Anda di halaman 1dari 84

SKRIPSI

EVALUASI SALURAN DRAINASE JALAN RAYA SOABALI


KELURAHAN SILALE KECAMATAN NUSANIWE KOTA
AMBON

Disusun untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan


Pada Program Sarjana Terapan
Prodi D4 Teknik Konstruksi Jalan Dan Jembatan

POLITEKNIK NEGERI AMBON

Disusun Oleh:
Novianty Bastiaan
NIM: 1316174040

PRODI D4 KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI AMBON
2021
“Evaluasi Saluran Drainase Jalan Raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan
Nusaniwe Kota Ambon“

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Akhir Studi Pada Politeknik Negeri Ambon

Disusun Oleh:

NAMA : Novianty Bastiaan


NIM : 1316174040

Telah Diperiksa dan Disetujui


Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Renny James Betaubun, S.ST., M.T Edison Hukom, S.ST., M.T


NIP. 19640710 199010 1 001 NIP. 196610410 199010 1 001

Mengetahui, Menyetujui,
Wakil Direktur 1 Ketua Jurusan Teknik Sipil
Bidang Akademik

Lenora Leuhery, S.T., M.T. Renny James Betaubun, S.ST., M.T


NIP. 19700418 199403 2 001 NIP. 19640710 199010 1 001

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Skripsi Berjudul:


Evaluasi Saluran Drainase Jalan Raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan
Nusaniwe Kota Ambon yang disusun oleh
Novianty Bastiaan (NIM 1316174040) telah disetujui dosen pembimbing untuk
dipertahankan dalam
Ujian Skripsi
Ambon,…………………..2021

Pembimbing I Pembimbing II

Renny James Betaubun, S.ST., M.T Edison Hukom, S.ST., M.T


NIP. 19640710 199010 1 001 NIP. 196610410 199010 1 001

Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Sipil Koordinator Prodi D4 TKJJ

Renny James Betaubun, S.ST., M.T Ir. Vera Th. C. Siahaya, M.T
NIP. 19640710 199010 1 001 NIP. 19620811 199702 2 001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Novianty Bastiaan

NIM : 1316174040

Judul Skripsi : Evaluasi Saluran Drainase Jalan Raya Soabali Kelurahan Silale
Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan hasil pemikiran,


pemaparan, dan perhitungan asli saya sendiri. Saya tidak mencantumkan tanpa
pengakuan bahan – bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh
orang lain, atau sebagai bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada
Politeknik Negeri Ambon atau perguruan tinggi lainnya.

Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan atau ketidakbenaran dalam


pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanki akademik sesuai dengan
peraturan yang berlaku di politeknik Negeri Ambon.

Ambon, 10 November 2021

Novianty Bastiaan
NIM. 1316174040

iv
MOTTO

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka


terlaksanalah segala rencanamu.”

(Amsal 16:3)

“Diatas tetesan keringat darah mama dan papa

Beta akan bangun istana.”

(Nty)

v
ABSTRAK

Novianty Bastiaan, Nim 1316174040 Mengambil Judul Skripsi “Evaluasi Saluran Drainase Jalan
Raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon”. Skripsi Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ambon. Dibimbing oleh (Renny James Betaubun, S.ST.,M.T dan Edison
Hukom, S.ST.,M.T)
Secara umum, drainase didefenisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan membuang kelebihan air dari satu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Apabila drainase bermasalah maka akan mengakibatkan terjadinya
genangan dipermukaan jalan raya. Salah satu jalan raya yang mengalami genangan air adalah
dilingkungan jalan raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Saluran drainase
tidak mampu menampung limpasan air hujan yang akibatnya berdampak pada peningkatan debit air
sehingga terjadi genangan pada jalan raya.
Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi saluran drainase jalan raya Soabali Kelurahan Silale
Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon untuk mengetahui dimensi saluran eksisting, pertumbuhan jumlah
penduduk dan pembuangan limbah air kotor rumah tangga yang masuk pada saluran drainase dan debit
limpasan pada jalan raya dan lahan.
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah penduduk ditahun ke 10 sebanyak 3.037 jiwa dengan dengan
jumlah debit air buangan (Qb) = 0,029111 m3/det/ha. Dan debit limpasan pada jalan raya dan lahan
Soabali Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon didapatkan Qr = 0,039411m3/det dan Qs = 1,63005
m3/det dengan selisih 1,590639 m3/det. Sehingga kapasitas saluran drainase memenuhi dan masih
layak untuk digunakan.
Kata Kunci: Curah Hujan, Metode Distribusi, Debit limpasan

vi
ABSTRACT

Novianty Bastiaan, Nim 1316174040 Taking Thesis “Evaluation of Drainage on the Soabali
Highway, Silale Village, Nusaniwe District, Ambon City”. Thesis of the Department of Civil
Engineering at the Ambon State Polytechnic. Supervised by (Renny James Betaubun, S.ST., and
Edison Hukom, S.ST., MT)

In general, drainage isdefined as a seriesof water structures that function to reduceand dispose
ofexcesswater from one area or land, so that the land can function optimally. Is there is a problem with
drainage, it will cause puddles on the surface on the highway that experienced waterlogging is the
Soabali highway enviroment,S ilale village,Nusaniwe district, Ambon city. Drainage channels are not
able to accomodate rainwater runoffwhich consequently has an impact on increasing water discharge
resulting in puddles on the highway.

Thefore, it is necessary to evaluate the drainage channel of the Soabali highway, Silale
Village,Nusaniwe District, Ambon City to determine the dimensions of the existing canal, population
growth and the disposal of household dirty water that enters the drainage channel and runoff discharge
on roads and land.

From the calculation results , the population in the 10th year is 3,037 people with a total discharge of
waste water

(Qb) = 0,029111 m3/sec/ha. And the runoff discharge on the Soabali road and land, Nusaniwe District,
Ambon City, obtained Qr = 0.039411 m3/sand Qs = 1.63005 m3/s with difference of 1.590639m3/s.
So that the capity of the drainage channel meets and is still feasible to use.

Keywords: Rainfall, Distribution Method, Runoff Discharge

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, tuntunan dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi
Saluran Drainase Jalan Raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan Nusaniwe Kota
Ambon” tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan oleh
semua mahasiswa /mahasiswi Teknik Sipil Politeknik Negeri Ambon dalam
menyelesaiakn studi.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih ini penulis ucapakan kepada:

1. Dady Mairuhu, ST.,MM. selaku Direktur Politeknik Negeri Ambon.

2. Lenora Leuhery, ST., M.T selaku Wakil Direktur 1 Politeknik Negeri Ambon.

3. Renny James Betaubun, S.ST., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil , dan
juga selaku Penasehat Akademik penulis serta dosen Pembimbing I penulis
yang selalu memberikan arahan, motivasi kepada penulis mulai dari semester
pertama hingga saat ini senantiasa membantu dan membimbing penulis
menyelesaikan skripsi ini.

4. Vector R. R. Hutubessy, ST., M.Eng selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil.

5. Ir. Vera. Th. C. Siahaya, M.T selaku Ketua Program Studi D4 Teknik
Konstruksi Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil.

6. Edison Hukom, S.ST., M.T selaku Dosen Pembimbing II yang sudah


membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
7. Bapak dan Ibu Dosen Pembina Mata Kuliah Jurusan Teknik Sipil yang
senantiasa membangun intelektual penulis dengan ilmu yang diberikan selama
masa perkuliahan.

8. Kepada yang terkasih dan tercinta, Mama, Papa, Uned, Aca, dan Ona yang
selalu memberi semangat, motivasi, dan mendoakan penulis.

9. Teman – teman angkatan 2016 TKJJ yang senantiasa memberi dukungan


kepada penulis.

10. Sahabat penulis Juensi Sabono, Pollien Huwae, William Telehala, Patrick
Telussa, Weynando Thaha, Syaharani Maruapey, Mario Namarubessy.

11. Dan teman – teman yang tak sempat penulis sebut namanya satu persatu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan dan
juga menjadi landasan penelitian bagi pihak lain. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran dalam penulisan jika terjadi kesalahan sebangai penyempurnaan untuk
Tugas Akhir selanjutnya.

Ambon, 10 November 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iv
......................................................
MOTTO .................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... Xv
i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 3

D. Ruang Lingkup ............................................................................. 4

E. Sistematika Penulisan ................................................................ 4

BAB II TINJUAUAN PUSTAKA ............................................................. 6


A. Pengertian Drainase .................................................................... 6

B. Jenis-jenis Drainase........................................................................... 7

C. Pola jaringan drainase ...................................................................... 9

x
D. Perencanaan drainase ................................................................ 9

x
E. Analisis Hidrologi ........................................................................ 13

BAB III METODE PENELITIAN 27


...............................................................
A. Lokasi Penelitian ......................................................................... 27

B. Jenis Data .................................................................................... 28

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 28

D. Sumber Data ................................................................................ 29

E. Variabel Penelitian ...................................................................... 29

F. Metode Analisis ........................................................................... 29

G. Diagram Alir Penelitian ............................................................... 30

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31


................................................
A. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 31

B. Analisis Hidrologi ........................................................................ 31

Analisis Frekuensi .................................................................................. 32

C. Penentuan Metode Distribusi ..................................................... 40

D. Uji Distribusi Probabilitas ........................................................... 43

E. Analisis Intensitas Hujan ............................................................ 45

F. Analisis Debit Limpasan ............................................................ 46

G. Analisa Debit Air Kotor ............................................................... 49

H. Analisa Debit Air Rencana .......................................................... 51

I. Kondisi Sistem Drainase Eksisting ……………............. 52


…………………

xi
xi
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 57
A. Kesimpulan ...................................................................................... 57

B. Saran ................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

xii
DAFTAR TABEL

2.1 Kriteria Desain Hidrologi system Drainase Perkotaan…………………....


………..10
2.2 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional………….........………...
……………….....….13
2.3 Nilai Q /√ n dan R /√ n…………………….........................…....
………………………...………18
2.4 Karakteristik Distribusi Frekuensi…………......................………………………...
…………….……18

2.5 Nilai Reduksi Gauss…………………………………………………..............................


……………..…….19

2.6 Nilai Kt Untuk Distribusi Log Person – III…………………………...................


……………………21

2.7 Reduced Standard Deviation (Sn)…………….....................


………………………………..………...22

2.8 Reduced Mean (Yn)…………………..............................


…………………………………………...………23

2.9 Reduced Variate (Ytr)……………………………………………...…….............................


……………….23

2.10 Karakteristik Limbah Cair Domistik………...................………………………………...


………….24

2.11 Kebutuhan Air……………………….................................


…………………………………………………..26

2.12 Harga Koefisien


Manning……………………………………………………..........................…………26

4.1 Rekapitulasi Curah Hujan Maksimum Harian Rata – Rata …………………......………..


…31

4.2 Curah Hujan Maksimum Rata – Rata………………………………...................


………………..….32

4.3 Analisis Curah Hujan Maksimum Rencana dengan Distribusi Normal…..…….……..33

xiii
4.4 Nilai variabel Reduksi Gauss…...………………………........................
………………………………..34

4.5 Hasil Periode Ulang Rencana dengan Distribusi normal…………...…….......


………………34

4.6 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal………….....


……………..35

4.7 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal….36

4.8 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi log Person – III………….....………37

4.9 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Person III….38

4.10 Analisis Curah Hujan dengan Distribusi Gumbel…………………………………….39

xiii
4.11 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel…....40

4.12 Hasil Perhitungan Statistik curah Hujan…………………................…..


…………………………41

4.13 Rekapitulasi Parameter Statistik………………...................……………………………...


…………42

4.14 Hasil Uji Distribusi………………………..............................…………………...


…………………………43

4.15 Nilai Chi – Kuadrat………………..........................


……………………………………………..44

4.16 Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Person III...45

4.17 Perhitungan Uji Chi Kuadrat…………………………….....................


…………………...…45

4.18 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal…….45

4.19 Perhitungan Intensitas Hujan……………………………......................…...


…………………………46

4.20 Tata Guna Lahan……………………..……..........................


……………………………………47

4.21 Harga Koefisien Manning………………………………......................


………………………48

4.22 Analisa Debit Air


Hujan………………………………………………........................………..49

4.23 Jumlah Penduduk 2021……………………………….....................


……………….…………49

4.24 Perhitungan Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk…………...….....…….


…………50

xiv
4.25 Perhitungan Debit Air Buangan……………………………………...................
…………..51

4.26 Perhitungan Debit


rencana…………………………………………….....................………..52

4.27 Perhitunan Kapasitas Saluran Drainase……………………………............


…………..55

4.28 Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase……………………………..............


……………..56

xiv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Poligon Thissen…………………………………………………............................


…..……………17

2.2 penamapang Melintang Saluran Berbentuk Persegi………………….......……..


….25

3.1 Peta
Lokasi………………………………………………………………...............................
……….27

3.2 Diagram Alir Penelitian…………………...


……………………………..........................……..30

4.1 Koefisien Aliran permukaan……………………...


……………………....................………...47

xv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek terpenting dalam perencanaan jalan raya adalah melindungi jalan dari air
permukaan dan air tanah. Dengan kata lain drainase merupakan salah satu faktor
penting dalam perencanaan jalan raya. Menurut Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004)
drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefenisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari satu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga dapat diartikan
sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air pada suatu daerah, ini dilakukan untuk
memperlancar aktivitas dijalan raya agar berjalan dengan semestinya.

Apabila drainase bermasalah maka akan mengakibatkan terjadinya genangan di


permukaan jalan raya. Salah satu jalan raya yang mengalami genangan air adalah di
lingkungan jalan raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.
Hal ini dikarenakan kondisi curah hujan yang tinggi mengakibatkan saluran drainase
tidak mampu menampung limpasan air hujan yang akibatnya berdampak pada
peningkatan debit air sehingga terjadi genangan pada jalan raya. Salah satu penyebab
utamanya adalah banyak sampah yang menyumbat, banyaknya pipa pembuangan air
kotor rumah tangga dalam saluran drainase, juga karena endapan dan sediman
sehingga menyebabkan volume saluran drainase tersebut berkurang. Ditambah lagi
dengan kurangnya lubang buangan air genangan ke saluran eksisting jalan raya
sehingga genangan air yang dari jalan raya tidak tersalurkan ke saluran drainase jalan
raya. Seperti yang terlihat pada gambar 1.1 dan gambar 1.2

1
Gambar 1.2. Genangan air di Jalan Rumah Tiga( Sumber : Dokumentasi
Penulis 2020)
Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi saluran drainase jalan raya Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon untuk mengetahui dimensi saluran eksisting, pertumbuhan
jumlah penduduk dan pembuangan limbah air kotor rumah tangga yang masuk pada
saluran drainase dan debit limpasan pada jalan raya dan lahan rumah tiga Kecamatan
Teluk Ambon sebagai langkah awal upaya pemecahan permasalahan genangan yang
terjadi serta mengingat jenis saluran yang ada di jalan Rumah Tiga Kecamatan Teluk
Ambon merupakan jenis saluran tertutup maka perlu pengawasan pemerintah
setempat untuk melakukan perawatan atau pengecekan fasilitas infrastruktur secara
berkala.

2
B. Rumusan Masalah

Dalam studi ini perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Berapa dimensi saluran eksisting daerah Rumah Tiga Kecamatan Teluk


Ambon Ambon?

2. Berapa pertumbuhan jumlah penduduk dan pembuangan limbah air kotor


rumah tangga yang masuk pada saluran drainase daerah Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon?

3. Berapa besar debit limpasan pada jalan raya dan lahan Kecamatan Teluk
Ambon?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dimensi saluran eksisting daerah Rumah Tiga Kecamatan


Teluk Ambon.

2. Menganalisis pertumbuhan jumlah penduduk dan pembuangan limbah air


kotor rumah tangga yang masuk pada saluran drainase daerah Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon.

3. Menganalisis debit limpasan pada jalan raya dan lahan daerah Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon.

D. Ruang Lingkup

3
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan tujuan agar dapat dilakukan penelitian
yang efektif yang tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang dibahas yaitu:

1. Penelitian ini tidak membahas tentang saluran drainase oleh tim sebelumnya.

2. Penelitian ini dilakukan pada Daerah Rumah Tiga Kecamatan Teluk Ambon.

3. Membahas tentang dimensi eksisting drainase jalan, jumlah penduduk dan


pembuangan limbah air kotor rumah tangga yang masuk pada saluran
drainase, serta debit limpasan jalan raya dan lahan pada daerah Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambn.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi proposal, maka secara
garis besar sistematikanya:

Bab 1: Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal apa yang menjadi latar belakang pemilihan
judul, permasalahan apa yang dirumuskan, tujuan penulisan, Ruang lingkup dan
sistematika penulisan.

Bab 2: Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan
dengan judul ini untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Uraian dalam tinjauan
pustaka untuk menyusun kerangka/ konsep yang akan digunakan dalam penelitian.

Bab 3: Metodologi Penelitian


Dalam bab ini berisikan tentang uraian metode yang digunakan dalam penelitian
secara rinci meliputi lokasi penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, sumber
data, metode analisis, dan diagram alir penelitian.

4
Bab 4. Hasil dan pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dikaji dan dianalisa secara sistematis berdasarkan pada kajian pustaka sebagaimana
dalam bab dua.

Bab 5. Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dalam bentuk jawaban atas
masalah yang dirumuskan dan berisi tentang saran terkait dengan permasalahan yang
diangkat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Suripin (2004:7)
dalam bukunya yang berjudul Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan,
drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi.
Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.

Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air
tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari
prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan
kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir

Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain (Suripin, 2004):
a. Mengeringkan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

6
b. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

c. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

d. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir

B. Jenis- Jenis Drainase


Drainase memiliki banyak jenis dan jenis drainase tersebut dilihat dari berbagai
aspek. Adapun jenis-jenis saluran drainase dapat dibedakan sebagai berikut (Hasmar,
2012:3)
1 Menurut sejarah terbentuknya
Drainase menurut sejarahnya terbentuk dalam berbagai cara, berikut ini cara
terbentuknya drainase:
a. Drainase alamiah (natural drainage)
Yakni drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-
bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu / beton,
gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang
bergerak karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
b. Drainase buatan (artificial drainage)
Drainase ini dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu / beton, gorong-
gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
2 Menurut Letak Saluran
Saluran drainase menurut letak bangunannya terbagi dalam beberapa bentuk,
berikut ini bentuk drainase menurut letak bangunannya
a. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Yakni saluran yang berada diatas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa
open chanel flow.
b. Drainase bawah permukaan tanah (sub surface drainage)

7
Saluran ini bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media
dibawah permukaan tanah (pipa-pipa) karena alasan-alasan tertentu. Alasan
itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak
bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain

3 Menurut fungsi drainase


Drainase berfungsi mengalirkan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah,
berikut ini jenis drainase menurut fungsinya:
a. Single purpose
Yakni saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air
hujan saja atau jenis air buangan yang lain.
b. Multi purpose
Yakni saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik
secara bercampur maupun bergantian, misalnya mengalirkan air buangan
rumah tangga dan air hujan secara bersamaan.

4 Menurut konstruksi
Dalam merancang sebuah drainase terlebih dahulu harus tahu jenis kontruksi apa
drainase dibuat, berikut ini drainase menurut konstruksi
a. Saluran terbuka
Yakni saluran yang konstruksi bagian atasnya terbuka dan berhubungan
dengan udara luar. Saluran ini lebih sesuai untuk drainase hujan yang terletak
di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupaun drainase non-hujan
yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
b. Saluran tertutup
Yakni saluran yang konstruksi bagian atasnya tertutup dan saluran ini tidak
berhubungan dengan udara luar. Saluran ini sering digunakan untuk aliran air
kotor atau untuk saluran yang terletak di tengah kota

8
C. Pola Jaringan Drainase
Jaringan drainase memiliki beberapa pola, yaitu (Hasmar, 2012:5):
1. Siku
Pembuatannya pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah
kota.
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan
kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran
cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
6. Jaring-jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan cocok
untuk daerah dengan topografi datar.

D. Perencanaan Saluran Drainase


Saluran drainase harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit rencana dengan
aman. Perencanaan teknis saluran drainase menurut Suripin mengikuti tahapan-
tahapan meliputi: menentukan debit rencana, menentukan jalur saluran,
merencanakan profil memanjang saluran, merencanakan penampang melintang
saluran, mengatur dan merencanakan bangunan-bangunan serta fasilitas sistem
drainase.

9
1. Data curah hujan
Dari data curah hujan yang didapat, kemudian dicari data curah hujan rerata dan
hujan rerata maksimum.
A 1 X P 1+ A 2 X P 2+ A 3 X P 3
P= ……………………
A 1+ A 2+ A 3
(2.1)

Dimana:
P = hujan rerata kawasan P
P 1+ P 2+ P 3= hujan stasiun 1, 2, 3…. P P P

2. Debit hujan
Perhitungan debit hujan untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan. Dalam perencanaan
saluran drainase dapat dipakai standar yang telah ditetapkan, baik periode ulang dan
cara analisis yang dipakai, tinggi jagaan, struktur saluran, dan lain-lain
Tabel 2.1 Kriteria Desain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan
Luas DAS (ha) Periode Ulang (Tahun) Metode Perhitungan Debit Hujan
<10 2 Rasional
10 – 100 2–5 Rasional
101 – 500 5 – 20 Rasional
>500 10 – 25 Hidrograf Satuan
Sumber: Suripin (2004)

3. Metode Rasional
Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai
adalah metode Rasional USSCS (1973). Model ini sangat simpel dan mudah dalam
penggunaannya, namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran
kecil kurang dari 300 ha. Model ini tidak dapat menerangkan hubungan curah hujan
dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf. Persamaan metode rasional dapat
ditulis dalam bentuk:

Qh = 0,002778 C .I .A ………………………... (2.2)

10
Dimana:
Qh = laju aliran permukaan (debit) puncak (𝑚3/𝑑𝑒𝑡)
C = koefisien aliran permukaan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas DAS (ha)

4. Analisa intensitas hujan


Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat umum
hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi
dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.
Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data hujan baik secara
statistic maupun secara empiris. Biasanya intensitas hujan dihubungkan dengan
durasi hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30 menit,60 menit dan jam jaman.

Data curah hujan jangka pendek ini hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat
pencatat hujan otomatis. Apa bila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
hanya data hujan harian, maka intentas hujan dapat dihitung dengan rumus
Mononobe.
R 24 24 23
𝐼= ( ) .....…...….……..........( 2.3)
24 t

Dimana:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
T = lamanya hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam)

Jika data yang tersedia adalah data hujan jangka pendek dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Talbot:

11
a
𝐼 = tc+b …………….…………..

( 2.4)

Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
t = lamanya hujan (jam)
a dan b = konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS.
Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam memperkirakan
waktu konsentrasi, dimana dalam hal ini durasi hujan diasumsikan sama dengan
waktu konsentrasi. Rumus waktu konsentrasi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
2 0,385
0,87 . L
tc=( ) ……………........……..........(
1000 . So
2.5)
Dimana:

tc = waktu konsentrasi (jam)


L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km)
So = kemiringan rata-rata saluran

5. Koefisien aliran permukaan


Koefisien aliran permukaan didefisinikan sebagai nisbah antara puncak aliran
permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor utama yang mempengaruhi koefisien
adalah laju infiltrasi tanah, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah, dan intensitas
hujan. Selain itu juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah, air tanah, derajad
kepadatan tanah, porositas tanah, dan simpanan depresi. Untuk besarnya nilai
koefisien aliran permukaan dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:

12
Tabel 2.2 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasioanl
No Deskripsi Lahan / karakter perumahan Koefisien Aliran (C)
1 Business
Perkotaan 0.70 - 0.95
Pinggiran 0.50 – 0.70
2 Perumahan
Rumah tunggal 0.30 - 0.50
Multiunit, terpisah 0.40 - 0.60
Multiunit, tergabung 0.60 - 0.75
Perkampungan 0.25 - 0.40
Apartemen 0.50 - 0.70
3 Industri
Ringan 0.50 - 0.80
Berat 0.60 - 0.90
4 Perkerasan
Aspal dan beton 0.70 - 0.95
Batu bata, pavling 0.50 - 0.70
5 Atap 0.75 - 0.95
6 Halaman Tanah berpasir 0.05 - 0.10
Datar ,2 %
Rata-rata, 2-7% 0.10 - 0.15
Curam, 7% 0.15 - 0.20
7 Halaman, Tanah berat
Datar ,2 % 0.13 - 0.17
Rata-rata, 2-7% 0.18 - 0.22
Curam, 7% 0.25 - 0.35
8 Halaman kereta api 0.10 - 0.35
9 Halaman tempat bermai 0.20 - 0.35
10 Halaman Perkuburan 0.10 - 0.25
11 Hutan
12 Datar, 0 - 5% 0.10 - 0.40
13 Bergelombang, 5 – 10% 0.25 - 0.50
14 Berbukit, 10 – 30% 0.30 - 0.60
Sumber: McGuen (1989) dalam Suripin (2004)

13
E. Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi merupakan suatu analisa awal dalam menagani penaggulangan
banjir dan perencanaan system drainase untuk mengetahui besarnya debit yang akan
dialirkan sehingga dapat ditentukan dimensi saluran drainase. Besarnya debit yang
dipakai sebagai dasar perencanaan dalam penanggulangan banjir adalah debit
rancangan yang didapat dari penjumlahan debit hujan rencana pada periode ulang
tertentu dengan debit air buangan dari daerah tersebut.

1. Perhitungan data curah hujan


Cara yang dipakai dalam menghitung hujan rata-rata adalah dengan rata-rata
Metode Thiessen biasa digunakan untuk daerah–daerah dimana titik-titik dari
pengamat hujan tidak tersebar merata, dan hasilnya pun lebih teliti. Adapun
caranya, yaitu:
a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing-
masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon-poligon
mengelilingi tiap–tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas-batas daerah pengamat yang bersangkutan.
Hitung luas tiap poligon yang terdapat di dalam DAS dan luas DAS
seluruhnya dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai
persentase dari luas DAS seluruhnya. Selain itu, menghitung luas juga bisa
menggunakan kertas milimeter blok.
d. Faktor bobot dalam menghitung hujan rata–rata daerah di dapat dengan
mengalikan hujan rata–rata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi
tiap stasiun pengamat dikalikan dengan persentase luas daerah yang
bersangkutan.

2 Curah hujan wilayah


Curah hujan yang diperlukan untuk mengetahui profil muka air sungai dan
rancangan suatu drainase adalah curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang

14
bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut
curah hujan wilayah atau daerah dan dinyatakan dalam millimeter (mm).
Menentukan curah hujan rerata harian maksimum daerah dilakukan berdasarkan
pengamatan beberapa stasiun pencatat hujan. Perhitungan curah hujan rata-rata
maksimum ini dapat menggunakan beberapa metode, diantaranya menggunakan
metode rata-rata aljabar, garis Isohiet, dan polygon Thiessen.
a. Cara rata-rata Aljabar:
Cara ini menggunakan perhitungan rata-rata secara aljabar, tinggi curah hujan
diambil dari harga rata-rata dari stasiun pengamatan di dalam daerah yang
ditinjau.
Persamaan rata-rata aljabar:
1
R= (R1 + R2 +…+ Rn) ………….………….. ( 2.6)
n
Dimana:
R = Curah hujan rata-rata rendah (mm)
R1 + R2 +…+Rn = Curah hujan ditiap titik pengamat
n = Jumlah titik atau pos pengamat
b. Cara garis Isohiet
Peta isohiet digambarkan pada peta topografi dengan perbedaan (interval) 10 mm
sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-titik pengamatan di dalam dan
disekitar daerah yang dimaksud. Luas daerah antara dua garis isohiet yang berdekatan
diukur dengan planimeter. Demikian pula harga rata-rata dari garis-garis isohiet yang
berdekatan yang termasuk bagian-bagian daerah itu dapat dihitung.
Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut:

I ₁+ I ₂ I ₂+ I ₃ Iⁿ + Iⁿ +₁
A1 +A2 +…+ An
2 2 2
P=
A 1+ A 2+…+ An
…………….…………...... ( 2.7)

15
Dimana:
𝑃 = Hujan Rerata Kawasan
𝐼₁, 𝐼₂,…,ⁿ = Garis isohyet ke 1,2,3 ……..n,n+ 1
A1, A2,..An = Luas daerah yang di batasi oleh garis isohyet ke 1, 2,dan
3,….., dan n+1

c. Metode Poligon Thiessen


Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiunyang mewakili luasan
di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama
dengan yang terjadi pada stasiunyang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada
suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila penyebaran
stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata. Hitungan curah hujan rerata
dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari tiap stasiun (Triatmodjo,
2008)
1. Stasiun pencatat hujan digambarkan pada peta DAS yang ditinjau, termasuk
stasiun hujan di luar DAS yang berdekatan.
2. Stasiun-stasiun tersebut dihubungkan dengan garis lurus (garis terputus)
sehingga memebentuk segitiga-segitiga, yang sebaiknya mempunyai sisi
dengan panjang yang kira-kira sama.
3. Dibuat garis berat pada sisi-sisi segitiga seperti ditunjukkan dengan gambar
2.1.
4. Garis-garis berat tersebut membentuk poligon yang mengelilingi tiap stasiun.
Tiap stasiun mewakili luasan yang dibentuk oleh poligon. Untuk stasiun
yang berada di dekat batas DAS, garis batas DAS membentuk batas tertutup
dari poligon.
5. Luas tiap poligon diukur dan kemudian dikalikan dengan kedalaman hujan
di stasiun yang berada di dalam poligon.

16
6. Jumlah dari hitungan pada butir e untuk semua stasiun dibagi dengan luas
daerah yang ditinjau menghasilkan hujan rerata daerah tersebut, yang dalam
bentuk matematik mempunyai bentuk berikut ini.

A 1 P 1+ A 2 P 2+ A 3 P 3+ …+ AnPn
𝑝̅= A 1+ A 2+ ….+ An
………….……..................( 2.8)

Dimana:
𝑝̅ = hujan rerata kawasan
p1+p2+p3+…+pn = hujan di stasiun 1, 2, 3, . . n

Gambar 2.1 polygon thissen sumber: Suripin (2004)

d. Uji Konsistensi Data Metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)


Di dalam suatu seri data hujan, bisa terjadi non-homogenitas data dan ketiksamaan
data. Pengujian konsistensi dengan metode RAPS adalah dengan menggunakan data
dari stasiun itu sendiri, yaitu pengujian dengan komulatif penyimpangan terhadap
nilai rata-rata dibagi dengan akar komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap
nilai reratanya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus berikut:
𝑆𝑜* = 0
k
𝑆𝑘* = ∑ +1 (𝑋𝑖 − 𝑋), dengan k = 1, 2, 3, . . ., n
I

𝑆𝑘**= 𝑆𝑘*/ 𝐷𝑦
Nilai statistik Q dan R
𝑄 = 𝑚𝑎𝑘𝑠 |𝑆𝑘**| 0≤𝑘≤𝑛
𝑅 = 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠 𝑆𝑘** − 𝑚𝑖𝑛 𝑆𝑘** 0≤𝑘≤𝑛

17
n
Dy 2 = ∑ (𝑋𝑖 - X ¿ ¿2
i=1

Dimana:
n = Jumlah data hujan
Xi = Data curah hujan (mm)
(X ) = Rerata curah hujan (mm)
Sk*, Dy2, Sk** = Nilai statistik

Dengan melihat nilai statistik di atas maka dapat dicari nilai Q / √ n dan Hasil R /√ n
yang dapat di bandingkan dengan nilai Q /√ n syarat dan R /√ n syarat, jika lebih kecil
maka data masih dalam batasan konsisten. Syarat dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut
ini.
Tabel 2.3 Nilai Q /√ n dan R /√ n
N Q /√ n R /√ n
90 % 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
20 1.10 1.22 1.42 1.34 1.43 1.60
30 1.12 1.24 1.48 1.40 1.50 1.70
40 1.13 1.26 1.50 1.42 1.53 1.74
50 1.14 1.27 1.52 1.44 1.55 1.78
100 1.17 1.29 1.55 1.50 1.62 1.85
∞ 1.22 1.36 1.63 1.62 1.75 2.00
Sumber: Sri Harto (2009)

e. Perhitungan Parameter Statistik


Sebelum menganalisis data hujan dengan salah satu distribusi, perlu pendekatan
dengan parameter-parameter statistik untuk menentukan distribusi yang tepat
digunakan. Parameter-parameter tersebut meliputi:
n
1
Rata-rata (𝑋 ̅) =
n ∑ Xi ………….……....……..
i=1

( 2.9)

n
Simpangan baku (S) = √∑ ¿¿ .....…….……………...(2.10)
i=1

S
Koefisien variasi (Cv) = ……………..………….
X
(2.11)

18
n
Koefisien skewness (Cs) =n ∑ ¿ ¿ ...…………………..….(2.12)
i=1

n
Koefisien ketajaman (Ck) = n ∑ ¿ ¿ ……………………..…(2.13)
i=1

Tabel 2.4 Karakteristik Distribusi Frekuensi


Jenis Distribusi Frekuensi Syarat Distribusi
Distribusi Normal Cs = 0 dan Ck = 3
Distribusi Log Normal Cs > 0 dan Ck >3
Distribusi Gembel Cs = 1,139 dan Ck 5,402
Distribusi Log Persen Cs antara 0 – 0,9
Sumber: Soewarno (1995)

5. Periode ulang dan analisis frekuensi


Periode ulang adalah waktu perkiraan dimana hujan dengan suatu besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui. Besarnya debit hujan untuk fasilitas drainase tergantung
pada interval kejadian atau periode ulang yang dipakai. Dengan memilih debit dengan
periode ulang yang panjang dan berarti debit hujan besar, kemungkinan terjadinya
resiko kerusakan menjadi menurun, namun biaya konstruksi untuk menampung debit
yang besar meningkat. Sebaliknya debit dengan periode ulang yang terlalu kecil dapat
menurunkan biaya konstruksi, tetapi meningkatkan resiko kerusakan akibat banjir.

Sedangkan frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan


disamai atau dilampaui. Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi
frekuensi dan empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi,
antara lain:
a. Distribusi Normal
Distribusi normal disebut pula distribusi Gauss. Secara sederhana, persamaan
distribusi normal dapat ditulis sebagai berikut:
XT=X + KT + S ………….……............( 2.14)

Dimana:

19
XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan
X = nilai rata-rata hitung variat
S = deviasi standar nilai variat
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode
ulang.

Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.5 nilai variabel reduksi Gauss sebagai berikut:
Tabel 2.5 Nilai Variabel Reduksi Gauss
No Periode Ulang Peluang KT
1 2.500 0.400 0.25
2 3.330 0.300 0.52
3 4.000 0.250 0.67
4 5.000 2.000 0.84
5 10.000 0.100 1.28
6 20.000 0.050 1.64
7 50.000 0.020 2.05
8 100.000 0.010 2.33
9 200.000 0.005 2.58
10 500.000 0.002 2.88
11 1000.000 0.001 3.09
Sumber: Bonnier (1980) dalam Suripin (2004)
b. Distribusi Log Normal
Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X dikatakan mengikuti
distribusi Log Normal. Persamaan distribusi log normal dapat ditulis dengan:

YT =Y + KT + S ……….……...........( 2.15)
Dimana:
YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan
KT = Log X
Y = nilai rata-rata hitung variat

S = deviasi standar nilai variat

KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode


ulang.

c. Distribusi Log-Person III

20
Persamaan distribusi Log-Person III hampir sama dengan persamaan distribusi Log
Normal, yaitu sama-sama mengkonversi ke dalam bentuk logaritma.

KT= X + KT + S .….................................................( 2.16)

Dimana besarnya nilai KT tergantung dari koefisien kemencengan G. Tabel 2.6


memperlihatkan harga KT untuk berbagai nilai kemencengan G. Jika nilai G sama
dengan nol, distribusi kembali ke distribusi Log Normal.

Tabel 2.6 Nilai KT Untuk Distribusi Log-Person III


Koef. G Periode Ulang
2 5 10 25 50 100
Presentase Peluang Terlampaui
50 20 10 4 2 1
2 -0,307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605
1.8 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499
1.6 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.380
1.4 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.700 3.271
1.2 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149
1 -0164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022
0.9 -0,148 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957
0.8 -0.132 0.780 1.336 1.998 2.453 2.891
0.7 -0.116 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824
0.6 -0,099 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755
0.5 -0.083 0.806 1.323 1.910 2.311 2.686
0.4 -0.063 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615
0.3 -0.050 0.824 1.309 1.849 2.221 2.544
0.2 -0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472
0.1 -0.017 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400
0 0 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326
-0.1 0.017 0.846 1.270 1.716 2.00 2.252
-0.2 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178
-0.3 0.050 0.853 1.245 1.643 1.890 2.104
-0.4 0.066 0855 1.231 1.606 1.843 2.029
-0.5 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955
-0.6 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880
-0.7 0.116 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806
-0.8 0.132 0.856 1.166 1.488 1.606 1.733
-0.9 0.148 0.854 1.147 1.407 1.594 1.660
-1 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588

21
-1.2 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449
-1.6 0.254 0.817 0.994 1.116 1.116 1.197
-1.8 0.282 0.799 0.945 1.035 1.069 1.087
-2 0.307 0.777 0.895 0.959 0.980 0.990
Sumber: Suripin, 2004

d. Distribusi Gumbel
Bentuk dari persamaan distribusi Gumbel dapat ditulis sebagai berikut:
XTR= X + K . S ………….……............( 2.17)

Besarnya faktor frekuensi dapat ditentukan dengan rumus berikut:


X Tr −Yn
K= ……….…….................
Sn
( 2.18)
Dimana:
XT = Besarnya curah hujan untuk periode tahun berulang tahun (mm)
Tr = Periode tahun berulang (return period) (tahun)
X = Curah hujan maksimum rata-rata selama tahun pengamatan (mm)
S = Standard deviasi
K = Faktor frekuensi
YTr = Reduced variate
Yn = Reduced mean
Sn = Reduced standard

Besarnya nilai Sn, Yn, dan YTr dapat dilihat dalam Tabel 2.7; 2.8; 2.9 sebagai
berikut:
Tabel 2.7 Reduced Standard Deviation (Sn)
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.9496 0.9676 0.9833 0.9971 1.0095 1,0206 1.0316 1.0411 1.0493 1.0565
20 1.0628 1.06.96 1.0754 1.0811 1.0864 1.0915 1.0961 1.1004 1.1047 1.1080
30 1.1124 1.1159 1.1193 1.1226 1.1255 1.1285 1.1313 1.1339 1.1363 1.1388
40 1.1413 1.1436 1.1458 1.1480 1.1499 1.1519 1.1538 1.1557 1.1574 1.1590
50 1.1607 1.1623 1.1638 1.1658 1.1667 1.1681 1.1696 1.1708 1.1721 1.1734
60 1.1747 1.1759 1.1770 1.1782 1.1793 1.1803 1.1814 1.1824 1.1834 1.1884

22
70 1.1854 1.1863 1.1873 1.1881 1.1890 1.1898 1.1906 1.1915 1.1923 1.1930
80 1.1938 1.1946 1.1953 1.1959 1.1967 1.1973 1.198 1.1987 1.1994 1.2001
90 1.2007 1.2013 1.2020 1.2026 1.2032 1.2038 1.2044 1.2019 1.2055 1.2061
10 1.2065 1.2069 1.2073 1.2077 1.2081 1.2084 1.2087 1.2090 1.2093 1.2096
0
Sumber: Suripin (2004)

Tabel 2.8 Reduced Mean (Yn)


N 0 1 2 3 4 5 6 7 8
10 0.4952 0.4996 0.5035 0.5070 0.511 0.5128 0.5157 0.5181 0.5202
20 0.5236 0.5252 0.5268 0.5383 0.5296 0.5309 0.5320 0.5532 0.5343
30 0.5362 0.5371 0.5380 0.5388 0.8396 0.5493 0.5410 0.5418 0.5424
40 0.5436 0.5442 0.5448 0.5453 0.5458 0.5463 0.5468 0.5473 0.5477
50 0.5485 0.5489 0.5493 0.5497 0.5501 0.5504 0.5508 0.5511 0.5515
60 0.5521 0.5524 0.5527 0.5530 0.5533 0.5535 0.5538 0.5540 0.5543
70 0.5548 0.5550 0.5552 0.5555 0.5557 0.5559 0.5561 0.5563 0.5565
80 0.5569 0.5570 0.5572 0.5574 0.5576 0.5578 0.5580 0.5581 0.5583
90 0.5586 0.5587 0.5589 0.5591 0.5592 0.5593 0.5595 0.5596 0.5598
100 0.5600 0.5602 0.5603 0.5604 0.5606 0.5607 0.5608 0.5609 0.5610
Sumber: Suripin (2004)
Tabel 2.9 Reduced Variate (YTr)
Periode Ulang Tr Reduced Variate Periode Ulang Tr Reduced Variate
(Tahun) (YTr) (Tahun) (YTr)
2 0.3668 100 4.6012
5 1.5004 200 5.2969
10 2.2510 250 5.5206
20 2.9709 500 6.2149
25 3.1993 1000 6.9087
50 3.9028 5000 8.5188
75 4.3117 10000 9.2121

Sumber: Suripin (2004)

6. Volume Air Limbah

23
Air limbah domistik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk
tujuan semula baik dari aktivitas dapur, kamar mandi, atau cuci baikdari
lingkunganrumah tinggal, bangunan umum atau instansi, bangunan komersial dan
sebagainya. Zat-zat yabg terdapat dalam air buangan diantaranya adalah unsur-unsur
organik tersuspensi maupun terlarut dan juga unsur-unsur anorganik serta
mikroorganisme. (kodoatie dan Sjarief, 2005), dapat dilihat pada tabel 2.11

Tabel 2.10 Karakteristik Limbah Cair Domistik


Jenis Bangunan Volume Limbah Cair (liter/org/hari)
Daerah perumahan
 Rumah besar untuk keluarga 400
tunggal
 Rumah tipe tertentu untuk 300
keluarga tunggal
 Rumah untuk keluarga ganda 240 – 300
(rusun)
 Rumah kecil (cottage) 200
Perkemahan dan motel
 Tempat peristirahatan mewah 400 – 600
 Tempat parkir rumah berjalan 200
(mobile home)
 Kemah wisata dan tempat 140
parkir trailer
 Hotel dan motel 200
Sekolah
 Sekolah dengan asrama 300
 Sekolah siang hari dengan 80
kafetarial
 Sekolah siang hari tanpa 60
kafetarial
Restoran
 Tiap pengawai 120
 Tiap langganan 25 – 40
 Tiap langganan tiap makanan 15
yang disajikan

24
Sumber: Suripin (2004)

7. Penampang melintang saluran


Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena kecepatan
aliran dan kekasaran dinding relatif besar. Nilai R dapat dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Untuk mencari debit aliran pada saluran dapat menggunakan rumus:
Q = V .A ……………………...(2.19)

Dimana:
Q = debit aliran pada saluran (𝑚3/𝑑𝑒𝑡)
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah saluran (𝑚2)

1
V= x R23 x S12 ………………………...
n
(2.20)

Dimana:
n = kekasaran manning
R = jari-jari hidrolis
S = kemiringan saluran

Penampang melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat
melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan
kemiringan dasar tertentu.

25
Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat
melewati debit maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan kemiringan
dasar tertentu. Salah satunya adalah saluran berbentuk persegi.
Luas penampang melintang, A, dan keliling basah, P, saluran dengan penampang
melintang berbentuk persegi dengan lebar dasar B, kedalaman air h,

Gambar 2.2 - Penampang melintang saluran berbentuk persegi

dapat dirumuskan sebagai berikut:


Dimana:
A = luas penampang
B = lebar dasar saluran
P = keliling basah
H = tinggi air

A = b .h ……….….................. (2.21)
P = b + 2h .........…………………...
(2.22)
R = A/P ….………......…………..
(2.23)
Dimana:
R = jari-jari hidraulik (m)
A = luas penampang basah (𝑚2)
P = keliling penampang basah (m)

Tabel 2.11 Kebutuhan Air


No Jenis Pemakaian Kebutuhan

26
1 Perumahan 150 L/org//hari
2 Hidran umum 30 L/org/hari
3 Sekolah 10 L/murid/hari
4 Kantor 10 L/pengawai/hari
5 Rumah sakit 200 /unit/hari
6 Puskesmas 2000 L/unit/hari
7 Pasar 12m3/hektar/hari
8 Restaurant 100 L/kursi/hari
9 Hotel / penginapan 150 L/Tt/hari
Sumber: Ditjen Cipta Karya Dep PU (2000)

Tabel 2.12 Harga Koefisien Manning


Bahan Koefisian manning
Besi tuang dilapis 0.014
Kaca 0.010
Saluran beton 0.013
Bata dilapis mortar 0.015
Pasangan batu disemen 0.025
Saluran tanah bersih 0.022
Saluran tanah 0.030
Saluran dengan dasar batu dengan tebing 0.040
rumput
Saluran pada galian batu padas 0.040
Sumber: Drainase Perkotaan (Wesli2008)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian meliputi tahapan pengumpulan
data, analisa dan pembahasan. Rancangan penelitian ini dibuat dengan tujuan agar
mampu menjawab permasalahan yang diteliti.

A. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Rumah Tiga Kelurahan Kecamatan Teluk Ambon

27
Gambar 3.1 Peta Lokasi (Sumber: Google Earth)

B. Jenis Data

Dalam proses pengumpulan data, ada 2 jenis data yang digunakan yaitu data sekunder
dan data primer

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dilapangan.


Adapun data – data yang didapatkan dari hasil survey.

Survey yang dilakukan adalah survey terhadap dimensi saluran drainase


jalan, data geometrik jalan dan dokumentasi.

Peralatan – peralatan yang digunakan pada pelaksanaan survey lapangan


antara lain:

 Alat untuk mengukur (Meteran)


 Alat Tulis (pulpen, kertas, papan oles)
2. Data Sekunder adalah data yang di peroleh dari berbagai sumber yang
sudah ada, seperti instansi terkait, internet, dan media massa lainnya. Data
sekunder seperti:

 Data penduduk

28
 Data curah hujan (selama 10 tahun terakhir)
 Peta tata guna lahan
C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data yang relevan dari buku, jurnal, dan sumber ilmiah lain
seperti artikel di situs internet yang berkaitan dengan drainase jalan raya.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan lewat


pengamatan langsung dilapangan dengan menggunakan catatan maupun
foto tentang dimensi saluran drainase jalan raya.

D. Sumber Data

Data yang diperoleh untuk penulisan ini bersumber dari studi kepustakaan dan hasil
observasi penulis secara langsung pada pekerjaan drainase jalan raya Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon.

V. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang diteliti pada saluran draianse jalan raya Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon yaitu: Kapasitas saluran (X) dan Debit Aliran (Y)

E. Metode Analisis

Dalam penelitian ini data – data yang diperoleh akan diolah dengan perhitungan
matematik dalam software Miscrosoft Excel untuk menghitung besar debit limpasan
dan kapasitas saluran drainase.

29
F. Bagan Alir Penelitian

Mulai

Peta Topografi Peta Tataguna Lahan


Data Curah Data Jumlah Data Saluran
Hujan Penduduk Eksisting

Luas Daerah Koefisien Uji Konsistensi Data Analisa Jumlah Dimensi Saluran
Pengaliran Pengaliran (C) Hujan Penduduk Eksisting

Curah Hujan
Maksimum Analisa
Kebutuhan
Air/Orang/
Analisa Saluran
Hari
Eksisting
Perhitungan Curah
Hujan Rancangan
Tidak

Menggunakan Ya
Metoda Distribusi Uji
Lain Kesesuaian

30
Analisa Debit Air Analisa Debit
Hujan Dengan Intensitas Curah Rancangan
Rumus Rasional Hujan Domestik
Modifikasi

Analisa Debit
Rancangan

Q, Drainase Total Debit


Saluran Drainase

Evaluasi Ya Evaluasi Q Ya Rehabilitasi


Q Rehabilitasi Saluran <Q
Saluran Drainase
<Q
s
Tidak
Rekomendasi
\
Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari observasi, dokumentasi dilapangan, sedangkan data sekunder
diperoleh dari internet dan dinas terkait.

B. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana pada
saat melakukan suatu perencanaan bangunan air. Data yang diperlukan adalah data
curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Stasiun Pattimura Selama 10 tahun terakhir untuk menghitung volume kapasitas

31
dalam menampung air hujan dan menggunakan metode rata – rata aljabar, maka
analisa curah hujan diperoleh dari curah hujan harian maksimum.

Tahu CH Maximum CH
n JAN FEB MA AP MEI JUN JUL AUG SEP OK NO DE Rerata
R R T V S
2011 228 202 127 240 1468 691 694 323,1 304 143 44,4 147 384,29
2012 100 119 298 80,1 908 1252 1157 638,7 254 136 25,6 79,4 420,63
2013 252 195 77,6 167 395 360 1923 629 360 129 91 220 399,88
2014 305 177 60 154 417 384 226 498 117 129 31 135 219,42
2015 160 196 120 298 180 718 164 70 3 67 14 118 175,67
2016 70 37 195 355 239 199 914 343 342 185 37 119 252,93
2017 284 152 143 129 751 1430 1046 452,2 501 180 189 176 452,77
2018 236 120 203 286 797 847 542 299,3 411 28,6 26,8 146 328,56
2019 235 49,1 221 323 252 534 272 96,3 102 172 27,4 14,2 191,50
2020 99 81,8 186 101 680 960 841 302,2 574 452 137 140 379,47

Tabel 4.1 Rekapitulasi Curah Hujan Maksimum Harian Rata – Rata


Sumber: Hasil Analisis

Tabel 4.2 Curah Hujan Maksimum Rata – Rata


No Tahun CH Rata - Rata
1 2011 384,29
2 2012 420,63
3 2013 399,88
4 2014 219,42
5 2015 175,67
6 2016 252,93
7 2017 452,77
8 2018 328,56
9 2019 191,50
10 2020 379,47
Sumber: Hasil Analisis

Grafik 4.1 Analisis Curah Hujan Maksimum

32
CH Max Rata - Rata
500
450 452.77
420.63
400 399.88
384.29 379.47
350
328.56
300
250 252.93
219.42
200 191.5
175.67
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Hasil Analisis


C. Analisis Frekuensi

Debit limpasan air hujan dianalisis dari curah hujan rencana yang terjadi berdasarkan
periode ulang hujan. Untuk memperoleh data curah hujan yang terjadi berdasarkan
periode ulang hujan tahun tertentu, maka perlu di lakukan analisis distribusi
probabilitas diantaranya:

1. Distribusi Normal

Tabel 4.3 Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Normal


No Tahun CH Max X̅ (Xi - X̅) (Xi - X̅)2 (Xi - X̅)3
(Xi)
1 2011 384,29 320,512 63,8 4067,63 259425,52
2 2012 420,63 320,512 100,1 10023,61 1003544,18
3 2013 399,88 320,512 79,4 6299,28 499961,21
4 2014 219,42 320,512 -101,1 10219,59 -1033119,04
5 2015 175,67 320,512 -144,8 20979,20 -3038670,01
6 2016 252,93 320,512 -67,6 4567,33 -308669,07
7 2017 452,77 320,512 132,3 17492,18 2313480,55
8 2018 328,56 320,512 8,0 64,77 521,27
9 2019 191,5 320,512 -129,0 16644,10 -2147288,13
10 2020 379,47 320,512 59,0 3476,05 204940,71
Jumlah (∑) 3205,12 0,00 93833,74 -2245872,82
Rata – Rata (X̅) 320,512

33
Standar Deviasi (S) 102,10
Sumber: Hasil Analisis
Dari data diatas didapat:

 Nilai rata – rata (X̅)



∑ Xi
X̅= ❑
n
3205,12
= =320,512 mm
10

 Standar Deviasi (S)


S=
∑ ( Xi−X ) 2
√❑
n−1
93833,74
=√ =102,10
9

KT = Faktor frekuensi, nilainya bergantung dari T dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Nilai Variabel Reduksi Gauss
No Periode Ulang Peluang KT
1 1.001 0.999 -3.05
2 1.005 0.995 -2.58
3 1.010 0.990 -2.33
4 1.050 0.950 -1.64
5 1.110 0.900 -1.28
6 1.250 0.800 -0.84
7 1.330 0.750 -0.67
8 1.430 0.700 -0.52

34
9 1.670 0.600 -0.25
10 2.000 0.500 0
11 2.500 0.400 0.25
12 3.330 0.300 0.52
13 4.000 0.250 0.67
14 5.000 2.000 0.84
15 10.000 0.100 1.28
16 20.000 0.050 1.64
17 50.000 0.020 2.05
18 100.000 0.010 2.33
19 200.000 0.005 2.58
20 500.000 0.002 2.88
21 1000.000 0.001 3.09
Sumber: Bonnier (1980) dalam Suripin (2004)

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Normal
Periode Ulang X̅ Kt S XT (mm)
2 320,512 0 102,10 320,512
5 320,512 0,84 102,10 406,276
10 320,512 1,28 102,10 451,200
20 320,512 1,64 102,10 487,956
50 320,512 2,05 102,10 529,817
100 320,512 2,33 102,10 558,405
Sumber: Hasil Analisis

Berikut hasil analisis periode ulang hujan rencana menggunakan rumus:


XT = X ̅ + ( Kt . S ) ....………………………..4.1)

