QAYYIM AL-JAUZIYYAH
Oleh :
LUKMAN NULHAKIM
NIM. 16.AQ.1335
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan skripsi saya ini adalah asli hasil karya/penelitian sendiri dan
bukan plagiasi dari karya/penelitian orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat diketahui
oleh anggota dewan penguji.
Yang Menyatakan,
LUKMAN NULHAKIM
NIM, 16. AQ. 1335.
i
PENGESAHAN PEMBIMBING
Oleh :
LUKMAN NULHAKIM
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua
ii
ABSTRAK
LUKMAN NULHAKIM. NIM : 16. AQ. 1335. Sikap Sabar Dalam Pandangan
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Skripsi Depok : STAI Al-Karimiyah Depok, 2020.
Sabar sangat dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan setiap muslim, baik dalam
rangka membangun hubungan dengan Allah dan terlebih dalam interaksi sosial.
Akan tetapi tidak setiap muslim memahami ajaran sabar dengan baik, propesional,
dan terarah. Sabar dipandang hanya dibutuhkan pada saat mengalami musibah saja,
tidak diperlukan saat menerima kesenangan. Lebih dari itu, oleh sebagian orang
sikap sabar yang diperintahkan Islam dipandang salah satu bukti bahwa Islam
mengajarkan pemeluknya untuk mudah menyerah dalam melawan tantangan hidup.
Padahal Islam mewajibkan semua muslim dengan berbagai identitas sosialnya
untuk senantiasa bersikap sabar sesuai dengan pedoman yang diturunkan Allah.
Penelitian ini bertujuan untuk menuturkan bahwa kebutuhan kepada prinsip dasar
ini merupakan kebutuhan yang urgen dan mendasar, serta menjelaskan
ketergantungan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penelitian ini diperuntukkan bagi setiap masyarakat muslim yang ingin
mendapatkan faidah-faidah dari sikap sabar menghadapi ujian dan cobaan di dalam
kehidupan sehari-hari.
Skripsi ini hadir sebagai buku yang komprehensif, menyeluruh, bermanfaat, dan
sarat dengan faidah-faidah yang memang layak dan patut untuk dijadikan bahan
pemikiran bagi masyarakat sekaligus untuk memperkaya khazanah keperpustakaan
pendidikan Islam terlebih bagi Mahasiswa STAI Al-Karimiyah yang didahulukan
di bidangnya. Buku ini menenangkan pembacanya, membimbing orang yang
menelaahnya, menghibur orang yang bersedih, menggugah orang-orang yang lalai,
dan menguatkan semangat orang-orang yang bersemangat.
iii
KATA PENGANTAR
iv
Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis akan dengan senang hati
mengharapkan saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun baik secara
materi maupun material demi terwujudnya karya yang lebih baik di masa
mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Aamiin..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penyusun,
LUKMAN NULHAKIM
NIM. 16. AQ. 1335.
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN............................................................................. i
PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................ ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Sabar................................................................... 8
B. Pembagian Sabar................................................................... 11
C. Keterangan Tentang Nama-Nama Sabar Menurut
Keterkaitannya...................................................................... 19
D. Keterangan Tentang Perbedaan Tingkatan-Tingkatan
Derajat Sabar......................................................................... 20
vi
F. Sabar yang Paling Berat Bagi Jiwa....................................... 41
G. Sabar di Dalam Ayat-Ayat Kitab Allah yang Mulia............. 44
H. Sabar Dalam Sunnah Nabi SAW........................................... 53
I. Atsar-atsar Dari Para Sahbat ra. dan Orang-orang Sesudah
Mereka Tentang Keutamaan Sabar....................................... 56
J. Masalah-masalah yang Berkenaan Dengan Musibah Berupa
Tangisan, Ratapan, Merobek Pakaian, Berseru Dengan
Seruan Jahiliyah dan yang Sepertinya.................................. 58
K. Sabar Adalah Setengah Iman................................................ 63
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 66
B. Saran..................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
memandang akhlak sebagai bagian dari dalam agama dan salah satu akhlak yang
diajarkan adalah sabar. Akhlak ini sangat dibutuhkan oleh setiap muslim dalam
membicarakannya.
tidak akan tersandung, pedang tajam yang tidak akan tumpul, dan benteng kokoh
yang tidak akan retak apalagi runtuh. Sabar dan kemenangan adalah saudara
kandung.
jaminan dalam kitabNya yang muhkam bahwa Dia akan memberikan balasan
(pahala) tanpa batas kepada orang-orang yang sabar. Dan Allah mengabarkan
1
Dengan kebersamaan (ma’iyah) Allah ini, orang-orang yang sabar meraih
Allah juga mengabarkan bahwa Dia mencintai orang-orang yang sabar. Dan
ini mengandung dorongan yang besar bagi siapa yang ingin menghiasi dirinya
. َصبِ ِريْن
ّٰ ّللاُ ي ُِاصّٰ ال
ّٰ َو
Artinya : “Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali-Imran: 146).
Allah juga memberi kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar dengan
tiga perkara, yang masing-masing darinya lebih baik daripada apa yang
lebih baik menjadikan pelaku keburukan tersebut seolah-olah kawan yang akrab.
2
ْ ْ ُن فَ ِا ذَا الَّذ
َ ِٗي بَ ْيَ ََك َوبَ ْيََه
عدَ َاوة َ ْ ِيئَةُ ۙ اِدْفَ ْع ِبا لَّتِ ْي ه
َ ِْي اَح َ َو َل َ َ ْْت َ ِو ْال َا
َّ ََْةُ َو َل ال
ٌّ َكا َ نَّهٗ َو ِل
.ي َح ِميْم
Artinya : “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang
yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti
teman yang setia.” (Fushshilat: 34).
Allah juga mengaitkan ampunan dan pahala dengan amal shalih dan sabar,
dan hal itu adalah mudah bagi siapa yang Allah mudahkan. Allah SWT
berfirman,
berbahagia adalah berkat sabar, dan mereka naik ke derajat tertinggi dengan
sabar, mereka terbang ke surga-surga yang penuh kenikmatan. Itu adalah karunia
Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah adalah
Karena iman itu salah satunya adalah sabar, maka sudah sepatutnya bagi
prinsip dasar yang agung ini, dan tidak menyimpang dari jalan yang lurus ini,
sabar, maka ditemukan bahwa sabar mengandung nilai-nilai positif yang sangat
dalam berupa latihan-latihan jiwa yang harus dilalui oleh seseorang untuk
1
Ahmad bin Utsman al-Mazyad, Penjelasan Tuntas Tentang Sabar & Syukur. Jakarta : Darul Haq,
2017, Cet. Ke-2, hlm. 3
3
mencapai maqam yang sangat mulia dan agung. Bila tantangan awal berhasil
Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bersikap sabar
menurut perspektif Islam. Penelitian ini penting dilakukan karena dua hal, yaitu:
Pertama, dipandang dari sisi materi, sabar sangat dibutuhkan dalam segala
dengan Allah dan terlebih dalam interaksi sosial. Akan tetapi tidak setiap muslim
memahami ajaran sabar dengan baik, propesional, dan terarah. Sabar dipandang
hanya dibutuhkan pada saat mengalami musibah saja, tidak diperlukan saat
menerima kesenangan. Lebih dari itu, oleh sebagian orang sikap sabar yang
Kedua, dipandang dari sisi metode, bahwa sabar merupakan cara atau
Skripsi ini ditulis untuk menuturkan bahwa kebutuhan kepada prinsip dasar
ketergantungan kebahagiaan dunia dan akhirat. Skripsi ini hadir sebagai buku
yang memang layak dan patut untuk dijadikan bahan pemikiran bagi masyarakat
4
terlebih bagi Mahasiswa STAI Al-Karimiyah yang didahulukan di bidangnya.
Skripsi ini saya memberinya nama dengan judul, “Sikap Sabar Dalam
penulis dan pembacanya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar do’a dan Dia
adalah tempat pengharapan. Dia-lah yang mencukupi kita dan Dia-lah sebaik-
B. Pembatasan Masalah
agar penelitian menjadi lebih jelas dan terarah. Dalam penelitian ini
permasalahan dibatasi pada : pembahasan sabar yang terpuji dan sabar yang
C. Rumusan Masalah
sabar yang terpuji dan sabar yang tercela dalam karya Imam Ibnu Qayyim al-
Jauziyah ra.
5
D. Tujuan Penelitian
ini adalah untuk menjelaskan pembahasan sabar yang terpuji dan sabar yang
E. Manfaat Penelitian
bidang ilmiah.
kehidupan sehari-hari.
3. Bagi masyarakat umumnya yang tidak lepas dari setiap masalah, cobaan dan
F. Sistematika Penulisan
6
Bab kedua, membahas Kajian Teori, yang meliputi : Makna dan Hakikat
Biografi Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah ra., Sabar yang Terpuji dan Sabar yang
Tercela serta Perbedaan Antara Kesabaran Orang yang Mulia Dengan Kesabaran
tidak mungkin tidak membutuhkan Sabar, Sabar yang paling berat bagi Jiwa,
Sabar di dalam ayat-ayat Kitab Allah yang Mulia, Sabar dalam Sunnah Nabi
SAW, Atsar-atsar dari Para Sahabat ra. dan orang-orang sesudah mereka tentang
tangisan, ratapan, merobek pakaian, berseru dengan seruan Jahiliyah dan yang
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pengertian Sabar
Makna dasar sabar adalah mencegah dan menahan. Sabar adalah menahan
jiwa dari kesedihan mendalam, menahan lisan dari keluh kesah, dan menahan
anggota tubuh dari menampar pipi, merobek pakaian, dan yang sepertinya.
berarti bersabar, tabah hati.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sabar
adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak
Sedangkan menurut istilah ajaran Islam bahwa sabar adalah tabah menerima
ujian-ujian Tuhan dalam bakti dan perjuangan dengan tujuan memperoleh ridho-
Nya.3
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir
Al-Qur’an, 1972, hlm. 211.
2
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1993, Cet. Ke-2, Hlm. 763.
3
H. Hamzah Yaqub, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mu’min, Surabaya : PT. Bina Ilmu,
1980, Cet. Ke-2, hlm. 174.
8
1. Hakikat Sabar dan Perkataan Manusia Tentangnya
yang membentenginya dari melakukan apa yang tidak baik dan tidak patut. Ia
Amr bin Utsman al-Makki ra. berkata, “Sabar adalah keteguhan dalam
bermanfaat, sedangkan kekuatan posesif dipakai untuk menahan diri apa yang
membahayakan.
melakukan apa yang bermanfaat baginya dibandingkan menahan diri dari apa
yang merugikannya, dia sabar memikul beban berat ketaatan, namun tidak
kuat di depan ajakan hawa nafsunya sehingga dia melakukan apa yang
dilarang.
9
Sebagian manusia ada yang sebaliknya, lebih kuat menahan diri dari
berat ketaatan.
Yang terbaik diantara manusia adalah yang paling sabar pada kedua sisi
tersebut. Banyak orang bisa sabar dalam menunaikan qiyamul lail secara rutin
di musim dingin dan panas, sabar dalam memikul lapar karena puasa, namun
tidak sabar untuk melihat sesuatu yang haram. Sebaliknya, ada orang yang
mampu menahan diri dengan tidak melihat dan menoleh kepada sesuatu yang
haram, namun tidak kuat dalam beramal ma’ruf, bernahi mungkar, berjihad
melawan orang-orang kafir dan munafik, di bidang ini dia adalah orang yang
paling lemah, dan kebanyakan manusia tidak memiliki kesabaran atas salah
satu dari keduanya. Dan yang paling sedikit adalah yang paling sabar pada
keduanya.
Ada yang berkata, Sabar adalah keteguhan yang muncul dari akal dan
Ini berarti bahwa tabiat manusia mengajak kepada apa yang dia sukai,
terjadi di antara keduanya dan saling mengalahkan, medan perang ini adalah
4
Ahmad bin Utsman al-Mazyad, Penjelasan Tuntas Tentang Sabar & Syukur. Jakarta : Darul Haq,
2017, Cet. Ke-2, hlm. 7
10
Sabar merupakan akhlak Qur’ani yang paling utama dan ditekankan oleh
tempat.6
B. Pembagian Sabar
Sabar ada dua: Sabar raga dan jiwa. Masing-masing dari keduanya
terbagi menjadi dua, yaitu sukarela dan terpaksa. Jadi ada empat bagian.
yang memikul beban pekerjaan yang berat atas keinginan dan kerelaannya
sendiri.
5
Yusuf Qordhowi, Al-Qur’an Menyuruh Kita Sabar. Jakarta : Buku Andalan, 1989, Cet. Ke-2, hlm.
11
6
Yusuf Qordhowi. Ibid, hlm. 11
7
Yusuf Qordhowi. Ibid, hlm. 11
11
Kedua: Sabar raga yang terpaksa, seperti sabar menerima rasa sakit
Ketiga: Sabar jiwa secara sukarela, seperti sabarnya jiwa untuk tidak
melakukan sesuatu yang tidak patut dilakukan dari sisi syari’at dan akal.
manusia, bukan hewan, namun hewan pun memiliki dua macam diantaranya,
yaitu sabaar raga yang terpaksa dan jiwa yang terpaksa, dan terkadang
sebagian hewan lebih sabar daripada manusia, dan manusia berbeda dengan
hewan dalam dua macam sabar yang dilakukan dengan keinginan sendiri.
Banyak orang yang hanya memiliki kesabaran pada dua macam yang
hewan pun ikut memilikinya, namun mereka tidak memilikinya pada apa
yang khusus bagi manusia, maka dia dianggap makhluk yang sabar tetapi
Kelemahannya di Hadapannya
tiga keadaan:
8
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 11.
12
Keadaan pertama: Dorongan agama menguasai dan mendominasi,
maka pasukan hawa nafsu terusir kalah. Keadaan ini diperoleh melalui sabar
kepada mereka,
)30( َعد ُْون َ أ َّل ََخَا فُ ْوا َو َل ََاْزَ نُ ْوا َوا َ ْبش ُِر ْوا ِبا ْل َجـََّ ِة الَّتِ ْي ُك َْت ُ ْم َ ُ ْو
ْ ُك ْم َولَـ ُك ْم
ُ ُال ِخ َرةِ ۙ َولَـ ُك ْم فِ ْي َها َما َ َ ْشت َ ِهى ا َ ْنف ٰ ْ نَ ْا ُن ا َ ْو ِل ٰۤيـؤُ ُک ْم فِى ْال َا ٰيوةِ الدّٰ ْنيَا َوفِى
.)31( َع ْون ُ َّفِ ْي َها َما ََد
Artinya : “Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian bersedih
hati; dan bergembiralah kalian dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan kepada kalian. Kamilah pelindung-
pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat; di
dalamnya (surga) kalian memperoleh apa yang diinginkan
oleh diri kalian dan di dalamnya kalian juga memperoleh apa
yang kalian minta.” (QS. Al-Fushshilat: 30-31).
Mereka adalah orang-orang yang meraih kebersamaan (ma’iyah) Allah,
yang berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya, sehingga Allah
dorongan agama kalah total, maka ia menyerah kepada setan dan bala
13
tentaranya yang menggiringnya kemana mereka ingin. Dia memiliki dua
a. Dia menjadi bala tentara setan dan pengikutnya. Ini adalah keadaan orang
b. Dia menjadi komandan bagi setan-setan. Ini adalah keadaan orang durjana
(fajir) yang kuat dan ulet, dan juga ahli bid’ah yang diikuti, yang menyeru
Dulu aku adalah bala tentara iblis, dan keadaan (buruk) semakin
meningkat padaku, sehingga iblis justru menjadi bala tentaraku.
Iblis dan bala tentaranya menjadi pendukung dan pengikutnya. Mereka
mereka demi dunia, mereka menjadi demikian karena mereka tidak memiliki
kesabaran.
Diantara mereka ada yang berpaling dari apaa yang Rasul bawa, dan
Diantara mereka ada orang munafik pemilik dua wajah, yang makan
siaan.
14
Diantara mereka ada yang bila dinasihati akan menjawab, “Sebenernya
aku sangat ingin bertaubat, namun itu sangat sulit, hampir tidak mungkin.”
Diantara mereka ada yang berkata, “Apa guna amal shalihku di depan
apa yang telah aku perbuat. Orang yang tenggelam kalau badannya tenggelam
Di antara mereka ada yang berkata, “Aku akan bertaubat. Saat ajal
dorongan hawa nafsu yang menang, dengan skor yang terkadang banyak dan
Ketiga keadaan di atas merupakan potret dari keadaan manusia pada Hari
Kiamat. Ada manusia yang masuk neraka tanpa masuk surga. Ada manusia
Ketiga keadaan ini adalah keadaan manusia dalam urusan sehat dan sakit.
Ada manusia yang daya tahannya menang melawan penyakitnya, maka dia
maka dia pun sakit. Dan ada manusia yang daya tahan dan penyakitnya
15
Dan diantara manusia ada yang sabar dengan usaha keras dan berat. Ada
juga manusia yang sabar tanpa memikul beban berat. Misal yang pertama
adalah orang yang melawan orang kuat, dia tidak mengalahkannya sebelum
mengalahkan setan.9
sukses menunaikannya.
terhadapnya.10
Dari sisi hukum yang kima, sabar terbagi menjadi sabar wajib, sunnah,
9
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 15.
10
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Ibid.. hlm. 16.
16
b. Sabar dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban.
c. Sabar menghadapi musibah yang tidak ada campur tangan hamba padanya
yang sepertinya.
Pertama: Sabar tidak makan dan minum hingga mati dan sabar tidak
makan bangkai, darah, atau daging babi dalam keadaan terpaksa. Ini haram,
orang kafir yang hendak membunuhnya. Ini berbeda dengan sabar menahan
diri saat terjadi fitnah atau peperangan diantara kaum Muslimin, ini mubah
SAW pernah ditanya tentang masalah ini secara khusus, dan beliau
menjawab,
11
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 4357; dan at-Tirmidzi, no. 2204.
17
Dalam sebuah ladadz,
menyebabkan sakit.
yang kedua sisinya sama, dia diberi pilihan antara melakukan dan
yang wajib adalah wajib dan sabar meninggalkan yang wajib adalah haram,
sabar menjauhi yang haram adalah wajib dan sabar melakukan yang haram
adalah haram. Sabar menjalankan sesuatu yang sunnah adalah sunnah dan
makhruh adalah sunnah dan sabar dalam melakukan yang makhruh adalah
12
Diriwayatkan oleh Ahmad, 5/110.
