لقط في القران
OLEH:
NAMA: LAZUARDI IRHAM KARAMAN
NIS: 2064
معهد االتحاد االسالمي شمبلونج
2023 M / 1444 H
MAKALAH TAFSIR TEMATIK
لقط في القران
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir dan syarat kelulusan
Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong
OLEH:
NAMA: LAZUARDI IRHAM KARAMAN
NIS: 2064
MA’HAD AL ITTIHAD AL ISLAMI
CAMPLONG - SAMPANG
2023 M / 1444 H
HALAMAN PENGESAHAN
Nis : 2064
Hari :
Tanggal :
Bulan :
Tahun :
Menyetujui,
Mengetahui,
Mudir Ma’had
LAQATHA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
LAQATHA
KATA PENGANTAR
Dengan segala usaha yang telah di usahakan, karya tulis ini di susun
untuk memenuhi tugas akhir kelulusan Ma’had Al Ittihad Al Islami Camplong
yang berjudul “LAQATHA dalam Al-Quran” yang dengannya dapat memenuhi
syarat kelulusan.
Penulisan makalah ini tak luput dari berbagai pihak yang telah memberi
motivasi dan dorongan semangat kepada penulis, untuk itu penulis ucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu dan bapak tercinta dan terimakasih yang tak pernah bosan menasihati,
mengingatkan, memberi motivasi dan mendoakan dengan ketulusan dan
sayangnya kepada penulis.
2. Saudara penulis “Alifi Latifun Nisa’ Karaman dan Ainnur Hikmah Karaman”
yang tak pernah lupa memberikan cintanya dan selalu mengajarkan ketulusan
dan keikhlasan persaudaraan dalam hidup penulis.
3. “FZ” yang selalu bisa menjadi penyemangat hingga penulis bisa tetap berjuang
sampai saat ini
LAQATHA
6. Dr. Achmad Junaidi, Lc,.M.A. selaku mudir Ma’had Al Ittihad Al Islami.
9. Muzakki, S.Kom.I selaku kepala asrama putra yang telah memberi nasihat-
nasihat kebaikan kepada penulis.
10. Ikrom Saliadi, Lc. M. Pd. selaku wali kelas 6 yang telah memberi arahan-
arahan dengan penuh kesabaran.
LAQATHA
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LATAR BELAKANG..................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................
A. SECARA ETIMOLOGI................................................................................
B. SECARA TERMINOLOGI..........................................................................
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................
A. LAFADL TERKAIT.....................................................................................
a. Qatala.........................................................................................................5
b. Alqaa...........................................................................................................6
c. Tharaha.......................................................................................................7
B. YANG MEMUNGUT..................................................................................
a. Keluarga Fir’un..........................................................................................8
b. Sayyarah.....................................................................................................9
LAQATHA
C. YANG DIPUNGUT....................................................................................
a. Anak Yusuf...............................................................................................10
b. Bayi Musa.................................................................................................11
a. Takut Dibunuh.........................................................................................13
d. Mencari Alibi...........................................................................................15
e. Tujuan.......................................................................................................19
c. Dirahasiakan.............................................................................................21
d. Dijual.........................................................................................................22
F. TEMPAT.....................................................................................................
a. Sungai: Yamm..........................................................................................23
b. Sumur........................................................................................................24
G. KAIDAH.....................................................................................................
BAB V PENUTUP.................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................
B. SARAN.......................................................................................................
LAQATHA
1. Identitas Pribadi..........................................................................................
2. Identitas Keluarga.......................................................................................
3. Riwayat Pendidikan....................................................................................
LAQATHA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
segala puji bagi-Nya tuhan semesta alam. dan shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW.
Dalam kehidupan dunia ini, hendaknya kita harus bersyukur atas rahmat
Allah yang sangat luas, dan juga dengan perjuangan Rasulullah SAW. lah kita
bisa terbebas dari kehidupan jahiliyah.
