Anda di halaman 1dari 16

MODUL PSIKOLOGI DASAR

(PSI 119)

MODUL 9
MOTIVASI

DISUSUN OLEH
AISYAH RATNANINGTYAS, M.PSI., PSIKOLOG

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
PSIKOLOGI DASAR PERTEMUAN 9
MOTIVASI

I. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


Pada sesi kesembilan ini, kita akan membahas mengenai motivasi. Adapun
kemampuan akhir yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa setelah mempelajari topic kali ini
antara lain Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa konsep motivasi.

II. MATERI
Sebelum membahas lebih mendalam mengenai apa itu motivasi, bacalah ilustrasi
cerita di bawah ini:
a. Sumanto baru saja melakukan pembunuhan, dengan alasan balas dendam karena
sakit hati yang telah dipendamnya sejak lama
b. Alia belajar rajin dan tidak pernah absen, karena ingin lulus tepat waktu
c. Tono merasa sangat lapar dan pikirannya hanya pada makanan
d. Amir aktif dalam kegiatan kemahasiswaan karena ingin memiliki banyak teman
Dari ilustrasi cerita di atas, merupakan contoh beberapa MOTIVE, mulai dari yang
paling dasar sampai dengan yang kompleks dan berjangka panjang.

A. DEFINISI MOTIVASI
Secara taksonomi Motivasi berasal dari kata latin Movere (bergerak). Atau juga berasal
dari kata Motif yaitu LOKOMOTIF atau penggerak. Jadi, motivasi adalah kekuatan yang
menggerakkan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasa seperti apa yg dilakukan.
Secara umum, dapat didefinisikan sebagai kondisi internal yang menyebabkan seseorang
bertingkah laku. Dalam perspektif ini tingkah lakunya terarah (menunjuk pada pilihan
tingkah laku yang spesifik dari sejumlah tingkah laku yang mungkin muncul) dengan
intensitas (menunjuk pada sejumlah usaha seseorang untuk mencurahkan segalanya untuk
mengerjakan tugas. tertentu dan persistence (menunjuk pada keberlangsungan tingkah secara
terus menerus). Atau dengan kata lain, motivasi digambarkan sebagai sesuatu yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (internal & eksternal)

B. DIMENSI MOTIVASI
Motivasi mengandung 3 komponen penting yang saling berkaitan erat, yaitu :
1. Kebutuhan (Need)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
Kebutuhan merupakan suatu ‘kekurangan’. Dalam pengertian keseimbangan,
kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis atau
psikologis.
2. Dorongan
Suatu dorongan dapat dirumuskan secara sederhana sebagai suatu kekurangan disertai
dengan pengarahan. Dorongan tersebut berorientasi pada tindakan untuk mencapai
tujuan.
3. Tujuan (Goal)
Suatu tujuan dari siklus motivasi adalah segala sesuatu yang akan meredakan suatu
kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi pencapaian suatu tujuan cenderung
akan memulihkan ketidakseimbangan menjadi keseimbangan yang bersifat fisiologis
dan psikologis.
Kebutuhan yang muncul dalam diri individu, membuat ia menampilkan perilaku yang
mengarah ke tujuan, dalam situasi tertentu guna memenuhi kebutuhan. Faktor penyebab atau
penggerak individu berperilaku disebut sebagai MOTIVASI. Motivasi merupakan alasan
(inferences/kesimpulan) dari suatu perilaku, kekuatan yang mendorong dan menarik (driving
& pulling) untuk terjadinya tingkah laku yang menetap, yang diarahkan pada Tujuan/Goal
tertentu. Motivasi bisa berbeda, walau perilaku sama. Tidak semua perilaku, dilandasi oleh
motivasi yang jelas. Tingkah laku selalu diarahkan pada Tujuan/Goal tertentu dan tingkah
laku ini cenderung menetap.
Prosesnya seperti pada gambar di bawah ini.

C. FUNGSI MOTIVES
Motif memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Inferences (menyimpulkan)
Ciri terpenting dari motives adalah tidak dapat diobservasi langsung, dapat
disimpulkan dari apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan individu ke arah tujuan
tertentu. Individu belum tentu sadar akan motives yang ada di balik tingkah lakunya
2. Explanation (menjelaskan)
Apabila kesimpulan kita tentang motive benar, maka kita dapat menjelaskan tingkah
laku. Contoh : Mengapa si A kuliah di fakultas Psi ?. Biasanya tingkah laku dapat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
didasarkan oleh kombinasi needs. Dengan memahami motives dapat memahami
mengapa seseorang melakukan tingkah laku tertentu.
3. Prediction (meramalkan)
Dari sampel tingkah laku individu dapat disimpulkan motive. Bila kesimpulan benar,
kita dapat meramalkan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Motive
tidak secara tepat meramalkan, tetapi memberi ide tentang “range” yang akan
dilakukan individu sehingga memungkinkan meramalkan tingkah laku dalam situasi
yang berbeda-beda

D. PENDEKATAN TEORI MOTIVASI


Ada 4 pendekatan yang membahas mengenai teori motivasi, yaitu:
1. DRIVE THEORIES (Push theories of motivation)
Merupakan teori yang menekankan aspek pendorong terjadinya perilaku. Tingkah laku
didorong ke arah tujuan karena adanya “driving state” (keadaan/kekuatan pendorong)
yang ada di dalam diri organism. Dalam Pendekatan ini, Motivasi berisi :
a. Situasi/kondisi yang mendorong
b. Perilaku yang mengarah pada tujuan
c. Tercapai tujuan yang diinginkan
d. Turunnya dorongan, kepuasan, dan kondisi tenang
Urutan tersebut di atas membentuk siklus motivasi, yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

2.Goal
1.Driving directed
State (Behavior)
(Kebutuhan)

3.Goal
(Tujuan)

2. INCENTIVE THEORIES (Pull theories of motivation)


“Sesuatu/stimulus” (insentive) sebagai tujuan yang memotivasi perilaku. Perilaku
merupakan usaha mendapatkan insentif positif dan menghindari insentif negative.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
Teori ini banyak terlihat dalam kehidupan sehari-hari (usaha mencapai insentif),
misalnya gaji, bonus, makanan enak,dll
3. OPPONENT PROCESS THEORY
Pandangan HEDONISTIK tentang motivasi, bahwa manusia termotivasi untuk
mencari goal yang memberikan perasaan emosi menyenangkan dan menghindari
perasaan emosi yang menyakitkan. Dapat dikelompokkan juga sebagai teori emosi.
Kondisi yang termotivasi dapat diikuti oleh kondisi yang sebaliknya. Urutan
prosesnya : sangat gembira  intensitas gembira berkurang  perasaan nyaman 
tidak gembira  normal (berulang-ulang). Teori ini membantu menjelaskan “akar
motif” yang dipelajari (learned motive). Contoh : perilaku “kecanduan” dan
menyerempet bahaya
4. OPTIMAL LEVEL THEORIES (Just right theories)
Termasuk teori hedonistik yang menyatakan bahwa kondisi yang disukai manusia
adalah kondisi yang “pas”/optimal. Individu terdorong untuk mempertahankan
“tingkat optimal” dari perasaan senang. Arousal terlalu tinggi, mencari situasi untuk
menurunkan. Sebaliknya, Arausal terlalu rendah, mencari situasi untuk meningkatkan.
Berkaitan dengan konsep HOMEOSTATIS, kecenderungan tubuh untuk
mempertahankan proses internal fisiologis pada tingkat optimal.
KETIDAKSEIMBANGAN akan menimbulkan tingkah laku motivated yang
diarahkan untuk memperbaiki /mengembalikan pada kondisi seimbang. Misal : suhu
badan, jumlah substansi dalam darah.