13
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 18.
18
C. Keterangan Tentang Nama-Nama Sabar Menurut Keterkaitannya
Karena kesabaran yang terpuji adalah kesabaran jiwa yang terjadi secara
sukarela di depan seruan hawa nafsu yang tercela, maka tingkatan-tingkatan dan
1. Bila sesorang bersabar di depan hawa nafsu syahwat yang haram, maka ia
adalah iffah (menjaga diri dari yang tercela), lawannya adalah fujur (durjana),
2. Bila seseorang bersabar di depan hawa nafsu perut, tidak tergesa-gesa kepada
makanan, atau tidak menyantap apa yang tidak patut, maka itu disebut
kerendahan jiwa.
3. Bila seseorang bersabar di depan godaan hidup yang tidak bermanfaat, maka
4. Bila seseorang bersabar di atas kadar hidup yang mencukupi, maka itu disebut
5. Bila seseorang bersabar di depan hal yang membangkitkan amarah, maka itu
aktif atau pasif. Nama general itu semua itu adalah sabar. Dan ini menunjukkan
14
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 8
19
D. Keterangan Tentang Perbedaan Tingkatan-Tingkatan Derajat Sabar
Yang pertama lebih sempurna daripada yang kedua, karena yang kedua
dimiliki oleh semua manusia dan dilakukan oleh orang yang tidak punya sabar
secara sukarela. Dari sini, maka sabarnya Nabi Yusuf ash-Shiddiq As. terhadap
rayuan istri al-Aziz dan sabarnya dalam menerima akibatnya berupa penjara dan
penahanan, adalah lebih besar dibandingkan sabarnya Nabi Yusuf As. terhadap
layaknya budak.
Demikian juga sabarnya al-Khalil Nabi Ibrahim As., Nabi Musa al-Kalim
As., Nabi Nuh As., al-Masih As., dan sabarnya Nabi dan Rasul penutup, Sayyid
anak cucu Adam As., adalah sabar di atas dakwah kepada Allah dan berjihad
.س ِل
ُ الر ْ صبَ َرأ ُ ْولُ ْو
ّٰ َاالعَ ْز ِم ِمن ْ فَا
َ ص ِب ْر َك َما
Artinya : “Maka bersabarlah engkau (wahai Rasul), sebagaimana rasul-
rasul yang memiliki keteguhan hati telah bersabar.” (Al-Ahqaf:
35).
Mereka sabar terhadap hukumNya secara sukarela. Dan ini adalah sabar
20
Bila ada yang berkata, mana dari ketiga macam sabar itu yang paling
perintah dan larangan, ini lebih utama daripada sabar di atas takdir semata,
karena sabar yang akhir ini dilakukan oleh orang baik dan fajir (pendosa),
Mukmin dan kafir. Maka setiap orang harus sabar menghadapi takdir, suka atau
tidak. Adapun sabar dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan, maka
ia adalah sabarnya para pengikut rasul-rasul, dan yang paling besar ittiba’nya
dari mereka adalah yang paling sabar di atas itu. Setiap sabar yang sesuai dengan
tempat dan keadaannya adalah lebih utama. Sabar dalam menjauhi yang haram
pada saatnya adalah lebih utama. Sabar dalam menjalani ketaatan pada
15
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 20.
21
BAB III
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG SABAR
Ibnu Qayyim al-Jauziyah ra., nama populer untuk Syams ad-Din abu
‘Abdillah Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa’ad bin Haris az-Zar’i ad-
Syafar 691 H. bertepatan dengan 29 Januari 1292 M. dan wafat pada tanggal 13
sendiri diambil dari satu sekolah yang dibangun oleh Muhyy ad-Din bin Hafiz
bin Abu Farj Abdul ar-Rahim al-Jauzi, yang mana ayah Ibnu Qayyim al-
berguru pada Ibnu Taimiyyah sejak 721 H. setelah sang guru datang dari Mesir.
Pikiran dan ide-ide Ibnu Taimiyyah sangat mempengaruhi Ibnu Qayyim al-
Jauziyah. Beliau bahkan menempuh jalan yang dilakukan oleh gurunya itu
1
Depag. RI, Ensiklopedia Islam di Indonesia, (Jakarta: CV. Anda Utama, 1993) II: 403.
2
Bernard Lewis (ed.) Dkk., Encyclopedia Of Islam (Leiden: E.J Brill, 1973), III: 821.
3
Disamping fungsinya sebagai tempat menuntut ilmu, madrasah al-Jauziyah ini juga dipakai sebagai
Mahkamah Syari’iyyah bagi mazhab Hambali di Damaskus. Bernard Lewis (ed.) Dkk.,
Encyclopedia Of Islam, hlm. 821.
22
sangat mencintai dan menghormati gurunya, tetapi tidak jarang beliau berbeda
pendapat dengannya, jika menurutnya sesuatu itu benar dan jelas dalilnya. 4
sebagian besar diperoleh dari gurunya Ibnu Taimiyyah beliau kemudian dijuluki
mengajak bebas berfikir dan memerangi taklid buta. Usaha dan ajakan itu tidak
hanya dibidang Ilmu Kalam, tapi juga di bidang Fiqh dan Tasawuf.
Banyak ulama yang mempunyai keutamaan pada masa hidup Ibnu Qayyim
4
Depag. RI, Ensiklopedia, II: 403.
23
Gelora pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyah yang tegas dengan berpegang
kepada al-Qur’an dan as-Sunnah Rasul, menolak taklid, menyerang bid’ah dan
khurafat, dapat dipahami apabila kita melihat situasi dan kondisi masyarakat
ditutup dan diterima secara umum di zaman tersebut. Disamping itu, pengaruh
kehidupan yang melanda orang Islam pada masa itu, penuh dengan bentrokan
ajaran agama.
kesempatan seperti inilah yang paling tepat untuk mengajak dan mengarahkan
bangsa kembali kepada ajaran Islam. Kondisi tersebut mendorong Ibnu Qayyim
Aqidah dan Fiqh, membuang pertikaian sesama orang Islam serta membuka
kembali pintu Ijtihad dengan tetap berpegang kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.
Sabar yang tercela adalah sabar dalam menjauh dari Allah, keinginanNya,
5
Ibnu Qayyim al-Jauziyah hidup pada akhir abad ke-7 H dan awal ke-8 atau akhir abad ke-13 dan
pertengahan abad ke-14 M, yang dalam sejarah disebut sebagai abad pertengahan keadaan politik
dunia Islam saat itu sangat memprihatinkan sekali, saat itu negeri Islam bagaikan sebuah
kekuasaan kecil yang dikuasai orang asing dengan sesuka hati untuk memecat dan mengangkat
penguasa lihat Ibnu Kasir, al-Bidayah wa an-Nihayah (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), IV: 176.
24
kesempurnaan hamba secara total dan menghalangi untuk menguatkan apa yang
menjadi tujuan dia diciptakan. Sabagaimana sabar ini adalah yang paling buruk,
ia juga yang paling besar dan paling mendalam. Karena tidak ada sabar yang
yang tidak ada kehidupan baginya sama sekali kecuali dengannya. Sebagaimana
terhadap apa yang Allah siapkan untuk para kekasihnya, berupa surgaNya yang
tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak
pernah terbetik dalam alam pikiran manusia. Zuhud terhadap hal ini adalah
zuhud paling besar. Seseorang mengagumi zuhudnya seorang ahli zuhud, dia
berkata kepadanya, “Aku tidak melihat orang yang lebih zuhud darimu.” Ahli
zuhud itu menjawab, “Kamu lebih zuhud daripada diriku. Aku hanya zuhud
terhadap dunia yang tidak abadi dan tidak pernah tercapai, sedangkan kamu
Sedangkan sabar yang terpuji adalah sabar untuk Allah dan dengan
ج
ِ صب ُْر َك ِإ َّل ِبا
.لل َ ص ِب ْر َو َما
ْ َوا
Artinya : "Dan bersabarlah (wahai Rasul) dan tidaklah kesabaranmu itu,
melainkan dengan pertolongan Allah." (An-Nahl: 127).
Dan Allah SWT juga berfirman,
tertaut dengan suatu sifat diantara sifat-sifat Allah SWT, niscaya sifat itu akan
25
Yang Maha Penyabar, bahkan tidak ada seorang pun yang lebih penyabar
mencintai keindahan; Dia Maha Pemaaf dan mencintai orang yang suka
Dia Maha Mengetahui dan mencintai orang-orang yang berilmu; Dia Maha
jumlah ganjil; Dia Maha Kuat dan orang Mukmin yang kuat lebih Dia cintai
daripada orang Mukmin yang lemah; Dia Maha Penyabar dan mencintai orang-
pengaruh dari Sifat-sifatNya, maka Dia bersama mereka sesuai dengan kadar
Sebagian ulama ada yang menambah jenis ketiga dari macam-macam sabar,
sabar yang paling tinggi, dan mereka berkata, yaitu memenuhi (apa yang harus
dipenuhi).
