Disusun Oleh:
Novianty Bastiaan
NIM: 1316174040
Disusun Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui, Menyetujui,
Wakil Direktur 1 Ketua Jurusan Teknik Sipil
Bidang Akademik
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Sipil Koordinator Prodi D4 TKJJ
Renny James Betaubun, S.ST., M.T Ir. Vera Th. C. Siahaya, M.T
NIP. 19640710 199010 1 001 NIP. 19620811 199702 2 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 1316174040
Judul Skripsi : Evaluasi Saluran Drainase Jalan Raya Soabali Kelurahan Silale
Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon
Novianty Bastiaan
NIM. 1316174040
iv
MOTTO
(Amsal 16:3)
(Nty)
v
ABSTRAK
Novianty Bastiaan, Nim 1316174040 Mengambil Judul Skripsi “Evaluasi Saluran Drainase Jalan
Raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon”. Skripsi Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ambon. Dibimbing oleh (Renny James Betaubun, S.ST.,M.T dan Edison
Hukom, S.ST.,M.T)
Secara umum, drainase didefenisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan membuang kelebihan air dari satu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Apabila drainase bermasalah maka akan mengakibatkan terjadinya
genangan dipermukaan jalan raya. Salah satu jalan raya yang mengalami genangan air adalah
dilingkungan jalan raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Saluran drainase
tidak mampu menampung limpasan air hujan yang akibatnya berdampak pada peningkatan debit air
sehingga terjadi genangan pada jalan raya.
Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi saluran drainase jalan raya Soabali Kelurahan Silale
Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon untuk mengetahui dimensi saluran eksisting, pertumbuhan jumlah
penduduk dan pembuangan limbah air kotor rumah tangga yang masuk pada saluran drainase dan debit
limpasan pada jalan raya dan lahan.
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah penduduk ditahun ke 10 sebanyak 3.037 jiwa dengan dengan
jumlah debit air buangan (Qb) = 0,029111 m3/det/ha. Dan debit limpasan pada jalan raya dan lahan
Soabali Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon didapatkan Qr = 0,039411m3/det dan Qs = 1,63005
m3/det dengan selisih 1,590639 m3/det. Sehingga kapasitas saluran drainase memenuhi dan masih
layak untuk digunakan.
Kata Kunci: Curah Hujan, Metode Distribusi, Debit limpasan
vi
ABSTRACT
Novianty Bastiaan, Nim 1316174040 Taking Thesis “Evaluation of Drainage on the Soabali
Highway, Silale Village, Nusaniwe District, Ambon City”. Thesis of the Department of Civil
Engineering at the Ambon State Polytechnic. Supervised by (Renny James Betaubun, S.ST., and
Edison Hukom, S.ST., MT)
In general, drainage isdefined as a seriesof water structures that function to reduceand dispose
ofexcesswater from one area or land, so that the land can function optimally. Is there is a problem with
drainage, it will cause puddles on the surface on the highway that experienced waterlogging is the
Soabali highway enviroment,S ilale village,Nusaniwe district, Ambon city. Drainage channels are not
able to accomodate rainwater runoffwhich consequently has an impact on increasing water discharge
resulting in puddles on the highway.
Thefore, it is necessary to evaluate the drainage channel of the Soabali highway, Silale
Village,Nusaniwe District, Ambon City to determine the dimensions of the existing canal, population
growth and the disposal of household dirty water that enters the drainage channel and runoff discharge
on roads and land.
From the calculation results , the population in the 10th year is 3,037 people with a total discharge of
waste water
(Qb) = 0,029111 m3/sec/ha. And the runoff discharge on the Soabali road and land, Nusaniwe District,
Ambon City, obtained Qr = 0.039411 m3/sand Qs = 1.63005 m3/s with difference of 1.590639m3/s.
So that the capity of the drainage channel meets and is still feasible to use.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, tuntunan dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi
Saluran Drainase Jalan Raya Soabali Kelurahan Silale Kecamatan Nusaniwe Kota
Ambon” tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan oleh
semua mahasiswa /mahasiswi Teknik Sipil Politeknik Negeri Ambon dalam
menyelesaiakn studi.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih ini penulis ucapakan kepada:
2. Lenora Leuhery, ST., M.T selaku Wakil Direktur 1 Politeknik Negeri Ambon.
3. Renny James Betaubun, S.ST., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil , dan
juga selaku Penasehat Akademik penulis serta dosen Pembimbing I penulis
yang selalu memberikan arahan, motivasi kepada penulis mulai dari semester
pertama hingga saat ini senantiasa membantu dan membimbing penulis
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ir. Vera. Th. C. Siahaya, M.T selaku Ketua Program Studi D4 Teknik
Konstruksi Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil.
viii
7. Bapak dan Ibu Dosen Pembina Mata Kuliah Jurusan Teknik Sipil yang
senantiasa membangun intelektual penulis dengan ilmu yang diberikan selama
masa perkuliahan.
8. Kepada yang terkasih dan tercinta, Mama, Papa, Uned, Aca, dan Ona yang
selalu memberi semangat, motivasi, dan mendoakan penulis.
10. Sahabat penulis Juensi Sabono, Pollien Huwae, William Telehala, Patrick
Telussa, Weynando Thaha, Syaharani Maruapey, Mario Namarubessy.
11. Dan teman – teman yang tak sempat penulis sebut namanya satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan dan
juga menjadi landasan penelitian bagi pihak lain. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran dalam penulisan jika terjadi kesalahan sebangai penyempurnaan untuk
Tugas Akhir selanjutnya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
B. Jenis-jenis Drainase........................................................................... 7
x
D. Perencanaan drainase ................................................................ 9
x
E. Analisis Hidrologi ........................................................................ 13
xi
xi
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 57
A. Kesimpulan ...................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
xii
DAFTAR TABEL
xiii
4.4 Nilai variabel Reduksi Gauss…...………………………........................
………………………………..34
4.7 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal….36
4.8 Analisis Curah Hujan Rencana dengan Distribusi log Person – III………….....………37
4.9 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Person III….38
xiii
4.11 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel…....40
4.16 Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Person III...45
4.18 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal…….45
xiv
4.25 Perhitungan Debit Air Buangan……………………………………...................
…………..51
xiv
DAFTAR GAMBAR
3.1 Peta
Lokasi………………………………………………………………...............................
