Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 2

Nama : Sri Arumdalu


NIM : 044334806
UPBJJ : Semarang
Kabupaten : Pati
Prodi : Manajemen
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaran

Soal 1
Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan Indonesia. Fungsi dari
identitas nasional adalah untuk membedakan negara yang stau dengan negara yang lainnya. Identitas
nasional tersebut baisanya lahir dari berbagai nilai-nilai yang ada di suatu bangsa.
Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah contoh identitas
nasional yang ada di Indonesia!

Jawaban :

Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Secara harfiah,
identitas adalah ciri, jati diri atau tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang berguna untuk
membedakannya dengan sesuatu yang lain. Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok
yang terikat karena kesamaan, baik kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita. Identitas
nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.

Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan
keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk
secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dengan jati diri suatu
bangsa.

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (country) dengan ciri khas, dan dengan ciri yang khas
tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Identitas nasional mencerminkan nilai
yang ada dalam masyarakat di suatu negara, hal itu merupakan suatu yang terus menerus berkembang dan
bersifat terbuka.

Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengacu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter
khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik daerah, dan lain sebagainya.
Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Rosmawati dan Hasanal Mulkan, dijelaskan
bentuk-bentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu:
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
c. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.
g. Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
i. Konsepsi Wawasan Nusantara.
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.

Bagi bangsa Indonesia, identitas nasional merupakan hal yang sangat penting karena telah memiliki dasar
yang sangat kuat, berupa pancasila dan UUD 1945. Lebih lanjut, Muhammad Ridha Iswardhana dalam
bukunya yang berjudul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2020), menjelaskan pentingnya
identitas nasional bagi bangsa Indonesia, yaitu:
a. Menunjukkan keberadaan dan eksistensi bangsa Indonesia.
b. Menjadi penciri yang mudah dikenali dan membedakan dalam pergaulan antar bangsa (hubungan
internasional).
c. Melindungi jadi diri bangsa dan negara Indonesia seiring dengan adanya tantangan globalisasi.
d. Menjaga eksistensi negara dalam hubungan internasional. Maksudnya adalah identitas nasional yang
terwakili oleh negara maupun masyarakat Indonesia dalam interaksi berbagai bidang mampu
menunjukkan bahwa negara Indonesia benar-benar terwujud.

Soal 2 
Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga mati. Sebagai ideologi
dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk kehidupan berbangsa dan bernegara serta
menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai
keterkaitan dan membentuk sebuah hirarki pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna yag
mendasar dan tidak dapa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis dari
Pancasila!

