Anda di halaman 1dari 33

1

SKEMA IDEAL PENDANAAN

OLEH NEGARA

Tim Penyusun LIPI : Tim Supervisi KPK :


Moch. Nurhasim Pahala Nainggolan
Syamsuddin Haris Giri Suprapdiono
Sri Nuryanti Hery Nurudin
Sri Yanuarti David Sepriwasa
Wawan Ichwanuddin Zulfadhli Nasution
Yuniva Tri Lestari
LATAR BELAKANG KAJIAN
Pendanaan keuangan partai oleh negara masih “terlalu” kecil
jika dibandingkan dengan estimasi kebutuhan partai

IMPLIKASI
Posisi Partai politik
Strategis tertatih dalam
1
Partai menata Kader Partai terjerat
organisasi
Politik
beban finansial
Cenderung membenani
Berdasarkan finansial politisi di legislatif
amanat UUD ’45 atau eksekutif 2
sebagai sumber Peluang politisi atau
Membangun organisasi kader partai terjerat
pengisian yang bersih dan
Besaran & Skema
kepemimpinan Perhatian berintegritras, ditentukan kasus korupsi

politik dan pengisian Peraturan oleh keuangan partai yang Minim


politik, kode etik,
Perundangan
Pendanaan negara masih di bawah
jabatan publik rekrutmen dan kaderisasi. 1 persen dari kebutuhan estimasi 3
terkait pendanaan yang dikaji oleh KPK
Co: Golkar 0,037%; PDIP 0,03%, Partai politik tergantung
partai politik Gerindra 0,195%; PKS 0,043% pada “pemilik modal”
masih kurang Pencairan di triwulan IV sejak 2018 atau “orang kuat”
TUJUAN DAN METODE PENELITIAN
MEREKOMENDASIKAN
Memberikan rekomendasi
kepada Pemerintah atas
besaran dana bantuan
Metode
kepada partai politik yang 1. Diskusi Berumpun (FGD) dengan
ideal dan persyaratan- partai politik. FGD dihadiri oleh
persyaratan administratif dan perwakilan dari 16 partai politik.
2. Wawancara dan diskusi mendalam
tata kelola internal partai dengan jajaran pengurus partai politik
politik yang harus dipenuhi; di sejumlah daerah yakni Jakarta,
Jawa Timur (Surabaya), Nusa
SKEMA BESARAN Tenggara Barat (Mataram), Bengkulu,
SKEMA IDEAL BESARAN DAN SYARAT
dan Kalimantan Barat
(Pontianak).Sedangkan untuk tingkat
Sebagai dasar (baseline) Memberikan rekomendasi kabupatan/kota. wawancara dan
pemberian dana bantuan skema besaran diskusi mendalam dilakukan di Kota
Bekasi dan Kabupaten Bekasi.
kepada partai politik yang pendanaan partai
seminimal mungkin sehingga bisa mengurangi
mendekati kebutuhan riil korupsi politik akibat
partai; besarnya tanggungan para
politisi terhadap biaya
operasional partai politik.
PENGALAMAN PENDANAAN NEGARA LAIN
Hampir semua negara yang dijadikan pembelajaran memberikan dana bantuan kepada partai politik.
Yang membedakannya adalah besaran dan peruntukannya

3 kategori pendanaan partai politik oleh negara :


ALASAN PERLUNYA PENDANAAN
1. Pendanaan negara langsung, yaitu
1 Aliran dan distribusi dana politik secara langsung akan hibah tunai yang disalurkan ke partai dan/atau
mempengaruhi kesetaraan dalam pemilihan. kandidat menurut berdasarkan ketentuan
hukum yang berlaku;
Dana yang berasal dari donatur individu dan/atau kelompok 2. Pendanaan negara tidak
2 kepentingan seringkali tidak terdistribusi secara merata. langsung. yaitu setiap subsidi yang
diberikan untuk partai politik berdasarkan
Bantuan keuangan negara untuk partai politik secara langsung ketentuan hukum yang ada dalam bentuk
3 dapat memperkuat otonomi politisi, mencegah korupsi serta natura
meningkatkan transparansi keuangan partai politik.
3. Subsidi tertentu, misalnya hibah tunai
Bantuan keuangan langsung negara pada partai politik dapat yang diberikan bagi organisasi yang memiliki
4 menciptakan kesetaraan dan peluang yang sama antar partai relasi dengan parpol, misalnya kaukus
politik terutama dalam proses pemilihan umum. parlemen, organisasi sayap partai, maupun
lembaga riset di parpol.
PENDANAAN KEUANGAN PARPOL:
PENGALAMAN NEGARA LAIN

No Negara % Bantuan % Sumber Swasta IPK Prosentase pendanaan negara


Keuangan Partai & Lainnya (Rank)
1 Belgia 85 15 75 (17) 1. 3 (tiga) negara yang mengkaitkan pendanaan keuangan
2 Denmark 75 25 88 (1)
negara dengan kampanye partai politik.
3 Finlandia 75 25 85 (3)
4 Hungaria 60 40 46 (64) 2. Turki menyumbang 90% anggaran kebutuhan partai
5 Italia 82 18 52 (53) politik melalui hibah secara langsung.
6 Belanda 35 65 82 (8) 3. Jepang dan Belanda paling rendah 23 dan 35 %.
7 Norwegia 67,4 32,6 84 (7)
4. Malaysia tidak memberikan bantuan, tetapi boleh
8 Polandia 54 46 60 (36)
9 Portugal 80 20 64 (30) berbisnis.
10 Spanyol 87,5 12,5 58 (41) 5. Sisanya, variatif, ada yang 54% sampai 85%
11 Turki 90 10 41 (78)
12 Inggris 35 65 80 (11) Pengalaman Thailand: 3 Pertimbangan
13 Jerman 30 70 80 (11)
14 Meksiko 70 30 28 pemberian dana oleh negara kepada parpol:
(138)
15 Jepang 23 77 73 (18)
16 Australia 30 70 77 (13)
1. Jumlah total biaya keanggotaan tahunan
17 Amerika 30 70 71 (22) (dengan bobot 40 %)
18 Korea Selatan 40 60 57 (45)
47 (61)
2. Jumlah suara yang dimenangkan dalam
19 Malaysia 0 100
20 Thailand Dengan Bobot - 37 (99) pemilihan (bobotnya 40%)
Sumber: GRECO (n.d.). “Third Evaluation Round: Evaluation and Compliance Reports”. Council of 3. Jumlah cabang partai (bobot 20%).
Europe. 2015.
PENDANAAN KEUANGAN PARPOL:
PENGALAMAN NEGARA LAIN

Kriteria Penerima Dana Langsung dari Negara Kriteria Penerima Pendanaan dari Negara
Kriteria Penerima Contoh Negara

25 negara didasarkan pada Amerika Serikat,


perolehan suara “Share of votes in the Austria, dll…
previous election”
20 negara kombinasi dengan jumlah Austria, Jepang dan
representasi parpol dalam lembaga- Korea
lembaga pemilihan (Representation in
enelected body)
Jumlah partisipasi dalam pemilu Chili, Hungaria dan
Portugal
Jumlah kandidat Jerman,
Luksemburg dan
Portugal
Pendaftaran partai politik Meksiko dan
Selandia Baru
OECD. Finascing Deocrazy of Political Parties and Election Campaigns and the
Risk of Policy Capture. Paris 2016.
URGENSI PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK
Tiga argumen lain yang meniscayakan dukungan pembiayaan partai politik oleh negara.

Parpol merupakan salah satu Pembiayaan parpol oleh negara


secara signifikan diperlukan untuk
institusi demokrasi yang penting mengambil alih kepemilikan sekaligus
Demokrasi yang terkonsolidasi
dan strategis karena memiliki kepemimpinan parpol dari individu-
membutuhkan parpol yang juga
fungsi, tugas, dan tanggung individu pemilik uang, sehingga ke
solid dan sehat secara
jawab melakukan rekrutmen depan parpol benar-benar menjadi
organisasi, demokratis secara badan hukum publik yang dimiliki para
politik, baik melalui mekanisme
internal, berintegritas, dan anggota dan dipimpin secara
elektoral (pemilu legislatif, pemilu
terinstitusionalisasi. demokratis oleh anggota sebagaimana
presiden. dan pilkada) maupun semangat UU Partai Politik yang tak
mekanisme nonelektoral. pernah terwujud dalam realitas politik

Sebagai badan hukum publik yang memiliki fungsi, tugas, dan tanggung
jawab konstitusional yang begitu besar, parpol berhak memperoleh
pembiayaan atau pendanaan oleh negara.

POSISI DALAM KAJIAN INI: SKEMA PENDANAAN PARPOL OLEH NEGARA MAKSIMAL ADALAH 50 %
ALASANNYA: Agar partai politik masih memiliki otonomi dalam menjalankan fungsinya
Baseline Kebutuhan Partai Politik

Dihitung berdasarkan KEBUTUHAN KEBUTUHAN


PARTAI TAHUN 1:
KEBUTUHAN
Harga per suara PARTAI TAHUN n:
rata-rata estimasi PARTAI TAHUN 2:
sebagai konstanta [Total Harga per suara [5 % x Kebutuhan
kebutuhan 5 Partai [5 % x Kebutuhan Partai
dikalikan jumlah suara Partai Tahun (n-1)] +
yang menyerahkan (UU 2/2011) partai Pemilu 2019 yang
Tahun 1] + Kebutuhan
Kebutuhan Partai Tahun
data lolos PT] Partai Tahun 1)
(n-1))

Tingkat Pusat HARGA PER SUARA


TAHUN I
Berdasarkan rata-rata 5 Partai: PDIP. [Kebutuhan Partai Tahun
Golkar. PKB. Gerindra dan PKS 1 dibagi suara total HARGA PERSUARA
partai Pemilu 2019 yang TAHUN 2
[Kebutuhan Partai Tahun HARGA PERSUARA
Tingkat Provinsi lolos PT) TAHUN n
2 dibagi suara total
Berdasarkan rata-rata 16 Partai: DKI partai Pemilu 2019 yang [Kebutuhan Partai Tahun n
lolos PT) dibagi suara total partai
Jakarta, Jawa Timur, Bengkulu,
Pemilu 2019 yang lolos PT)
Kalimantan Barat, NTB

Tingkat Kab/Kota
Berdasarkan rata-rata 3 Partai: Kota
Surabaya, Kota Bekasi dan Kab. Dikali 50% karena bantuan keuangan negara maksimal 50% sebagai sumber pembiayaan
Bekasi non-kontestasi partai
Harga Per Suara
Σ Perolehan Suara Estimasi Kebutuhan Harga Per
55% jumlah 2019 Tahunan (2019) Suara
Bappenas hanya
berdasar pada
parpol yang
kebutuhan PDIP—per memiliki kursi 13,570,097 Rp. 366,409,000,000 Rp.27,001
suara Rp48.000,
sebagai basis pemberian
di DPR
dana bantuan negara
kepada parpol 11,493,663 Rp. 194,130,420,000 Rp.16,890

Rp.8,597
27,053,961 Rp. 232,594,417,000
Proses data dan verifikasi:

1. Tim KPK telah memberikan formulir yang harus diisi


oleh parpol dengan rincian: dana operasional dengan 17,229,789 Rp. 488,335,391,000 Rp.28,343
item-item yang sama; dan dana non-operasional
(program) yang bukan untuk kontestasi politik.
2. Isian yang diberikan oleh partai politik dilakukan
peniliaian, apakah sudah sesuai dengan item-item yang 17,594,839 Rp. 189,730,000,000 Rp.10,783
diminta, baik dari sisi dana operasional (yang sifatnya
fixed) dan dana non-operasional (program) yang bukan
untuk kontestasi politik.
3. Di tingkat nasional—surat permohonan data telah Jumlah 86,942,349 Rp. 1,471,199,228,000
disampaikan kepada semua partai yang lolos
sebagai dasar
Parliamentary Threshold, namun yang menyerahkan
penghitungan estimasi
hanya ada 5 partai. Permohonan data bahkan dilakukan
beberapa kali dan terakhir hingga pada bulan
Harga Per Suara Rp. 16.922 kebutuhan partai tahun ke-
November 2019. 1 s/d tahun ke-5
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK
ESTIMASI KEBUTUHAN PARTAI POLITIK SELAMA 5 TAHUN
Partai ∑suara P2019 Keb Estimasi/tahun 1 Keb Estimasi/tahun 2 Keb Estimasi/tahun 3 Keb Estimasi/tahun 4 Keb Estimasi/tahun 5 Jumlah Total 5 Tahun
(dalam Rp) naik 5% (dalam Rp) naik 5% dalam Rp) naik 5% (dalam Rp) naik 5% (dalam Rp) (dalam Rp)
Nasdem
12,661,792 214,257,135,099 224,969,991,853.70 236,218,491,446.38 248,029,416,018.70 260,430,886,819.64 1,183,905,921,237
PKB
13,570,097 229,627,062,760 241,108,415,897.52 253,163,836,692.40 265,822,028,527.02 279,113,129,953.37 1,268,834,473,830
PKS
11,493,663 194,490,582,863 204,215,112,006.20 214,425,867,606.51 225,147,160,986.83 236,404,519,036.17 1,074,683,242,499
PDIP
27,053,961 457,794,929,575 480,684,676,053.78 504,718,909,856.46 529,954,855,349.29 556,452,598,116.75 2,529,605,968,951
Golkar
17,229,789 291,554,720,651 306,132,456,683.14 321,439,079,517.30 337,511,033,493.16 354,386,585,167.82 1,611,023,875,512
Gerindra
17,594,839 297,731,932,152 312,618,528,759.37 328,249,455,197.34 344,661,927,957.20 361,895,024,355.06 1,645,156,868,421
Demokrat
10,876,507 184,047,347,303 193,249,714,668.09 202,912,200,401.49 213,057,810,421.57 223,710,700,942.65 1,016,977,773,737
PAN
9,572,623 161,983,610,168 170,082,790,676.75 178,586,930,210.59 187,516,276,721.12 196,892,090,557.17 895,061,698,334
PPP
6,323,147 106,997,442,465 112,347,314,588.63 117,964,680,318.06 123,862,914,333.96 130,056,060,050.66 591,228,411,757
Jumlah 126,376,418 2,138,484,763,035 2,245,409,001,187 2,357,679,451,247 2,475,563,423,809 2,599,341,594,999 11,816,478,234,277
Jumlah
Pendanaan
Negara
1,069,242,381,517 1,122,704,500,593 1,178,839,725,623 1,237,781,711,904 1,299,670,797,499 5,908,239,117,136
kepada
Parpol (50%)
(dalam Rp)
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK
BASELINE KEBUTUHAN PARTAI POLITIK:

Estimasi Kebutuhan Partai


No Partai ∑suara P2019 Harga Per suara (dalam Rp)
(dalam Rp)
1 Golkar 17,229,789 488,335,391,000 28,343
Dari pembagian tersebut diperoleh harga persuaranya
2 PKB 13,570,097 366,409,000,000 27,001 adalah Rp16.922. sebagai dasar penghitungan
3 PDIP 27,053,961 232,594,417,000 8,597 estimasi kebutuhan partai tahun ke-1 s/d tahun ke-5
4 Gerindra 17,594,839 189,730,000,000 10,783
5 PKS 11,493,663 194,130,420,000 16,890

Partai ∑suara P2019 Keb Estimasi/tahun 1 Keb Estimasi/tahun 2 Keb Estimasi/tahun 3 Keb Estimasi/tahun 3 Keb Estimasi/tahun 3
(dalam Rp) naik 5% (dalam Rp) naik 5% (dalam Rp) naik 5% (dalam Rp) naik 5% (dalam Rp)
Jumlah 126,376,418 2,138,484,763,035 2,245,409,001,187 2,357,679,451,247 2,475,563,423,809 2,599,341,594,999
Harga per suara 16,922 17,768 18,656 19,589 20,568
Pendanaan negara
kepada partai 8,461 8,884 9,328 9,794 10,284
[maksimal 50%]

NILAI PERSUARA BERAPA PENDANAAN YANG


PENDANAAN NEGARA HARUS DIBERIKAN OLEH
KEPADA PARPOL NEGARA
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK

Formula Besaran Pendanaan Negara kepada Partai Politik 1


Tahapan dan Harga
∑suara Keb Estimasi Keb Estimasi Keb Estimasi Keb Estimasi Keb Estimasi
Prosentase No Partai per suara
Pendanaan untuk Partai Politik Tingkat Nasional/Pusat
P2019 tahun 1 (Rp) tahun 2 (Rp) tahun 3 (Rp) tahun 4 (Rp) tahun 5 (Rp)
Pemberian (Rp)

Pendanaan Jumlah 126,376,418 16,922 2,245,409,001,187 2,357,679,451,247 2,475,563,423,809 2,599,341,594,999 126,376,418

5 TAHUN
Harga per suara 16,922 17,768 18,656 19,589 20,568
1 Besar nilai pendanaan per
8,461 8,884 9,328 9,794 10,284
2 suara (50%)
Skema TRANSFORMASI
3
pemberian pendanaan 30% 50% 70% 80% 100%
4 [% dari 50%}
5 HARGA PER SUARA 2.538 4.442 6.530 7.836 10.284

TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5 JUMLAH TOTOL BAPPENAS MENGHITUNG


DANA BANTUAN 1 TAHUN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 5 TAHUN (Rp)
JUMLAH
DANA
SEBESAR 6 T, HANYA
YANG 320 M 561 M 825 M 990 M 1,2 T 3,9 T BERDASARKAN HARGA
SUARA PDIP
DITERIMA [SEBESAR 48.000]
ALASAN TRANSISIONAL PENDANAAN NEGARA KEPADA PARPOL

1. Pemberian bantuan dilakukan secara bertahap hingga


Nilai Bantuan mencapai jumlah maksimal Rp 10.284 (untuk memenuhi
Tahun ke 50% dari estimasi kebutuhan).
per Suara (Rp) Bantuan
2. Agar partai siap, maka secara transisi perlu dilakukan Tahun Transisi Jumlah
1 8.461 pemberian besaran bantuan secara rasional, sesuai dengan ke
Per Suara
Bantuan (Rp)
2 8.884 asumsi kesiapan dari partai politik
(Rp)
3 9.328 3. Kesiapan partai politik antara lain: secara organisasi 1 8.461 30% 2.538
4 9.794 dilakukan penataan; adanya sistem keuangan partai; 2 8.884 50% 4.442
pengawasan internal; dan kesiapan penggunaan 3 9.328 70% 6.530
5 10.284
4. Kesiapan instrumen untuk memberikan reward and 9.794 80% 7.836
4
punishment (dari skema bantuan yang akan diberikan)
5 10.284 100% 10.284

Perbandingan dengan Usulan


Apakah bantuan usulan KPK (2016) Tahun ke Bantuan
PERLU PROSES
tahun 1 hingga tahun Per Suara
TRANSFORMASI
ke 5 akan diberikan 1 1,071
DAN PERSIAPAN
sesuai dengan besaran 2 2,141
INTERNAL PARTAI 3 3,212
tersebut?
4 4,283
5 5,353
Bantuan untuk Partai Politik Tingkat Provinsi (selain DKI) dan Kabupaten/Kota
Mengikuti pola PP No. 1/2018Pendanaan Provinsi adalah naik 20% dari Pendanaan Tingkat
Nasional; dan Kabupaten/Kota Naik 50 %

HARGA SUARA (Nasional) (Rp) 2.538 4.442 6.530 7.836 10.284


NAIK 20% (Provinsi) (Rp) 3.046 5.330 7.836 9.403 12.341
NAIK 50% (Kab/Kota) (Rp) 3.807 6.663 9.794 11.753 15.426

ESTIMASI JUMLAH PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK, TINGKAT NASIONAL-PROVINSI-KABUPATEN KOTA

JUMLAH ASUMSI SUARA NILAI SUARA NILAI SUARA NILAI SUARA NILAI SUARA NILAI SUARA JUMLAH
PROVINSI (SAMA) TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5 TOTAL 5
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) TAHUN (Rp)
34 126,376,418 447,6 M 739.4 M 1,059 T 1,272 T 1,676 T 5.194 T
512 126,376,418 481,1 M 842 M 1,24 T 1,5 T 1,95 T 6T
JUMLAH PROVINSI + KAB 928.7 M 1,581 T 2,299 T 2,772 T 3,626 T 11,194 T
NASIONAL 320 M 561 M 825 M 990 M 1,2 T 3,9 T
JUMLAH KESELURUHAN 1,248 T 2,142 T 3,124 T 3,762 T 4,826 T 15,094 T

0,0046 % dari jumlah total APBN 2019 sekitar Rp.2.400 T 14


SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK

Perbandingan Besaran Pendanaan Negara dengan Estimasi Kebutuhan


Partai Selama 5 Tahun

Level Wilayah TAHUN


Tingkat Nasional 1 2 3 4 5 Total
%tase 15% 23% 32% 37% 46% 31%
Tingkat Provinsi 1 2 3 4 5 Total
%tase 20% 30% 42% 48% 60% 41%
Tingkat
Kabupaten/Kota 1 2 3 4 5 Total
%tase 30% 49% 69% 79% 99% 67%
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK

Basis Penghitungan
Kebutuhan Parpol di Tingkat Provinsi dan Kabupaten
Lokasi Penelitian
Daerah Wawancara Tanggal Provinsi NTB 9. DPW PKS 9-11 April 2019
Provinsi DKI 1. Pengurus DPD PDI 12 dan 14 Maret 2019 10. DPD Gerindra
Jakarta Perjuangan 11. DPD Golkar
2. Pengurus DPW PKS 12. DPD Demokrat
3. Pengurus DPW Golkar
4. Pengurus DPW Provinsi Kalbar 13. DPD Golkar Kalbar 11-13 April 2019
Gerindra 14. DPD Hanura Kalbar
15. DPD PDIP Kalbar
Provinsi Jawa 5. DPD dan DPC PDIP 21-23 Maret 2019
Timur 6. DPW PKB Provinsi Bengkulu 16. DPD PDIP 21-23 Maret 2019
7. DPW PAN 17. DPD Demokrat
8. DPD Demokrat 18. DPD Gerindra
19. DPW PKS
Kota Bekasi 1. DPD PKS 15 Mei 2019
Kab. Bekasi 2. DPC PDIP 15 Mei 2019
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI
BASELINE KEBUTUHAN PARTAI POLITIK: DKI JAKARTA
Suara Sah Harga per Estimasi kebutuhan PKS yang Dari pembagian tersebut diperoleh harga
Estimasi
No Partai DPRD suara dianggap rasional—karena persuaranya adalah Rp21.259. sebagai dasar
Kebutuhan (Rp)
Pemilu 2019 (Rp) mencakup 6 DPW Partai di penghitungan estimasi kebutuhan partai tahun 1 sd 5
1 PKS 917.005 19.495.000.000 21.259 tingkat kota/Kab DKI Jakarta

Suara Sah Partai


No Partai Harga Kursi (Rp) Estimasi Kebutuhan Partai Politik selama 5 Tahun (Rp)
di DPRD 2019

Tahun1 Tahun 2 (naik 5%) Tahun3 (naik 5%) Tahun 4 (5%) Tahun 5 (5%)

1 Nasdem 309.790 21.259 6.585.957.601 6.915.255.481.16 7.261.018.255 7.624.069.167.98 8.005.272.626


2 PKB 308.212 21.259 6.552.410.227 6.880.030.738.11 7.224.032.275 7.585.233.888.77 7.964.495.583
3 PKS 917.005 21.259 19.495.000.000 20.469.750.000.00 21.493.237.500 22.567.899.375.00 23.696.294.344
4 PDIP 1.336.324 21.259 28.409.481.279 29.829.955.342.66 31.321.453.110 32.887.525.765.29 34.531.902.054
5 Golkar 300.246 21.259 6.383.057.639 6.702.210.520.66 7.037.321.047 7.389.187.099.03 7.758.646.454
6 Gerindra 935.793 21.259 19.894.422.097 20.889.143.201.78 21.933.600.362 23.030.280.379.96 24.181.794.399
7 Demokrat 386.434 21.259 8.215.365.053 8.626.133.305.16 9.057.439.970 9.510.311.968.94 9.985.827.567
8 PAN 375.882 21.259 7.991.035.589 8.390.587.368.12 8.810.116.737 9.250.622.573.35 9.713.153.702
9 PPP 176.835 21.259 3.759.410.608 3.947.381.138.87 4.144.750.196 4.351.987.705.60 4.569.587.091
10 Hanura 103.073 21.259 2.191.272.823 2.300.836.464.09 2.415.878.287 2.536.672.201.66 2.663.505.812
11 PBB 42.952 21.259 913.134.868 958.791.611.82 1.006.731.192 1.057.067.752.04 1.109.921.140
12 PKPI 15.765 21.259 335.154.852 351.912.594.53 369.508.224 387.983.635.47 407.382.817
13 PSI 404.508 21.259 8.599.607.919 9.029.588.315.22 9.481.067.731 9.955.121.117.53 10.452.877.173
14 Berkarya 98.877 21.259 2.102.068.271 2.207.171.684.72 2.317.530.269 2.433.406.782.41 2.555.077.122
15 Garuda 19.205 21.259 408.287.278 428.701.641.49 450.136.724 472.643.559.74 496.275.738
16 Perindo 168.296 21.259 3.577.876.369 3.756.770.187.73 3.944.608.697 4.141.839.131.97 4.348.931.089

Jumlah Estimasi Kebutuhan (Rp) 125.413.542.473 131.684.219.596 138.268.430.576 145.181.852.105 152.440.944.710

Nilai per suara (Rp) 21.259 22.322 23.439 24.610 25.841


SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI
BASELINE KEBUTUHAN PARTAI POLITIK PROVINSI SECARA UMUM

∑suara Pemilu ∑Estimasi Kebutuhan nilai persuara nilai persuara


No Provinsi
2019 [simulasi] [simulasi] (Rp) (Rp) rata-rata (Rp)
Dari pembagian tersebut diperoleh harga persuaranya
1 Bengkulu 427.836 13.124.675.000 30.677
adalah Rp 12.929,-. sebagai dasar penghitungan
2 NTB 857.114 12.124.224.500 14.145 estimasi kebutuhan partai tahun 1 sd 5 di tingkat
12.929
provinsi
3 Kalbar 946.894 3.649.073.200 3.854
4 Jatim 11.582.152 23.279.510.810 3.041
Jumlah 13.813.996 52.177.483.510 51.717 12.929

Estimasi Kebutuhan (DPD/DPW) Parpol di 4 Provinsi sebagai Dasar


Simulasi PKS, PDIP dan Gerindra. 1. Kebutuhan estimasi partai per provinsi.
tahun 1 sampai dengan tahun 5
No Partai Provinsi Estimasi Kebutuhan (Rp)
1 PKS Bengkulu 10.192.675.000
2. Nilai persuara—tiap provinsi setiap
2 Demokrat Bengkulu 73.000.000 tahunnyasebagai dasar untuk
3 Gerindra Bengkulu 1.335.000.000 estimasi pemberian bantuan keuangan
4 PDIP Bengkulu 824.000.000 kepada partai politik
5 PKB Jatim 15.089.700.810
6 Demokrat Jatim 4.706.310.000
7 PAN Jatim 3.483.500.000
8 PDIP Jatim 11.946.000.000
9 Golkar Kalbar 2.216.180.000 Tahun 1 2 3 4 5
10 PDIP Kalbar 1.432.893.200
Nilai per suara
11 PKS NTB 8.791.229.500 12.929 13.576 14.255 14.967 15.716
12 Demokrat NTB 2.339.000.000 (Rp)
13 Gerindra NTB 993.995.000
Jumlah 64.123.483.510
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK KABUPATEN/KOTA
BASELINE KEBUTUHAN PARTAI POLITIK:
KAB/KOTA
nilai Dari pembagian tersebut diperoleh harga
∑suara Pemilu ∑Estimasi Kebutuhan nilai persuara
No Kab/Kota persuara
2019 [simulasi] [simulasi] (Rp) rata-rata (Rp) persuaranya adalah Rp 12.827. sebagai
(Rp)
dasar penghitungan estimasi kebutuhan
1 Kota Bekasi (PKS) 267.330 6.137.220.000 22.957
partai tahun 1 sd 5 di tingkat provinsi
2 Kota Surabaya (PKB) 201.645 1.254.000.000 6.219
3 Kab Bekasi (PDIP) 209.208 1.946.428.000 9.304
Jumlah 468.975 7.391.220.000 38.480 12.827