Adapun tujuan penulis memilih kata ini (LAQATHA) adalah agar para
pembaca dan penulis sendiri dapat mengetahui bahwa Allah telah menyediakan
banyak sekali kenikmatan yang tidak akan pernah jumpai hambanya kecuali di
surga nantinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Judul: لقط
Memungut
A. Lafadl Terkait
a. Qatala
b. Alqaa
c. Tharaha
B. Yang Memungut
a. Keluarga Fir’un
b. Sayyarah
C. Yang Dipungut
LAQATHA 1
a. Anak Yusuf
b. Bayi Musa
a. Takut dibunuh
b. Merayu orang tua
c. Mengajak bermain, bersenang-senang
d. Mencari alibi
i. Datang di waktu malam hari
ii. Menangis
iii. Membuat alasan
iv. Membawa bukti palsu
e. Tujuan
i. Agar jauh dari orang tercinta: bapak
ii. Agar menjadi orang shaleh
iii. Agar bisa dipungut orang
F. Tempat
a. Sungai: yamm
b. Sumur
G. Kaidah
LAQATHA 2
LAQATHA 3
BAB II
AYAT-AYAT KAJIAN
ِ ِ ِۗ ِ ِ
َ فَالَْت َقطَهٗٓ اٰ ُل ف ْر َع ْو َن ليَ ُك ْو َن هَلُ ْم َع ُد ًّوا َّو َحَزنًا ا َّن ف ْر َع ْو َن َو َها ٰم َن َو ُجُن ْو َدمُهَا َكانُ ْوا ٰخطِٕـنْي
Maka dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi
musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama
bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. (QS. Al-Qashash: 8)
LAQATHA 4
BAB III
DEFINISI LAQATHA
A. SECARA ETIMOLOGI
B. SECARA TERMINOLOGI
Lafadz Laqatha disebutkan dua kali di dalam QS. Yusuf ayat 10 dan QS.
Al-Qashash ayat 8
LAQATHA 5
BAB IV
PEMBAHASAN
A. LAFADL TERKAIT
B. Qatala
Salah satu tindak pidana menghilangkan nyawa seseorang dan termasuk
dosa besar dalam fiqih, tindak pidana membunuh disebut juga dengan al-
jinayah ‘ala an-nafs al-insaniyyah (kejahatan terhadap jiwa manusia).
Adapun kaitan memungut dan membunuh ialah bagian dari niat jahat yang
direncanakan oleh saudara-saudara Yusuf untuk memisahkan antara seorang
anak dengan bapak yakni dengan cara membunuh karena membunuh termasuk
kejahatan yang besar. Namun saudara-saudara Yusuf yang lain mengatakan
bahwa janganlah membunuhnya akan tetapi lemparkan saja Yusuf ke dasar
sumur agar dipungut para musafir yang lewat agar saudara-saudara Yusuf bisa
tengan terelasasi dengan tujuannya yaitu menjauhkan Yusuf dari ayahnya tanpa
melakukan pembunuhan.
LAQATHA 6
Adapun beberapa kaitan yang lain diantaranya:
C. Alqaa
Alqaa berasal dari kata يلقيل- القىyang memiliki makna dalam Al-Qur’an
yakni melempar dan hanyut.
Alqaa yang berarti melempar terdapat dalam QS. Yusuf ayat 10:
Kenapa begitu?
LAQATHA 7
sedang melakukan perjalanan menuju mesir. Yusuf dipungut dengan cara
menurunkan timba yang diikat dengan tali sehingga Yusuf dapat keluar dari
sumur tersebut dengan se izin Allah Ta’ala. Itulah keterkaitan القىdalam QS.
Yusuf: 10 dengan لقطdipembahasan kali ini.
Kenapa demikian?
Mendengar berita tersebut ibu Musa khawatir dengan hal itu, sehingga ibu
Musa menghanyut Musa sungai Nil yang akhirnya dipungt oleh keluarga
Fir’aun.
