Anda di halaman 1dari 39

0

SEJARAH BOLA VOLI

Bola voli merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh dua tim atau
regu yang saling berlawanan. Setiap regu hanya memiliki pemain yaitu 6
orang dalam sebuah pertandingan dan dapat digantikan oleh pemain
cadangan jika pemain inti mengalami cidera. Pada permainan ini tumpuan
utamanya adalah pada kekuatan tangan, lompatan dan kekuatan kaki.

Olahraga ini menggunakan kedua tangan boleh juga menggunakan kaki


pada saat yang dibutuhkan. Lapangan bola voli memiliki panjang 18 meter
dan lebar 9 meter. Jarak garis batas serang untuk pemain belakang adalah
3 meter diukur dari garis tengah atau posisi sejajar dengan jaring. Garis
tepi lapangan memiliki ukuran 5 centi meter.

Bola voli memiliki lingkaran keliling dari 65 sampai 67 centi meter. dan
berat dari 260 sampai 280 gram. dan memiliki angin dalam bola adalah
sekitar 4,26 sampai 4,61 psi. Ukuran tinggi net putra adalah 2,43 meter
dan untuk net putri adalah 2,24 meter. Sistem poin pada permainan ini
adalah dengan menentukan banyaknya poin yang diperoleh dari bola yang
memasuki area dalam lapangan lawan tetapi, jika bola keluar dari area
lawan maka lawan akan mendapatkan point.

Olahraga bola voli diawasi oleh FIVB (Federation Internationale de Volleyball)


didirikan pada tahun 1948 sebagai induk organisasi international yang
beranggotakan 15 negara. Sedangakan bila di Indonesia diawasi langsung
dan di naungi oleh PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia).

Sejarah Bola Voli

Olahraga bola voli pada saat awal ditemukan dan diberi nama dengan
Mintonette. Permaianan bola voli pertama kali ditemukan oleh William G.
Morgan yang lahir pada tahun 1870 di Lockport, New York. Disaat itu
Morgan bekerja sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani (Director of
Phsycal Education) tepatnya pada tahun 9 Februari 1895, di Holyoke,
Massachusetts Amerika Serikat .

Inspirasi datang ketika Morgan bertemu dengan James Naismith adalah


Pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861.
Saat itu terciptalah olahraga baru yang bernama Mintonette. Morgan adalah
lulusan Springfield College of YMCA dan selama hidupnya Morgan selalu
mendedikasikannya sebagai instruktur pendidikan jasmani. Ia menciptakan
permainan ini kurang lebih membutuhkan waktu selama empat tahun
dengan melakukan kombinasib dari berbagai macam jenis permaianan.

Permaianan Mintonette merupakan gabungan dari empat jenis olahraga


yang kemudian dijadikan menjadi satu permaianan. Gabungan empat
olahraga tersebut adalah

1. Olahraga bola basket

1
2. Olahraga baseball
3. Olahraga tenis
4. Olahraga bola tangan (handball)

Perubahan Nama Mintonette menjadi Volley Ball (Bola voli)

Perubahan nama ini terjadi pada tahun 1896, ketika terjadi demonstrasi
pertandingan perdana di International YMCA Training School. Saat itu
Director of the Professional Physical Education Training School yang
bernama Dr. Luther Halsey Gulick memberikan surat panggilan kepada
morgan terkait dengan permaianan yang telah ia ciptakan dan akan
dipresentasikan atau didemonstrasikan di stadion kampus yang baru.

Kampus YMCA mejadi tempat dimana diadakanya sebuah konferensi yang


di hadiri oleh semua instruktur pendidikan jasmani. Ketika itu Morgan
memanfaatkan kesempatan tersebut dengan membawa dua tim, dimana
setiap tim mempunyai lima orang pemain. kemudian morgan menjelaskan
permaianan ini dapat dilakuakan di dalam runagan (indoor) maupun di luar
rungan (outdoor) dengan sangat leluasa. Saat itu juga Morgan menjelaskan
permainan ini dapat dilakukan oleh banyak pemain tidak memiliki batasan
jumlah pemain yang menjadi standar. Permaianan ini dilakukan dengan
tujuan mempertahankan bola agar bergerak melewati net yang tinggi dari
wilayah ke wilayah lawan.

Sejarah permainan Bola Voli di Indonesia

Masuknya permainan bola voli dimulai ketika masuknya masa penjajahan


belanda melalui jalur perdagangan pada tahun 1928. Perkembangan
permainan bola voli sangatlah begitu cepat di Indonesia, hal ini desebabkan
karena kebutuhan olahraga rakyat indonesia yang begitu besar. Maka dari
itu permainan bola voli masuk dalam pertandingan pekan olahraga nasional
(PON) ke 2 pada tahun 1952 yang diadakan di kota Jakarta. Sampai saat ini
bola voli termasuk cabang olahraga resmi yang selalu ada disetiap
kejuaraan di Indonesia.

Induk organisasi yang ada di Indonesia yaitu persatuan bola voli seluruh
indonesia (PBVSI) berdiri pada tanggal 22 Januari 1955. Dan yang
menjabat sebagai ketuanya adalah W. J. Latumenten. Kemudian setelah
berdirinya induk organisasi indonesia berdiri, maka pertama kali diadakan
sebuah kongres dan kejuaraan nasional yaitu pada tanggal 28 sampai 30
Mei 1955 yang diselenggarakan di Jakarta.

Sekian artikel yang mempelajari tentang sejarah bola voli. Mungkin ada
beberapa informasi yang kamu baru ketahui setelah membaca artikel ini.
Baca juga artikel Teknik passing bawah dan passing atas bola voli yang
harus kamu ketahui supaya permainan voli menjadi lebih profesional.

2
SEJARAH SEPAK BOLA

Sejarah olahraga sepak bola (permainan menendang bola) dimulai sejak


abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Tiongkok. Pada masa Dinasti Han
tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring
kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari.
Di Italia, permainan menendang dan membawa bSejarah olahraga sepak
bola (permainan menendang bola) dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3
sebelum Masehi di Tiongkok. Pada masa Dinasti Han tersebut, masyarakat
menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan
serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia,
permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai
abad ke-16.

Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dengan menetapkan


peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh banyak
kalangan. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak
kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III
melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari
Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada
tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi
terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola
modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah
dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan
tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara
olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa
bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-
an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke
berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola
dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi
dimainkan diberbagai negara. ola juga digemari terutama mulai abad ke-16.

Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dengan menetapkan


peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh banyak
kalangan. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak
kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III
melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari
Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada
tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi
terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola
modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah
dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan
tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara
olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa
bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-
an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke
berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola
dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi
dimainkan diberbagai negara.

3
Sepak bola di Indonesia

Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak


Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan
pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi
tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering
digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-
alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan
terhadap kebangkitan "Sepak Bola Kebangsaan", Paku Buwono X
mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepak bolaan Indonesia
semakin gencar.

Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola


Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak
diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era
sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing
dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro,
Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI
telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan
penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi
Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.
Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita
dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan
U-23).

4
Sejarah bola basket
Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak
sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith,
seorang guru olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah perguruan
tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat
Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di
ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim
dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia
mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang
sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.

Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu


keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang
tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah
keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswa
untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada


tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr.James Naismith. Basket adalah
sebutan yang diucapkan oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun
segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatik
ditempatkan di seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi
pertandingan pun dilaksanakan di seluruh kota-kota negara bagian
Amerika Serikat.

Pada awalnya, setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble,
sehingga bola hanya dapat berpindah melalui lemparan. Sejarah peraturan
permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh
James Naismith.

Bola basket di Indonesia


Ada beberapa informasi mengatakan masuknya basket bersamaan dengan
kedatangan pedagang dari Cina menjelang kemerdekaan. Tepatnya, sejak
1894, bola basket sudah dimainkan orang-orang Cina di Provinsi Tientsien
dan kemudian menjalar ke seluruh daratan Cina. Mereka yang berdagang
ke Indonesia adalah kelompok menengah kaya yang memilih olahraga dari
Amerika itu sebagai identitas kelompok Cina modern.

Informasi ini diperkuat fakta menjelang dan pada awal kemerdekaan klub-
klub bola basket di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung,
Semarang, DI Yogyakarta, dan Surabaya sebagian besar tumbuh dari
sekolah-sekolah Cina. Dari klub itu pula kemudian lahir salah seorang
pemain legenda Indonesia, Liem Tjien Siong yang kemudian dikenal dengan
nama Sonny Hendrawan (Pada 1967 Sonny terpilih sebagai Pemain Terbaik
pada Kejuaraan Bola Basket Asia IV di Seoul, Korea Selatan. Waktu itu, tim
Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah Filipina, Korea, dan Jepang).

5
Pada 1948, ketika Negara Indonesia menggelar PON I digelar di Solo, bola
basket, sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.
Ini membuktikan bahwa basket cepat memasyarakat dan secara resmi
diakui Negara. Tiga tahun kemudian, Maladi sebagai Sekretaris Komite
Olimpiade Indonesia (KOI) yang kemudian menjadi Menteri Olahraga,
meminta Tonny Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi
bola basket. Namun akhirnya karena tuntutan kebutuhan untuk
menyatukan organisasi basket, disepakati pembentukan Persatuan Bola
Basket Seluruh Indonesia pada 1955, disingkat Perbasi.

6
Sejarah TENIS MEJA
Tenis meja dibuat di Inggris sekitar abad ke-19, di mana dimainkan oleh
orang kelas atas sebagai permainan indoor setelah makan malam. Tenis
meja mempunyai beberapa nama, salah satunya "whiff-whaff", dan
disarankan bahwa permainannya pertama kali dikembangkan oleh tentara
Inggris di India atau Afrika Selatan, di mana mereka membawanya kembali
ke Inggris. Sebaris buku disusun ditengah meja sebagai net, di mana dua
bukunya berfungsi untuk memukul bola golf. Nama "ping-pong" digunakan
hampir semua negara sebelum perusahaan Inggris J. Jaques & Son Ltd
menjadikannya merek dagang pada tahun 1901. Nama "ping-pong"
kemudian lebih digunakan untuk permainan yang dimainkan peralatan
Jaques, dengan perusahaan lain menyebutnya tenis meja. Situasi yang
sama terjadi juga di Amerika Serikat, di mana Jaques menjual hak nama
"ping-pong" kepada Parker Brothers. Parker Brothers lalu menjadikannya
merek dagang tahun 1920-an, membuat organisasi lainnya mengubah
nama menjadi "tenis meja" dibanding menggunakan nama yang lebih
umum, namun dengan merek dagang.

Inovasi besar berikutnya dilakukan oleh James W.Gibb, pencinta tenis


meja, yang menemukan bola seluloid dalam perjalanan menuju AS tahun
1901 dan menurutnya cocok untuk permainan. Ini diikuti E.C. Goode yang,
pada tahun yang sama, menciptakan versi modern dari raket dengan
memasang selembar karet yang diberi bintik, ke kayu yang sudah diasah.
Tenis meja mulai terkenal pada tahun 1901 disebabkan turnamen yang
dibuat, buku yang menuliskan tentang tenis meja, dan kejuaraan dunia
tidak resmi pada tahun 1902. Pada awal 1900an, permainan ini dilarang di
Russia karena penguasa pada masa itu percaya bahwa memainkan tenis
meja memiliki efek yang buruk pada penglihatan pemain

Tahun 1921, Asosiasi Tenis Meja (TTA) dibuat di Inggris, dan diikuti
Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) pada tahun 1926. London menjadi
tuan rumah Kejuaraan Dunia resmi pertama tahun 1926. Tahun 1933,
Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat, sekarang disebut, Tenis Meja Amerika,
dibentuk.

Tahun 1930, Edgar Snow berkomentar di Red Star Over China bahwa pihak
Komunis di Perang Saudara China mempunyai "hasrat untuk Tenis Meja
asal Inggris" yang menurutnya "ganjil".

Tahun 1950an, raket yang menggunakan lembaran karet digabung dengan


lapaisan spons di dasarnya mengubah permainan secara dramatis,
meningkatkan kecepatan dan perputaran bola. Ini diperkenalkan
perusahaan alat olahraga Inggris S.W. Hancock Ltd. Penggunaan lem cepat
dapat meningkatkan kecepatan dan perputaran lebih jauh, yang
menghasilkan perubahan peralatan untuk "menurunkan kecepatan
permainannya". Tenis meja diperkenalkan sebagai cabang Olimpiade pada
tahun 1988.

7
Sejarah Tenis Meja di Indonesia

Olahraga tenis meja masuk ke negara Indonesia pada sekitar tahun 1930-
an dan hanya dimainkan di batal-batal pertemuan umum orang Belanda
dikenal dengan nama societeit. Sekitar tahun 1940-an olahraga tenis meja
sudah mulai dimainkan oleh masyarakat Indonesia melalui golongan
pamong dan pegawai negeri Indonesia. Pada tahun yang sama PTMSI
(persatuan tenis meja seluruh Indonesia) menjadi anggota dari Table Tennis
Federation of Asia yang disingkat TTFA.

Perlombaan kejuaraan tenis meja pada tingkat Asia yang diadakan oleh
Table Tennis Federation of Asia (TTFA) sudah diikuti oleh Persatuan tenis
meja seluruh Indonesia (PTMSI) yang diselenggarakan di Negara Singapura
dan Manila. PTMSI resmi menjadi anggota International Table Tennis
Federation pada tahun 1961, dan tercatat sebagai negara anggota ke-73.

Sebagai anggota ITTF, jika dibandingkan dengan keanggotaan yang ada


pada asosiasi TTFA, sebaliknya PTMSI tidak pernah absen dimanapun
penyelenggaraanya dilakasanakan, dalam perlombaan kejuaraan dunia
yang diadakan sejak tahun 1963. Partisipasi pertama bagi PTMSI dalam
kejuaraan perlombaan adalah di Praha pada tahun 1963 dengan hasil
peringkat ke-34 bagi putra dan ke-31 bagi putri.

8
Sejarah Bulu Tangkis

Permainan Battledore and Shuttlecock pada tahun 1854

Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan


berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-
sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.

Nenek moyang terdirinya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa,


Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih,
objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah
untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa
menggunakan tangan.

Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut


Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu
biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat
bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari
menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di
jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch
mempublikasikan kartun untuk ini.

Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat


Tiongkok, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia.
Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah
setempat mereka.

Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania
di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan
memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal
sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona
pada masa itu.

Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an.


Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam
sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris,
berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis -
9
sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di
Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di
Gloucestershire, Inggris.

Rancangan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada
1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan
internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
Kejuaraan All England.

Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di


wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini,
dan di negara-negara Skandinavia.

Sejarah bulutangkis di Indonesia


Sejarah bulutangkis di Indonesia sudah cukup lama. Ada yang
memperkirakan, bangsa Indonesia sudah mengenal bulutangkis sejak
tahun 1930-an. Saat itu, bulu tangkis dinaungi oleh Ikatan Sport Indonesia
(ISI). Bulutangkis makin berkembang pasca kemerdekaan. Pada tahun
1947, di Jakarta, berdiri persatuan bulutangkis bernama Persatuan
Olahraga Republik Indonesia (PORI). Dan, pada 5 Mei 1951, terbentuklah
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

PBSI lahir di tengah gejolak revolusi. Saat itu, sebagai bangsa yang baru
lahir, Indonesia berjuang keras agar punya prestasi di tingkat dunia. Bung
Karno sendiri menggelorakan “Nation Building”. Ia menganjurkan agar
olahraga bisa menjadi alat untuk mengenalkan Indonesia pada dunia. Bung
Karno kemudian menerbitkan Kepres No 263/1963 untuk mencanangkan
Indonesia jadi 10 besar dalam bidang olahraga. Tim bulutangkis segera
menerjemahkan keinginan Bung Karno itu. PBSI pun berpartisipasi dalam
IBF tahun 1953.

Tahun 1958, Indonesia ikut piala Thomas di Singapura. Awalnya, tim


bulutangkis Indonesia belum “direken”. Jaman itu, tahun 1950-an, raksasa
bulu tangkis ada di Amerika Serikat, Malaya (Malaysia), Inggris, Denmark,
dan Thailand. Namun, siapa sangka, Indonesia justru tampil perkasa. Dua
bintang Indonesia, Tan Joe Hok dan Ferry Sonnevile, tampil di “All
Indonesian Final”. Yang patut dicatat, zaman itu masih zaman susah. Tidak
ada anggaran yang melimpah untuk pembinaan olahraga. Bahkan, untuk
memulangkan Ferry Sonnevile yang sedang belajar di Negeri Belanda, PBSI
harus mengumpulkan dana melalui “Dompet Ferry Sonnevile” untuk beli
tiket pesawat.

“Oleh karena itu maka pada saat Saja memberi restu kepada regu Thomas
Cup pertama kali saya telah berkata, hai, anak-anakku, kau pergilah
kepertandingan Thomas cup itu. Aku tidak bisa memberi bekal kepadamu
daripada restuku dan daripada permintaan kepadamu, supaja engkau
sekalian dedicate engkau-punja hidup itu kepada sesuatu hal yang luhur
dan suci,” demikian pesan Bung Karno kepada tim Thomas Cup Indonesa.

10
Tahun 1961, tim bulutangkis Indonesia kembali merebut piala. Indonesia
menumbangkan raksasa Thailand di final. Lalu, di piala Thomas 1964 di
Tokyo, Jepang, Indonesia kembali menang setelah menumbangkan
Denmark. Namun, saat piala Thomas 1967 di Jakarta, Indonesia justru
gagal. Penyebabnya, Indonesia diskor karena insiden penonton. Namun, di
piala Thomas 1970 di Kuala Lumpur, Malaysia, Indonesia berhasil
membalasnya.

Era Kejayaan
Era 1960-an hingga 1970-an boleh disebut era kejayaan bulutangkis
Indonesia. Jaman itu muncul legenda besar: Rudy Hartono. Namanya
tercatat di Guinness Book of World Records sebagai pemegang rekor All-
England. Rudy Hartono merebut juara All-England sebanyak delapan kali.
Tujuh kali berturut-turut, yaitu dari 1967 hingga 1974. Kemudian menang
lagi di tahun 1976. Saingan terdekatnya, Erland Kops, meraih juara 7 kali.

Sementara tim ganda putra Indonesia, Tjuntjun/Johan Wahjudi, merebut


juara ganda putra selama 6 kali. Prestasi itu menyamai rekor Fin
Kobbero/Poul Erik Nielsen (Denmark).
Tahun 1980-an, China mulai muncul sebagai saingan. Di kejuaraan All-
England, Indonesia hanya menjadi juara di tahun 1981, yakni Liem Swie
King. Sisanya didominasi oleh China dan Denmark. Di ajang piala Thomas,
Indonesia hanya menang saat piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur.
Sedangkan piala Uber diborong oleh China.
Tahun 1990-an hingga 2000-an, Indonesia bangkit lagi. Tahun 1992, di
Olimpiade Bercelona, Indonesia menorehkan sejarah baru. Dan, sejarah itu
dipersembahkan oleh olahraga Bulutangkis. Ini pertama kalinya kontingen
Indonesia membawa pulang medali emas. Dahsyatnya, tim bulutangkis
Indonesia merebut 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
Medali emas pertama diraih oleh Susi Susanti di tunggal putri, lalu disusul
oleh Alan Budikusuma di tunggal putra. Medali perak dipersembahkan oleh
Ardi B Wiranata (tunggal putra) dan Eddy Hartono-Rudy Gunawan (ganda
putra). Sementara medali perunggu diraih oleh Hermawan Susanto (tunggal
putra).

Empat tahun berikutnya, di Olympiade Atlanta, tim bulu tangkis Indonesia


kembali membawa pulang 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Kali ini
medali emas dipersembahkan pasangan ganda putra legendaris,  Rexy
Mainaky-Ricky Subagja. Sedangkan di piala Thomas Indonesia berhasil
menjuarai 5 kali berturut-turut: 1994, 1996, 1998, 2000, dan 2002.
Sedangkan di kejuaraan All-England Indonesia juara tiga kali: Ardi
Wiranata (1991) dan Haryanto Arbi (1993 dan 1994). Sedangkan di piala
Uber, Indonesia menang dua kali: 1994 dan 1996.

Masa surut
Tahun 2000an hingga sekarang, bulutangkis Indonesia mengalami
kejatuhan. Sejak 2004 hingga 2012 (era pemerintahan SBY), Indonesia tak
pernah lagi membawa pulang piala Thomas dan Piala Uber. Piala All
England juga tak pernah lagi dipegang Indonesia.

11
Di piala Thomas 2012, Indonesia malah tidak masuk di semi-final. Tim
Indonesia ditumbangkan Jepang. Itulah pertama-kalinya Indonesia tidak
masuk semi-final dalam kejuaraan bergengsi itu.

Apa penyebab kemunduran itu? Banyak yang menyalahkan kepengurusan


PBSI. Untuk diketahui, Ketua PBSI saat ini adalah Gita Wirjawan, yang
sekarang ini menjabat Menteri Perdagangan. Ini juga masalah: Menteri kok
ngurusi olahraga! Jadi menteri saja gak becus, apalagi memimpin PBSI.
Karena itu, sudah saatnya pengurus olahraga diserahkan kepada orang-
orang yang kompeten. Jangan lagi diserahkan kepada birokrat-birokrat
yang tak tahu sama sekali mengenai olahraga. Problem lainnya adalah
lambatnya regenerasi. Dibandingkan dengan China, yang merajai
bulutangkis dunia saat ini, regenerasi Indonesia sangat lambat. Padahal,
negeri ini punya segudang legenda bulutangkis. Faktor lainnya: minimnya
dukungan fasilitas, minimnya pembinaan usia dini, dan minimnya
kompetisi.
Namun, bagi saya, ada faktor yang lebih krusial yang membuat bulutangkis
Indonesia tersungkur. Yakni, bulutangkis tak lagi menjadi olahraga rakyat.
Kita makin sulit menemukan lapangan bulutangkis di kampung-kampung.
Sementara, di sisi lain, fasilitas olahraga—termasuk GOR—mulai
dibisniskan.

Tidak sedikit atlet Indonesia yang berprestasi dulunya pas sekarang sudah
pensiun tidak jelas jadi apa. Bahkan ada yang terlantar. Ini juga yang
membuat tidak banyak kemauan yang ada dari diri anak-anak Indonesia
untuk menjadi atlet. Jika masalah-masalah mampu diatasi dengan baik,
bukan tidak mungkin Indonesia bisa bangkit dan berjaya lagi di bulu
tangkis dunia.

12
Sejarah Permainan Bola Kasti

Dalam sejarahnya, permainan Kasti telah dimainkan di Inggris sejak zaman Tudor
pada tahun 1744 di Pretty little Pocket-Book yang saat itu disebut " lingkungan "
oleh John Newbery.

Pada tahun 1828, William Clarke di London menerbitkan edisi kedua dari buku
The Boy, yang meliputi aturan Kasti yang dicetak pertama di Inggris.

Tahun berikutnya, buku ini diterbitkan di Boston, Massachusetts yang pertama


membuat aturan nasional yang diformalkan disusun oleh Athletic Association
Gaelic (GAA) di Irlandia pada tahun 1884. Game ini masih diatur oleh GAA di
Irlandia. Di Inggris diatur oleh Inggris, Rounders yang dibentuk pada tahun 1943.

Sementara dua asosiasi yang berbeda, berbagi elemen permainan dan budaya yang
sama. Kompetisi ini diselenggarakan antara tim dari kedua tradisi, dengan
permainan yang dilakukan bergantian antara kode dan satu versi yang dimainkan
di pagi hari dan satu lagi di sore hari.

Dinasti Tudor adalah dinasti raja dan ratu di Inggris. Garis penguasa ini dimulai
pada tahun 1485, ketika Henry VII mengalahkan Richard III pada Pertempuran
Bosworth. Henry diterima sebagai raja sesungguhnya.

Setelah aturan formal Kasti di Irlandia, Asosiasi didirikan di Liverpool dan


Skotlandia di pertandingan 1889. Baik 'New York' dan 'permainan' versi
Massachusetts bisbol sekarang mati, softball, serta berbagi akar sejarah yang
sama sebagai Kasti dan memiliki kesamaan dengan versi GAA. Kasti tidak
berhubungan dengan Inggris Raya, yang masih bermain di Liverpool, Cardiff dan
Newport.

Meskipun Kasti diasumsikan lebih tua dari bisbol, referensi sastra untuk bentuk
awal utama 'bola' di pra-Inggris Raya. Permainan ini sekarang dimainkan hingga
tingkat internasional.

13
Kasti modern
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan
2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan
tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut
dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan
permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan
menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang
menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu
roboh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka
kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.
Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga
sofbol atau bisbol.

Versi lain permainan kasti yang banyak dimainkan anak anak sekolah dasar:
pemain dibagi dua regu, salah satu mendapat giliran jaga dan satu regu lagi
mendapat giliran untuk memukul. Disediakan beberapa pos yang ditandai dengan
tiang dimana pemain serang (yang mendapat giliran pukul) tak boleh di"gebok"
atau dilempar dengan bola. Pemain serang bergiliran memukul bola yang diumpan
oleh salah seorang pemain jaga. Pemain jaga berjaga dilapangan untuk mencoba
menangkap pukulan pemain serang. Ketika bola terpukul pemain serang berlari ke
pos berikut atau "pulang" ke "rumah" yang dibatasi dengan sebuah garis. Kalau
pemain yang sedang lari menuju pos atau pulang dapat di"gebok" dia dinyatakan
mati dan kedua regu berganti - regu serang jadi regu jaga dan sebaliknya. Pemain
serang yang berhasil pulang mendapat satu angka. Regu yang mendapat angka
terbanyak ketika pertandingan berakhir dinyatakan menang. Permainan ini
memang menggunakan gerak dasar berlari, memukul bola dengan sebuah tongkat,
menangkap dan melempar. Terdiri dari 2 base dengan jarak minimal 20 meter.

14
SEJARAH SOFTBALL

Sofbol atau dikenal dengan softball adalah olahraga bola beregu yang
terdiri dari dua tim. Permainan sofbol lahir di Amerika Serikat, diciptakan
oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun 1887. Sofbol merupakan
perkembangan dari olahraga sejenis yaitu bisbol atau hardball. Bola sofbol
saat ini berdiameter 28-30,5 sentimeter; bola tersebut dilempar oleh
seorang pelempar bola (pitcher) dan menjadi sasaran pemain lawan, yaitu
pemukul bola dengan menggunakan tongkat pemukul (bat). Terdapat
sebuah regu yang berjaga (defensif) dan tim yang memukul (ofensif). Tiap
tim berlomba mengumpulkan angka (run) dengan cara memutari tiga seri
marka (base) pelari hingga menyentuh marka akhir yaitu home plate.

Sejarah
Permainan sofbol bermula di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung
Olah Raga Farragut Boat Club Chicago, Illinois pada 16 September 1887
secara tidak sengaja oleh George Hancock.

Awalnya terdapat beberapa alumni Universitas Yale dan Harvard sedang


mendengarkan hasil akhir pertandingan sepak bola Amerika antar Yale dan
Harvard di klub Farragut Boat. Setelah skor akhir diumumkan yaitu
kemenangan Yale, seorang alumnus Yale dengan antusias melempar
sebuah sarung tinju ke pendukung Harvard. Seorang dengan reflek
mengambil sebuah tongkat dan memukul ke arah sarung tinju itu. Melihat
hal itu memberikan sebuah ide seorang reporter Chicago Board of Trade,
George Hancock. Dia menyarankan untuk membuat sebuah permainan di
dalam ruangan dengan bola yang dibuat dari sarung tinju yang dilempar
tadi. Dia mengambil sarung tinju itu dan mengikatnya dengan erat
memakai sebuah tali, supaya menyerupai bola. Kemudian dengan beberapa
buah kapur, Hancock menandai lantai Farragut Boat menyerupai lapangan
bisbol.

Sebagai pemukul digunakanlah sebuah sapu. Tim dibagi menjadi dua dan
Hancock meneriakkan kata-kata “Play ball”, maka dimulailah permainan
itu dengan skor akhir 44-40. Semenjak itu permainan bisbol versi dalam
ruangan dikenal. Dinamakan indoor baseball. Karena bentuk bola yang
berubah-ubah. Nama sofbol sebelumnya menyesuaikan material yang
digunakan untuk membuat bolanya, jadilah nama-nama yang digunakan
waktu itu yaitu kitten ball, army ball, mush ball, dan juga indoor-outdoor,
recreation ball, dan playground ball.

Di awal abad ke-20 sofbol mulai dimainkan di luar ruangan sebagaimana


dilakukan di dalam ruangan. Tahun 1908 organisasi amatir untuk
permainan baru ini (National Amateur Playground Ball Association of the
United States) mengatur olah raga ini untuk dimainkan di luar ruangan
menggunakan bola yang lebih besar. Tahun 1923 Kongres Rekreasi
Nasional (the National Recreation Congress) meminta komisi untuk

15
menstandardisasi olah raga ini, dan tahun 1926 nama "softball" digunakan
walaupun belum diresmikan.

Pada tahun 1933, kejuaraan dunia pertama dilaksanakan dalam lindungan


Asosiasi Sofbol Amatir Amerika (Amateur Softball Association of America) di
mana telah digunakan sebagai peraturan pokok di Amerika. Juara untuk
sofbol kelas pria pada saat itu adalah J. L. Gills dari Chicago, dan juara
kelas wanita yaitu Great Northerns dari kota yang sama. Walaupun
kejuaraan yang dipertandingkan adalah amatir, mereka biasa di sponsori
oleh organisasi industri di wilayahnya.

Sejak tahun 1933 “softball” telah menjadi sebuah nama resmi. Dan pada
tahun 1934, pembentukan peraturan bersama untuk lebih jauh
memberikan standardisasi peraturan sofbol. Sudah banyak perubahan
peraturan sejak saat itu, khususnya pada tahun 1946, di mana terdapat
perubahan jumlah pemain dalam satu tim dari 10 ke 9 orang. Pemain ke
sepuluh dinamakan “shortfielder” pada saat itu bertugas sebagai penjaga
daerah dangkal bagian luar yang menjelalajah di belakang dalam. Tahun
1950 jarak antara pitcher’s plate dan home plate ditambah untuk putera
dari 43 kaki ke 46 kaki (13.114 meter).

Dilihat dari segi partisipan, sofbol telah berkembang menjadi olahraga tim
yang besar dan digemari. Lapangan yang lebih kecil tersedia. Baik wanita
maupun pria , dapat memainkannya. Lebih jauh pria di luar usia atlet
dapat memainkan sebagai kegiatan di luar permainan resmi seperti piknik
atau dalam komunitas sosial tanpa melalui pemanasan dan latihan rutin
yang diperlukan, sejenis dalam bisbol.

Pada tahun 1960an, sebagian dari 125,000 tim telah terdaftar di Asosiasi
Sofbol Amatir Amerika. Dan mengadakan enam kejuaraan nasional tiap
tahun. Ini tidak termasuk anggota pria maupun wanita yang bertanding
dalam kompetisi tidak resmi. Di Negara lain sofbol juga menjadi olahraga
yang digemari baik pria wanita tua maupun muda.

Pada tahun 1949, tim Kanada, Toronto's Tip Top Tailors, memenangi
kejuaraan internasional yang dilakukan secara berkala oleh Asosiasi Sofbol
Amatir dan merupakan kompetisi pertama yang benar-benar merupakan
kejuaraan tingkat dunia untuk putera. Diadakan tahun 1966 di bawah
sponsor dari Federasi Sofbol Internasional (International Softball
Federation). Australia memenangkan kejuaraan pertama untuk wanita
tahun 1965.

16
Sejarah rounders

Permainan Rounders berasal dari negara Inggris. Rounders pertama kali


dimainkan di Tudor. Rounders mulai populer di Indonesia pada tahun 1950
yang dikembangkan oleh seorang berkenangsaan Belanda. Pada PON II
tahun 1951 Rounders sudah dipertandingkan.
Permainan Roundes tepatnya lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di
Gedung olah raga Farragut Boat Club Chicago, Illinois 16 September 1887
secara tidak sengaja oleh George Hancock. Permainan Roundes lahir di
Amerika Serikat, diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada
tahun 1887. Roundes merupakan perkembangan dari olahraga sejenis yaitu
bisbol (baseball) atau hardball. Bola Roundes saat ini berdiameter 28-30,5
sentimeter; bola tersebut dilempar oleh seorang pelempar bola (pitcher) dan
menjadi sasaran pemain lawan yang memukul (batter) dengan
menggunakan tongkat pemukul (bat). Terdapat sebuah regu yang berjaga
(defense) dan tim yang memukul (offense). Tiap tim berlomba
mengumpulkan angka (run) dengan cara memutari tiga seri marka (base)
pelari hingga menyentuh marka akhir yaitu home plate. Awalnya terdapat
beberapa alumni Universitas Yale dan Harvard sedang mendengarkan hasil
akhir pertandingan sepak bola Amerika antar Yale dan Harvard di klub
Farragut Boat. Setelah skor akhir diumumkan yaitu kemenangan Yale,
seorang alumnus Yale dengan antusias melempar sebuah sarung tinju ke
pendukung Harvard. Seorang dengan reflek mengambil sebuah tongkat dan
memukul ke arah sarung tinju itu. Melihat hal itu memberikan sebuah ide
seorang reporter Chicago Board of Trade, George Hancock. Dia
menyarankan untuk membuat sebuah permainan di dalam ruangan dengan
bola yang dibuat dari sarung tinju yang dilempar tadi. Dia mengambil
sarung tinju itu dan mengikatnya dengan erat memakai sebuah tali, supaya
menyerupai bola. Kemudian dengan beberapa buah kapur, Hancock
menandai lantai Farragut Boat menyerupai lapangan bisbol. Sebagai
pemukul digunakanlah sebuah sapu. Tim dibagi menjadi dua dan Hancock
meneriakkan kata-kata “Play ball”, maka dimulailah permainan itu dengan
skor akhir 44-40. Semenjak itu permainan Roundes versi dalam ruangan
dikenal. Dinamakan indoor baseball.

17
SEJARAH ATLETIK

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini
berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik
merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama
pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah
PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

Sejarah
Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum
Masehi di mana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada
beberapa “Games” yang digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games
The Pythian Game (dimulai 6 SM) digelar di Argolid setiap dua tahun. The
Isthmian Game (dimulai 523 SM) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua
tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman game
memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda
dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran
galiatoral, yang juga sama-sama 527 Sebelum Masehi digelar di Delphi tiap
empat tahun. The Nemean Games (dimulai 51 memakai panggung).
Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik,
dan Goth yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering
dihubungkan dengan pelatihan tempur. Pada masa abad pertengahan anak
seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan
tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan
sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.

Pada abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk
dengan olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary
College di Sandhurst mengklaim menggunakan ini pertamakali pada tahun
1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan yang paling tua
diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School
Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun
kemudian oleh C.T Robinson di mana dia seorang murid disana pada tahun
1838 sampai 1841. Eeck Military Academy di mana Woolwich
menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849,
tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford
dari 1850.

Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir


semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya
memakai tempat di dalam trek. Atletik termasuk di dalam Olimpiade
modern pada tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian.
Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam
event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional
dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa
kejuaraan dunia outdoor pada tahun 1983. Ada beberapa pertandingan
regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth
18
Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi
dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti
World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama
kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.

AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat


sampai runtuh di bawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970.
Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan
akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah
tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club
of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan.
Pada masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan,
mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya.

SEJARAH ATLETIK DI INDONESIA

A.    Atletik Di Indonesia pada Zaman penjajahan


Di Indonesia atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga
setengah abad telah menjajah negeri ini. Namun demikian atletik tiada
dikenal secara luas. Yang mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan
atletik hanyalah sekolah-sekolah dan kemiliteran saja, itupun sekedar
untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik
pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda adalah Nederlands
Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa Indonesia
berarti : Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun
1917. Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada tetapi usaha
untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari
NIAU hanya dapat terlaksana dibeberapa kota besar yang mempunyai
sekolah-sekolah lanjutan dan yang ada tangsi-tangsi militernya, antara lain
Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan.     
Pada zaman itu tiap tahun diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di
Jakarta yang penyelenggaraannya bertepatan dengan penyelenggaraan
Pasar Gambir (semacam Jakarta fair sekarang) pada akhir bulan Agustus
atau awal September. Atlet yang menonjol prestasinya pada aman
penjajahan Belanda itu antara lain: Mohammad Noerbambang, pelari 100m
yang konon pernah mencapai 10,8 detik dan Harun Alrasyid pelompat
tinggi yang pernah melewati mistar mencapai 1,80m dan lompat jauhnya
mendekati 7,00 m. Pada zaman pendudukan Jepang selama tiga setengah
tahun mulai awal tahun 1942 sampai Agustus 1945 , keolahragaan pada
umumnya mengalami perkembangan. Semua pelajar mahasiswa melalui
siaran radio yang dikenal dengan 22nama Radio Taiso menyelenggarakan
latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga,termasuk senam dan atletik.
Atletik mendapat perhatian yang cukup baik.
Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-
pertandingan olehraga dengan atletik sebagai nomor utamanya, baik yang
berbentuk pertandingan antar kelas, antar sekolah atau antar kota. Pada
tahun 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan atletik segitiga antar pelajar
Sekolah Menengah Bandung, Yogya, dan Solo. Pelajar-pelajar dari Bandung
19
di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung )
dari Yogya GASEMMA ( Gabungan Sekolah Menengah Mataram ) dan dari
Solo GASEMBO  (Gabungan Sekolah Menengah Solo ). Perlombaan atletik
untuk umum juga sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek
dengan membawa beban adalah yang paling sering diperlombakan.  Dalam
bidang organisasi selama masa pendudukan Jepang ini juga nampak ada
kemajuan. Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan
dibeberapa kota besar, antara lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ),GABA
( Gabungan Atletik Bandung ), IKASO ( Ikatan Atletik Solo) IPAS ( Ikatan
Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan lain-lain. Pada tahun 1949 oleh ISI
( Iakatan Sport Indonesia ) diselenggarakan Pekan Olahraga di lapangan
IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa. Atlet-atlet yang
menonjol pada pendudukan Jepang antara lain : Soetantio, pelari 100m
yang mencapai 11,00 detik. Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram
Matulessi, pelempar Lembing.

B.     Atletik setelah Indonesia Merdeka

Dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17


Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta, maka terbukalah bagi bangsa Indonesia
untuk memajukan dan mengembangkan bangsa dan negara dalam segala
bidang, termasuk memajukan keolahragaan pada umumnya dan
khususnya cabang olahraga atletik. Meskipun pada waktu itu bangsa
Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk mempertahankan
kemerdekaan melawan Belanda dengan sekutunya yang ingin kembali
menjajah Indonesia, namun rakyat Indonesia terutama para pelajar dan
mahasiswanya masih tetap melakukan atletik. Ditempat-tempat yang tidak
diduduki tentara Belanda, disaat-saat tidak melakukan perang gerilya,
mereka berlatih dan berlomba atletik yang merupakan cabang olahraga
yang digemari.  Pada bulan Januari 1946 dikota Solo diselenggarakan
kongres yang ingin menghidupkan kembali semangat keolahragaan di
Indonesia,maka didirikan “PORI” (Persatuan Olahraga Republik Indonesia).
Langkah pertama yang dilakukan PORI adalah menyelenggarakan Pekan
Olahraga Nasional (PON). Maksud penyelenggaraan PON pada masa revolusi
fisik melawan kekuatan Belanda dengan sekutunya yang menduduki kota-
kota besar diIndonesia, mengandung tujuan yang lebih mulia ialah memberi
kejutan politik kepada dunia agar terbuka matanya bahwa negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu benar-
benar ada. PON diadakan di Solo dibuka oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 12 September 1948, dihadiri oleh wakil Presiden dengan segenap
anggota kabinet,hadir pula wakil-wakil dari negara lain termasuk pejabat
Komisi Tiga Negara PBB diIndonesia. Atlet-atlet yang terkenal pada waktu
itu adalah :
- Soedarmodjo , sebagai pelompat tinggi
- Arie Mauladi , sebagai pelompat jangkit
- Soetopo , menjuarai 5000 m dan 10.000 m
- Nasir Rosydi , pelari gawang dan lompat jauh
- Fuat Sahil , pelari 400 m
- Soetrisno , tolak peluru dan lempar cakram

20
- Darwati , pelari 100 m
- Anie Salamun , Pelempar cakram
Pada tanggal 3 September 1950 berkumpullah tokoh-tokoh atletik
dari perhimpunan atletik beberapa daerah Indonesia di kota Semarang
untuk membentuk Induk organisasi atletik bagi seluruh wilayah Indonesia.
Lahirlah kemudian organisasi atletik yang diberi nama “ Persatuan Atletik
Seluruh Indonesia” disingkat PASI. Sebagi langkah pertama di Bandung
pada bulan Desember 1950 yang diikuti tidak hanya atlet-atlet dari pulau
Jawa tetapi juga dari Sulawesi. Langkah selanjutnya adalah menjadikan
PASI dapat diterima sebagai anggota IAAF agar atlet-atlet Indonesia dapat
mengikuti Olympiade dan perlombaan-perlombaan Internasional lainnya.
Pemusatan latihan yang pertama kali diadakan di Yogyakarta dalam rangka
persiapan pengiriman atlet untuk mengikuti Asian Games I yang
diselenggarakan di New Delhi, India pada bulan Maret 1951. beberapa atlet
yang memperoleh medali perunggu pada Asian games I adalah :
- Soedarmodjo , untuk lompat tinggi
- Hardarsin , untuk lompat jangkit
- A.F Matulessy , untuk lempar lembing
- Anie Salamun , untuk lempar cakram
- Regu estafet 4 x 400 m atas nama : Tri Wulan, Nyi. Soerjowati, Darwati, dan
Lie Jiang Nio.
PON II diselenggarakan di Jakarta bulan Oktober 1951. Atletik
merupakan perlombaan nomor utama. Selanjuntnya PASI memutuskan
untuk menyelenggarakan kejuaraan atletik setiap tahun. Tahun 1952 di
langsungka kejuaraan Nasional di Surabaya. Untuk pertama kali PASI
mengirimkan atletnya ke olympiade pelompat tingginya Soedarmodjo
dikirimkan ke olympiade di Helsinki. Tahun 1953 dilangsungkan PON III di
Medan. Tahun 1954 dilangsungkan kejuaraan Nasional. Yang selalu
mendominasi perlombaan atletik Nasional adalah Dasuki, untuk lari 100 m,
Yopie Timisela, untuk lari 400 m dan 10.000 m, Soetrio untuk lompat tinggi
galah dan Dasalomba. Soedarmodjo, Maridjo dan Okamona untuk lompat
tinggi. Hendarsin dan Bin Suryo untuk lompat jangkit. Soetrisno, Sarbe
Hupono dan Bram Matulessi untuk nomor lempar cakram dan tolak peluru.
Tahun 1955 dilangsungkan Kejuaraan Nasional di Jakarta. Indonesia
mendatangkan Bin Miner untuk membentuk Coach-coach atletik di
Indonesia yang pada waktu itu belum dimiliki. Tahun 1957
penyelenggaraan PON IV di Makasar (Ujung Pandang). Tahun 1958
kejuaraan Nasional di Jakarta. PASI mengirimkan atletnya ke Asian Games
ke-3 diTokyo.

Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk


lempar lembing. Tahun 1959 kejuaraan Nasional di Jakarta. Tahun 1960
seleksi Nasional di Bandung dalam rangka persiapan Asian Games ke-4
yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962. Disamping itu PASI
mengirimkan peninjau ke Olympiade di Roma untuk mempelajari seluk
beluk penyelenggaraan Olympiade dalam rangka persiapan  menjadi tuan
rumah Asian Games yang akan diselenggarakan di jakarta. Semenajk
ditetapkan Jakarta sebagai tempat penyelenggaran Asian Games IV , PASI
berusaha sekuat tenaga agar dapat mencapai sukses bukan hanya sukses

21
dalam penyelenggaraan tetapi juga sukses dalam prestasi atlet-atletnya.
PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma dan mendatangkan
tenaga-tenaga penasihat dari Jepang yang telah berhasil sebagai
penyelenggara Asian Games III. Dibidang peningkatan prestasi PASI
mendatangkan pelatih-pelatih dari luar negeri. Pelatih yang didatangkan
adalah Bin Miner, Norman Ford dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat,
disamping untuk meningkatkan prestasi para atlet yang dimasukkan dalam
pusat latihan atau TC (Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk
menatar kader-kader pelatih. Indonesia. Segala persiapan menjadi tuan
rumah Asian Games IV berjalan lancar, berkat bantuan sepenuhnay dana
dan fasilitas dari pemerintah RI.  Tahun 1962 Asian Games IV dilaksanakan
di Jakarta. Pemusatan latihan yang dilakukan dengan persiapan yang
cukup ternyata membuahkan hasil yang membanggakan. Untuk pertama
kali atlet-atlet Indonesia dapata memperoleh medali emas dalam
perlombaan Internasional meskipun bari tingkat Asia. Mohammad Sarengat
memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari gawang
110 m (14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m ( 21,6). Awang Papilaya
memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat jauh.
Regu estafet 4 x 100 m putri memperoleh medali perunggu atas nama
Suratmi, Emawati, W.Tomasoa, Wiewiek Machwijar (50,5). Tahun 1963
penyelenggaraan GANEFO I di
Jakarta.

a)Medali Emas di capai oleh :


- Jootje Oroh lari 200 m (21,8)
- Regu 4 x 100 m putra (41,8) atas nama Jootje Oroh, Soenjoto, Mohammad
Sarengat dan Bambang Wahyudi.
- Regu 4 x 400 m putra ( 3:20,6) atas nama Aminuddin M, Agus Soegiri, Strive
Mainake, dan Stive Thenu.

b)Medali perak di capai oleh :


- regu 4 x 100 m putri (50,5) atas nama Emawati, Soeratmi,W.Tomasoa. dan
W.Machwijar.
- Mohammad Sarengat lari gawang 110 m (14,6)
- I Gusti Ngurah Manik lempar lembing (65,53)
- Abdul Rab Khan dasalomba (nilai 5807)
- Nicky Pattiasina lari 3.000 m Steeple chase (9:28,9)

c)Medali perunggu dicapai oleh :


- Wlily Tomasoa lari 200 m (26,8)
- Soeratmi lari 400 m (58,8)
- Soeratmi lari 800 m (2:20)
- Emawati lari gawang 80 m (12,5)
- Ni Luh Armoni Widari lompat jauh (5,45)
- Jean Toar lempar lembing (39,31)
- Ni Luh Armoni Widari pancalomba (nilai 3407)
- Aminuddin Machmud lari 400 m (50,3)
- Z. Lesnussa lari 10.000 m (32:51,1)

22
- Ismail Abiddin lari marathon (31.01:40.8)
Rekor Nasional banyak sekali diciptakan pada periode tahun 1962-1963 ini.
Tehun 1964 kejuaraan Nasional di Jakarta. Sayang pada tahun ini
karena alas an politis, Indonesia tidak mengikuti Olympiade yang
diselenggarakan di Tokyo, meskipun atletnya telah dipersiapkan dengan
baik. Pada tahun 1964 ini Indonesia mengirimkan atlet-atletnya ke RRC.
Beberapa rekor dipecahkan ternyata sampai sekarang masih bertahan.
Rekor Untung Pribadi lompat tinggi galah (3,95), I G.Ngurah Manik lempar
lembing 66,91, Usman Effendi tolak peluru 15,26.
Tahun 1965 meletuslah peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi
nasional bagi bangsa Indonesia , sehingga PON VI yang sedianya akan
dilaksanakan di Jakarta gagal. Tahun 1966 mengikuti SEA GAMES V di
Bangkok. Medali perak didapatkan oleh regu 4 x 100 m atas nama
Soepardi, Jootje Oroh, Bambang Wahyudi dan Agus Soegiri.. meskipun
tidak memperoleh medalai, beberapa rekor Indonesia telah dipecahkan di
Bangkok yang sampi tahun 1979 belum diperbaharui antara lain rekor lari
800 m oleh Charanjit Singh (1:50,7) ; rekor lari 4 x 100 m : oleh Eddy,
Charanjit Singh,V Gosal dan Agus Sorgiri (3:15,3) ; rekor lari 3.000 m
Steeple chase oleh Nicky Patiasina (9:25,1) ; tahun 1968 kejuaraan Nasional
di Jakarta yang dikuti oleh para atlet dari Singapura. ; Tahun 1969 PON VII
di Surabaya ; tahun 1970 kejuaraan di Semarang, Indonesia mengirimkan
atletny untuk mengikuti Asian Games VI di Bangkok. Hasil yng diperoleh
medali perunggu untuk lari 200 m dan 100 m atas nama Carolina
Rieuwpassa. Tahun 1971 kejuaraan nasional di Jakarta.
PASI bekerja sama coaching clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang
coach muda dari seluruh daerah di Indonesia. Carolina Rieuwpassa dikirim
ke Jerman untuk berlatih menghadapi olympiade Munich. Selama berlatih
di jermania memperbaiki rekor Nasional 100 m menjadi 11,7 detik dan 200
m menjadi 22,2 detik sampai tahun 1979 rekor ini belum ada yang
menumbangkannya. Tahun kejuaraan Nasional di Jakarta Carolina
Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk mengikuti Olympiade di Munich.
Pada lari 100 m babak penyisihan ia menduduki urutan kedatangan ke 6
dengan catatan waktu 12,23 sedangkan pada lari 200 m babak
pendahuluan ia menempati urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu
24,68 detik. Kemudian PASI mengirimkan 22 atlet kekejuaraan atletik Asia
di Manila tanpa memperoleh medali.
Tahun 1975 kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di
selenggarakan Asian Games VII di Taheran Indonesia tidak mengirimkan
tim atletik.  Tahun 1975 kejuaraan di Jakarta disamping itu untuk
meningkatkan prestasi atletik di Indonesia perlu meningkatkan frekwensi
perlombaan. Maka pada tahun 1976 ini diselenggarakan kejuaraan atletik
se-Jawa dan Bali di Semarang tahun 1976 merupakan tahun
penyelenggaraan Olympiade. Indonesia mengirimkan Carolina Rieuwpassa
untuk mengikuti olympiade di Montreal. Beberapa atlet ke Pakistan dan
Malaysia. Tahun 1977 penyelenggaraan PON IX di Jakarta. Untuk pertama
kali Indonesia mengikuti SEA GAMES IX di Kuala Lumpur. Indonesia
memperoleh 2 medali emas melalui Carolina Rieuwpassa untuk lari 100 m
dan Usman Efendi untuk lempar cakram, serta 5 medali perak dan medali
perunggu.