6
Ahmad bin Utsman al-Mazyad, Penjelasan Tuntas Tentang Sabar & Syukur. Jakarta : Darul Haq,
2017, Cet. Ke-2, hlm. 22
26
dariNya seperti liarnya serigala kesana kemari. Maka hakikat sabar jenis ini
Sebagian ulama ada juga yang menambahkan jenis lain dari macam-macam
sabar, dan menyebutnya dengan istilah “bersabar di jalan Allah”. Akan tetapi ini
juga tidak keluar dari macam-macam sabar yang telah disebutkan, dan istilah
“bersabar di jalanNya” tidak dapat dipahami kecuali dengan makna yang sama
Setiap orang harus sabar menghadapi apa yang tidak diinginkan, secara
Orang yang mulia bersabar secara sukarela, karena dia mengetahui akibat
baik dari sabar; dia dipuji karena sabar dan dicela karena kesedihan yang
berlebihan, dia mengetahui bahwa bila dia tidak sabar, maka kesedihan yang
berlebihan tetap tidak mengembalikan apa yang hilang dan tidak mengangkat
apa yang dibenci, dan bahwa tidak ada daya dalam menolak apa yang telah
ditakdirkan dan tidak ada cara untuk mewujudkan apa yang tidak ditakdirkan.
Sebagian orang berakal berkata, “Saat musibah terjadi, orang yang berakal
melakukan apa yang dilakukan oleh orang dungu sebulan kemudian.” Sebagian
mereka berkata,
27
Maka apabila akhir perkara adalah kesabaran, sementara sang hamba tidak
terpuji, maka alangkah bagus jika dia mengawali perkara di awalnya dengan
Orang yang mulia melihat musibah, bila dia melihat kesedihan bisa menolak
tidak berguna, maka dia menjadikan satu musibah menjadi dua musibah.
Orang yang rendah, dia bersabar karena terpaksa, dia berjalan mengelilingi
lapangan kesedihan, dia tidak melihat kesedihan berguna apa pun baginya, maka
dia bersabar layaknya orang yang akan didera dan sudah terikat.
yang rendah bersabar dalam menaati setan. Orang-orang yang rendah adalah
manusia-manusia yang paling sabar dalam mematuhi hawa nafsu dan syahwat
mereka, disaat yang sama, mereka adalah orang-orang yang paling kecil
setan, sabarnya sempurna, namun dia tidak sabar dalam menaati Allah,
walaupun terhadap sesuatu yang paling remeh. Dia bersabar dalam memikul
28
penghinaan terkait dengan kehormatannya di jalan Allah, sebaliknya, dia justru
meninggalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar karena takut dihina dan dicela
dikatakan terhadapnya. Orang yang rendah juga sabar, rela merendahkan dirinya
dan kehormataannya demi hawa nafsu dan keinginannya, sebaliknya, dia tidak
sabar untuk berbuat sesuatu di jalan Allah dan melakukan ketaatan kepadaNya.
Orang yang rendah adalah orang yang paling sabar dalam merendahkan diri demi
menaati setan dan hawa nafsunya, tetapi paling lemah untuk itu di jalan Allah.
Ini adalah kerendahan yang terendah, orangnya bukanlah orang yang mulia di
sisi Allah, tidak akan bangkit bersama orang-orang mulia saat mereka diseru
pada Hari Kiamat dihadapan seluruh makhluk, agar orang-orang yang ada di
padang Kiamat mengetahui siapa yang berhak mendapatkan kemuliaan pada hari
7
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Ibid. hlm. 26.
29
Sekalipun sabar itu berat dan pahit bagi jiwa, namun mewujudkannya
tetaplah mungkin. Kesabaran tersusun dari dua hal: Ilmu dan amal. Dari
keduanya segala obat hati dan raga diracik, maka harus ada bagian ilmu dan
bagian amal. Dari keduanya pula diracik obat yang merupakan obat yang paling
mujarab.
dalam apa yang Allah perintahkan berupa kebaikan, manfaat, kenikmatan, dan
rambu ini sebagaimana mestinya, lalu dia menambahkan tekad yang kuat,azam
yang bulat, harga diri dan kepribadian sebaagai manusia, selanjutnya dia
menggabungkan bagian ilmu ini ke bagian yang lain, bila dia melakukannya,
maka dia mewujudkan sabar, beban beratnya akan terasa ringan, kepedihannya
Sabar adalah perlawanan dorongan akal dan agama terhadap dorongan hawa
adalah menguatkan siapa yang ingin menang dan melemahkan lawannya, sama
halnya dengan kesehatan dan penyakit. Bila dorongan syahwat untuk melakukan
hubungan yang haram kuat, ia akan menang, akibatnya dia tidak menguasai
30
iminginya, memalingkannya dari hakikat dzikir, dan melupakannya dari tafakur
Bila seseorang bertekad untuk sembuh dan melawan penyakit ini, maka
jenisnya atau dosisnya atau takarannya, agar bisa memotong materi ini dengan
haram; karena apa yang diinginkan oleh tabiat manusia tersedia yang halal
darinya yang sangat memadahi. Inilah obat yang mujarab untuk kebanyakan
dorongan syahwat ini secara sembarangan. Seandainya tidak ada balasan surga
dan neraka, niscaya dampak buruk di balik mengikuti ajakan rusak ini sudah
cukup menjadi kendali yang kuat. Bila kita mau menyebutkannya, niscaya
jumlahnya tidak terhingga, akan tetapi mata hawa nafsu memang buta.
31
Kelima: Merenungkan buruknya potret yang hawa nafsunya mengajaknya
kepadanya, bila ia dikenal mau dengannya dan dengan orang lain, maka jiwanya
akan menolak minum dari tempat air yang didatangi anjing-anjing dan serigala-
yang hatinya terisi oleh sikap memuliakan Allah, maka hatinya tidak akan
kemaksiatan kepada Allah karena mencintai Allah, karena orang yang mencintai
yang mulia tidak akan membalas siapa yang berbuat baik kepadanya dengan
32
Keempat: Menyadari murka dan pembalasan Allah; karena bila seorang
dan bila Allah telah murka, apa yang bisa membendungnya? Apalagi hamba
membuat pelakunya kehilangan kebaikan di dunia dan akhirat, dia dicap dengan
semua cap buruk dari sisi akal, syari’at, dan kebiasaan, dia pun kehilangan
musuhnya dari kalangan manusia, lebih manis rasanya dan lebih sempurna
kebahagiaannya. Untuk efeknya, maka ia adalah efek yang paling baik, ia seperti
efek minum obat yang manjur yang mengusir penyakit dari raga dan
sebagai ganti bagi siapa yang meninggalkan apa yang Dia haramkan,
mengembalikan hawa nafsunya dari apa yang Dia larang, selanjutnya dia bisa
mana dari keduanya yang layak didahulukan, itulah yang sepatutnya dia pilih
33
Kedelapan: Menyadari bahwa perbuatannya ini menentang Allah yang
mana hati manusia berada diantara dua JariNya, yang simpul-simpul urusan ada
terhenti.
bahwasanya seorang hamba hendaknya takut ajalnya datang tiba-tiba, lalu Allah
mengambilnya saat dia lalai, akibatnya dia gagal meraih apa yang diinginkan
jiwanya di akhirat. Sungguh sebuah penyesalan yang sangat buruk dan pahit,
hanya saja tidak ada yang mengetahui kecuali siapa yang telah mencobanya.
musibah adalah para pendosa, sekalipun raga mereka sehat dan selamat.
mereka sakit.
hawa nafsu dan menghadangnya langkah demi langkah, sedikit demi sedikit,
sampai akhirnya sampai akhirnya bisa mengenyam nikmat kemenangan, saat itu
semangatnya akan menguat, karena siapa yang merasakan nikmat sesuatu, maka
pekerjaan-pekerjaan itu.
34
Kedua belas: Merenungkan dunia, bahwa ia akan lenyap dengan cepat dan
Ketiga belas: Memutuskan sebab dan sarana serta jalan yang mengajaknya
dari dasarnya, akan tetapi maksudnya adalah mengalihkannya kepada apa yang
keyakinannya bahwa sekedar mengetahui apa yang kami sebutkan di atas cukup
Dan kunci dari semua itu adalah melepaskan diri dari belenggu kebiasaan,
35
“Barangsiapa mendengar kedatangan Dajjal, maka hendaklah dia menjauh
darinya.”8
Tidak ada cara yang lebih baik agar terhindar dari keburukan kecuali dengan
Disini terdapat celah kecil bagi setan yang mana tidak dapat dihindarkan
kecuali oleh orang yang mumpuni, yaitu setan menampakkan baginya sebagian
dari kebaikan pada tempat-tempat keburukan, lalu apabila dia telah dekat
Hal itu karena seorang hamba berada diantara perintah yang wajib dia
lakukan dan kerjakan dengan larangan yang wajib dia jauhi dan tinggalkan, serta
takdir yang berlalu atasnya tanpa bisa dia hindari dan nikmat yang menuntut
syukur kepada pemberinya. Bila hamba tidak bisa terlepas dari keadaan-keadaan
ini, maka sabar adalah sebuah keharusan hingga mati. Dan semua yang dihadapi
seorang hamba di alam dunia ini tidak lepas dari dua macam.
hawa nafsunya.
8
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 4319; dan Ahmad, 4/431, 441.
9
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 34.
36
Tentang apa-apa yang sesuai dengan apa yang diinginkan, maka ia seperti
Untuk sisi ini seorang hamba sangat memerlukan kesabaran dari beberapa sisi:
Pertama: Agar dia tidak condong kepadanya dan tidak tertipu olehnya,
tidak membuatnya angkuh, sombong, dan suka cita yang tercela yang mana
maka semua itu akan membahayakannya, akibatnya dia bisa tidak lagi mampu
Ketiga: Agar dia sabar dalam menunaikan hak Allah padanya dan tidak
menjerumuskannya ke dalam hal yang makruh. Tidak ada yang sabar di atas
Sebagian salaf berkata, “Mukmin dan kafir bisa sabar menghadapi musibah,
namun hanya Shiddiqin (yang benar dalam imannya) saja yang mampu sabar
dalam keselamatan.”
37
Abdurrahman bin Auf ra. berkata, “Kami diuji dengan kesulitan dan kami
mampu bersabar, namun saat kami diuji dengan kebahagiaan, kami tidak
mampu.”
َ ٰۤيا َ يّٰ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمَُ ْوا َل َ ُ ْل ِهكُ ْم ا َ ْم َوا لُ ُك ْم َو َ ۤل ا َ ْو َل دُكُ ْم
ّٰ ع ْن ِذ ْك ِر
ۙ ِّللا
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta benda
kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari berdzikir
(mengingat dan menyebut) Allah.” (Al-Munafiqun: 9).
Allah SWT juga berfirman,
.ٰۤيا َ يّٰ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمَُ ۤ ْوا ا َِّن ِم ْن ا َ ْز َوا ِج ُك ْم َوا َ ْو َل ِد ُك ْم عَد ًُّوا لَّ ُك ْم فَا حْ ذَ ُر ْو ُه ْم
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-
istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi
kalian, maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka.” (At-
Taghabun: 14).
Sedangkan yang kedua, yaitu yang tidak sesuai dengan keinginan hamba, ia
atau awalnya berkenaan dengan keinginannya akan tetapi dia tidak punya pilihan
Untuk shalat misalnya, tabiat jiwa adalah kemalasan, lebih condong kepada
sikap santai, apalagi bila hal ini bertemu dengan kerasnya hati dan noda dosa,
38
kalau pun dia melakukannya dengan hati yang kosong dan lalai darinya, ingin
segera terlepas darinya seperti orang yang duduk di dekat bangkai. Untuk zat
misalnya, tabiat manusia adalah kikir dan bakhil, demikian juga haji dan jihad
karenanya.
alam terbuka.
penolong yang paling besar adalah memutuskan hal-hal yang menjadi kebiasaan,
berpisah dari rekan-rekan yang gemar berbuat maksiat dengan tidak bergaul dan
darinya.
39
Bagian kedua: Sabar yang tidak masuk ke dalam keinginan, dan seorang
hamba tidak memiliki jalan untuk menolaknya, seperti musibah yang tangan
hamba tidak memiliki peran padanya, kematian orang yang dicintai, kecurian
Pertama, perkara yang manusia tidak memiliki peran apa pun padanya.
Kedua, perkara yang menimpanya dari manusia lain seperti celaan, pukulan
Kedua adalah sabar, bisa karena Allah dan bisa karena kepribadian yang
baik.
Untuk yang kedua, yaitu apa yang menimpanya dari manusia sepertinya,
seorang hamba memiliki keempat sikap di atas dan ditambah dengan empat
lainnya, yaitu:
dengan kebaikan.
kehendaknya, dan bila ia sudah datang dan bersemayam dengan mantap, maka
40
dia tidak punya pilihan dan cara untuk menolaknya. Ini seperti cinta nafsu,
diri ke dalam sebab-sebab sakit dan apa yang menyakitkan yang dia tidak
sebagaimana dia tidak memiliki daya untuk menolak mabuk sesudah meminum
apa yang memabukkan. Untuk keadaan ini, kewajiban atasnya adalah bersabar
di awalnya.10
Beban berat sabar sesuai dengan kadar kuatnya pendorong untuk berbuat
dan mudahnya ia bagi seorang hamba. Bila dua perkara ini terkumpul pada suatu
perbuatan, maka sabar terhadapnya termasuk sesuatu yang paling berat bagi
orang yang sabar. Bila keduanya tidak ada, maka sabar terhadapnya menjadi
ringan. Bila salah satu dari keduanya saja yang ada, maka dari satu sisi sabar
menjadi mudah dan dari sisi lainnya menjadi sulit. Barangsiapa tidak memiliki
kecil dan hal-hal itu juga tidak mudah baginya, maka sabar terhadapnya
termasuk perkara yang paling mudah dan paling ringan. Barangsiapa yang
10
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 39.
41
paling berat baginya. Dari sini, maka kesabaran pemimpin terhadap perbuatan
zhalim dan kesabaran anak muda terhadap perbuatan keji serta kesabaran orang
kaya terhadap perbuatan yang haram memiliki kedudukan khusus di sisi Allah.
Disebutkan dalam al-Musnad dan lainnya dari Nabi SAW bahwa beliau
bersabda,
َ ُت لَه
.ص ْب َوة َ شاب لَ ْي
ْ ْ َ ص َربّٰ َك ِم ْن
َ ع ِج
َ
“Tuhanmu takjub kepada anak muda yang tidak punya kecondongan
kepada perbuatan main-main.”11
Karena itu pula, tujuh golongan yang tersebut dalam hadits 12 berhak
mendapatkan naungan Arasy Allah di hari yang tidak ada naungan kecuali
naunganNya, hal itu karena kesabaran mereka yang sangat besar dan sempurna.
beribadah kepada Allah dan menyelisihi hawa nafsunya, sabar seorang laki-laki
yang berkait dengan masjid, kesabaran orang yang bersedekah untuk terus
seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum, padahal yang mengajaknya adalah
wanita yang memiliki kecantikan dan kedudukan, kesabaran dua orang yang
saling mencintai karena Allah saat keduanya berkumpul dan berpisah, kesabaran
11
Diriwayatkan oleh Ahmad, 4/151.
12
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 660; dan Muslim, no. 1031.
42
Hukuman bagi laki-laki tua pezina, raja pembual dan orang miskin yang
sombong sangat berat, karena sabar dalam hal-hal yang haram tersebut mudah
bagi mereka, karena dorongan mereka kepadanya lemah, saat mereka tidak sabar
terhadap Allah.
Karena itu, maka sabar dalam menjauhi kemaksiataan lisan dan kemaluan,
termasuk bentuk sabar yang paling sulit, karena kuatnya pendorong kepada
gosip, mencela orang yang tidak disukainya, menyanjung orang yang disukainya
َ ََّ َو َه ْل يَ ُكصّٰ ال: َو ِإنَّا لَ ُم َؤا َخذُ ْونَ بِ َما نَت َ َكلَّ ُم بِ ِه؟ فَقَا َل: فَقَا َل،ْانَ َك
اس فِي َ أ َ ْم ِْ ْك
َ علَ ْي َك ِل
صائِدُ أ َ ْل ََِْتِ ِه ْم؟
َ اخ ِر ِه ْم إِ َّل َح
ِ ََار َعلَى َم
ِ ََّال
“Jagalah lisanmu.” Dia bertanya, “Apakah kita benar-benar
akan disiksa karena apa yang kita ucapkan?” Rasulullah SAW
menjawab, “Bukankah yang membuat manusia jatuh tersungkur
di atas lubang hidung mereka ke dalam neraka hanyalah buah
lidah mereka?”13
Apalagi bila kemaksiatan lisan sudah menjadi kebiasaan bagi seorang
hamba, maka sulit baginya untuk bersabar terhadapnya. Oleh karenanya Anda
akan mendapati seorang laki-laki yang shalat malam dan berpuasa di siang hari,
tidak mau bersandar ke bantal sutra sejenak pun, namun lidahnya bebas di alam
13
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2616; dan Ibnu Majah, no. 3973.
43
ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), membicarakan kehormatan
manusia, dan terkadang dia mengarahkan semua itu kepada orang-orang shalih
ahli ilmu dan agama Allah, dan berkata atas Nama Allah tanpa ilmu.
Banyak orang, Anda melihatnya membersihkan diri dari hal-hal haram yang
remeh seperti setetes khamar dan najis seujung jarum, namun dia tidak peduli
melakukan persetubuhan yang haram. Ini seperti yang diceritakan bahwa ada
seorang laki-laki menyepi dengan wanita yang bukan mahramnya, lalu ketika
Yang dimaksud adalah bahwa berat dan ringannya sabar pada berbagai
Imam ahmad ra. berkata, “Allah menyebutkan sabar pada 90 tempat dalam
kitabNya.”
14
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 42.
44
Kedua: Larangan terhadap lawan sabar, seperti Firman Allah SWT,
SWT,
orang yang sabar, dan tidak bagi selain mereka, seperti Firman Allah SWT,
َٰٓ ٰ ُ ا
َ َ ولئِ َك يُؤْ َ َْونَ ا
َ جْر ُه ْم َّم َّرََي ِْن بِ َما
.صبَ ُر ْوا
Artinya : “Mereka itu diberi pahala dua kali (karena beriman kepada
Taurat dan Al-Qur'an) disebabkan kesabaran mereka.” (Al-
Qashash: 54).
Juga Firman Allah SWT,
45
. َص ِب ِريْن ّٰ ا َِّن
ّٰ ّللاَ َم َع ال
Artinya : “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-
Anfal: 46).
Abu Ali ad-Daqqaq ra. berkata, “Orang-orang sabar meraih kemuliaan dua
Ketujuh: Allah menyatukan tiga perkara bagi orang-orang yang sabar yang
Dia tidak menyatukannya untuk selain mereka, yaitu shalawat dari Allah kepada
mereka, rahmatNya kepada mereka dan hidayahNya kepada mereka. Allah SWT
berfirman,
“Mengapa aku tidak bersabar sementara Allah menjanjikanku tiga hal, yang satu
Kedelapan: Allah menjadikan sabar sebagai penolong dan bekal, dan Allah
berfirman,
46
Kesembilan: Allah mengaitkan kemenangan dengan sabar dan takwa.
ۤ
َ صبِ ُر ْوا َوََتَّقُ ْوا َويَأَُْ ْو ُك ْم ِم ْن فَ ْو ِر ِه ْم ٰهذَا ي ُْم ِد ْد ُك ْم َربّٰ ُك ْم بِخ َْم
َْ ِة ٰا َل ف ِمن ْ َ َ بَ ٰلى ۙ ا ِْن
ٰٓ
َ ْال َم ٰلئِ َك ِة ُم
. َْ ِو ِميْن
Artinya : "Ya (cukup). Jika kalian bersabar dan bertakwa ketika mereka
datang menyerang kalian dengan tiba-tiba, niscaya Tuhan kalian
memberi bala bantuan untuk kalian dengan lima ribu malaikat
yang memakai tanda.” (Ali Imran: 125).
Karena itu Nabi SAW bersabda,
depan tipu muslihat musuh. Seorang hamba tidak berlindung darinya dengan
dengan tegas dan sangat, bahwa sabar mereka adalah lebih baik bagi mereka.
47
ّٰ صبَ ْرَ ُ ْم لَ ُه َو َخيْر ِلل
. َص ِب ِريْن ُ عا قَ ْبت ُ ْم فَعَا قِب ُْوا ِب ِمثْ ِل َما
َ ع ْوقِ ْبت ُ ْم ِب ٖه َولَئِ ْن َ َواِ ْن
Artinya : "Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang
sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika
kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang
yang sabar." (An-Nahl: 126).
Perhatikan penegasan dengan sumpah (pada ayat) ini yang ditunjukkan oleh
Ketiga belas: Allah menetapkan ampunan dan pahala yang besar sebagai
yang memiliki sifat tercela, yaitu putus asa dan kufur saat ditimpa musibah dan
musibah termasuk azmi umur (urusan yang patut dibulatkan tekad untuk
dilakukan), yakni perkara yang ditekankan, dan sebuah perkara hanya akan
ditekankan karena ia memang urgen dan penting sekali. Allah SWT berfirman,
48
Kelima belas: Allah menjanjikan kemenangan dan keunggulan kepada
kaum Mukminin, dan ia adalah kalimat (ketentuan Allah) Allah yang telah
tetapkan bagi mereka, yang mana ia merupakan Kalimatul Husna, dan Allah
َعُفُ ْوا
َ ّللاِ َو َما
ّٰ سبِي ِْل
َ ي َ َ َو َكا َ يِ ْن ِم ْن نَّبِي ٰقت َ َل َمعَ ٗه ِربِي ّْٰو َن َكثِيْر فَ َما َو َهَُ ْوا ِل َم ۤا ا
ْ ِصا بَ ُه ْم ف
ّٰ َو َما ا ْستَكَا نُ ْوا َوا ّّٰلِلُ ي ُِاصّٰ ال
. َصبِ ِريْن
Artinya : “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah
besar dari pengikutnya (yang bertakwa). Mereka tidak (menjadi)
lemah semangat karena bencana yang menimpa mereka di jalan
Allah, tidak lesu (badan mereka) dan tidak (pula) menyerah
(kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
(Ali Imran: 146).
Ketujuh belas: Allah mengabarkan bahwa sifat-sifat kebaikan hanya
orang yang diberi ilmu berkata kepada orang-orang yang berharap diberikan
menolak keburukan dengan apa yang lebih baik, maka bila dia melakukan itu,
49
orang yang antara dia dengannya ada permusuhan berubah menjadi kawan karib,
banyak bersabar dan banyak bersyukur yang mengambil faidah dan pelajaran
yang penyabar. Ini menunjukkan bahwa siapa yang tidak sabar saat diuji, maka
berlaku secara umum bagi siapa yang tidak beriman, tidak berpegang kepada
50
kebenaran, dan tidak sabar. Ini menunjukkan bahwa tidak ada orang yang
.صب ِْر
َّ ص ْوا بِا ل ِ ص ْوا بِا ْل َا
َ ق َوَ ََوا َ ت َوَ ََوا َ ا َِّل الَّ ِذيْنَ ٰا َمَُ ْوا َو
ّٰ ع ِملُوا ال
ِ ٰص ِلا
Artinya : “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
shalih serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran.” (Al-Ashr: 3).
Karena itu Imam asy-Syafi’i ra. berkata, “Kalau manusia seluruhnya
adalah orang-orang yang bersabar dan berkasih sayang. Mereka adalah orang-
orang yang memiliki dua sifat ini dan mewasiatkan keduanya kepada orang lain.
51
Artinya : “Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar.”
(Yusuf: 90).
Allah SWT juga menyandingkan sabar dengan syukur, seperti firmanNya,
.صب ِْر
َّ ص ْوا ِبا ل ِ ص ْوا ِبا ْل َا
َ ق َوَ ََوا َ ت َوَ ََوا َ ا َِّل الَّ ِذيْنَ ٰا َمَُ ْوا َو
ّٰ ع ِملُوا ال
ِ ٰص ِلا
Artinya : “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
shalih serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran.” (Al-Ashr: 3).
Allah juga menyandingkan sabar dengan rahmat, seperti firmanNya,
firmanNya,
.ت
ِ صبِ ٰر
ّٰ صبِ ِريْنَ َوا ل ِ صد ِٰق
ّٰ ت َوا ل ّٰ ص ِدقِيْنَ َوا ل
ّٰ َوا ل
Artinya : “Laki-laki dan perempuan yang benar (jujur), laki-laki dan
perempuan yang sabar.” (Al-Ahzab).
Allah menjadikan sabar sebagai sebab untuk mendapatkan kecintaanNya,
yang baik. Apa yang disebutkan di atas sudah cukup membuktikan kemuliaan
15
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. Op.cit. hlm. 54.
52
H. Sabar Dalam Sunnah Nabi SAW
Dalam ash-Shahihain, dari hadits Anas bin Malik ra., dia berkata,
، اَقي هللا واصبري: فقال لها،أن رسول هللا ﷺ أَى على امرأة َبكي على صبي لها
، فأخذها مثل الموت، إنه لْول هللا ﷺ: قيل لها، وماَبالي بمصيبتي؟ فلما ذهص:فقالت
: لم أعرفك؟ فقال، يارسول هللا: فقالت، فلم َجد على بابه بوابين،فأَت بابه
. عَد الصدمة الولى: وفي لفظ.إنماالصبرعَد أول صدمة
“Bahwa Rasulullah SAW pernah melewati seorang wanita yang
sedang menangisi seorang anaknya yang meninggal dunia. Maka
beliau bersabda kepadanya, ‘Bertakwalah engkau kepada Allah
dan bersabarlah.’ Maka dia menjawab, ‘Apa urusanmu dengan
musibahku?’ Saat Nabi SAW pergi, dikatakan kepadanya,
‘Sesungguhnya dia adalah Rasulullah SAW Maka dia hampir
pingsan. Dia langsung mendatangi pintu Nabi SAW, dia tidak
menemukan para penjaga pintu seorang pun. Dia berkata,
‘Wahai Rasulullah, aku tidak mengenal Anda tadi.’ Maka beliau
bersabda, ‘Sabar itu hanyalah pada saat awal terjadinya
musibah’.” Dalam sebuah lafazh, “Pada saat pertama musibah
menimpa.”16
Sabda Nabi SAW, صدْ َم ِة ْال ُ ْولَى
َّ صب ُْر ِع َْدَ ال
َّ ( اَلSabar itu adalah pada saat
musibah itu akan berkurang dan kekuatannya akan melemah, sehingga ringan
Dalam Shahih Muslim, dari Ummu Salamah ra., dia berkata, Aku
16
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1283; dan Muslim, no. 926.
53
“Tidak ada seorang Muslim pun yang tertimpa musibah, lalu dia
mengucapkan apa yang Allah perintahkan kepadanya, Inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un, ya Allah, berilah aku pahala karena
musibahku ini dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya,’
melainkan pasti Allah memberinya ganti yang lebih baik’.”
Ummu Salamah berkata, ”Ketika Abu Salamah wafat, aku
berkata, ‘Muslim mana yang lebih baik daripada Abu Salamah?
Dia dan keluarganya adalah rumah pertama yang hijrah kepada
Rasulullah SAW.’ Kemudian aku mengucapkan kalimat di atas,
maka Allah memberiku ganti, yaitu Rasulullah SAW. Rasulullah
SAW mengutus Hathib bin Abu Balta’ah melamarku untuk beliau.
