Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MOTIVASI PROGRAM KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
EDY SAPUTRO 035017183200005
PONCO SETYO WIBOWO 03501718320000
JEFRY WANELSON 035017183200008
MAHASISWA PRODIK TEKNIK GIGI POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA
MOTIVASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

Mempelajari motivasi tidaklah mudah karena motivasi adalah sebuah konsep


psikologis yang intagible atau tidak kasat mata. Artinya kita tidak dapat melihat
motivasi secara langsung.

a. Definisi Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti to move.

Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita
untuk berperlaku berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan, kita
juga akan mempelajari sekelompok fenomena yang mempengaruhi sifat, kekuatan
dan ketetapan dari tingkah laku manusia (Quinn, 1995). John elder (et. Al) 1998
mendefenisikan motivasi sebagai interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga
dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku.

b. Berbagai pendekatan dalam mempelajari motivasi

1. Pendekatan instink

Instink adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara biologis
diturunkan. Beberapa instink mendasar adalah instink untuk menyelamatkan diri dan
instink untuk hidup. Seks adalah salah satu contoh dari instink untuk hidup, karena
terkait dengan fungsi reproduksi. Sedangkan menjelajah atau eksplorasi didasari
oleh instink menyelamatkan diri. Namun demikian, konsep instink ini kurang dapat
menjelaskan perilaku manusia yang kompleks, karena konsep ini hanya terbatas
pada hal- hal yang kita bawa sejak lahir (Feldman, 2003). Motivasi mempelajari atau
menelaah mengenai kebutuhan manusia. Kebutuhan merupakan ketidak
seimbangan yang dialami manusia, dank arena pada dasarnya manusia tidak
mempunyai ketidak seimbangan, maka kita akan berusaha memenuhi kebutuhan
kita agar terjadilah keseimbangan.

2. Pendekatan pemuasan kebutuhan ( drive-redution )

Teori ini menjelaskan motivasi dalam gerak sirkuler. Manusia terdorong untuk
berperilaku tertentu guna mencapai tujuannya sehingga terjadilah keseimbangan..
teori ini merupakan teori yang berusaha menjelaskan apa yang menarik seseorang
untuk berperilaku tertentuatau disebut juga sebagai push theory. Siklus motivasi
Keseimbangan Ketidak seimbangan Tujuan Perilaku Morgan (1986)
menggambarkan teori ini sebagai berikut: Jika keadaan internal seseorang tidak
seimbang, maka individu akan terdorong untuk mela kukan sesuatu tindakan atau
perilaku untuk mencapai suatu tujuan, dimana jika tujuan itu tercapai maka akan
terjadilah keseimbangan yang menyebabkan seseorang akan merasa puas. Teori ini
lebih tepat untuk menjelaskan motif biologis seperti lapar, haus, dan seks. Dalam
perilaku kesehatan, penyakit yang menimbulkan ketidakseimbangan akan lebih
mudah diintervensi karena pada dasarnya manusia memang menghindari keadaan
tidak nyaman.

Prinsip ini dapat kita terapkan dalam mempromosikan perilaku sehat. Kita harus
mulai dari apa yang mereka butuhkan dan bukan apa yang terbaik bagi kesehatan.
Tidak semua orang merasa kesehatan sebagai suatu kebutuhan, sehingga saat
mereka jatuh sakit. jadi mempromosikan kesehatan bagi orang sehat berbeda
dengan orang sakit. Orang sakit akan lebih mudah termotivasi untuk mengubah
perilakunya, karena kesehatan menjadi kebutuhannya. Namun, tidak demikian
dengan orang sehat, karena kesehatan tidak menjadi kebutuhannya pada saat itu.
Jika kebutuhan sudah terpenuhi, maka ketegangan akan menurun dan kondisi
menjadi seimbang kembali. Manusia dikatakan selalu menginginkan kondisi yang
seimbang atau homeostatis yang tidak hanya berlaku untuk kebutuhan biologis saja
tapi untuk kondisi psikologis juga.

3. Pendekatan insentif

Berlawanan dengan teori dorongan yang memfokuskan diri pada apa yang
mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Insentif merupakan stimulus yang
yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu karena denga melakukan
perilaku tersebut, maka kita akan mendapatkan imbalan yang mendatangkan
sesuatu yang menyenangkan. Dalam hal ini insentif merupakan sesuatu yang ingin
dicapai. Pendekan insentif ini mempelajari motif yang berasal dari luar individu yang
bersangkutan atau disebut sebagai motif ekstrinsik. Kaum behavioristik melihat
bahwa manusia adalah makhluk yang pasif, oleh karena itu manusia harus dirasang
dari luar. Dengan demikian, motivasi seseorang dapat dibentuk dengan memberikan
insentifan dari luar.

4. Pendekatan Arousal

Pendekatan ini mencari jawaban atas tingkah laku dimana tujuan dari perilaku ini
adalah memelihara atau meningkatkan rasa ketegangan. Teori ini disebut juga
sebagai teori openen-proses. Pada umumnya, manusia terdorong untuk mencari
kesenangan atau kenikmatan, namun pada suatu titik tertentu rasa nikmat itu sudah
beradaptasi dan kenikmatan ini kemudian turun pada derajat tertentu maka saat itu
manusia akan berusaha melakukan segala cara untuk mempertahankan derajat
kenikmatan tersebut agar mencapai batas ambang minimal. Dengan demikian
mausia tidak bergerak untuk mencapai kenikmatan tetapi mempertahaankan
ambang kenikmatan tersebut. Dalam teori ini dikatakan pula bahwa manusia selalu
berusaha memelihara kadar stimulasi dan aktivitas tertentu. seperti pada teori
dorongan, maka jika stimulasi atau aktivitas kita terlalu tinggi, maka manusia akan
berusaha menguranginya. Namun jika terlalu rendah maka manusia akan mencari
stimulasi atau aktivitas.

5. Pendekatan kognitif

Menjelaskan bahwa motivasi merupakan produk dari pikiran, harapan, dan tujuan
seseorang, Feldman (2003). Pendekatan ini dibedakan antara lain:

• Motif intrinsik yaitu motif yang berasal dari dalam diri yang mendorong kita untuk
melakukan sesuatu aktivitasguna memenuhi kesenangan bukan karena ingin
mendapatkan pujian.

• Motif ekstrinsik berasal dari luar diri


c. Teori motivasi Ada dua aliran teori motivasi, yaitu:

1 Content Theory Motivasi yang dikaji dengan mempelajari kebutuhan-kebutuhan.


Teori menjelaskan cara untuk menganalisis kebutuhan yang mendorong untuk
bertingkah laku tertentu.

2 Process Theory Motivasi yang dikaji dengan mempelajari prosesnya dan


berusaha memahami proses berfikir yang ada yang dapat mendorong seseorang
untuk berperilaku tertentu.

d. Teori kebutuhan Maslow menyusun kebutuhan manusia secara berhierarki yaitu:

 Kebutuhan tingkat dasar Adalah kebutuhan yang dapat dipuaskan dari luar,
misalnya kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman.

 Kebutuhan tingkat tinggi Adalah kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan dari
dalam diri orangelah memahami potensi diri yang bersangkutan, misalnya
kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Secara lebih rinci Maslow
membagi kebutuhan tersebut menjadi lima tingkatan yaitu:

1. kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan untuk makan dan minum, tidur, dan
seks.

2. Kebutuhan akan rasa aman, dalam hal ini setiap manusia selalu ingin
mendapatkan lingkungn hidup yang aman.

3. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, kebutuhan ini mencerminkan manusia


adalah makhluk social yang ingin hidup berkelompok sehingga dapat mencintai dan
dicintai.

4. Kebutuhan untuk dihargai, yaitu kebutuhan untuk diakui oleh lingkungannya.

5. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kondisi dimana seseorang mempunyai


perasaan bahwa ia telah memahami potensi dirinya dan telah mengembangkan
dengan cara yang unik.
e. Jenis motivasi Motivasi dibagi menjadi dua jenis motif

 Motif biologis Motif yang kita pelajari dan sudah ada sejak kita lahir, misalnya
rasa lapar, haus dan seks.

 Motif social Motif yang kita pelajari atau yang tidak kita bawa sejak lahir,
misalnya motif untuk mendapatkan penghargaan atau untuk berkuasa.

1. Motif Motivasi Motif biologis bersumber dari keadaan fisiologis dari tubuh
manusia. Secara biologis

manusia mengikuti prinsip homeostatis yaitu kecenderungan tubuh kita untuk


memelihara kondisi internal. Morgan (1986) memberikan contoh kebutuhan biologis
seperti dibawah ini.

1.1 Motif lapar Rasa lapar dipengaruhi oleh adanya perubahan gula dalam
tubuh. Jika kadar gula dalam tubuh turun hingga titik tertentu, maka rasa lapar akan
muncul. Penggunaan kadar gula yang rendah dalam waktu yang cukup lama,
misalnya pada penderita penyakit diabet akan menyebabkan rasa lapar yang hebat.
Kadar gula darah ini dimonitori oleh bagian otak kecil yang disebut hypothalamus.
Jika ada kerusakan dibagian lateral hypothalamus maka kita akan mati kelaparan
tapi jika yang rusak adalah ventromedial hypothalamus maka kita akan terus
menerus merasa lapar.

1.2 Motif seksual Dorongan seksual memang berhubungan dengan kebutuhan


biologis manusia, namun perilaku seksual lebih ditentukan secara social. Agama,
nilai, keyakinan dan tekanan social lebih mempengaruhi perilaku seksual kita.

1.3 Motif social Motif social adalah suatu dorongan untuk bertindak yang tidak
kita pelajari., namun kita pelajari dalam kelompok social dimana kita hidup.
Terpenuhinya kebutuhan social akan menimbulkan perilaku yang lain lagi. Mc
Leland mengatakan ada tiga motif social yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu

1. N-ach Seseorang yang lebih dominan kebutuhan berprestasinya umumnya


sangat peduli terhadap kualitas kerjanya. Mereka cenderung mencari umpan balik
untuk memperbaiki kualitasnya. Mereka cenderung mau mengambil tanggung jawab
dan mengmbil tanggung jawab dan senang mengerjakan tugas-tugas yang
menantang.

2. N-af Seseorang dengan kebutuhan afilisiasi tinggi umumnya perduli terhadap


hubungan persahabatan dan akan memeliharanya. Mereka menyukai kesempatan
dimana mereka dapat mengenal orang baru. Banyak melakukan kontak telepon,
kunjungan kekerabatan dan tidak suka berbeda paham dengan orang.

3. N-power Seseorang dengan keinginan berkuasa yang kuat cenderung peduli


terhadap reputasidan pengaruh. Mereka cenderung membentuk hubungan yang
berhierarki atau mempengaruhi untuk terbentuknya situasi sesuai dengan
keinginannya.

f. Pengukuran motivasi

Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Ada
beberapa cara untuk mengukur motivasi

1. Tes proyektif Apa yang kita katakana merupakan cerminan dari apa yang ada
dari dalam diri kita. Salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic
Apperception Test (TAT). Dalam tes tersebut klien diberikan gambar dan k lien
diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut.

2. Kuesioner Yaitu dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi
pertanyaanpertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.

3. Observasi perilaku Yaitu dengan membuat situasi sehingga klien dapat


memunculkan periaku yang mencerminkan motivasinya. Perilaku yang diobsevasi
adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang diberikan , mengambil
keputusan yang beresiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja.

g. Motivasi untuk berperilaku sehat John P Elder (et. Al. 1994)

untuk berperilaku sehat dibutuhkan tiga hal yaitu: pengetahuan yang tepat, motivasi,
dan ketrampilan untuk berperilaku sehat. Jika seseorang tidak berketarampilan
untuk memunculkan perilaku sehat maka disebut sebagai skill deficits. Namun jika
seseorang memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki motivasi maka disebutsebagai
performance deficits. Untuk menimbulkan motivasi maka teknik yang popular
dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan modifikasi perilaku dari aliran
kaum behavioristik. Pemberian penguat (reinforcement) untuk meningkatkan
perilaku, atau pemberian sanksi untuk menurunkan frekuensi perilaku. Masalah lain
yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah
karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan
dampak langsung secara cepat, bahkan mungkin tidak berdampak apa-apa
terhadap penyakitnya, namun hanya mencegah agar tidak menjadi lebih buruk lagi.
Lebih jauh lagi, faktor lingkungandapat memper untuk berperilaku hidup sehat sulit
motivasi seseorang jika lingkungan keluarga tidak mendukung perilaku tersebut.

h. Wawancara untuk meningkatkan motivasi (motivational interview)

Tujuan utama dari interview motivasional ini adalah untuk mendorong individu
mengekplorasi dan menemukan alasan yang sebelumnya belum pernah dipikirkan
untuk mengubah perilakunya. Dua pertanyaan kunci dalam interview ini adalah

a. Apa yang menurut anda baik dari perilaku yang anda lakukan sekarang?

b. Apa yang tidak baik dari perilaku ini?

Jika jawaban klien ternyata ia merasa banyak hal negative daripada positif dari
perilaku ini, maka konselormasuk kearah informasi dan teknik untuk mengubah
perilaku. Namun, jika dari wawancara ini ternyata klien merasa lebih banyak positif
daripada negatifnya, maka dapat disimpulkan bahwa klienbelum termotivasi untuk
mengubah perilakunya. Atau dalam transtfeoritical model disebut masih dalam fase
prokontemplasi.

https://pdfcoffee.com/motivasi-dalam-promosi-kesehatan-2-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai