama

penulisan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini mungkin terdapat

kekurangan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Untuk itu

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

penulisan tugas akhir ini. Semoga dengan adanya tugas akhir ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua pihak. Aamiin.

Pontianak, Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK

PRAKATA.................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan ....................................................... 10


1. Sejarah Singkat Perusahaan .................................. 10
2. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan .............................. 13
3. Gambaran Umum Perusahaan .......................................... 14
a. Aspek Kepegawaian .................................................... 20
b. Aspek Pemasaran ........................................................ 21
B. Uraian Struktur Organisasi ......................................................
1. Struktur Organisasi ............................................................
2. Uraian Pekerjaan ...............................................................

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Strategi komunikasi petugas dalam menginformasikan Program


Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ..........................................
B. Harnbatan yang Dihadapi Saat Melakukan Program .............
C. Solusi Dari Hambatan Saat Melakukan Program ............................

BAB IV PENUTUP

A. S im p u la n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Saran ...................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Kasus Kecelakaan Umum Akibat Sengatan Listrik


Di Wilayah Kalimantan Barat ................................................... 3

Tabel 2 Jumlah Karyawan Pada PT PLN (Persero) ULP Siantan


Berdasarkan Status Karyawan ................................................ 29

Tabel 3 Jumlah Karyawan Tetap Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pada PT PLN (PERSERO) ULP Siantan .................................. 30

Tabel 4 Daftar Harga Listrik berdasarkan Tarif dan Golongan Yang


Disediakan Oleh PLN .................................................................. 33

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Brosur mengenai program peduli keselamatan ketenag


listrikan ................................................................................... 5
Gambar 2 :..................................................................................................
Gambar 3 :..................................................................................................

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi


Lampiran 2 Daftar Hadir Praktik Industri

Lampiran 3 Format Laporan Harian


Lampiran 4 Hasil Pekerjaan Selama Praktik Industri
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam

menunjang aktivitasnya sehari-hari apalagi di era modern sekarang ini tentunya

kita tidak akan terlepas dengan penggunaan listrik. Selain memberikan manfaat,

listrik juga memiliki potensi bahaya apabila tidak digunakan dengan benar dan

bijak. Beberapa bahaya listrik yang dapat mengancam keselamatan diri antara lain

kebakaran, meledaknya komponen listrik, bahaya tersengat listrik yang dapat

mengakibatkan seseorang terluka, atau bahkan kehilangan nyawanya. Hal ini bisa

terjadi karena kelalaian dan kurangnya pemahaman kita terhadap keselamatan

dalam memanfaatkan listrik tersebut. Oleh karena itu penting dilakukannya

kegiatan yang dapat mengedukasi masyarakat terkait bahaya listrik dan

pencegahannya.

Di perusahaan sendiri terdapat bagian yang bertugas untuk menyampaikan

segala bentuk informasi yang berkaitan dengan perusahaan kepada khalayak

umum yaitu Public Relations atau yang biasa kita kenal dengan hubungan

masyarakat (humas). Humas sendiri memiliki peranan yang penting di dalam

sebuah perusahaan karena dengan adanya humas perusahaan dapat

menciptakan pandangan publik yang positif terhadap perusahaan sehingga akan

memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Humas juga membantu

perusahaan dalam membangun dan memelihara hubungan yang baik kepada

publik sehingga perusahaan dapat meningkatkan citra dan reputasinya dimata

publik.

1
2

Menurut Wilcox (2003:20) dalam Nurjaman dan Umam (2012:102), “Public

relations atau humas adalah usaha sengaja, terencana, dan tidak pernah mati

untuk menetapkan dan memelihara saling pengertian antara sebuah organisasi

dan masyarakat.”

Selanjutnya menurut Jefkins (2003) dalam Nurjaman dan Umam (2012:115),

“Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang

terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan

semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang

berlandaskan pada saling pengertian.”

Berdasarkan definisi yang penulis paparkan dapat disimpulkan bahwa Public

Relations atau Humas adalah segala bentuk komunikasi yang dilakukan secara

terencana dan berkesinambungan oleh perusahaan dengan khalayak luas dengan

tujuan-tujuan tertentu yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan

berlandaskan sikap saling pengertian.

PT PLN (Persero) ULP Siantan merupakan perusahaan yang dibawah

koordinasi PLN UP3 Pontianak dan PLN UIW Kalimantan Barat yang beralamat di

Jalan Khatulistiwa, Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak,

Kalimantan Barat dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

menyediakan layanan instalasi pemasangan listrik dan penyalur tenaga listrik yang

ada di kota Pontianak. PT PLN (Persero) ULP Siantan sendiri terbagi ke beberapa

bidang kerja yaitu bagian layanan pelanggan dan administrasi, transaksi energi,

bagian teknik, dan bagian K3L (Kesehatan, Keamanan kerja, dan Lingkungan).

Di PT PLN (Persero) ULP Siantan yang bertugas menyebarkan informasi

berkenaan dengan keselamatan ketenagalistrikan dan lingkungan kepada

2
3

masyarakat umum adalah petugas dari K3L (Kesehatan, Keamanan kerja, dan

Lingkungan).

Saat wawancara awal penulis dengan kepala bagian K3L. Ada beberapa

kegiatan yang rutin dilakukan oleh PT PLN (Persero) ULP Siantan yaitu Program

Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan, Bayar Listrik Tepat Waktu, tidak melakukan

pencurian listrik, dan penggunaan aplikasi PLN Mobile. Semua program yang

diinformasikan oleh bagian K3L ini merupakan program yang ditujukan kepada

pelanggan PLN dan masyarakat umum dengan cara mengedukasi dan

memberikan informasi kepada masyarakat.

Dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) ULP Siantan,

penulis tertarik pada pelaksanaan kegiatan edukasi yang dilakukan oleh petugas

PT PLN (Persero) ULP Siantan mengenai Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan, mengingat pentingnya keselamatan masyarakat terhadap

potensi bahaya listrik. Masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap

keselamatannya dari ancaman dan bahaya listrik.

Hal tersebut menjadi perhatian khusus bagi PT PLN (Persero) ULP Siantan

dalam mengupayakan dan menekan jumlah kasus kecelakaan umum akibat

sengatan listrik yang ada di Kalimantan Barat khususnya di wilayah Siantan dan

sekitarnya. Salah cara yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) ULP Siantan untuk

menekan jumlah kasus kecelakaan umum akibat sengatan listrik tersebut adalah

lewat Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan.

Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan itu sendiri merupakan

program yang diupayakan oleh PT PLN (Persero) ULP Siantan dengan tujuan

untuk mengedukasi dan memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang bagaimana cara memanfaatkan listrik dengan aman dan


4

benar, serta hal apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat agar

terhindar dari bahaya listrik. Program ini rutin dilakukan oleh PT PLN (Persero)

ULP Siantan setiap hari senin dan rabu oleh penanggung jawab K3L (Kesehatan,

Keamanan kerja, dan Lingkungan) dan setiap hari Jum’at dilakukan oleh manajer

PT PLN (Persero) ULP Siantan. Selama ini Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan dilakukan lewat grub chat whatsapp PLN Menyapa, lewat

kunjungan ke instansi pemerintah seperti camat dan lurah, ke rumah-rumah

masyarakat yang berpotensi terkena sengatan listrik misalnya rumahnya dilintasi

kabel-kabel instalasi jaringan PLN, mendirikan bangunan dibawah gardu listrik

PLN, adanya pemasangan jaringan internet di dekat jaringan SUTM PLN, dan

lainnya. Serta melakukan edukasi kepada pemain layangan agar tidak bermain

layangan menggunakan tali kawat. Untuk pemilihan target yang akan diedukasi

oleh petugas yaitu petugas akan melakukan pemantauan ke jalan-jalan dan rumah

warga yang ada di wilayah PT PLN ULP Siantan, dimana target yang dirasa tidak

memenuhi aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan maka petugas akan

melakukan edukasi terhadap masyarakat tersebut.

Dalam menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini,

aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan yang petugas sampaikan

kepada masyarakat agar dapat terhindar dari kecelakaan akibat listrik adalah:

1. Menghindari bermain layang-layang terutama dengan menggunakan tali

kawat didekat jaringan listrik karena sangat berbahaya karena kawat

merupakan media penghantar listrik dan berpotensi mengakibatkan

tersengat listrik.
5

2. Tidak melakukan berbagai aktivitas didekat jaringan listrik seperti tidak

membangun tenda, spanduk, dan membangun / memperbaiki bangunan

dekat jaringan listrik jarak amannya minimal 3 meter.

3. Agar dapat menghindari stop kontak yang bertumbuk karena dapat

memicu arus pendek dan korsleting pada listrik yang berpotensi

menyebabkan kebakaran.

4. Jangan memasuki gardu listrik/tempat bertanda peringatan bahaya listrik

apalagi tidak dilengkapi dengan peralatan keamanan dan ilmu dan

keahlian yang cukup tentang listrik

5. Berhati-hati dalam penggalian tanah agar tidak mengenai kabel listrik

yang ada di dalam tanah.

6. Menghindari memarkirkan truk/trailer dibawah jaringan listrik.

7. Selalu periksa instalasi listrik secara rutin setiap 5 tahun sekali untuk

menjaga keamanan instralasi listrik.

8. Jauhkan antena, TV, reklame, parabola dari jaringan listrik.

9. Hindari membakar sampah dibawah jaringan listrik.

Ke sembilan point diatas merupakan aspek-aspek keselamatan

ketenagalistrikan yang petugas sampaikan kepada masyarakat baik secara

langsung dengan tatap muka maupun dengan brosur. Untuk lebih jelasnya

sembilan aspek tersebut dapat dilihat pada studi dokumentasi yang penulis

lampirkan.

PLN sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit dan

pengembangan tenaga listrik Nasional berupaya untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada masyarakat dan menjaga keselamatan mereka terhadap potensi

bahaya listrik salah satunya yaitu dengan melakukan edukasi kepada masyarakat
6

lewat Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini. Dengan adanya program

ini diharapan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap

penggunaan listrik yang bijak, aman, dan benar agar dapat terhindar dari bahaya

yang mengancam keselamatan penggunanya.

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian di PT PLN (Persero) ULP Siantan dengan judul Strategi

Komunikasi Petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan Dalam Menginformasikan

Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah

1. Bagaimana strategi komunikasi petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan

dalam menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan?

2. Apa hambatan yang dihadapi petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan

dalam menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan?

3. Apa solusi dari hambatan yang dihadapi petugas dalam menginformasikan

Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan petugas PT PLN

(Persero) ULP Siantan dalam menginformasikan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi petugas dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan.

3. Untuk mengetahui solusi dari hambatan yang dihadapi petugas dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan.


7

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai syarat menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi D III

Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

b. Penelitian ini sebagai sarana bagi penulis untuk mengimplementasikan

ilmu yang diperoleh saat berkuliah di Program Studi D III Administrasi

Bisnis Politeknik Negeri Pontianak.

c. Dengan dilakukannya penelitian ini penulis dapat mengetahui bagaimana

upaya yang dilakukan oleh petugas PLN ULP Siantan dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan.

2. Bagi Jurusan Administrasi Bisnis

a. Diharapkan dapat memberikan bermanfaat dan gambaran bagi jurusan

mengenai dunia kerja yang ada sehingga dalam penyusunan kurikulum

perkuliahan dapat sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

b. Sebagai referensi bagi mahasiswa lain untuk menambah pengetahuan

mengenai hubungan masyarakat dalam sebuah perusahaan.

3. Bagi Perusahaan

a. Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi

perusahaan mengenai upaya yang dilakukan oleh petugas PT PLN

(Persero) ULP Siantan dalam menginformasikan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan.

b. Dapat meningkatkan hubungan baik antara Politeknik Negeri Pontianak

dengan Perusahaan PLN.


8

E. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah dalam pengumpulan, pengolahan,

analisis, dan penyajian data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

penelitian dibuat untuk memudahkan dalam mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2018:2), “Metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.”

Sedangkan menurut Sujarweni (2014:5),


“Metode Penelitian adalah cara ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis)
yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu untuk melakukan penelitian.
Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga
orang lainpun dapat mengamatinya. Sistematis berarti proses yang
dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langka-langkah tertentu
bersifat logis.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang

dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Maka

metode penelitian yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan 2 metode pengumpulan

data yaitu menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.

Menurut Sugiyono, (2013:137) “Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.”

Dari toeri diatas maka sumber data primer yang penulis dapat adalah data

yang penulis dapatkan langsung dari pihak pertama. Contohnya adalah

dokumentasi kegiatan peduli keselamatan ketenagalistrikan yang penulis


9

langsung dokumentasikan dan wawancara langsung kepada masyarakat dan

petugas PLN. Sementara sumber data sekunder yang penulis dapatkan adalah

dari sumber yang sudah ada. Contoh sumber data sekunder adalah tabel-tabel,

surat edaran, brosur, dll.

Untuk memudahkan penulis mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka penulis melakukan beberapa metode yaitu dengan:

a. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan antara

pewawancara dengan narasumber dengan tujuan untuk memperoleh data-data

yang ingin diketahui oleh pewawancara lewat informasi yang disampaikan oleh

narasumber. Menurut Sujarweni (2014:23), “Wawancara merupakan proses

memperoleh infomasi secara lisan dengan cara tanya jawab secara tatap muka

antara peneliti (sebagai pewawancara dengan atau tidak menggunakan pedoman

wawancara) dengan subyek yang diteliti.”

Sedangkan menurut Hardani, dkk (2020:137),

“Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung atau percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.”

Dari teori yang penulis paparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara lisan antara

pewawancara dengan yang diwawancarai dengan maksud untuk memperoleh

informasi yang diinginkan.

Esterberg (2002) dalam sugiono mengemukakan beberapa macam

wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur (Structured interview) yaitu wawancara yang


digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
10

data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh.
2. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview) yaitu jenis
wawancara ini sudah terrnasuk dalam kategori in-dept interview, di mana
dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur.
3. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) yaitu wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Berdasarkan teori diatas wawancara yang penulis lakukan yaitu dengan

menggunakan wawancara semiterstruktur dimana saat penulis melakukan

wawancara, penulis sudah menyiapkan pedoman wawancara yang akan penulis

tanyakan kepada informan, sedangkan jawaban yang diperoleh dari informan

merupakan jawaban yang fleksibel sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan

dari informan tersebut. Untuk mendapatkan data yang penulis perlukan maka

penulis mewawancarai pihak-pihak yang berkompeten dan terlibat langsung dari

kegiatan ini dengan mewawancarai 4 orang informan yaitu Manajer PT PLN ULP

Siantan, Kepala bagian K3L (Kesehatan, Keamanan kerja, dan Lingkungan), dan

2 orang yang menjadi sasaran dari Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

PT PLN (Persero) ULP Siantan. Pemilihan 2 masyarakat umum yang dijadikan

target wawancara adalah masyarakat yang tidak mengetahui aspek-aspek peduli

keselamatan ketenagalistrikan dilihat dari perbuatan mereka yang bertentangan

dengan aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan. Dengan 4 orang

informan dirasa sudah cukup untuk mendapatkan data informasi yang dibutuhkan

dari program ini karena nantinya proses wawancara akan dilakukan dengan

menanyakan informasi lebih mendalam terkait tanggapan dari informan terhadap

program ini. Agar wawancara dapat berjalan sesuai harapan, maka penulis akan

menyiapkan terlebih dahulu apa saja yang dibutuhkan dalam proses wawancara

berlangsung. Hal-hal yang diperlukan yaitu pedoman wawancara sebagai acuan


11

bagi penulis dalam melakukan wawancara dan peralatan yang diperlukan seperti

pedoman wawancara dan handphone untuk merekam suara informan. Untuk

membuat pedoman wawancara penulis akan membuat beberapa pertanyaan

terkait efektivitas program keselamatan ketenagalistrikan dan penerapan dari teori

terkait. Penulis juga akan menanyakan kesediaan narasumber untuk

diwawancarai dan direkam.

b. Observasi

Menurut Hardani, dkk (2020:125), “Observasi adalah suatu teknik atau cara

mengumpulkan data yang sistematis terhadap obyek penelitian baik secara

langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Sujarweni (2014:32),

“Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang


diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku
manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Hasil
observasi dapat berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau
suasana tertentu.”

Berdasarkan uraian definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa observasi

adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi dengan cara

mengamati objek penelitian berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi

atau suasana tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Sugiyono, (145:2013), Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan

data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi

berperan serta) dan non-participant observation:

1. Observasi Berperan serta (Participant observation) Dalam observasi ini,


peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
2. Observasi Nonpartisipan Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat
langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam
observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen.
12

Dari teori diatas maka penulis melakukan observasi dengan pelaksanaan

observasi berperan serta yaitu dengan mengamati secara langsung objek

penelitian dan mengikuti kegiatan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

yang dilakukan oleh petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan di lapangan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

mengumpulkan data terkait penelitian. Menurut Hardani, dkk (2020:149)

“Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.”

Menurut Sujarweni (2014:23), “Dokumentasi adalah kajian dari bahan dokumenter

yang tertulis bisa berupa buku teks,surat kabar,majalah,surat-surat,film, catatan

harian, naskah, arikel dan sejenisnya, bahkan juga berasal dari pikiran manusia

yang tertuang didalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasi.”

Berdasarkan definisi ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa dokumentasi

adalah pengumpulan data yang dapat berupa tulisan, foto, video, rekaman suara,

dan dalam bentuk lainnya yang memuat informasi tertentu. Dalam mengumpulkan

data menggunakan metode dokumentasi penulis menggunakan foto-foto kegiatan

program Peduli Keselamaatan Ketenagalistrikan yang telah dilakukan oleh

petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan.

2. Metode Penyajian Data

Menurut Suryana (2010:20), “Metode Deskriptif yaitu metode yang digunakan

untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai

dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterprestasikannya.”

Sedangkan menurut Sujarweni (2014:11), “Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik


13

satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun

perbandingan dengan variabel yang lain.”

Dalam menyajikan data penulis menggunakan metode penyajian data dengan

metode deskriptif. Penyajian data ini akan penulis paparkan pada bab penyajian

data dengan menggambarkan semua data yang telah dikumpulkan apa adanya

sesuai dengan fakta yang terjadi menggunakan metode deskriptif.

3. Analisis Data

Menurut Strauss dan Corbin (1997) dalam Sujarweni (2014:19)

“Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-


penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara dari kuantifikasi (pengukuran).
Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,
aktivitas sosial, dan lain-lain.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2018:247) mengemukakan

terdapat 3 macam jenis kegiatan dalam analisis data kualitatif yaitu sebagai

berikut:

a. Data reduction (reduksi data)


Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok memfokuskan
pada hal yang penting, di cari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya
bila diperlukan.
b. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan hubungan antar kategori flowcart dan sejenisnya.
Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
dipahami. Selanjutnya disarankan dalam melakukan penyajian data selain
dengan teks naratif juga dapat berupa grafik matrik network (jejaring kerja)
dan chart.
c. Conclusion Drawing/verification (penyimpulan/verifikasi)
Tahapan selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kesimpulan awal yang bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
14

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan


data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dari definisi diatas maka penulis menggunakan pengumpulan data penelitian

kualitatif karena dengan metode ini penulis dapat mengetahui objek yang diteliti

lebih mendalam yang tidak dapat diwakilkan dengan statistik angka-angka.

Penelitian kualitatif juga sudah umum digunakan untuk penelitian tentang

kehidupan masyarakat dan aktivitas sosial sehingga sesuai dengan judul yang

penulis angkat. Penelitian kualitatif dilakukan dengan menemukan terlebih dahulu

masalah penelitian, kemudian masalah penelitian tersebut dirumuskan,

selanjutnya peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan

masalah yang diteliti, setelah data yang diperlukan terkumpul lalu peneliti akan

menganalisis data tersebut, dan untuk hasil akhirnya berupa kesimpulan dari data

yang diteliti. Dari kesimpulan tersebut dapat menjawab penelitian yang dirumuskan

sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.

F. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang memiliki

sasaran dan tujuan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Penerapan

strategi dilakukan dengan tujuan agar dalam pelaksanaan sebuah program atau

kegiatan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang di harapkan. Berikut

beberapa teori yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian strategi antara

lain. Menurut Marrus (1995) dalam Umar (2001:31), “Strategi adalah proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar

tujuan tersebut dapat dicapai”.


15

Sedangkan Menurut Hamel dan Prahalad (1995) dalam Umar (2001:31),

"Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa


meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru
dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis
yang dilakukan."

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa strategi adalah suatu tindakan yang dirancang oleh sebuah organisasi

dengan harapan kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan

yang diinginkan. Dengan adanya strategi ini organisasi memiliki target yang jelas

dan lebih memudahkan mereka dalam mencapai tujuannya.

2. Pengertian Komunikasi

Komunikasi menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi adalah proses

penyampaian pesan dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan

(receiver) dengan maksud dan tujuan tertentu. Tujuan dari komunikasi adalah

untuk menginformasikan, meminta, membujuk, dan menjalin hubungan. Berikut

beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian komunikasi itu sendiri.

Menurut kamus Longman Dictionary of Contemporary English dalam

Nurjaman dan Umam (2012:6), “Komunikasi adalah upaya untuk membuat

pendapat, mengatakan perasaan, informasi, dan sebagainya agar diketahui atau

dipahami oleh orang lain (to make opinions, fellings, information etc, known or

understood by others).”

Ferianto dan Triana (2015:15) mengemukakan, “Komunikasi adalah suatu

proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain

dengan tujuan tercapainya persepsi atau pengertian yang sama.


16

Menurut Hardjana (2003) dalam Nurjaman dan Umam (2012:35), “Komunikasi

berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau

hubungan.”

Dari beberapa definisi para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara pengirim dan perima

dengan tujuan tertentu dan dengan harapan dapat tercapainya makna yang sama

dengan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan (sender).

3. Strategi Komunikasi

Sebelum menyampaikan informasi penting untuk melakukan perencanaan

terlebih dahulu agar informasi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Strategi komunikasi juga dilakukan dengan maksud agar informasi yang

disampaikan mudah diterima dan dipahami oleh penerima pesan (receiver).

Strategi komunikasi adalah perencanaan dalam penyampaian informasi sehingga

informasi yang disampaikan lebih mudah untuk diterima sehingga dapat

mengubah sikap dan pandangan seseorang.

Effendy (2007:28-29) mengemukakan,

“Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi


(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara
taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung kepada situasi dan kondisi.

Sedangkan menurut Arni (2004:65), “Strategi komunikasi adalah semua yang

terkait mengenai rencana dan taktik atau cara akan dipergunakan untuk

melancarkan komunikasi dengan menampilkan pengirim pesan dan penerimanya

pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.”

Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran (public) menjadi efektif,

terdapat beberapa strategi komunikasi menurut Anwar Arifin (2008:72), yaitu:


17

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam

usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, khalayak dianggap

pihak yang sama sekali tidak pasif, melainkan aktif. Sehingga antara komunikator

dan komunikan bukan saja terjadi sebuah hubungan, tetapi juga saling

mempengaruhi. Artinya komunikan dapat dipengaruhi oleh komunikator dan

komunikator dapat dipengaruhi oleh komunikan. Dalam proses komunikasi, baik

komunikator maupun komunikan mempunyai kepentingan yang sama, maka dari

itu untuk menciptakan sebuah komunikasi yang efektif komunikator harus

menciptakan persamaan kepentingan dengan komunikan terutama dalam pesan,

metode dan media.

2. Menyusun Pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasi, maka langkah selanjutnya dalam

perumusan strategi komunikasi adalah menyusun pesan, yaitu menentukan tema

dan materi. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

komunikasi. Isi dari sebuah pesan bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,

informasi, nasihat atau propaganda. Syarat dari sebuah pesan yang efektif adalah

menarik, dapat memenuhi kebutuhan individual (personal needs) pada

komunikan, pesan dapat memuaskan kebutuhan emosi, pesan dapat memuaskan

kebutuhan harapan logis bagi penerima pesan.

3. Menetapkan Metode

Selain mengenal khalayak dan memantapkan isi pesan, metode dalam

penyampaian sebuah komunikasi juga salah satu hal yang penting agar efektivitas

dalam komunikasi bisa tercapai. Terdapat beberapa metode komunikasi efektif,

antara lain:
18

1. Redundancy (Repetition,) yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan


mengulang-ulang pesan.
2. Canalizing, Proses yaitu memahami dan meneliti pengaruh kelompok
terhadap individu atau khalayak.
3. Informatif, yaitu satu bentuk pesan yang bertujuan mempengaruhi
khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti
menyampaikan apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta dan data
yang benar serta pendapat yang benar pula.
4. Persuasif, yaitu mempengaruhi dengan jalan membujuk.
5. Edukatif, yaitu salah satu cara mempengaruhi khalayak dari suatu
pernyataan umum yang dilontarkan. Metode mendidik berarti memberikan
suatu ide, fakta, pendapat, pengalaman, dengan sengaja, teratur dan
terencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku komunikan.
6. Kursif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa.

4. Seleksi dan Penggunaan Media

Pemilihan media dalam komunikasi haruslah selektif, maksudnya komunikator

harus mampu melihat dan menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak dengan

media komunikasi yang akan digunakan. Hal ini dikarenakan situasi dan kondisi

komunikan tidak semua sama, seperti halnya media komunikasi yang memiliki

kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa strategi komunikasi adalah

perencanaan dalam melakukan komunikasi agar tujuan dari pesan yang dimaksud

dapat tersampaikan dengan baik kepada penerima pesan (receiver).

4. Pengertian Komunikasi Bisnis

Dalam menjalankan bisnis salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan

adalah komunikasi. Karena dengan adanya komunikasi yang baik, pesan-pesan

yang ingin disampaikan dapat sesuai dengan maksud dan tujuan yang diinginkan.

Purwanto (2006: 4) mengemukakan,


“Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal
maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia
bisnis, seorang komunikator yang baik di samping harus memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik (tentu saja), juga harus mampu menggunakan
berbagai macam alat atau media komunikasi yang ada untuk menyampaikan
pesan pesan bisnis kepada pihak lain secara efektif dan efisien, sehingga
tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai.”
19

Sedangkan pengertian sederhananya “Komunikasi bisnis adalah komunikasi

yang digunakan dalam dunia bisnis, mencakup berbagai macam bentuk

komunikasi baik komunikasi verbal dan nonverbal.” (Purwanto, 1997 dalam

Ferianto dan Triana, 2015:15).

Dari teori diatas penulis menyimpulkan bahwa komunikasi bisnis adalah

pertukaran informasi yang dilakukan di dalam dunia bisnis baik secara verbal

maupun non verbal dengan maksud dan tujuan tertentu. Dalam menyampaikan

informasi kepada lawan bicara, seorang komunikator harus mampu menyusun

kata-kata yang mudah dimengerti dan dipahami lawan bicara, selain itu seorang

komunikator juga harus dapat memilih dan menggunakan media yang tepat saat

menyampaikan informasi kepada lawan bicara agar lebih memudahkan dalam

menyampaikan pesan. Media yang dapat digunakan komunikator saat

menyampaikan informasi pesan yaitu dapat berbentuk lisan maupun tulisan.

5. Komunikasi Efektif

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dua arah dimana pesan yang

disampaikan oleh pengirim dapat dipahami oleh penerima pesan dan penerima

pesan tersebut akan melakukan umpan balik dari pesan yang tersebut. Jadi

komunikasi efektif terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara

pengirim dan penerima dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai

dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut.

Menurut Sindoro (2003:4), “Komunikasi adalah proses mengirimkan dan

menerima pesan. Sedangkan komunikasi yang efektif terjadi kalau individu

mencapai pemahaman yang sama sang pihak yang lain melakukan tindakan, dan

mendorong orang untuk berpikir dengan cara yang baru.”


20

Nurjaman dan Umam (2012: 45-46) mengemukakan,

“Komunikasi yang efektif adalah penerimaan pesan oleh komunikan atau


receiver sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator,
kemudian receiver atau komunikan memberikan respons yang positif sesuai
dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif terjadi apabila terdapat
aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi
tersebut sama-sama direspons sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan).”

Menurut Nurjaman dan Umam (2012:45-46), Ada lima aspek yang harus

dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu sebagai berikut.

a. Kejelasan (clarity): bahasa ataupun informasi yang disampaikan harus


jelas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar ucapan-ucapan
seperti, "Masalahnya ininya belum dianukan." Apa ini dan diapakan? Lebih
mudah dipahami maknanya bila, misalnya, kata ini diganti buku dan kata
anu diganti bagi. Jadi, kalimat itu menjadi, "Masalahnya, bukunya belum
dibagikan."
b. Ketepatan (occuracy): bahasa dan informasi yang disampaikan harus
betul-betul akurat alias tepat. Bahasa yang digunakan harus sesuai dan
informasi yang disampaikan pun harus benar. Benar, artinya sesuai
dengan hal yang ingin disampaikan. Bisa saja, informasi yang ingin kita
sampaikan belum tentu kebenaran nya, tetapi apa yang kita sampaikan
benar-benar kita ketahui. Inilah maksud akurasi di sini.
c. Konteks (contex): bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai
dengan keadaan dan lingkungan tempat komunikasi itu terjadi. Bisa saja,
kita menggunakan bahasa dan informasi jelas dan tepat, tetapi karena
konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Contohnya sepulang kerja, seorang suami berkata kepada
istrinya, "Dindaku tolong Kanda berikan segelas air nan jernih, Kanda haus
sekali.” Dari segi kejelasan dan keakuratan bahasa dan informasi, tidak
ada masalah. Akan tetapi, konteksnya tidak tepat, sehingga mungkin sang
istri tidak segera mengambil air, tetapi bertanya tentang keadaan sang
suami.
d. Alur (flow): keruntutan alur bahasa dan informasi sangat berarti dalam
menjalin komunikasi yang efektif. Ketika kita meminjam uang misalnya, kita
cenderung mengemukakan kesulitan-kesulitan kita terlebih dahulu,
sebelum menyampaikan maksud kita untuk meminjam uang. Begitu pula,
saat kita pertama kal menyampaikan perasaan jatuh cinta kepada
seseorang.
e. Budaya (culture): aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi,
tetapi juga tatakrama atau etika. Bersalaman dengan satu tangan bagi
orang Sunda mungkin terkesan kurang sopan tetapi bagi etnis lain, hal
tersebut dianggap biasa. Kata "Juancu” bagi arek-arek Suroboyo
merupakan kata yang lumrah didengar dan dapat diterima, tetapi orang
Solo atau Yogyakarta mungkin risih mendengar kata itu.
21

Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila

terdapat kesamaan pemahaman dalam memahami pesan yang disampaikan serta

adanya umpan balik dan aksi dari penerima pesan. Dengan melakukan

komunikasi yang efektif orang lain akan memahami maksud dan tujuan dari pesan

yang ingin kita sampaikan dan dapat melakukan tindakan sesuai dengan yang kita

harapkan. Selain itu, dengan melakukan komunikasi yang efektif perusahaan

dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam menyampaikan dan

menyebarkan informasi.

6. Hambatan Komunikasi

Komunikasi di dalam suatu perusahaan merupakan aspek yang sangat

penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun apa jadinya jika komunikasi

yang dilakukan mengalami kendala dan hambatan. Oleh karena itu penting untuk

mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang terjadi saat melakukan

komunikasi agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan

sesuai dengan maksud pesan yang ingin disampaikan. Hambatan komunikasi

adalah segala sesuatu yang dapat menghalangi kelancaran penyampaian pesan

yang ingin disampaikan kepada penerima. Menurut Suhandang (2004:56-59), Ada

beberapa hambatan komunikasi sebagai berikut:

a. Kebisingan (noise-factor)
Kebisingan adalah hambatan berupa suara-suara yang mengganggu
jalannya komunikasi sehingga pesan komunikasinya tidak bisa diterima
sebagaimana mestinya.
b. Faktor semantik
Faktor semantik adalah hambatan berupa pemakaian kata atau istilah yang
menimbulkan salah paham atau pengertian.
c. Interest (kepentingan)
Kepentingan akan membuat seseorang atau orang banyak selektif dalam
hal penghayatan atau tanggapannya. Orang-orang cenderung hanya
memperhatikan rangsangan-rangsangan yang ada hubungan dengan
kepentingannya.
22

d. Motivasi
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan
dan kekurangan-kekurangan seseorang berbeda dengan yang lainnya dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat
e. Prasangka
Merupakan salah satu hambatan berat terhadap berlangsungnya
komunikasi, sebab orang yang memiliki prasangka belum apa-apa sudah
bersikap was-was dan menantang komunikator atau pembicara yang
hendak melancarkan komunikasi.

7. Pendekatan Komunikasi Persuasi

Komunikasi Persuasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi

dengan tujuan membujuk, mempengaruhi, sehingga orang yang menerima pesan

sependapat dan melakukan seperti apa yang disampaikan oleh orang yang

mengirim pesan. Komunikasi persuasif merupakan proses penyampaian pesan

yang dimaksudkan untuk memperkuat, membentuk ataupun mengubah

tanggapan seseorang. Komunikasi persuasif sendiri tidak dilakukan dengan

paksaan melainkan dengan cara membujuk orang lain agar sependapat dan mau

melakukan seperti yang disampaikan oleh orang yang mengirim pesan.

Suhandang (2004:63-64) mengemukakan,

"Pendekatan persuasi dapat melalui proses AIDDA. Yaitu akronim dari


kegiatan-kegiatan menumbuhkan Attention, Interest, Desire, Decission untuk
kemudian menimbulkan Action yang diharapkan. Maksudnya, usaha persuasi
harus dimulai dengan jalan menumbuhkan perhatian terlebih dahulu. Tanpa
adanya perhatian dari komunikan atau khalayak sasaran komunikasi tidak
akan berlangsung. Komunikasi tidak akan terjadi jika kita tidak berbicara
cukup keras untuk dapat didengar. Apabila usaha menumbuhkan perhatian
(attention) telah berhasil, maka upaya berikutnya adalah membangkitkan rasa
tertarik (Interest) di kalangan khayalak sasaran, sehingga timbul rasa ingin
(desire) mengetahui dan atau memiliki apa yang disodorkan kepada mereka
itu. Rasa ingin tersebut kemudian dimatangkan dengan membangkitan
tindakannya untuk mengambil keputusan (decision) sehingga akhirnya benar-
benar mereka melakukan kegiatan (action) yang diharapkan komunikator."
Selanjutnya menurut Harvey dalam Suhandang (2004:64),

Dalam kegiatan persuasi seorang persuasi (orang yang melakukan persuasi)

harus membiasakan diri berbicara dengan kata-kata, istilah istilah, dan ide-ide
23

yang dimengerti oleh orang banyak. Dalam hal ini dia mengemukakan empat

kewajiban bagi persuade, yaitu:

1. Persoalannya mesti diterangkan sejelas mungkin.

2. Himbauan persuasi hendaknya dilakukan lebih banyak secara langsung

dan emosional ketimbang intelektual.

3. Bahasa yang dipergunakan hendaknya sesederhana mungkin sehingga

dapat dipahami dengan mudah.

4. Pernyataan hendaknya disusun secara jelas dan diulang berkali-kali.

Dari definisi yang penulis paparkan dapat disimpulkan bahwa seorang humas

untuk bisa mempengaruhi orang lain haruslah memperhatikan informasi yang ingin

di sampaikan. Informasi tersebut haruslah jelas dan mudah dimengerti oleh lawan

bicara. Agar informasi yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh lawan bicara

penting dilakukannya pendekatan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menarik

perhatian lawan bicara sehingga lawan bicara dapat antusias mendengarkan

informasi yang disampaikan. Setelah berhasil mendapatkan perhatian dari lawan

bicara maka upaya selanjutnya yaitu dengan membuat lawan bicara memiliki rasa

ingin mengetahui dan seruan untuk melakukannya dengan sebuah tindakan.

8. Media Komunikasi

Untuk memudahkan petugas dalam penyebaran informasi kepada khalayak

luas tentunya memerlukan media dalam menyebarkan informasi tersebut. Dengan

adanya media komunikasi tersebut lebih memudahkan dalam penyebaran

informasi yang ingin disampaikan kepada audiens. Penggunaan dan pemilihan

media komunikasi yang tepat akan menghasilkan komunikasi yang efektif

sehingga tujuan dari pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik

oleh audiens. Media komunikasi adalah seperangkat alat yang memudahkan


24

dalam penyebaran informasi. Menurut Nurhayati (2013:16), “Media komunikasi

merupakan sebuah alat yang dipakai sebagai penyampaian pesan dari

komunikator kepada khalayak.”

Sedangkan menurut Purwanto (2006:3),


“Media komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat
menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik media komunikasi
nonelektronik/konvensional maupun media komunikasi elektronik. Media
komunikasi nonelektronik antara lain adalah penggunaan bahasa lisan,
bahasa isyarat/bahasa tubuh, dan aneka media komunikasi yang
menggunakan kertas (aneka macam surat menyurat, surat kabar, majalah,
dan tabloid). Sedangkan media komunikasi elektronik antara lain adalah
media audio-visual (televisi), interom, radio panggil (pager), Internet (situs
Web dan e- mail [electronic mail]), teleconference, video conference, telepon
biasa (fixed line), dan telepon genggam/seluler (handphone).”