Aku menjawab, ‘Sesungguhnya aku memiliki anak perempuan
dan aku adalah wanita pencemburu.’ Maka Rasulullah SAW
menjawab, ‘Adapun anak perempuannya, maka aku berdo’a
kepada Allah agar membuatnya mandiri sehingga tidak
tergantung kepadanya, dan aku akan berdo’a kepada Allah agar
menghilangkan sifat cemburunya.’ Maka aku menikah dengan
Rasulullah SAW.”17
Perhatikanlah akibat baik dari kesabaran, ucapan istirja’, mengikuti ajaran
Rasulullah SAW dan ridha kepada keputusan Allah, yang membuat Ummu
Salamah meraih apa yang dia raih, yaitu menjadi istri manusia paling mulia di
sisi Allah.
Dari Abu Musa al-Asy’ari ra., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
17
Diriwayatkan oleh Muslim, no. 918.
18
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 1021; dan Ahmad, 4/415.
54
“Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Jika Aku menguji hambaKu
dengan kebutaan pada kedua matanya, kemudian dia bersabar,
maka Aku mengganti kedua mata itu dengan surga untuknya’.” 19
Dalam Sunan at-Tirmidzi,
bersabda,
ص ِفيَّهُ ِم ْن أ َ ْه ِل الدّٰ ْنيَا ْ َما ِلعَ ْب ِدي ْال ُمؤْ ِم ِن ِعَْ ِد:يَقُ ْو ُل هللاُ ﷻ
ْ َي َجزَ اء ِإذَا قَب
َ ُضت
.ُْبَهُ ِإ َّل ْال َجََّة
َ َ ث ُ َّم ا ْحت
“Allah SWT berfirman, ‘Tidak ada balasan bagi hambaKu yang
Mukmin apabila Aku mencabut nyawa orang yang disayanginya
dari penduduk dunia kemudian dia mengharapkan pahala dariKu
atas hal itu, kecuali surga.”21
Juga dalam Shahih al-Bukhari, dari Atha’ bin Abu Rabbah ra., dia berkata,
beliau bersabda,
19
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 5653.
20
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2400.
21
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6424.
22
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 5652 dan Muslim, no. 2576.
55
tertancap padanya, melainkan Allah menghapus dengannya
sebagian dari kesalahan-kesalahannya.”23
Dalam al-Musnad, dari hadits Abu Hurairah ra., dia berkata, Rasulullah
SAW bersabda,
ي َما ِل ِه َوفِ ْي َولَ ِد ِه َحت َّى يَ ْلقَى َ َليَزَ ا ُل ْالبَ َل ُء بِ ْال ُمؤْ ِم ِن أ َ ِو ْال ُمؤْ ِمََ ِة فِ ْي َج
ْ ِْ ِد ِه َوف
.علَ ْي ِه َخ ِط ْيئ َة
َ هللاَ َو َما
“Ujian senantiasa menimpa Mukmin dan Mukminah, pada
tubuhnya, hartanya dan anaknya, hingga dia bertemu Allah
tanpa membawa dosa.”24
Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud ra,
dia berkata,
“Aku masuk menemui Nabi SAW, ketika itu beliau sedang didera
rasa sakit. Maka aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya
Anda didera sakit yang sangat.’ Beliau bersabda, ‘Benar,
sesungguhnya aku merasakan sakit sebagaimana dua orang di
antara kalian merasakan sakit.’ Aku bertanya, ‘Hal itu karena
Anda mendapatkan dua pahala?’ Beliau menjawab, ‘Benar, demi
Dzat Yang jiwaku ada di tanganNya, tidak ada seorang Muslim
pun di muka bumi ini yang ditimpa gangguan, baik itu sakit
maupun yang lainnya, melainkan Allah akan menggugurkan
dosa-dosanya karenanya sebagaimana pohon kering yang
menggugurkan dedaunannya.”25
keadaanku.” Mereka bertanya, “Lalu apa yang Dia katakan?” Dia menjawab,
23
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 5641, 5642; dan Muslim, no. 2573.
24
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 3499; dan Ahmad dalam al-Musnad, 2/287, 450.
25
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 5648; dan Muslim, no. 2571.
56
Umar bin al-Khaththab ra. berkata, “Kami melihat penghidupan kami
adalah dengan sabar, seandainya sabar itu manusia, niscaya dia adalah orang
mulia.”
Ali bin Abi Thalib ra. berkata, “Ingatlah bahwa kedudukan sabar di sisi iman
adalah seperti kepala bagi raga, bila kepala dipenggal, maka raga binasa.”
Ali ra. juga berkata, “Sabar adalah kendaraan yang tidak pernah tergelincir.”
Al-Hasan ra. berkata, “Sabar adalah salah satu harta kekayaan yang penuh
sisiNya.”
Umar bin Abdul Aziz ra. berkata, “Tidaklah Allah memberi seorang hamba
dengan sabar, melainkan apa yang Allah berikan sebagai gantinya itu lebih baik
kebaikan yang sangat besar, baik dia itu seorang nabi atau bukan nabi, kecuali
karena sabar.”
57
Artinya : “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
disempurnakan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10).
Dia berkata, “Seperti air yang mengalir deras.”
Yunus bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Rabi’ah bin Abdurrahman,
Sepertinya
1. Menangisi Mayit
58
memakruhkannya sesudah kematian dan membolehkannya sebelum ruh
disebut mayit.
26
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 3111; dan an-Nasa’i, no. 1846.
27
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1286; dan Muslim, no. 928.
28
Al-Musnad, 2/40, 84 dan 92.
59
Perbedaan menangis sebelum kematian dengan sesudahnya, yakni untuk
adapun sesudahnya tidak ada lagi harapan, maka menangis tidaklah berguna.
Abdullah ra.,
berkata,
Zaid ra.,
29
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1244; dan Muslim, no. 2471.
30
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1304; dan Muslim, no. 924.
60
hati hamba-hambaNya. Sesungguhnya Allah hanya mengasihi
hamba-hambaNya yang penyayang’.”31
Dalam al-Musnad, dari Aisyah ra., bahwa ketika Sa’ad bin Mu’adz ra.
31
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1284; dan Muslim, no. 923.
32
Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, 6/141-142.
33
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 1005.
34
Diriwayatkan oleh Muslim, no. 976.
35
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 6163; at-Tirmidzi, no. 989; dan Ibnu Majah, no. 1456.
61
“Bahwa Nabi SAW mengabarkan gugurnya Ja’far dan rekan-
rekannya sementara kedua mata beliau meneteskan air mata.”36
Diriwayatkan secara shahih dari Abu Bakar ash-Shiddiq ra.,
َ ض بُ َكا ِء أ َ ْه ِل ِه
.علَ ْي ِه ُ َّا َ ْل َم ِيتُ يُعَذ
ِ ْب ِببَع
“Mayit diazab karena sebagian tangisan keluarganya atasnya.”
Dalam sebagian lafazh,
bersabda,
.علَ ْي ِه
َ ي قَ ْب ِر ِه بِ َما نِ ْي َح ُ َّا َ ْل َميِتُ يُعَذ
ْ ِب ف
“Mayit diazab di kuburnya karena ratapan yang dilakukan
terhadapnya.”
Dalam Shahih Muslim, dari Abu Malik al-Asy’ari ra., bahwa Nabi SAW
bersabda,
36
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 9630.
37
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4455, 4456, 4457.
38
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1292 dan Muslim, no. 927.
39
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1291 dan Muslim, no. 933.
62
“Ada empat perkara pada umatku yang termasuk perkara
jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan: Membanggakan nenek
moyang, mencela nasab, menisbatkan hujan kepada bintang, dan
meratapi mayit.” Beliau bersabda, “Wanita yang meratapi
mayit, bila dia tidak bertaubat sebelum matinya, maka dia akan
dibangkitkan pada Hari Kiamat dengan memakai pakaian ter dan
pakaian dari kudis.”40
syukur.
Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, “Iman memiliki dua bagian: Setengahnya
Karena itu Allah menyatukan sabar dan syukur dalam Firman-Nya SWT,
40
Diriwayatkan oleh Muslim, no. 934.
63
Pertama: Iman mencakup perkataan, perbuatan, dan niat (hati) dan ia
kembali kepada dua bagian pokok; melakukan dan meninggalkan. Yang pertama
dalah mentaati Allah dan ini adalah hakikat syukur, sedangkan yang kedua
adalah sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Seluruh agama ada pada dua sisi
Kedua: Iman berpijar kepada dua pilar utama: Yakin dan sabar. Keduanya
َ َو َجعَ ْلََا ِم َْ ُه ْم أَئِ َّمة ً يَ ْهد ُْونَ ِبأ َ ْم ِرنَا لَ َّما
. َصبَ ُر ْوا َوكَانُ ْو ِبئ َايَاَََِا يُ ْوقَُِ ْون
Artinya : “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami saat mereka
bersabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (As-Sajdah: 24).
Ketiga: Iman adalah perkataan dan perbuatan. Perkataan adalah perkataan
haati dan lisan, sedangkan perbuatan adalah perbuatan hati dan anggota badan.
posesif. Jiwa berkutat diantara dua kekuatan ini dan hukum-hukumnya. Jiwa
melakukan apa yang ia inginkan dan menahan diri dari apa yang ia benci. Agama
hukumanNya).