……….27
xv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek terpenting dalam perencanaan jalan raya adalah melindungi jalan dari air
permukaan dan air tanah. Dengan kata lain drainase merupakan salah satu faktor
penting dalam perencanaan jalan raya. Menurut Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004)
drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefenisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari satu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga dapat diartikan
sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air pada suatu daerah, ini dilakukan untuk
memperlancar aktivitas dijalan raya agar berjalan dengan semestinya.
1
Gambar 1.2. Genangan air di Jalan Rumah Tiga( Sumber : Dokumentasi
Penulis 2020)
Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi saluran drainase jalan raya Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon untuk mengetahui dimensi saluran eksisting, pertumbuhan
jumlah penduduk dan pembuangan limbah air kotor rumah tangga yang masuk pada
saluran drainase dan debit limpasan pada jalan raya dan lahan rumah tiga Kecamatan
Teluk Ambon sebagai langkah awal upaya pemecahan permasalahan genangan yang
terjadi serta mengingat jenis saluran yang ada di jalan Rumah Tiga Kecamatan Teluk
Ambon merupakan jenis saluran tertutup maka perlu pengawasan pemerintah
setempat untuk melakukan perawatan atau pengecekan fasilitas infrastruktur secara
berkala.
2
B. Rumusan Masalah
3. Berapa besar debit limpasan pada jalan raya dan lahan Kecamatan Teluk
Ambon?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
3. Menganalisis debit limpasan pada jalan raya dan lahan daerah Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon.
D. Ruang Lingkup
3
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan tujuan agar dapat dilakukan penelitian
yang efektif yang tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang dibahas yaitu:
1. Penelitian ini tidak membahas tentang saluran drainase oleh tim sebelumnya.
2. Penelitian ini dilakukan pada Daerah Rumah Tiga Kecamatan Teluk Ambon.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi proposal, maka secara
garis besar sistematikanya:
Bab 1: Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal apa yang menjadi latar belakang pemilihan
judul, permasalahan apa yang dirumuskan, tujuan penulisan, Ruang lingkup dan
sistematika penulisan.
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan
dengan judul ini untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Uraian dalam tinjauan
pustaka untuk menyusun kerangka/ konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
4
Bab 4. Hasil dan pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dikaji dan dianalisa secara sistematis berdasarkan pada kajian pustaka sebagaimana
dalam bab dua.
Bab 5. Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dalam bentuk jawaban atas
masalah yang dirumuskan dan berisi tentang saran terkait dengan permasalahan yang
diangkat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Suripin (2004:7)
dalam bukunya yang berjudul Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan,
drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi.
Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.
Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air
tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari
prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan
kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir
Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain (Suripin, 2004):
a. Mengeringkan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
6
b. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
d. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir
7
Saluran ini bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media
dibawah permukaan tanah (pipa-pipa) karena alasan-alasan tertentu. Alasan
itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak
bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain
4 Menurut konstruksi
Dalam merancang sebuah drainase terlebih dahulu harus tahu jenis kontruksi apa
drainase dibuat, berikut ini drainase menurut konstruksi
a. Saluran terbuka
Yakni saluran yang konstruksi bagian atasnya terbuka dan berhubungan
dengan udara luar. Saluran ini lebih sesuai untuk drainase hujan yang terletak
di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupaun drainase non-hujan
yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
b. Saluran tertutup
Yakni saluran yang konstruksi bagian atasnya tertutup dan saluran ini tidak
berhubungan dengan udara luar. Saluran ini sering digunakan untuk aliran air
kotor atau untuk saluran yang terletak di tengah kota
8
C. Pola Jaringan Drainase
Jaringan drainase memiliki beberapa pola, yaitu (Hasmar, 2012:5):
1. Siku
Pembuatannya pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah
kota.
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan
kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran
cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
6. Jaring-jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan cocok
untuk daerah dengan topografi datar.
9
1. Data curah hujan
Dari data curah hujan yang didapat, kemudian dicari data curah hujan rerata dan
hujan rerata maksimum.
A 1 X P 1+ A 2 X P 2+ A 3 X P 3
P= ……………………
A 1+ A 2+ A 3
(2.1)
Dimana:
P = hujan rerata kawasan P
P 1+ P 2+ P 3= hujan stasiun 1, 2, 3…. P P P
2. Debit hujan
Perhitungan debit hujan untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan. Dalam perencanaan
saluran drainase dapat dipakai standar yang telah ditetapkan, baik periode ulang dan
cara analisis yang dipakai, tinggi jagaan, struktur saluran, dan lain-lain
Tabel 2.1 Kriteria Desain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan
Luas DAS (ha) Periode Ulang (Tahun) Metode Perhitungan Debit Hujan
<10 2 Rasional
10 – 100 2–5 Rasional
101 – 500 5 – 20 Rasional
>500 10 – 25 Hidrograf Satuan
Sumber: Suripin (2004)
3. Metode Rasional
Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai
adalah metode Rasional USSCS (1973). Model ini sangat simpel dan mudah dalam
penggunaannya, namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran
kecil kurang dari 300 ha. Model ini tidak dapat menerangkan hubungan curah hujan
dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf. Persamaan metode rasional dapat
ditulis dalam bentuk:
10
Dimana:
Qh = laju aliran permukaan (debit) puncak (𝑚3/𝑑𝑒𝑡)
C = koefisien aliran permukaan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas DAS (ha)
Data curah hujan jangka pendek ini hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat
pencatat hujan otomatis. Apa bila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
hanya data hujan harian, maka intentas hujan dapat dihitung dengan rumus
Mononobe.
R 24 24 23
𝐼= ( ) .....…...….……..........( 2.3)
24 t
Dimana:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
T = lamanya hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum harian (selama 24 jam)
Jika data yang tersedia adalah data hujan jangka pendek dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Talbot:
11
a
𝐼 = tc+b …………….…………..
( 2.4)
Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
t = lamanya hujan (jam)
a dan b = konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS.
Kirpich (1940) dalam Suripin (2004) mengembangkan rumus dalam memperkirakan
waktu konsentrasi, dimana dalam hal ini durasi hujan diasumsikan sama dengan
waktu konsentrasi. Rumus waktu konsentrasi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
2 0,385
0,87 . L
tc=( ) ……………........……..........(
1000 . So
2.5)
Dimana:
12
Tabel 2.2 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasioanl
No Deskripsi Lahan / karakter perumahan Koefisien Aliran (C)
1 Business
Perkotaan 0.70 - 0.95
Pinggiran 0.50 – 0.70
2 Perumahan
Rumah tunggal 0.30 - 0.50
Multiunit, terpisah 0.40 - 0.60
Multiunit, tergabung 0.60 - 0.75
Perkampungan 0.25 - 0.40
Apartemen 0.50 - 0.70
3 Industri
Ringan 0.50 - 0.80
Berat 0.60 - 0.90
4 Perkerasan
Aspal dan beton 0.70 - 0.95
Batu bata, pavling 0.50 - 0.70
5 Atap 0.75 - 0.95
6 Halaman Tanah berpasir 0.05 - 0.10
Datar ,2 %
Rata-rata, 2-7% 0.10 - 0.15
Curam, 7% 0.15 - 0.20
7 Halaman, Tanah berat
Datar ,2 % 0.13 - 0.17
Rata-rata, 2-7% 0.18 - 0.22
Curam, 7% 0.25 - 0.35
8 Halaman kereta api 0.10 - 0.35
9 Halaman tempat bermai 0.20 - 0.35
10 Halaman Perkuburan 0.10 - 0.25
11 Hutan
12 Datar, 0 - 5% 0.10 - 0.40
13 Bergelombang, 5 – 10% 0.25 - 0.50
14 Berbukit, 10 – 30% 0.30 - 0.60
Sumber: McGuen (1989) dalam Suripin (2004)
13
E. Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi merupakan suatu analisa awal dalam menagani penaggulangan
banjir dan perencanaan system drainase untuk mengetahui besarnya debit yang akan
dialirkan sehingga dapat ditentukan dimensi saluran drainase. Besarnya debit yang
dipakai sebagai dasar perencanaan dalam penanggulangan banjir adalah debit
rancangan yang didapat dari penjumlahan debit hujan rencana pada periode ulang
tertentu dengan debit air buangan dari daerah tersebut.
14
bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut
curah hujan wilayah atau daerah dan dinyatakan dalam millimeter (mm).
Menentukan curah hujan rerata harian maksimum daerah dilakukan berdasarkan
pengamatan beberapa stasiun pencatat hujan. Perhitungan curah hujan rata-rata
maksimum ini dapat menggunakan beberapa metode, diantaranya menggunakan
metode rata-rata aljabar, garis Isohiet, dan polygon Thiessen.
a. Cara rata-rata Aljabar:
Cara ini menggunakan perhitungan rata-rata secara aljabar, tinggi curah hujan
diambil dari harga rata-rata dari stasiun pengamatan di dalam daerah yang
ditinjau.
Persamaan rata-rata aljabar:
1
R= (R1 + R2 +…+ Rn) ………….………….. ( 2.6)
n
Dimana:
R = Curah hujan rata-rata rendah (mm)
R1 + R2 +…+Rn = Curah hujan ditiap titik pengamat
n = Jumlah titik atau pos pengamat
b. Cara garis Isohiet
Peta isohiet digambarkan pada peta topografi dengan perbedaan (interval) 10 mm
sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-titik pengamatan di dalam dan
disekitar daerah yang dimaksud. Luas daerah antara dua garis isohiet yang berdekatan
diukur dengan planimeter. Demikian pula harga rata-rata dari garis-garis isohiet yang
berdekatan yang termasuk bagian-bagian daerah itu dapat dihitung.
Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut:
I ₁+ I ₂ I ₂+ I ₃ Iⁿ + Iⁿ +₁
A1 +A2 +…+ An
2 2 2
P=
A 1+ A 2+…+ An
…………….…………...... ( 2.7)
15
Dimana:
𝑃 = Hujan Rerata Kawasan
𝐼₁, 𝐼₂,…,ⁿ = Garis isohyet ke 1,2,3 ……..n,n+ 1
A1, A2,..An = Luas daerah yang di batasi oleh garis isohyet ke 1, 2,dan
3,….., dan n+1
16
6. Jumlah dari hitungan pada butir e untuk semua stasiun dibagi dengan luas
daerah yang ditinjau menghasilkan hujan rerata daerah tersebut, yang dalam
bentuk matematik mempunyai bentuk berikut ini.
A 1 P 1+ A 2 P 2+ A 3 P 3+ …+ AnPn
𝑝̅= A 1+ A 2+ ….+ An
………….……..................( 2.8)
Dimana:
𝑝̅ = hujan rerata kawasan
p1+p2+p3+…+pn = hujan di stasiun 1, 2, 3, . . n
𝑆𝑘**= 𝑆𝑘*/ 𝐷𝑦
Nilai statistik Q dan R
𝑄 = 𝑚𝑎𝑘𝑠 |𝑆𝑘**| 0≤𝑘≤𝑛
𝑅 = 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠 𝑆𝑘** − 𝑚𝑖𝑛 𝑆𝑘** 0≤𝑘≤𝑛
17
n
Dy 2 = ∑ (𝑋𝑖 - X ¿ ¿2
i=1
Dimana:
n = Jumlah data hujan
Xi = Data curah hujan (mm)
(X ) = Rerata curah hujan (mm)
Sk*, Dy2, Sk** = Nilai statistik
Dengan melihat nilai statistik di atas maka dapat dicari nilai Q / √ n dan Hasil R /√ n
yang dapat di bandingkan dengan nilai Q /√ n syarat dan R /√ n syarat, jika lebih kecil
maka data masih dalam batasan konsisten. Syarat dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut
ini.
Tabel 2.3 Nilai Q /√ n dan R /√ n
N Q /√ n R /√ n
90 % 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
20 1.10 1.22 1.42 1.34 1.43 1.60
30 1.12 1.24 1.48 1.40 1.50 1.70
40 1.13 1.26 1.50 1.42 1.53 1.74
50 1.14 1.27 1.52 1.44 1.55 1.78
100 1.17 1.29 1.55 1.50 1.62 1.85
∞ 1.22 1.36 1.63 1.62 1.75 2.00
Sumber: Sri Harto (2009)
( 2.9)
n
Simpangan baku (S) = √∑ ¿¿ .....…….……………...(2.10)
i=1
S
Koefisien variasi (Cv) = ……………..………….
X
(2.11)
18
n
Koefisien skewness (Cs) =n ∑ ¿ ¿ ...…………………..….(2.12)
i=1
n
Koefisien ketajaman (Ck) = n ∑ ¿ ¿ ……………………..…(2.13)
i=1
Dimana:
19
XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan
X = nilai rata-rata hitung variat
S = deviasi standar nilai variat
KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode
ulang.
Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.5 nilai variabel reduksi Gauss sebagai berikut:
Tabel 2.5 Nilai Variabel Reduksi Gauss
No Periode Ulang Peluang KT
1 2.500 0.400 0.25
2 3.330 0.300 0.52
3 4.000 0.250 0.67
4 5.000 2.000 0.84
5 10.000 0.100 1.28
6 20.000 0.050 1.64
7 50.000 0.020 2.05
8 100.000 0.010 2.33
9 200.000 0.005 2.58
10 500.000 0.002 2.88
11 1000.000 0.001 3.09
Sumber: Bonnier (1980) dalam Suripin (2004)
b. Distribusi Log Normal
Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X dikatakan mengikuti
distribusi Log Normal. Persamaan distribusi log normal dapat ditulis dengan:
YT =Y + KT + S ……….……...........( 2.15)
Dimana:
YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan
KT = Log X
Y = nilai rata-rata hitung variat
20
Persamaan distribusi Log-Person III hampir sama dengan persamaan distribusi Log
Normal, yaitu sama-sama mengkonversi ke dalam bentuk logaritma.
21
-1.2 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449
-1.6 0.254 0.817 0.994 1.116 1.116 1.197
-1.8 0.282 0.799 0.945 1.035 1.069 1.087
-2 0.307 0.777 0.895 0.959 0.980 0.990
Sumber: Suripin, 2004
d. Distribusi Gumbel
Bentuk dari persamaan distribusi Gumbel dapat ditulis sebagai berikut:
XTR= X + K . S ………….……............( 2.17)
Besarnya nilai Sn, Yn, dan YTr dapat dilihat dalam Tabel 2.7; 2.8; 2.9 sebagai
berikut:
Tabel 2.7 Reduced Standard Deviation (Sn)
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.9496 0.9676 0.9833 0.9971 1.0095 1,0206 1.0316 1.0411 1.0493 1.0565
20 1.0628 1.06.96 1.0754 1.0811 1.0864 1.0915 1.0961 1.1004 1.1047 1.1080
30 1.1124 1.1159 1.1193 1.1226 1.1255 1.1285 1.1313 1.1339 1.1363 1.1388
40 1.1413 1.1436 1.1458 1.1480 1.1499 1.1519 1.1538 1.1557 1.1574 1.1590
50 1.1607 1.1623 1.1638 1.1658 1.1667 1.1681 1.1696 1.1708 1.1721 1.1734
60 1.1747 1.1759 1.1770 1.1782 1.1793 1.1803 1.1814 1.1824 1.1834 1.1884
22
70 1.1854 1.1863 1.1873 1.1881 1.1890 1.1898 1.1906 1.1915 1.1923 1.1930
80 1.1938 1.1946 1.1953 1.1959 1.1967 1.1973 1.198 1.1987 1.1994 1.2001
90 1.2007 1.2013 1.2020 1.2026 1.2032 1.2038 1.2044 1.2019 1.2055 1.2061
10 1.2065 1.2069 1.2073 1.2077 1.2081 1.2084 1.2087 1.2090 1.2093 1.2096
0
Sumber: Suripin (2004)
23
Air limbah domistik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk
tujuan semula baik dari aktivitas dapur, kamar mandi, atau cuci baikdari
lingkunganrumah tinggal, bangunan umum atau instansi, bangunan komersial dan
sebagainya. Zat-zat yabg terdapat dalam air buangan diantaranya adalah unsur-unsur
organik tersuspensi maupun terlarut dan juga unsur-unsur anorganik serta
mikroorganisme. (kodoatie dan Sjarief, 2005), dapat dilihat pada tabel 2.11
24
Sumber: Suripin (2004)
Dimana:
Q = debit aliran pada saluran (𝑚3/𝑑𝑒𝑡)
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah saluran (𝑚2)
1
V= x R23 x S12 ………………………...
n
(2.20)
Dimana:
n = kekasaran manning
R = jari-jari hidrolis
S = kemiringan saluran
Penampang melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat
melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan
kemiringan dasar tertentu.
25
Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat
melewati debit maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan kemiringan
dasar tertentu. Salah satunya adalah saluran berbentuk persegi.
Luas penampang melintang, A, dan keliling basah, P, saluran dengan penampang
melintang berbentuk persegi dengan lebar dasar B, kedalaman air h,
A = b .h ……….….................. (2.21)
P = b + 2h .........…………………...
(2.22)
R = A/P ….………......…………..
(2.23)
Dimana:
R = jari-jari hidraulik (m)
A = luas penampang basah (𝑚2)
P = keliling penampang basah (m)
26
1 Perumahan 150 L/org//hari
2 Hidran umum 30 L/org/hari
3 Sekolah 10 L/murid/hari
4 Kantor 10 L/pengawai/hari
5 Rumah sakit 200 /unit/hari
6 Puskesmas 2000 L/unit/hari
7 Pasar 12m3/hektar/hari
8 Restaurant 100 L/kursi/hari
9 Hotel / penginapan 150 L/Tt/hari
Sumber: Ditjen Cipta Karya Dep PU (2000)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian meliputi tahapan pengumpulan
data, analisa dan pembahasan. Rancangan penelitian ini dibuat dengan tujuan agar
mampu menjawab permasalahan yang diteliti.
A. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Rumah Tiga Kelurahan Kecamatan Teluk Ambon
27
Gambar 3.1 Peta Lokasi (Sumber: Google Earth)
B. Jenis Data
Dalam proses pengumpulan data, ada 2 jenis data yang digunakan yaitu data sekunder
dan data primer
Data penduduk
28
Data curah hujan (selama 10 tahun terakhir)
Peta tata guna lahan
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data yang relevan dari buku, jurnal, dan sumber ilmiah lain
seperti artikel di situs internet yang berkaitan dengan drainase jalan raya.
2. Observasi
D. Sumber Data
Data yang diperoleh untuk penulisan ini bersumber dari studi kepustakaan dan hasil
observasi penulis secara langsung pada pekerjaan drainase jalan raya Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon.
V. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang diteliti pada saluran draianse jalan raya Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon yaitu: Kapasitas saluran (X) dan Debit Aliran (Y)
E. Metode Analisis
Dalam penelitian ini data – data yang diperoleh akan diolah dengan perhitungan
matematik dalam software Miscrosoft Excel untuk menghitung besar debit limpasan
dan kapasitas saluran drainase.
29
F. Bagan Alir Penelitian
Mulai
Luas Daerah Koefisien Uji Konsistensi Data Analisa Jumlah Dimensi Saluran
Pengaliran Pengaliran (C) Hujan Penduduk Eksisting
Curah Hujan
Maksimum Analisa
Kebutuhan
Air/Orang/
Analisa Saluran
Hari
Eksisting
Perhitungan Curah
Hujan Rancangan
Tidak
Menggunakan Ya
Metoda Distribusi Uji
Lain Kesesuaian
30
Analisa Debit Air Analisa Debit
Hujan Dengan Intensitas Curah Rancangan
Rumus Rasional Hujan Domestik
Modifikasi
Analisa Debit
Rancangan
BAB IV
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari observasi, dokumentasi dilapangan, sedangkan data sekunder
diperoleh dari internet dan dinas terkait.
B. Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana pada
saat melakukan suatu perencanaan bangunan air. Data yang diperlukan adalah data
curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Stasiun Pattimura Selama 10 tahun terakhir untuk menghitung volume kapasitas
31
dalam menampung air hujan dan menggunakan metode rata – rata aljabar, maka
analisa curah hujan diperoleh dari curah hujan harian maksimum.
Tahu CH Maximum CH
n JAN FEB MA AP MEI JUN JUL AUG SEP OK NO DE Rerata
R R T V S
2011 228 202 127 240 1468 691 694 323,1 304 143 44,4 147 384,29
2012 100 119 298 80,1 908 1252 1157 638,7 254 136 25,6 79,4 420,63
2013 252 195 77,6 167 395 360 1923 629 360 129 91 220 399,88
2014 305 177 60 154 417 384 226 498 117 129 31 135 219,42
2015 160 196 120 298 180 718 164 70 3 67 14 118 175,67
2016 70 37 195 355 239 199 914 343 342 185 37 119 252,93
2017 284 152 143 129 751 1430 1046 452,2 501 180 189 176 452,77
2018 236 120 203 286 797 847 542 299,3 411 28,6 26,8 146 328,56
2019 235 49,1 221 323 252 534 272 96,3 102 172 27,4 14,2 191,50
2020 99 81,8 186 101 680 960 841 302,2 574 452 137 140 379,47
32
CH Max Rata - Rata
500
450 452.77
420.63
400 399.88
384.29 379.47
350
328.56
300
250 252.93
219.42
200 191.5
175.67
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Debit limpasan air hujan dianalisis dari curah hujan rencana yang terjadi berdasarkan
periode ulang hujan. Untuk memperoleh data curah hujan yang terjadi berdasarkan
periode ulang hujan tahun tertentu, maka perlu di lakukan analisis distribusi
probabilitas diantaranya:
1. Distribusi Normal
33
Standar Deviasi (S) 102,10
Sumber: Hasil Analisis
Dari data diatas didapat:
S=
∑ ( Xi−X ) 2
√❑
n−1
93833,74
=√ =102,10
9
KT = Faktor frekuensi, nilainya bergantung dari T dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Nilai Variabel Reduksi Gauss
No Periode Ulang Peluang KT
1 1.001 0.999 -3.05
2 1.005 0.995 -2.58
3 1.010 0.990 -2.33
4 1.050 0.950 -1.64
5 1.110 0.900 -1.28
6 1.250 0.800 -0.84
7 1.330 0.750 -0.67
8 1.430 0.700 -0.52
34
9 1.670 0.600 -0.25
10 2.000 0.500 0
11 2.500 0.400 0.25
12 3.330 0.300 0.52
13 4.000 0.250 0.67
14 5.000 2.000 0.84
15 10.000 0.100 1.28
16 20.000 0.050 1.64
17 50.000 0.020 2.05
18 100.000 0.010 2.33
19 200.000 0.005 2.58
20 500.000 0.002 2.88
21 1000.000 0.001 3.09
Sumber: Bonnier (1980) dalam Suripin (2004)
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Normal
Periode Ulang X̅ Kt S XT (mm)
2 320,512 0 102,10 320,512
5 320,512 0,84 102,10 406,276
10 320,512 1,28 102,10 451,200
20 320,512 1,64 102,10 487,956
50 320,512 2,05 102,10 529,817
100 320,512 2,33 102,10 558,405
Sumber: Hasil Analisis
35
Untuk periode ulang (T) 50 Tahun
X50 = 320,512 + (2, 05 x 102, 10) = 529,817 mm
Untuk periode ulang (T) 100 Tahun
X100= 320,512 + (2, 33x 102, 10) = 558,405 mm
24,83
= =2,483 mm
10
Standar Deviasi ( S)
36
❑
S Log X = √
∑
❑
( log Xi−X ) 2
n−1
0,20821
=√ =¿ 0,152
9
KT = Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat Tabel 4.4 Nilai Variabel
Reduksi Gauss)
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Normal
Periode Ulang Log X̅ Kt S Log X Log XT XT (mm)
2 2,483 0 0,152 2,483 304,088
5 2,483 0,84 0,152 2,611 408,319
10 2,483 1,28 0,152 2,678 476,430
20 2,483 1,64 0,152 2,732 539,510
50 2,483 2,05 0,152 2,795 623,734
100 2,483 2,33 0,152 2,837 687,068
Sumber: Hasil Analisis
37
3. Distribusi Log Person III
Tabel 4.8 Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Person III
No Tahun CH Max Log Log X (Log Xi - Log (Log Xi - Log
(Xi) Xi ̅ X̅)2 X̅)3
1 2011 384,29 2,58 2,483 0,01033 0,00105
2 2012 420,63 2,62 2,483 0,01985 0,00280
3 2013 399,88 2,60 2,483 0,01414 0,00168
4 2014 219,42 2,34 2,483 0,02009 -0,00285
5 2015 175,67 2,24 2,483 0,05679 -0,01353
6 2016 252,93 2,40 2,483 0,00640 -0,00051
7 2017 452,77 2,66 2,483 0,02989 0,00517
8 2018 328,56 2,52 2,483 0,00113 0,00004
9 2019 191,5 2,28 2,483 0,04033 -0,00810
10 2020 379,47 2,58 2,483 0,00925 0,00089
Jumlah (∑) 3205,12 24,83 0,20821 -0,01337
Rata - rata 320,512 2,483
( S log X̅)
Koefisien -0,529
Kemencengan (Cs)
38
24,83
= =2,483 mm
10
Standar Deviasi ( S)
❑
S Log X = √
∑
❑
( log Xi−X ) 2
n−1
0,20821
=√ =¿ 0,152
9
Koefisien Kemencengan (Cs)
n
Cs = ∑ ¿¿ ¿
i=1
= 10 x ¿ ¿
-0,134
=
(0,2529 )
= -0,529
Dari perhitungan diatas didapat nilai Cs = -0,529, maka KT = Faktor frekuensi (lihat
Tabel 2, 6 Nilai KT untuk distribusi Log-Person III)
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Log- Person III
Periode Ulang Log X̅ Kt S Log Log XT XT (mm)
X
2 2,483 0,083 0,152 2,496 312,607
5 2,483 0,856 0,152 2,613 410,204
10 2,483 1,216 0,152 2,668 465,586
50 2,483 1,777 0,152 2,753 566,239
100 2,483 1,955 0,152 2,780 602,559
Sumber: Hasil Analisis
Berikut hasil analisis periode ulang hujan rencana menggunakan rumus:
Log XT = Log X ̅ + (Kt. S. log X) ……………...…………..4.3)
39
Untuk periode ulang (T) 10 Tahun
X10 = 2,483 + (1,216 x 0,152) =2,668 mm
3. Distribusi Gumbel
Tabel 4.10 Analisis Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Gumbel
No Tahun CH Max X̅ (Xi - X̅) (Xi - X̅)2
(Xi)
1 2011 384,29 320,512 63,8 4067,63
2 2012 420,63 320,512 100,1 10023,61
3 2013 399,88 320,512 79,4 6299,28
4 2014 219,42 320,512 -101,1 10219,59
5 2015 175,67 320,512 -144,8 20979,20
6 2016 252,93 320,512 -67,6 4567,33
7 2017 452,77 320,512 132,3 17492,18
8 2018 328,56 320,512 8,0 64,77
9 2019 191,5 320,512 -129,0 16644,10
10 2020 379,47 320,512 59,0 3476,05
Jumlah (∑) 3205,12 0,00 93833,74
Rata – Rata (X̅) 320,512
Standar Deviasi (S) 102,10
Sumber: Hasil Analisis
X̅=
∑
❑
Xi
n
3205,12
= =320,512 mm
10
40
Standar Deviasi (S)
❑
S=
∑ ( Xi−X ) 2
√❑
n−1
93833,74
=√ =102,10
9
Jumlah data yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rencana periode ulang T
adalah 10 tahun, sehingga nilai Yn dan Sn dapat dilihat pada tabel 2.7 dan tabel 2.8
N = 10
Yn = 0, 4952 (lihat tabel 2.8)
Sn = 0, 9497 (lihat tabel 2.7)
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan Rencana Dengan Distribusi Gumbel
Periode X̅ Yt Sn Yn Kt Sx Xt
Ulang
2 320,512 0,3668 0,9497 0,4952 -0,1352 102,10 306,708
5 320,512 1,5004 0,9497 0,4952 1,0584 102,10 428,5787
10 320,512 2,2510 0,9497 0,4952 1,8488 102,10 509,2739
20 320,512 2,9709 0,9497 0,4952 2,6068 102,10 586,6686
50 320,512 3,9028 0,9497 0,4952 3,5881 102,10 686,8550
100 320,512 4,6012 0,9497 0,4952 4,3235 102,10 761,9383
Sumber: Hasil Analisis
XT = X ̅ + ( Kt. S) ..………….……………..4.5)
41
D. Penentuan Metode Distribusi
Dari hasil perhitungan 4 metode distribusi, tentukan metode mana yang akan di pakai
dalam perhitungan. Setiap metode distribusi mempunyai parameter statistic antara
lain:
1. Nilai Rata – Rata (X̅)
❑
X̅=
∑
❑
Xi
……...……………....……..4.6)
n
S= √
∑
❑
( Xi−X ) 2
....……… …........
n−1
………..4.7)
3. Koefisien Variasi (Cv)
S
Cv= ……...…...…….…………..4.8)
X̅
4. Koefisien kemencengan/ Skewness (Cs)
n
Cs = n ∑ ¿ ¿ ¿ .....…......…………..……..4.9)
i=1
42
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Statistik Curah Hujan
No Tahun CH Max X̅ (Xi - X̅) (Xi - X̅)2 (Xi - X̅)3 (Xi - X̅)4
(Xi)
1 2011 384,29 320,512 63,8 4067,63 259425,52 16545640,5
2 2012 420,63 320,512 100,1 10023,61 1003544,18 100472836,1
3 2013 399,88 320,512 79,4 6299,28 499961,21 39680921,3
4 2014 219,42 320,512 -101,1 10219,59 -1033119,04 104440070,1
5 2015 175,67 320,512 -144,8 20979,20 -3038670,01 440127040,9
6 2016 252,93 320,512 -67,6 4567,33 -308669,07 20860473,4
7 2017 452,77 320,512 132,3 17492,18 2313480,55 305976310,9
8 2018 328,56 320,512 8,0 64,77 521,27 4195,2
9 2019 191,5 320,512 -129,0 16644,10 -2147288,13 277025936,5
10 2020 379,47 320,512 59,0 3476,05 204940,71 12082894,2
Jumlah 3205,12 0,00 93833,74 -2245872,82 1317216319,06
Rata - Rata 320,512
Standar 102,10
Deviasi (S)
Sumber: Hasil Analisis
X̅=
∑
❑
Xi
n
3205,12
= =320,512 mm
10
Standar Deviasi (S)
❑
S= √
∑
❑
( Xi−X ) 2
n−1
93833,74
=√ =102,10
9
43
S
Cv =
X̅
102,10
= =0,318 mm
320,512
10.(−2245872,82)
= = -0, 293
( 9 )( 8 ) ( 102,10 ) 3
102 x 1317216319,06
= = 2,405
( 9 )( 8 ) (7) ( 102,10 ) 4
44
Normal Cs = 0 Cs = -0,293 Tidak
Ck = 3 Ck = 2,405 Memenuhi
Berdasarkan hasil perhitungan dan syarat distribusi pada tabel 4.16, maka jenis
distribusi yang memenuhi persyaratan dan dapat digunakan untuk menganalisis curah
hujan rencana adalah Distribusi Log Person – III
45
2 1,386 2,408 3,219 4,605 5,991 9,210
3 2,366 3,665 4,642 6,251 7,815 11,341
4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 13,277
5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 15,086
6 5,348 7,231 8,558 10,645 12,595 16,812
7 6,346 8,383 9,803 12,017 14,067 18,475
8 7,344 9,524 11,030 13,362 15,507 20,090
9 8,343 10,656 12,242 14,684 16,919 21,66
10 9,342 11,781 13,442 15,987 18,307 23,209
Sumber: Suripin 2004
46
Tabel 4.17 Perhitungan Uji Chi – Kuadrat
Kelas Interval Ef Of Of - Ef ( Of - Ef ) 2
Ef
1 > 410, 204 2 2 0 0
2 307,609 - 410,204 2 2 0 0
3 261,216 - 307,609 2 2 0 0
4 225,423 - 307,609 2 1 -1 0,5
5 < 83,218 2 3 1 0,5
Jumlah 10 10 1
Sumber: Hasil Analisis
Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data hujan baik secara
statistic maupun secara empiris. Biasanya intensitas hujan dihubungkan dengan
durasi hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30 menit,60 menit dan jam jaman.
Data curah hujan jangka pendek ini hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat
pencatat hujan otomatis. Apa bila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
hanya data hujan harian, maka intentas hujan dapat dihitung dengan rumus
Mononobe. yang mana lamanya hujan diasumsikan sama dengan nilai waktu
konsentrasi (24 jam). Dimana R24 didapat dari nilai Curah Hujan maksimum rata-
rata harian (24 jam) per bulan untuk kurung waktu 1 tahun.
47
[ ]
2 /3
R 24
I = 24 . =… mm / jam
24 t c
Dimana:
[ ]
2/ 3
304,088 24
I= . =12,67 mm / jam
24 24
Perhitungan intensitas hujan berbagai kala ulang selengkapnya dapat dilihat pada
2 304,088 24 12,67
5 408,319 24 17,01
10 476,430 24 19,85
Besar kecilnya debit limpasan dipengaruhi oleh koefisien pengaliran (C), nilai ini
dapat dilihat pada Tabel. Semakin besar nilai Koefisien C nya maka semakin besar
pula debit limpasan tersebut, begitupun sebaliknya, besar kecilnya niai Koefisien C di
48
Gambar 4.1: koefisien Aliran permukaan
Dari gambar 4.1 didapat nilai koefisien C (Koefisien pengaliran), tata guna lahan
dapat dilihat pada tabel 4.20
Perhitungan debit banjir air hujan berdasarkan intensitas hujan dengan menggunakan
metode modifikasi rasional. Metode rasional dapat digunakan untuk daerah
pengaliran < 300 ha. Serta intensitas hujan rencana yang dipakai adalah kala ulang 10
tahun. Berikut rumus umum dari metode rasinal:
Q=0,2785C . I . A
Dimana:
49
A = Luas daerah pengaliran (Km2)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
Maka:
Tc = t0 + td
( )
0167
2 n
To = x 3.28 x Ls x
3 √s
( )
0.167
2 0,025
= x 3.28 x 180 x
3 √ 0,0016
= 2,5077 menit
L 180
Td = = =¿1,17 menit
60 x V 60 x 0,392
( )
R 24 24 2
I= . 3
24 T c
( )
2
687,068 24
¿ . 3
24 0,0612
50
= 1467,52 mm/jam = 1,467 m3/det
Q = 0,278 x C x I X A
= 0,00998 m3/detik
Maka:
Tc = t0 + td
( )
0167
2 n
To = x 3.28 x Ls x
3 √s
( )
0.167
2 0,025
= x 3.28 x 130 x
3 √ 0,0014
= 2,401menit
L 130
Td = = =¿1,12 menit
60 x V 60 x 0,520
( )
R 24 24 2
I= . 3
24 T c
( )
2
687,068 24
¿ . 3
24 0,058
51
= 1633,93 mm/jam = 1,633 m3/det
Q = 0,278 x C x I X A
= 0,01053 m3/detik
Perhitungan analisa debit air hujan rencana dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini:
1. Pertumbuhan Penduduk
(10,032)
r= =1 % pertahun
10,032
52
Dalam perhitungabn proyeksi jumlah penduduk, dipakai rumus Geometri yang
didasarkan pada anggapan bahwa perkembangan penduduk akan bertambah,
Metode ini menghasilkan nilai yang lebih tinggi untuk mengetahui proyeksi
jumlah penduduk 10 tahun kedepan (2031) yaitu:
Pn = Po(1+r)n
= 11,081 Jiwa
382,5
Maka Qab = 1000 = 0,0159m3 per orang
(24)
Q ab x Pn
Q=
A
Dimana:
0,0159 x 11,081
Q= = 0,009788 m3 per orang
18
53
Maka debit air kotor untuk masing-masing saluran drainase dihitung sebagai berikut :
Dimana: A = 18 ha
Qab = Q x A
= 0.009788 x 18
= 0,1761 m3/det/ha
Perhitungan selanjutnya debit air buangan masing – masing saluran dapat dilihat pada
Tabel 4.25
Menghitung debit rencana (Qr) untuk Kala Ulang 10 Tahun menggunakan rumus:
Analisa fdebit rencana dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut ini:
54
Data saluran eksisting diperoleh dari hasil survey di desa Soabali Kelurahan Silale
Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, ada beberapa saluran drainase yang akan
mempengaruhi hidrologi dan hidrolika saluran, dengan memperhatikan besar nilai
koefisien meaning berdasarkan jenis bahan dapat dilihat pada tabel 2.13
Dengan Rumus:
A=bxh
P = b + 2.h
R = A/P
1
V= . R 2/3S 1/2
0,025
Q = A. V
Ket:
V = Kecepatan (m/det)
55
Perhitungan drainase A- B kanan ( Penampang Persegi)
Diketahui:
h = 0,6 m n = 0,025
b = 0,4 m s = 0,0019
Penyelesaian:
A=bxh
= 0,4 m x 0,6 m
= 0,24 m
P = b + 2.h
= 0,4 + 2(0,6)
= 1,6 m
R = A/ P
= 0,24/ 1.6
= 0,15 m
1
V= . R 2/3S 1/2
0,025
1 2
= . 0,15 / 3x 0,00191/2
0,025
= 0,492 m3/det
Q = A. V
= 0,24 x 0,492
= 0,12 m3/det
56
b = 0,6 m s = 0,0018
Penyelesaian:
A=bxh
= 0,6 m x 0,8 m
= 0,48 m
P = b + 2.h
= 0,6 + 2(0,8)
= 2,2 m
R = A/ P
= 0,48/ 2,2
= 0,21 m
1
V= . R 2/3S 1/2
0,025
1 2
= . 0,21 / 3x 0,00181/2
0,025
= 0,5995 m3/det
Q = A. V
= 0,48 x 0,5995
= 0,28776m3/det
1 A - B Kanan 0,0019 0,025 0,4 0,6 0,24 1,6 0,15 0,492 0,12
57
2 B – C Kanan 0,0018 0,025 0,6 0,8 0,48 2,2 0,21 0,5995 0,2877
Dari tabel hasil evaluasi kapasitas saluran eksisting diatas, tujuan evaluasi saluran
drainase untuk mengetahui berapa debit yang dapat ditampung oleh saluran drainase.
Apabila debit limpasan eksisting saluran lebih besar dari debit limpasan rencana (Qs
> Qr) maka saluran drainase masih layak untuk digunakan dan tidak diperlukan
rehabilitasi saluran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
a) Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan selama 10 tahun
terakhir.
58
b) Saluran yang mampu menampung debit air hujan harus memenuhi syarat
yaitu Qs (Debit Saluran Eksisting) > Qr (Debit Rencana).
2. Saluran eksisting pada Jl.Soabali Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon berbentuk
persegi dan terdiri dari 7 saluran eksisiting dengan dimensi saluran yang berbeda
– beda, yaitu:
a) Saluran A- B Kanan dengan dimensi L = 250 m, b = 0,3 m , h = 0,5 m
b) Saluran B – C Kanan dengan dimensi L= 150 m, b = 0,9 m , h = 0,7 m
3.Jumlah penduduk tahun 2021 adalah 2.850 jiwa dan hasil perhitungan proyeksi
jumlah penduduk di tahun ke 10 sebanyak 3.148 jiwa dengan debit air buangan:
0,0007257 m3/per org dan jumlah (Air Buangan ) rumah tangga Qb = 0,00130
m3/det/ Ha yang masuk kedalam saluran.
3. Debit limpaasn pada jalan raya dan lahan Airsalobar kecamatan Nusaniwe Kota
Ambon didapatkan: Qr sebesar = 0,00130 m3/det dan Qs sebesar = 0,06 m3/det
dengan selisih 0,0587 m3/det. Evaluasi analisa kapasitas saluran drainase
memenuhi dan masih layak digunakan sehingga tidak perlu dilakukan rehabilitasi
saluran drainase.
B. Saran
1. Operasional dan perawatan saluran harus diperhatikan oleh seluruh warga sekitar,
dengan tidak membuang sampah dalam saluran drainase sehingga tidak
mengurangi dimensi saluran dan mencegah terjadinya limpasan
59
DAFTAR PUSTAKA
60
Subarkah Iman. 1980. Hidrologi untuk perencanaan Bangunan Air. Penerbit Idea
Dharma: Bandung
http://sistem.wisnuwardhana.ac.id/index.php/sistem/article/download/9/9,
(diunduh2015), Widodo E, Ningrum D. 2015. Evaluasi Sistem Jaringan
Drainase Permukiman Soekarno Hatta Kota Malang dan
Penanganannya. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik. 11(3):6-8
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/15939, (di unduh 15 Maret
2017), Lestari BL, Mayang AY, Budieny H, Darsono S. 2017.
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KABUPATEN MAGELANG
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkts/article/view/4566, (diunduh 20 Januari
2014), Wibowo A, Widyatmoko MY, Darsono S, Sugiyanto.2014.
Perencanaan saluran drainase Kawasan oasis Pt.Djarum Kudus di
Kabupaten Kudus. Jurnal Karya Teknik Sipil. 3(1): 79 – 86
https://repository.ummat.ac.id > co..PDF Hasil web skripsi Evaluasi Kinerja
Saluran Drainase Di Jalan Teluk Banyur Dan Jalan Swakarya III
Kelurahan Kekalek Jaya.
LAMPIRAN
61
Segmen A – B Kanan Segmen B – C Kanan
2021
62
1 Jumlah Penduduk 10,032
DOKUMENTASI
63
64