Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN FONDASI TANGKI CRUDE PALM OIL (CPO) DI

RASAU JAYA 2

Edo Herwanda1, Abubakar Alwi 2, Vivi Bachtiar 2


1.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
2.
Dosen Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura Pontianak
Email : edoherwanda81@gmail.com

ABSTRAK

Dalam industri kelapa sawit produk yang dihasilkan akan di simpan didalam tank farm. Tank fram merupakan
tangki timbun berbentuk lingkaran sebagai penampung bahan baku dasar tempat pengolahan minyak. Maka
perencanaan fondasi tangki minyak CPO dikatakan benar apabila beban yang diteruskan ke tanah tidak
melampaui kekuatan fondasi pada tanah yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini untuk merencanakan fondasi
tangki minyak CPO di Rasau Jaya 2, dengan membandikan nilai daya dukung yang diproleh dari berbagai metode
analisa antara lain : loading test, analisa teoritis dari hasil CPT dan analisa metode elemen hingga menggunakan
program plaxis profesional 8.2. Maka dari hasil analisa yang dilakukan diharapkan peneliti dapat merencanakan
fondasi tangki crude palm oil (CPO). Berdasarkan hasil analisa daya dukung tiang tunggal dari percobaan
loading test, sondir dan analisa menggunakan program plaxis 8.2 diambil daya dukung untuk tiang terkecil yaitu
21 ton. Total beban pada tangki yaitu 3.327,832 ton. Maka didapatkan jumlah tiang yang di butuhkan 159 tiang
pancang dengan kedalaman 23 meter untuk tangki CPO berdiameter 18 meter dan tinggi 10 meter. Penurunan
kelompok tiang pada fondasi tangki dengan metode analitis sebesar 10,996 cm. Sedangkan penurunan tiang
kelompok menggunakan program plaxis 8.2 sebesar 32 cm. Dan perencanaan slab beton K-350 dengan
penulangan menggunakan rangkap D19-125.

Kata kunci : daya dukung, fondasi lingkaran, group pile, loading test, penurunan

ABSTRACT

In the palm oil industry, the products produced will be stored in the tank farm. The farm tank is a circular storage
tank as a container for basic raw materials for oil processing. The CPO oil tank foundation planning is said to be
correct if the load transmitted to the ground does not exceed the strength of the foundation on the land concerned.
This study aim to planning the foundation of the CPO oil tank in Rasau Jaya 2, by comparing the carrying capacity
values obtained from various analysis methods including loading test, theoretical analysis of the CPT results,
element method analysis and using the professional plaxis program 8.2. The results of the analysis that has been
done, the researcher is expected to plan the foundation of the crude palm oil (CPO) tank. Based on the results
of the single pile bearing capacity analysis from the loading test, sondir, and analysis using the Plaxis
8.2 program, the carrying capacity for the smallest pile is 21 tons. The total load on the tank is 3,327,832
tons. It gains the required number of piles 159 piles with a depth of 23 meters for a CPO tank with a
diameter of 18 meters and a height of 10 meters. The reduction of the pile group on the tank foundation
using the analytical method is 10,996 cm. While the lowering of the group poles using the plaxis 8.2
program was 32 cm. And the K-350 concrete slab design with reinforcement uses D19-125 duplicates.