64
dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas.”
(Al-Anbiya’: 90).
Karena itu, Anda tidak akan melihat seorang Mukmin, kecuali dia selalu
Keenam: Apa yang dilakukan hamba di dunia ini tidak lepas dari apa yang
bermanfaat baginya di dunia dan akhirat atau apa yang merugikannya di dunia
dan akhirat, atau bermanfaat pada salah satu sisi dari keduanya dan merugikan
Ketujuh: Seorang hamba tidak terlepas dari perintah yang harus dikerjakan
atau larangan yang harus dia tinggalkan serta takdir yang berlaku atasnya, dan
Kedelapan: Pada diri seorang hamba ada dua penyeru: Pertama, penyeru
kepada dunia, hawa nafsu, dan kesenangannya. Dan kedua, penyeru kepada
Keduanya merupakan dasar utama yang disebut dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Ahmad dan an-Nasa’i, dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda,
.صب ِْر
َّ ص ْوا بِال ِ ص ْوا بِ ْال َا
َ ق َوَ ََوا َ َوَ ََوا
Artinya : “Dan saling menasihati untuk kenaran dan saling menasihati
untuk kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 3).
41
Lihat al-Musnad, 4/123-125; an-Nasa’i, no. 1304; dan at-Tirmidzi, no. 3407.
65
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidikan akhlak dalam buku karya Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziah ra. berikut
hasilnya:
Sabar yang tercela adalah sabar dalam menjauh dari Allah, keinginanNya,
kesempurnaan hamba secara total dan menghalangi untuk menguatkan apa yang
menjadi tujuan dia diciptakan. Sabagaimana sabar ini adalah yang paling buruk,
ia juga yang paling besar dan paling mendalam. Karena tidak ada sabar yang
yang tidak ada kehidupan baginya sama sekali kecuali dengannya. Sebagaimana
terhadap apa yang Allah siapkan untuk para kekasihnya, berupa surgaNya yang
tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak
pernah terbetik dalam alam pikiran manusia. Zuhud terhadap hal ini adalah
zuhud paling besar. Seseorang mengagumi zuhudnya seorang ahli zuhud, dia
berkata kepadanya, “Aku tidak melihat orang yang lebih zuhud darimu.” Ahli
zuhud itu menjawab, “Kamu lebih zuhud daripada diriku. Aku hanya zuhud
66
terhadap dunia yang tidak abadi dan tidak pernah tercapai, sedangkan kamu
Sedangkan sabar yang terpuji adalah sabar untuk Allah dan dengan
ج
.ِصب ِ ْر َو َما صَب ُْر َك إ ِ َّل بِالل
ْ َوا
Artinya :"Dan bersabarlah (wahai Rasul) dan tidaklah kesabaranmu itu,
melainkan dengan pertolongan Allah." (An-Nahl: 127).
Dan Allah SWT juga berfirman,
tertaut dengan suatu sifat diantara sifat-sifat Allah SWT, niscaya sifat itu akan
Yang Maha Penyabar, bahkan tidak ada seorang pun yang lebih penyabar
mencintai keindahan; Dia Maha Pemaaf dan mencintai orang yang suka
Dia Maha Mengetahui dan mencintai orang-orang yang berilmu; Dia Maha
67
jumlah ganjil; Dia Maha Kuat dan orang Mukmin yang kuat lebih Dia cintai
daripada orang Mukmin yang lemah; Dia Maha Penyabar dan mencintai orang-
pengaruh dari Sifat-sifatNya, maka Dia bersama mereka sesuai dengan kadar
Sebagian ulama ada yang menambah jenis ketiga dari macam-macam sabar,
sabar yang paling tinggi, dan mereka berkata, yaitu memenuhi (apa yang harus
dipenuhi).
dariNya seperti liarnya serigala kesana kemari. Maka hakikat sabar jenis ini
Sebagian ulama ada juga yang menambahkan jenis lain dari macam-macam
sabar, dan menyebutnya dengan istilah “bersabar di jalan Allah”. Akan tetapi ini
juga tidak keluar dari macam-macam sabar yang telah disebutkan, dan istilah
“bersabar di jalanNya” tidak dapat dipahami kecuali dengan makna yang sama
B. Saran-saran
Setelah selesai menulis skripsi ini, penulis menyarankan beberapa hal terkait
68
1. Bagi mahasiswa, untuk memberikan sumbangan pemikiran dan menambah
bidang ilmiah.
kehidupan sehari-hari.
3. Bagi masyarakat umumnya yang tidak lepas dari setiap masalah, cobaan dan
karena saat mengerjakan karya ilmiah ini tidak menutup kemungkinan adanya
69
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 2000. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.
Abu Hamid al-Ghazali. 1996. Al-Ihya Ulum al-Din. Cairo: Martabat al-Aman.
Ahmad bin Utsman al-Mazyad. 2017. Penjelasan Tuntas Tentang Sabar & Syukur.
Jakarta: Darul Haq. Cet. 2
Ali, Yunasril. 1999. Pilar-pilar Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia.
Amin, Moh. 1997. 10 Induk Akhlak Terpuji: Kiat Membina dan Mengembangkan
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kalam Mulia.
Bernard Lewis (ed.) Dkk. 1973. Encyclopedia Of Islam. Leiden: E.J Brill. III: 821.
Dagun, Save M. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga
Pengkajian Dan Kebudayaan. Cet. 1
Depag. RI. 1993. Ensiklopedia Islam di Indonesia. Jakarta: CV. Anda Utama. II:
403.
Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 2
Fad’aq, Asma’ Umar Hasan. 2000. Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar, terj.
Nasib Mustafa. Jakarta: Lentera.
Ghazali, Muhammad. 1990. Akhlak Seorang Muslim. Semarang: Wicaksana.
Hamzah Yaqub. 1980. Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mu’min, Surabaya:
PT. Bina Ilmu. Cet. 2
Harun Nasution. 1990. Falsafat dan Mistisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Ibrahim, Mahyuddin. 1996. 180 Sifat Tercela dan Terpuji. Jakarta: Restu Agung.
Cet. 4
Ilyas, Yunahar. 1999. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI.
Jauziyyah, Ibn Qayyim al-. 1998. Melumpuhkan Senjata Setan, terj. Ainul Haris
Umar Arifin Thayib. Jakarta: Daarul Falah.
---------, 1998. Etika Kesucian; Wacana Penyucian Jiwa Entitas Sikap Hidup
Muslim, terj. Abu Ahmad Najieh. Surabaya : Risalah Gusti. Cet. 1.
--------, 2006. Indahnya Sabar; Bekal Sabar Agar Tidak Pernah Habis, terj. A. M.
Halim. Jakarta: Maghfirah Pustaka.
---------, 1998. Madarijus Salikin; Pendakian menuju Allah Penjabaran Konkrit
“Iyyakana’budu wa iyyakanasta’in”, terj. Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka
al-Kautsar. Cet. 1
70
---------, 2000. Memetik Manfaat al-Qur’an, terj. Mahrus Ali. Jakarta: Cendikia
Centra Muslim.
---------, 1999. Pesona Keindahan, terj. Hadi Mulyo. Jakarta : Pustaka Azzam. Cet.1
---------, 1997. Petunjuk Nabi Saw Menjadi Hamba Teladan Dalam Berbagai Aspek
Kehidupan, terj. Achmad Sunarto. Jakarta: Robbani Press. Jilid 1.
---------, 1999. Sabar; Perisai Seorang Mukmin, terj. Fadli,. L.C. Jakarta: Pustaka
Azzam. Cet. 1.
---------, 2000. Sholawat Nabi Saw, terj. Ibn Ibrahim. Jakarta: Pustaka Azzam.
---------, 2000. Siraman Rohani Bagi Yang Mendambakan Ketenangan Hati, terj.
Arif Iskandar. Jakarta: Lentera.
--------, 1994. Sistem Kedokteran Nabi; Kesehatan Dan Pengobatan Menurut
Petunjuk Nabi Muhammad Saw, terj. Agil Husin al-Munawar. Semarang:
Dina Utama. Cet. 1
---------, 2003. Tafsir ibnu qoyyim; tafsir ayat-ayat pilihan, terj. Kathur Suhardi.
Jakarta: Daarul Falah. Cet. 1
--------, 1997. Tahzib Madarij al-Salikin. Jeddah: Maktabah al-Mukmin.
Mahmud Yunus. 1972. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an.
Muhammad al-Ghazali. 2000. Khulq al-Muslim. Damaskus: Dar al-Qalam.
Muhammad al-Ghazali. 2001. Menghidupkan Ajaran Rohani Islam. Jakarta:
Lentera.
Muhammad Hamdar Arraiyah. 2002. Sabar Kunci Surga. Jakarta: Khazanah Baru.
Muhammad Quraish Syihab. 2003. Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar.
Jakarta: Penamadani.
Tim Riels Grafika. 2016. Al-Qur’an Tafsir Perkata Tajwid. Depok: PT. Riels
Grafika.
Yusuf Qordhowi. 1989. Al-Qur’an Menyuruh Kita Sabar. Jakarta: Buku Andalan.
Cet. 2
71