Anda di halaman 1dari 4

Rumus Jitu Aa Gym, Hadapi Persoalan Hidup

APRIL 8, 2015 BUKANBOCAHBIASA 65 COMMENTS


Kalau saya sebut Aa Gym, apa yang terbersit kali pertama di benak Anda? Yeeep,
pasti masalah poligami doi kan? Eits. Kita nggak pernah tahu apa yang sebenarnya
terjadi di dalam rumah tangga seseorang. Istilahnya nih, You never really know a
man until you understand things from his point of view daaan, kita kan enggak
pernah in his shoes kan?

Aa Gym in ACTION!
Jadi, skip lah yaaa, soal poligami Itu hak beliau pribadi dan sama sekali saya

nggak ada urusan dengan itu Yang jelas, saya mau cerita petikan tausiyah

beliau, tatkala bertandang ke Surabaya 28 Maret lalu.


***
Seolah hujan penuh berkah yang mengguyur padang pasir nan kering kerontang.
Laksana air segar, yang membasahi kerongkongan setelah sekian jam berpuasa.
Gitu deh, rasanya manakala denger tausiyah Aa Gym. Asli, segeeerrr banget.
Barangkali, ceramah doi jadi lebih asyik, lantaran gayanya yang khas, santai,
bersahabat dan sama sekali tak menggurui. Saya kemas dalam bentuk (seolah)
tanya jawab ya. Cekidot :))
Bagaimana cara efektif agar kita bisa menghadapi persoalan hidup?
Sebelumnya, harus kita pahami terlebih dulu. Jangan menganggap persoalan
sebagai sesuatu yang merendahkan diri kita. Coba, saya tanya, Rasulullah itu
hidupnya banyak ujian? Banyak masalah? Sering dihina, dicaci dan dimusuhi
banyak orang? Nah, bagaimana sosok Rasul? Beliau manusia yang mulia kan?
Persoalan adalah sesuatu yang mengangkat derajat seseorang. Justru jangan
bangga ketika tidak ada persoalan dalam hidup kita. Pada intinya ujian itu bisa
berupa kelapangan/kemudahan dan kesempitan/kesusahan. Ujian kelapangan itu
yang lebih bahaya. Karena ketika berada dalam kondisi lapang, kita cenderung
sedikit mengingat Allah.
Salah satu ulama pernah berkata, Tidak bisa seseorang meraih saripati ilmu
tauhid, bila belum mengamalkan ilmu kelapa. Apa itu? Kita lihat, kelapa itu
dijatuhkan dari pohon, dijambak sampai gundul, digetok pakai golok, dicungkil
sampai copot, disisir, lalu diparut, dan diperas! Percayalah, dengan mengalami
persoalan hidup, kita justru bisa mendapatkan banyak kebaikan. Saya pernah
berada di masa-masa hidup penuh pujian. Kemudian, kondisi berbalik. Saya dicaci di
infotainment dan sebagainya. Tapi dari situ, Alhamdulillah, ketika menghadapi ujian
yang berat, anak-anak saya malah jadi hafidz. Pesantren jadi ramai. Persoalan hidup
itu tidak bahaya, karena semua sudah diukur oleh Allah. Yang bahaya adalah,
manakala kita salah dalam menyikapi persoalan hidup.

Boleh dibagi kepada keluarga sejuk NH, rumus yang Anda praktikkan
dalam menghadapi persoalan hidup?
Rumus pertama, kita harus siap menghadapi yang cocok dan yang tidak cocok
dengan keinginan. Mustahil semua keinginan kita terwujud, atau hidup kita
semuanya cocok terus dengan apa yang kita mau. Misalnya, setiap orang tentu
ingin selalu sehat. Padahal, ada masanya kita harus menghadapi sakit. Sakit dan
sehat itu hanya episode kehidupan. Berapa banyak orang menjadi mulia karena
sakit, dan berapa banyak orang yang hina ketika ia sehat. Setiap takdir ada
jalannya. Jangan pernah berprasangka buruk. Tugas kita hanyalah: (1). Meluruskan
niat lillahit taala; (2). Sempurnakan ikhtiar di jalan Allah; (3). Pasrahkan dengan
tawakkal. Orang yang sakit hati pasti tidak tawakkal, karena merasa keinginannya
paling benar.
Rumus kedua, kalau sesuatu sudah terjadi, maka kita harus ridho. Orang stres itu
bukan karena kenyataan, tapi karena tidak terima kenyataan. Terimalah takdir yang
ada, sambil kita terus berikhtiar untuk takdir yang lebih berkah. Orang depresi
karena tidak terima takdir. Sulit itu kan persepsi kita. Pujian dan cacian itu sama
saja, bergantung pada bagaimana cara kita menyikapinya.

Rumus ketiga, Jangan mempersulit diri. Mudahkan, jangan dibuat ribet. Karena,
rasa sakit itu sebanding dengan tingkat ketergantungan kita pada makhluk.
Manakala kita begitu bergantung pada uang, misalnya, lalu uang itu hilang, maka
rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Sebenarnya, orang yang paling sengsara itu
mereka yang menginginkan sesuatu yang tidak ada takdirnya. Ridho, ridho, kita
harus ridho. Misalkan ban kita pecah. Jangan sedih. Setelah ucapkan innalillahi, kita
pahami bahwa artinya ada rezeki tukang ban di dompet kita. Aduh, tapi ngedorong
motornya masih jauh! Ya, pahami, bahwa memang kita kudu olahraga. Enak kan,
hidup kalau ridho seperti itu.
Dihina orang tak akan rugi. Nabi Muhammad saja, yang begitu mulia juga kerap
dihina. Justru, kalau ada orang nggak suka sama kita, ini kesempatan baik supaya
kita instropeksi. Apa iya kita melakukan keburukan sebagaimana yang ia katakan?
Lalu, anggap saja, orang yang sebel sama kita itu, sebenarnya sayang dengan diri
kita, wong dia selalu ingat kita siang dan malam. Iya kan?
Yang bahaya, kalau kita yang sebel sama tetangga. Giliran tetangga naik gaji, eh,
kita naik tensi. Rugi.
Rumus keempat, evaluasi diri. Coba kita baca Surat An-Nisa ayat 79. Karunia
apapun yang kamu peroleh PASTI dari Allah. Sementara keburukan apapun MUTLAK
dari diri kamu sendiri. Orang bisa tobat kalau dia merasa sebagai sumber musibah.
Sementara orang nggak bisa tobat kalau dia merasa sebagai korban.
Ingat sabda Rasul, Laa taghdhob, walakal Jannah. Jangan marah, bagimu surga.
Para pemarah susah ke surga, karena pahalanya habis. Janganlah kita banyak mikir
dan komentar yang tidak perlu. Ayo terus evaluasi diri.
Rumus kelima, cukuplah Allah sebagai penolong kita. Manakala kita bersandar
pada sesuatu, tentu ada rasa takut kehilangan sesuatu. Misal, kita bersandar
pada jabatan. Dengar kata mutasi, eh kita malah dengarnya mutilasi. Ya itu tadi,
makin bersandar pada makhluk, makin capek. Makin ingin dipuji dan dicintai,
rasanya makin sakit hati.
Terus camkan dalam diri, bahwa bergaul dengan manusia bukan berarti kita
mengharapkan sesuatu dari manusia lain. Jangan berharap disayangi atau diberi,
tapi berharaplah untuk makin menyayangi dan memberi. Kita akan merasa lebih
tenang, ketika tidak banyak berharap. Ingatlah, bahwa kita tidak dirancang untuk
menyelesaikan persoalan. Dengan adanya persoalan, kita dekati Allah, dengan jalan
tobat dan taat kepada-Nya. Maka, kita akan menjadi tenang, ada jalan keluar dan
persoalan hidup kita beres, atas izin Allah.(*)

Anda mungkin juga menyukai