Presentation Edit

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MAHAR POLITIK ATAU BIAYA OPERASIONAL

DEMOKRASI ?
(PRAKTIK KAPITALISASI, OLIGARKI, DAN KARTEL POLITIK INDONESIA)

Oleh : Dr. Ali Masykur Musa, S.H., M.Si., M.Hum.


Komisaris Utama

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero)

NAFC 2018
Trans Luxury Hotel, Bandung
19 Juli 2018
IDEALISME SISTEM PEMILU
DAN PARTAI POLITIK
sesuai dengan UUD 1945

❑ Pertama, sistem kepartaian dan sistem pemilu harus sejalan dengan


sistem pemerintah presidensial.
❑ Kedua, kualitas keterwakilan rakyat harus tercermin dalam proses
pemilihan dan keterwakilan.
❑ Ketiga, harus disesuaikan dengan budaya politik sebagai upaya
membangun konsolidasi demokrasi.
❑ Keempat, sistem pemilihan presiden harus disesuaikan dengan
konfigurasi bangsa yang nunjukkan adanya pluralisme.
❑ Kelima, apakah sistem kepartaian dan sistem pemilu di Indonesia di
bawah kendali (under control) aktivis kebangsaan atau pemilik
modal.
PRAGMATISME PRAKTIK POLITIK

OLIGARKI PARTAI PARTAI KARTEL


seluruh infrasruktur tipe partai ini dikarakterisasikan
sosial, politik, dan utamanya oleh dua hal
(1) adanya saling penetrasi antara
ekonomi Indonesia sebagai partai dan Negara;
“sebuah sistem relasi (2) adanya pola kolusi antar partai.
kekuasaan yang Karakter organisasi partai secara
memungkinkan adanya individual berfungsi seperti kartel
konsentrasi kekayaan, yang menggunakan sumber daya-
sumber daya yang ada dalam negara
kekuasaan dan penjagaan untuk membatasi munculnya
kolektif terhadapnya” kompetisi politik antar-partai dan
(Hadz&Robinson, 2014) menjamin kesuksesan elektoral
mereka.
Lembaga dan prosedur demokratis (seperti
Parpol dan Pemilu) mesti melayani
kepentingan penumpukan modal dan para
penggeraknya yani para Oligark sebagai para
aktor yang memimpin dan mengontrol
pemusatan massif sumber-sumber daya pokok
yang bisa ditebar guna mempertahankan atau
mempertinggi kekayaan pribadi atau posisi
OLGARKI PARTAI sosial eksklusif mereka

akibat
Pertama, Negara diinvasi dengan diatur
PARTAI KARTEL aturan-aturan yang dibuat partai itu
sendiri.
Kedua, Negara menjelma menjadi
struktur dukungan bagi partai yang ada
di dalamnya dan mengeluarkan partai
yang ada di luarnya.
Ketiga, batas antara partai dengan Negara
menjadi kabur.
PARTAI
OLIGARKI KARTEL
PARTAI = broker cartel
political
political

1. Trading in Influence and Power*


Trading in influence Each State Party shall consider adopting such legislative and other
measures as may be necessary to establish as criminal offences, when committed
intentionally:

- The promise, offering or giving to a public official or any other person, directly or indirectly, of
an undue advantage in order that the public official or the person abuse his or her real or
supposed influence with a view to obtaining from an administration or public authority of the
State Party an undue advantage for the original instigator of the act or for any other person;
- The solicitation or acceptance by a public official or any other person, directly or indirectly, of
an undue advantage for himself or herself or for another person in order that the public official
or the person abuse his or her real or supposed influence with a view obtaining from an
administration or public authority of the State Party an undue advantage.
Article 18 UNCAC
Memperdagangkan Pengaruh dan Kekuasaan*

Setiap Negara Pihak wajib mempertimbangkan untuk mengambil tindakan-


tindakan legislatif dan lainnya yang dianggap perlu untuk menetapkan
kejahatan pidana, apabila dilakukan dengan sengaja:

- Janji, penawaran atau pemberian kepada pejabat publik atau orang lain
siapa pun, secara langsung atau tidak langsung, dimana terdapat manfaat
yang tidak semestinya agar pejabat publik atau orang tersebut
menyalahgunakan pengaruhnya yang nyata atau yang dianggap ada
dengan maksud memperoleh dari pejabat publik suatu manfaat yang tidak
semestinya untuk kepentingan penghasut yang sebenarnya dari tindakan
tersebut atau untuk orang lain siapa pun;

- Permintaan atau penerimaan oleh pejabat publik atau orang lain siapa
pun, secara langsung atau tidak langsung, dimana terdapat manfaat yang
tidak semestinya untuk dirinya atau untuk orang lain agar pejabat public
atau orang tersebut menyalahgunakan pengaruhnya yang nyata atau
dianggap ada dengan maksud memperoleh dari pejabat publik, suatu
manfaat yang tidak semestinya.
2. Wajah Demokrasi Indonesia Bopeng

✓ Sistem manajerial top-down, dominasi pimpinan


parpol (one man show)
✓ Hubungan personal-emosional-financial
✓ Matinya ideologi dan kaderisasi
KESIMPULAN

➢ H-C4 (High Cost, Cash, Carry, & Current)


➢BERGESERNYA LEGITIMASI MORAL KE
LEGITIMASI MODAL
JAWABAN PERTANYAAN POINTERS

1. Berapa biaya yang dibutuhkan pasangan calon agar bisa


menang?
VARIATIF
2. Darimana sumber pendanaan kandidat, apakah ada transaksi
illegal dengan swasta?
PIHAK BERKEPENTINGAN
PASTI
3. Apa fasilitas yang diminta swasta pada saat memberikan
dukungan dana kepada kandidat?
FASILITAS BIDANG POLITIK DAN BISNIS
4. Bagaimana modus yang dilakukan kandidat apabila terpilih
untuk mengembalikan dana politik?
KKN - PERSEKONGKOLAN
Follow Twitter :
@AliMasykurMusa

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai