Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK RESOURCE LEVELING TERHADAP ALOKASI TENAGA KERJA

DALAM PROYEK KONSTRUKSI

Oleh :
Gini Hartati

ABSTRAK

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang berpengaruh yerhadap penyelesaian proyek
kostruksi. Pada tahapan ini seringkali muncul masalah yang berkaitan dengan pengaturan tenaga
kerja. Tidak meratanya ketersediaan tenaga kerja berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja pada
proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh resource leveling terhadap alokasi tenaga
kerja pada proyek konstruksi. Sementara data yang digunakan adalah data yang telah ada seperti
time schedule dan daftar kuantitas dan harga. Teknik analisis data menggunakan menggunakan
resource leveling dengan bantuan Microsoft Project.
Hasil penelitian menunjukan bahwa resource leveling pada tenaga kerja (tukang gali, tukang batu,
dan pekerja) berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja pada proyek konstruksi. Penumpukan
tenaga kerja yang etrjadi pada kondisi normaldapat dirata-ratakan setelah menerapkan resource
leveling, sehingga alokasi tenaga kerja menjadi lebih baik .

Kata kunci : Resource Leveling, Alokasi Tenaga Kerja dan Proyek Konstruksi

PENDAHULUAN Larson, 2009). Tanpa mengabaikan sumber


Proyek konstruksi merupakan suatu daya yang lain, ketersediaan tenaga kerja
rangkaian kegiatan yang hanya satu kali berpengaruh terhadap penyelesaian proyek
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu konstruksi (Syah, 2006).
pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Dengan pengelolaan tenaga kerja yang baik
terdapat proses yang mengolah sumber daya akan berdampak terhadap penyelesaian
proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang proyek konstruksi. Tetapi pada fase
berupa bangunan. Selain itu, proyek konstruksi kontraktor seringkali mengalami
konstruksi memiliki tiga karakteristik, yaitu banyak masalah berkaitan dengan alokasi
unik, membutuhkan sumber daya (resource) tenaga kerja proyek konstruksi (Soeharto,
dan membutuhkan organisasi (Ervianto, 1997). Time Schedule proyek biasanya
2008) menjadi acuan untuk pengelolaan proyek dan
Di dalam proyek konstruksi terdapat lima didalamnya memuat informasi tentang nilai
sumber daya, yaitu material, manusia, masing-masing pekerjaan , bobot, durasi
metode, mesin dan money(dana) atau masing-masing pekerjaan, durasi total untuk
terkenal dengan sebutan 5M (Gray dan penyelesaian pekerjaan dan prosentase

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 93
pekerjaan. Jika ingin mengetahui alokasi melakukan perataan sumber daya ini adalah
tenaga kerja maka harus dilakukan analisi dengan menerapkan resource leveling.
terlebih dahulu secara mendalam terhadap Metode resource leveling ini adalah sebuah
time schedule yang ada. Alokasi tenaga kerja teknik dimana tanggal mulai dan tanggal
yang tidak merata akan menimbulkan selesai pekerjaan disesuaikan dengan
masalah bagi kontraktor. Gambar 1 keterbatasan resource dengan tujuan untuk
menampilkan alokasi tenaga kerja pada menyeimbangkan antara kebutuhan dan
proyek konstruksi. pasokan pada resource yang tersedia.
Gambar tersebut menunjukan alokasi tenaga Resource leveling ini dapat digunakan
kerja yang tidak merata setiap minggunya. apabila resource digunakan secara
Pada minggu ke-7, 8 dan 9 terjadi bersamaan, atau resource yang penting
penumpukan tenaga kerja, sedangkan pada tersedia pada waktu tertentu atau dengan kata
minggu-minggu yang lain jumlah tenaga lain resource tersedia dalam jumlah terbatas.
kerja sangatlah sedikit. Hal ini menunjukan Dan bisa pula resource dialokasikan lebih
bahwa penempatan atau alokasi tenaga kerja (overallocated). Ketika resource digunakan
pada proyek konstruksi belum dilakukan untuk dua atau lebih kegiatan pada jangka
secara baik. Tidak meratanya alokasi tenaga waktu yang sama, atau untuk menjaga
kerja berdampak terhadap efektifitas tenaga penggunaan resource pada tingkat konstan.
kerja dan efisiensi biaya proyek konstruksi. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis
Untuk menatasi masalah tidak meratanya pengaruh resource leveling terhadap alokasi
tenaga kerja maka perlu dilakukan perataan tenaga kerja pada proyek konstruksi.
sumber daya. Salah satu metode untuk

Gambar 1. Alokasi Tenaga Kerja pada Proyek Konstruksi

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 94
MATERI DAN METODE Konstruksi teknik melibatkan struktur
Proyek Konstruksi yang direncanakan dan didesain
Menurut Ervianto (2005), proyek konstruksi secara khusus oleh para ahli dan
merupakan suatu kegiatan yang hanya satu dibuat untuk memenuhi kebutuhan
kali dilaksanakan dan umumnya berjangka masyarakat yang berhubungan
waktu pendek. Dipohusodo (2000) dengan infrastruktur. Jenis konstruksi
menyatakan bahwa proyek konstruksi ialah ini adalah konstruksi jalan.
proyek yang berkaitan dengan upaya 3. Konstruksi Industri
pembangunan sesuatu bangunan Konstruksi industry biasanya
infrastruktur, yang pada umumnya mencakup mencakup proyek-proyek teknik
pekerjaan pokok yang didalamnya termasuk tingkat tinggi dalam manufaktur dan
dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. proses produksi. Dalam beberapa
Berdasarkan definisi diatas dapat dijabarkan kasus, kontraktor dan arsitek berada
bahwa proyek konstruksi memiliki rangkaian pada suatu perusahaan untuk
kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali mendesain dan melaksanakan
saja, dengan durasi yang pendek dengan hasil pembangunan pabrik untuk pemilik.
akhir berbentuk bangunan. Secara umum Pada Penelitian ini proyek konstruksi yang
proyek-proyek konstruksi terbagi menjadi ditinjau termasuk konstruksi gedung, yaitu
tiga (3) yaitu : Proyek Pembangunan Gedung Kesenian Jl .
1. Konstruksi Gedung Djuanda Kabupaten Ciamis.
Konstruksi gedung adalah bangunan
yanga digunakan sebagai fasilitas TENAGA KERJA PROYEK
umum, misalnya bangunan KONSTRUKSI
institusional pendidikan, industry Menurut Adianto dan Putro (2007), proyek
ringan (gudang), bangunan konstruksi memiliki tiga jenis Sumber
komersial, social dan tempat rekreasi. Daya utama yaitu tenaga kerja, material dan
Jenis bangunan pada konstruksi ini peralatan. Tenaga kerja terbagi menjadi dua,
adalah gedung perkantoran, pusat berdasarkan upah yang diterima, yakni :
perbelajaan, apartemen dan sekolah. 1. Tenaga kerja dengan upah tetap.
2. Konstruksi Teknik Tenaga kerja ini adalah proyek

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 95
manejer, pengawas proyek, engineer, resources dan pola penyebaran yang logis,
sekretaris dan pekerja-pekerja tetap. sehingga durasi proyek tidak berlebihan.
Mereka biasanya digaji selamaproyek Variasi penyebaran resources dari satu period
berlangsung. eke periode lainnya diusahakan dapat tetap
2. Tenaga kerja dengan upah per satuan pada suatu batas minimum kebutuhannya,
waktu. Tenaga kerja ini dipekerjakan sehingga dengan kemampuan yang dan
untuk melakukan suatu kegiatan ketersediaan resources yang ada ( Husen,
tertentu, seperti tukang kayu, tukang 2015).
batu, tukang elektrikal dan lain-lain. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
Tenega kerja ini biasanya diupah resources leveling adalah mengidentifikasi
berdasrakan lamanya bekerja dalam resources yang terbatas dan yang dibutuhkan
hitungan jam atau hari. untuk seluruh jumlah durasi dari suatu
Resource Leveling proyek. Ini karena alokasi resources yang
Resource leveling adalah suatu proses langka dan ketersediaannya terbatas, maka
meminimalisir tidak meratanya penggunaan harus diprioritaskan (Kurniawan, 2009). Bila
resource selama proyek berlangsung. ketersediaannya tidak mencukupi maka
Resource yang dimaksud disini adalah tenaga pengadaannya akan membutuhkan biaya
kerja proyek konstruksi. Resource leveling lebih tinggi. Resource
biasanya dilakukakn dengan menunda Leveling dimaksudkan agar alokasi tingkat
kegiatan yang tidak kritis selama float yang pemakaian resource dapat diketahui,
dimiliki masih ada. Resource leveling ini sehingga penyelesaian proyek menjadi lebih
memiliki tujuan untuk memeratakan jumlah logis (Mandey, 2013). Dalam resource
penggunaan resource tanpa meningkatkan leveling biasanya durasi proyek dianggap
atau menambah durasi waktu kegiatan. tetap sedangkan jumlah resource diatur
Meratakan sumber daya tersebut dengan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
prinsip mengurangi jumlah tenaga kerja ketersediaan. Salah satu software yang bisa
puncak dan menambahkannya pada suatu digunakan untuk analisis resources leveling
unit waktu dengan jumlah penggunaan adalah Microsoft project.
resource yang relative sedikit (Ardentius
2014) Tujuan dari resources leveling adalah METODE
untuk menjadwalkankegiatan pada proyek Penelitian ini dibagi menjadi 5 (lima) tahap
yang disesuaikan dengan ketersediaan (Sugiyono, 2010). Tahap pertama merupakan

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 96
tahap pendahuluan yang berusaha digunakan pada penelitian. Data yang
memetakan informasi, data sekunder yang diperoleh adalah time schedule dan daftar
sudah ada terkait dengan penelitian. Dari kuantitas dan harga. Tahap ke empat adalah
latar belakang akan dijumpai permasalahan tahap hasil adan pembahasan. Tahap ini
dan tujuan penelitian yang akan dicari bertujuan untuk mengolah data, analisis data
solusinya. Tahap kedua adalah kajian dan pembahasan. Tahap kelima adalah tahap
pustaka. Permaslahan dan tujuan penelitian simpulan dan saran. Tahap ini merupakan
dikaji lebih mendalam berdasarkan pustaka tahap akhir dari penelitian ini yaitu dengan
yang berhubungan dengan penelitian. Tahap menyimpulkan hasil penelitian dan
ketiga adalah pengumpulan data. Tahap ini memberikan saran. Tahap penelitian dapat
bertujuan untuk mendapatkan data yang akan dilihat secara lengkap pada gambar 2.

Gambar 2. Tahapan Penelitian

GAMBARAN UMUM tukang gali, tukang batu, tukang besi, tukang


Penelitian ini dilakukan pada proyek gedung kayu dan tukang cat.
kesenian milik Pemerintah Kabupaten
Ciamis Propinsi Jawa Barat Jl. Djuanda Analisis Resource Leveling
selama 4 bulan, dimulai dari bulan Juli- Setelah data penelitian diolah kemudian
Oktober 2016. Penelitian ini difokuskan pada diperoleh data yang siap untuk dianalisis.
sumber daya (resource) proyek konstruksi. Analisis resource leveling terhadap tenaga
Resource atau sumber daya yang dimaksud kerja dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan
pada penelitian ini adalah tenaga kerja, yang yang berada pada lintasan non kritis, analisis
dalam hal ini adalah tukang dan pekerja. resource leveling dilakukan dengan program
Adapaun tukang yang ditinjau pada banyuan Microsoft
penelitian ini terbagi menjadi lima, yaitu:

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 97
Project. Hasil analisis resource leveling Gambar 3 menunjukan diagram batang pada
terhadap alokasi tenaga kerja ditampilkan kondisi normal (sebelum leveling) tukang
dalam bentuk diagram batang sebelum dan gali. Pada kondisi tersebut menunjukan
sesudah leveling. Analisis yang ditinjau terjadi overallocated (kelebihan alokasi) pada
adalah : minggu ke-3 dengan jumlah tukang gali
a. Tukang Gali mencapai 3700% atau 37 orang (1 orang
tenaga kerja = 100%).