D. Tharaha
Tharaha memiliki makna membuang, ialah sesuatu yang tidak digunakan
atau tidak ada manfaatnya sama sekali, adapun dibuang unyuk dipungut adalah
memiliki maksud-maksud tertentu, seperti kisah yusuf yang dibuang oleh
saudara-saudaranya dengan cara dilempar dengan alasan supaya ayah Yusuf
yang lain. Karena diriwayatkan bahwa imajinasi yang tinggi sehingga membuat
saudara-saudara Yusuf iri kepada yusuf karena perhatian ayahnya lebih tertuju
kepada Yusuf dan saudara-saudaranya yang lain.
LAQATHA 8
Sepert fakta bayi lelaki yang baru berumur tiga hari, sengaja dibuang oleh
orang tuanya, kisah ini terjadi di Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu
sekitar pukul 05:30 WIB, bulan Desember Tahun 2022 kemarin. Sesosok bayi
laki-laki yang masih berlumurah darah tega dibuang oleh orang tuanya
dibelakang Showroom mobil milik pelaku, bayi tersebut masih tetap dilindungi
sang pencipta dan diberikan kesehatan hingga tetap bertahan hidup, selain itu
bayi tersebut juga telah dipungut oleh pasangan suami istri yang bersedia
memungut dan membesarkan bayi ini hingga nantinya dapat tumbuh dan
menjadi seorang anak yang mampu dibanggakan.
E. YANG MEMUNGUT
a. Keluarga Fir’un
Ketika Allah Ta’ala meng-Ilhamkan kepada ibu Musa untuk
menghanyutkan Musa ke sungai Nil dnegan beralaskan peti dari kayu,
kemudian Musa hanyut dan ditemukan oleh para dayang-dayang Fir’aun dalam
keadaan tersimpan didalam peti kau yang tertutup dan ketika istri Fir’aun
melihat Musa, ia sangat mencintainya, namun ketika Fir’aun melihat bayi
Musa tersebut ia langsung memerintahkan untuk membunuh bayi Musa, akan
tetapi istri Fir’aun memintanya, untuk melindungi bayi Musa sambil berkata;
LAQATHA 9
Fir’aun bermimpi dalam tidurnya, tentang datangnya api dari arah Baitul
Muqaddas, lalu membakar seluruh rumah di Mesir dan semua rumah milik
bangsa Qibthi, akan tetapi api tersebut tidak membahayakan Bani Israil, anak
itu akan menjadi penyebab hancurnya bangsa Mesir. Sebagimana yang
diceritakan Al Hafiz ibnu Katsir dalam kitabnya Al Bidayah Wa Nihayah.
Seperti fakta sepesang suami istri yang memungut bayi di tempat sampah,
yang pada saat itu sang istri bernama Hu sedang mencari sampah lalu
menemukan seorang bayi tergeletak di tempat sampah di dekat rumahnya, hal
itu dialami pada Tahun 1993 beberapa Tahun kemarin.
b. Sayyarah
Makna kalimat Sayyarah yang dikenal kalangan Ulama’ Modern yang
memiliki arti kendaraan roda empat atau yang biasa disebut mobil,
sebagaimana yang telah tertulis diberbagai kamus Bahasa Arab, namun dalam
tafsir lafaz Sayyarah yang bersifat umum merupakan sekelompok para musafir
dari arah Madyan yang bertujuan menuju Mesir kemudian mereka beristirahat
didekat sumur Yusuf
LAQATHA 10
kelompok orang-orang musafir, mereka orang-orang yang datang dari Madyan
menuju Mesir, lalu mereka singgah di dekat sumur di mana Yusuf berada.
Kedua, penulis mengambil tafsiran dari ustadz Qurais syihab, didalam tafsirnya
al-Misbah dikatakan bahwa kata Sayyarah memiliki arti sekelompok orang
musafir, jika penulis dapat menambahkan bahwa penafsiran yang dipergunakan
oleh Qurais Syihab lebih dekat kepada penafsiran awal yang terdapat pada
tafsir Jalalain. Artinya meski tafsir yang digunakan oleh penulis berbeda, ciri
tafsir jalalain bersifat tafsir linguistik dan tafsir al-Misbah lebih ke tafsir ijmali
namun pandangan mengenai makna tafsiran sayyara itu sama. Jika kita melihat
tafsir al-Maisyr maka makna sayyara tidak berbeda jauh dengan dua tafsir yang
telah penulis sebutkan diatas. Kata Sayyarah menurut kata tersebut adalah al-
Jamaatu minal musafirin ( kelompok orang yang berada diperjalanan). Arti
yang sama juga dijelaskan oleh tafsir Ibnu Kasir, bahwa makna sayyara
bermakna orang-orang musafir yang sengaja Allah Swt setting untuk menolong
nabi yusuf. Tafsiran-tafsiran diatas memberi keterangan yang begitu jelas
mengenai makna sayyara dalam alQuran tentunya tafsiran ini tidak lepas dari
pola pemikiran, lingkungan, atau bahkan pemahamannya untuk memahami al-
Quran. Jika kita tarik kembali makna sayyara dalam beberapa tafsir diatas
maka tidak sedikit perbedaan yang mendasar, namun hanya sedikit sekali
bahasanya yang dirubah namun pemahamannya sama. Penulis juga
megasumsikan bahwa tafsir-tafsir diatas tidak sezaman namun pemaknaan
penafsiran mengenai Sayyarah masih sama, penulis tekankan kembali bahwa
penafsir-penafsir yang telah membuat tafsir yang telah penulis sebutkan diatas,
mereka tidak bertemu dalam ruang dan waktu yang bersamaan bahkan mereka
datang dahulu kemudian belakangan.
C. YANG DIPUNGUT
a. Anak Yusuf
Anak Yusuf ialah dari Nabi Ya’qub yang telah dihasilkan dari pernikahan
Antara Nabi Ya’qub dan istrinya Rakhel yaitu Yusuf dan Benjamin. Dalam
suatu pendapat bahwa Yusuf merupakan putra ke tujuh dari dua belas putra-
putri Nabi Ya’qub, ia dengan adiknya bernama Benjamin adalah yang ber-ibu-
kan Rakhel saudara sepupu Nabi Ya’qub.
LAQATHA 11
Yusuf dikaruniakan oleh Allah Ta’ala rupa yang bagus dan paras yang
tampan dan mempunyai tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap
wanita dan gadis-gadis remaja, Yusuf adalah anak yang paling dimanjakan
oleh ayahnya dan lebih disayangi dan dicintai dibandingkan dengan saudara-
saudaranya yang lain terutama setelah ditinggal wafat ibu kandungnya yaitu
Rakhel semasa ia berusia dua belas tahun.
Seperti fakta baru ibu buang bayi ke sumur di Jember, pelaku seorang guru
dan mengaku benci pada anaknya. Pihak kepolisian, seorang ibu mengaku
benci kepada bayi yang baru dilahirkan hingga membuangnya ke sumur
kejadian tersebut diungkapkan di media sosial pada 30 Maret 2022 kemarin.
b. Bayi Musa
Musa adalah anak dari Yukhabad dan memiliki kakak kandung yang lebih
fasih darinya yakni Nabi Harun Alahissalam, Musa sengaja dihanyutkan oleh
ibunya di sungai Nil agar tidak dibunuh oleh bala tentara dan pengawal Raja
Fir’aun, Tindakan ibu Musa pada saat itu karena mendapatkan ilham dari Allah
Ta’ala, Maka hanyutlah anak itu didalam peti, mengalir hanyut sampai ke
wilayah pekarangan istana Fir’aun, lau kelihatan satu peti hanyut. Beberapa
dayang diperintahkan mendekati peti itu dan mengtakan apa isinya kepada tuan
putri (Asiah binti Muzahim) segera mereka lihat isinya, seorang anak kecil
tidur enak, mungil menarik hati, sejak mula dilihat, kasih telah timbul dihati.
Peti itu segera diangkat ke hadapan tuan putri, hati tuan putri terbuka melihat
dan segera mereka berkemas mempersembahkan bayi itu kepada Fir’aun.
LAQATHA 12
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
ِ ِ ِۗ ِ ِ
َ فَالَْت َقطَهٗٓ اٰ ُل ف ْر َع ْو َن ليَ ُك ْو َن هَلُ ْم َع ُد ًّوا َّو َحَزنًا ا َّن ف ْر َع ْو َن َو َها ٰم َن َو ُجُن ْو َدمُهَا َكانُ ْوا ٰخطِٕـنْي
Maka dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi musuh
dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama bala
tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.(QS. Al-Qashash: 8)
LAQATHA 13
C. CARA AGAR BISA DIPUNGUT: DIBUANG
Dalam QS.Yusuf ayat 10, Perlakuan ayahnya kepada Yusuf membuat iri
hati dan kecemburuan di antara saudara-saudaranya yang lain mereka berasa
bahwa diperlakuan tidak adil oleh ayahnya. Hingga suatu ketika Yusuf dibuang
kesumur oleh para saudaranya dan yusuf pun diselmatkan oleh Allah melalui
musafir yang berasal dari Negeri Syams.
Adapun dalam QS. Al-Qashash ayat 8, ketika bayi Musa terpaksa dibuang
oleh ibunya karena mereka takut dengan Raja Mesir yang memerintahkan
untuk membunuh semua bayi keturunan Bani Israil, lalu Musa dihanyutkan ke
sungai Nil oleh ibunya untuk menyelamatkan Musa dan Musa ditemukan oleh
istri Fir’aun dan diangkat menjadi anak Fir’aun.
a. Takut Dibunuh
Perbuatan Fir’aun yang ingin berlaku sombong dan semena-mena serta
menjadikannya penduduk negerinya terpecah belah dan saling bermusuhan,
Fir’aun telah mengalahkan permusuhan diantara mereka, agar mereka tetap
menyembah dirinya, Fira’un telah merendahkan Bani Israil, memperbudak
Bani Israil yang lahir agar mereka tidak dapat membahayakan kekuasaannya
dan membiarkan hidup anak perempuan untuk digunakan sebagai pelayan dan
untuk menghinakan Bani Israil.
Allah Berfirman:
LAQATHA 14
Alasan Fir’aun membunuh anak laki-laki yang ketika itu lahir yakni
Fir’aun ketakutan karena mimpinya yang meramalkan bahwa kekuasaannya
akan hancur ditangan seorang anak laki-laki dari Bani Israil.
Allah berfirman:
Seperti Penculikan anak kasusnya belakangan ini cukup marak terjadi. Hal
ini menjadi peringatan bagi para orang tua untuk meningkatkan pengawasan
terhadap aktivitas si kecil. Selain itu, mengedukasi anak agar tidak muda
percaya orang lain pun perlu dilakukan. Pasalnya, para pelaku penculikan anak
cukup lihai melakukan berbagai modus untuk membuat korban percaya.
LAQATHA 15
Alhasil, anak yang menjadi korban mudah terpedaya untuk dibawa oleh para
pelaku.
Allah berfirman:
d. Mencari Alibi
i. Datang di waktu malam hari
Allah berfirman:
LAQATHA 16
Maksud dari ayat diatas adalah datangnya saudara-saudara Yusuf pada
malamm hari setelah membuang Yusuf ke dalam sumur, disaat saudara-
saudara Yusuf kembali kerumah ayah mereka pada malam hari. Saudara-
saudara Yusuf mencari sebuah alasan yang dapat mengesah Nabi Ya’qub
dengan cara menangis saat pulang tidak membawa Yusuf serta mengatakan
bahwa Yusuf tewas diterkam serigala, padalah yang sebenarnya bukan
demikian, saudara-saudara Yusuf berniat menjauhkan Yusuf dari Nabi
Ya’qub dengan cara dibuang kedalam sumur supaya Yusuf dipungut oleh
seseorang yang ingin mengambil air dari dalam sumur lalu menjual Yusuf.
Hal itu semakin menambah Yusuf menjauh dari sisi Nabi Ya’qub, karena
telah dipungut dari tempat yang tidak semestinya seseorang berada ditempat
tersebut.
ii. Menangis
LAQATHA 17
Saudara-saudara Yusuf telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak yakin
dengan perkataan mereka sendiri dan menunjukkan bahwa mereka telah
berbohong.
Seperti fakta yang terjadi sekarang yakni seorang ibu memiliki bayi
yang ditahan bidan, dan berbohong kepada tetangga buat tutupi malu bahwa
dirinya mengatakan anaknya dititipkan kepada neneknya.
LAQATHA 18
Boy William membuat akun baru @boywilliam1717 dan membuat
video permintaan maaf. Ia mengakui kesalahan dan minta maaf pada semua
fans yang terpicu atas pernyataannya.
Allah berfirman:
Allah berfirman:
يص ِۦه
ِ علَ ٰى قَ ِم
َ
“membawa baju gamisnya (yang berlumuran)”(QS. Yusuf: 18)
Karena jika benar baju tersebut bekas terkaman binatang buas, pasti
baju damis tersebut ikut tercabik, Nabi Ya’qub pun tidak percaua dan
menolak perkataan mereka dengan tetap meyakini apa yang ada dalam
hatinya bahwa kejadian itu merupakan persekongkolan mereka.
LAQATHA 19
Seperti fakta yang diungkapkan di media social yakni Presiden Joko
Widodo dianggap telah berbohong atas sejumlah janji-janji politik. Untuk
itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dinilai sudah bisa melakukan
Sidang Istimewa untuk mengadili presiden yang berbohong.
e. Tujuan
i. Agar jauh dari orang tercinta: bapak
LAQATHA 20
berdampingan dengan Yusuf dan menjadi pribadi yang takut kepada Allah
Ta’ala.
LAQATHA 21
ِ ك اَل َت ْقُتلُوه ۖع ٰ ٓسى اَ ْن يَّْن َفعنَٓا اَو َنت
َّخ َذهٗ َولَ ًدا َ ۗ َت َعنْي ٍ يِّل ْ َول ِ َت امرا ِ
ْ َ َ ُْ ُ ت ف ْر َع ْو َن ُقَّر ُ َ ْ ََوقَال
َّو ُه ْم اَل يَ ْشعُُر ْو َن
Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan
bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat
kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak
menyadari.(QS. Al-Qashash: 9)
Ibu Musa mengisi keberadaan Musa yang entah dimana, ibu Musa
khawatir anaknya dibunuh. Asiah menyadari bahwa anak tersebut perlu Air
Susu Ibu (ASI) sehingga Asiah menghadirkan banyak ibu susu ke istananya.
Saat Musa sudah tidak menyusu, Musa lantas kembali ke istana Fir’aun
sebagai anak angkat mereka, Musa tumbuh seperti anak Raja. Musa menjadi
pribadi yang kuat, berpendidikan dan pemberani.
LAQATHA 22
Seperti fakta dengan Publik yang dikejutkan dengan seorang pria yang
ngaku sebagai anak angkat Jokowi. Respon Gibran dan Kaesang saat ada
orang yang ngaku anak angkat Jokowi bikin ngakak. Ternyata sosok yang
ngaku sebagai anak angkat Jokowi itu sungguh meresahkan. Jagat maya
dihebohkan dengan seorang lelaki paruh baya yang mengaku sebagai anak
angkat Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mengaku sebagai anak angkat
Jokowi, pria ini nekat meminta jajan dan rokok gratis di sebuah minimarket.
c. Dirahasiakan
Allah berfirman:
ٰ
ُاعةً ۗ َواللّه
َض َ ِال ٰيبُ ْش ٰرى ٰه َذا غُ ٰل ٌم ۗ َواَ َسُّر ْوهُ ب
َ َت َسيَّ َارةٌ فَاَْر َسلُ ْوا َوا ِر َد ُه ْم فَاَ ْدىٰل َدلْ َوهٗ ۗق ْ ََو َجاۤء
َعلِْي ٌم ۢمِب َا َي ْع َملُ ْو َن
Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang
pengambil air. Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “Oh,
senangnya, ini ada seorang anak muda!” Kemudian mereka
menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. Yusuf: 19)
d. Dijual
Ketika para musafir itu membawa yusuf ke negeri Mesir mereka menjual
dengan harga murah. Hanya senilai beberapa Dirham saja. Hal itu karena
mereka merasa segan terhadapnya dan ingin segera terbebas darinya, karena
mereka tahu bahwa Yusuf itu sebenarnya bukanlah seorang budak belian.
Mereka khawatir perbuatan merak diketahui keluarga Yusuf dan ini merupakan
LAQATHA 23
bentuk kasih sayang Allah yang sempurna kepada Yusuf agar dia tidak terlalu
lama bersama mereka.
Sama seperti fakta yang beredar di media sosial bahkan juga ada di
beberapa film yakni anak-anak perempuan belasan tahun yang diperdagangkan
dan dipaksa menjadi pekerja seks komersial di Jakarta dan berbagai daerah.
LAQATHA 24
E. TEMPAT
a. Sungai: Yamm
Sungai Nil adalah sungai besar yang mengalir ke utara timur laut Afrika,
sungai Nil merupakan sungai terpanjang di Afrika dan sempat dianggap sungai
terpanjang di dunia.
Sungai Nil ini mengisahkan tentang ibu Musa yang cemas akan kelahiran
Musa, Allah pun menurunkan Ilham kepadanya untuk melemparkan musa ke
sungai Nil.
Allah berfirman:
LAQATHA 25
Salah seorang keluarga Fir’aun melihat peti ibu terapung-apung dibawa
arus sungai dan segera dipungut dan dibawa kepada istri Fir’aun. Tempat yang
dimana membuang yang akhirnya itu sungai dan banyak orang yang dibuang
lalu dipungut.
b. Sumur
Sumur adalah sumber mata air yang sudah digali selain sumber air, sumur
bisa juga merupakan sumber minyak atau gas.
Sumur tersebut memiliki nama yakni “Sumur Yusuf” atau yang disebut
sebagai Jubb yusuf atau Arab Al-Suyyad ini terletak di Kibbutz Ami’ad, Israel,
sebuah desa di barat laut Danau Tiberias atau Danau Galilea.
Dahulu kala sumur ini tempat dimana Yusuf dipungut oleh para musafir
yang biasa melintas dekat sumur tersebut.
C. KAIDAH
a. Dibuang Agar Bisa Dipungut Orang
Saudara-saudara Yusuf masih bisa diingatkan agar tidak berbuat kejahatan
yang keji, mereka masih punya nurani disamping rasa bersaudara. Walau
bagimanapun Yusuf tetaplah adik mereka juga, sehingga salah satu diantara
LAQATHA 26
mereka mengusulkan dengan gaya Bahasa mengena dan meyakinkan, “Jika
kalian ingin melakukan yang baik dan benar, maka lemparkan saja Yusuf ke
dalam sumur.”
Allah berfirman:
Adapun fakta yang kedua yakni, diketahui bayi yang baru berusia 30 hari
tersebut dilempar ibunya sendiri ke sumur karena mengaku membenci dirinya
sendiri karena sering diejek akibat tidak bisa menyusui sang bayi.
LAQATHA 27
sampai-sampai nekat melakukan satu tindakan yang justru merugikan diri
sendiri.
Namun, menjadi tidak masuk akal apabila gara-gara iri ada orang yang
nekat membunuh orang lain karena terdapat dua kondisi yang menyebabkan
orang bisa membunuh orang lain karena iri, yakni memiliki gangguan mental
atau tidak mampu mengontrol amarah yang berkecamuk.
Ibu Musa sudah dekat kepada hari melahirkannya yang ditandai dengan
rasa sakit bagi ibu yang hendak melahirkan, dan adalah seorang perwakilan
dari beberapa suku bangsa Israil menemani masa persalinan ibu Musa, saat itu
perwakilan tersebut berkata, “Semoga rasa kasihku kepadamu memberiku
manfaat hari ini.”
Rasa sakit pun semakin merapa jarak waktunya, hingga akhirnya Musa
lahir jatuhke bumi dan dari antara kedua matanya keluar sinar. Firman Allah
Ta’ala,
ْ “ َواَل خَتَ ايِفDan, janganlah kamu khawatir.” Ada dua pemaknaan di
dalam ayat ini. Pertama, janganlah khawatir, dia tidak akan tenggelam.
Demikian yang dikatan Ibnu Zaid. Kedua, jangan khawatir hilang. Demikian
yang dikatakan Yahya bin Salam.
Allah berfirman:
ِ ِ ِۗ ِ ِ
َ فَالَْت َقطَهٗٓ اٰ ُل ف ْر َع ْو َن ليَ ُك ْو َن هَلُ ْم َع ُد ًّوا َّو َحَزنًا ا َّن ف ْر َع ْو َن َو َها ٰم َن َو ُجُن ْو َدمُهَا َكانُ ْوا ٰخطِٕـنْي
Maka dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi musuh
dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama bala
tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.(QS. Al-Qashash: 8)
LAQATHA 28
mendapatkan bayi dan mereka tidak merasa kecuali percaya bahwa bayi ini
adalah anak saya.
وهللا أعلم
LAQATHA 29
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Surat Yusuf sendiri merupakan surat ke 12 dalam Al-Qur’an. Surat ini
diturunkan di kota Mekkah dengan jumlah ayat 111. Sebagian besar isi surat ini
menceritakan kisah Nabi Yusuf a.s selama hidup dengan berbagai macam
rintangan dan cobaan yang dilaluinya. Hikmah yang bisa kita ambil dari surat
Yusuf ini adalah bagaimana Allah memiliki rencana yang indah dibalik segala
cobaan yang berat.
B. SARAN
Bersama dengan kesimpulan di atas, penulis menyarankan dengan hasil
makalah ini sebagai rekomendasi setiap irang yang berkecimpung salam dunia
pendidikan, yaitu:
1. Agar para peneliti muslim dapat mengungkap lebih banyak lagi tentang
kandungan Al-Qur’an di dalam dunia pendidikan, sebab hal tersebut sangat
berharga bagi kaum muslimin secara umum dan para pendidik muslim
secara khsusus. Makalah yang telah ada belumlah dianggap cukup untuk
mengungkap semua teori, metode dan nilai pendidikan karakter yang
terdapat di dalam Al-Qur’an.
LAQATHA 30
2. Agar para pendidik muslim konsisten dengan nilai-nilai pendidikan yang
telah dijabarkan oleh peneliti-peneliti pendidikan Iskan, agar tujuan dari
pendidikan Islam itu sendiri dapat terwujud.
3. Agar para penanggung jawab pendidikan formal dan non formal dapat
memasukkan nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ke dalam kurikulum
pendidikan yang akan diajarkan kepada anak-anak didik.
LAQATHA 31
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Al qur’an
3. kamus Al munawwir
4. Tafsir Al munir
6. Artikel-artikel
LAQATHA 32
BAB VII
BIODATA PENYUSUN
1. Identitas Pribadi
2. Identitas Keluarga
LAQATHA 33
3. Riwayat Pendidikan
Al-Islami Camplong
LAQATHA 34