Keywords: circle foundation, group pile, loading test, bearing capacity, reduction
I. PENDAHULUAN metode elemen hingga menggunakan
program Plaxis Proffesional 8.2.
Latar Belakang
2. Mendapatkan jumlah tiang pancang yang
Dalam industri kelapa sawit, produk yang
dibutuhkan dalam perencanaan tangki CPO
dihasilkan akan disimpan di dalam Tankfarm.
dengan kapasitas 2500 MT, dan dapat
Mengingat bahwa tangki merupakan salah satu
menentukan jarak antar tiang.
sarana pokok di bidang pengolahan CPO,
3. Dapat merencanakan tapak fondasi dan dapat
maka dalam pembangunannya tentu saja
mengetahui kontrol dari penurunan pada
memerlukan perencanaan yang diharapkan
tapak fondasi.
memiliki masa umur yang panjang dan terhindar
dari kegagalan struktur. Permasalahan konstruksi Pembatasan Masalah
bangunan di Kota Pontianak adalah 1. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini
permasalahan pada fondasinya. Hal tersebut berupa data primer dan data sekunder. Data
terjadi karena tanah di Kota Pontianak tidak primer berupa uji sondir, dan data sekunder
terkecuali di Kecamatan Rasau Jaya 2 yang berupa uji loading test.
memiliki nilai daya dukung yang rendah karena 2. Tiang uji yang digunakan pada loading test
terdiri atas tanah lempung lunak, sehingga tidak adalah fondasi tiang pancang (mini pile)
memungkinkan menggunakan fondasi dangkal. 25x25 cm, dengan 23 meter terpancang.
Untuk itu harus menggunakan konstruksi tingkat Dianalisa menggunakan metode Elastic
tinggi yaitu fondasi dalam, sehingga menjadi Plastic, metode Mazurkiewich dan metode
fokus penulis untuk merencanakan dan Chin.
menganalisa fondasi tiang pancang kelompok 3. Analisa daya dukung tiang tunggal
yang akan menjadi fondasi untuk tangki CPO menggunakan program PLAXIS versi 8.2.
berkapasitas 2500 MT di Rasau Jaya 2. 4. Analisa daya dukung tiang tunggal dari hasil
sondir menggunakan metode Meyerhof dan
Rumusan Masalah
metode Schmertmann-Nottingham.
Adapun rumusan masalah penelitian ini :
5. Perencanaan tiang pancang fondasi tangki
1. Bagaimana hasil perbandingan nilai daya
CPO menggunakan mini pile 25x25 cm,
dukung dari berbagai metode yang digunakan
dengan kedalaman 23 meter.
?
6. Analisa penurunan tiang kelompok
2. Berapa tiang pancang yang dibutuhkan
menggunakan metode analitis dan analisa
dalam perencanaan tangki CPO dengan
numerik menggunakan PLAXIS versi 8.2.
kapasitas 2500 MT dan bagaimana
7. Jenis tangki yang direncanakan adalah tangki
menentukan jarak antar tiang ?
tutup konis tetap (fixed cone roof tank).
3. Bagaimana perencanaan pada tapak
fondasi dan kontrol penurunan pada tapak
II. METODOLOGI PENELITIAN
fondasi tersebut ?
Metodologi Penelitian
Tujuan Penelitian
Penelitian ini mencoba merancang fondasi
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
tangki Crude Palm Oil (CPO) di Kecamatan
sebagai berikut :
Rasau Jaya 2, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
1. Mencari nilai daya dukung tiang pancang
Kalimantan Barat.
tunggal dari hasil perbandingan nilai loading
test, analisa teoritis dari hasil CPT dan analisa Lokasi Penelitian
metode elemen hinngga menggunakan Penelitian ini di lakukan pada proyek
program Program Plaxis Proffesional 8.2. pembangunan tangki minyak sawit mentah milik
2. Mengetahui tiang pancang yang dibutuhkan PT Asia Palem Lestari yang berlokasi di
dalam perencanaan tangki CPO dengan Kecamatan Rasau Jaya 2, Kabupaten Kubu Raya,
kapasitas 2500 MT dan mengetahui jarak Provinsi Kalimantan Barat.
antar tiang.
3. Merencanakan tapak fondasi dan dapat
mengontrol penurunan pada tapak fondasi.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui nilai daya dukung tiang pancang
tunggal dari hasil perbandingan nilai loading
test, analisa teoritis dari hasil CPT dan analisa Gambar 1. Lokasi Penelitian
Gambar 2. Perencanaan Tangki CPO
Pembebanan