23
Tahun 1978 Asian Games VII diselenggarakan di Bangkok. Athun
1978 kejuaraan di Jakarta diikuti juga oleh atlet dari Singapura. Sebagai
balasan ikut sertanya atlet mengikuti Sukan di Singapura. Beberapa rekor
di pertajam : Jefrry Matahelemual memperbaiki rekor dari 200 m menjadi
21,1 detik. Mujiono memperbaiki rekor dari 400 m menjadi 47,8 detik. Regu
nasional 4 x 100 m memecahkan rekor menjadi 40,930detik. Meny Moffu
memperbaiki rekor lari gawang menjadi 51,9 detik. Starlet memperbaiki
rekor 800 m menjadi 2:14,0 detik yang juga mempertajam rekor lari 1.500
m menjadi 4:36,4 detik. Tahun 1978 adalah tahun penyelenggaraan Asian
Games VIII yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan, tetapi karena situasi
Negara Pakistan tidak memungkinkan kemudian diselenggarakan di
Bangkok. Karena alasan politis penyelenggaraan perlombaan atletik Asian
Games VIII tidak mendapat restu dari IAAF dan pesertanya diancam
skorsing. Dengan pertimbangan Indonesia akan menjadi tuan rumah SEA
GAMES I tahun 1979, maka Indonesia tidak mengirimkan atlet-atletnya.
Tahun 1979 indonesia menjadi tuan rumah SEA GAMES X di
Jakarta. Indonesia memperoleh 3 medali emas melalui Henny Maspaitela
untuk lari 200 m. Meny Moflu untuk lari gawang 400 m dan regu estafet
atas nama Meny Moflu,haryanto,Matias Mambay dan Mujiono. Sejak tahun
1984 banyak rekor bertumbangan lagi. Tahun 1984 Purnomo memecahkan
rekor lari 100 m menjadi 10.39 detik. Di bagian wanita Henny Maspaitena
memecahkan rekor 100 m menjadi 11,61 detik pada tahun 1985. Pada
tahun ini pula Ketut Widiana dalam lompat tinggi dengan lompatan 2,04 m.
Prestasi atletik Indonesia masih ketinggalan dari negaranegara lain. Untuk
kawasan Asia Tenggara sidah dapat mulai berbicara, tetapi untuk tingkat
Asia lebih-lebih dunia masih jauh tertinggal. Ini menjadi tanggung jawab
bagi generasi muda terutama bagi kita semua para pelajar yang hobi
beroleh raga Atletik untuk mengejar ketinggalan.

24
SEJARAH PENCAK SILAT

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal
dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia,
Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai
dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara.

Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah
memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di
Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang
mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah
Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh
Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak


konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam
dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran
pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan
aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan
di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.

Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat


nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan
dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak
penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.

Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat


menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk
mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga
pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia
banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini
menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan
nilai-nilai yang ada di dalamnya.

Etimologi

25
Laga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri Amelia Roring
(Indonesia - medali emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir (Malaysia - medali
perak). 17 November 2011 pada SEA Games 2011 di Padepokan Pencak Silat
Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Indonesia.

Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di
Indonesia istilah yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan
sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional
yang berkembang di Indonesia. Nama "pencak" digunakan di Jawa,
sedangkan "silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan
Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak" lebih
mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan,
sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.

Sejarah

Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku
menghadapi musuh, seperti tari perang Nias.

Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang
ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau
kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan
menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan
kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di
nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku
asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang,
perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga
abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7


masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti.
Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan
memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat
menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri
26
dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti
adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang
ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief
yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan
Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni
beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja,
melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan
kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005)
berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India
dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat
pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau
dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu
dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih
dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand,
pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal
dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat"
paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini
menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.

Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut,
diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula
silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang
beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat
(bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari
Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11.
Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke
seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula
silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang
mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap
daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan,
misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang
Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit[butuh rujukan] dan Si
Pitung dari Betawi.[butuh rujukan]

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya


banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di
nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran
agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan
bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari
Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan
dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi
pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat
Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya
digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan
rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin

27
wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang
dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah
pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan
pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan
oleh para pengawal pengantin pria.

Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi
bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing.
Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para
pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan
Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam
Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak
Dhien, dan Cut Nyak Meutia.

Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian
yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa,
Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga
mengembangkan beladiri ini.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa


perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat
pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal
18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI
tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat)


didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu
menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari
Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu
termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.

Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
(PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura,
dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh
pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa.
Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam
pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

28
SEJARAH Renang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Renang

Federasi Renang
Induk organisasi
Internasional (FINA)

Data lengkap

Kategori Akuatik

Dipertandingkan di
sejak 1896
Olimpiade

Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam


berenang. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-
kupu, gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba
renang adalah perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat.
Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang
semifinal maju ke babak final.

Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan


terbuka, dan polo air, peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan
dunia bernama Federasi Renang Internasional (FINA). Persatuan Renang
Seluruh Indonesia (PRSI) adalah induk organisasi cabang olahraga renang
di Indonesia.

Sejarah

29
Renang 100 yard di Olimpiade St. Louis 1904.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah renang

Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar


perenang berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur
Trudgen memperkenalkan gaya trudgen di lomba-lomba renang setelah
meniru renang gaya bebas suku Indian. Akibat ketidaksukaan orang Inggris
terhadap gerakan renang yang memercikkan air ke sana ke mari, Trudgen
mengganti gerakan kaki gaya bebas yang melecut ke atas dan ke bawah
menjadi gerakan kaki gunting seperti renang gaya samping.

Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak


Olimpiade Athena 1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade
Stockholm 1912. Pada 1902, Richard Cavill memperkenalkan renang gaya
bebas. Federasi Renang Internasional dibentuk pada 1908. Gaya kupu-
kupu pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an. Pada awalnya, gaya
kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum dianggap sebagai gaya
renang tersendiri pada 1952.

Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond)


didirikan pada 1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan
Berenang Jawa Barat (West Java Zwembond), dan Perserikatan Berenang
Jawa Timur (Oost Java Zwembond) didirikan pada 1927. Sejak itu pula
perlombaan renang antardaerah mulai sering diadakan. Rekor dalam
kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai rekor di Belanda.[1]

Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor
59,9 detik untuk nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas
Bandung. Pet Stam dikirim sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936.
Persatuan Berenang Seluruh Indonesia didirikan 21 Maret 1951, dan
sebagai anggota Federasi Renang Internasional sejak tahun berikutnya.
Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952.[1]

30
Tenis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tenis

Salah satu pertandingan tenis di Wimbledon,


turnamen tenis tertua dan paling prestisius.

International Tennis
Federation
Induk organisasi Indonesia: Persatuan
Tenis Seluruh Indonesia
(Pelti)

Antara 1859 dan 1865


Pertama dimainkan
(Birmingham, England)

Data lengkap

Olahraga kontak
Tidak
fisik

Jumlah pemain Tunggal atau ganda

Ya, tur terpisah dan


Pria/wanita
ganda campuran

Kategori Olahraga raket

Peralatan Bola tenis, raket tenis

Tempat bertanding Lapangan tenis di dalam

31
atau di luar ruangan

Bagian dari Olimpiade


Musim Panas dari 1896
hingga 1924
Olahraga demonstrasi
Dipertandingkan di
pada Olimpiade Musim
Olimpiade
Panas 1968 dan 1984
Bagian dari program
Olimpiade Musim Panas
sejak 1988

Tenis adalah olahraga yang biasanya dimainkan antara dua pemain atau
antara dua pasangan masing-masing dua pemain. Setiap pemain
menggunakan raket untuk memukul bola karet. Tujuan permainan adalah
memainkan bola dengan cara tertentu sehingga pemain lawan tidak dapat
mengembalikan bola tersebut.

Tenis adalah salah satu cabang olahraga Olimpiade dan dimainkan pada
semua tingkat masyarakat di segala usia. Olahraga ini dapat dimainkan
oleh siapa saja, termasuk orang-orang yang menggunakan kursi roda.
Permainan tenis modern berasal dari Birmingham, Inggris pada akhir abad
ke-19 sebagai "tenis lapangan rumput".[1]

Peraturan tenis berubah sedikit sejak 1890-an. Dua perubahan kecil adalah
sejak 1908 hingga 1961 pemain yang melakukan service (pukulan pertama)
harus menjaga salah satu kakinya tetap di tanah hingga service berpindah
dan adopsi sistem tie-break pada 1970-an. Tambahan terakhir yang
diterapkan pada tenis profesional adalah teknologi tinjauan ulang
elektronik.