1. Kebutuhan estimasi partai per


kabupaten/kota. tahun 1
sampai dengan tahun 5
2. Nilai persuara—tiap provinsi
1 2 3 4 5 setiap tahunnyasebagai
Nilai per dasar untuk estimasi
12.827 13.468 14.141 14.849 15.591
suara (Rp) pemberian bantuan keuangan
kepada partai politik
Formula Besaran Pendanaan kepada Partai Politik:
Tahapan dan PERKECUALIAN (1)
Prosentase
Pemberian Pendanaan untuk Partai Politik DKI JAKARTA
Pendanaan
TAHUN 1 2 3 4 5

5 TAHUN Nilai per suara (Rp) 21.259 22.322 23.439 24.610 25.841
1
2
Jumlah Pendanaan 50% (Rp) 10.630 11.161 11.719 12.305 12.920

3
4
5 Mengapa Jakarta perlu skema perkecualian?
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK TINGKAT KABUPATEN/PERKECUALIAN (2)

Simulasi Perolehan dana bantuan kepada Partai Politik Kabupaten/Kota Pemilih <200 Ribu

Kabupaten Lebong Jumlah Besar Bantuan Menurut Skema Kenaikan berdasarkan Metode PP No. 1/2018 dan rata-rata 2 Jumlah Total
Suara partai di Kota Bekasi dan Kota Surabaya (dalam Rupiah) (dalam Rupiah)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Skema Metode PP No.
3,807 6,663 9,794 11,753 15,426
1/2018
Total Pemilh 57,734 219,815,136 384,676,489 565,474,438 678,569,326 890,622,240 2,739,157,629
PDIP (Pemenang 251,453,646
5,300 20,178,947 35,313,158 51,910,342 62,292,410 81,758,789
Pemilu)
Besar Bantuan rata-rata
Simulasi Kota Bekasi dan 7,294 7,659 8,042 8,444 8,886
Surabaya
Total Pemilh 57,734 421,115,005 442,188,076 464,300,366 487,509,611 513,028,234 2,328,199,027
PDIP (Pemenang 5,300 38,658,200 40,592,700 42,622,600 44,753,200 47,095,800 213,727,800
Pemilu)

Alasannya: karena besaran pendanaan untuk partai di kabupaten/kota yang pemilihnya di bawah 200
ribu tidak rasional jika mengikuti skema umum pendanaan kabupaten/kota hasil smiluasi—oleh
karena itu perlu dilakukan pengecualian
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK
KABUPATEN/KOTA DENGAN PEMILIH DI BAWAH 200 RIBU

Formula Besaran Pendanaan kepada Partai Politik di Kabupaten dengan Pemilih < 200 ribu
PERKECUALIAN 2

Skema Metode PP No.


3,807 6,663 9,794 11,753 15,426
1/2018
Besar kenaikan 5 4 3 2 1,5
Kenaikan maksimal 19,037 26,651 29,383 17,630 23,139
Nilai per suara yang
3,807 6,663 9,794 11,753 15,426
ditanggung oleh APBD
Nilai per suara sisa
yang ditanggung oleh 15,230 19,998 19,589 5,877 7,713
APBN
Dari skema ini terlihat bahwa dana bantuan yang besumber dari APBD tahun
pertama sd tahun ke 5—sesuai dengan skema biasanya sesuai dengan yang
terjadi di beberapa kabupaten/kota lainnya secara umum.

Sedangkan sisa kekurangannya harus ditanggung dari APBN agar tidak terjadi
kesenjangan (dana dari APBN), adapun sumbernya diserahkan sepenuhnya
kepada Kementerian Keuangan.
PERUNTUKAN PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK
SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK

Formula Penggunaan Tingkat Nasional


Transisi SKEMA PENDANAAN
Nilai Per Transisi Tahun Nilai Per
Tahun
suara Besaran
Jumlah Besaran Jumlah DANA DANA KINERJA PARTAI
ke (Rp) ke suara Ada syarat
(Rp) Pendanaan Pendanaan LANGSUNG SIPP AUDIT implementasi SIPP
1 8.461 30% 2.538 1 8.461 30% 2.538 60% 30% 10% yang
instrumennya
2 8.884 50% 4.442 2 8.884 50% 4.442 55% 35% 10% telah disusun oleh
3 9.328 70% 6.530 3 9.328 70% 6.530 50% 40% 10% tim LIPI dan KPK

4 9.794 80% 7.836 4 9.794 80% 7.836 45% 45% 10%

5 10.284 100% 10.284 5 10.284 100% 10.284 40% 50% 10%

Perubahan secara bertahap Mengecil Membesar Tetap


bahwa dasar pemberian dana per/thn per/thn
TRANSISI BESARAN NILAI
PENDANAAN PERSUARA
adalah kinerja partai

REALISASI BESARAN PENDANAAN PARTAI TAHUN KE 1 SD 5


SKEMA PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK

Formula Penggunaan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota


NILAI PENDANAAN NASIONAL (Rp) 2.538 4.442 6.530 7.836 10.284
NAIK 20% (Provinsi) (Rp) 3.046 5.330 7.836 9.403 12.341
NAIK 50% (Kab/Kota) (Rp) 3.807 6.663 9.794 11.753 15.426

TAHUN FORMULA PENDANAAN TRANSISIONAL Keterangan:

DANA LANGSUNG DANA KINERJA PARTAI (AUDIT) Pada tahun ke-4 dan ke-5
1 80% 20% mulai ada uji coba SIPP
2 70% 30% ke Partai di tingkat
provinsi dan
3 60% 40% kabupaten/kota. sehingga
4 50% secara transisional pada
50%
tahun ke 6-insentif SIPP
5 40% 60% mulai diberlakukan
CONTOH SIMULASI: PERUNTUKAN PENDANAAN NEGARA
KEPADA PARTAI POLITIK
PERUNTUKAN:
Komposisi Peruntukan dari Besaran Pendanaan Negara kepada Parpol Berdasarkan 3 JENIS KEGIATAN PARTAI
Dana Langsung dan Insentif yang diterima oleh Parpol Tiap Tahun
1. Kegiatan Rutin Operasional
Jenis Peruntukan Prosentase atas Ilustrasi Besar Pendanaan Parpol (11 Jenis)
untuk Partai A [tahun 1] 2. Koordinasi Partai (non-
(dalam Rp) kompetisi politik—10 jenis
–bertambah sesuai
Dana Dana Kinerja Dana Dana Kinerja Partai kebutuhan partai)
Langsung Partai Langsung Rp Rp. 65.000.000 3. Program Kerja Partai (4
150.000.000 jenis)
Kegiatan Rutin
30 % 25% 45.000.000,- 16.250.000 Khusus Program Kerja Partai: 15%
Operasional
Koordinasi Partai diperuntukkan untuk program
20% 15% 30.000.000,- 9.750.000 pemberdayaan perempuan—
(non-kompetisi)
dengan komposisi:
Pelaksanaan Program
Kerja 50% 60% 75.000.000,- 32.500.000 15% dari 60 % Dana Program Kerja
Partai
Jumlah 100% 100% 150.000.000 65.000.000
LAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENDANAAN NEGARA KEPADA PARTAI POLITIK
PENCAIRAN, PELAPORAN DAN
PENGAWASAN
PENCAIRAN TINGKAT PUSAT
DANA LANGSUNG DANA KINERJA PARTAI PELAPORAN DAN PENGAWASAN
SIPP AUDIT

Tahun anggaran Menunggu hasil review Hasil audit


berjalan, maksimal SIPP yang diisi oleh keuangan.
bulan Maret setiap partai—maksimal bulan maksimal bulan Juli
tahunnya, dan Juni setiap tahunnya setiap tahunnya 1. Skema pelaporan
khusus untuk
operasional bisa dilakukan 2 x (6 bulan
dicarikan sejak
bulan Januari pertama dan 6 bulan
PENCAIRAN TINGKAT PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
kedua).
DANA KINERJA
2. Pengawasan dilakukan
DANA LANGSUNG PARTAI (HASIL AUDIT secara ketat.
BPK)
Tahun anggaran berjalan. maksimal Hasil audit keuangan.
bulan Maret setiap tahunnya, maksimal bulan Juli
khususnya untuk operasional setiap tahunnya
dicairkan sejak bulan Januari
K E S I M P U L A N DA N R E KO M E N DA S I

1. Pemerintah perlu menaikkan pendanaan negara kepada partai politik. Hal ini disebabkan dasar penghitungan
besar “bantuan keuangan partai menurut PP No. 1 Tahun 2018” masih sangat jauh dari estimasi kebutuhan partai politik.

2. Skema pendanaan negara yang diberikan kepada partai politik, bukan bertahap selama 10 tahun, tetapi 5 tahun.
Adapun besaran pendanaan negara kepada partai politik maksimal dapat memenuhi 50 persen dari estimasi kebutuhan
partai politik.

3. Pendanaan negara kepada partai politik langsung diberikan secara terpusat melalui APBN dengan mekanisme
transfer ke masing-masing partai melalui Kementerian Dalam Negeri, baik untuk partai politik di tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten/kota.

4. Hasil kajian LIPI dan KPK tahun 2019 memperkirakan untuk selama lima tahun pendanaan negara kepada partai politik
berjumlah sekitar Rp.15,102 Triliun, dengan rincian:
a. Tahun 1: 1,248 T
b. Tahun 2: 2,142 T
c. Tahun 3: 3, 124 T
d. Tahun 4: 3,762 T
e. Tahun 5: 4,826 T
K E S I M P U L A N DA N R E KO M E N DA S I

5. Peningkatan pendanaan negara kepada partai politik di tingkat nasional, secara bertahap adalah sebagai berikut:
a. Pada tahun 1, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp2.538
b. Pada tahun 2, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp4.442
c. Pada tahun 3, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp6.530
d. Pada tahun 4, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp7.836
e. Pada tahun 5, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp10.284.

