Anda di halaman 1dari 27

• KE

• LOMPOK 4
• Azhar Khoiruddin(21119039)
• Norilia Hardani(21119011)
Persediaan

Persediaan Produk Dalam Proses Awal - Dalam suatu proses produksi produk yang
belum selesai diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam
proses pada awal periode berikutnya. Produk dalam proses awal periode ini membawa

Produk Dalam harga pokok produksi per satuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang
kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang
dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang.

Proses Awal
Dengan demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang
ditransfer ke gudang atau ke departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada
persediaan produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan
harga pokok produk selesai tersebut.

• Sehingga adalam prosesnya akan dibahas dua metode penentuan harga pokok
produk dalam metode harga pokok proses yaitu : metode harga pokok rata-rata
tertimbang dan metode FIFO atau masuk pertama keluar pertama

• Dalam proses pembuatan produk, umumnya bahan baku hanya dimasukkan dalam
proses di departemen produksi pertama. Departemen produksi berikutnya hanya
menambahkan biaya konversi saja. Tetapi adakalanya di dalam departemen setelah
departemen produksi pertama ditambahkan pula bahan baku ke dalam proses
produksi. Tambahan bahan baku ini kemungkinan akan menambah jumlah produk
yang dihasilkan oleh departemen yang menambahkan bahan baku tersebut; tetapi
adakalanya tambahan bahan baku tersebut tidak menambah jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan. Tambahan bahan baku ini
akan mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk. 

METODE HARGA
POKOK RATA-RATA
TERTIMBANG
Dalam metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted
Average Cost Method ) harga pokok persediaan produk dalam
proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang dan
jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk
untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang.
Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan
untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara
mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya. Contoh dalam
metode ini adalah :
           
           
Metode Harga Pokok Rata-Rata
Tertimbang Departemen Pertama
• Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang Departemen PertamaDalam departemen
produksi pertama, biaya yang harus diperhitungkan dalampenentuan harga pokok produk
adalah biaya yang melekat pada persediaan produk dalamproses awal dan biaya produksi
yang dikeluarkan dalam periode sekarang.biaya yang melekatpada persediaan produk dalam
proses awal merupakan biaya yang berasal dari periodesebelumnya. Dalam metode harga
pokok rata-rata tertimbang ini, biaya yang berasal dariperiode sebelumnya ditambah dengan
biaya dari periode sekarang, kemudian dihitung rata-ratanya dengan cara membagi jumlah
tersebut dengan unit ekuivalensi unsur biaya yangbersangkutan. Harga pokok rata-rata per
unit ini kemudian dikalikan dengan jumlah unitproduk selesai yang ditransfer ke departemen
berikutnya untuk menghitung total harga pokokproduk selesai tersebut. Harga pokok rata-rata
per unit ini juga digunakan untuk menghitungharga pokok persediaan produk dalam proses
pada akhir periode.
Metode Harga Pokok Rata-
Rata Tertimbang
Departemen Pertama

• a. Rumus perhitungan harga pokok per unit


produk departemen pertama
denganmenggunakan metode harga pokok
rata-rata tertimbang.(a) biaya bahan baku
yang biaya bahan baku yangBiaya bahan
baku = melekat pada produk dikeluarkan
dalamPer unitdalam proses awal+periode
sekarangUnit ekuivalensi biaya bahan baku
Metode Harga Pokok Rata-
Rata Tertimbang
Departemen Pertam

• (b) biaya bahan baku yang biaya bahan


baku yangBiaya tenaga kerja = melekat
pada produk dikeluarkan dalamPer
unitdalam proses awal+periode
sekarangUnit ekuivalensi biaya tenaga
kerja.
Metode
C. Biaya bahan baku yang biaya baku
Harga yang Biaya overhead pabrik=melekat
Pokok Rata- pada produk dikeluarkan dalam per unit
dalam proses awal +periode sekarang
Rata
Tertimbang
Departemen
Pertama
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
Rumus • AC = Biaya Barang yang Tersedia untuk
Menghitung Dijual / Unit yang Tersedia untuk Dijual
Weighted • Ket:
Average Cost • Biaya Barang yang Tersedia untuk
(WAC) Dijual  dihitung sebagai nilai persediaan
awal + pembelian
• Unit yang Tersedia untuk
Dijual  merupakan jumlah unit yang bisa
dijual perusahaan atau jumlah total unit
dalam persediaan
Metode Biaya Barang yang Tersedia untuk Dijual
persediaan Biaya barang yang tersedia untuk dijual
barang dialokasikan ke HPP atau untuk mengakhiri
persediaan. Mengalokasikan biaya barang tersedia
untuk dijual disebut sebagai asumsi aliran biaya,
contohnya:
• FIFO (masuk pertama keluar pertama)
• LIFO (masuk terakhir keluar pertama)
• WAC ( Biaya rata-rata tertimbang)
       