E. MOTIVASI BIOLOGIS
Motivasi Biologis dibangkitkan oleh keadaan ketidaksembangan (disequilibrium),
diantaranya:
1. Di dalam tubuh (kondisi fisiologis), sehingga tubuh cenderung mempertahankan
keseimbangan (homeostatis) sehingga terjadi secara otomatis dan disertai dengan
tingkah laku termotivasi
2. Hormon tertentu, khususnya makhluk tingkat rendah.Misal : sexual drive
3. Sensory Stimuli (incentive), mis :bau makanan

JENIS MOTIVASI BIOLOGIS


Ada beberapa jenis motivasi biologis, antara lain:
a. Motivasi Rasa Lapar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
Merupakan motive dasar utama untuk mempertahankan hidup.
Yang mengaktifkan Motivasi Lapar
1. Kontraksi Perut :

Penelitian terakhir, syarat perut dipotong  orang tetap lapar


2.Substansi Nutrisi yang larut dalam darah
Bila nutrisi kurang dari batas tertentu maka mencetuskan drive lapar. Makanan
meningkatkan nutrisi lalu kembali ke homeostatis
3.Glukosa (kadar gula) dalam darah
Penyuntikan insulin ke sirkulasi gula darah menimbulkan Rasa lapar yang kemudian
diikuti dengan makan
4.Bahan bakar lain dalam Asam Lemak
Tubuh mempunyai cara mendeteksi, memonitor tingkat penggunaan untuk
menunjukkan lapar
5.Stimulus Eksternal.
Motivasi lapar tidak sekedar faktor internal, tetapi juga pandangan dan penciuman
terhadap makanan lezat
6.Proses Learning.
Motivasi lapar melalui proses belajar (lapar pada jam-jam tertentu)
kenyang & obesitas
Kita berhenti makan sebelum pemulihan bahan bakar terjadi, oleh karenanya
tubuh mempunyai cara menghentikan makan. DEUTCH (1978) mengatakan bahwa
Usus mempunyai reseptor gizi yang merangsang kenyang. Hormon Cholecystokinin
berfungsi untuk pemecahan lemak dilepas saat makanan tiba di usus.
Penderita Obesitas, makan berlebihan karena rangsang eksternal, misal: bau
makanan, iklan, social ritual (pesta), kondisi kerja overload
otak & motivasi lapar
Otak bagian Hipothalamus, terdiri dari dan memiliki fungsi masing-masing.
Berikut adalah penjelasannya.
a) LATERAL HIPOTHALAMUS (L.H)
Fungsinya adalah:
i. Merangsang motivasi lapar
ii. Kerusakan L.H mengakibatkan malas makan dan minum
iii. Tempat “feeding centre”

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
b) VETROMEDIAL HIPOTHALAMUS (V.M.H)
Fungsinya adalah:
i. Menghentikan rasa lapar /makan
ii. Kerusakan VMH menyebabkan nafsu makan bertambah
iii. Tempat “Satiety centre”
b. Motivasi Rasa Haus
Tingkah laku minum dipicu oleh kondisi :
i. Sel kehilangan air yang mengakibatkan dehidrasi sel yaitu pada syaraf di
hipothalamus (osmorecepto) yang akhirnya merangsang haus
ii. Penurunan Hilangnya air dari tubuh mengakibatkan hipovolemia yang
menyebabkan tekanan darah turun lalu merangsang ginjal melepas enzim
rennin kemudian mengalir dalam darah yang akhirnya merangsang
minumolume darah.
iii. Stimulus incentive (indrawi) yaitu yang merangsang untuk menikmati minum
HORMON – GINJAL
Kelebihan cairan tubuh dibuang oleh Ginjal, namun kadar cairan dalam tubuh perlu
dipertahankan dimana hormon ADH (antidireutic hormon) mengatur hilangnya airnya
melalui ginjal. ADH mengatur air di tubuh, tetapi tidak secara langsung mendorong
motivasi haus.
c. Motivasi Seksual
Tingkah laku seksual dipicu oleh :
i. Faktor Biologis yaitu tergantung kondisi faali
ii. Faktor Sosial yaitu menyangkut orang lain, dasar untuk mengelompok
(bersama orang lain)
iii. Faktor Psikologis merupakan bagian penting kehidupan emosi (intense
pleasure)
JADI tidak sekedar hormon dan respon faali atau biologis, peran hormon adalah
mengaktifkan tingkah laku. Ada ciri-ciri yang terlepas dari drive biologis yaitu :
i. Tidak selalu untuk mempertahankan hidup, tetapi untuk kelangsungan species
ii. Tidak karena hilangnya cairan atau zat di tubuh
iii. Pada makhluk yang lebih tinggi (manusia), lebih dipengaruhi oleh informasi
sensoris dari lingkungan
KESIMPULAN adalah tingkah laku seksual dipicu lebih karena faktor “incentive”
yaitu bukan biologis

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
HORMON SEKSUAL
Hormon seksual pada wanita yaitu Estrogen. Dari indung telor dan kelenjar
adrenalin (estradiol yang terpenting). Sedangkan pada pria yaitu Androgen. Dari testis
dan kelenjar adrenalin (testoteron). Pada organisme species rendah (hewan), untuk
terjadinya tingkah laku sexual yaitu dari sirkulasi hormon sexual di dalam darah harus
di atas level normal.
Dalam siklus reproduktif yaitu estrogen dalam darah meningkat yang
mengakibatkan keadaan estrus (heat) sehingga dhubungan sexual bisa terjadi. Pada
Manusia (wanita) masih diperdebatkan PENELITIAN :
1) Di tengah siklus menstruasi  estrogen naik  motive seksual meningkat
2) Setelah menstruasi  estrogen naik  motive seksual naik
3) Menopause (estrogen) turun, drive seksual tidak berkurang
JADI : hubungan antara hormon dan drive seksual tidak terbukti.
STIMULUS EKSTERNAL, LEARNING & T.L SEKSUAL
Untuk Wanita, HABIT dan SIKAP jauh lebih penting daripada hormone.
Sedangkan pada Pria dan species tingkat rendah (jantan), harus ada level testosteron
tertentu untuk terjadinya tingkah laku seksual. KASTRASI akan menyebabkan drive
seksual menurun. Bila tingkat Androgen sesuai, akan menjadi pemicu motive seksual
bila ada stimulus eksternal (wanita).
Untuk manusia dimana stimulus eksternal (misal, cara bicara, penampilan,
bahasa tubuh dan sebagainya) adalah hal yang terpenting. Tingkah laku seksual terjadi
karena stimulus tersebut berlaku sebagai “incentive”. LEARNING dibutuhkan dalam
hal ekspresi tingkah laku seksual dan variabilitas tingkah laku seksual lebih karena
pengalaman. Namun pada hewan, sifatnya otomatis,reflektif dan stereotipe.

F. TEORI – TEORI MOTIVASI


Ada cukup banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang membahas mengenai
motivasi. Meskipun ada berbagai macam perspektif teori motivasi, namun semuanya tidak
bertentangan bahkan elemen-elemen dari teori motivasi tersebut telah terintegrasi. Adapun
teori-teorinya yaitu:
1. Teori kebutuhan untuk maju (need for achievement) McClelland
Social Motive Theory dikembangkan oleh David McClelland, yang dikenal dengan
teori kebutuhan McClelland (McClelland’s Theory of needs). MOTIF SOSIAL karena

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
dipelajari dan berbeda-beda kekuatannya antar individu yang merupakan komponen
penting kepribadian. Disebut motif Sosial, karena :
a. Dipelajari dalam kelompok sosial, terutama keluarga
b. Melibatkan orang lain
Motif Sosial merupakan kondisi umum, karena:
i. Menentukan apa yang akan dilakukan orang sehingga membantu mengerti
tingkah laku seseorang
ii. Persisten, tidak pernah habis-habisnya sepanjang waktu, juga tidak pernah
benar-benar dapat terpuaskan
JENIS MOTIVE SOSIAL
Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan pencapaian (need for
achievement), kebutuhan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan hubungan (need
for affiliation). McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan
hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan
motivasi.
1) kebutuhan pencapaian (need for achievement)
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi
sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
Ciri-ciri orang dengan N-Ach Tinggi :
i. Berusaha mencapai goal
ii. Berusaha menghasilkan performance terbaik
iii. Task oriented
iv. Menyenangi tugas-tugas yang menantang
Sumber motivasi berprestasi adalah melalui learning (dipelajari) melalui :
 Pengalaman di awal kehidupan yaitu melalui observational learning (imitasi
tingkah laku orang tua)
 Melalui penghargaan dan support, serta harapan orang tua
N-Ach dapat terealisasi tergantung pada faktor antara lain : Fear of Failure
i. Bila N-Ach tinggi dan Fear of Failure rendah, maka T.L berprestasi
dapat ditampilkan.
ii. Realisasi N-Ach dipengaruhi oleh gender. Pada wanita menurut
(Horner, 1968) memiliki fear of success (takut sukses), khususnya
terjadi pada wanita yang menerima peran tradisional.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
iii. Ada belief bahwa wanita yang sukses itu tidak feminin, tidak sesuai
budaya, tidak populer
2) kebutuhan kekuasaan (need for power)
Yaitu kapasitas (kemampuan) seseorang untuk memberi dampak tertentu yang
diinginkan pada tingkah laku atau emosi orang lain (secara sadar atau tidak
sadar). Tujuan N-Power adalah mempengaruhi, membujuk, mengendalikan,
memimpin, memaksa dan menaikkan reputasi diri di mata orang lain.
Ekspresi N-Power tergantung pada :
a. Status Sosial – Ekonomi
b. Tingkat Kematangan
c. Jenis Kelamin
d. Tingkat ketakutan pada N-Powernya
Adapun Contoh Ekspresi Individu yang memiliki N-Power tinggi :
i. Perilaku impulsif dan agresif
ii. Kegiatan Olahraga yang kompetitif
iii. Masuk dan mengendalikan organisasi
iv. Peminum dan mendominasi wanita secara seksual (pada pria)
v. Mengumpulkan harta benda
vi. Berteman dengan orang tidak populer dan mudah dikuasai
vii. Memilih profesi sebagai pengajar, diplomat, bisnis
MACHIAVELLIANISM tidak sama N-POWER. Machiavellianism yaitu
paham yang menghalalkan cara licik, manipulatif, dan eksploitatif dengan cara
memperdaya, menipu & bernafsu jahat untuk mengekspresikan N-Power
3) Kebutuhan hubungan (need for affiliation)
Yaitu hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu
merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif
dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Jadi, orientasinya lebih pada
hubungan interpersonal, berteman, bergaul, membina relasi. Berusaha untuk
menjaga ‘keseimbangan’ dengan lingkungan pergaulan. Tidak menyukai
konflik dengan orang lain, lebih menyukai bekerja dalam suatu team yang
solid
2. Teori hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) Abraham Maslow

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
Teori yang terkenal dari Maslow yaitu Hirarki Kebutuhan. Maslow mengemukakan
bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
hirarki. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis atau dasar (physiological needs),
yakni dengan menyediakan makan siang, tempat istirahat, dan gaji yang cukup untuk
kebutuhan pokok
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs),
yakni dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman, dan
keamanan dalam bekerja
3. Kebutuhan sosial (social needs),
yakni kebutuhan untuk dicintai dan disayangi yaitu dengan menciptakan rasa diterima
oleh lingkungan, rasa memiliki, dan kebersamaan dengan membentuk tim yang
dinamis.
4. Kebutuhan penghargaan diri (self esteem needs),
yakni kebutuhan untuk dihargai dengan menghargai prestasi individu, memiliki
rencana-rencana yang penting, dan menyediakan status agar individu merasa dihargai
dan memiliki nilai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri (self actualization),
yakni dengan menyediakan tantangan dalam bekerja dan pemahaman untuk
berinovasi, kreativitas, dan perkembangan berdasarkan tujuan jangka panjang.
Di dalam hirarki ini, Maslow menggunakan suatu susunan piramida untuk
menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi individu. Susunan
hirarki kebutuhan dari Maslow ini, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan


psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah
kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya. Kebutuhan untuk tingkat yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 16
paling rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan rasa
aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika manusia secara fisik
terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan
kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini
terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi
intelektual, penghargaan estetis dan akhirnya self-actualization.
Kebutuhan yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis akan makanan, air, tidur,
tempat tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri, harus dipenuhi pertama
kali. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan keselamatan, keamanan, dan bebas dari
bahaya atau ancaman kerugian. Tingkat ketiga ialah kebutuhan akan mencintai dan
memiliki, yang mencakup membina keintiman, persahabatan, dan dukungan. Tingkat
keempat ialah kebutuhan harga diri, yang mencakup kebutuhan untuk dihormati dan
diargai orang lain. Tingkat yang paling tinggi ialah aktualisasi diri, kebutuhan akan
kecantikan, kebenaran, dan keadilan.
Maslow menyajikan hipotesis bahwa kebutuhan dasar di tingkat paling bawah
piramida akan mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi,
kemudian kebutuhan tingkat selanjutnya menjadi dominan. Maslow menggunakan
istilah aktualisasi diri untuk menjelaskan individu yang telah mencapai semua
kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan dalam hidup.
Teori Maslow menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada motivasinya, yang
tidak selalu stabil seanjang kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatic atau
kesehatan yang terganggu dapat menyebabkan individu mundur ke tingkat motivasi
yang lebih rendah.
3. Teori ERG Clayton Alderfer
ERG Theory dikembangkan oleh Alderfer, singkatan dari Existence,
Relatedness, Growth (ERG) theory. Merupakan modifikasi dan reformulasi dari
Maslow’s need hierarchy. Ada 3 kelompok need yang tersusun secara kontinum
bergerak dari yang paling konkrit hingga kurang konkrit. Seseorang dapat kembali dan
seterusnya dari satu kebutuhan ke kebutuhan yang lain.

a. Existense Need

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 16
Merupakan kebutuhan akan objek material seperti keinginan makan, minum,
perumahan, mobil, uang. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan rasa aman.
b. Relatednees Need
Merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan orang lain, keinginan
untuk berkomunikasi dengan org lain yang dianggap penting dalam kehidupannya
dan mempunyai hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman dan rekan kerja.
c. Growth Need
Merupakan kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan
kemampuan/kecakapan secara penuh
Kebutuhan Eksistensi adalah kebutuhan yang paling konkrit dan kebutuhan Growth
adalah kebutuhan yang kurang konkrit. Adapun dasar-dasar pemikiran dari teori ini
yaitu:
1. Sesuai dengan teory Maslow, Makin lengkap 1 kebutuhan yang lebih konkrit
terpuaskan, makin besar dorongan untuk memuaskan kebutuhan yang kurang
konkrit.
2. Makin kurang lengkap 1 kebutuhan terpuaskan, makin besar keinginan untuk
memuaskannya
Teori Alderfer ini menganggap ada fulfillment progression (maju ke pemenuhan
kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya, setelah kebutuhan terendah terpuaskan).
Jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak terpuaskan, maka individu “me-regress”
kembali untuk memuaskan kebutuhan yang lebih rendah. Disebut gejala frustration
regression.
4. Teori 2 faktor (two-factor model of motivation) Frederick Hezberg
Two Factor Theory atau teori dua faktor sering disebut juga sebagai teori hygiene
motivation dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Hezberg mengemukakan teori
motivasi berdasar teori dua faktor, yaitu faktor higiene dan motivator. Teori motivasi
ini lebih banyak membahas dalam bidang industry dan organisasi. Dalam
penelitiannya menemukan factor-faktor yang menimbulkan Kepuasan Kerja
BERBEDA dengan factor-faktor yang menimbulkan Ketidakpuasan Kerja.
Berdasarkan yang dikemukakan oleh Herzberg, job satisfaction disebabkan oleh
hadirnya serangkaian faktor yang disebut sebagai motivator, sedangkan job
dissatisfaction disebabkan oleh ketidakhadiran rangkaian yang berbeda dari motivator
yang disebut sebagai hygiene factor. Dengan kata lain karakteristik pekerjaan dapat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 16
dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan dissatisfier atau hygiene
factors dan yang lain dinamakan satisfier atau motivators.
a. Satisfier atau Motivators berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung
dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga
sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya
sebagai sumber kepuasan kerja. Terpenuhinya faktor tersebut akan menimbulkan
kepuasan, namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan kepuasan.
Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
1) Responsibility (tanggung jawab), besar kecilnya tanggung jawab yang
dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja.
2) Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas), besar kecilnya
kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
3) Recognition (penghargaan), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada
tenaga kerja atas unjuk kerjanya.
4) Advancement (kesempatan untuk maju), besar kecilnya kemungkinan tenaga
kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
5) Work it self (pekerjaan itu sendiri), besar kecilnya tantangan yang dirasakan
tenaga kerja dari pekerjaannya.
6) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri), besar
kecilnya kemungkinan tenaga kerja untuk dapat mengembangkan diri dalam
pekerjaannya.
Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan
rasa puas bagi karyawan, namun jika ada yang tidak terpenuhi bukan berarti
mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.
b. Dissatisfier adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan;
berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. Jika tidak
terpenuhinya faktor ini karyawan tidak akan puas. Namun, jika besarnya faktor ini
memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karyawan tidak akan kecewa
meskipun belum terpuaskan. Menurut Herzberg bahwa yang dapat memacu orang
untuk bekerja dengan baik dan menimbulkan gairah untuk bekerja hanyalah
kelompok satisfier. Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
1) Working Condition (kondisi kerja), derajat kesesuaian kondisi kerja dengan
proses pelaksanaan tugas pekerjaannya.
2) Interpersonal Relation (hubungan antar pribadi), derajat kesesuaian yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 16
dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
3) Company Policy and Administration (kebijaksanaan perusahaan dan
pelaksanaannya), derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua
kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan.
4) Job Security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status (Jabatan),
derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan unjuk kerjanya.
5) Supervision Technical (teknik pengawasan), derajat
kewajaran pengawasan/penyeliaan yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja.
Herzberg juga menyatakan bahwa motivator menyebabkan seseorang untuk
bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan
hygiene factors dapat menyebabkan seseorang yang berada dalam ketidakpuasan
menuju kearah tidak ada ketidakpuasan. Hygiene factor dianggap sebagai sebuah
landasan roket, ketika itu dihancurkan atau dikurangi, maka kita tidak akan
termotivasi atau dalam keadaan biasa-biasa saja (no dissatisfaction).

III. LATIHAN SOAL


1. Kebutuhan apa saja yang terdapat dalam Hirarki Kebutuhan Maslow?
2. Sebutkan 3 kebutuhan menurut Alderfer!
3. Teori motivasi yang dikemukakan oleh McClelland, dikenal dengan teori …

IV. JAWABAN
1. Hierarki Kebutuhan Maslow dari yang paling dasar hingga yang paling atas,
diantaranya:
- Kebutuhan Fisiologis
- Kebutuhan Rasa Aman
- Kebutuhan Cinta Dan Kasih Sayang
- Kebutuhan Harga Diri
- Kebutuhan Aktualisasi Diri
2. 3 kebutuhan yang dikemukakan oleh Alderfer, yaitu:
- Existence : kebutuhan akan objek material
- Relatedness: kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan orang lain, keinginan
untuk berkomunikasi dengan org lain yang dianggap penting dalam kehidupannya dan
mempunyai hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman dan rekan kerja

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 16
- Growth : kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan
kemampuan/kecakapan secara penuh
3. Social Motive

DAFTAR PUSTAKA

1. Morgan, C.T., King, R.A. (1975). Introduction to Psychology. Tokyo : Mc.Graw-Hill


Kogakusha, Ltd.
2. Atkinson. (1997). Psikologi Umum, Jilid 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
3. King, Laura A. (2007). Psikologi Umum 1. Jakarta: Salemba Humanika.

4. Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com. 1996.


Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE.

5.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 16

Anda mungkin juga menyukai