1. Ach Farizal
2. Dwi Adiyanto
3. Bangkit Yudha K
4. Erina Setya Anggraeni
5. Dewi Rinjani
6. Ratnasari
I. Analisa Data
A. Latar Belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan
yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak, yaitu dengan melakukan kegiatan bermain.
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang
dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan
cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain
anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat
mengenal waktu, jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress
yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit
akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Selain itu juga
anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga
emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya
dan pikirannya.
Berdasarkan hasil pengamatan kami tanggal 19 Desember 2016 di
Ruang Rawat Inap ASTER, didapatkan pasien anak dengan Usia Pra
Sekolah sebanyak 4 anak, dimana terdiri dari anak laki-laki sebanyak 2
anak dan anak perempuan sebanyak 2 anak. Oleh karena itu, untuk
mengurangi stress hospitalisasi pada pasien anak tersebut, kami akan
melakukan dan mengajak pasien anak mengikuti terapi bermain khususnya
pada anak Usia Pra Sekolah usia 3-5 Tahun. Permainan yang akan kami
ajarkan pada anak berupa permainan puzzle, karena permainan ini sesuai
dengan karekteristik anak Usia Pra Sekolah, selain daripada jenis
permainan berupa peralatan rumah tangga, sepeda roda tiga, papan
tulis/kapur, lilin, boneka, kertas, drum, buku dan mobil-mobilan.
Permainan puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, termasuk aspek kognitif pada anak.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 1-3 tahun selama 60 menit,
anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan
kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak
takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama
dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang
normal atau sehat.
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu:
1. Membantu untuk mengurangi stress hospitalisasi.
2. Memberi peralihan dan relaksasi.
3. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
4. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
5. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
6. Mengembangkan kemampuan motorik anak.
7. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang
dirawat diruang yang sama.
8. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan
IV. Pengorganisasian
Leader : Dwi Adiyanto, S. Kep
Fasilitator : 1. Ach Farizal, S. Kep
2. Dewi Rinjani, S. Kep
3. Erina Setya Anggraeni, S.Kep
Observer : 1. Bangkit Yudha K, S. Kep
2. Ratnasari, S. Kep
V. Denah Lokasi Permainan
O O
F F
L
Keterangan:
: Leader
L
F : Fasilitator
O : Observer
: Sasaran
VI. Metode
Construction Play
VII. Media dan Alat Permainan
Seperangkat alat puzzle.
VIII. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Tahap Waktu
Pengajar Peserta Didik
Persiapan 5 – 10 menit Leader :
Dwi
1. Mengecek ulang media yang
akan digunakan
2. Mempersiapkan agenda
bermain
Fasilitator :
Ijal, Dewi, dan Erin
1. Mempersiapkan ruangan untuk
bermain
2. Mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan
3. Mempersiapkan anak serta
media yang akan digunakan,
untuk bermain
4. Menghubungi pembimbing dan
kebutuhan peralatan
5. Menyiapkan reward
Observer :
Yudha dan Ratna
Mengobservasi minat para peserta
Pembukaan 5 menit 1. Salam. 1. Menjawab salam,
2. Perkenalan. mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan. memperhatikan
4. Mendukung anak untuk 2. Anak
memperkenalkan diri. memperkenalkan
5. Memberikan reinforcement. diri, nama
6. Menjelaskan cara bermain panggilan yang
disukai
Pelaksanaan 15 menit 1. Peserta sudah mamahami tema 1. Mendengarkan
bekerja sama, secara teknis dan memperhatikan
dalam permainan ini akan 2. Anak
dilakukan dinamika kelompok. bersemangat
2. Anak duduk dengan posisi 3. Anak mulai
membentuk setengah lingkaran bermain secara aktif
didalam ruangan.
3. Fasilitator duduk diantara
peserta didik, sesuai dengan
setting.
4. Leader menjelaskan aturan
permainan.
a. Semua anak mengikuti
permainan dari awal sampai
akhir.
b. Selama permainan
berlangsung anak-anak harus
mendengarkan dengan baik.
c. Jika ada anak yang ingin
meninggalkan permainan
harus meminta ijin terlebih
dahulu kepada fasilitator.
5. Mengatur jalannya permainan
dan memimpin permainan.
6. Fasilitator memotivasi anak
untuk bermain.
7. Memberikan reinforcement
positif.
Evaluasi 3 menit 1. Leader memberikan reward Mengikuti
positif permaninan dan
2. Memberikan pertanyaan nama menjawab
teman disebelahnya. pertanyaan yang
3. Memberikan pertanyaan bentuk diberikan.
gambar
Penutup 2 menit 1. Menyimpulkan kegiatan Memperhatikan dan
2. Menutup kegiatan menjawab salam
3. Mengucapkan salam
IX. Evaluasi
1. Rancangan Evaluasi
a. Anak mampu mengikuti permainan dengan optimal.
b. Anak mampu bekerja sama dengan teman sepermainannya.
2. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan anak untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar.
c. Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
3. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Fasilitator mampu memotivasi anak dalam kegiatan.
d. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
e. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
f. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
4. Evaluasi Hasil
a. Anak mampu mengikuti permainan dengan optimal.
b. Anak mampu bekerja sama dengan teman sepermainannya.
c. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan.
d. Anak menyatakan rasa senangnya.
Lampiran Materi
TERAPI BERMAIN
(Permainan Edukatif/ Puzzle)
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K., et al. (2010). Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak
Prasekolah. www.nursingbegin.com. Diakses Pada Tanggal 3 April
2014.
Foster and Humsberger. (1998). Family Centered Nursing Care of Children.
Philadelpia USA: WB sauders Company.
Hurlock E B. (1991). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Markum dkk. (1990). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: IDI.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.