Abstrak
Inovasi pemanfaatan bahan bangunan sangat dibutuhkan mengingat semakin meningkatnya harga bahan
dasar bahan bangunan seperti semen, pasir, kerikil, dll. Salah satu inovasinya adalah memanfaatkan bahan
buangan yaitu batu onyx. Limbah batu onyx ini terdapat di Desa Cigunung Kecamatan Parungponteng
Kabupaten Tasikmalaya. Batu onyx memiliki ciri-ciri berwarna putih kecoklatan dan mempunyai butir-butir
halus dengan ukuran butiran antara 0,5 mm dan 5mm. Limbah dari kerajinan batu onyx dipakai sebagai
bahan pengganti pasir sebagai campuran aspal pada perkerasan jalan. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui kelayakan batu onyx sebagai pengganti pasir, mengetahui pengaruh penggantian pasir dengan
batu onyx terhadap karakteristik marshall, mengetahui perbandingan antara campuran standar dengan
campuran pasir onyx, dan untuk mengetahui komposisi yang menghasilkam kekuatan yang paling optimal.
Beberapa komposisi campuran aspal dilakukan dalam penelitian ini yaitu komposisi 1 (12% HB I, 16% HB
II, 31% HB III, 40% HB IV , 1% filler), komposisi 2 (13% HB I, 12% HB II, 29% HB III, 34% HB IV, 10%
pasir onyx, 1% filler), komposisi 3 (13% HB I, 12% HB II, 29% HB III, 22% HB IV, 22% pasir onyx, 1%
filler), komposisi 4 (13% HB I, 12% HB II, 29% HB III, 10% HB IV, 34% pasir onyx, 1% filler). Hasil yang
didapatkan setelah melakukan pengujian ternyata pasir onyx layak digunakan sebagai bahan pengganti pasir.
Campuran dengan pasir onyx dari hasil parameter marshall yaitu lebih baik daripada campuran standar, dan
dari nilai KAO yang didapat pada campuran dengan 50% (komposisi 3) hasilnya lebih baik di bandingkan
dengan campuran yang lain.
Kata Kunci : onyx, marshall, kadar aspal optimum (KAO),
Abstract
Innovation in the manufacture of building materials is urgently needed considering the increasing prices of
basic building materials such as cement, sand, and gravel. One of the innovations is to utilize waste
material, namely onyx sand found in Cigunung Village, Parungponteng District, Tasikmalaya Regency.
Onyx stone has the characteristics of brownish white and has fine grains with grain sizes between 0.5 mm
and 5 mm. Waste from onyx stone crafts is used as a substitute for sand as a mixture of asphalt on road
pavements. This study was intended to determine the feasibility of onyx sand as a substitute for sand, the
effect of replacing sand with onyx sand on marshall characteristics, to determine the comparison between a
standard mixture and a mixture of onyx sand, and to determine the composition that produces the most
optimal strength. Several asphalt mixture compositions were carried out in this study, namely composition
1 (12% HB I, 16% HB II, 31% HB III, 40% HB IV, 1% filler), composition 2 (13% HB I, 12% HB II, 29%
HB III, 34% HB IV, 10% onyx sand, 1% filler), composition 3 (13% HB I, 12% HB II, 29% HB III, 22%
HB IV, 22% onyx sand, 1% filler), composition 4 (13% HB I, 12% HB II, 29% HB III, 10% HB IV, 34%
onyx sand, 1% filler). The results obtained are that after testing onyx sand, it turns out that onyx sand is
suitable for use as a substitute for sand. The mixture with onyx sand from the Marshall parameter results is
better than the standard mixture, and from the KAO value obtained in the mixture with 50% (composition
3) the results are better than the other mixtures.
Keywords: onyx, marshall, optimum asphalt rate (KAO),
80
60 Hasil
40 No Uraian Satuan Pengujian
20
0 I II
0.01 0.1 1 10 100
Berat contoh kering 386,
Ukuran Saringan (mm) 1. gram 382,2
sebelum di cuci (A) 2
1500
700
rongga pada campuran telah terisi penuh oleh
4.0% 4.5% 5.0% 5.5% 6.0% 6.5% 7.0%
aspal, maka persen kadar aspal yang mengisi
Kadar aspal
VFA
2.5 70
65
1.5 60
5% 5% 6% 6% 7%
VFA (%)
Kadar aspal 55
Pengaruh penambahan onyx untuk nilai flow yaitu Gambar 5. Nilai VFA
semakin banyaknya kadar onyx di setiap campuran
maka semakin kecil pula nilai flow Rongga Dalam Campuran (VIM)
Rongga Terisi Aspal (VFA) Void In Mix (VIM) merupakan persentase rongga
Void Filled by Ashpalt (VFA) merupakan yang terdapat dalam total campuran. Nilai VIM
persentase rongga yang terisi aspal pada campuran berpengaruh terhadap keawetan lapis perkerasan,
setelah dipadatkan. Nilai VFA dipengaruhi jumlah semakin tinggi nilai VIM menunjukkan semakin
tumbukan dan suhu saat campuran aspal besar rongga dalam campuran. Hal ini
dipadatkan, gradasi agregat dan banyaknya kadar mengakibatkan campuran menjadi kurang rapat
aspal. Semakin tinggi nilai VFA maka rongga sehingga air dan udara dapat mudah memasuki
rongga-rongga dalam campuran yang
menyebabkan aspal mudah teroksidasi, sehingga memberikan ruang yang cukup pada aspal agar
menyebabkan lekatan antar butiran agregat dapat melekat pada agregat. VMA digunakan
berkurang yang akan berakibat terjadinya sebagai ruang untuk menampung aspal dan volume
pelepasan butiran dan pengelupasan permukaan rongga udara yang diprlukan dalam campuran
pada lapisan perkerasan. Nilai VIM yang terlalu beraspal panas. Factor-faktor yang mempengaruhi
rendah akan menyebabkan bleeding karena suhu nilai VMA antara laon gradasi agregat, kadar
yang tinggi, maka viskositas aspal menurun sesuai aspal, dan metode pemadatan. Adapun
sifat termoplastisnya. Pada saat itu apabila lapis perbandingan nilai VMA pada variasi campuran
perkerasan menerima beban lalu lintas maka aspal terdapat pada gambar 7.
akan terdesak keluar permukaan karena tidak
Berdasarkan gambar 7 dapat disimpulan bahwa
cukup rongga bagi aspal untuk melakukan
penggunaan batu onyx sebagai agregat halus
penetrasi dalam lapis perkerasan. Nilai VIM yang
menyebabkan nilai VMA mengalami kenaikan dan
lebih dari ketentuan akan mengakibatkan
penurunan dari kondisi normal. Nilai VMA
berkurangnya keawetan lapis perkerasan, karena
mengalami kenaikan dari kondisi normal hingga
rongga yang terlalu besar akan mudah teroksidasi.
mencapai titik tertinggi pada kadar 50% onyx
Penambahan kadar aspal akan menyebabkan
yakni sebesar 22,04%. Sedangkan pada kadar 75%
semakin kecil nilai VIM, hal ini disebabkan aspal
pasir onyx, nilai VMA justru mengalami
lebih banyak mengisi rongga-rongga dalam
penurunan yakni sebesar 19,85%. Meskipun
campuran sehingga rongga-rongga di dalam
demikian hasil tersebut masih memenuhi
campuran perkerasan AC-BC semakin kecil.
persyaratan Bina Marga untuk campuran AC yaitu
Spesifikasi umum bina marga (2010), memberi minimum 14%. Nilai VMA yang terlalu tinggi
batasan untuk VIM 3,5%dan maksimum 5%. nilai menunjukan bahwa rongga udara antar mineral
VIM untuk variasi kadar aspal dengan variasi agregat lebih besar, kondisi ini akan menyebabkan
kadar pasir onyx dapat dilihat pada gambar perkerasan jalan tidak tahan lama nantinya.
dibawah. Penambahan kadar aspal menyebabkan
VMA
mengecilnya nilai VIM, hal ini dikarenakan 25
penambahan kadar aspal dapat menyebabkan aspal 23
lebih banyak mengisi rongga dalam campuran. 21
VMA (%)
13
4.0% 4.5% 5.0% 5.5% 6.0% 6.5% 7.0%
VIM Kadar aspal
10.5
standar 25% onyx 50% onyx 75% onyx
9.5
spesifikasi
8.5
7.5
6.5 Gambar 7. Nilai VMA
VIM (%)
5.5
4.5
3.5 Marshall Quotient
2.5
1.5
4.0% 4.5% 5.0% 5.5% 6.0% 6.5% 7.0% 7.5% MQ (Marshall Quotient) merupakan hasil bagi
Kadar aspal
antara stabilitas dengan flow. Nilai Marshall
Quotient akan memberikan nilai fleksibilitas
standar 25% onyx 50% onyx 75% onyx spec atas
spec bawah
MQ
900
800
Gambar 10. KAO campuran standar
700
600
MQ (kg/mm)
500
400
300
200
100
4.0% 4.5% 5.0% 5.5% 6.0% 6.5% 7.0%
Kadar aspal
Gambar 8. Nilai MQ
VIM PRD
Hasil penelitian terlihat nilai VIM PRD lebih kecil
dibandingkan dengan VIM marshall. Kecilnya
VIM refusal dipengaruhi oleh pemadatan yang Tabel 7. Hasil pengujian menggunakan KAO
berbeda, yaitu ditumbuk dengan 200 kali campuran standar
tumbukan untuk satu sisi. Maka nilai VIM PRD
menunjukan bahwa campuran semakin padat. No
Jenis Pengujian
Hasil
Spesifiaksi Satuan
. Penguian
Standar
25% onyx
Selanjutnya menentukan kadar aspal optimum
pada setiap variasi campuran, di dapat nilai kadar
aspal optimum pada camapuran standar yaitu
5,8%, kemudian membuat kembali benda uji untuk Density
mengetahui nilai parameter marshal dengan Stability
menggunakan nilai KAO yang sudah di dapat. VMA
VFB
VIM
VIM. PRD
Flow
MQ
Quotient
Rongga dalam
4 campuran 4,27 3,0 - 5,0 %
(VIM)
Rongga dalam
5 15,51 Min. 14 %
Agregat (VMA)
Gambar 11. KAO campuran 25% onyx 6
Rongga Terisi
72,46 Min. 65 %
Aspal (VFA)
7 Kadar Aspal 5,40 - %
Tabel 8. Hasil pengujian menggunakan KAO
Kepadatan
campuran 25% 8
Membal (PRD)
2,11 Min 2,0 %