Jadi dapat disimpulkan media komunikasi adalah seperangkat alat yang

digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan informasi kepada khalayak.

Media yang digunakan dapat berupa media komunikasi elektronik maupun media

komunikasi nonelektronik. Dalam penyampaian pesan petugas PT PLN ULP

Siantan dapat menggunakan media komunikasi elektronik maupun media

komunikasi nonelektronik.
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Dimasa awal berdirinya perusahaan pembangkit listrik di Indonesia

dimulai pada abad ke-19. Pada masa itu Belanda mendirikan perusahaan pabrik

gula dan pabrik teh dan mendirikan tenaga pembangkit listrik untuk keperluan

bisnisnya. Untuk pertama kalinya perusahaan listrik swasta yang dipegang oleh

Belanda Indonesia mendapatkan legalnya pada tanggal 8 Maret 1920.

Di Kalimantan Barat perusahaan listrik diberi nama NV. West Borneo

Electricitest Maatscphappij dan kemudian perusahaan tersebut menjadi anak

perusahaan dari ANIEM (Alagemeene Nederland Indischje Electricitiest

Maattschappy) dan dilegal untuk kota Pontianak dan sekitarnya pada tanggal 25

Agustus 1922.

Dimasa perang dunia ke-2 Jepang sempat menguasai Indonesia dan

perusahaan kelistrikan diambil alih oleh Jepang dan dinamai dengan NIPPON

DENKI KAISHA selama beberapa tahun. Masa penjajahan Jepang di Indonesia

tidak bertahan lama dengan ditandai kekalahan dan menyerahnya Jepang kepada

Amerika Serikat pada Perang Dunia ke-2 dan mengharuskan Jepang untuk

menyerahkan perusahaan kelistrikan kepada Amerika bersama NICA dan KNIL di

Kalimantan Barat. Akhirnya perusahaan kelistrikan di pegang kembali oleh NV.

ANIEM dengan Ir. De Moon sebagai kepala terakhir dari perusahaan ini. Setelah

berakhirnya Perang dunia ke-2 di bulan September 1945, perusahaan kelistrikan

diambil alih oleh pemuda-pemuda Indonesia dan kemudian diserahkan ke

26
27

pemerintahan Indonesia untuk dijadikan perusahaan listrik nasional dan

digunakan untuk keperluan masyarakat Indonesia.

Pada tanggal 20 Mei 1961 lewat Surat Keputusan Menteri PUT 1611 PLN

menetapkan keputusan dengan Ir. Rusdi Hadjerat sebagai pemimpin PLN yang

berkedudukan di Kota Pontianak dan dilakukannya penerapan

penambahan/pembagian daerah per Cabang/Ranting maupun Rayon baru hal ini

sesuai dengan ketetapan menteri. Pembagian ini dilakukan dengan tujuan agar

mempermudah pelayanan gangguan listrik yang dilakukan PLN kepada para

pelanggan yang terlalu jauh dari kantor pusat PLN.

PT PLN (Persero) ULP Siantan sendiri merupakan anak perusahaan

Rayon/Cabang dari PLN UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Pontianak

dan dibawah koordinasi oleh PLN UIW (Unit Induk Wilayah) Kalimantan Barat.

Saat berdirinya PT PLN (Persero) ULP Siantan pertama kali berlokasi di Jalan Budi

Utomo dengan menyewa Ruko yang ada disana sebagai tempat untuk

menjalankan kegiatan perusahaan selama 2 tahun dimulai dari tahun 2001 hingga

2002, lalu ditahun 2002 PT PLN (Persero) ULP Siantan pindah lokasi kantor dari

Jalan Budi Utomo ke Gang Remis, Jalan Gusti Situt Machmud, Pontianak Utara

dan menetap selama 6 tahun dengan keadaan masih menyewa Ruko yang ada

disana sebagai tempat melakukan kegiatan operasional perusahaan. Hingga

akhirnya di tahun 2006 PT PLN (Persero) ULP Siantan memiliki kantor tetap yang

beralamat di Jalan Khatulistiwa, Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara

bersebelahan dengan TBBM Pontianak dan sudah memiliki pelanggan yang

tersebar di wilayah Siantan dan sekitarnya.


28

2. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan

Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik dengan standar

kualitas pelayanan terbaik dan terdepan dalam penyedia kelistrikan nasional, PT PLN

(Persero) ULP Siantan memiliki visi, misi, dan motto perusahaan. Adapun visi, misi, dan

motto PT PLN (Persero) adalah sebagai berikut.

VISI

"Menjadi Perusahaan Listrik Terbaik se-Kalimantan dan #1 Pilihan Pelanggan untuk

Solusi Energi di Kalimantan Barat."

MISI

1. Mengelola kegiatan pembangkitan skala kecil, pendistribusian tenaga listrik dengan

jumlah, mutu dan keandalan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Mengelola niaga dan manajemen pelanggan serta penjualan tenaga listrik untuk

memenuhi kebutuhan dan tingkat kepuasan pelantzgan serta meningkatkan

kinerja perusahaan.

3. Mengelola sumber data dan aset perusahaan secara efisien, efektif dan sinergis untuk

menjamin pengelolaan usaha secara optimal dan memenuhi Keselamatan,

Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Keamanan serta prinsip tata kelola perusahaan

yang baik (Good Corporate Governance).

MOTTO
"Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik"

3. Gambaran Umum Perusahaan

a. Aspek Kepegawaian

Aset berharga yang dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia

yang berkualitas (SDM). Dengan memiliki SDM yang unggul perusahaan dapat

dengan mudah mencapai tujuannya. SDM dimiliki oleh perusahaan dalam hal ini
29

adalah tenaga kerja atau karyawan, baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan

besar pasti memiliki karyawan. Perusahaan juga harus mampu untuk mengelola

karyawan yang dimiliki serta meningkatkan potensi kinerjanya demi keberhasilan

pencapaian tujuan perusahaan. Pada PT PLN (Persero) ULP Siantan karyawan

dibagi menjadi dua yaitu karyawan tetap dan outsourcing. Saat ini jumlah

karyawan tetap yang dimiliki PT PLN (Persero) ULP Siantan sebanyak 18 orang

dan karyawan outsourching sebanyak 165 orang. Untuk Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2
Jumlah Karyawan Pada PT PLN (Persero) ULP Siantan
Berdasarkan Status Karyawan

No Status Karyawan Jumlah Persentase (%)

1 Karyawan Tetap 18 9,8 %

2 Outsourcing 165 90,2 %

Total 183 100%

Sumber: PT PLN (Persero) ULP Siantan, 2022

Berdasarkan pada tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa status karyawan yang

ada pada PT PLN (Persero) ULP Siantan terbagi menjadi 2 bagian yaitu karyawan

tetap dan karyawan outsourcing. Yang menjadi karyawan tetap pada PT PLN

(Persero) ULP Siantan adalah Manajer ULP Siantan, Kepala K3L, 4 orang bagian

Pelayanan Administrasi, 6 orang bagian Transaksi Energi, dan 6 orang bagian

Teknik. Total jumlah karyawan tetap PT PLN (Persero) ULP Siantan adalah 18

orang. Sedangkan karyawan outsourcing pada PT PLN (Persero) ULP Siantan

terbagi menjadi 3 yaitu, 73 orang bagian pelayanan dan administrasi, 56 orang

bagian Teknik, 33 orang bagian Transaksi Energi Listrik. Total jumlah karyawan

outsourcing PT PLN (Persero) ULP Siantan adalah 165 orang.


30

Selain status kayawan, PT PLN (Persero) juga menggolongkan karyawannya

berdasarkan pada tingkat pendidikannya. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3
Jumlah Karyawan Tetap Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada PT PLN (Persero) ULP Siantan

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SMA/SMK 11 61,1 %

2 D3 4 22,2 %

3 S1 3 16,7 %

Total 18 100 %

Sumber: PT PLN (Persero) ULP Siantan, 2022

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa terdapat pembagian karyawan

berdasarkan tingkat golongan hal ini dilakukan untuk mengetahui pendidikan

terakhir dari para karyawan tetap yang ada pada PT PLN (PERSERO) ULP

Siantan. Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa karyawan yang mempunyai

pendidikan terakhir SMA/SMK lebih dominan dibandingkan karyawan yang

mempunyai pendidikan Diploma ataupun Sarjana. Karyawan yang mempunyai

pendidikan terakhir SMA/SMK banyak didominasi oleh karyawan bagian teknik

yaitu 5 orang, diikuti oleh pelayanan administrasi dan transaksi energi masing-

masing sebanyak 3 orang. Jadi total yang berpendidikan SMA/SMK yaitu 11 orang.

Untuk karyawan yang mempunyai pendidikan terakhir Diploma-3 (D3) yaitu

manajer, Kepala Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L), bagian

teknik, dan transaksi energi masing-masing sebanyak 1 orang. Jadi total karyawan

yang mempunyai pendidikan akhir D3 yaitu sebanyak 4 orang. Dan untuk


31

karyawan yang mempunyai pendidikan terakhir Strata-1 (S1) yaitu transaksi energi

2 orang dan pelayanan administrasi 1 orang. Maka total karyawan yang

mempunyai pendidikan akhir S1 adalah 3 orang.

b. Aspek Pemasaran

Agar kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

tujuan, maka perusahaan haruslah membuat strategi pemasaran terlebih dahulu.

Salah satu strategi pemasaran yang sering digunakan adalah Bauran Pemasaran

atau yang kita kenal juga dengan marketing mix.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:75), menyatakan “Bauran pemasaran

merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus

menerus mencapai tujuan perusahaannya dipasar sasaran.”

Sedangkan menurut Husni, dkk. (2012:113), Bauran pemasaran adalah

kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang

digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam

pasar sasaran.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran dapat

digunakan sebagai alat bagi perusahaan untuk mengetahui keinginan pasar dan

dalam mempengaruhi konsumen agar dapat membeli suatu produk atau jasa

yang ditawarkan oleh perusahaan. Dengan memperhatikan bauran pemasaran

perusahaan dapat mengetahui keinginan pelanggan sehingga pelanggan puas

dan dapat dengan mudah mencapai tujuannya.

Menurut Husni, dkk (2012:117-120) konsep bauran pemasaran (marketing mix)

terdapat 7-P yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi), Place

(Saluran Distribusi), Peopie (Orang), Process (Proses), dan Physical Evideance


32

(Bukti Fisik). Adapun penjelasan konsep 7P yang ada pada PT PLN (Persero) ULP

Siantan adalah sebagai berikut.

a. Product (Produk)

Produk adalah bentuk barang atau jasa yang ditawarkan dan diperjual

belikan oleh pelaku usaha kepada pelanggan guna untuk memenuhi

kebutuhan pasar. Secara umum ada beberapa produk yang dihasilkan oleh

PT PLN (Persero) ULP Siantan yaitu jasa pemasangan sementara, jasa

tambah daya listrik, dan jasa pasang baru. Adapun uraian dari produk-produk

tersebut adalah sebagai berikut.

a. Jasa Pemasangan Sementara

Jasa Pemasangan Sementara adalah jasa yang ditawarkan kepada

pelanggan yang ingin menambah Daya Listrik mereka dalam jangka waktu

tertentu. Misalnya pada acara-acara besar seperti nikahan, konser, pesta, dll.

yang dapat memakan Daya Listrik yang cukup besar. Saat memasang daya listrik

sementara ini pelanggan dapat memilih tenggang waktu yang mereka inginkan.

Dan apabila tenggang waktu yang telah ditentukan berakhir, maka PLN akan

mencabut lagi pemasangan daya tersebut.

b. Jasa Tambah Daya Listrik

Jasa tambah daya listik merupakan jasa yang ditawarkan oleh PLN kepada

pelanggan yang ingin menambah daya listrik yang mereka miliki. Seiring

bertambahnya kebutuhan penggunaan listrik yang pelanggan gunakan maka daya

listrik yang dibutuhkan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk

pelanggan yang ingin agar daya listrik yang mereka miliki ditambah, dapat

menggunakan jasa tambah daya listrik ini kepada PLN.


33

c. Jasa pasang baru

Jasa pasang baru kWh meter ditujukan kepada pelanggan yang

ingin memasang aliran listrik di tempat yang baru. Pelanggan dapat

ingin memasang aliran listrik baru dapat dilakukan baik secara

online lewat aplikasi PLN Mobile maupun offline di kantor PLN

terdekat. Nantinya pelanggan akan dibantu oleh petugas untuk

mengisi formulir yang ada.

2. Price (Harga)

Harga merupakan uang yang harus diberikan konsumen untuk mendapatkan

barang atau jasa yang dijual. Pada PT PLN (Persero) ULP Siantan tarif harga

penggunaan daya listrik digolongkan ke beberapa bagian, diantaranya adalah

golongan rumah tangga, bisnis, industry, perusahaan, dan pemasangan sementara.

Berikut merupakan daftar harga listrik berdasarkan tarif dan golongan yang disediakan

oleh PLN.

Tabel 4
Daftar Harga Listrik berdasarkan Tarif dan Golongan Yang
Disediakan Oleh PLN

No Golongan Batas Daya Reguler/kWh Prabayar/kWh

Tarif

1 Rumah Tangga

R-1 900 VA Rp. 1.352,00 Rp. 1.352,00

R-1 1.300 VA Rp. 1.444,70 Rp. 1.444,70

R-1 2.200 VA Rp. 1.444,70 Rp. 1.444,70

R-2 3.300 VA – 5.500 Rp. 1.699,53 Rp. 1.699,53


VA
34

R-3 6.600 VA ke atas Rp. 1.699,53 Rp. 1.699,53

2 Bisnis

B-2 6.600 VA – 200 kVA Rp. 1.444,70 Rp. 1.444,70

B-3 Di atas 200 kVA (kVA x Rp. 1.114,74) -

3 Industri

I-3 Di atas 200 kVA (kVA x Rp. 1.114,74) -

I-4 Di atas 30.000 kVA (kVArh x Rp. 996,74) -

4 Perusahaan

P-1 6.600 VA – 200 kVA Rp. 1.699,53 Rp. 1.699,53

P-2 Di atas 200 Kva (kVArh x Rp. -


1.522,88)
P-3 - Rp. 1.699,53 Rp. 1.699,53

5 Pemasangan Sementara

PS - Rp. 1.644,52 -

Sumber: PT PLN (Persero) ULP Siantan, 2022

3. Place (Tempat),

Tempat usaha merupakan lokasi dimana kita akan melakukan proses jual beli.

Saat ini tempat usaha PT PLN (Persero) ULP Siantan berada di Jalan Khatulistiwa,

Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Tempat berdirinya kantor PT PLN (Persero) ULP Siantan sendiri terbilang cukup strategis

dimana perusahaan ini terletak di tengah-tengah Kecamatan Pontianak Utara dan mudah
35

diakses oleh pelanggan PLN Siantan itu sendiri karena berada di tepi Jalan Khatulistiwa,

Siantan Hilir, bersampingan dengan TBBM Pontianak.

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan bisnis yang mempunyai tujuan agar konsumen bisa

lebih mengenal dan tertarik dengan produk bisnis Anda. Untuk mempromosikan

produk listrik kepada masyarakat, PT PLN (Persero) ULP Siantan biasanya

menggunakan media sosial dan aplikasi PLN Mobile. Media sosial digunakan untuk

menginformasikan dan menawarkan produk mereka kepada konsumen dengan

menawarkan harga yang terjangkau dan pemasangan listrik yang mudah. Media sosial

yang digunakan oleh PLN adalah instagram, facebook, dan whatsapp official PLN.

Sedangkan promosi lewat aplikasi yaitu menggunakan aplikasi PLN Mobile.

PLN Mobile merupakan aplikasi yang dibuat oleh PT PLN untuk memudahkan

pelanggan melakukan pembelian produk jasa PLN. Aplikasi ini menawarkan fitur beli

token listrik, bayar tagihan, pengaduan gangguan, pasang baru, tambah daya dan fitur

lainnya. Untuk menarik pelanggan agar menggunakan PLN Mobile ini, PLN

memberikan beragam penawaran menarik kepada pelanggan seperti diskon

pembelian, cashback, undian, dan gratis biaya admin.

Dengan menggunakan media sosial dan aplikasi PLN Mobile PLN, PLN (Persero)

ULP Siantan dapat memasarkan produk layanan jasa mereka dengan cepat, efektif dan

dapat dengan mudah menjangkau secara luas target pasar ke seluruh Indonesia.

5. Physical Evideance (Bukti Fisik)

Bukti fisik merupakan semua yang berbentuk peralatan atau perangkat yang

digunakan untuk mendukung berjalannya bisnis kita. Bukti fisik adalah hal nyata

yang dapat dilihat atau dirasakan oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan. Bukti fisik dapat mempengaruhi perasaan dan keputusan konsumen


36

dalam menilai produk yang ditawarkan. Pada perusahaan jasa bukti fisik yang dapat

dirasakan pelanggan adalah pelayanan yang ditawarkan kepada mereka. Apakah

petugas telah melayani pelanggan dengan baik, penanganan keluhan yang tergolong

cepat, ruang tunggu yang nyaman, atau lengkapnya sarana dan prasarana yang ada

dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.

Bukti fisik pada PT PLN (Persero) ULP Siantan dapat dilihat pada saat petugas

melayani pelanggan dimulai dari kedatangan pelanggan ke loket sampai tercapainya

pengajuan pengaduan pelanggan Pelanggan akan diberikan kualitas layanan yang

baik seperti saat kedatangan akan disambut dengan ramah dan dibukakan pintu oleh

petugas PLN serta setiap keluhan dan pertanyaan pasti akan ditanggapi dengan baik

oleh petugas PLN. Di dalam ruangan pelanggan akan difasilitasi ruang tunggu ber-ac,

televisi, koran, dan fasilitas lain seperti wifi sehingga pelanggan tidak bosan ketika

menunggu giliran di loket dan pelanggan merasa puas..Bukti fisik juga dapat dilihat

ketika pelanggan menggunakan produk tersebut.

6. People (Partisipan)

Yang termasuk dalam aspek ini tentu saja bukan hanya konsumen namun

semua SDM yang terlibat termasuk pekerja atau tim bisnis. Hal ini sangat penting

diperhatikan mengingat semau orang tentunya mempunyai kecenderungan yang

berbeda dalam dunia bisnis. Dimana orang-orang yang ada di sebuah perusahaan

dapat mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap kualitas dan pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan. Semua sikap dan tindakan yang dilakukan karyawan yang

ada di kantor akan diperhatikan dan dinilai oleh konsumen. Baik cara bersikap, bertutur

kata, berpakaian dan penampilan karyawan, akan memberikan kesan kepada

pelanggan. Hal ini akan menjadi faktor keberhasilannya penyampaian jasa atau barang

kepada pelanggan.
37

Di PT PLN (Persero) ULP Siantan yang menjadi partisipan adalah petugas PLN itu

sendiri yang memberikan pelayanan kepada konsumen. Dimana petugas PLN harus bisa

melakukan komunikasi yang baik, berpenampilan yang rapi, dan bekerja dengan

professional sesuai dengan tugasnya.

7. Process (Proses)

Dalam bisnis, proses dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan

antara penjual dan konsumen. Di dalamnya meliputi pelayanan serta proses

transaksi. Berikan pengalaman pelayanan yang memuaskan bagi konsumen

lewat berbagai teknik agar merekapun merasa puas.

Setiap perusahaan harus mampu menerapkan prosedur yang telah ditetapkan

oleh pimpinan perusahaan sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan dapat diarahkan

dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah ditentukan agar tujuan yang diinginkan

oleh perusahaan dapat tercapai dengan baik. Untuk PT PLN (Persero) ULP Siantan

khususnya dan PT PLN (Persero) secara umumnya memiliki prosedur atau langkah-

langkah dalam penyampaian informasi dan pelayanan kepada pelanggan. mengenai

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran studi dokumentasi.

B. Uraian Organisasi Perusahaan

1. Struktur Organisasi

Dalam sebuah perusahaan penting adanya struktur organisasi yang jelas.

Sruktur organisasi perusahaan merupakan suatu tingkatan atau susunan yang

berisi pernbagian tugas dan peran perorangan berdasarkan jabatannya di

perusahaan. Hal ini bertujuan agar kinerja perusahaan akan semakin efektif

karena masing-masing bagian memiliki tugas yang jelas serta terarah demi

mencapai target perusahaan.


38

Menurut Hasibuan (2010:128), “Struktur organisasi adalah suatu gambar yang

menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan

jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan

tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.” Sedangkan

menurut Robbins (2008:214), “Struktur organisasi adalah menentukan bagaimana

pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi memberikan

gambaran kepada perusahaan mengenai bagaimana pekerjaan dibagi,

dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Dengan adanya struktur

organisasi yang jelas, perusahaan lebih mudah dalam menentukan kedudukan,

jenis wewenang, bidang, dan hubungan pekerjaan. Instruksi yang diberikan akan

lebih terarah sehingga mernudahkan perusahaan dalarn mencapai tujuannya.

Bidang kerja yang ada di PT PLN (Persero) ULP Siantan dikelompokkan

menjadi beberapa bagian yaitu bagian layanan pelangan dan administrasi,

transaksi energi, bagian teknik, dan bagian K3L (Kesehatan, Keamanan kerja, dan

Lingkungan). Pada PT PLN (Persero) ULP Siantan struktur tertinggi di perusahaan

diduduki oleh Manager ULP, diikuti oleh Ahli Kinerja, Pejabat K3L, Supervisor, dan

para staf.

2. Uraian Pekerjaan

Uraian pekerjaan (job description) adalah pernyataan tertulis yang menjelaskan tanggung

jawab dan kualifikasi untuk pekerjaan tertentu, berdasarkan analisis pekerjaan. Uraian

pekerjaan biasanya meliputi tujuan jabatan, tugas pokok, dan wewenang yang dimiliki.

Dengan adanya uraian pekerjaan dapat mewujudkan pencapaian kinerja perusahaan yang

semakin baik. Untuk uraian pekerjaan pada PT PLN (Persero) ULP Siantan tiap bagiannya dapat

dilihat sebagai berikut.


39

1. Manager ULP

a. Tujuan Jabatan

Bertanggung jawab atas pengelolaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi

tenaga listrik, niaga dan pelayanan pelanggan sesuai dengan kewenangannya dalam

rangka meningkatkan pelayanan ketenagalistrikan secara efisien dan erektif dengan

mutu dan keandalan untuk mencapai target kinerja unit.

b. Tugas Pokok

1. Mengkordinasikan program kerja dan anggaran sebagai pedornan kerja untuk

mencapai kinerja unit.

2. Mengkoordinir pelaksanaan Pedoman Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk keselamatan dan keamanan

pegawai dalam bekerja.

3. Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi untuk mernpertahankan

keandalan pasokan energi tenaga listrik.

4. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Tata Usaha Langganan.

5. Mengkoorchnir proses pengelolaan keuangan dan p-endapatan.

6. Melakukan evaluasi Realisasi Kinerja Rayon.

7. Melakukan evaluasi teknis kegiatan sistem operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi.

8. Melakukan pengendalian komunikasi dan hubungan kerja rnternal dan eksternal

dengan stakeholder perusahaan.

c. Wewenang

1. Membuat keputusan teknis.

2. Menandatangani surat keluar, Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL),

Surat Perintah Kerja (SPK), surat perjanjian kontrak sesuai kewenangannya.


40

2. Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi

a. Tujuan Jabatan

Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi tata usaha lanuganan, administrasi

perkantoran, sarana kerja, keamanan serta adrninistrasi keuangan di Rayon.

b. Tugas Pokok

1. Mengelola keamanan dan K3 lingkungan Gedung Rayon.

2. Melaksanakan fungsi Tata Usaha Langganan.

3. Mengatur administrasi perkantoran, pemeliharaan gedung kantor dan fasilitas kerja.

4. Mengelola fungsi keuangan di Rayon.

5. Mengelola fungsi kehumasan.

c. Wewenang

Memverifikasi bukti transaksi dokumen-dokumen Surat Perintah Kerja (SPK),

penerimaan pembayaran Biaya Penyambungan (BP), Penyambungan Sementara (PS),

biaya perubahan, Tagihan Susulan (TS), dan biaya lain di Bank.

3. Asistant Analyst/Junior Analyst Pelayanan Pelanggan

a. Tugas Pokok

1. Melaksanakan proses administrasi bagi calon pelanggan.

2. Melaksanakan pencatatan jumlah pelanggan

3. Melaksanakan proses administrasi permohonan penyambungan dan

penambahan daya untuk proses selanjutnya.

4. Memproses hasil pembacaan meteran

5. Melayani keluhan pelanggan untuk upaya penyelesaian

6. Membuat laporan berkala bidang tugasnya.

7. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai dengan kewajiban

4. Assistant Officer/Junior Administrasi Umum & K3


41

a. Tugas Pokok

1. Menyusun rencana kerja seksi Sumber Daya manusia sesuai rencana kerja

bagian sebagai pedoman kerja.

2. Melaksanakan proses administrasi penggajian, kesejahteraan, dan

pengobatan pegawai.

3. Mencatat penerimaan dan pengeluaran kas/bank pada buku kas/bank harian

sesuai dengan bukti penerimaan yang telah disetujui.

4. Mengetik bukti kas penerlmaanipengeluaran sesuai dengan disposisi atasan.

5. Mengetik bukti penyetoran pajak untuk proses pernbayarannya.

6. Mengetik daftar kekayaan perusahaan untuk proses pembayarannya.

7. Membuat laporan saldo kastbank berdasarkan saldo buku.

8. Membuat Laporan Kegiatan Usaha (LKU) berdasarkan data kiriman uang

untuk pelaporannya.

9. Membagi tugas kepada bawahan di seksi dalam rangka pelaksanaan tugas.

5. Supervisor Teknik

a. Tujuan Jabatan

Bertanggung jawab atas pengendalian operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi,

pemantauan susutan distribusi. dan upaya penurunannya, pengelolaan dan

pengembangan aset jaringan dan kontruksi distribusi serta penyarn bungan dan

pemutusan.

b. Tugas pokok:

1. Meningkatkan keandalan sistem operasi jaringan distribusi.

2. Memelihara jaringan distribusi.

3. Mengendalikan pelayanan gangguan dan mengkoordinir petugas

pelayanan teknik.
42

4. Memantau dan mengevaluasi susut distribusi dan upaya penurunannya.

5. Mengelola aset jaringan dan kontruksi distribusi.

6. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan penyambungan dan pemutusan.

7. Memastikan penyusutan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Surat

Perintah Kerja (SPK) pekerjaan distribusi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

c. Wewenang

1. Manuver jaringan

6. Assistant Operation/Junior Operation Distribution

a. Tugas Pokok:

1. Melaksanakan operasi distribusi sesuai rencana kerja sebagai pedoman kerja.

2. Melaksanakan pengoperasian sarana pendistribusian tenaga listrik untuk

keandalan sistem penyediaan tenaga listrik.

3. Mengumpulkan data terkait dengan kebutuhan material pendukung operasi

distribusi.

4. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya.

5. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang sesuai dengan kewajiban

dan tanggung jawab pokoknya.

7. Supervisor Transaksi Energi

a. Tugas pokok:

1. Melakukan koordinasi pelaksanaan manajemen billing, pengendalian Alat

Pengukur dan Pembatas (APP) dan penyaluran energi dengan bagian terkait.

2. Melakukan koordinasi dan membuat kinerja vendor pelaksanaan manajemen

billing.
43

3. Mernantau hasil baca meter pelanggan dengan mengukur tidak langsung

termasuk APP.

4. Mengevaluasi data penyalur energi settlement.

5. Mengevaluasi gagal baca meter Automatic Meter Reading (AMR), dan tindak

lanjutnya.

6. Melakukan koordinasi hasil proses billing dengan Rayon.

7. Menyiapkan usulan kebutuhan material APP.

8. Mengendalikan Pasang Baru (PB)/Perubahan Daya (PD) dan pembongkaran

dengan pengukuran tidak langsung.

9. Melakukan sarnpling penerapan kWh baru hasil Metrologi dan tera ulang

dilakukan pihak ketiga.

10. Memastikan kebenaran hasil pemeriksaan seting meter elektronik Relay dan

Perawatan APP.

11. Melaksanakan pengendalian penyegelan APP.

8. Assistant Operation/Junior Engineer Pengendalian Susut & Penerangan Jalan

Umum (PJU)

a. Tugas pokok:

1. Memastikan operasi mesin sesuai dengan manual book yang telah

tersedia agar beroperasi sesuai dengan Standard Operating Procedure

(SOP).

2. Mempelajasi manuai book dan SOP pengoperasian mesin, alat bantu,

dan lain-lain.

3. Menyimpulkan, menyajikan, dan melakukan analisis singkat rnengenai data

pengoperasian mesin setiap hari untuk dijadikan laporan mesin pembangkit,

pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pelumas, pemakaan sendiri


44

sentral pembangkitan, dan lain-lain.

4. Mencatat dan melakukan analisis singkat data gangguan mesin sebagai

bahan evaluasi pemeliharaan.

5. Menyusun langkah kegiatan sesuai rencana kerja pemeliharaan mesin

berikut instalasi dan perlengkapannya sebagai pedoman kerja.

6. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan mesin secara rutin maupun

periodik sesuai jadwal pemeliharaan agar mesin selalu siap pakai.

7. Melaksanakan perneliharaan mesin, alat bantu, dan lain-lain sesuai

dengan manual book mesin dan SOP pemeliharan mesin.

8. Membuat usulan permintaan materialispare parts mesin pembangkit.

9. Menyusun dan membuat analisis singkat kegiatan pemeliharaan dan

perbaikan gangguan miesin yang telah dilaksanakan.

10. Membuat laporan sesuai bidang tugasnya.

11. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain sesuai dengan kewajiban

dan tanggung jawab pokoknya.

9. Assistant Analyst/Junior Officer Pembacaan Meter Pengendalian & Piutang

a. Tugas Pokok:

1. Menyusun rencana kerja seksi pernbacaan rneter kerja sebagai pedoman kerja.

2. Mernbuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Membuat tugas kepada bawahan di seksi pembacaan meter untuk meyakinkan

kebenaran petugas caxter.

4. Meiaksanakan pernbinaan terhadap tenaga carter dan monitoring kegiatan rute

pembacaan kWh meter pelanggan.

5. Melaksanakan pemeriksaan dan uji petik angka meter untuk meyakinkan

kebenaran petugas carter.


45

6. Merneriksa berkas-berkas perubahan daya dan kesalahan pencatatan angka kWh

meter pelanugan sesuai golongan dan jenis tarifnya untuk proses selanjutnya.

7. Mengawasi dan merigkoordinir kegiatan pembacaan angka kwh meter unit-

unit.

8. Memonitor keluhan pengaduan pelangan yang diterima untuk upava

penyelesaian.
BAB III

PENYAJIAN DATA

PT PLN (Persero) ULP Siantan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

pembangkit dan pengembangan tenaga listrik nasional selalu berupaya untuk

meningkatkan standar kualitas pelayanan terbaik dan terdepan kepada masyarakat.

Maka telah menjadi tanggung jawab bagi PLN itu sendiri untuk senantiasa menjaga

keamanan dan keselamatan bagi masyarakat dalam menggunakan listirk. Salah satu

program unggulan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) ULP Siantan untuk

menginformasikan bahaya listrik kepada masyarakat adalah Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan. Dari program ini penulis tertarik untuk

melakukan penelitian untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang penulis

teliti. Maka dari itu, penulis melakukan metode pencarian data menggunakan

metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan fakta yang terjadi dilapangan

dari objek yang diteliti dengan mendeskripsikannya dengan kata-kata. Untuk

mendapatkan data yang diperlukan, maka penulis melakukan tiga cara yaitu:

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

A. Strategi Komunikasi Petugas Dalam Menginformasikan Program Peduli


Keselamatan Ketenagalistrikan
Agar informasi yang disampaikan petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan dapat

tersampaikan dengan baik dan tujuannya tercapai, maka penting untuk menyusun

rancangan rencana sebelum kegiatan ini dilakukan.

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang

penulis lakukan pada PT PLN (Persero) ULP Siantan, langkah awal yang dilakukan

oleh petugas PT PLN (Persero) ULP Siantan untuk menginformasikan Program

46
47

Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan berdasarkan jawaban dari informan 1 adalah

“Rancangannya yaitu dengan cara melaksanakan sosialisasi secara langsung dan

berkoordinasi dengan PJ Laksana K3 atau PJ Laks K3 dalam program-Program

Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan.” Sedangkan menurut informan 2 mengenai

rancangan strategi komunikasi yang petugas lakukan dalam menginformasikan

Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan terdapat 3 metode antara lain:

1. Sosialiasi Door to Door

Sosialisasi Door to Door yaitu dengan berkunjung langsung ke rumah

masyarakat yang berpotensi terkena sengatan listrik. Jadi rumah yang dalam

keadaan unsafe condition atau kondisi-kondisi yang berbahaya didekat jaringan

listrik akan kita datangi, kita edukasi, kita himbau supaya untuk berhati-hati dalam

melaksanakan aktivitas di dekat jaringan listrik. Menurut informan 3 bahwa

petugas telah mengetahui dan memberikan informasi kepadanya mengenai

aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan, jawabannya adalah “Ya saya

mengetahui program tersebut karena waktu itu petugas PLN sudah datang

kerumah saya untuk melakukan sosialisasi mengenai program ini kepada saya.”

Hal tersebut didukung pula dengan observasi dan studi dokumentasi yang penulis

lakukan saat mengikuti petugas berkunjung ke rumah-rumah masyarakat yang

berpotensi terkena sengatan listrik bahwa petugas telah melakukan

mengedukasi/menginformasikan tentang aspek-aspek kepedulian

ketenagalistrikan kepada masyarakat. Untuk dokumentasi kegiatannya dapat

dilihat pada lampiran studi dokumentasi.

Namun saat penulis menanyakan apakah petugas sudah memberikan

informasi terkait aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan kepada

informan 4 jawabannya adalah “Eh, tidak ada sih, tidak ada edukasi terhadap saya
48

gitu, ataupun orang lain pun tidak ada, saya pun tahu cuma yang umum saja sih

Pak.” Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa informasi yang

petugas sampaikan kepada masyarakat masih belum maksimal tersampaikan

kepada masyarakat luas, karena masih ada masyarakat yang tidak mengetahui

akan informasi tersebut.

2. Bekerja Sama Dengan Instansi Lembaga Masyarakat Maupun Pemerintahan

Upaya yang dilakukan petugas untuk dapat menyebarkan informasi terkait

aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan yaitu dengan bekerja sama dan

meminta bantuan instansi lembaga masyarakat maupun pemerintahan seperti

BABINSA (Badan Binaan Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), dan Camat untuk mensosialisasikan

program ini dengan menitipkan brosur tentang keselamatan ketenagalistrikan agar

di sebarluaskan kepada masyarakat.

Namun saat penulis menanyakan hal ini kepada masyarakat, apakah selama

ini lembaga masyarakat maupun lembaga pemerintah ada memberikan himbauan

terkait bahaya listrik dan menyebarkan brosur mengenai aspek-aspek

keselamatan ketenagalistrikan. Informan 3 menyatakan bahwa “Saya kurang tahu

akan hal itu Pak, sampai saat ini sih belum ada. Yang memberikan himbauan

terkait bahaya listrik setahu saya sih petugas aja.” Hal ini juga disampaikan oleh

informan 4 bahwa belum ada himbauan yang dilakukan lembaga masyarakat

maupun lembaga pemerintah terkait bahaya listrik. Informan 4 menyatakan “Untuk

saat ini sih belum ada Pak.” Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada

masyarakat bahwa masih belum ada himbauan yang instansi lembaga masyarakat

maupun pemerintah lakukan mengenai himbauan terkait bahaya listrik kepada

masyarakat.
49

3. Melalui Postingan Di Media Sosial

Metode selanjutnya yang dilakukan oleh petugas untuk mengedukasi dan

menginformasikan terkait apsek-aspek keselamatan ketenagalistrikan kepada

masyarakat adalah menggunakan media sosial. Media sosial yang petugas

gunakan adalah Whatsapp, Instagram, dan Facebook yaitu berupa postingan

informasi terkait aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan. Penulis juga

menanyakan media yang petugas gunakan untuk menyebarkan informasi kepada

informan 1 dan informan 1 menyatakan bahwa “Berbagai macam, kita

menyesuaikan dengan kondisi dilingkungan kalau di wilayah Siantan ini seperti

Facebook, WhatsApp, Instagram ketika ada kegiatan sosialisasi yang kita lakukan

kita sampaikan ke masyarakat agar masyarakat juga tahu dan informasinya

tersebar luas. Hal ini juga didukung oleh observasi dan studi dokumentasi yang

penulis lakukan bahwa memang benar adanya postingan informasi terkait aspek-

aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan yang petugas informasikan lewat

postingan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp untuk

menyampaikan informasi terkait aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan

kepada masyarakat. Untuk postingan media sosialnya dapat dilihat pada bagian

lampiran studi dokumentasi.