Beban-beban yang bekerja pada suatu Gambar 4. Kurva Interpretasi Metode
struktur tangki CPO adalah : Mazurkiewich
1. Beban Mati
Beban mati yang di perhitungkan pada
penelitian ini terdiri dari :
• Berat bottom plate
• Berat shell plate
• Berat roof plate
• Berat pelat beton
• Berat balok slof
• Berat sum plat
• Berat pasir Gambar 5. Kurva Interpretasi Metode Chin
• Berat aspal • Gambar struktur tangki Crude Palm Oil
2. Beban Hidup (CPO) pada PT Asia Palem Lestari yang
Pada penelitian ini, minyak kelapa sawit berlokasi di Kecamatan Rasau Jaya 2,
(palm oil) yang ada di dalam tangki CPO Kabupaten Kubu Raya.
dianggap beban hidup yaitu sebesar 2500 ton.
3. Beban Angin 2. Data Primer
• Uji Sondir (Cone Penetrometer Test)
Metode Pengumpulan Data Peralatan yang digunakan adalah :
1. Data Sekunder yang Digunakan - Mesin Sondir 2 ton
Pengumpulan data sekunder didapat dari - Manometer sondir dengan ketelitian
laboratorium mekanika tanah Fakultas Teknik 60 Kg
Universitas Tanjungpura berupa : - Seperangkat pipa sondir lengkap
• Data Loading Test dengan batang dalam dengan panjang
Hasil dari uji pembebanan aksial pada masing-masing 1 meter.
tiang pancang 25x25 cm dan kedalaman 23 - Bikonus.
meter terpancang yang berupa kurva - Besi kanal dan sekrul pengunci.
interpretasi daya dukung menggunakan - 4 buang angker
metode Elastic Plastic, Mazurkiewich dan - Oil SAE 20
Metode Chin. - Kunci pipa, kunci inggris, dan kunci-
kunci lainnya
Prosedur percobaan sondir :
- Bikonus dipasang pada ujung stang
pertama, kemudian dipasang
rangkaian stang pada alat sondir.
- Ring penekan dipasang pada ujung
atas stang.
- Pengunci ring penekan ditutup,
kemudian tekan stang konus sampai
pada kedalaman 20 cm.
- Kunci ring dibuka kemudian stang
Gambar 3. Kurva Interpretasi Metode dalam ditekan perlahan konstan.
Elastic Plastic Bersamaan dengan itu dilaksanakan
pembacaan pertama (harga c). dan
pembacaan kedua (harga C + F) pada Tabel 1. Hasil interpretasi loading test
alat manometer. Tiang Kedalaman Qult
Metode
- Pada poin 3 dan 4 diatas dikerjakan (cm) (meter) (ton)
berulang-ulang sampai kedalaman 20 Elastic Plastic 21,000
meter. 25x25 23 Loading test Mazurkiewich 22,700
- Setelah mencapai kedalaman tersebut, Chin 21,000
dilanjutkan dengan pencabutan stang.
Mula-mula ring tekan diganti dengan • Perhitungan Daya Dukung CPT
ring tarik, kemudian hendle diputar Metode Meyerhorf
hingga stang tertarik ke atas sampai Daya dukung izin fondasi diperoleh dari daya
stang berikut tampak dan ditahan dukung ultimit fondasi tersebut dibagi dengan
dengan kunci untuk menghindari suatu factor keamanan yang besarnya 3 untuk
stang turun ke bawah. Buka stang dan fondasi dangkal atau minimum 2,5 untuk fondasi
teruskan pencabutan hingga selesai. dalam (SNI GEOTEKNIK 8460-2017).
- Luas Penampang tiang (A) = 625 cm2
Perencanaan Tiang Kelompok - Keliling tiang (K) = 100 cm
Dari total pembebanan tangki CPO - qc = 27,5 Kg/cm2
didapatkan jumlah tiang berdasarkan nilai Qult - TF = 580 Kg/cm
terkecil untuk satu tiang dari berbagai metode
yang digunakan. Setelah itu merencanakan tiang Perhitungan daya dukung Qult :
kelompok dan merencanakan plat lantai dari Qult = Qp + Qs
tangki CPO. = (𝑞𝑐 × 𝐴) + (𝑇𝐹 × 𝐾)
= (17.187,5) + (58.000)
Diagram Alir Penelitian
= 75.187,5 𝑘𝑔 ≈ 75,187 𝑡𝑜𝑛
Perhitungan daya dukung izin (Qall)
Qult
Qall = = 30.075 kg ≈ 30,075 ton
2,5
Metode Schmertmann & Nottingham
fs rata-rata = 0,202 kg/cm2, maka Kc dapat
ditentukan berdasarkan faktor koreksi gesekan
selimut tiang pada sondir mekanis
(Nottingham,1975), didapatkan Kc = 1 ; maka
Qs = Kc (ΣQs1 + ΣQs2)
= 1 (14938,446 + 29296,526)
= 44.234,973 Kg
q +q
Q p = c1 c2 . Ap
2
22,67 + 22,14
= × 625
2
= 14.938,446 𝑘𝑔
Perhitungan daya dukung (Qult) :
Qult = Q p + Q s
= 14.938,446 kg + 44.234,973 kg
= 44.234,973 kg ≈ 44,234 ton
Perhitungan daya dukung izin (Qall) :
Qult
Qall = = 17.693 kg ≈ 17,693 ton
2,5

III. ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN • Perhitungan Daya Dukung Menggunakan


Program Plaxis Proffesional 8.2
Daya Dukung Tiang Tunggal Data-data yang digunakan sebagai berikut:
• Daya Dukung Loading Test - Parameter Tanah
Hasil dari uji pembebanan aksial pada tiang Parameter tanah didapat dari hasil korelasi
pancang 25x25 cm dan kedalaman 23 meter CPT terhadap jenis tanah hubungan antara
terpancang yang berupa kurva interpretasi daya Tekanan Konus ( qc ), Friction Ratio ( FR ).
dukung menggunakan metode Elastic Plastic,
Mazurkiewich dan Metode Chin.
Tabel 2. Parameter tanah berdasarkan korelasi
sondir
Kedalaman γ unsat γ sat c k v Ø E
NO Jenis Tanah
(meter) (kN/m3) (kN/m3) (kPa) (°) (Mpa)
1 0,0 - 0,8 Gravelly Sand 17,0 19,0 0,0 5x10-4 0,4 32,5 75,0
2 1,0 - 1,4 Silty sand 18,0 20,0 0,0 5x10-6 0,3 30,0 50,0
3 1,6 - 6,4 Clay 15,0 17,0 40,0 5x10-8 0,2 22,5 15,0
4 6,6 - 10,0 Silty sand 19,0 20,0 0,0 5x10-6 0,3 27,0 25,0
5 10,2 - 11,4 Sandy Clay 18,0 20,0 10,0 5x10-8 0,3 27,0 21,0
6 11,6 - 12,4 Clay 15,0 17,0 40,0 5x10-8 0,2 20,5 20,0
7 12,4 - 20,0 Silty Sand 19,0 21,0 0,0 4x10-5 0,4 32,5 35,0

- Tiang Pancang Gambar 6. Pergeseran total pada tiang


Material tiang pancang yang digunakan pada pancang tunggal
dinding penahan tanah ini terbuat dari beton
bertulang, yang memiliki ukuran 25 x 25 cm
Sehingga dari nilai panjang sisi ini didapatkan
nilai luasan sebagai berikut : 36 ton
Panjang sisi (S) = 25 cm
Luas penampang (A) = 625 cm2 = 0,0625 m2
Dari nilai panjang sisi ini kemudian dicari
nilai momen inersia ( I ) dengan menggunakan
persamaan:
Momen inersia tiang pancang = 1/12 × b × h3
= 0,000325 m4 Gambar 7. Gravik daya dukung vs
Material tiang pancang ini dibuat dari penurunan
campuran beton yang memiliki nilai kuat tekan Pada analisa pergeseran terhadap tiang
(fc’) 25 MPa. Dari nilai ini didapatkan nilai pancang, didapatkan angka pergeseran sebesar
modulus elastisitas (Ec) beton yang didapat dari 32,17 * 10-3 m, atau sebesar 3,217 cm.. Untuk
persamaan berikut: analisa nilai daya dukung tiang pancang adalah
Modulus Elastisitas tiang = 4.700 × √fc’ 36 ton.
= 23.500 MPa
= 23.500.000 kN/m2 • Hasil Analisa Daya Dukung Tiang Tunggal
Setelah didapatkan nilai Ec beton, maka Untuk hasil analisa daya dukung tiang
dicari nilai kekakuan normal (EA) pada material tunggal dari loading test, sondir dan program
tiang pancang. Untuk nilai ini dapat dicari Plaxis Proffesional 8.2 dengan berbagai metode
dengan menggunakan persamaan dibawah: adalah sebagai berikut :
Kekakuan normal tiang = Ec × A Tabel 3. Hasil analisa daya dukung tiang tunggal
= 1.468.750 kN
Tiang Kedalaman Qull
Kemudian dicari nilai EI yang merupakan (cm) (meter)
Metode
(ton)
nilai kekakuan lentur (EI) dari material tiang Elastic Plastic 21,000
pancang. Untuk nilai EI dicari dengan Loading test Mazurkiewich 22,700
23
Chin 21,000
menggunakan persamaan dibawah : 25x25
Plaxis Proffesional 8.2 36,000
Kekakuan lentur tiang pancang = Ec × I Meyerhof 30,075
20 Sondir
= 7637,5 kN.m2 Schmertmann – Nottingham 17,639
Untuk nilai berat jenis dari beton bertulang
Dalam perencanaan sebuah tangki CPO ini,
yang umum digunakan adalah 2400 kg/m3, yang
penulis mengambil Qull terkecil dengan
dikonversikan ke dalam satuan kN/m3 menjadi
kedalaman 23 meter, yaitu pada 21 ton.
24 kN/m3 Nilai ini digunakan ntuk mencari nilai
berat dari material (w) yang digunakan, dengan Perhitungan Pembebanan
menggunakan persamaan: Pembebanan stuktur dalam penelitian ini
Berat material tiang = A × γ beton bertulang meliputi beban mati, beban hidup dan beban angin.
= 0,0625 m2 × 24 kN/m3 • Beban Mati
= 1,5 kN/m - Berat bottom plate
𝑊𝑑 = (𝐴 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒) × 𝑡𝑝 × 𝜌 = 22,366 ton
- Berat shell plate
𝑊𝑑 = (𝐴 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒) × 𝑡𝑝 × 𝜌 = 8,442 ton
- Berat roof plate
𝑊𝑑 = (𝐴 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒) × 𝑡𝑝 × 𝜌 = 38,155 ton
- Berat pelat beton
𝑊𝑑 = 𝐴 × 𝜋 × 𝑑 × ℎ × 𝜌 = 382,583 ton
- Berat balok slof Daya Dukung Tiang Kelompok
𝑊𝑑 = 𝐴 × 𝜋 × (𝑑𝑙 2 − 𝑑𝑑 2 ) × ℎ × 𝜌 = 74,684 ton Perhitungan daya dukung kelompok tiang
- Berat sum pelat adalah :
𝑊𝑑 = 𝐴 × 𝜋 × (𝑑𝑙 2 − 𝑑𝑑 2 ) × ℎ × 𝜌 = 0,666 ton 𝑄𝑢𝑙𝑙 = 𝑛 × 𝑃𝑢 × 𝐸𝑔
- Berat pasir = 159 × 21 𝑡𝑜𝑛 × 1
𝑊𝑑 = 𝐴 × 𝜋 × (𝑑𝑙 2 − 𝑑𝑑 2 ) × ℎ × 𝜌 = 288,8 ton = 3.339 𝑡𝑜𝑛
- Berat aspal
𝑊𝑑 = 𝜋 × (𝑑𝑙 − 𝑑𝑑) × ℎ × 𝜌 = 6,191 ton Analisa Penurunan
18 m

• Beban Hidup
q

Beban hidup pada penelitian ini yang mana


perencanaan fondasi tangki CPO, minyak kelapa
sawit (palm oil) dianggap beban hidup yaitu 2.500
ton.

L

• Beban Angin

23 m
Koefisien angin untuk dinding vertical :
- Dipihak angin = + 0,9
- Dibelakang angin = - 0,4