Gambar 3. Digram Batang Sebelum Leveling pada tukang Gali

Gambar 4. Diagram Batang Sebelum dan Sesudah Leveling Pada Tukang Gali

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 98
b. Tukang Batu dilakukan leveling terjadi perubahan yang
Gambar 7 menunjukan diagram batang pada signifikan pada alokasi tukang batu.
kondisi normal (sebelum leveling) tukang Penggunaan minggu ke-8 sebanyak 27 orang
besi. Pada kondisi tersebut menunjukan berubah menjadi 5 orang, penggunaan
terjadinya overallocated pada minggu ke-6 minggu ke-9 sebanyak 26 orang berubah
sebanyak 1800% (18 orang). menjadi 8 orang, pengunaan minggu ke-10
Hasil analisis resource leveling pada tukang sebanyak 29 orang berubah menjadi 17
batu ditunjukan pada gambar 6. orang, penggunaan minggu ke-11 sebanyak
Perbandingan hasil sebelum dan sesudah 15 orang meningkat menjadi 18 orang,
leveling menunjukan bahwa terjadi penggunaan minggu ke-12 dari tidak ada
perubahan alokasi terhadap tukang batu. Dan tukang batuberubah menjadi 11 orang
gambar 6 pun menunjukan bahwa setelah

Gambar 5. Diagram batang sebelum leveling Pada Tukang Batu

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 99
Gambar 6. Diagram Batang Sebelum dan Sesudah Leveling

c. Tukang Besi besi. Gambar 8 menunjukan bahwa setelah


Gambar 7 menunjukan diagram batang pada dilakukan leveling terjadi perubahan yang
kondisi normal (sebelum leveling) tukang sangat signifikan pada alokasi tukang batu.
besi. Pada kondisi tersebut menunjukan Penggunaan minggu ke-6 sebanyak 18 orang
terjadinya overallocated pada minggu ke-6 berubah menjadi 17 orang, penggunaan
sebanyak 1800% (18 orang). minggu ke -7 sebanyak 11orang bertambah
Hasil analisi resource leveling pada tukang menjadi 12 orang, penggunaan minggu ke-8
besi ditunjukan dalam gambar 8. sebanyak 8 orang berkurang menjadi 5 orang
Perbandingan hasil sebelum dan sesudah dan penggunaan mingguke-9 sebanyak 4
leveling menunjukan bahwa telah orang bertambah menjadi 7 orang.
terjadiperubahan alokasi terhadap tukang

Gambar 7. Diagram Batang Sebelum Leveling pada Tukang Besi

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 100
Gambar 8. Diagram Batang Sebelum dan Sesudah Leveling

d. Tukang Kayu minggu ke-7 sebanyak 21 orang bertambah


Gambar 9. Menunjukan diagram batang pada menjadi 24 oarang< pengunaan minggu ke-8
kondisi normal (sebelum leveling) tukang sebanyak 13 orang berkurang menjadi 9
kayu. Pada kondisi tersebut menunjukan oarang, penggunaan minggu ke -9 sebanyak
overallocated pada minggu ke-6 sebanyak 18 orang meningkat menjadi 22 orang,
3300% (33 orang), minggu ke-10 sebanyak penggunaan minggu ke-10 sebanyak 31
3100% (31 orang), dan minggu ke-11 orang berkurang menjadi 30 orang,
sebanyak 3900% (39 orang). penggunaan minggu ke-11 sebanyak 39
orang berkurang menjadi 30 oarang,
Hasil analisis resource leveling pada tukang penggunaan minggu ke-12 sebanyak 20
kayu ditunjukan pada gambar 10. orang meningkat menjadi 26 orang,
Perbandingan hasil sebelum dan sesudah penggunaan minggu ke-13 sebanyak 8 orang
leveling menunjukan bahwa telah terjadi meningkat menjadi 10 orang, penggunaan
perubahan alokasi terhadap tukang kayu, minggu ke14 sebanyak 11 orang berkurang
menjadi 6 orang, penggunaan minggu ke -15
Gambar 10 menunjukan bahwa setelah sebanyak 2 orang meningkat menjadi 6
dilakukan leveling terjadi perubahan ang orang, pengunaan minggu ke-16 sebanyak 0
signifikan pada alokasi tukang kayu, menjadi 2 orang, penggunaan minggu ke-17
penggunaan minggu ke-6 sebanyak 33 orang sebanyak 1 orang meningkat menjadi 2
berubah menjadi 30 orang, penggunaan orang.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 101
Gambar 9. Diagram Batang sebelum leveling pada Tukang Kayu

Gambar 10. Diagram Batang Sebelum dan Sesudah Leveling pada Tukang Kayu

e. Pekerja 7700% (77 orang), minggu ke-9 sebanyak


Gambar 11 menunjukan diagram batang pada 6400% (64 orang) dan minggu ke-6 sebanyak
kondisi normal (sebelum leveling) pekerja. 6100% (61 orang).
Pada kondisi tersebut menunjukan terjadi Hasil analisis resource leveling pada pekerja
overallocated pada minggu ke-6 sebanyak ditunjukan pada gambar 11. Perbandingan
6300% (63 orang), minggu ke-7 sebanyak hasil sebelum dan sesudah leveling
7800% (78 orang), minggu ke-8 sebanyak menunujukan bahwa telah terjadi perubahan

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 102
alokasi terhadap tenaga kerja. Gambar 12 42 orang bertambah menjadi 48 orang,
menunjukan bahwa setelah dilakukan Penggunaan minggu ke-12 sebanyak 63
leveling terjadi perubahan yang signifikan orang berkurang menjadi 54 orang,
pada alokasi pekerja. Penggunaan minggu Penggunaan minggu ke-13 sebanyak 37
ke-6 sebanyak 63 orang berkurang menjadi orang meningkat menjadi 53 orang,
54 orang, Penggunaan minggu ke-7 sebanyak Penggunaan minggu ke-14 sebanyak 39
78 orang berkurang menjadi 49 orang, orang meningkat menjadi 54 orang,
Penggunaan minggu ke-8 sebanyak 77 orang Penggunaan minggu ke-15 sebanyak 28
berkurang menjadi 49 orang, Penggunaan orang meningkat menjadi 42 orang,
minggu ke-9 sebanyak 64 orang berkurang Penggunaan minggu ke-16 sebanyak 23
menjadi 53 orang, Penggunaan minggu ke-10 orang meningkat menjadi 31 orang,
sebanyak 61 orang berkurang menjadi 51 Penggunaan minggu ke-17 sebanyak 38
orang, Penggunaan minggu ke-11 sebanyak orang meningkat menjadi 54 orang.

Gambar 11. Diagram Batang Sebelum Leveling pada Pekerja

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 103
Gambar 12. Diagram Batang Sesudah dan Sebelum Leveling pada Pekerja

dilakukan leveling, dimana terjadi tenaga


kerja optimum yang jumlahnya akan
f. Tuakang Cat
berkurang dibandingkan pada overallocated.
Tenaga kerja berupa tukang cat tidak dapat
Selain itu jumlah tenaga kerja yang lain akan
dilakukan resources leveling, karena item
diratakan pada minggu-minggu yang lain.
pekerjaan pengecatan berada pada minggu
Hal ini menunjukan bahwa resource leveling
terakhir, sehingga tidak terdapat waktu luang
berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja
(Float) yang cukup untuk penundaan (delay)
pada proyek konstruksi. Pada kondisi normal
seperti pekerjaan lain. Secara singkat
(sebelum leveling) terjadi penumpukan
rekapitulasi analisis resource leveling pada
tenaga kerja (overallocated) pada 1-5
tabel .
minggu, sedangkan setelah dilakukan
Rekapitulasi hasil analisis resources leveling
leveling alokasi tenaga kerja menjadi lebih
pada table 1 menunjukan bahwa terjadi
merata karena tersebar 2-12 minggu.
perubahan alokasi tenaga kerja dari
overallocated menjadi optimum setelah

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 104
Table 1. Rekapitulasi tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Leveling

TENAGA SEBELUM LEVELING SESUDAH LEVELING


NO KETERANGAN
KERJA
OVERALLOCATED WAKTU OPTIMUM WAKTU
2000% (37
1 Tukang Gali 3700% (37 orang) Minggu ke-3 orang) Minggu ke-3
2400% (24 Minggu ke-
2 Tukang Batu 2700% (27 orang) Minggu ke-7 orang) 14
2400% (24 Minggu ke-
2600% (26 orang) Minggu ke-8 orang) 15
2400% (24 Minggu ke-
2900% (29 orang) Minggu ke-9 orang) 16
Minggu ke-
Tenaga Kerja
2700% (27 orang) 17
yang
1700% (17 overallocated
Tukang Besi 1800% (18 orang) Minggu ke-6 orang) Minggu ke-6 kemudian
3000% (30 diratakan dengan
4 Tukang Kayu 3300% (33 orang) Minggu ke-6 orang) Minggu ke-6 melakukan
Minggu ke- 3000% (30 Minggu ke- leveling, sehingga
3100% (31 orang) 10 orang) 10 diperoleh tenaga
Minggu ke- 3000% (30 Minggu ke- kerja optimum
3900% (39 orang) 11 orang) 11 yang jumlahnya
5 Tukang Cat berada dibawah
5400% (54 overallocated
6 Pekerja 6300% (63 orang) Minggu ke-6 orang) Minggu ke-6
5400% (54 Minggu ke-
7800% (78 orang) Minggu ke-7 orang) 14
7700% (77 orang) Minggu ke-8
6400% (64 orang) Minggu ke-9
Minggu ke-
6100% (61 orang) 10

SIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian menunjukan bahwa resource
DAFTAR PUSTAKA
leveling pada tenaga kerja (tukang gali, Ervianto, W.I. 2005. Manajemen Proyek
Konstruksi. Edisi Revisi Penerbit Andi.
tukang batu, tukang besi, tukang kayu dan
Yogyakarta.
pekerja) berpengaruh signifikan terhadap Gray, C.F. dan Larson. E. W. 2007.
Manajemen Proyek Proses Manajerial.
alokasi tenaga kerja menjadi lebih merata.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Dengan alokasi tenaga kerja yang lebih Husen, A. 2011. Manajemen Proyek
Perencanaan Penjadwalan dan
merata secara tidak langsung berdampak
Pengendalian Proyek. Penerbit Andi
terhadap pengaturan biaya tenaga kerja. Yogyakarta.
Dipohusodo. I. 1996. Manajemen Proyek dan
Kontraktor akan lebih mudah mengatur biaya
Konstruksi. Kanisius. Yogyakarta.
konstruksi jika alokasi tenaga kerja lebih Kurniyawan. D. 2007. Analisis Anggaran
Biaya Resource Leveling untuk Efisiensi
merata. Pada penelitian ini alokasi tenaga
Tenaga Kerja pada Proyek Pembangunan
kerja yang dihasilkan belum Gedung Sekolah Menengah Umum Al-Azhar
di Bumi Serpong Damai.
memperhitungkan dampaknya terhadap
proyek konstruksi.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 105
RIWAYAT PENULIS

Gini Hartati, S.T., M.T.

Lahir di Ciamis, 02 April 1970


S1 : Teknik Sipil Universitas Borobudur
Jakarta 1996
S2 : Teknik Industri Universitas Pasundan
Bandung 2005
Dosen Tetap Yayasan Pendidikan Galuh
Ciamis Program Studi Teknik Sipil
Universitas Galuh Ciamis

Jurnal Media Teknologi


Vol. 04 No. 01 Agustus 2017 106

Anda mungkin juga menyukai