Anda di halaman 1dari 2

Iljamul awam (bagaimana caranya mengendalikan orang awam)

ini yang khas dari imam Gozali, ini saya ngambil dar iljamul awam an ilmil kalam
kata gozalisering serng kamu ngaca diri seing-sering kamu instropeksi diri kalo
ketemunya dirimu / kita awam itu awam lakukan 5 hal ini
awam iyu berarti “bukan wilayahku” bukan bidangku, itu berarti awam bukan
kemampuanku
kamu mungkin ahli di teknink tapi awam di kedokteran
kalo contohnya gozali ini sebenarnya ilmu kalam
jadi tidak harus semua orang ahli filsafat, nggak arus semua orang ngerti ilmu kalam,
nggak harus semua orang ngerti kedokteran, nggak harus semua orang ahli matematika.
Jadi dibandingkan gimana caranya jadi profesional kalo gozali malah ngajar gimana cara
menjadi orang awam
Itukan anti tesisnya barat, barat itu selama ini mendengung-dengungkan kamu harus
profesional tapi kalo gozali ayo jadi orang awam yang baik, ohh itu bukan sembarangan,
menjadi orang awam pun harus belajar
Kenapa hari ini banyak terjadi keos dimana-mana hari ini, karena orang awamnya nggak
sadar kalo dia awam, setiap orang komentar tentang politik, tentang kesehatan lah,
ekonomi lah, kamu ngomong aja semuanya, nggak ngerti batasmu itu malah bikin keos,
kalo gozali teorinya kebalikannya. Ayo sadar kapan kita jadi awam, ya meskipun kalo
kamu merasa dirimu “saya nggak awam (berarti hidupkan itu) tapi bagi yang awam itu
ada 5
1. Taqdis (menyucikan diri pasrahkan semua pada Allah)
Artinya percayakan pada ahlinya selebihnya kita pasrahkan pada Allah.
Cari contoh
Pasrahkan pada ahlinya, hari ini kan kita jokowi kita kmentari, prabowo kita
komentari, ngomong aja semua hal kita komentari ini yang bikin kacau bikin
rusak, jadi orang dianggap ngerti segalanya. Kita harus ngerti bates, hari ini kita
kan kadang kadang yang penting terkenal apa saja “iyowes” disuruh diskusi apa
aja “yowes” tidak seperti itu harus taqdis
2. Al iman wa tasdiq (percaya dan membenarkan)
Nggak usah cerewet kalo memenag bukan bidangnya, kalo urusan kesehatan,
maka kalo kamu berobat harus iman wattasdiq, kalo dokternya bilang gitu ya
gitu “sebentar dok saya nggak ngerti dalilnya ini kokbisa dokter” nggak usah
ngajak debat dokternya wong kamu bukan ahlinya kok
Urusan listrik kita harus begitu serahkan pada ahli listrik kita harus al iman wa
tasdiq
Mencari contoh lain
3. Al-i’tirof bil Ajzi (mengakui kelemahan diri)
Oh iya ya, aku tidak faham kalo bidang itu aku itu tidah ahli bidang dalam bidang
itu, itu namanya al-i’tirof bil ajzi. Mengakui kelemanhan, jangn sok, nggak ngerti
ya akui saja kalo nggak ngerti. Akuilah bahwa dibidang itu ndak ngerti kita
lemah
Kadang-kadang orang yang nggak ngerti saja bisa sombong “ahh aku kalau
belajar itu 2 minggu saya uasai langsung” ya berarti masih 2 munggu lagi kalo
sekarang nggak tau apa-apa masih. Nggak ngerti aja bisa sombong. Tidak.. harus
alpi’tirof bil Ajzi akuilah kelemahanmu
4. Al-sukut ‘anis soal (jangan cerewet) nggak ngerti cerewet, nyebeli lagi, kalo
nanya ngawur lagi tidak mengarah lagi
5. Al-imsak (menahan diri)/ ‘an tasarruf fi alfad (tidak menafsir/nakwil sendiri)
sudah ada ahlinya,
Nah kalima teori ini adalah teori anti profesionalitas kebalikannya masukannya
barat. Gimana caranya jadi awam.
Loh ini sangat penting loh
Kita setiap hari marah-marah pemimpin tidak ada yang becus belajar dulu
menjadi pemimpin segalamacam kita keluhkan.
Sebenarnya kita juga gitu sebagai rakyat belajar dulu menjdi rakyat yang baik
(contoh pajak:subsidi)
Orang kita juga bukan rakyat yang baik kok ngeritik pemimpin yang tidak baik,
sebenarnya sama saja antara yang mengeritik dengan yang dikeritik. mending
kalo ngeritik, lah kita malah mencaci maki bukan mengeritik lagi myenyebar
kebencian segala macam
Karna seringkali kita itu berfkir hanya satu titik/ satu sisi, sisi yang lain kita acuh
contoh oposisi
Ayo kita latihan menjadi awam

Anda mungkin juga menyukai