Jawaban :
Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri, terdapat dalam adat
kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya sehingga pada hakikatnya nilai yang menjadi unsur
Pancasila adalah digali dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai adat kebudayaan dan nilai religius
yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Jadi asal mula bahan atau causa materialis
Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang berupa kepribadian dan pandangan hidup. Catatan yang
perlu mendapatkan perhatian, bahwa nilai yang terdapat pada kelima sila Pancasila merupakan kristalisasi
nilai yang ideal, sedangkan yang dianggap tidak ideal tidak diakomodasikan. Jika kita perhatikan dengan
seksama, maka tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan bahwa terdapat hal yang kurang baik dan berat
sebelah, seperti terlalu individual atau sebaliknya terlalu sosial, sehingga mengorbankan kepentingan sosial
atau sebaliknya mengorbankan kepentingan sendiri, sedangkan sila Pancasila berupaya mencari jalan tengah
di antara kedua kutub itu.
Bangsa Indonesia yang menjadi asal mula atau sebab bahan dari Pancasila sebagai dasar filsafat Negara
merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu dipahami kembali. Unsur Pancasila telah terdapat di
dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan di dalam agama, maka seperti telah dikatakan dalam uraian yang
terdahulu bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai tiga macam fenomena Pancasila, yang kultural, yang
religius dan yang kenegaraan, yang saling memperkuat dan memperkembangkan. Kesimpulannya adalah
bahwa dasar filsafat Negara bangsa Indonesia adalah Pancasila, karena bawaan dari adat kebiasaan,
kebudayaan dan agama bangsa Indonesia sendiri. Pancasila dijadikan sebagai dasar filsafat Negara, maka
sebenarnya tidak lain dari kesetiaan bangsa Indonesia kepada dirinya sendiri, mengembangkan pribadinya
sendiri, dahulunya dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan agama ketika belum bernegara dan sesudah
bernegara menjadi dasar hidup kenegaraannya, yaitu dengan melaksanakannya dalam hidup bermasyarakat
dan berpemerintahan. (Sunoto, 1984: 1) secara rinci menunjukkan fakta historis sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa: bahwa di Indonesia tidak pernah ada putus-putusnya orang percaya kepada
Tuhan, bukti-buktinya: bangunan (rumah peribadatan), kitab suci dari berbagai agama dan aliran
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, perbuatan (upacara keagamaan, peringatan hari besar agama,
pendidikan agama, rumah-rumah ibadah), tulisan karangan sejarah/ dongeng yang mengandung nilai-nilai
agama.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab: bahwa bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah
lembut dengan sesama manusia. Bukti-buktinya: bangunan (padepokan, pondok-pondok), semboyan (aja
dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja kementhus, aja kemaki, aja sawiyah-wiyah, dsb), tulisan (buku
Bharatayudha, Ramayana, Malin Kundang, Batu Pegat, Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba, Cinde
Laras, Riwayat dangkalan Metsyaha), perbuatan (membantu fakir miskin, membantu orang sakit, dsb),
hubungan luar negeri (perdagangan, perkawinan, kegiatan kemanusiaan);
3. Persatuan Indonesia: bahwa bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya guyub, rukun, bersatu, dan kekeluargaan.
Bukti-buktinya: bangunan (candi Borobudur, Candi Prambanan, dan sebagainya), tulisan (sejarah tentang
pembagian negara Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala, Negara nasional Sriwijaya, Negara Nasional
Majapahit), semboyan (bersatu teguh bercerai runtuh), crah agawe bubrah rukun agawe senthosa, bersatu
laksana sapulidi, sadhumuk bathuk sanyari bumi, kaya nini lan mintuna), perbuatan (gotong royong
membangun negara Majapahit, pembangunan rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah baru, pembukaan
ladang baru);
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan: bahwa unsur-
unsur demokrasi sudah ada dalam kehidupan masyarakat. Bukti-buktinya: bangunan (Balai Agung dan
Dewan Orang-Orang Tua di Bali untuk musyawarah, Nagari di Minangkabau dengan syarat adanya Balai,
Balai Desa di Jawa), tulisan (Musyawarah Para Wali, Puteri Dayang Merindu, Loro Jonggrang, Kisah
Negeri Sule, dan sebagainya), perbuatan (musyawarah di balai, dan sebagainya);
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: bahwa bangsa Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya
terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama. Bukti-buktinya: bangunan (bendungan air,
tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbung desa), tulisan (Sejarah kerajaan Kalingga, Sejarah
Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya), perbuatan
(menyediakan air kendi di muka rumah, selamatan, dan sebagainya).
 
Soal 3
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di dalam Pancasila dijadikan teladan dan
acuan agar hidup bisa lebih tertat dan teratur baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara.
Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari!

Jawaban :
1. Sila Ke-1: Ketuhanan yang Maha Esa
Arti dan Nilai-nilai sila "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama ini dilambangkan dengan bintang
lima sudut. Di mana, bintang tunggal dalam lambang ini diartikan sebagai cahaya kerohanian yang
dipancarkan Tuhan kepada setiap manusia. Jumlah bintang yang hanya satu atau tunggal ini juga
melambangkan keesaan Tuhan. 
Contoh penerapannya:

1. Mengimani adanya Tuhan yang Maha Esa serta mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Menerapkan toleransi antar umat beragama.
3. Tidak melakukan pemaksaan dan menghormati kebebasan beragama.
4. Tidak merendahkan atau mencemooh agama maupun pemeluk agama lain.

2. Sila Ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Arti dan Nilai-nilai sila "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" . Sila ke-2 dalam Pancasila
dilambangkan dengan rantai emas dengan latar belakang berwarna merah. Rantai tersebut memiliki mata
rantai yang berbentuk segi empat dan lingkatan yang saling berkaitan. Mata rantai segi empat
melambangkan laki-laki, sedangkan lingkaran melambangkan perempuan. Simbol ini mengartikan antar
kaum yang harus bersatu, bekerja sama sehingga kuat seperti rantai.
Contoh penerapannya:
1. Mengakui persamaan hak, kewajiban dan kedudukan semua orang sama di mata hukum, agama,
sosial, dan lainnya.
2. Saling mengedepankan sikap toleransi atau tenggang rasa antar masyarakat.
3. Menjalin pertemanan dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama dan lainnya.
4. Berani menyuarakan kebenaran untuk mempertahankan keadilan.