Metode • Dengan menggunakan metode biaya rata-rata
tertimbang kita akan menghasilkan alokasi biaya
Penghitungan WAC persediaan yang berbeda di bawah sistem
dalam Sistem persediaan periodik dan abadi.
Persediaan • Sistem persediaan periodik
Periodik dan Abadi • Dalam sistem persediaan periodik, perusahaan
akan melakukan penghitungan persediaan akhir
dan menerapkan biaya produk untuk menentukan
biaya persediaan akhir. Biaya barang yang
tersedia untuk dijual nantinya akan ditentukan
dengan menggabungkan biaya persediaan akhir,
biaya persediaan awal, serta pembelian
sepanjang periode.
Metode Penghitungan
WAC dalam Sistem
Persediaan Periodik
dan Abadi
Metode • Sistem inventaris abadi

Penghitungan • Sistem inventaris abadi menjaga pelacakan


inventaris dan biaya barang yang tersedia untuk
WAC dalam dijual secara terus menerus. Sistem ini
Sistem menyediakan lebih banyak informasi untuk
manajemen tingkat persediaan.
Persediaan • Namun metode pelacakan inventaris ini dapat
Periodik dan bernilai mahal untuk perusahaan. Dalam sistem
Abadi persediaan abadi ini, metode biaya rata-rata
tertimbang disebut pula sebagai “metode biaya
rata-rata bergerak”.

• Di bawah ini kami akan mencontohkan penggunaan metode biaya rata-rata tertimbang dan
Contoh Metode mengidentifikasikan perbedaan dalam alokasi biaya persediaan dalam sistem persediaan
periodik dan abadi.
WAC • Contoh:

• Sebuah perusahaan pada awal tahun fiscal per 1 Januari melaporkan inventaris awal sejumlah
300 unit dengan biaya (dalam satuan Dolar) $ 100 per unit. Dan selama kuartal pertama,
perusahaan melakukan sejumlah pembelian berikut ini:

• 15 Januari, melakukan pembelian 100 unit dengan biaya $ 130 = $ 13.000

• 9 Februari, melakukan pembelian 200 unit dengan biaya $ 150 = $ 30.000

• 3 Maret, melakukan pembelian 150 unit dengan biaya $ 200 = $ 300.000

• Selain pembelian, perusahaan juga melakukan sejumlah penjualan berikut:

• Penjualan di akhir Februari sebanyak 100 unit

• Penjualan di akhir Maret sebanyak 70 unit

• Maka di bawah sistem persediaan periodik, kami akan menentukan harga pokok barang tersedia
untuk dijual serat unit yang tersedia untuk dijual pada akhir kuartal pertama sebagai berikut:

• WAC per unit = ($30.000 + $ 13.000 + $ 30.000 + $ 30.000) / 750 = $ 137.33

• Dengan kata lain, untuk penjualan 170 unit selama bulan Januari – Maret, kami harus
mengalokasikan $ 137.33 untuk tiap unit yang terjual. Sisanya akan dimasukkan ke dalam
persediaan akhir.


Contoh Metode
• leh sebab itu:

• 170 x $ 137,33 = $ 23,346.10 dalam biaya barang yang tersedia untuk dijual

WAC •


$ 103.000 – $ 23.346,10 = $ 79.653,90 dalam persediaan akhir

Ket: Angka-angka hasil penghitungan tersebut telah dibulatkan.

• Di bawah sistem persediaan abadi, kami akan menentukan rata-rata sebelum penjualan unit.

• Oleh sebab itu, sebelum penjualan 100 unit pada bulan februari, rata-rata yang kami miliki adalah:

• WAC per unit = ($ 30.000 + $ 13.000 + $ 30.000) / 600 = $ 121.67

• Maka untuk penjualan 100 unit pada bulan Februari, biaya yang akan dialokasikan adalah:

• 100 x $ 121,67 = 12,167 dalam biaya barang yang tersedia untuk dijual

• $ 73.000 – $ 12.167 = $ 60.833 tersisa dalam persediaan

• Ket: Angka-angka hasil penghitungan tersebut telah dibulatkan.

