Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizka Azzahra Natasha

NIM : 19/442749/PN/16155

Ringkasan Video 1 Klimatologi Laut

Climate Change: How Worried Should We Be?

IPCC melakukan penilaian pada ilmu yang memiliki relasi terhadap perubahan iklim.
Terdapat data dan rangkuman mengenai informasi yang menunjukkan bahwa manusia sangat
memberikan kontribusi atau intervensi terhadap lingkungan dan adanya pemanasan iklim
yang ditunjukkan dalam suatu grafik. Emisi gas CO2 dapat menyebabkan pada naiknya air
laut sebanyak 10 cm yang berdampak sangat buruk terhadap banyak negara. Perubahan iklim
ini dapat ditangani dengan solusi yang diharapkan dapat berkelanjutan. Salah satunya adalah
Lancet Comission pada tahun 2016 yang mengatakan bahwa kita perlu melakukan 10
langkah, yaitu:

 Ikut berinvestasi dalam perubahan iklim dan kesehatan masyarakat (penelitian,


monitoring, dan pengawasan)
 Pendanaan secara berskala
 Melindungi orang-orang yang memiliki masalah pada pernafasan dan kardiovaskular
 Mendorong masyarakat untuk beralih ke gaya hidup yang sehat
 Penetapan harga karbon secara internasional
 Perlunya akses terhadap energi terbaharukan di negara yang berpenghasilan rendah
dan menengah
 Menguragi efek dari perubahan iklim
 Memfasilitasi kolaborasi yang dilakukan oleh setiap gubernur
 Menyetujui dan mengimplementasikan perjanjian internasional yang mendukung
negara beralih ke ekonomi rendah karbon
 Hitung mundur hingga 2030 mengenai penanganan terhadap apa yang perlu ditangani.

Kadar CO2 di atmosfer saat ini sudah mencapai angka 417 ppm, naik sebanyak 49%
sejak pra-industrial. Perubahan suhu dalam periode 1900-2018 yang semakin meningkat di
berbagai negara dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2090 di
seluruh negara yang menunjukkan bahwa bumi akan semakin memiliki suhu yang panas.
IPCC melampirkan grafik mengenai rata-rata suhu global yang meningkat secara cepat dan
pada tahun 2030 diperkirakan suhu akan meningkat lebih dari 1,6 oC. Siklus air yang
mengalami intensifikasi, wilayah yang kering semakin mengering dan wilayah yang basah
menjadi lebih basah. IPCC melaprokan bahwa pola hujan di Australia yang berhubungan
dengan fenomena El Nino akan memberikan pengaruh yang lebih kuat, yaitu kekeringan
yang parah dan pada fenomena La Nina, intensitas hujan yang lebih kuat dan menyebabkan
banjir. 3%

Laut menyerap lebih dari 90% panas yang berlebih pada bumi dan pemanasan ini dapat
dideteksi hingga kedalaman 2 km. Selain itu, laut juga banyak menyerap CO2 di atmosfer
yang menyebabkan perubahan pada komposisi air laut yang sekarang telah melebihi 30%
kandungan asam. Komposisi air laut yang mengalami perubahan juga mempengaruhi
kehidupan organisme yang ada di laut. Permukaan laut mengalami peningkatan yang drastis
pada periode 2006-2018 dibandingkan dengan periode 1971-2006. Peningkatan permukaan
laut ini akan terus berlangsung dengan 2oC permukaan laut akan meningkat sebanyak 6meter
dan 5oC permukaan laut akan meningkat sebanyak 19-22meter. Beberapa keadaan alam di
bumi berada di titik yang kritis, contohnya adalah gletser yang menjadi sebuah reservoir air
bagi seperenam populasi dunia mulai berkurang dan apabila gletser hilang, maka bendungan
air yang menjadi kebutuhan bagi jutaan orang juga akan hilang. Contoh lain adalah sebagian
besar jenis terumbu karang di dunia akan mengalami kepunahan dengan adanya peningkatan
suhu 2oC.

Pandemi COVID memberikan pengaruh terhadap perubahan iklim, yaitu menyebabkan


penurunan terhadap emisi gas di Australia. Pemerintah yang menangani COVID dengan baik
karena melakukan 3 hal, yaitu mereka mendengarkan para ahli, bertindak dengan cepat, dan
memprioritaskann adanya ancaman. Apabila semua pemerintahan negara di seluruh dunia
juga melakukan hal yang sama pada isu perubahan iklim, maka kita tidak akan berada di
posisi yang mengkhawatirkan dampak dari perubahan iklim yang semakin parah. Perubahan
iklim yang terjadi di sekitar kita adalah nyata dan kita tidak punya banyak waktu untuk
memperbaiki keadaan iklim yang semakin memburuk. Oleh karena itu, setiap fraksi dari suhu
sangatlah penting, setiap tahun menjadi sangat penting, dan setiap pilihan adalah penting.
Nama : Rizka Azzahra Natasha

NIM : 19/442749/PN/16155

Ringkasan Video 2 Klimatologi Laut

Fine-Tuning The Climate

Geoengineering saat ini dikenal sebagai konsep yang diharapkan dapat mengurangi
emisi gas CO2 berlebihan di atmosfer dan diharapkan dapat menangani perubahan iklim
bumi. Salah satu ilmuwan yang meneliti iklim, David Keith mencetuskan sebuah ide untuk
menciptakan layer dengan menggunakan parikel debu yang diperkirakan dapat memantulkan
cahaya matahari sehingga dapat melemahkan bahkan dapat menghentikan pemanasan global.
David berusaha untuk menyuarakan kemungkinan dari konsep “solar geoengineering” yang
berupa ide agar transportasi pesawat terbang dapat melepaskan jutaan ton dari sulfur ke
lapisan stratosfer setiap tahun. Sulfur yang dilepaskan di stratosfer diharapkan dapat
memantulkan sebagian sinar matahari yang masuk ke luar angkasa. Ide yang dikemukakan
oleh David ini memiliki kesamaan dengan konsep ketika terjadinya letusan gunung berapi
yang melepaskan gas sulfur ke atmosfer sehingga menimbulkan efek dingin pada bumi.

Ahli meteorologi di Davos mencoba untuk menyelidiki cara lain yang dapat dilakukan
untuk mengurangi peningkatan suhu sehingga bumi dapat menjadi lebih dingin. Ahli tersebut
mengungkapkan bahwa ada kemungkinan yang dapat dilakukan dengan memanipulasi
pembentukan awan agar suhu global dapat menurun. Awan sirus menjadi salah satu jenis
awan yang dapat dilakukan manipulasi. Awan sirus memiliki efek greenhouse dengan
kemampuan dalam menahan radiasi panas di atmosfer dan juga memantulkan cahaya
matahari. Apabila kita dapat menghilangkan keberadaan awan sirus, maka kita dapat
mencegah gas CO2 mengalami peningkatan. Awan sirus memiliki efek yang menghangatkan
karena awan ini hanya membiarkan sebagian radiasi termal dari bumi untuk ke luar angkasa.
Oleh karena itu, pembentukan awan sirus perlu dicegah dengan memanfaatkan sebu gurun
yang dapat membuat inti es di atmosfer semakin membesar dan akan jatuh ke bumi sebagai
hujan es. Hal ini dapat membantu dalam menurunkan suhu di bumi.

Sekelompok peneliti di Islandia juga melakukan percobaan mengenai langkah untuk


mengeluarkan emisi gas dari atmosfer ke luar angkasa. Sekelompok peneliti tersebut
menggunakan proses yang khusus dalam menyaring karbon dioksida yang berasal dari udara
dan memompanya hingga kedalaman 2000meter ke dalam batuan basal. Langkah yang
diambil oleh para peneliti di Islandia ini memberikan hasil yang secara mengejutkan memiliki
harapan untuk mengurangi emisi gas CO2 di bumi. Hal ini dilihat dari hasil pemompaan yang
setelah beberapa bulan, CO2 tersebut mengalami reaksi kimia dan berubah menjadi batu
dengan karakteristik yang tidak berbahaya secara permanen. Hasil ini masih menunjukkan
jumlah yang kecil, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa konsep dari geoengineering
walaupun cenderung kontroversial dan berisiko, masih dapat memiliki harapan dengan
bantuan teknologi untuk mengembangkannya sehingga dapat mencegah atau setidaknya
mengurangi efek peubahan iklim yang parah.

Anda mungkin juga menyukai