 Untuk periode Ulang (T) 2 Tahun


X2 = 320,512 + (0 x 102, 10) = 320,512 mm
 Untuk periode ulang (T) 5 Tahun
X5 = 320,512 + (0, 84 x 102, 10) = 406,276 mm
 Untuk periode ulang (T) 10 Tahun
X10 = 320,512 + (1, 28 x 102, 10) = 451, 2 mm
 Untuk periode ulang (T) 20 Tahun
X20 = 320,512 + (1, 64 x 102, 10) = 487,956 mm

35
 Untuk periode ulang (T) 50 Tahun
X50 = 320,512 + (2, 05 x 102, 10) = 529,817 mm
 Untuk periode ulang (T) 100 Tahun
X100= 320,512 + (2, 33x 102, 10) = 558,405 mm

2. Distribusi Log Normal


Tabel 4.6 Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Normal
No Tahun CH Max (Xi) Log Xi Log X ̅ (Log Xi - Log X̅)2
1 2011 384,29 2,58 2,483 0,01033
2 2012 420,63 2,62 2,483 0,01985
3 2013 399,88 2,60 2,483 0,01414
4 2014 219,42 2,34 2,483 0,02009
5 2015 175,67 2,24 2,483 0,05679
6 2016 252,93 2,40 2,483 0,00640
7 2017 452,77 2,66 2,483 0,02989
8 2018 328,56 2,52 2,483 0,00113
9 2019 191,5 2,28 2,483 0,04033
10 2020 379,47 2,58 2,483 0,00925
Jumlah (∑) 3205,12 24,83 0,20821

Rata - rata (S log X̅) 320,512 2,483

Standar Deviasi (S)  0,152

Sumber: Hasil Analisis

Dari data diatas didapat:


 Nilai Rata – Rata (Log X̅ )

∑ log Xi
Log X̅ = ❑
n

24,83
= =2,483 mm
10

 Standar Deviasi ( S)

36

S Log X = √


( log Xi−X ) 2
n−1
0,20821
=√ =¿ 0,152
9
KT = Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat Tabel 4.4 Nilai Variabel
Reduksi Gauss)

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Normal
Periode Ulang Log X̅ Kt S Log X Log XT XT (mm)
2 2,483 0 0,152 2,483  304,088
5 2,483 0,84 0,152 2,611  408,319
10 2,483 1,28 0,152 2,678  476,430
20 2,483 1,64 0,152 2,732  539,510
50 2,483 2,05 0,152 2,795  623,734
100 2,483 2,33 0,152 2,837  687,068
Sumber: Hasil Analisis

Berikut hasil analisis periode ulang hujan rencana menggunakan rumus:


Log XT = Log X ̅ + (Kt. S. log X) ..………………….……..4.2)

 Untuk periode Ulang (T) 2 Tahun


X2 = 2,483 + (0 x 0,152) = 2,483 mm
 Untuk periode ulang (T) 5 Tahun
X5 = 2,483+ (0, 84 x 0,152) = 2,611 mm
 Untuk periode ulang (T) 10 Tahun
X10 = 2,483 + (1, 28 x 0,152) =2,678 mm
 Untuk periode ulang (T) 20 Tahun
X20 = 2,483 + (1, 64 x 0,152) = 2,732 mm
 Untuk periode ulang (T) 50 Tahun
X50 = 2,483 + (2, 05 x 0,152) = 2,795 mm
 Untuk periode ulang (T) 100 Tahun
X100= 2,483 + (2, 33x 0,152) = 2,837 mm

37
3. Distribusi Log Person III
Tabel 4.8 Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Person III
No Tahun CH Max Log Log X (Log Xi - Log (Log Xi - Log
(Xi) Xi ̅ X̅)2 X̅)3
1 2011 384,29 2,58 2,483 0,01033 0,00105
2 2012 420,63 2,62 2,483 0,01985 0,00280
3 2013 399,88 2,60 2,483 0,01414 0,00168
4 2014 219,42 2,34 2,483 0,02009 -0,00285
5 2015 175,67 2,24 2,483 0,05679 -0,01353
6 2016 252,93 2,40 2,483 0,00640 -0,00051
7 2017 452,77 2,66 2,483 0,02989 0,00517
8 2018 328,56 2,52 2,483 0,00113 0,00004
9 2019 191,5 2,28 2,483 0,04033 -0,00810
10 2020 379,47 2,58 2,483 0,00925 0,00089
Jumlah (∑) 3205,12 24,83 0,20821 -0,01337
Rata - rata 320,512 2,483
( S log X̅)

Standar Deviasi 0,152


(S)

Koefisien -0,529
Kemencengan (Cs)

Sumber: Hasil Analisis

Dari data diatas didapat:


 Nilai Rata – Rata (Log X̅ )

∑ log Xi
Log X̅ = ❑
n

38
24,83
= =2,483 mm
10

 Standar Deviasi ( S)

S Log X = √


( log Xi−X ) 2
n−1
0,20821
=√ =¿ 0,152
9
 Koefisien Kemencengan (Cs)
n
Cs = ∑ ¿¿ ¿
i=1

= 10 x ¿ ¿
-0,134 
=
(0,2529 )
= -0,529

Dari perhitungan diatas didapat nilai Cs = -0,529, maka KT = Faktor frekuensi (lihat
Tabel 2, 6 Nilai KT untuk distribusi Log-Person III)

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Log- Person III
Periode Ulang Log X̅ Kt S Log Log XT XT (mm)
X
2 2,483 0,083 0,152 2,496 312,607
5 2,483 0,856 0,152 2,613 410,204
10 2,483 1,216 0,152 2,668 465,586
50 2,483 1,777 0,152 2,753 566,239
100 2,483 1,955 0,152 2,780 602,559
Sumber: Hasil Analisis
Berikut hasil analisis periode ulang hujan rencana menggunakan rumus:
Log XT = Log X ̅ + (Kt. S. log X) ……………...…………..4.3)

 Untuk periode Ulang (T) 2 Tahun


X2 = 2,483 + (0,083 x 0,152) = 2,496 mm
 Untuk periode ulang (T) 5 Tahun
X5 = 2,483+ (0,856 x 0,152) =2,613 mm

39
 Untuk periode ulang (T) 10 Tahun
X10 = 2,483 + (1,216 x 0,152) =2,668 mm

 Untuk periode ulang (T) 50 Tahun


X50 = 2,483 + (1.777 x 0,152) =2,753 mm
 Untuk periode ulang (T) 100 Tahun
X100= 2,483 + (1.955 x 0,152) =2,780 mm

3. Distribusi Gumbel
Tabel 4.10 Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Gumbel
No Tahun CH Max X̅ (Xi - X̅) (Xi - X̅)2
(Xi)
1 2011 384,29 320,512 63,8 4067,63
2 2012 420,63 320,512 100,1 10023,61
3 2013 399,88 320,512 79,4 6299,28
4 2014 219,42 320,512 -101,1 10219,59
5 2015 175,67 320,512 -144,8 20979,20
6 2016 252,93 320,512 -67,6 4567,33
7 2017 452,77 320,512 132,3 17492,18
8 2018 328,56 320,512 8,0 64,77
9 2019 191,5 320,512 -129,0 16644,10
10 2020 379,47 320,512 59,0 3476,05
Jumlah (∑) 3205,12 0,00 93833,74
Rata – Rata (X̅) 320,512
Standar Deviasi (S) 102,10
Sumber: Hasil Analisis

Dari data diatas didapat:

 Nilai rata – rata (X̅)


X̅=


Xi
n
3205,12
= =320,512 mm
10

40
 Standar Deviasi (S)

S=
∑ ( Xi−X ) 2
√❑
n−1
93833,74
=√ =102,10
9
Jumlah data yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rencana periode ulang T
adalah 10 tahun, sehingga nilai Yn dan Sn dapat dilihat pada tabel 2.7 dan tabel 2.8
N = 10
Yn = 0, 4952 (lihat tabel 2.8)
Sn = 0, 9497 (lihat tabel 2.7)

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Gumbel
Periode X̅ Yt Sn Yn Kt Sx Xt
Ulang
2 320,512 0,3668 0,9497 0,4952 -0,1352 102,10 306,708
5 320,512 1,5004 0,9497 0,4952 1,0584 102,10 428,5787
10 320,512 2,2510 0,9497 0,4952 1,8488 102,10 509,2739
20 320,512 2,9709 0,9497 0,4952 2,6068 102,10 586,6686
50 320,512 3,9028 0,9497 0,4952 3,5881 102,10 686,8550
100 320,512 4,6012 0,9497 0,4952 4,3235 102,10 761,9383
Sumber: Hasil Analisis

Berikut hasil analisis periode ulang hujan rencana menggunakan rumus:


Yt−Yn
KT = ……………………...…..4.4)
Sn

XT = X ̅ + ( Kt. S) ..………….……………..4.5)

 Untuk periode Ulang (T) 2 Tahun


0,3668−0,4952
K2 = =−0,1352
0,9497

X2 = 320,512 + (-0, 1352 x 102, 10) = 306,708 mm

41
D. Penentuan Metode Distribusi
Dari hasil perhitungan 4 metode distribusi, tentukan metode mana yang akan di pakai
dalam perhitungan. Setiap metode distribusi mempunyai parameter statistic antara
lain:
1. Nilai Rata – Rata (X̅)

X̅=


Xi
……...……………....……..4.6)
n

2. Standar Deviasi (S)


S= √


( Xi−X ) 2
....……… …........
n−1
………..4.7)
3. Koefisien Variasi (Cv)
S
Cv= ……...…...…….…………..4.8)

4. Koefisien kemencengan/ Skewness (Cs)

n
Cs = n ∑ ¿ ¿ ¿ .....…......…………..……..4.9)
i=1

5. Koefisien kepuncakan/ Kurtosis


n
Ck = n 2 ∑ ¿ ¿ ¿ ...............….…………..4.10)
i=1

42
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Statistik Curah Hujan
No Tahun CH Max X̅ (Xi - X̅) (Xi - X̅)2 (Xi - X̅)3 (Xi - X̅)4
(Xi)
1 2011 384,29 320,512 63,8 4067,63 259425,52 16545640,5
2 2012 420,63 320,512 100,1 10023,61 1003544,18 100472836,1
3 2013 399,88 320,512 79,4 6299,28 499961,21 39680921,3
4 2014 219,42 320,512 -101,1 10219,59 -1033119,04 104440070,1
5 2015 175,67 320,512 -144,8 20979,20 -3038670,01 440127040,9
6 2016 252,93 320,512 -67,6 4567,33 -308669,07 20860473,4
7 2017 452,77 320,512 132,3 17492,18 2313480,55 305976310,9
8 2018 328,56 320,512 8,0 64,77 521,27 4195,2
9 2019 191,5 320,512 -129,0 16644,10 -2147288,13 277025936,5
10 2020 379,47 320,512 59,0 3476,05 204940,71 12082894,2
Jumlah 3205,12 0,00 93833,74 -2245872,82 1317216319,06
Rata - Rata 320,512
Standar 102,10
Deviasi (S)
Sumber: Hasil Analisis

 Nilai rata – rata (X̅)


