Anda di halaman 1dari 10

Dokumen/Laporan/Proposal inovasi daerah

LAPORAN

JUNGGA TRADISIONAL KONTEMPORER


(JuDisKom)
TAHUN ANGGARAN 2022

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 WAINGAPU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, maka dengan ini
ditetapkan dan disahkan Laporan “JUNGGA TRADISIONAL KONTEMPORER (JuDisKom)”
SMAN 3 Waingapu tahun pelajaran 2022/2023.

Selanjutnya pada akhir Tahun Pelajaran pelaksanaan ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau
ulang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan sekolah yang hasilnya akan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun, mengembangkan, dan menetapkan “JUNGGA TRADISIONAL
KONTEMPORER (JuDisKom)” untuk Tahun Pelajaran berikutnya.

Ditetapkan/disahkan di : Kupang

Pada Tanggal : 06 Januari 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga kami telah menyelesaikan
laporan kegiatan inovasi sekolah dengan judul “Jungga Tradisional Kontemporer (JuDisKom)” tepat
pada waktunya. Salah satu tujuan kami dalam menulis laporan kegiatan inovasi sekolah dengan
judul “Jungga Tradisional Kontemporer (JuDisKom)” adalah sebagai dokumentasi dan juga bentuk
evaluasi kegiatan tersebut serta dapat dijadikan contoh/acuan agar bisa direplikasi pada tahun
berikutnya. Laporan yang kami buat ini berdasarkan data-data yang dikumpulkan selama proses
pelaksanaan inovasi tersebut dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pelaksanaan dan
seterusnya.
Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah ini dapat berjalan dengan baik karena adanya
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih pada beberapa
pihak yang ikut mendukung proses pembuatan laporan ini hingga selesai yaitu:
1. Ibu Juniaty Simanullang, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Waingapu yang sudah
banyak memberikan masukkan, dorongan, motivasi serta bimbingan sehingga kegiatan inovasi
ini dapat berjalan dengan sukses
2. Bapak/Ibu Guru SMAN 3 Waingapu yang telah membimbing peserta didik dan membantu
kegiatan inovasi ini
3. Pihak-pihak eksternal (Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kab. Sumba Timur) yang telah berbagi
ilmu kepada kami terkait pelestarian budaya yang menjadi inovasi sekolah
4. Peserta didik SMA Negeri 3 Waingapu yang aktif dan bersemangat dalam melaksanakan
inovasi ini
Kami menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan kegiatan inovasi sekolah
dengan judul “Jungga Tradisional Kontemporer (JuDisKom)”. namun kami tetap berharap laporan
ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi kemajuan pelaksanaan kegiatan inovasi
sekolah di tahun berikutnya, kami juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran
yang berguna. Terima kasih.

Waingapu,………… 2023

Penyusun
Latar Belakang

Jungga adalah nama panggilan bagi instrumen musik petik dari Sumba yang memiliki berbagai
bentuk, baik yang menyerupai Ukulele maupun kecapi,jika di musik modern jungga berbentuk mirip
dengan gitar. ada paling tidak dua jenis variasi Jungga, Di Sumba bagian Timur. Ada yang bersenar
dua dan yang bersenar empat bahkan hingga enam. Pada jaman dulu kebanyakan masyarakat
setempat menggunakan rambut kuda sebagai senar jungga,Jungga yang memiliki empat bahkan
hingga enam senar sering disebut juga "juk" instrumen ini dimainkan dengan cara dipetik seperti
gitar pada umumnya. Ada beberapa nama yang diberikan kepada instrumen ini salah satu nya “gitar
kampung”, berbeda dengan gitar standar dengan senar 6 yang biasa digunakan untuk mengiringi
religi dan lagu pop.Musik jungga pada awalnya dimainkan untuk mengiringi,menghiasi
memeriahkan syair-syair lagu pada saat acara ritual adat. Terkadang kita temui Jungga yang tidak
menggunakan fret, namun ada juga yang telah dilengkapi dengan fret. Biasanya jungga mengiringi
nyanyian dalam Bahasa daerah yaitu bahasa Kambera, salah satu bahasa lokal di Sumba.

Penyajian utama dari alat musik jungga ini sangat mirip dengan gitar pada umumnya, yaitu dipetik.
Perbedaan sedikit mungkin dari senar nya karena setiap jumlah senar yang ada di instrumen jungga
memiliki makna.Senar yang digunakan jenis jungga yang digunakan harus lah menyesuaikan dengan
lagu atau upacara adat yang dilaksanakan.Ketika memainkan lagu marapu mereka harus serius dan
menghayati serta menggunakan senar dan model jungga yang telah ditentukan. Anak muda setempat
melakukan modifikasi terhadap instrumen jungga. Dikarenakan takut ketinggalan zaman dan kalah
saing dengan gitar modern,ditakutkan anak muda setempat sudah tidak kenal lagi dengan
jungga,karena modelnya yang sudah ketinggalan zaman. Tapi tidak merubah tujuan utama dari
instrument jungga ini walaupun ada permoderanisasi sedikit.

Tak mudah membangun kebanggaan tentang identitas diri. Apalagi ketika kesejahteraan dan
pemerataan pembangunan masih menjadi momok. Namun, jangan salah, anak-anak muda Nusa
Tenggara Timur sekarang sebisa mungkin terlibat dalam pelestarian dan pengembangan budaya
lokal dengan kemampuan masing-masing. Masyarakat agar bisa menyalurkan potensi lewat beragam
platform dan pemanfaatan potensi lokal, sebutlah sastra, pangan, kesenian tradisional, hingga film
documenter. Saat ini masih terdapat kelompok kecil masyarakat yang masih melestarikan Jungga
seperti di Mbatakapidu Mangili, Kahaungu Eti dan beberapa wilayah lain. Bahkan ada generasi
muda yang aktif belajar Jungga di SMA Negeri 3 Waingapu.  Jungga sendiri merupakan alat musik
tradisional yang biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian dalam bahasa kambera dan syair-
syair lagu pada saat acara ritual adat.
Belakangan alat musik ini menjadi semakin populer karena mulai semakin adanya ketertarikan anak
muda Sumba Timur yang tertarik belajar memainkan alat music jungga. Pada saat ini, SMA Negeri
3 Waingapu sedang melestarikan budayaa alat music tradisiona. Harapannya adalah dengan adanya
inovasi pelestarian budaya music tradisional jungga ini kita dapat mempraktikkan gerakan cinta
budaya Sumba Timur di kalangan muda mudi Sumba Timur agar warisan leluhur Sumba Timur
khususnya dalam bidang music tidak punah atau hilang di telan waktu dan perkembangan teknologi
yang semakin berkembang pesat.
Dokumetasi Kegiatan Melestarikan Budaya Alat Musik Tradisional (Jungga).
PROPOSAL

1. Nama projek: Jungga Tradisional Kontemporer (JuDisKom)


2. Bentuk projek: Penyediaan Alat Musik Jungga

2.1 Alat yang di gunakan adalah Jungga

3. Penerima manfaat : Peserta didik Kelas X-XII dan 2 orang guru Seni Budaya

4. Durasi : Di mulai sejak Januari 2022 hingga saat ini

5. Anggaran : Dana yang dibutuhkan adalah Rp.2.800.000 , dengan rincian sebagai

berikut :

5.1 Alat Musik Jungga : 4 x Rp. 700.000

6. Tolak Ukur Keberhasilan : Projek ini akan dianggap berhasil jika:

6.1. Peserta: diikuti oleh perwakilan warga sekolah setiap kelas dengan GTK

6.2. Ketrampilan: bila setidaknya 50% peserta bisa menjadi regenerasi yang menguasai teknik
permainan alat music tradisional Jungga.

6.3. Keberlanjutan: jika setidaknya 70% peserta sanggup mandiri dan memiliki jiwa inovasi yang
tinggi sehingga mampu memainkn alat music tradisional dan menciptakan irama music yang indah.

7.Contact:

7.1. Primary Contact:

Andini Rambu Danga, S.Pd.

Mobile: +62 85271844947

email: andinirambudanga17@gmail.com

Diki Warandoi, S.E.

Mobile: +62 85337382110

email: -
8. Latar belakang Projek:

Jungga adalah nama panggilan bagi instrumen musik petik dari Sumba yang memiliki berbagai
bentuk, baik yang menyerupai Ukulele maupun kecapi,jika di musik modern jungga berbentuk mirip
dengan gitar. ada paling tidak dua jenis variasi Jungga, Di Sumba bagian Timur. Ada yang bersenar
dua dan yang bersenar empat bahkan hingga enam. Pada jaman dulu kebanyakan masyarakat
setempat menggunakan rambut kuda sebagai senar jungga,Jungga yang memiliki empat bahkan
hingga enam senar sering disebut juga "juk" instrumen ini dimainkan dengan cara dipetik seperti
gitar pada umumnya. Ada beberapa nama yang diberikan kepada instrumen ini salah satu nya “gitar
kampung”, berbeda dengan gitar standar dengan senar 6 yang biasa digunakan untuk mengiringi
religi dan lagu pop.Musik jungga pada awalnya dimainkan untuk mengiringi,menghiasi
memeriahkan syair-syair lagu pada saat acara ritual adat. Terkadang kita temui Jungga yang tidak
menggunakan fret, namun ada juga yang telah dilengkapi dengan fret. Biasanya jungga mengiringi
nyanyian dalam Bahasa daerah yaitu bahasa Kambera, salah satu bahasa lokal di Sumba.

Penyajian utama dari alat musik jungga ini sangat mirip dengan gitar pada umumnya, yaitu dipetik.
Perbedaan sedikit mungkin dari senar nya karena setiap jumlah senar yang ada di instrumen jungga
memiliki makna.Senar yang digunakan jenis jungga yang digunakan harus lah menyesuaikan dengan
lagu atau upacara adat yang dilaksanakan.Ketika memainkan lagu marapu mereka harus serius dan
menghayati serta menggunakan senar dan model jungga yang telah ditentukan. Anak muda setempat
melakukan modifikasi terhadap instrumen jungga. Dikarenakan takut ketinggalan zaman dan kalah
saing dengan gitar modern,ditakutkan anak muda setempat sudah tidak kenal lagi dengan
jungga,karena modelnya yang sudah ketinggalan zaman. Tapi tidak merubah tujuan utama dari
instrument jungga ini walaupun ada permoderanisasi sedikit.

Tak mudah membangun kebanggaan tentang identitas diri. Apalagi ketika kesejahteraan dan
pemerataan pembangunan masih menjadi momok. Namun, jangan salah, anak-anak muda Nusa
Tenggara Timur sekarang sebisa mungkin terlibat dalam pelestarian dan pengembangan budaya
lokal dengan kemampuan masing-masing. Masyarakat agar bisa menyalurkan potensi lewat beragam
platform dan pemanfaatan potensi lokal, sebutlah sastra, pangan, kesenian tradisional, hingga film
documenter. Saat ini masih terdapat kelompok kecil masyarakat yang masih melestarikan Jungga
seperti di Mbatakapidu Mangili, Kahaungu Eti dan beberapa wilayah lain. Bahkan ada generasi
muda yang aktif belajar Jungga di SMA Negeri 3 Waingapu.  Jungga sendiri merupakan alat musik
tradisional yang biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian dalam bahasa kambera dan syair-
syair lagu pada saat acara ritual adat. Belakangan alat musik ini menjadi semakin populer karena
mulai semakin adanya ketertarikan anak muda Sumba Timur yang tertarik belajar memainkan alat
music jungga. Pada saat ini, SMA Negeri 3 Waingapu sedang melestarikan budayaa alat music
tradisiona. Harapannya adalah dengan adanya inovasi pelestarian budaya music tradisional jungga
ini kita dapat mempraktikkan gerakan cinta budaya Sumba Timur di kalangan muda mudi Sumba
Timur agar warisan leluhur Sumba Timur khususnya dalam bidang music tidak punah atau hilang di
telan waktu dan perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat.
LAMPIRAN
DESKRIPSI SEKOLAH
 Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Waingapu
 NPSN : 69726042
 Kelurahan : Kambajawa
 Kecamatan : Kota Waingapu
 Kabupaten : Sumba Timur

Email : smantiwaingapu@yahoo.co.id,

Website : www.sman3waingapu.sch.id

 Target Potensi : Peserta didik 500 orang

Anda mungkin juga menyukai