Tekanan angin tiup diambil = 25 kg/m2 (PPI
Untuk Gedung 1983)
Angin Tekan Gambar 8. Distribusi Beban Tangki CPO
= +0,9 × 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢 × 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛
= 4.104,63 𝑘𝑔 ≈ 4,104 𝑡𝑜𝑛 ton - Luasan Tangki (A)
Angin Hisap 𝐴 = 1⁄4 × 𝜋 × 𝐷2
= +0,9 × 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢 × 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝐴 = 1⁄4 × 3,14 × 182
= −1.824,28 𝑘𝑔 ≈ −1,824 𝑡𝑜𝑛 ton 𝐴 = 254,34 𝑚2
Total Beban Tangki - Total Beban (𝑞)
𝑃
Total beban tangki yang didapat dari perhitungan 𝑞=
beban adalah : 𝐴
𝑘𝑔
𝑞 = 13,0841 = 13084,1 ⁄𝑚2
Tabel 4. Total Beban
Beban Hidup Palm Oil 2500 ton
Analisa Geoteknik Tanah Dasar
Berat bottom plate 22,367 ton
• Berat Jenis (Gs)
Berat shell plate 8,423 ton
Berat roof plate 38,151 ton Tabel 5. Berat Jenis Tanah
Berat pelat beton 382,583 ton Jenis Tanah Berat jenis (Gs)
Beban Mati
Berat balok slof 74,684 ton Kerikil 2,65 – 2,68
Berat sum plat 0,666 ton Pasir 2,65 – 2,68
Berat pasir 288,838 ton Lanau tak organik 2,62 – 2,68
Berat aspal 6,192 ton Lempung Organik 2,58 – 2,65
Angin Tekan 4,105 ton Lempung tak
Beban Angin 2,68 – 2,75
Angin Hisap -1,824 ton organik
Total Beban 3324,184 ton Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
Perencanaan Tiang Kelompok
Dalam perencanaan tiang kelompok kita Berdasarkan (Tabel 5) nilai berat jenis (Gs)
terlebih dahulu mengetahui tiang pancang yang yang belum diketahui dari beberapa lapisan tanah
dibutuhkan yaitu : adalah sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 - Lapisan 1 dengan kedalaman 0,0 – 0,8 meter
= dari tabel diambil nilai = 2,65
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑢𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 - Lapisan 2 = 2,63
3.327,832
= - Lapisan 3 = 2,62
21 - Lapisan 4 = 2,67
= 158,468 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 ≈ 159 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔
- Lapisan 5 = 2,63
Efisiensi Tiang Kelompok - Lapisan 6 = 2,62
Karena jarak antar tiang yang direncanakan - Lapisan 7 = 2,67
melibihi 1 meter, maka tidak ada efisiensi pada
kelompok tiang. Efisiensi tiang kelompok
dianggap Eg = 1.
• Indeks Properties Tanah • Perhitungan Tekanan Overburden Efektif
Analisis index properties tanah dilakukan (Po’)
pada tiap lapisan tanah berdasarkan parameter- Tekanan overburden efektif dapat
parameter tanah yang sudah ada. dihitung dengan menggunakan persamaan
- Lapisan ke-1 (0,0 m – 0,8 m ) sebagai berikut :
GS = 2,65 - Lapisan ke-1 (0,0 m – 0,8 m )
w = 10 kN/m3 Po’= (sat - w) . ½H
dry = 17 kN/m3 = (19 - 10) . ½. 0,8
Gs × w 2,65×10 = 3,6 kN/m2
e0 = −1= − 1 = 0,558
dry 17 - Lapisan ke-2 (0,8 m – 1,4 m )
- Lapisan ke-2 (0,8 m – 1,4 m) Po’ = (sat - w) . ½H + (sat - w) . H (1)
GS = 2,63 = 6,6 kN/m2
w = 10 kN/m3 - Lapisan ke-3 (1,4 m – 6,4 m )
dry = 18 kN/m3 Po’ = (sat - w) . ½H + (sat - w) . H (1)
e0 = 0,461 +(sat - w) . H (2)
- Lapisan ke-3 (1,4 m – 6,4 m ) = 24,1 kN/m2
GS = 2,62 - Lapisan ke-4 (6,4 m – 10 m )
w = 10 kN/m3 Po’ = (sat - w) . ½H + (sat - w) . H (1) +
dry = 15 kN/m3 (sat - w) . H (2) +(sat - w) . H (3)
e0 = 0,746 = 42,1 kN/m2
- Lapisan ke-4 ( 6,4 m – 10 m ) - Lapisan ke-5 (10 m – 11,4 m )
GS = 2,67 Po’ = (sat - w) . ½H + (sat - w) . H (1) +
w = 10 kN/m3 (sat - w) . H (2) + (sat - w) . H (3)
dry = 19 kN/m3 + (sat - w) . H (4)
e0 = 0,405 = 49,1 kN/m2
- Lapisan ke-5 ( 10 m – 11,4 m ) - Lapisan ke-6 (11,4 m – 12,4 m )
GS = 2,63 Po’ = (sat - w) . ½H + (sat - w) . H
w = 10 kN/m3 (1) + (sat - w) . H (2) + (sat -
dry = 18 kN/m3 w) . H (3) + (sat - w) . H (4) +
e0 = 0,461
(sat - w) . H (5)
- Lapisan ke-6 (11,4 m – 12,4 m )
= 52,6 kN/m2
GS = 2,665
- Lapisan ke-7 (12,4 m – 20 m )
w = 10 kN/m3
Po’ = (sat - w) . ½H + (sat - w) . H
dry = 15 kN/m3
(1) + (sat - w) . H (2) + (sat -
e0 = 0,746
w) . H (3) + (sat - w) . H (4) +
- Lapisan ke-7 (12,4 m – 20 m )
GS = 2,665 (sat - w) . H (5) + (sat - w) . H
= 94,4 kN/m2 = 9,44 ton/m2
w = 10 kN/m3
dry = 19 kN/m3 • Perhitungan Tegangan Akibat Beban (∆p)
e0 = 0,405 - Menghitung qo (beban ekivalen)
qo = qo beban hidup + qo beban
• Indeks Pemampatan (Cc)
mati + qo beban angin
Berdasarkan nilai Cc disetiap lapisan dapat
= 13,08418652 ton/m2
diketahui berdasarkan persamaan sebagai
- Menghitung I (faktor pengaruh)
berikut. Untuk nilai Cc didapat sebagai berikut :
Diketahui :
- Lapisan 1 (0,0 m – 0,8 m ) menggunakan
L = 18 m
persamaan Cc = 0,30 . (e0-0,27) didapat nilai
B = 18 m
Cc = 0,086
z = 3,75 m (Lapisan 7)
- Lapisan 2 = 0,057
L/z = 0,9
- Lapisan 3 = 0,143
B/z = 0,9
- Lapisan 4 = 0,040
Berdasarkan nilai L/z dan B/z didapat
- Lapisan 5 = 0,057
nilai faktor pengaruh sebesar I = 0,9431
- Lapisan 6 = 0,143
- Menghitung tegangan akibat beban (∆p)
- Lapisan 7 = 0,040 𝑞
∆𝑝 =
(𝐵𝑔 + 𝑧) × (𝐿𝑔 + 𝑧)
∆𝑝 = 8,718 𝑡𝑜𝑛/𝑚2
• Menghitung Penurunan Konsolidasi Kekakuan normal tiang = Ec × A
Primer (Sc) = 1.468.750 kN
- Lapisan ke-7 (12,5 m – 20 m) Kemudian dicari nilai EI yang merupakan
Cc p' + ∆p nilai kekakuan lentur (EI) dari material tiang
Sc = H log o ' pancang. Untuk nilai EI dicari dengan
1+eo po
menggunakan persamaan dibawah :
0,040 9,44 + 8,718
Sc = . 7,5 log Kekakuan lentur tiang pancang = Ec × I
1+0,405 9,44 = 7637,5 kN.m2
Sc = 0,06066 m Untuk nilai berat jenis dari beton bertulang
Sc = 6,066 cm yang umum digunakan adalah 2400 kg/m3, yang
• Menghitung Penurunan Segera (Si) dikonversikan ke dalam satuan kN/m3 menjadi
Perhitungan penurunan segera 24 kN/m3 Nilai ini digunakan ntuk mencari nilai
menggunakan metode empiris berat dari material (w) yang digunakan, dengan
𝐷 𝑄×𝐿 menggunakan persamaan:
𝑆𝑖 = × Berat material tiang = A × γ beton bertulang
100 𝐴𝑝 × 𝐸𝑝
18 3327,832 × 23 = 0,0625 m2 × 24 kN/m3
𝑆𝑖 = × = 1,5 kN/m
100 254,34 × 𝐸𝑝
𝑆𝑖 = 4,93 𝑐𝑚 • Pelat Lantai Tangki
Material pelat lantai yang digunakan pada
• Hasil Analisan Penurunan Total lantai tangki CPO ini berbentuk lingkaran yang
S = Sc + Si terbuat dari beton bertulang, yang memiliki
=6,066 cm + 4,93 cm ukuran diameter 18 meter dan tinggi 60 cm.
=10,996 cm Sehingga dari nilai panjang sisi ini didapatkan
• Pnurunan Izin nilai luasan sebagai berikut :
Penurunan Izin S < 15 cm + b/600 Luas penampang (A)= 1⁄4×π×d^2 = 254,54 m2
(SNI GEOTEKNIK 846-2017) Dari nilai panjang sisi ini kemudian dicari
nilai momen inersia ( I ) dengan menggunakan
Maka,
persamaan:
S < 15 cm + b/600 Momen inersia pelat = (π×d^4)/64
10,996 cm < 15 cm + 18/600 = 5.150,384 m4
10,996 cm < 18 cm . . . . . .. . AMAN Material tiang pancang ini dibuat dari
Analisa Penurunan dengan Program Plaxis 8.2 campuran beton yang memiliki nilai kuat tekan
(fc’) 28 MPa. Dari nilai ini didapatkan nilai
• Tiang Pancang
modulus elastisitas (Ec) beton yang didapat dari
Material tiang pancang yang digunakan
persamaan berikut:
pada dinding penahan tanah ini terbuat dari
Modulus Elastisitas pelat = 4.700 × √fc’
beton bertulang, yang memiliki ukuran 25 x 25
= 24.870 MPa
cm Sehingga dari nilai panjang sisi ini
= 24.870.000 kN/m2
didapatkan nilai luasan sebagai berikut :
Setelah didapatkan nilai Ec beton, maka
Panjang sisi (S) = 25 cm
dicari nilai kekuan normal (EA) pada material
Luas penampang (A) = 625 cm2 = 0,0625 m2
pelat lantai. Untuk nilai ini dapat dicari dengan
Dari nilai panjang sisi ini kemudian dicari
menggunakan persamaan dibawah:
nilai momen inersia ( I ) dengan menggunakan
Kekakuan normal pelat = Ec × A
persamaan:
= 6.325.451.651 kN
Momen inersia tiang pancang = 1/12 × b × h3
Kemudian dicari nilai EI yang merupakan
= 0,000325 m4
nilai kekakuan lentur (EI) dari material pelat
Material tiang pancang ini dibuat dari
lantai. Untuk nilai EI dicari dengan
campuran beton yang memiliki nilai kuat tekan
menggunakan persamaan dibawah :
(fc’) 25 MPa. Dari nilai ini didapatkan nilai
Kekakuan lentur = Ec × I
modulus elastisitas (Ec) beton yang didapat dari
= 1,2809x1011 kN.m2
persamaan berikut:
Untuk nilai berat jenis dari beton bertulang
Modulus Elastisitas tiang = 4.700 × √fc’
yang umum digunakan adalah 2400 kg/m3, yang
= 23.500 MPa
dikonversikan ke dalam satuan kN/m3 menjadi
= 23.500.000 kN/m2
24 kN/m3 Nilai ini digunakan ntuk mencari nilai
Setelah didapatkan nilai Ec beton, maka
berat dari material (w) yang digunakan, dengan
dicari nilai kekakuan normal (EA) pada material
menggunakan persamaan:
tiang pancang. Untuk nilai ini dapat dicari
dengan menggunakan persamaan dibawah:
Berat material = A × γ beton bertulang Tinggi cover (ds) = 29,5 mm
= 254,54 m2 × 24 kN/m3 Tinggi efektif (d) = tp - ds
= 6.104,16 kN/m =600-29,5
=570,5mm
• Penurunan Kelompok Tiang Pada Program
Plaxis Proffesional 8.2 Mu = 22,960 𝑘𝑁. 𝑚⁄𝑚
Untuk analisa pergeseran tanah akan Rn = 𝑀𝑢 = 22,960𝑥106 = 0,078 kN.m/m
ditampilkan sebagai berikut: 𝛷.𝑏.𝑑 2 19×1000×570,52
 perlu 0,85.𝑓𝑐 ′ 2.𝑅𝑛
= (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85.𝑓𝑐 ′
= 0,00020
Karena  perlu   min   maks , maka
𝜌𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,00350
As perlu = 𝜌𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 . 𝑏. 𝑑
= 1996,750𝑚𝑚2
As1tul = 1⁄4 . 𝜋. 𝐷2 = 1⁄4 × 3,14 × 192
Gambar 9. Pergeseran total pada tiang = 283,529𝑚𝑚2
• Penurunan Izin 𝐴𝑠
= (𝑏 − 2. 𝑝). 1𝑡𝑢𝑙
s 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
S < 15 cm + b/600
283,529
42,207 cm < 18 cm . . . . . . TIDAK AMAN = (1000 − 2 × 20) ×
1996,750
Penulangan Pelat Lantai = 141,995𝑚𝑚
Penulangan pelat direncanakan seragam
Maka, direncanakan tulangan lentur D19 - 125 mm
untuk memudahkan pengerjaan dan mengurangi
resiko kesalahan pemasangan di lapangan, maka D19-125

panel-panel pelat dikelompokkan sesuai dengan


elevasi pelat tersebut. D19-125
• Dari analisa elemen hingga dengan bantuan
D19-125
program analisa struktur diperoleh momen
yang bekerja pada pelat lantai adalah 22,96 D19-125
(kN.m)⁄m
• Menghitung Rasio Tulangan
D19-125
f c ' = 28𝑀𝑃𝑎 ; f y = 400MPa
𝑓 ′−28
 1 = 0,85 − ( 𝑐 7 ) Gambar 11. Penulangan Pelat
= 0,850
balance = 0,85.𝛽1.𝑓𝑐′ ×
𝑓𝑦
600
600+𝑓𝑦
= 0,02784 IV. PENUTUP
1,4 1,4 KESIMPULAN
 min = = = 0,00350
𝑓𝑦 400 Setelah melakukan analisa perencanaan fondasi
 maks = 0,75. 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = 0,75 × 0,02784 tangki CPO yaitu pada lokasi Rasau Jaya 2, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
= 0,02088
1. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung
• Tulangan Lentur (Tulangan Atas dan tiang tunggal. Percobaan loading test memiliki
Bawah) hasil yang paling kecil dibandingkan dengan tes,
Ø SPT dan program plaxis professional 8.2. Untuk
hasil dari loading test yang memiliki 3 metode
tp p
yang berbeda didapat bahwa hasil dari metode
.
D
chin 21 ton, metode elastic plastic 21 ton, metode
b mazurkiewich 22,7 ton pada hasil uji SPT 24,4
Gambar 10. Penampang Pelat ton, dan pada uji program plaxis professional 36
Pelat lantai direncanakan dengan data ton. . Daya dukung tiang yang digunakan sebagai
perencanaan sebagai berikut : analisa perhitungan daya dukung kelompok tiang
Lebar pelat per meter (b) = 1000 mm adalah nilai daya dukung yang diperoleh dari uji
Tebal pelat (tp) = 600 mm loading test dikarenakan memiliki nilai daya
Selimut beton (p) = 20 mm dukung yang lebih kecil.
2. Dari hasil perhitungan pembebanan tangki 4. Sebaiknya untuk menganalisa penurunan tiang
diperoleh total beban tangki sebesar 3.327,832 pada tangki CPO menggunakan data boring
ton. Maka didapatkan jumlah tiang yang daripada data sondir. Karena, untuk kondisi
dibutuhkan dalam perencanaan tangki CPO yaitu tanah di Pontianak yang tergolong tanah
159 tiang pancang dengan kedalaman 23 meter. lempung sulit untuk menjangkau lapisan tanah
3. Karena jarak antar tiang yang direncanakan keras jika hanya menggunakan uji sondir.
melibihi 1 meter, maka tidak ada efisiensi pada 5. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika
kelompok tiang atau Eg = 1. Dari nilai efisiensi menggunakan program PLAXIS 3D daripada
tersebut didapatkan daya dukung tiang kelompok PLAXIS 2D dalam membuat pemodelan pondasi
sebesr 3.339 ton. tiang pancang untuk mendapatkan nilai yang
4. Dari hasil perhitungan penurunan secara anlitis lebih realistis.
diperoleh penurunan sebesar 10,996 cm. Dengan 6. Untuk perhitungan penurunan lebih baik
penurunan izin yang di dapat dari SNI Geoteknik menggunakan parameter tanah pada uji lapangan
diperoleh penurunan izin sebesar 18 cm. Maka, secara langsung dibandingkan dengan
perhitungan penurunan secara analitis AMAN. menggunakan data hasil korelasi untuk
5. Dari analisa penurunan menggunakan program perhitungan yang lebih realistis
plaxis di dapat penurunan sebesar 32 cm dengan
penurunan izin sebesar 18 cm, maka analisa DAFTAR PUSTAKA
penurunan menggunakan program plaxis TIDAK
AMAN. Azami, Fikri Irfanil. 2017. Kajian Efisiensi
6. Untuk daya dukung tiang kelompok Kelompok Tiang Dengan Konfigurasi 3x3.
menggunakan jarak 3D, dengan efisiensi Jurnal. Vol 4 No 4.
kelompok tiang yang menggunakan formula feld Das, Braja M. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip-
diperoleh nilai efisiensi sebesar 0,6311. Dari prinsip Rekayasa geoteknis) Jilid 1. Jakarta:
nilai efisiensi tersebut didapat daya dukung tiang Erlangga.
kelompok sebesar 5.420,5179 ton. Das, Braja M. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip-
7. Untuk konfigurasi 3D diperoleh 409 tiang prinsip Rekayasa geoteknis) Jilid 2. Jakarta:
pancang dengan kedalaman 23 meter. Dengan Erlangga.
analisa penurunan menggunakan program plaxis Henche A, Grogerius Pustosema. 2019. Analisa
didapat penurunan sebesar 32 cm dan dengan Keruntuhan Dinding Penahan Tanah
penurunan izin sebesar 18 cm, maka analisa Ditinjau Berdasarkan Aspek Hubungan
penurunan tiang kelompok dengan konfigurasi Antara Tegangan dan Regangan
3D menggunakan program plaxis juga TIDAK (Studi Kasus: Proyek Perkuatan TebingSungai
AMAN. Kapuas, Desa Sungai Uluk, Kabupaten
8. Pada Analisa perhitungan pelat lantai tangki Kapuas Hulu). Pontianak: Fakultas Teknik
CPO digunakan diameter tulangan sebesar Untan.
19mm dengan jarak minimum 125mm. Laporan Praktikum Mekanika Tanah I,
Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas
SARAN Teknik, Universitas Tanjungpura.
Adapun saran untuk pembahasan lebih lanjut Oktavianto, Fendy. 2019. Analisa Stabilitas Lereng
penulis menyarankan sebagai berikut : Pada Ruas jalan Paralel Perbatasan (Studi
1. Untuk melakukan analisa perencanaan fondasi Kasus: Jalan Sontas-Merau Kecamatan
tangki CPO ada baiknya dilakukan pencarian Sekayam Kabupaten Sanggau). Pontianak:
data parameter tanah yang lengkap, dikarenakan Fakultas Teknik Untan.
angka parameter yang didapatkan dari korelasi Palm Oil Mill. (n.d). 13 Agustus 2014.
tentu saja tidak begitu akurat. http://bukupintarpom.blogspot.com/2014/08/
2. Rumus korelasi yang digunakan harus bersumber bab-iii-tehnologi-pengolahan-bag-7.html
dari referensi yang terpercaya dan juga sesuai Raharjo, Paulus P. 2013. Manual Pondasi Tiang
dengan parameter yang ada dan perlu dilakukan edisi 4. Bandung : Deep Foundation Research
pengujian mendalam lagi mengenai rumus Institute (DFRI)
korelasi mengingat rumus korelasi yang SNI 8460:2017. 2017. Persyaratan perancangan
bersumber dari buku terkadang tidak sesuai geoteknik. Badan Standardisasi Nasional.
dengan kondisi tanah yang ada di Indonesia. Jakarta.
3. Pada penggunaan program PLAXIS diusahakan Tomlinson, M.J. 1994. Pile Design and Construction
untuk lebih teliti karena program PLAXIS sangat Practice. London, UK: E & FN Spon.
sensitif sehingga kesalahan sedikit saja program
tidak akan bias menganalisa.

Anda mungkin juga menyukai