X̅=


Xi
n
3205,12
= =320,512 mm
10
 Standar Deviasi (S)

S= √


( Xi−X ) 2
n−1
93833,74
=√ =102,10
9

 Koefisien Variasi (X̅)

43
S
Cv =

102,10
= =0,318 mm
320,512

 Koefisien kemencengan/ Skewness (Cs)


n
Cs = n ∑ ¿ ¿ ¿
i=1

10.(−2245872,82)
= = -0, 293
( 9 )( 8 ) ( 102,10 ) 3

 Koefisien kepuncakan/ Kurtosis (Ck)


n
Ck = n 2 ∑ ¿ ¿ ¿
i=1

102 x 1317216319,06
= = 2,405
( 9 )( 8 ) (7) ( 102,10 ) 4

Tabel 4.13 Rekapitulasi Parameter Statistik


No Parameter Nilai
1 Nilai Rata – Rata (X̅) 320,512
2 Standar Deviasi (S) 102,10
3 Koefisien Variasi ( Cv) 0,318
4 Koefisien Kemencengan (Cs) -0,293
5 Koefisien Kurtosis (Ck) 2,405
Sumber: Hasil Analisis

Setelah diketahui parameter dari perhitungan diatas dapat menentukan metode


distribusi mana yang akan dipakai untuk menganalisis curah hujan rencana, seperti
pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Hasil Uji Distribusi


Jenis Syarat Parameter Statistik Hasil Analisis Keterangan
Distribusi Parameter
Statistik Data

44
Normal Cs = 0 Cs = -0,293 Tidak
Ck = 3 Ck = 2,405 Memenuhi

Log Normal Cs = Cv3 + 3. Cv = 1,036 Cs = 0.986 Tidak


Ck = Cv8 +6Cv6+15Cv4+16Cv2+3 = Ck = 4,777 Memenuhi
4,967

Gumbel Cs = 1,14 Cs = -0,293 Tidak


Ck = 5,40 Ck = 2,405 Memenuhi
Log Person Cs Positif atau Negatif dan tidak Memenuhi
III memenuhi semua syarat diatas
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan hasil perhitungan dan syarat distribusi pada tabel 4.16, maka jenis
distribusi yang memenuhi persyaratan dan dapat digunakan untuk menganalisis curah
hujan rencana adalah Distribusi Log Person – III

E. Uji Distribusi Probabilitas


1. Uji Chi-Kuadrat
Untuk menguji kecocokan suatu distribusi sebaran Log Person III, digunakan
metode Uji Chi-Kuadrat dengan persamaan sebagai berikut:
 Menghitung Jumlah Kelas
Jumlah data (n) = 10
Kelas Distribusi (K) = 1+ 3, 3 Log n
= 1+ 3, 3 Log 10
= 4, 3 = 5 Kelas
 Menghitung Derajat Kebebasan (Dk) dan X2 Cr
Derajat Kebebasan (Dk) = K – (P + 1)
= 5 – (2 + 1) = 2
Parameter (P) = 2
Nilai X2 Cr dengan jumlah data (n) = 10, α = 5% dan dk = 2 adalah 5,911 ( lihat tabel
4.15)
Tabel 4.15 Nilai – Nilai Chi – Kuadrat
dk Taraf Signifikansi
50% 30% 20% 10% 5% 1%
1 0,455 1,074 1,642 2,706 3,841 6,635

45
2 1,386 2,408 3,219 4,605 5,991 9,210
3 2,366 3,665 4,642 6,251 7,815 11,341
4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 13,277
5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 15,086
6 5,348 7,231 8,558 10,645 12,595 16,812
7 6,346 8,383 9,803 12,017 14,067 18,475
8 7,344 9,524 11,030 13,362 15,507 20,090
9 8,343 10,656 12,242 14,684 16,919 21,66
10 9,342 11,781 13,442 15,987 18,307 23,209
Sumber: Suripin 2004

 Menghitung Kelas Distribusi


1
Kelas distribusi = x 100% = 20%
5
Interval distribusi adalah: 20% ; 40% ; 60% ; 80%
 Persentase 20%
1
P(x) = 20% diperoleh T = =5 Tahun
0,20
 Persentase 40%
1
P(x) = 40% diperoleh T = =2,5 Tahun
0,40
 Persentase 60%
1
P(x) = 60% diperoleh T = =1,67 Tahun
0,60
 Persentase 80%
1
P(x) = 80% diperoleh T = =1,25 Tahun
0,80

 Menghitung Intervak Kelas


Tabel 4.16 Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Log- Person III
Periode Ulang Log X̅ Kt S Log X Log XT XT (mm)
5 2,483 0,856 0,152 2,613 410,204
2,5 2,483 0,032 0,152 2,488 307,609
1,67 2,483 -0,431 0,152 2,417 261,216
1,25 2,483 -0,8568 0,152 2,353 225,423
Sumber: Hasil Analisis

46
Tabel 4.17 Perhitungan Uji Chi – Kuadrat
Kelas Interval Ef Of Of - Ef ( Of  - Ef  ) 2
Ef  
1 > 410, 204 2 2 0 0
2 307,609 - 410,204 2 2 0 0
3 261,216 - 307,609 2 2 0 0
4 225,423 - 307,609 2 1 -1 0,5
5 < 83,218 2 3 1 0,5
Jumlah 10 10 1
Sumber: Hasil Analisis

F. Analisis Intensitas Hujan


Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi
Log Normal
Periode Ulang Log XT XT (mm)
2 2,483  304,088
5 2,611  408,319
10 2,678  476,430
20 2,732  539,510
50 2,795  623,734
100 2,837  687,068
Sumber: Hasil Analisis

Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data hujan baik secara
statistic maupun secara empiris. Biasanya intensitas hujan dihubungkan dengan
durasi hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30 menit,60 menit dan jam jaman.
Data curah hujan jangka pendek ini hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat
pencatat hujan otomatis. Apa bila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
hanya data hujan harian, maka intentas hujan dapat dihitung dengan rumus
Mononobe. yang mana lamanya hujan diasumsikan sama dengan nilai waktu
konsentrasi (24 jam). Dimana R24 didapat dari nilai Curah Hujan maksimum rata-
rata harian (24 jam) per bulan untuk kurung waktu 1 tahun.

Rumus Intensitas Hujan:

47
[ ]
2 /3
R 24
I = 24 . =… mm / jam
24 t c

Dimana:

[ ]
2/ 3
304,088 24
I= . =12,67 mm / jam
24 24

Perhitungan intensitas hujan berbagai kala ulang selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19 Perhitungan Intensitas Hujan


C R (mm) Tc (Jam) I (mm/jam)

2 304,088 24 12,67

5 408,319 24 17,01

10 476,430 24 19,85

Sumber: Hasil Analisis

G. Analisa Debit Limpasan

Besar kecilnya debit limpasan dipengaruhi oleh koefisien pengaliran (C), nilai ini

dapat dilihat pada Tabel. Semakin besar nilai Koefisien C nya maka semakin besar

pula debit limpasan tersebut, begitupun sebaliknya, besar kecilnya niai Koefisien C di

pengaruhi oleh Tata Guna Lahan pada lokasi disekitarnya

48
Gambar 4.1: koefisien Aliran permukaan
Dari gambar 4.1 didapat nilai koefisien C (Koefisien pengaliran), tata guna lahan
dapat dilihat pada tabel 4.20

Tabel 4.20 Tata Guna Lahan


No Tata Guna Lahan Koef C
1 Perumahan Berkelompok, Terpisah – pisah 0,40- 0,60
Sumber: Hasil Analisis

Perhitungan debit banjir air hujan berdasarkan intensitas hujan dengan menggunakan
metode modifikasi rasional. Metode rasional dapat digunakan untuk daerah
pengaliran < 300 ha. Serta intensitas hujan rencana yang dipakai adalah kala ulang 10
tahun. Berikut rumus umum dari metode rasinal:

Q=0,2785C . I . A

Dimana:

Q = Debit puncak limpasan permukaan (m3/det)


C = Koefisien pengaliran

49
A = Luas daerah pengaliran (Km2)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)

Tabel 4.21 Harga Koefisien Manning


Bahan Koefisien Manning (n)
Pasangan Batu Disemen 0,025
Sumber: Drainase Perkotaan (Wesli2008)

 Perhitungan Saluran Segmen A – B


Panjang Saluran = 180 m
Slope Saluran = 0,0016
Luas = 0,05372 km2
Koefisien Pengaliran (C)= 0,40
R24 = 687,068
Kecepatan Aliran (V) = 0, 392 m/det

Maka:
Tc = t0 + td

( )
0167
2 n
To = x 3.28 x Ls x
3 √s

( )
0.167
2 0,025
= x 3.28 x 180 x
3 √ 0,0016
= 2,5077 menit
L 180
Td = = =¿1,17 menit
60 x V 60 x 0,392

Tc = 2,5077+ 1,17 = 3,677 menit = 0,0612 jam

( )
R 24 24 2
I= . 3
24 T c

( )
2
687,068 24
¿ . 3
24 0,0612

50
= 1467,52 mm/jam = 1,467 m3/det

Q = 0,278 x C x I X A

= 0,278 x 0,40 x 1,467 x 0,0612

= 0,00998 m3/detik

 Perhitungan Saluran Segmen B – C


Panjang Saluran = 130 m
Slope Saluran = 0,0014
Luas = 0,04358 km2
Koefisien Pengaliran (C)= 0,40
R24 = 687,068
Kecepatan Aliran (V) = 0, 520 m/det

Maka:
Tc = t0 + td

( )
0167
2 n
To = x 3.28 x Ls x
3 √s

( )
0.167
2 0,025
= x 3.28 x 130 x
3 √ 0,0014
= 2,401menit
L 130
Td = = =¿1,12 menit
60 x V 60 x 0,520

Tc = 2,401+ 1,12 = 3,52 menit = 0,058 jam

( )
R 24 24 2
I= . 3
24 T c

( )
2
687,068 24
¿ . 3
24 0,058

51
= 1633,93 mm/jam = 1,633 m3/det

Q = 0,278 x C x I X A

= 0,278 x 0,40 x 1,633 x 0,058

= 0,01053 m3/detik

Perhitungan analisa debit air hujan rencana dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini:

Tabel 4.22 Analisa Debit Air Hujan


No Nama Luas Panjang Slope Koefisien CHr (I) (Q)
Saluran Area saluran saluran (C) (mm) (mm/jam) (m3/dtk)
(Km2) (m)
1 A-B 0,0537 180 0,0016 0,40 687,06 1,467 0,00998
Kanan 2 8
2 B–C 0,0435 130 0,0014 0,40 687,06 1,633 0,01053
Kanan 8 8
Sumber: Hasil perhitungan
H. Analisa Debit Air Kotor

1. Pertumbuhan Penduduk

Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk menggunakan metode geometrik.

Tabel 4.23 Jumlah Penduduk 2021


Jumlah Penduduk 10,032
Jumlah Laki – Laki 5,183
Jumlah Perempuan 4,849
Sumber: Bapeda Kota Ambon

Tingkat Pertumbuhan Penduduk (r) Tahun 2021

(10,032)
r= =1 % pertahun
10,032

Analisa Jumlah Penduduk Metode Geometrik

52
Dalam perhitungabn proyeksi jumlah penduduk, dipakai rumus Geometri yang
didasarkan pada anggapan bahwa perkembangan penduduk akan bertambah,
Metode ini menghasilkan nilai yang lebih tinggi untuk mengetahui proyeksi
jumlah penduduk 10 tahun kedepan (2031) yaitu:

Pn = Po(1+r)n

= 10,032 (1+ 0,01)10

= 11,081 Jiwa

Tabel 4.24 Perhitungan Analisa Proyeksi Jumlah Penduduk


No Laju Pertumbuhan Penduduk
Penduduk 2021 2031
1 0,01 % 10,032 11,081
Sumber: Hasil Analisis
Proyeksi jumlah penduduk metode geometrik 10 tahun kemudian adalah 11,081 jiwa.
Air buangan penduduk diperhitungkan berdasarkan kebutuhan air tiap orang per hari
adalah 450 lt/hri/org (Dirjen Cipta Karya 1996). Jumlah air kotor yang terbuang
adalah sebesar 85% dari kebutuhan air bersih.
Debit air buangan Qab = 450 x 0.85 = 382,5 lt/orang/hari

382,5
Maka Qab = 1000 = 0,0159m3 per orang
(24)

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk di tahun ke 10 sebanyak


11,081 jiwa, maka debit air buangan :

Q ab x Pn
Q=
A

Dimana:

A = 180,000m2 = 18 Ha (di bagi dengan 10.000)

0,0159 x 11,081
Q= = 0,009788 m3 per orang
18

53
Maka debit air kotor untuk masing-masing saluran drainase dihitung sebagai berikut :

Perhitungan debit air kotor pada saluran drainase Titik A-B

Dimana: A = 18 ha

Qab = Q x A

= 0.009788 x 18

= 0,1761 m3/det/ha

Perhitungan selanjutnya debit air buangan masing – masing saluran dapat dilihat pada
Tabel 4.25

Tabel 4.25 Perhitungan Debit Air Buangan


No Nama Luas (Ha) Q Debit Air Buangan Qab
Saluran ( m3/det/ha)
1 A - B Kanan 18 0,009788 0,0159
2 B – C Kanan 18 0,009788 0,0159
Sumber: Hasil Analisis
I. Analisa Debit Rencana

Menghitung debit rencana (Qr) untuk Kala Ulang 10 Tahun menggunakan rumus:

Qr = Qah + Qab ……….………….(4.10)

Analisa fdebit rencana dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut ini:

Tabel 4.26 Perhitungan Debit Rencana


No Nama Saluran Luas (ha) Debit Air Hujan Debit Air Debit Air
(Qah) Buangan Rencana
(m3/det/ha) (Qab) (Qr)
(m3/det/ha) (m3/det/ha)
1 A - B Kanan 18 0,0016 0,0159 0,0143
2 B – C Kanan 18 0,0014 0,0159 0,0145
Sumber: Hasil Analisis

J. Kondisi Sistem Drainase Eksisting

54
Data saluran eksisting diperoleh dari hasil survey di desa Soabali Kelurahan Silale
Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, ada beberapa saluran drainase yang akan
mempengaruhi hidrologi dan hidrolika saluran, dengan memperhatikan besar nilai
koefisien meaning berdasarkan jenis bahan dapat dilihat pada tabel 2.13

1. Analisis Kapasistas Saluran Drainase Eksisting

Perhitungan kapasitas drainase yang sudah ada bertujuan untuk mengetahui


kemampuan saluran dalam menampung air. Setelah kapasitas saluran diketahui
kemudian bandingkan dengan debit rancangan sistem drainase untuk mengevaluasi
apakah saluran drainase tersebut perlu di rehabilitas atau tidak (mampu menampung
air hujan/ tidak). Untuk perhitungan kapasitas drainase eksisting dapat dilihat sebagai
berikut:

Dengan Rumus:

A=bxh

P = b + 2.h

R = A/P

1
V= . R 2/3S 1/2
0,025
Q = A. V

Ket:

B = Lebar dasar saluran (m) h = Tinggi saluran (m)

A = Luas penampang basah (m) P = Keliling basah (m)

R = Jari – jari Hidraulik (m) Q = Debit aliran (m/det)

S = Kemiringan dasar saluran n = Koefisien meaning

V = Kecepatan (m/det)

55
 Perhitungan drainase A- B kanan ( Penampang Persegi)
Diketahui:
h = 0,6 m n = 0,025
b = 0,4 m s = 0,0019
Penyelesaian:
A=bxh
= 0,4 m x 0,6 m
= 0,24 m
P = b + 2.h
= 0,4 + 2(0,6)
= 1,6 m

R = A/ P

= 0,24/ 1.6

= 0,15 m

1
V= . R 2/3S 1/2
0,025
1 2
= . 0,15 / 3x 0,00191/2
0,025
= 0,492 m3/det

Q = A. V

= 0,24 x 0,492

= 0,12 m3/det

 Perhitungan drainase B- C kanan ( Penampang Persegi)


Diketahui:
h = 0,8 m n = 0,025

56
b = 0,6 m s = 0,0018
Penyelesaian:
A=bxh
= 0,6 m x 0,8 m
= 0,48 m
P = b + 2.h
= 0,6 + 2(0,8)
= 2,2 m

R = A/ P

= 0,48/ 2,2

= 0,21 m

1
V= . R 2/3S 1/2
0,025
1 2
= . 0,21 / 3x 0,00181/2
0,025
= 0,5995 m3/det

Q = A. V

= 0,48 x 0,5995
= 0,28776m3/det

Tabel 4.27 Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase Eksisting


No Nama S Koef. B H A P R V Q
Saluran Manni Saluran
ng (m) (m) (m) (m) (m) (m/det) (m3/det)

1 A - B Kanan 0,0019 0,025 0,4 0,6 0,24 1,6 0,15 0,492 0,12

57
2 B – C Kanan 0,0018 0,025 0,6 0,8 0,48 2,2 0,21 0,5995 0,2877

Sumber: Hasil Analisis

2. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Eksisting.

Tabel 4.28 Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Eksisting

No Nama Debit Rencana Debit Eksisting Selisih Analisa


Saluran Saluran (Qr) saluran (Qs) Debit Kapasitas
Saluran
(m3/det) (m3/det) (m3/det)

1 A - B Kanan 0,00130 0,06 0,0587 Memenuhi


2 B – C Kanan 0,00130 0,00945 0,00815 Memenuhi
Jumlah 0,0026 0,06945 0,06685

Sumber: Hasil Analisis

Dari tabel hasil evaluasi kapasitas saluran eksisting diatas, tujuan evaluasi saluran
drainase untuk mengetahui berapa debit yang dapat ditampung oleh saluran drainase.
Apabila debit limpasan eksisting saluran lebih besar dari debit limpasan rencana (Qs
> Qr) maka saluran drainase masih layak untuk digunakan dan tidak diperlukan
rehabilitasi saluran.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
a) Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan selama 10 tahun
terakhir.

58
b) Saluran yang mampu menampung debit air hujan harus memenuhi syarat
yaitu Qs (Debit Saluran Eksisting) > Qr (Debit Rencana).
2. Saluran eksisting pada Jl.Soabali Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon berbentuk
persegi dan terdiri dari 7 saluran eksisiting dengan dimensi saluran yang berbeda
– beda, yaitu:
a) Saluran A- B Kanan dengan dimensi L = 250 m, b = 0,3 m , h = 0,5 m
b) Saluran B – C Kanan dengan dimensi L= 150 m, b = 0,9 m , h = 0,7 m
3.Jumlah penduduk tahun 2021 adalah 2.850 jiwa dan hasil perhitungan proyeksi
jumlah penduduk di tahun ke 10 sebanyak 3.148 jiwa dengan debit air buangan:
0,0007257 m3/per org dan jumlah (Air Buangan ) rumah tangga Qb = 0,00130
m3/det/ Ha yang masuk kedalam saluran.

3. Debit limpaasn pada jalan raya dan lahan Airsalobar kecamatan Nusaniwe Kota
Ambon didapatkan: Qr sebesar = 0,00130 m3/det dan Qs sebesar = 0,06 m3/det
dengan selisih 0,0587 m3/det. Evaluasi analisa kapasitas saluran drainase
memenuhi dan masih layak digunakan sehingga tidak perlu dilakukan rehabilitasi
saluran drainase.
B. Saran
1. Operasional dan perawatan saluran harus diperhatikan oleh seluruh warga sekitar,
dengan tidak membuang sampah dalam saluran drainase sehingga tidak
mengurangi dimensi saluran dan mencegah terjadinya limpasan

2. Diharapkan adanya partisipasi dari masyarakat dalam menjaga kebersihan dan


pembersihan saluran drainase yang sudah ada.

59
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan


No.008/T/BNKT/1990.Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta
Bulqis, 2011. Skripsi, Tinjauan perencanaan teknis drainase pada Jalan tanjung
Batu.Yamaker kabupaten nunukan
Modul RDE – 07: Dasar – Dasar Perencanaan Drainase Jalan
Suripin.2004. Sistem drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Penerbit Andi:
Yogyakarta

60
Subarkah Iman. 1980. Hidrologi untuk perencanaan Bangunan Air. Penerbit Idea
Dharma: Bandung
http://sistem.wisnuwardhana.ac.id/index.php/sistem/article/download/9/9,
(diunduh2015), Widodo E, Ningrum D. 2015. Evaluasi Sistem Jaringan
Drainase Permukiman Soekarno Hatta Kota Malang dan
Penanganannya. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik. 11(3):6-8
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/15939, (di unduh 15 Maret
2017), Lestari BL, Mayang AY, Budieny H, Darsono S. 2017.
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KABUPATEN MAGELANG
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/4566, (diunduh 20 Januari
2014), Wibowo A, Widyatmoko MY, Darsono S, Sugiyanto.2014.
Perencanaan saluran drainase Kawasan oasis Pt.Djarum Kudus di
Kabupaten Kudus. Jurnal Karya Teknik Sipil. 3(1): 79 – 86
https://repository.ummat.ac.id > co..PDF Hasil web skripsi Evaluasi Kinerja
Saluran Drainase Di Jalan Teluk Banyur Dan Jalan Swakarya III
Kelurahan Kekalek Jaya.

LAMPIRAN

Dimensi saluran Eksisting

61
Segmen A – B Kanan Segmen B – C Kanan

DATA PENDUDUK BERDASARKAN GENDER


NO URAIAN JUMLAH

2021

62
1 Jumlah Penduduk 10,032

2 Jumlah Laki – Laki 5,183

3 Jumlah Perempuan 4,849

DOKUMENTASI

63
64

Anda mungkin juga menyukai