• Sebelum penjualan 70 unit pada bulan Maret, biaya yang dapat dialokasikan adalah:

• 70 x $ 139,74 = $ 9,781.80 dalam biaya barang yang tersedia untuk dijual

• $ 90.833 – $ 9.781,0 = $ 81.051.20 dalam persediaan akhir

• *Ket: Angka-angka hasil penghitungan tersebut telah dibulatkan.


Manfaat
metode Keuntungan dalam menerapkan

biaya rata-
metode biaya rata-rata tertimbang Anda juga tidak perlu
adalah, kita dapat dengan mudah menentukan harga item, cukup
melacak biaya persediaan. Anda dengan menandai harga rata-rata
dapat menyimpan stok inventaris stok unit.

rata
tanpa perlu menentukan batch
mana yang dimilik.

tertimbang
Perhitungan yang digunakan Dengan menggunakan metode
untuk menentukan biaya rata-rata ini, kita juga dapat meminimalkan
tertimbang juga dinilai lebih dokumen, karena hanya
mudah daripada metode membutuhkan perhitungan biaya
penilaian yang mengambil tunggal dan menggunakan ini
beberapa langkah untuk untuk semua perhitungan lainnya.
menghitung nilai persediaan atau Tidak perlu menyimpan catatan
biaya barang yang tersedia untuk terperinci untuk tiap pembelian,
dijual. hanya butuh catatan totalnya.
Kerugian metode • Metode ini menghendaki semua unit yang identik, namun
biaya rata-rata di lapangan tentu situasinya akan berbeda. Batch produk
baru mungkin akan ditingkatkan, atau fitur tambahan
tertimbang
diberikan, bahkan mungkin harga yang lebih baik akan
hadir. Disamping itu, masalah akan timbul saat pemasok
mengganti produk dengan versi baru, namun memberi
nama yang sama dengan stok lama. Akhirnya, metode
biaya rata-rata tertimbang adalah retropektif. Dalam artian
harus melihat kembali selama periode pembelian untuk
melihat apa yang dibayarkan per unit.

METODE • seperti namanya first in first out  yang artinya
masuk pertama keluar pertama, maka pada
MASUK metode ini unit persediaan yang pertama kali
PERTAMA masuk ke gudang perusahaan akan dijual
pertama. Metode FIFO ini didasarkan pada
cost 
asumsi bahwa aliran  masuk persediaan
harus dipertemukan dengan hasil penjualannya.
Sebagai akibatnya, biaya per unit persediaan yang
masuk terakhir dipakai sebagai dasar penentuan
biaya barang yang masih dalam persediaan pada
akhir periode (persediaan akhir). 

• Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan
Metode Masuk menggunakan persediaan barang yang lama/pertama masuk
Pertama untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir
barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan
persediaan yang terakhir masuk. Metode FIFO cocok
diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang
memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat
dan lain sebagainya.
• Metode FIFO merupakan metode yang paling umum
digunakan dalam penilaian persediaan. Hal tersebut tentu
saja karena ada kelebihan dan kekurangan yang
dipertimbangkan, berikut kelebihan dan kekurangan metode
FIFO:
Kelebihan dan kekurangan metode FIFO:

Kelebihan Kekurangan

•Pajak yang harus dibayarkan


•Nilai persediaan disajikan secara
perusahaan ke pemerintah
relevan di laporan posisi keuangan.
menjadi lebih besar.
•Menghasilkan laba yang lebih
•Laba yang dihasilkan kurang
besar.
akurat.
Metode Last In First Out  (LIFO)

• LIFO artinya yang masuk terakhir keluar pertama. Metode ini mengasumsikan unit
persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan di akhir. Artinya, unit yang dijual
pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk ke gudang. Jadi biasanya
persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan
yang pertama atau awal masuk. Metode biaya persediaan LIFO ini didasarkan pada
asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan merupakan kebalikan dari kronologi
terjadinya biaya. Pada metode ini, harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam
periode kenaikan harga (inflasi), sehingga laba yang dihasilkan akan kecil dan pajak
yang terutang juga menjadi lebih kecil. Namun, berdasarkan PSAK 14 metode LIFO
tidak boleh digunakan lagi.
Kelebihan dan
kekurangan Kelebihan Kekurangan

• Bertolak belakang

metode LIFO.
• Mudah membandingkan cost  saat ini
dengan aliran fisik
dengan pendapatan sekarang.
persediaan
• Apabila harga naik maka harga barang
sesungguhnya.
jadi konservatif.
• Biaya pembukuan
• Laba operasional tidak terpengaruh
menjadi mahal karena
oleh untung atau rugi dari fluktuasi
metode ini lebih rumit.
harga.
• Laba atau rugi yang
• Menghemat pajak
dihasilkan lebih rendah.
Metode Average • Metode average  biasa disebut metode rata-rata
tertimbang. Metode average  membagi antara biaya barang
yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang
tersedia. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok
penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata. Metode
average merupakan titik tengah atau perpaduan dari
metode FIFO dan LIFO. Jadi kelebihan dan kekurangan
metode ini berada diantara metode LIFO dan FIFO.
• Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan
akan menggunakan persediaan barang yang ada di gudang
untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang
masuk lebih awal atau akhir.
Bahan baku • Bahan baku adalah bahan mentah utama yang
diperlukan untuk membuat barang hasil produksi.
dalam produksi Bahan mentah ini kemudian akan diolah melalui
proses tertentu untuk dijadikan ke bentuk lain, baik
barang jadi maupun barang setengah jadi lalu
kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Bagaimana cara mendapatkan barang
baku? Barang baku bisa diperoleh dari berbagai
cara, tergantung bahan apa yang diperlukan. Contoh
bahan baku misalnya batu kapur untuk pembuatan
semen. Jika bahan baku tersedia secara melimpah
di alam seperti batu kapur ini, maka bisa diperoleh
secara langsung di alam
Bahan baku • Sedangkan bahan utama (baku) yang tidak tersedia di wilayah proses
produksi dilakukan, maka bisa didatangkan dari luar kota atau bahkan
dalam produksi luar negeri. Tentunya hal ini akan membuat biaya produksi semakin
mahal yang berimbas pada harga jual barang jadi yang dihasilkan.
Ada pula bahan yang harus diolah terlebih dahulu baru bisa digunakan
untuk produksi, contohnya seperti bijih besi. Untuk jenisnya sendiri,
 bahan baku dibedakan menjadi dua sifat, yakni langsung dan tidak
langsung. Bahan baku langsung adalah bahan yang akan menjadi
bagian dari barang hasil produksi, sedangkan bahan baku tak
langsung adalah bahan yang berperan dalam pembuatan barang
produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang
dihasilkan. Contoh dari hal ini adalah pembuatan baju. Bahan
langsung dalam pembuatan baju ini adalah kain, sedangkan contoh
bahan tidak langsung adalah benang untuk menjahit dan kancing
sebagai aksesori baju.
Perbedaan • bahan penolong juga merupakan bahan yang diperlukan untuk proses
produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi
Mendasar Bahan saja. Bedanya dengan bahan  tak langsung adalah jika bahan tak
Baku dan Bahan langsung tidak tersedia, maka proses produksi bisa terganggu.
Sedangkan jika bahan penolong yang tidak tersedia, proses produksi
Penolong barang masih bisa dilakukan. Namun hal ini biasanya menyebabkan
penurunan kualitas barang.
• Dalam hal ini, contohnya seperti ketika Anda ingin membuat ayam
goreng tepung. Contoh bahan baku yang Anda perlukan adalah ayam,
tepung, bumbu, dan minyak goreng. Sedangkan bahan penolongnya
bisa berupa tisu untuk mengelap minyak dan koran sebagai alas
untuk mendinginkan sebelum dibungkus.

Perbedaan Mendasar Bahan Baku dan
Bahan Penolong

• Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa kebutuhan akan bahan baku lebih besar.Tanpa adanya bahan utama ini, maka proses produksi tidak bisa
dilakukan. Sedangkan tanpa bahan penolong, proses produksi masih bisa dilanjutkan tetapi dengan kemungkinan menurunnya efisiensi. Mengenai
porsinya sendiri, tentu saja bahan utama (baku) memiliki porsi yang lebih besar, terutama yang bersifat langsung. Sedangkan bahan penolong memiliki
porsi yang sangat kecil, bahkan pemakaiannya pun bisa dihilangkan atau diganti dengan bahan lain. Misalnya dalam contoh kasus ayam goreng di
atas, tanpa tepung dan ayam maka proses produksi tidak akan bisa berjalan. Begitu juga dengan pembuatan baju. Jika tidak ada kain, apa yang akan
diolah?

• Karena bahan baku memiliki porsi yang dominan dalam penggunaannya, maka harga yang dikeluarkan pun juga lebih banyak. Jika harga bahan ini
naik, maka akan berimbas pada harga jual barang yang dihasilkan. Berbeda dengan harga bahan penolong, meskipun naik maka imbas kenaikannya
tidak begitu signifikan terhadap harga jual barang yang dihasilkan.


Terima kasih atas
perhatian Anda.

Anda mungkin juga menyukai