6. Peningkatan pendanaan negara kepada partai politik di tingkat provinsi, secara bertahap adalah sebagai berikut:
a. Pada tahun 1, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp3.046
b. Pada tahun 2, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp5.330
c. Pada tahun 3, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp7.836
d. Pada tahun 4, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp9.403
e. Pada tahun 5, besaran pendanaan yang diberikan tidak Rp12.341

7. Untuk Provinsi DKI Jakarta skema kenaikannya tidak mengikuti skema tingkat provinsi secara umum tetapi harus diatur secara
khusus—karena bantuan keuangan parpol di DKI perlu mencakup juga bantuan di tingkat kota. Sehingga skema kenaikannya adalah
sebagai berikut:
a. Pada tahun 2019, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp10.630
b. Pada tahun 2020, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp11.161
c. Pada tahun 2021, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp11.719
d. Pada tahun 2022, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp12.305
e. Pada tahun 2023, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp12.920
K E S I M P U L A N DA N R E KO M E N DA S I

8. Adapun besaran nilai per suara yang digunakan untuk menghitung dana bantuan partai di tingkat kabupaten/kota adalah
sebagai berikut:
a. Pada tahun 1, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp3.807
b. Pada tahun 2, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp6.663
c. Pada tahun 3, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp9.794
d. Pada tahun 4, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp11.753
e. Pada tahun 5, besaran pendanaan yang diberikan tidak Rp15.426.

9. Khusus untuk kabupaten/kota dengan pemilih di bawah 200 ribu, skema kenaikan pendanaan negara kepada partai
politik dibagi menjadi 2—yang pertama, adalah sesuai dengan skema umum pendanaan negara kepada partai politik di
tingkat kabupaten kota yang bersumber dari kemampuan APBD. Sedangkan sisanya, agar tidak terjadi kesenjangan mengingat
jumlahnya yang relatif kecil, maka kekurangannya diserahkan kepada Pemerintah Pusat—APBN dengan selisih nilai
tangunggannya sebagai berikut:
a. Pada tahun 1, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp15.230
b. Pada tahun 2, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp19.998
c. Pada tahun 3, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp19.589
d. Pada tahun 4, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp5.877
e. Pada tahun 5, besaran pendanaan yang diberikan adalah Rp7.713.

10. Peruntukan bantuan pendanaan negara kepada parpol dilakukan secara bertahap, sesuai dengan tahapan tahun pertama
hingga tahun kelima, yang komposisinya adalah: (1) Dana Langsung—yang merupakan kinerja elektoral partai yang
didasarkan pada perolehan suara dalam setiap pemilu; dan (2) Dana Kinerja Partai yang dasarnya ditentukan oleh kinerja
kelembagaan partai dalam menerapkan SIPP dan dalam audit keuangan oleh BPK.
K E S I M P U L A N DA N R E KO M E N DA S I

11. Dalam peruntukan pendanaan negara kepada partai politik tersebut harus ada prioritas program untuk
pemberdayaan kader/politisi perempuan sekurang-kurangnya 15 % dari dana yang diperoleh oleh partai
politik.

12. Skema pencairan dana dibagi menjadi 3 untuk tingkat nasional—yaitu secara bertahap mengikuti skema
peruntukan setiap tahun. Dana langsung maksimal dicairkan bulan Maret setiap tahunnya, dan khusus untuk kegiatan
operasional diupayakan bisa dari awal tahun sebagaimana mekanisme di Kementerian/Lembaga. Sedangkan untuk dana
insentif, khususnya dari implementasi Sistem Integritas Partai Politik (SIPP) diberikan pada bulan Juni dan dana kinerja
partai dari audit BPK diberikan pada bulan Juli setiap tahunnya. Pencairan ini tidak boleh melampui batas waktu yang
direkomendasikan karena akan mengganggu tujuan pemberian bantuan anggaran kepada partai politik dari negara.

13. Penerapan Sistem Integritas Partai Politik yang tools nya telah disusun oleh LIPI dan KPK dapat digunakan oleh
pemerintah. Pemerintah perlu membentuk sebuah tim yang khusus melakukan evaluasi penggunaan pendanaan negara
kepada partai politik dengan menggunakan tools SIPP secara berkesinambungan.

14. Skema pencairan dana untuk tingkat provinsi dan kabupaten dibagi menjadi dua. Pertama bersifat sebagai
dana langsung yang diberikan maksimal bulan Maret setiap tahunnya dan khusus untuk kegiatan operasional diupayakan
bisa dari awal tahun, serta dana kinerja partai dari audit BPK diberikan maksimal bulan Juli pada setiap tahunnya.
K E S I M P U L A N DA N R E KO M E N DA S I

15. Pemerintah, melalui Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan serta Badan Pemeriksa
Keuangan perlu membuat Satuan Besaran Khusus yang digunakan sebagai dasar untuk kegiatan partai
politik dalam menyerap dana bantuan yang diberikan. Kementerian Keuangan perlu menetapkan harga satuan
(unit cost) sebagai dasar dalam penyusunan estimasi kebutuhan partai politik yang transparan, adil dan jujur.

16. Kementerian Keuangan perlu membangun sistem keuangan yang standar yang menjadi dasar dalam
pelaporan pendanaan negara yang harus dipenuhi oleh partai politik dalam melaporkan penggunanaan pendanaan
negara yang diberikan kepada partai politik. Mekanisme pelaporan sebaiknya dilakukan 6 triwulan, agar ada tertib
administrasi dan sesuai dengan tahapan kegiatan yang diberikan oleh partai politik.

17. Pendanaan negara kepada partai politik diaudit oleh BPK. Hasil audit ini harus diumumkan kepada publik
secara berkala.

18. Pemerintah melakukan review dan monitoring penggunaan pendanaan negara kepada partai politik
pada tahun 4 (keempat). Review dan monitoring dimaksudkan untuk menilai apakah pemberian pendanaan negara
kepada partai politik akan dilanjutkan atau dihentikan. Berlanjut atau tidaknya pendanaan negara kepada partai politik
ditentukan oleh sejauh mana skema pemberian dana tersebut dapat mendorong modernisasi kelembagaan partai politik
dan mengubah kinerja (performance based) partai politik dalam kehidupan demokrasi di Indoenesia.

Anda mungkin juga menyukai