3. Sila Ke-3: Persatuan Indonesia

Arti dan Nilai-nilai sila "Persatuan Indonesia". Sila ini dilambangkan dengan pohon beringin. Jenis
pohon beringin adalah spesies pohon yang kuat, besar, dan berdaun rimbun.  Pohon beringin diartikan
sebagai tempat berteduh sekaligus bentuk persatuan masyarakat Indonesia yang sangat sangat beragam.

Contoh penerapannya:

1. Bangga menggunakan bahasa ibu atau bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sehari-hari.
2. Melestarikan budaya Indonesia seperti baju adat, tarian, alat, bahasa, alat musik, dan lain-lain dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Membantu keluarga, teman dan kerabat yang mengalami kesulitan.
4. Saling bekerja sama menjaga keutuhan NKRI dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.
5. Bergotong-royong.

4. Sila Ke-4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan.

Arti dan Nilai-nilai sila "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan". Sila ini dilambangkan dengan kepala banteng. Kepala banteng
memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul. Berkumpul di sini kemudian diartikan
sebagai kegiatan musyawarah antar orang-orang untuk melahirkan suatu keputusan. Pastinya, secara adil
dan atas keputusan bersama semua pihak. 

Contoh penerapannya:

1. Melakukan musyawarah untuk memperoleh keputusan bersama.


2. Mengedepankan tolerasi dan keadilan dalam mengemukakan dan mendengar pendapat dalam
musyawarah.
3. Keputusan akhir dalam musyawarah harus disetujui oleh semua pihak karena atas keputusan
bersama.

5. Sila Ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Arti dan Nilai-nilai sila "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Terakhir, sila kelima
Pancasila dilambang dengan padi dan kapas. Hal ini melambangkan kebutuhan dasar setiap manusia,
yaitu pangan dan sandang.
Contoh penerapannya:

1. Mengedepankan sikap adil antara sesama manusia.


2. Melaksanakan kewajiban dan menghormati hak orang lain.
3. Kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dikedepankan dibandingkan kemakmuran pribadi atau
golongan.

Soal  4  (Skor 25)


Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia.
Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada
di Indonesia.
Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

Jawaban :

Sejarah lahirnya Pancasila diawali dengan sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Saat itu para anggota masih belum
menemukan titik terang mengenai dasar negara Indonesia.Kemudian, pada 1 Juni 1945, Soekarno mendapat
giliran untuk menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara. Soekarno pun menyampaikan gagasan
mengenai dasar negara Indonesia merdeka yang bernama Pancasila. Dibentuklah Panitia Sembilan yang
akhirnya berhasil menyusun rumusan Pancasila untuk dicantumkan dalam Mukadimah UUD 1945.
Pancasila sendiri secara sah dan resmi dijadikan sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada 18 Agustus
1945 pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan. Hal ini karena setiap sila
pada Pancasila mengandung empat sila lainnya. Kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat
ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematik-
hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila dalam Pancasila menunjukkan suatu rangkaian urutan yang
bertingkat. Adapun bunyi Pancasila, adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa berarti Pancasila merupakan pencerminan dari jati diri Bangsa
Indonesia. Ini terwujud dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan Bangsa Indonesia. Sikap
mental dan tingkah laku itu menjadi ciri khas, yang artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Pancasila
lahir bersama dengan lahirnya Bangsa Indonesia, memiliki ciri khas yang hanya dimiliki Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa juga erat kaitannya dengan Pancasila sebagai pandangan hidup atau
pedoman hidup. Bangsa indonesia harus menjadikan pengalaman Pancasila sebagai pedoman dalam
kehidupan bermasyarat dan bernegara. Misalnya dalam hal berdemokrasi, sangat penting untuk
menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah tanpa adanya kekerasan. Itu sesuai dengan kepribadian
dan jati diri bangsa Indonesia.

Sumber referensi jawaban :


1. BMP MKDU4111
2. Situs online kompasiana.com, gramedia.com, pikiran-rakyat.com
3. Website bahanajar.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai