Oleh
Drs. Haserepan Sigalingging, M.Pd.
Puji dan syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan kepada
panitia, serta semua warga PPRS, dan semua pomparan Sigalingging dan
borunya dimana pun berada, atas terselengganya Mubes 21 Mei 2022 di Medan
dan terlaksananya Pesta Ulang Tahun Tugu ke-40 Ompu Raja Sigalingging di
Sait Nihuta, Pangururan, Kabupaten Samosir.
Ulang tahun dirayakan dengan suasana gembira, tentu kita akan mengenang
peristiwa penting di masa lalu sebagai ucapan syukur, dan menjadi instropeksi ke
masa depan. Termasuk awal kisah Ompu Raja Sigalingging dan keturunannya,
dan kenangan untuk awal berdirinya tugu 40 tahun yang lalu, serta prestasi yang
dicapai pomparan Ompu Raja Sigalingging. Istilah pomparan itu menunjukkan
ikut sertanya boru dan bere.
Ompu Raja Sigalingging, saya katakan adalah seorang tokoh yang bijaksana. Dia
menanamkan ilmu kepada anaknya (pomparannya) dan juga dilakukan untuk
tidak hanya bertahan di satu wilayah tapi harus bisa menguasai lahan yang luas
karena lahan yang luas merupakan modal dasar untuk hidup dan kekuasaan. Hal
ini terbukti beliau sampai berkuasa di tanah Simalungun dan bisa beradaptasi di
sana dengan penduduk setempat tanpa menghilangkan jati dirinya. Bisa kita
pahami, saat itu, mungkin sekitar 500 tahun yang lalu, harus menempuh hutan
belantara, tidak ada alat komunikasi, transportasi, serta media sosial seperti saat
ini. Wajarlah bisa putus komunikasi dan tali silahturahmi dengan bona pasogit-
nya.
Pada tahun 1992, ulang tahun ke-10, pomparan Sigalingging dari berbagai penjuru
banyak hadir. Tokoh-tokoh dari luar Sumatera Utara sudah bertambah banyak
dibandingkan dengan peresmian tahun 1982. Semua senang saling menyapa dan
berpartisipasi dalam acara tersebut. Sejak tahun 1992, sudah terbentuk Pengurus
keluarga keturunan marga Sigalingging se-Indonesia. Ketua umum St. Ir. H.R.
Sigalingging (lihat buku tarombo terbitan 2002). Kepanitian masih hanya
didominasi Jakarta dan Medan serta yang membuat SK adalah pengurus panitia
pesta tugu itu, dengan ketua J. Sigalingging/Op. Pangeran.
Satu yang saya ingat pada saat itu, selesai pesta di sore hari, banyak peserta
kesulitan pulang karena transportasi tidak tersedia, baik kenderaan umum,
maupun oleh panitia. Pada tahun 2002, kita memperoleh satu nilai sejarah, yaitu
dengan didahului sarasehan sebagai temu semi ilmiah tentang tarombo Ompu
Raja Sigalingging. Dilanjutkan dengan pesta ulang tahun tugu ke-20. Peserta
pesta sudah semakin banyak, misalnya dari Sidikalang sudah ada sekitar 90 orang.
Pada tahun 2012, kembali mengukir sejarah dengan pesta ulang tahun tugu yang
ke-30. Peserta semakin banyak bertambah. Panitia belum bisa komunikasi
seintensif sekarang. Peserta dari daerah belum dapat didata hanya dengan taksiran
jumlah peserta sepuluh tahun yang lalu dengan pertambahan kira-kira sepuluh
persen. Apa yang terjadi? Ternyata, ada daerah yang hadir sampai lima kali lipat
dari jumlah pesta sepuluh tahun yang lalu. Tentu seksi konsumsi kewalahan
untuk mengatasinya. Semoga untuk tahun ini tidak seperti itu. Perlu juga diingat,
satu hal yang penting nama perkumpulan marga Sigalingging yang beraneka
nama di setiap daerah, misalnya di Medan, namanya Parmasna, lain lagi di
Bandung, lain pula di Jakarta, tapi untuk ulang tahun ke-30 disepakatilah dengan
nama PPRS. Tapi pembentukan pengurus PPRS Indonesia, masih dengan sistem
formateur dan terpilihlah Ketua Dr. (H.C.) Raidir Sigalingging, Wakil Ketua Drs.
Eduard Sigalingging, M.Si, dan Sekretaris Ir. Charles Sigalingging.
Khusus untuk ulang tahun tugu ke-40 ini terjadi masalah besar dalam dua tahun
menjelang pesta: pandemi corona. Pengurus banyak terganggu, tapi di satu sisi
tahun terakhir ini bisa bertemu secara virtual dengan rapat daring atau online,
dengan istilah lain zoom meeting.
Dengan munculnya whatsapp di media sosial Roy Martin dari PPRS Batam
menghimbau supaya dibuat grup whatsapp PPRS Indonesia. Ide ini sangat bagus,
akhir saya sambut, juga Drs. Alboin Sigalinging dari PPRS Bandung dan Drs.
Marudut Sigalingging dari PPRS Karawang sangat antusias serta sambil membuat
grup whatsapp, sekaligus dapat mendata semua PPRS yang sudah terbentuk di
seluruh wilayah Indonesia. Pada saat itu juga terdatalah sebagian besar bahwa
Sigalingging di beberapa daerah masih hanya bisa bergabung dengan PARNA,
dan ada yang bergabung dengan perkumpulan Pomparan Raja Sitempang, yaitu
Sitanggang, Sigalingging, Manihuruk, dan Sidauruk.
Sesuai dengan anggaran dasar PPRS yang ditetapkan, maka pengurus PPRS yang
baru ini memperoleh tugas yang semakin terarah untuk semakin bersuka cita,
bersatu dalam meraih kesejahteraan PPRS. Semua itu akan bisa tercapai apabila
pengurus DPW dan DPD PPRS dimanapun berada bisa saling mendukung.
Tentu kita sebagai keturunan pomparan Ompu Raja Sigalingging, baik boru, dan
bere dengan berkat dari Tuhan Yang Mahakuasa semua akan indah.