Selanjutnya penulis ingin mengetahui siapa saja yang menjadi target sasaran

dari Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan. Berdasarkan dari hasil

wawancara yang penulis lakukan kepada informan 1, target yang dijadikan

sasaran informasi Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini menurutnya

yaitu “Ya tentunya masyakat luas terutama kepada masyarakat yang

menggunakan listrik dari PLN.” Hal ini juga disampaikan oleh informan 2,

menurutnya yaitu “Tentunya masyarakat umum khususnya yaitu masyarakat


50

umum yang dia istilahnya beraktivitas di dekat jaringan listrik seperti orang

membangun bangunan dekat jaringan listrik, orang memasang baliho, atau papan

nama dekat jaringan listrik nah itu khususnya, cuma secara umumnya masyarakat

luas.” Hal ini juga sesuai dengan observasi dan dokumentasi yang penulis lakukan

bahwa target sasaran dari Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini

petugas tujukan kepada masyarakat umum khususnya masyarakat yang

melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada informan 1

mengenai dimana program peduli keselamatan ketenagalistrikan ini dilakukan,

maka menurutnya yaitu “Hal ini dilakukan di ruang lingkungan kantor ULP Siantan

dan sekitar wilayah Siantan” Sedangkan informan 2 menyatakan bahwa “Khusus

untuk ULP Siantan yaitu disekitar masyarakat yang berada di area ULP Siantan

khusus, cuma pada dasarnya ditempat dimana PLN itu ada atau listrik itu ada nah

disitu harus dilakukan edukasi ke masyarakat.” Hal tersebut juga didukung dengan

observasi dan studi dokumentasi yang penulis lakukan saat petugas

menginformasikan program ini kepada masyarakat yang ada di wilayah Siantan.

Tujuan utama dari penyampaian informasi adalah agar pesan yang

disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh lawan bicara sehingga lawan

bicara dapat mengerti maksud dari pesan yang ingin disampaikan. Berdasarkan

dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada informan 1, cara yang petugas

lakukan dalam menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

ini agar dapat dipahami oleh masyarakat menurutnya yaitu “Agar masyarakat lebih

mudah memahami apa yang kami sampaikan, tentunya yang pertama kami

lakukan yaitu melakukan pendekatan kepada masyarakat agar lebih mengenal

mereka seperti menanyakan nama, berapa lama tinggal disini, dan lain sebagainya
51

hal ini bertujuan untuk memancing lawan bicara agar bisa aktif merespon dan

antusias mendengarkan informasi yang kami sampaikan, setelah dirasa cukup,

maka kami akan sampaikan terkait resiko yang akan terjadi apabila tidak

memperhatikan aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan.” Sedangkan

menurut informan 2 yaitu “Kita buat dalam bentuk poster, jadi kalau kita gambarkan

dalam bentuk poster dengan gambar-gambar istilahnya disitu menarik nah itu pasti

akan lebih mudah diterima oleh masyarakat daripada kita menjelaskan dengan

kata-kata saja namun kita juga barengi dengan itu dengan gambar poster.”

Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa petugas dapat

memberikan pemahaman terkait aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan

kepada masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan dari informan 3 yaitu

“Iya saya dapat memahami maksud dari informasi yang disampaikan kepada saya

bahwa saya harus berhati-hati dan peduli terhadap keselamatan saya dari

sengatan listrik.” Untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap informasi

yang petugas sampaikan kepada mereka, penulis menanyakan pemahaman

mereka lebih mendalam tentang apa saja informasi yang PLN sampaikan kepada

Bapak terkait Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan. Menurut informan 3

yaitu “Waktu itu petugas memberikan informasi terkait aspek-aspek peduli

keselamatan listrik misalnya tidak mendirikan bangunan dibawah gardu listrik,

menghindari bermain layangan menggunakan tali kawat di dekat jaringan listrik,

tidak membakar sampah dibawah jaringan listrik dan selalu berhati-hati dalam

penggunaan listrik agar senantiasa dalam keadaan aman dan terhindar dari

sengatan listrik. Selain menjelaskan langsung informasi terkait aspek-aspek peduli

keselamatan ketenagalistrikan, petugas juga menjelaskan aspek-aspek tersebut

lewat brosur yang mereka bagikan.”


52

Penulis juga menanyakan kepada informan 3 tentang bagaimana cara petugas

memberikan informasi terkait Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

menurut informan 3 yaitu “Petugas memberikan informasi dengan cara

mengedukasi saya mengenai apa saja kegiatan yang tidak boleh dilakukan karena

memiliki resiko tersengat listrik, petugas juga menghimbau kepada saya agar

selalu berhati-hati dalam penggunaan listrik agar dapat terhindar dari sengatan

listrik. Petugas juga membagikan brosur kepada saya tentang aspek keselamatan

ketenagalistrikan.” Hal tersebut diperkuat dengan temuan data dari hasil observasi

dan studi dokumentasi yang penulis lakukan saat mengikuti petugas

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan dimana cara

yang petugas lakukan adalah dengan mengedukasi masyarakat terhadap bahaya

listrik dan menghimbau mereka agar tetap berhati-hati saat melakukan aktivitas di

dekat jaringan listrik. Petugas juga membagikan brosur tentang aspek

keselamatan ketenagalistrikan kepada masyarakat.

Dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, petugas harus dapat

mempengaruhi mereka agar sependapat dan mau melakukan seperti apa yang

petugas sampaikan. Dengan begitu informasi yang ingin disampaikan dapat

dimengerti dan berjalan sesuai dengan tujuannya. Berdasarkan wawancara yang

penulis lakukan kepada informan 1 mengenai bagaimana cara petugas

mempengaruhi masyarakat agar melakukan seperti apa yang petugas sampaikan.

Menurut informan 1 yaitu “Hal ini berkaitan dengan pertanyaan yang tadi, yaitu

dengan menyampaikan beberapa kasus kecelakaan akibat sengatan listrik

langsung kepada masyarakat seperti adanya kasus kesetrum, kebakaran rumah,

dan bahkan bisa meninggal dunia. Dengan begitu masyarakat akan lebih waspada

dan lebih peduli terhadap keselamatan mereka terhadap potensi bahaya sengatan
53

listrik.” Sedangkan menurut informan 2 adalah “Pertama kita ajak, kita himbau dulu

masyarakat bahwa listrik itu berbahaya dan kita ceritakan aja apa adanya bahwa

resiko ketika tersengat listrik adalah kematian jadi dengan begitu masyarakat

memiliki kewaspadaan yang lebih karna ini bahaya loh gitukan, bukan untuk saya

tapi untuk masyarakat itu sendiri ini berbahaya, jadi jangan ambil resiko untuk

bekerja dekat jaringan listrik, beraktivitas dekat jaringan listrik karena akibatnya

kematian dengan begitu masyarakat takut, masyarakat waspada gitu.” Namun

saat penulis menanyakan hal tersebut kepada masyarakat, apa yang

menyebabkan Bapak masih melakukan kegiatan yang berpotensi terkena

sengatan listrik tersebut. Menurut informan 3 yaitu “Bukannya tidak tahu bahwa

yang saya lakukan berpotensi bahaya tersengat listrik, namun saya lebih memilih

untuk mengabaikannya.” Menurut informan 3 alasannya mengabaikan himbauan

petugas terhadap bahaya sengatan listrik adalah “Sebenarnya saya mengetahui

akan hal itu bahwa mendirikan bangunan dekat jaringan listrik itu sangat

berbahaya, saya tidak berani untuk menyampaikan hal ini kepada atasan saya

untuk mendirikan bangunan dekat jaringan listrik, saya mengabaikannya dan

kurang peduli akan hal itu. Saya hanya ingin pekerjaan yang ditugaskan kepada

saya selesai saja.” Dalam hal ini petugas masih belum dapat mempengaruhi

masyarakat tersebut karena mereka masih melakukan aktivitas di dekat jaringan

listrik dan lebih memilih untuk mengabaikan keselamatannya.

Untuk mengetahui respon atau feedback dari kegiatan yang kita lakukan,

tentunya kita harus mengetahui tanggapan dari target dari sasaran program ini

ditujukan. Penulis ingin mengetahui tanggapan masyarakat terhadap Program

Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan yang dilakukan oleh petugas PLN.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada informan 1


54

menyatakan bahwa “Tentunya setelah dilakukannya sosialisasi ini masyarakat

lebih tahu dan peduli terhadap keselamatan mereka mulai dari hal yang kecil

seperti tidak bermain layangan menggunakan kabel sampai dengan menghindari

mendirikan bangunan dibawah gardu listrik PLN. Untuk tanggapan masyarakat

tentunya positif dan menyambut baik akan hal ini karna tujuan dari program ini juga

untuk keselamatan masyarakat tersebut.” Informan 2 juga menyatakan bahwa

“Kebanyakan masyarakat setelah dilakukannya sosialisasi mereka berterima kasih

jadi yang awalnya mereka ini tidak faham menjadi lebih paham dan lebih berhati-

hati dalam memanfaatkan tenaga listrik. Intinya mereka berterima kasih dan

menyambut baik dengan adanya sosialisasi ini.” Tanggapan dari masyarakat

terhadap program ini tentunya baik dan mendukung apa yang telah dilakukan oleh

petugas. Hal ini disampaikan langsung oleh masyarakat melalui wawancara yang

penulis lakukan kepada informan 3 yang menyatakan “Tentu saja saya sangat

mendukung langkah yang dilakukan oleh petugas PLN dalam mensosialisasikan

program ini dengan adanya program ini masyarakat menjadi tahu bagaimana cara

pemanfaatan listrik yang baik dan benar.” Dan pernyataan dari informan 4 yaitu

“Bagus Pak, bagus karena itu buat informasi juga buat masyarakat luas kan Bapak

kan, jadi yang tidak tahu menjadi tahu dan berhati-hati Bapak nah gitu. Itu saya

sangat apresiasi sih Pak dan saya pun sangat mendukung.”

Penyampaian informasi dapat dikatakan berjalan efektif apabila antara

pengirim dan penerima pesan memiliki kesamaan pemahaman dalam memahami

pesan yang disampaikan serta adanya umpan balik dan aksi dari penerima pesan.

Untuk mengetahui apakah penyampaian informasi terkait Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan yang petugas lakukan sudah berjalan efektif dan

sesuai dengan rencana dan tujuan atau belum adalah dengan mewawancarai
55

petugas dan masyarakat. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada

informan 1 mengenai apakah program ini sudah efektif berjalan dengan rencana

dan tujuan yang diinginkan, maka informan 1 menyatakan “Untuk saat ini sudah

berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan kami, namun tentunya program ini

membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai kalangan mulai dari

masyarakat, pemerintah, perusahaan-perusahaan, semuanya diharapkan bekerja

sama dan membantu meningkatkan kesadaran kita bersama terhadap potensi

bahaya listrik yang ada. Selain itu kami juga menerima kritik dan masukan dari

masyarakat agar program ini dapat berjalan sebagaimana mestinya.” Hal tersebut

juga disampaikan oleh informan 2 yaitu “Untuk target sudah tercapai dan saya rasa

sudah efektif namun masih ada beberapa yang perlu ditingkatkan jadi masyarakat

ini sangat luas, masyarakat ini sangat beragam jadi bagimana caranya supaya

informasi ini, sosialisasi ini lebih menjangkau atau lebih banyak menjangkau

masyarakat secara umum itu menjadi PR.” Berdasarkan dari wawancara yang

penulis lakukan kepada informan 1 dan 2 bahwa petugas telah mencapai target

dan program ini dinyatakan sudah berjalan efektif. Namun saat penulis melakukan

wawancara kepada informan 3 mengenai Apa yang menyebabkan Bapak masih

melakukan kegiatan yan berpotensi terkena sengatan listrik tersebut menurutnya

adalah “Bukannya tidak tahu bahwa yang saya lakukan berpotensi bahaya

tersengat listrik, namun saya lebih memilih untuk mengabaikannya.” Informan 4

juga menyatakan “Eh, biasa nih Pak ya tuntutan dari perusahaan kebijakan yang

sudah diaturnya Pak, jadi kita”. Hal ini bertentangan dengan penuturan dari

petugas yang menyatakan bahwa program sudah berjalan efektif namun saat

penulis mewawancarai masyarakat bahwa ternyata masih ada masyarakat yang

tidak melakukan seperti apa yang petugas sampaikan.


56

B. Hambatan Yang Dihadapi Saat Melakukan Program


Berdasarkan dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada informan,

terdapat beberapa hambatan yang dihadapi oleh petugas dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan yaitu:

1. Penyampaian Informasi Belum Efektif

Saat penulis menanyakan apa yang menyebabkan masyarakat tidak

mengetahui potensi bahaya yang ditimbulkan dari sengatan listrik. Data yang

penulis dapatkan adalah bahwa masyarakat informasi yang disampaikan oleh

petugas belum tersampaikan kepada masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh

informan 1 bahwa “Mungkin informasi mengenai bahaya listrik ini belum sampai

kepada mereka atau bisa jadi juga mereka sudah mengetahui bahwa listrik itu

berbahaya namun mereka lebih mengabaikan keselamatan mereka dengan masih

melanggar aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan yang ada.” Hal tersebut

juga disampaikan oleh informan 2 yaitu “Ya mungkin karena belum teredukasi jadi

masyarakat ini masih menganggap karena listrik ini barang yang tidak terlihat jadi

tidak Nampak bahwa itu bahaya tidak kasat mata itu bahaya cuma sebenarnya itu

bahaya sekali nah itu mungkin masyarakat menganggap itu biasa-biasa saja, ini

kabel-kabel biasa karena listrik itu kan tidak ada wujudnya.” Untuk mendukung

pernyataan petugas tadi, penulis juga mewawancarai masyarakat apakah mereka

mengetahui Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan yang dilakukan oleh

petugas PLN. Menurut informan 4 menyatakan bahwa “Eh, tidak tahu itu Pak.

Tidak sampai disitu penulis juga menanyakan apakah selama ini petugas PLN

sudah melakukan edukasi atau memberikan informasi terkait aspek-aspek peduli

keselamatan ketenagalistrikan kepada Bapak. Maka jawaban informan 4 adalah

“Eh, tidak ada sih, tidak ada edukasi terhadap saya gitu, ataupun orang lain pun

tidak ada, saya pun tahu cuma yang umum saja sih Pak.” Namun dari observasi
57

dan studi dokumentasi yang penulis lakukan petugas telah memberikan informasi

mengenai aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan ke beberapa masyarakat.

Dari data yang penulis dapatkan dapat disimpulkan petugas memang ada

memberikan Informasi ke beberapa masyarakat, namun informasi yang

disampaikan petugas belum dilakukan secara maksimal karena masih banyaknya

masyarakat yang belum mengetahui informasi mengenai aspek-aspek

keselamatan ketenagalistrikan ini karena jumlah masyarakat yang banyak

mengharuskan informasi yang disampaikan harus dapat tersampaikan secara

menyeluruh dan cepat kepada masyarakat dan hal ini membutuhkan waktu yang

cukup panjang.

2. Pemahaman Masyarakat Kurang

Pemahaman masyarakat terhadap potensi bahaya listrik masih sangat kurang

walaupun mereka mengetahui bahwa melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik

itu beresiko dan berpotensi terkena sengatan listrik tapi mereka masih saja

melakukannya. Hal ini jugalah yang menyebabkan kasus kecelakaan akibat

sengatan listrik yang ada di Kalimantan Barat tergolong tinggi. Dari wawancara

yang penulis lakukan, informan 1 menyatakan “Ya, hal ini dikarenakan kurangnya

kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap keselamatan diri mereka, dan

mungkin juga mereka belum mengetahui akan potensi bahaya sengatan listrik

yang mereka hadapi, oleh karena itu kami semaksimal mungkin berupaya agar

seluruh elemen masyarakat lebih peduli dan memperhatikan keselamatan mereka

terhadap sengatan listrik lewat informasi-informasi yang kami sebarkan baik

secara tatap muka maupum melalui media elektronik.” Sedangkan informan

menyatakan bahwa “Ya itu karena masyarakat disini masih kurang paham atau

masih menganggap remeh tentang bahaya kelistrikan itu yang menyebabkan


58

mereka masih melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan keselamatan umum.” Penulis ingin mengetahui apa yang

menyebabkan anda masih melakukan kegiatan yang berpotensi terkena sengatan

listrik seperti yang disampaikan oleh petugas. Menurut pernyataan informan 3

adalah “Bukannya tidak tahu bahwa yang saya lakukan berpotensi bahaya

tersengat listrik, namun saya lebih memilih untuk mengabaikannya.” Informan 4

menyatakan bahwa “Eh, biasa nih Pak ya tuntutan dari perusahaan kebijakan yang

sudah diaturnya Pak, jadi kita susah melanggarnya.” Hal tersebut didukung pula

oleh observasi dan studi dokumentasi yang penulis lakukan bahwa kesadaran

akan keselamatan diri yang dimiliki oleh masyarakat masih tergolong rendah hal

ini dibuktikannya dengan mereka masih melakukan aktivitas yang beresiko terkena

sengatan listrik meskipun mereka mengetahuinya bahwa itu sangatlah berbahaya.

3. Kurangnya Koordinasi Masyarakat dengan Petugas

Masyarakat kurang berkoordinasi dengan petugas yaitu dengan tiba-tiba

mendirikan bangunan didekat jaringan listrik tanpa adanya koordinasi dan

konfirmasi terlebih dahulu dengan petugas PLN. Hal tersebut disampaikan oleh

informan 2 yaitu “Masyarakat secara tiba-tiba melakukan aktivitas didekat jaringan

listrik tanpa ada koordinasi, jadi yang awalnya aman ni, jaringan jauh dari rumah,

tiba-tiba besoknya masyarakat itu memasang umbul-umbul, memasang bendera

tanpa konfirmasi dengan PLN tanpa sepengetahuan PLN, ya itu tiba-tiba terjadi

apa-apa baru mereka lapor.” Hal ini didukung pula dengan temuan lapangan dari

hasil observasi dan studi dokumentasi yang penulis lakukan bahwa memang benar

bahwa masyarakat saat mendirikan bangunan di dekat jaringan listrik tidak adanya

koordinasi dan konfirmasi terlebih dahulu dengan petugas.


59

C. Solusi Dari Hambatan Saat Melakukan Program


Berdasarkan dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada informan,

untuk menyelesaikan hambatan yang dihadapi oleh petugas dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan menurut

informan 1 adalah “Untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas

biasanya kami menggunakan sosial media seperti Instagram, Facebook, dan

Whatsapp dalam bentuk postingan informasi bahaya listrik, selain itu juga kami

mengajak masyarakat untuk sama2 meningkatkan kesadaran dan kepedulian

mereka terhadap bahaya sengatan listrik baik, melalui kegiatan sosialisasi,

pemasangan baliho, maupun turun langsung ke rumah-rumah masyarakat.”

Sedangkan menurut informan 2 yaitu “Kita harus koordinasi dengan kantor UP3

Pontinak dan wilayah Kalimantan Barat, jadi untuk mengembangkan atau

memikirkan suatu cara yang efektif untuk menyebarkan atau mensosialisasikan

masyarakat secara cepat dan menyeluruh, baik itu melalui himbauan yang

dikeluarkan instansi terkait atau aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah setempat, namun itu masih dikaji oleh UP3 dan wilayah Kalimantan Barat

dimana wewenang ada di 2 unit itu.” Dari penelitian dan data yang penulis

dapatkan dapat disimpulkan bahwa langkah yang petugas lakukan agar dapat

mengatasi hambatan yang mereka hadapi dalam menginformasikan Program

Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini kepada masyarakat adalah:

1. Memaksimalkan Penggunaan Sosial Media dan Media Cetak

Agar informasi yang petugas sampaikan kepada masyarakat dapat

tersampaikan dengan cepat dan maksimal, petugas memaksimalkan postingan

informasi bahaya listrik melalui media sosial seperti di Whatsapp, Instagram, dan

Facebook. Selain itu juga petugas mengajak masyarakat untuk meningkatkan

kesadaran dan kepedulian mereka terhadap bahaya sengatan listrik baik dengan
60

turun langsung kerumah-rumah masyarakat, melalui pemasangan spanduk

maupun pembagian brosur kepada masyarakat agar informasi yang petugas

sampaikan dapat diketahui oleh masyarakat secara luas. Selain itu juga petugas

bekerja sama dengan instansi-instansi pemerintah seperti camat, lurah, dan

lembaga kemasyarakatan seperti BABINSA (Badan Binaan Desa) dan

Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat)

untuk mensosialisasikan program ini kepada masyarakat.

2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan pemahaman masyarakat

terhadap keselamatan diri mereka yang dilakukan oleh petugas adalah dengan

terus konsisten menyebarkan informasi mengenai aspek-aspek keselamatan

ketenagalistrikan ini kepada masyarakat. Petugas juga menyampaikan beberapa

kasus kecelakaan yang telah terjadi seperti adanya kasus kesetrum, kebakaran

rumah, bahkan adanya korban yang meninggal dunia akibat dari sengatan listrik.

Dengan begitu masyarakat akan lebih sadar dan paham akan pentingnya

keselamatan diri mereka terhadap potensi sengatan listrik dengan selalu waspada

dan berhati-hati saat melakukan berbagai aktivitas di dekat jaringan listrik. Sambil

terus konsisten menyebarkan informasi mengenai aspek-aspek keselamatan listrik

ini, perlu juga adanya ditingkatkan dari program ini dengan mencari cara-cara yang

lebih efektif lagi agar masyarakat lebih teredukasi dan informasi yang disebarkan

dapat tersampai kepada masyarakat secara luas baik itu melalui himbauan yang

dikeluarkan instansi terkait atau aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah setempat.
61

3. Berkoordinasi Dengan Masyarakat

Untuk mengedukasi masyarakat yang dengan sengaja mendirikan bangunan

seperti baliho, tenda, umbul-umbul dll, maka petugas tentunya akan mengingatkan

mereka akan potensi bahaya listrik yang mereka hadapi tersebut sambil

menjelaskan juga beberapa kasus kecelakaan yang sudah pernah terjadi apabila

masih mendirikan bangunan di dekat jaringan listrik. Dengan begitu mereka akan

lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di dekat jaringan listrik. Setelah

dilakukan koordinasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat maka petugas

juga akan memonitoring kegiatan tersebut lewat laporan sosialisasi

ketenagalistrikan dan melaporkan hasil monitoring tersebut tiap minggunya

kepada unit induk diatas yaitu PLN UP3 Pontianak dan PLN Unit Induk Wilayah

Kalimantan Barat. Fungsi dari monitoring ini yaitu untuk mengontrol dan mengecek

aktivitas masyarakat yang telah diedukasi tersebut, apakah telah melakukan

seperti yang disampaikan oleh petugas atau tidak.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Strategi Komunikasi Petugas Dalam Menginformasikan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan

Berdasarkan penyajian data yang penulis paparkan pada Bab III, dapat diketahui

bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara pengirim dan perima

dengan tujuan tertentu dan dengan tujuan dapat tercapainya makna yang sama

dengan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan (sender). Menurut Ferianto dan

Triana (2015:15), “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau

informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapainya persepsi

atau pengertian yang sama.” Dalam kaitannya mengenai penyampaian informasi

terkait bahaya listrik pada Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan bahwa

petugas haruslah memiliki strategi komunikasi agar informasi terkait Program

Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini dapat tersampaikan dengan baik dan

dengan tujuan agar masyarakat paham dan peduli terhadap keselamatan mereka

saat melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik dapat tercapai. Strategi yang

petugas lakukan adalah dengan cara melakukan koordinasi antara Manager

dengan PJ Laksana K3 sebelum kegiatan ini dilakukan. Koordinasi yang dilakukan

petugas adalah dengan saling mendiskusikan dan memadukan strategi

komunikasi yang akan petugas gunakan dalam menginformasikan aspek-aspek

keselamatan ketenagalistrikan kepada masyarakat apakah menggunakan metode

door to door, bekerja sama dengan instansi lembaga masyarakat maupun

pemerintah, atau lewat postingan di media sosial sehingga target dan tujuan dari

penginformasian dari kegiatan ini dapat tersampaikan kepada masyarakat secara

menyeluruh. Di dalam pelaksanaannya metode komunikasi yang telah petugas

60
61

lakukan adalah dengan cara sosialisasi door to door dan lewat postingan sosial

media. Sedangkan yang belum terlaksana adalah melakukan kerja sama dengan

instansi lembaga masyarakat maupun pemerintah.

Untuk dapat memudahkan petugas dalam menyebarkan informasikan terkait

aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan kepada masyarakat luas dengan

cepat, tentunya petugas harus dapat memilih media komunikasi yang tepat. Media

komunikasi adalah seperangkat alat yang digunakan oleh komunikator dalam

menyampaikan informasi kepada khalayak.

Menurut Purwanto (2006:3),

“Media komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat


menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik media komunikasi
nonelektronik/konvensional maupun media komunikasi elektronik. Media
komunikasi nonelektronik antara lain adalah penggunaan bahasa lisan,
bahasa isyarat/bahasa tubuh, dan aneka media komunikasi yang
menggunakan kertas (aneka macam surat menyurat, surat kabar, majalah,
dan tabloid). Sedangkan media komunikasi elektronik antara lain adalah
media audio-visual (televisi), interom, radio panggil (pager), Internet (situs
Web dan e- mail [electronic mail]), teleconference, video conference, telepon
biasa (fixed line), dan telepon genggam/seluler (handphone).”
Berdasarkan dari data dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan

media yang tepat dapat memudahkan petugas dalam menyebarkan informasi

yang ingin disampaikan kepada masyarakat secara luas. Media yang digunakan

dapat berupa media komunikasi elektronik maupun media komunikasi

nonelektronik. Media komunikasi non elektronik yang petugas gunakan adalah

dengan penyampaian lewat lisan, brosur, dan standing banner. Sedangkan media

komunikasi elektronik yang petugas gunakan adalah lewat internet dan

penggunaan sosial media seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp.

Agar informasi yang petugas sampaikan tepat sasaran dan tujuannya dapat

tercapai, penting agar dapat menetapkan lokasi dan mengenal target yang

menjadi sasaran dari informasi yang akan disampaikan. Berdasarkan dari data
62

yang penulis dapatkan lokasi yang menjadi tempat dilakukannya sosialisasi

Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan adalah di wilayah Siantan dan

sekitar wilayah Siantan. Sedangkan yang menjadi target sasaran dari Program

Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan adalah masyarakat umum, khususnya

mereka yang menggunakan dan melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik.

Dengan mengetahui lokasi dan target yang akan dituju tentunya akan

memudahkan petugas dalam melakukan komunikasi yang efektif dan

memudahkan petugas dalam mengenali khalayak. Agar pesan yang disampaikan

kepada sasaran (public) menjadi efektif adalah dengan mengenal sasaran yang

dijadikan target penyampaian informasi. Anwar Arifin (2008:72), mengemukakan

bahwa,

“Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam


usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, khalayak dianggap
pihak yang sama sekali tidak pasif, melainkan aktif. Sehingga antara
komunikator dan komunikan bukan saja terjadi sebuah hubungan, tetapi juga
saling mempengaruhi.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan mengenal khalayak yang menjadi

sasaran dari informasi yang akan disampaikan, dapat memudahkan petugas

dalam menyampaikan informasi tersebut sehingga informasi yang disampaikan

akan menjadi lebih efektif dan dapat mempengaruhi khalayak tersebut untuk

melakukan seperti apa yang telah disampaikan petugas.

Sebelum menyampaikan informasi kepada masyarakat, petugas harus

memiliki strategi komunikasi. Menentukan strategi komunikasi dilakukan agar

informasi yang disampaikan sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.

Strategi komunikasi juga dilakukan dengan maksud agar informasi yang

disampaikan mudah diterima dan dipahami oleh penerima pesan (receiver).

Menurut Arni (2004:65), “Strategi komunikasi adalah semua yang terkait mengenai

rencana dan taktik atau cara akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi
63

dengan menampilkan pengirim pesan dan penerimanya pada proses komunikasi

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.” Tujuan utama dari penyampaian

informasi terkait aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan adalah agar

informasi yang disampaikan dapat dipahami dan diterima oleh khalayak luas.

Berdasarkan data yang penulis peroleh cara yang dilakukan oleh petugas agar

masyarakat dapat memahami maksud dari informasi yang disampaikan adalah

dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat tersebut. Dengan melakukan

pendekatan tersebut, masyarakat menjadi lebih aktif merespon dan antusias

mendengarkan informasi yang disampaikan oleh petugas. Setelah petugas

mendapatkan perhatian dan respon dari lawan bicara, maka langkah selanjutnya

yang petugas lakukan adalah menginformasikan inti dari pesan yang ingin

disampaikan yaitu terkait resiko bahaya listrik apabila masyarakat melakukan

aktivitas di dekat jaringan listrik dan menghimbau masyarakat agar selalu waspada

dan berhati-hati.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan bahwa petugas belum

sepenuhnya dapat meyakinkan dan mempengaruhi masyarakat yang melakukan

aktivitas didekat jaringan listrik buktinya saat penulis mewawancarai salah satu

masyarakat mereka masih tetap melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik

meskipun telah di ingatkan oleh petugas agar tidak melakukannya mereka lebih

memilih untuk mengabaikannya. Dalam menyampaikan informasi kepada

masyarakat agar informasi yang petugas sampaikan dapat diterima dan dapat

mempengaruhi lawan bicara yang petugas lakukan yaitu dengan cara melakukan

pendekatan dan mengedukasi masyarakat mengenai kegiatan yang tidak boleh

mereka lakukan karena memiliki resiko tersengat listrik serta dengan menghimbau

kepada masyarakat bahwa listrik itu bahaya dan menyampaikan beberapa kasus
64

kecelakaan akibat sengatan listrik kepada masyarakat seperti adanya kasus

kesetrum, kebakaran rumah, dan bahkan bisa meninggal dunia. Dengan begitu

masyarakat lebih berhati-hati saat melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik.

Hal tersebut didukung pula dengan teori yang ada bahwa agar informasi yang

disampaikan dapat diterima dan mempengaruhi orang lain agar sependapat dan

mau melakukan seperti yang disampaikan oleh petugas adalah dengan melakukan

pendekatan komunikasi persuasi.

Menurut Suhandang (2004:63-64),

"Pendekatan persuasi dapat melalui proses AIDDA. Yaitu akronim dari


kegiatan-kegiatan menumbuhkan Attention, Interest, Desire, Decission untuk
kemudian menimbulkan Action yang diharapkan. Maksudnya, usaha persuasi
harus dimulai dengan jalan menumbuhkan perhatian terlebih dahulu. Tanpa
adanya perhatian dari komunikan atau khalayak sasaran komunikasi tidak
akan berlangsung. Komunikasi tidak akan terjadi jika kita tidak berbicara
cukup keras untuk dapat didengar. Apabila usaha menumbuhkan perhatian
(attention) telah berhasil, maka upaya berikutnya adalah membangkitkan rasa
tertarik (Interest) di kalangan khayalak sasaran, sehingga timbul rasa ingin
(desire) mengetahui dan atau memiliki apa yang disodorkan kepada mereka
itu. Rasa ingin tersebut kemudian dimatangkan dengan membangkitan
tindakannya untuk mengambil keputusan (decision) sehingga akhirnya benar-
benar mereka melakukan kegiatan (action) yang diharapkan komunikator."
Dari data dan teori diatas dapat penulis simpulkan bahwa petugas dalam

menyampaikan informasi kepada masyarakat dapat menggunakan pendekatan

komunikasi persuasi, dimana petugas awalnya menumbuhkan perhatian

(attention) dari masyarakat (public) yaitu dengan melakukan pendekatan terlebih

dahulu kepada mereka denga menanyakan nama, berapa lama tinggal disini, dan

lain sebagainya, hal tersebut bertujuan agar masyarakat tertarik mendengarkan

informasi yang petugas sampaikan (interest), setelah lawan bicara tertarik

biasanya akan timbul rasa ingin tahu dari mereka terhadap informasi yang

disampaikan, setelah dirasa tepat maka petugas dapat menyampaikan terkait

aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan kepada masyarakat. Agar petugas

dapat mempengaruhi masyarakat agar dapat melakukan seperti apa yang petugas
65

sampaikan yaitu dengan menyampaikan beberapa kasus kecelakaan akibat

sengatan listrik langsung kepada masyarakat seperti adanya kasus kesetrum,

kebakaran rumah, dan bahkan bisa meninggal dunia. Dengan begitu masyarakat

akan mengambil keputusan agar lebih waspada dan lebih peduli terhadap

keselamatan mereka terhadap potensi bahaya sengatan listrik (decision) dan

akhirnya benar-benar mereka lakukan kegiatan seperti yang telah diinformasikan

kepada mereka agar berhati-hati dan lebih peduli terhadap keselamatan mereka

saat melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik (action).

Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila antara pengirim pesan dan

penerima pesan memiliki pandangan yang sama. Berdasarkan data yang telah

penulis dapatkan komunikasi yang petugas lakukan masih belum berjalan efektif

karena masih ada masyarakat yang belum mengetahui informasi yang petugas

sampaikan, selain itu masyarakat yang sudah diberikan informasi terkait bahaya

listrik juga dengan sengaja mengabaikan keselamatan mereka. Namun untuk

tanggapan masyarakat terhadap program ini adalah positif, menyambut baik, dan

mendukung apa yang telah petugas informasikan kepada mereka. Setelah

petugas melakukan edukasi kepada masyarakat yang masyarakat lakukan adalah

dengan berterima kasih dan masyarakat menjadi berhati-hati dalam penggunaan

listrik.

Nurjaman dan Umam (2012: 45-46) mengemukakan,

“Komunikasi yang efektif adalah penerimaan pesan oleh komunikan atau


receiver sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator,
kemudian receiver atau komunikan memberikan respons yang positif sesuai
dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif terjadi apabila terdapat
aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi
tersebut sama-sama direspons sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan).”
Berdasarkan data dan teori diatas dapat disimpulkan untuk mendapatkan

tanggapan dan respon yang positif dari masyarakat, petugas harus mampu
66

melakukan komunikasi yang efektif kepada masyarakat sehingga akan

meninggalkan kesan yang mendalam dari informasi yang disampaikan kepada

mereka dan harapan kedua belah pihak dapat tercapai. Dengan konsisten

melakukan edukasi kepada masyarakat akan menciptakan hubungan yang kuat

antara petugas dan masyarakat. Sehingga citra perusahaan pun akan menjadi

semakin baik.

B. Hambatan Yang Dihadapi Saat Melakukan Program

Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai tujuan

dari Program akan dilakukan. Namun apa jadinya jika dalam pelaksanaannya

komunikasi yang dilakukan tidak efektif akibat adanya hambatan yang diterima.

Oleh karena itu petugas harus mengetahui apa saja hambatan yang mereka alami

saat menginformasikan program kepada masyarakat.

Berdasarkan dari penelitian yang penulis lakukan kendala yang petugas alami

saat melakukan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan adalah informasi

yang disampaikan belum efektif tersampaikan kepada masyarakat. Ada yang

sama sekali belum mengetahui adanya informasi yang petugas lakukan terkait

aspek-aspek keselamatan listrik sehingga membuat mereka tidak mengetahui

akan bahaya listrik yang mereka lakukan saat melakukan aktivitas di dekat

jaringan listrik. Selain itu juga terdapat masyarakat yang sebenarnya sudah

mengetahui bahwa yang dia lakukan berbahaya dan berpotensi terkena sengatan

listrik. Namun masih saja mengabaikan keselamatannya.

Saat petugas menginformasikan aspek-aspek keselamatan dan

ketenagalistrikan kepada masyarakat adakalanya informasi yang disampaikan

tidak tersampaikan kepada masyarakat secara luas hal ini dikarenakan jumlah

masyarakat yang banyak dan luasnya wilayah Siantan mengharuskan informasi


67

yang petugas lakukan dapat tersampaikan secara luas dan cepat kepada

masyarakat namun hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah petugas yang

menyampaikan informasi terkait keselamatan ketenagalistrikan ini kepada

masyarakat yang hanya berjumlah 2 orang yaitu Manajer dan Kepala Laks K3.

Tentunya petugas akan mengalami kesulitan dalam menyampaian informasi

kepada masyarakat yang banyak. Akhirnya informasi yang disampaikan kurang

maksimal dan akan ada masyarakat yang belum mengetahui informasi yang

petugas sampaikan.

Timbulnya masalah-masalah dari kecelakaan listrik seperti terkena tersengat

listrik, kebakaran, bahkan kematian yang tinggi di Kalimantan Barat diakibatkan

dari kurangnya pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan listrik dengan baik

dan bijak. Masyarakat tetap melakukan aktivitas didekat jaringan listrik meskipun

mereka mengetahui resiko tersengat sangat tinggi. Masih banyak masyarakat

yang kurang peduli terhadap keselamatannya dari ancaman dan bahaya listrik. Hal

ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kasus kecelakaan umum yang terjadi

akibat sengatan listrik pada tahun 2018-2021 untuk wilayah Kalimantan Barat.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 1
Data Kasus Kecelakaan Umum Akibat Sengatan Listrik
Di Wilayah Kalimantan Barat

No Tahun Jumlah Kecelakaan


1 2018 16
2 2019 32
3 2020 18
4 2021 29
Total 95
Sumber: PT PLN (Persero) ULP Siantan, 2022, diolah
Dari data tabel diatas dapat kita ketahui bahwa kasus kecelakaan umum

akibat sengatan listrik pada wilayah Kalimantan Barat masih tergolong tinggi.
68

Banyaknya kasus kecelakaan umum akibat sengatan listrik di wilayah Kalimantan

Barat dikarenakan kelalaian dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap

potensi bahaya listrik yang mereka hadapi. Beberapa kegiatan yang banyak

menelan korban sengatan listrik yaitu:

1. Pemasangan jaringan wifi/kabel televisi kemudian korban menyentuh jaringan

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) PLN.

2. Korban bermain layangan menggunakan kawat kemudian kawat tersebut

mengenai kabel listrik yang ada.

3. Membangun/memperbaiki bangunan didekat jaringan listrik sehingga korban

menyentuh jaringan SUTM.

Hal tersebut tentunya menjadi perhatian khusus dari petugas agar dapat

menghimbau seluruh elemen masyarakat lebih peduli dan memperhatikan

keselamatan mereka terhadap sengatan listrik lewat informasi-informasi yang

petugas sebarkan baik secara tatap muka maupun melalui media elektronik.

Hambatan selanjutnya yang petugas alami saat melakukan program Peduli

Keselamatan Listrik kepada masyarakat adalah kurangnya koordinasi antara

masyarakat dengan petugas yaitu dengan tiba-tiba mendirikan bangunan didekat

jaringan listrik seperti memasang umbul-umbul, memasang bendera tanpa adanya

koordinasi dan konfirmasi terlebih dahulu dengan petugas PLN. Hal yang

mendasari masyarakat tidak melakukan koordinasi adalah mereka ingin pekerjaan

atau kepentingan yang mereka lakukan dapat selesai dengan cepat tanpa peduli

akan keselamatan mereka meskipun petugas telah menghimbau mereka agar

tidak melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik, tetap saja mereka melanggarnya

dengan alasan menyegerakan kepentingannya.


69

Hal ini didukung oleh teori yang ada bahwa perbedaan kepentingan

seseorang menjadi salah satu hambatan komunikasi yang dilakukan oleh petugas

kepada masyarakat. Menurut Suhandang (2004: 56-59), Ada beberapa hambatan

komunikasi sebagai berikut:

a. Kebisingan (noise-factor)
Kebisingan adalah hambatan berupa suara-suara yang mengganggu
jalannya komunikasi sehingga pesan komunikasinya tidak bisa diterima
sebagaimana mestinya.
b. Faktor semantik
Faktor semantik adalah hambatan berupa pemakaian kata atau istilah yang
menimbulkan salah paham atau pengertian.
c. Interest (kepentingan)
Kepentingan akan membuat seseorang atau orang banyak selektif dalam
hal penghayatan atau tanggapannya. Orang-orang cenderung hanya
memperhatikan rangsangan-rangsangan yang ada hubungan dengan
kepentingannya.
d. Motivasi
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan
dan kekurangan-kekurangan seseorang berbeda dengan yang lainnya dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat
e. Prasangka
Merupakan salah satu hambatan berat terhadap berlangsungnya
komunikasi, sebab orang yang memiliki prasangka belum apa-apa sudah
bersikap was-was dan menantang komunikator atau pembicara yang
hendak melancarkan komunikasi.
Dari data dan teori diatas dapat kita ketahui bahwa perbedaan kepentingan

antara petugas dengan masyarakat dapat menjadi hambatan dalam penyampaian

informasi yang petugas lakukan. Masyarakat cenderung untuk mengabaikan

informasi yang petugas sampaikan karena kepentingan mereka meskipun mereka

mengetahui bahwa aktivitas yang mereka lakukan berpotensi terkena sengatan

listrik.

C. Solusi Dari Hambatan Saat Melakukan Program


70

Penyebab utama hambatan-hambatan yang dialami oleh petugas adalah

informasi yang petugas sampaikan tidak tersampaikan dengan efektif sehingga

membuat masih banyak masyarakat yang belum mengetahui akan pentingnya

memperhatikan keselamatan diri saat melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik.

Agar informasi yang disampaikan dapat berjalan efektif petugas harus mampu

meyakinkan dan menjelaskan kepada masyarakat bahwa dengan masih

melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik akan membahayakan diri mereka,

mereka bisa saja mengalami kecelakaan listrik seperti tersengat listrik dan bisa

menyebabkan kematian. Petugas juga dapat menceritakan dan menunjukkan

dokumentasi korban-korban yang mengalami kecelakaan listrik karena kelalaian

mereka kepada masyarakat. Dengan begitu masyarakat akan lebih waspada dan

melakukan seperti apa yang petugas sampaikan.

Strategi yang dapat petugas gunakan kepada masyarakat yang tidak

melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan petugas adalah dengan melakukan

pendekatan kepada mereka sambil terus mengingatkan kepada mereka akan

bahaya yang mengancam keselamatan mereka apabila masih melakukan aktivitas

di dekat jaringan listrik. Petugas juga harus selalu memonitoring kegiatan mereka

lewat laporan sosialisasi ketenagalistrikan. Dengan adanya monitoring ini petugas

dapat mengontrol dan mengecek masyarakat tersebut apakah telah melakukan

seperti apa yang petugas informasikan apa tidak. Dengan cara mengulang-ulang

informasi yang petugas sampaikan kepada masyarakat tersebut, mereka akan

mengerti dan sadar bahwa yang mereka lakukan itu berbahaya sehingga mereka

tidak melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik seperti yang petugas

informasikan dan selalu berhati-hati terhadap listrik. Dengan begitu komunikasi

yang petugas lakukan akan menjadi efektif.


71

Menurut Sindoro (2003:4), “Komunikasi adalah proses mengirimkan dan

menerima pesan. Sedangkan komunikasi yang efektif terjadi kalau individu

mencapai pemahaman yang sama sang pihak yang lain melakukan tindakan, dan

mendorong orang untuk berpikir dengan cara yang baru.”

Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran (public) menjadi efektif,

terdapat beberapa strategi komunikasi menurut Anwar Arifin (2008:72), yaitu:

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam

usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, khalayak dianggap

pihak yang sama sekali tidak pasif, melainkan aktif. Sehingga antara komunikator

dan komunikan bukan saja terjadi sebuah hubungan, tetapi juga saling

mempengaruhi. Langkah yang petugas lakukan agar pesan yang disampaikan

dapat efektif adalah dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat. Dengan

melakukan pendekatan ini masyarakat akan kenal dan memudahkan mereka

dalam memahami maksud dari informasi yang petugas sampaikan. Dengan begitu

akan terjalin hubungan antara petugas dan masyarakat dan lebih memudahkan

petugas dalam mempengaruhi masyarakat agar dapat melakukan seperti apa

yang petugas informasikan.

2. Menyusun Pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasi, maka langkah selanjutnya dalam

perumusan strategi komunikasi adalah menyusun pesan, yaitu menentukan tema

dan materi. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

komunikasi. Dengan menyusun pesan yang akan disampaikan kepada

masyarakat, akan memudahkan masyarakat dalam memahami maksud dari

informasi yang coba petugas sampaikan. Dengan menyusun pesan yang akan di
72

informasikan pula, petugas dapat lebih mengarahkan maksud informasi yang akan

disampaikan kepada masyarakat sehingga penjelasan yang disampaikan tidak

berbelit-belit dan tepat sasaran berdasarkan maksud dari informasi yang akan

disampaikan

3. Menetapkan Metode

Selain mengenal khalayak dan memantapkan isi pesan, metode dalam

penyampaian sebuah komunikasi juga salah satu hal yang penting agar efektivitas

dalam komunikasi bisa tercapai. Terdapat beberapa metode komunikasi efektif,

antara lain:

1. Redundancy (Repetition,) yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan


mengulang-ulang pesan.
2. Canalizing, Proses yaitu memahami dan meneliti pengaruh kelompok
terhadap individu atau khalayak.
3. Informatif, yaitu satu bentuk pesan yang bertujuan mempengaruhi
khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti
menyampaikan apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta dan data
yang benar serta pendapat yang benar pula.
4. Persuasif, yaitu mempengaruhi dengan jalan membujuk.
5. Edukatif, yaitu salah satu cara mempengaruhi khalayak dari suatu
pernyataan umum yang dilontarkan. Metode mendidik berarti memberikan
suatu ide, fakta, pendapat, pengalaman, dengan sengaja, teratur dan
terencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku komunikan.
6. Kursif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa.
Dalam hal ini petugas dapat menggunakan beberapa metode tersebut

segaligus untuk dapat mempengaruhi masyarakat yang menjadi target informasi

yang akan disampaikan misalnya dengan cara repetition dan informatif. Contohnya

saat petugas menjelaskan bahaya listrik kepada masyarakat yang masih tetap

melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik meskipun sudah di beri tahu namun

masih tetap melakukannya adalah dengan melakukan pengulangan pesan yang

disampaikan (Repetition) dan menjelaskan dan menceritakan informasi apa

adanya bahwa telah terjadinya kecelakaan akibat sengatan listrik yang menimpa

masyarakat yang melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik dengan begitu


73

masyarakat tersebut menjadi paham dan sadar bahwa apa yang mereka lakukan

sangatlah berbahaya dan memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas di dekat

jaringan listrik.

4. Seleksi dan Penggunaan Media

Pemilihan media dalam komunikasi haruslah selektif, maksudnya

komunikator harus mampu melihat dan menyesuaikan keadaan dan kondisi

khalayak dengan media komunikasi yang akan digunakan. Petugas dapat

menyesuaikan media digunakan untuk menginformasikan aspek-aspek

keselamatan ketenagalistrikan kepada masyarakat. Pemilihan media yang tepat

dapat memudahkan petugas dalam menyebarkan informasi yang ingin

disampaikan kepada masyarakat secara luas. Media yang digunakan dapat

berupa media komunikasi elektronik maupun media komunikasi nonelektronik.

Media komunikasi non elektronik yang petugas gunakan adalah dengan

penyampaian lewat lisan, brosur, dan standing banner. Sedangkan media

komunikasi elektronik yang petugas gunakan adalah lewat internet dan

penggunaan sosial media seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp. Dengan

begitu informasi yang petugas sampaikan dapat diketahui oleh masyarakat secara

luas dan cepat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menyelesaikan berbagai

hambatan yang petugas alami saat menginformasikan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan adalah dengan melakukan komunikasi yang efektif

dan pemilihan media yang tepat. Dengan melakukan komunikasi yang efektif,

informasi yang petugas lakukan akan tersampaikan, dimengerti, dan dapat

mempengaruhi masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik.


74

Sedangkan pemilihan media yang tepat akan memudahkan petugas dalam

menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas dan cepat.


75

BAB V

PENUTUP
Daftar Pustaka

Arifin, A. 2018. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas. Raja Grafindo


Persada. Jakarta.

Arni, M. 2004. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Effendy, O. U. 2007. Ilmu komunikasi teori dan praktek. PT Remaja Rosdakarya.


Bandung.

Ferianto, A.; Triana, E. S. 2015. Komunikasi Bisnis “Strategi Komunikasi dalam


Mengelola Bisnis”. Mediatera. Kebumen.

Hardani,; Andriani, H.; Ustiawaty, J.; Utami, E. V.; Istiqomah, R. R.; Fardani, R. A.;
Sukmana, D. J.; Auliya, N. H. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
CV. Pustaka Ilmu Group Yogyakarta, Yogyakarta.

Husni, M. R.; Miftah, E.; Nurafrina, S.; Roro R. A.; Rahmat. H.; 2018. Manajemen
Pemasaran, Konsep dan Strategi. CV. Manhaji, Medan.

Jefkins, F. 1992. Public Relations Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta.


Nurhayati. 2013. Bahan Ajar Media Komunikasi.. Poltekkes Kemenkes Palembang
Jurusan Keperawatan Gigi Palembang. Palembang.

Nurjaman, K.; Umam, K. 2012. Komunikasi & Public Relation Panduan untuk
Mahasiswa, Birokrat, dan Praktisi Bisnis. Cv Pustaka Setia. Bandung.

Purwanto, D. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas


Sebelas Maret Surakarta. ERLANGGA, Jakarta.

Sindoro, A. 2003. Komunikasi Bisnis 1 Edisi Keenam. PT INDEKS Kelompok


Gramedia, Jakarta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta,


Bandung.

Suhandang. 2004. Public Relations Perusahaan: Kajian, Program, dan


implementasi. Penerbit Nuansa, Bandung.

Sujarweni, W. 2014. Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah


Dipahami. Pustakabarupress, Yogyakarta.

Suryana, A. 2010. Konsep-konsep Dasar Komunikasi Persuasif. Modul 1, 10.

Suwatno, 2018. Pengantar Public Relations Kontemporer. PT Remaja


Rosdakarya, Bandung.

Umar, H. 2001. Strategic Management in action. Penerbit PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.

26
Nurmi, 2015. Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Kacang Telor Ayam Pada Pt. Cahaya Anugrah Sentosa Di
Kota Makassar. Jurnal Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNM.
LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI

26
LAMPIRAN 2
OBSERVASI CHEKLIST
OBSERVASI CHECKLIST
STRATEGI KOMUNIKASI PETUGAS PT PLN (PERSERO) ULP SIANTAN
DALAM MENGINFORMASIKAN PROGRAM PEDULI KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN

Hari / Tanggal : Kamis / 7 Juli 2022


Pukul : 13:00 WIB
No Aktivitas Ya Tidak
Melakukan Kegiatan Sosialisasi:
1 ✓
a. Door to door (dari rumah ke rumah)

b. Ke lembaga masyarakat dan instansi-

instansi pemerintah
c. Adanya postingan informasi keselamatan
ketenagalistrikan di media sosial (Facebook, ✓
Instagram, Whatsapp)
2 Adanya Standing Banner/Spanduk ✓
3 Adanya Brosur/Poster ✓
Melakukan survey/pemantauan ke tempat yang
4 ✓
berpotensi adanya bahaya listrik
5 Penyampaian informasi: ✓
a. Menghimbau masyarakat agar berhati-hati
saat melakukan aktivitas di dekat jaringan ✓
listrik
b. Memberikan penjelasan kepada masyarakat

terhadap bahaya listrik
c. Memberikan edukasi kepada masyarakat
agar dapat memanfaatkan listrik dengan baik ✓
dan benar
Informasi yang disampaikan telah diketahui
6 ✓
masyarakat luas.
Program telah berjalan efektif sesuai dengan
7 ✓
target dan tujuan
LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA

(Diajukan kepada petugas PLN)

Strategi Komunikasi

1. Apa rancangan strategi komunikasi yang Bapak lakukan dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini?

2. Siapa yang menjadi target sasaran dari Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan?

3. Dimana program peduli keselamatan ketenagalisrikan ini dilakukan?

4. Media apa saja yang Bapak gunakan saat menginformasikan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan?

5. Bagaimana cara Bapak menyampaikan informasi terkait program ini agar

mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat umum?

6. Bagaimana cara Bapak mempengaruhi masyarakat agar melakukan seperti

apa yang Bapak sampaikan?

7. Setelah dilakukannya program ini apa tanggapan masyarakat terhadap

program ini?

8. Apakah program ini sudah efektif berjalan sesuai dengan target dan tujuan

yang diinginkan?

Hambatan

9. Kenapa kecelakaan umum akibat sengatan listrik di wilayah Kalimantan Barat

tergolong tinggi?

10. Apa yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui potensi bahaya yang

ditimbulkan dari sengatan listrik?

11. Apa saja hambatan yang Bapak alami selama melakukan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan ini?


Solusi

12. Bagaimana cara Bapak mengatasi masalah yang Bapak hadapi selama

melakukan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan?


PEDOMAN WAWANCARA

(Diajukan kepada masyarakat yang mengetahui Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan)

1. Apakah Bapak mengetahui Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

yang dilakukan oleh petugas PLN?

2. Apakah selama ini petugas PLN sudah melakukan edukasi atau memberikan

informasi terkait aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan kepada

anda?

3. Darimana Bapak mendapatkan informasi terkait Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan?

4. Bagaimana cara petugas memberikan informasi kepada Bapak terkait

Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan?

5. Apa saja informasi yang PLN sampaikan kepada Bapak terkait Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan?

6. Apakah Bapak dapat memahami maksud informasi yang disampaikan oleh

petugas PLN?

7. Apakah selama ini lembaga masyarakat maupun lembaga pemerintah ada

memberikan himbauan terkait bahaya listrik dan menyebarkan brosur

mengenai aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan?

8. Apakah Bapak mengetahui bahwa kegiatan (yang sedang mereka lakukan)

sangat berbahaya dan beresiko terkena sengatan listrik?

9. Apa yang menyebabkan anda masih melakukan kegiatan yang berpotensi

terkena sengatan listrik tersebut?


10. Apa tanggapan Bapak terhadap Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan yang dilakukan oleh petugas PLN?


PEDOMAN WAWANCARA

(Diajukan kepada masyarakat yang tidak mengetahui Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan)

1. Apakah Bapak mengetahui Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

yang dilakukan oleh petugas PLN?

2. Apakah selama ini petugas PLN sudah melakukan edukasi atau memberikan

informasi terkait aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan kepada

Bapak?

3. Apakah Bapak mengetahui bahwa kegiatan (yang sedang mereka lakukan)

sangat berbahaya dan beresiko terkena sengatan listrik?

4. Apa yang menyebabkan anda masih melakukan kegiatan yang berpotensi

terkena sengatan listrik tersebut?

5. Apakah selama ini lembaga masyarakat maupun lembaga pemerintah ada

memberikan himbauan terkait bahaya listrik dan menyebarkan brosur

mengenai aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan?

6. Apa tanggapan Bapak terhadap Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan yang dilakukan oleh petugas PLN?


LAMPIRAN 4

TRANSKRIP WAWANCARA
A. Informan 1

Nama : Marwaji

Jabatan : Manager PT PLN (Persero) ULP Siantan

Tempat : Kantor PT PLN (Persero) ULP Siantan

Hari/Tanggal : Kamis / 07 Juli 2022

Pukul : 16:00 WIB

Strategi Komunikasi

1. Apa rancangan strategi komunikasi yang Bapak lakukan dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini?

Jawaban:

Rancangannya ya, rancangannya Yaitu dengan cara melaksanakan sosialisasi

secara langsung dan berkoordinasi dengan PJ Laksana K3 atau PJ Laks K3

dalam program-Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

2. Siapa yang menjadi target sasaran dari Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Ya tentunya masyarakat luas, terutama kepada masyarakat yang

menggunakan listrik dari PLN.

3. Dimana program peduli keselamatan ketenagalisrikan ini dilakukan?

Jawaban:

Hal ini dilakukan di ruang lingkungan kantor ULP Siantan dan sekitar wilayah

Siantan

4. Media apa saja yang Bapak gunakan saat menginformasikan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan?
Jawaban:

Berbagai macam, kita menyesuaikan dengan kondisi dilingkungan kalau di

wilayah Siantan ini seperti Facebook, WhatsApp, Instagram ketika ada

kegiatan sosialisasi yang kita lakukan kita sampaikan ke masyarakat agar

masyarakat juga tahu dan informasinya tersebar luas.

5. Bagaimana cara Bapak menyampaikan informasi terkait program ini agar

mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat umum?

Jawaban:

Agar masyarakat lebih mudah memahami apa yang kami sampaikan, tentunya

yang pertama kami lakukan yaitu melakukan pendekatan kepada masyarakat

agar lebih mengenal mereka seperti menanyakan nama, berapa lama tinggal

disini, dan lain sebagainya hal ini bertujuan untuk memancing lawan bicara

agar bisa aktif merespon dan antusias mendengarkan informasi yang kami

sampaikan, setelah dirasa cukup, maka kami akan sampaikan terkait resiko

yang akan terjadi apabila tidak memperhatikan aspek-aspek peduli

keselamatan ketenagalistrikan.

6. Bagaimana cara Bapak mempengaruhi masyarakat agar melakukan seperti

apa yang Bapak sampaikan?

Jawaban:

Hal ini berkaitan dengan pertanyaan yang tadi, yaitu dengan menyampaikan

beberapa kasus kecelakaan akibat sengatan listrik langsung kepada

masyarakat seperti adanya kasus kesetrum, kebakaran rumah, dan bahkan

bisa meninggal dunia. Dengan begitu masyarakat akan lebih waspada dan

lebih peduli terhadap keselamatan mereka terhadap potensi bahaya sengatan

listrik
7. Setelah dilakukannya program ini apa tanggapan masyarakat terhadap

program ini?

Jawaban:

Tentunya setelah dilakukannya sosialisasi ini masyarakat lebih tahu dan

peduli terhadap keselamatan mereka mulai dari hal yang kecil seperti tidak

bermain layangan menggunakan kabel sampai dengan menghindari

mendirikan bangunan dibawah gardu listrik PLN. Untuk tanggapan

masyarakat tentunya positif dan menyambut baik akan hal ini karna tujuan dari

program ini juga untuk keselamatan masyarakat tersebut.

8. Apakah program ini sudah efektif berjalan sesuai dengan target dan tujuan

yang diinginkan?

Jawaban:

Untuk saat ini sudah berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan kami, namun

tentunya program ini membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai

kalangan mulai dari masyarakat, pemerintah, perusahaan-perusahaan,

semuanya diharapkan bekerja sama dan membantu meningkatkan kesadaran

kita bersama terhadap potensi bahaya listrik yang ada. Selain itu kami juga

menerima kritik dan masukan dari masyarakat agar program ini dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

Hambatan

9. Kenapa kecelakaan umum akibat sengatan listrik di wilayah Kalimantan Barat

tergolong tinggi?

Jawaban:

Ya, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat

terhadap keselamatan diri mereka, dan mungkin juga mereka belum


mengetahui akan potensi bahaya sengatan listrik yang mereka hadapi, oleh

karena itu kami semaksimal mungkin berupaya agar seluruh elemen

masyarakat lebih peduli dan memperhatikan keselamatan mereka terhadap

sengatan listrik lewat informasi-informasi yang kami sebarkan baik secara

tatap muka maupun melalui media elektronik.

10. Apa yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui potensi bahaya yang

ditimbulkan dari sengatan listrik?

Jawaban:

Mungkin informasi mengenai bahaya listrik ini belum sampai kepada mereka

atau bisa jadi juga mereka sudah mengetahui bahwa listrik itu berbahaya

namun mereka lebih mengabaikan keselamatan mereka dengan masih

melanggar aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan yang ada.

11. Apa saja hambatan yang Bapak alami selama melakukan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan ini?

Jawaban:

Hambatan ya, hambatan yang kami hadapi yaitu jumlah masyarakat yang ada

begitu banyak membuat informasi yang kami sampaikan adakalanya tidak

tersampaikan secara maksimal sehingga ada masyarakat yang sudah tahu

tapi ada juga yang belum tahu.

Solusi

12. Bagaimana cara Bapak mengatasi masalah yang Bapak hadapi selama

melakukan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas biasanya kami

menggunakan sosial media seperti Instagram, Facebook, dan Whatsapp


dalam bentuk postingan informasi bahaya listrik, selain itu juga kami mengajak

masyarakat untuk sama2 meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka

terhadap bahaya sengatan listrik baik, melalui kegiatan sosialisasi,

pemasangan baliho, maupun turun langsung ke rumah-rumah masyarakat.


B. Informan 2

Nama : Sandi

Jabatan : Kepala K3 PT PLN (Persero) ULP Siantan

Tempat : Kantor PT PLN (Persero) ULP Siantan

Hari/Tanggal : Kamis / 07 Juli 2022

Pukul : 14:30 WIB

Strategi Komunikasi

1. Apa rancangan strategi komunikasi yang Bapak lakukan dalam

menginformasikan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan ini?

Jawaban:

Eh, disini kan memang istilahnya sosialisasi ketenagalistrikan itu kan ke

masyarakat, jadi untuk komunikasi kita ada 3 metode yang pertama kita Door

to Door jadi langsung ke rumah masyarakat, rumah warga dimana warga

tersebut istilahnya dia dalam keadaan unsafe condition atau kondisi-kondisi

yang berbahaya didekat jaringan listrik, nah itu kan tampak dari fisiknya, kita

datangi, kita edukasi, kita himbau supaya untuk berhati-hati dalam

melaksanakan aktivitas di dekat jaringan listrik. Itu yang pertama, kemudian

yang kedua melalui instansi-instansi terkait jadi kita bias minta bantu ke

BABINSA (Badan Binaan Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), nah itu dimana mereka ini lebih dekat

dengan masyarakat atau lebih sering terjun ke masyarakat kita minta bantu ke

mereka juga untuk mensosialisasikan dengan kita menitipkan brosur atau

menitipkan poster-poster tentang keselamatan kelistrikan agar dibagikan ke

masyarakat-masyarakat secara luas. Itu yang kedua, kemudian yang ketiga


kita melalui media sosial Whatsapp, Instagram, Facebook, nah kita posting

disitu tentang keselamatan ketenagalistrikan jadi supaya masyarakat ini lebih

paham dengan kita menshare atau mengirim edukasi-edukasi tersebut itu

harapannya masyarakat lebih paham lah tentang keselamatan kelistrikan jadi

ada 3 langkah.

2. Siapa yang menjadi target sasaran dari Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Tentunya masyarakat umum khususnya yaitu masyarakat umum yang dia

istilahnya beraktivitas di dekat jaringan listrik seperti orang membangun

bangunan dekat jaringan listrik, orang memasang baliho, atau papan nama

dekat jaringan listrik nah itu khususnya, cuma secara umumnya masyarakat

luas.

3. Dimana program peduli keselamatan ketenagalisrikan ini dilakukan?

Jawaban:

Khusus untuk ULP Siantan yaitu disekitar masyarakat yang berada di area ULP

Siantan khusus ULP Siantan, cuma pada dasarnya ditempat dimana PLN itu

ada atau listrik itu ada nah disitu harus dilakukan edukasi ke masyarakat

4. Media apa saja yang Bapak gunakan saat menginformasikan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Media sosial ada dari Whatsapp, ada dari Instagram, dan Facebook.

5. Bagaimana cara Bapak menyampaikan informasi terkait program ini agar

mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat umum?


Jawaban:

Kita buat dalam bentuk poster, jadi kalau kita gambarkan dalam bentuk poster

dengan gambar-gambar istilahnya disitu menarik nah itu pasti akan lebih

mudah diterima oleh masyarakat daripada kita menjelaskan dengan kata-kata

saja namun kita juga barengi dengan itu dengan gambar poster.

6. Bagaimana cara Bapak mempengaruhi masyarakat agar melakukan seperti

apa yang Bapak sampaikan?

Jawaban:

Pertama kita ajak, kita himbau dulu masyarakat bahwa listrik itu berbahaya dan

kita ceritakan aja apa adanya bahwa resiko ketika tersengat listrik adalah

kematian jadi dengan begitu masyarakat memiliki kewaspadaan yang lebih

karna ini bahaya loh gitukan, bukan untuk saya tapi untuk masyarakat itu

sendiri ini berbahaya, jadi jangan ambil resiko untuk bekerja dekat jaringan

listrik, beraktivitas dekat jaringan listrik karena akibatnya kematian dengan

begitu masyarakat takut, masyarakat waspada gitu.

7. Setelah dilakukannya program ini apa tanggapan masyarakat terhadap

program ini?

Jawaban:

Kebanyakan masyarakat setelah dilakukannya sosialisasi mereka berterima

kasih jadi yang awalnya mereka ini tidak faham menjadi lebih paham dan lebih

berhati-hati dalam memanfaatkan tenaga listrik. Intinya mereka berterima

kasih dan menyambut baik dengan adanya sosialisasi ini.

8. Apakah program ini sudah efektif berjalan sesuai dengan target dan tujuan

yang diinginkan?
Jawaban:

Untuk target sudah tercapai dan saya rasa sudah efektif namun masih ada

beberapa yang perlu ditingkatkan jadi masyarakat ini sangat luas, masyarakat

ini sangat beragam jadi bagimana caranya supaya informasi ini, sosialisasi ini

lebih menjangkau atau lebih banyak menjangkau masyarakat secara umum itu

menjadi PR.

Hambatan

9. Kenapa kecelakaan umum akibat sengatan listrik di wilayah Kalimantan Barat

tergolong tinggi?

Jawaban:

Ya itu karena masyarakat disini masih kurang paham atau masih menganggap

remeh tentang bahaya kelistrikan itu yang menyebabkan mereka masih

melakukan aktivitas di dekat jaringan listrik yang menyebabkan terjadinya

kecelakaan keselamatan umum.

10. Apa yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui potensi bahaya yang

ditimbulkan dari sengatan listrik?

Jawaban:

Ya mungkin karena belum teredukasi jadi masyarakat ini masih menganggap

karena listrik ini barang yang tidak terlihat jadi tidak Nampak bahwa itu bahaya

tidak kasat mata itu bahaya cuma sebenarnya itu bahaya sekali nah itu

mungkin masyarakat menganggap itu biasa-biasa saja, ini kabel-kabel biasa

karena listrik itu kan tidak ada wujudnya.

11. Apa saja hambatan yang Bapak alami selama melakukan Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan ini?


Jawaban:

Hambatannya yang pertama luas daerah di ULP Siantan yang menyebabkan

belum semua tersosialisasikan secara penuh, yang pertama. Yang kedua

masyarakat secara tiba-tiba melakukan aktivitas didekat jaringan listrik tanpa

ada koordinasi, jadi yang awalnya aman ni, jaringan jauh dari rumah, tiba-tiba

besoknya masyarakat itu memasang umbul-umbul, memasang bendera tanpa

konfirmasi dengan PLN tanpa sepengetahuan PLN, ya itu tiba-tiba terjadi apa-

apa baru mereka lapor.

Solusi

12. Bagaimana cara Bapak mengatasi masalah yang Bapak hadapi selama

melakukan Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Kita harus koordinasi dengan kantor UP3 Pontinak dan wilayah Kalimantan

Barat, jadi untuk mengembangkan atau memikirkan suatu cara yang efektif

untuk menyebarkan atau mensosialisasikan masyarakat secara cepat dan

menyeluruh, baik itu melalui himbauan yang dikeluarkan instansi terkait atau

aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat, namun itu

masih dikaji oleh UP3 dan wilayah Kalimantan Barat dimana wewenang ada di

2 unit itu.
C. Informan 3

Nama : Supriyadi

Profesi : Wiraswasta

Tempat : Jalan Selat Panjang

Hari/Tanggal : Jum’at / 08 Juli 2022

Pukul : 08:30 WIB

1. Apakah Bapak mengetahui Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

yang dilakukan oleh petugas PLN?

Jawaban:

Ya saya mengetahui program tersebut karena waktu itu petugas PLN sudah

datang kerumah saya untuk melakukan sosialisasi mengenai program ini

kepada saya.

2. Apakah selama ini petugas PLN sudah melakukan edukasi atau memberikan

informasi terkait aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan kepada

anda?

Jawaban:

Ya petugas sudah memberikan informasi-informasi mengenai potensi bahaya

listrik kepada saya.

3. Darimana Bapak mendapatkan informasi terkait Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Saya mendapatkan informasi mengenai bahaya listrik lewat petugas PLN yang

waktu itu telah melakukan sosialisasi kepada saya.


4. Bagaimana cara petugas memberikan informasi kepada Bapak terkait

Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Petugas memberikan informasi dengan cara mengedukasi saya mengenai Apa

saja kegiatan yang tidak boleh dilakukan karena memiliki resiko tersengat

listrik, petugas juga menghimbau kepada saya agar selalu berhati-hati dalam

penggunaan listrik agar dapat terhindar dari sengatan listrik. Petugas juga

membagikan brosur kepada saya tentang aspek keselamatan

ketenagalistrikan.

5. Apa saja informasi yang PLN sampaikan kepada Bapak terkait Program Peduli

Keselamatan Ketenagalistrikan?

Jawaban:

Waktu itu petugas memberikan informasi terkait aspek-aspek peduli

keselamatan listrik misalnya tidak mendirikan bangunan dibawah gardu listrik,

menghindari bermain layangan menggunakan tali kawat di dekat jaringan

listrik, tidak membakar sampah dibawah jaringan listrik dan selalu berhati-hati

dalam penggunaan listrik agar senantiasa dalam keadaan aman dan terhindar

dari sengatan listrik. Selain menjelaskan langsung informasi terkait aspek-

aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan, petugas juga menjelaskan aspek-

aspek tersebut lewat brosur yang mereka bagikan.

6. Apakah Bapak dapat memahami maksud informasi yang disampaikan oleh

petugas PLN?

Jawaban:
Iya saya dapat memahami maksud dari informasi yang disampaikan kepada

saya bahwa saya harus berhati-hati dan peduli terhadap keselamatan saya

dari sengatan listrik.

7. Apakah selama ini lembaga masyarakat maupun lembaga pemerintah ada

memberikan himbauan terkait bahaya listrik dan menyebarkan brosur

mengenai aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan?

Jawaban:

Saya kurang tahu akan hal itu Pak, sampai saat ini sih belum ada. Yang

memberikan himbauan terkait bahaya listrik setahu saya sih petugas aja.

8. Apakah Bapak mengetahui bahwa kegiatan mendirikan bangunan dekat

jaringan listrik sangat berbahaya dan beresiko terkena sengatan listrik?

Jawaban:

Sebenarnya saya mengetahui akan hal itu bahwa mendirikan bangunan dekat

jaringan listrik itu sangat berbahaya, saya tidak berani untuk menyampaikan

hal ini kepada atasan saya karena saat ini saya hanya mengikuti perintah dari

atasan saya untuk mendirikan bangunan dekat jaringan listrik, saya

mengabaikannya dan kurang peduli akan hal itu. Saya hanya ingin pekerjaan

yang ditugaskan kepada saya selesai saja.

9. Apa yang menyebabkan Bapak masih melakukan kegiatan yang berpotensi

terkena sengatan listrik tersebut?

Jawaban:

Bukannya tidak tahu bahwa yang saya lakukan berpotensi bahaya tersengat

listrik, namun saya lebih memilih untuk mengabaikannya.

10. Apa tanggapan Bapak terhadap Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan yang dilakukan oleh petugas PLN?


Jawaban:

Tentu saja saya sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh petugas PLN

dalam mensosialisasikan program ini dengan adanya program ini masyarakat

menjadi tahu bagaimana cara pemanfaatan listrik yang baik dan benar.
D. Informan 4

Nama : Saleh

Profesi : Wiraswasta

Tempat : Jalan Budi Utomo

Hari/Tanggal : Jum’at / 08 Juli 2022

Pukul : 14:00 WIB

1. Apakah Bapak mengetahui Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

yang dilakukan oleh petugas PLN?

Jawaban:

Eh, tidak tahu itu Pak

2. Apakah selama ini petugas PLN sudah melakukan edukasi atau memberikan

informasi terkait aspek-aspek peduli keselamatan ketenagalistrikan kepada

Bapak?

Jawaban:

Eh, tidak ada sih, tidak ada edukasi terhadap saya gitu, ataupun orang lain pun

tidak ada, saya pun tahu cuma yang umum saja sih Pak.

3. Apakah Bapak mengetahui bahwa kegiatan memasang jaringan wifi dekat

jaringan listrik itu sangat berbahaya dan beresiko terkena sengatan listrik?

Jawaban:

Iya Pak, betul Pak itu betul kalau itu saya setuju tu, karna pun itu pun resikonya

besar Pak bisa menghilangkan nyawa orang

4. Apa yang menyebabkan anda masih melakukan kegiatan yang berpotensi

terkena sengatan listrik tersebut?


Jawaban:

Eh, biasa nih Pak ya tuntutan dari perusahaan kebijakan yang sudah diaturnya

Pak, jadi kita susah melanggarnya.

5. Apakah selama ini lembaga masyarakat maupun lembaga pemerintah ada

memberikan himbauan terkait bahaya listrik dan menyebarkan brosur

mengenai aspek-aspek keselamatan ketenagalistrikan?

Jawabannya:

Untuk saat ini sih belum ada Pak.

6. Apa tanggapan Bapak terhadap Program Peduli Keselamatan

Ketenagalistrikan yang dilakukan oleh petugas PLN?

Jawaban:

Bagus Pak, bagus karena itu buat informasi juga buat masyarakat luas kan

Bapak kan, jadi yang tidak tahu menjadi tahu dan berhati-hati Bapak nah gitu.

Itu saya sangat apresiasi sih Pak dan saya pun sangat mendukung.
LAMPIRAN 5

STUDI DOKUMENTASI
Gambar 1 : Brosur Tentang Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan
Gambar 2 : Mekanisme Pelayanan Informasi Publik
Gambar 3 : Postingan informasi keselamatan ketenagalistrikan di media sosial
(Whatsapp, Instagram, Facebook)
Pemberian informasi kepada masyarakat mengenai bahaya bangunan yang
melintasi jaringan listrik

Pemberian informasi kepada masyarakat bahaya memasang wifi didekat


jaringan listrik PLN

Pemberian informasi kepada masyarakat bahaya melakukan pembangunan


dekat jaringan listrik

Gambar 4 : Kegiatan Sosialisasi Program Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan


Gambar 5 : Standing Baner Aspek-Aspek Peduli Keselamatan Ketenagalistrikan

Anda mungkin juga menyukai