Tenis dimainkan oleh jutaan orang sebagai olahraga rekreasi dan juga
merupakan olahraga tontontan populer di seluruh dunia. Empat kejuaraan
tenis terkemuka adalah Australia Terbuka yang dimainkan di lapangan
keras, Perancis Terbuka yang dimainkan di lapangan tanah liat, Wimbledon
yang dimainkan di lapangan rumput, dan AS Terbuka yang dimainkan juga
di lapangan keras.

Sejarah
Cikal bakal

Asal mula pertama tenis masih merupakan perdebatan. Beberapa pendapat


meyakini bahwa Mesir, Yunani, dan Romawi kuno telah memainkan suatu
permainan yang menjadi cikal bakal tenis. Gambar atau pernyataan
mengenai permainan yang menyerupai tenis tersebut belum pernah
ditemukan, tetapi beberapa kata bahasa Arab yang berasal dari masa Mesir

32
kuno dinyatakan sebagai bukti. Teori-teori tersebut menyatakan bahwa
kata tenis berasal dari nama sebuah kota Mesir, Tinnis, yang terletak di tepi
sungai Nil dan kata raket dikembangkan dari kata bahasa Arab untuk
telapak tangan, yaitu rahat.[2]

Jeu de paume in the 17th century

Sebagian besar sejarawan meyakini asal mula tenis adalah permainan kuno
yang dimainkan di bagian utara Perancis pada abad ke-12. Permainan itu
dilakukan dengan memukul bola menggunakan telapak tangan. [3] Louis X
dari Perancis adalah salah satu penyuka permainan jeu de paume,
(“permainan telapak tangan”), yang nantinya berkembang menjadi tenis,
dan ia tercatat menjadi orang yang membangun lapangan tenis di dalam
ruangan menurut gaya modern. Louis tidak menyukai bermain tenis di
lapangan terbuka dan memerintahkan pembuatan lapangan tertutup di
dalam ruangan di Paris "sekitar akhir abad ke-13". [4] Sayangnya, pada Juni
1316 di Vincennes, Val-de-Marne, dan setelah satu permainan khusus yang
melelahkan, Louis meminum sejumlah besar anggur dingin dan kemudian
meninggal akibat radang paru-paru atau pleuritis, meskipun ada juga
dugaan keracunan.[5] Karena kematiannya tersebut, Louis X menjadi
pemain tenis pertama yang namanya dicatat dalam sejarah. [5]

Raket mulai digunakan pada abad ke-16 dan permainannya mulai disebut
"tenis", yang berasal dari istilah dalam bahasa Perancis lama tenez, yang
dapat diartikan "tahan!", "terima!", atau "ambil!", suatu interjeksi yang
digunakan oleh pemain yang melakukan service ditujukan pada lawannya.[6]
Permainan tersebut populer di Inggris dan Perancis, meskipun permainan
tersebut hanya dimainkan di dalam ruangan dan bola sewaktu-waktu dapat
keluar melewati tembok.

Asal mula permainan modern

Pada abad 19 barulah tenis dimunculkan kembali oleh para bangsawan


Inggris dengan membangun fasilitas-fasilitas country club atau lapangan
tenis di rumahnya yang besar. Karena pada waktu itu tenis populer
dimainkan di halaman rumput, maka terkenal dengan sebutan ‘Lawn
Tennis’ atau tenis lapangan rumput. Pada masa ini juga mulai muncul bola
dari karet vulkanisir yang pada waktu itu dianggap dapat mengurangi
rusaknya rumput di lapangan tanpa mengurangi elastisitas dari bola itu
sendiri.

33
Sebutan Lawn Tennis berasal dari seorang Inggris bernama Arthur Balfour.
Sejak ditemukannya lawn tennis, orang mulai bereksperimen dengan
memainkannya di permukaan lain seperti clay court (tanah liat) dan hard
court (semen). Menggeliatnya permainan tenis ternyata mampu menggeser
permainan Croquet sebagai olahraga musim panas. Puncaknya terjadi pada
tahun 1869 ketika salah satu klub croquet ternama di Inggris, All England
Croquet Club, tidak berhasil menarik banyak peminat dan mencoba untuk
memasukan tenis sebagai olahraga lainnya. Hasilnya klub ini sangat sukses
menarik peminat terutama pada permainan Tenis tersebut hingga pada
tahun 1877 mengganti namanya menjadi ‘All Engand Croquet and Lawn
Tennis Club’. Sejarah ini berlanjut ketika lokasi klub yang bertempat di
Wimbledon terjadi kenaikan sewa tanah yang memaksa klub untuk
mendapatkan dana lebih dari biasanya. Oleh karena itu klub mengadakan
turnamen tenis pertama di Wimbledon dengan membentuk sebuah panitia
untuk mengadakan pertandingan dan membuat peraturan yang baku
dalam permainan ini. Turnamen tersebut diikuti oleh 20 peserta dengan
penonton sekitar 200 orang dan ini merupakan cikal bakal turnamen
Wimbledon yang merupakan salah satu turnamen grand slam tenis
bergengsi di dunia.

Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang


dimainkan dewasa ini dan tenis merupakan salah satu permainan yang
paling disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan
menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu
di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu
de paume, yang menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk
pertama kali di sebuah kawasan di Perancis. Bola yang digunakan dibalut
dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah tangan.

Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-
13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat. Banyak
peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan ini.
Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat ke negara-negara Eropa
yang lain.

Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio
da Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi
semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris
"Sporting Magazine" menamakan permainan ini sebagai 'tenis lapangan'
(lawn tennis). Dalam buku "Book of Games And Sports", yang diterbitkan
dalam tahun 1801, disebut sebagai "tenis panjang". Tenis pada mulanya
merupakan permainan masyarakat kelas atas. Tenis lapangan rumput yang
terkenal pada zaman Ratu Victoria lalu ditiru oleh golongan menengah,
yang menjadikannya sebagai permainan biasa.

Klub tenis pertama yang

didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, Harry Gem, Dr.
Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa

34
itu, tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874
permainan tenis telah pertama kali dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr.
James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, All England Croquet Club pun
telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu dibukalah
kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga
bersedia memperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis
dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis
lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klub tenis yang
pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika
Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain
tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia.

Kejuaraan tenis pertama bermula tahun 1877.

Orang Belanda di klub tenis Surabaya (1895-1910)

Peraturan

Bola tenis.

35
Lapangan

36
SEJARAH SENAM

Senam pertama kali diperkenalkan pada zaman Yunani kuno.


Senam berasal dari kata Gymnastics, Gymnas berarti telanjang, sebab pada
waktu itu orang-orang berlatih tanpa memakai pakaian. Sedangkan
Gymnasium adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk mengadakan
latihan senam. Pada zaman itu Gymnastik dilakukan dalam rangka
upacara-upacara kepercayaan yaitu guna menyembah dewa Zeus.
Pada awal permulaaan abad ke-20, senam telah menjadi rencana
pendidikan di sekolah-sekolah Amerika. Hal ini berkat usaha dari
Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly sorgen dan Thomas D.Wood.
Frederik Jahn adalah bapak Gymnastik, dia memkombinasikan
latihan-latihan gimnastik dengan pertunjukan-pertunjukan patriotik. Dia
juga menemukan beberapa perelatan senam, diantaranya adalah palang
horizontal, palang sejajar, kuda-kuda melintang, dan bak lompat.
Senam di Negara Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan
Belanda. Pada waktu itu namanya “Gymnastiek”, zaman jepang dinamakan
“Taiso”. Pemakaian istilah “senam” sendiri kemungkinkan bersamaan
dengan pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

Sejarah senam Indonesia

Senam mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1912, pada masa penjajahan
Belanda. Masuknya olahraga senam ini bersamaan dengan ditetapkannya
pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib di sekolah. Karena senam
merupakan bagian dari penjaskes, maka dengan sendirinya senam juga
turut diajarkan di sekolah.

Senam yang diperkenalkan pertama kali adalah senam sistem Jerman.


Sistem ini menekankan pada kemungkinan gerak-gerak yang kaya sebagai
alat pendidikan. Lalu pada tahun 1916, sistem itu digantikan oleh sistem
Swedia yang lebih menekankan pada manfaat gerak. Sistem ini dibawa dan
diperkenalkan oleh seorang perwira kesehatan dari angkatan laut  kerajaan
Belanda yang bernama Dr. H. F. Minkema. Lewat Minkema inilah senam di
Indonesia mulai tersebar, terutama ketika ia pada tahun 1918 membuka
kursus senam Swedia di kota Malang untuk tentara dan guru.

Kendati demikian, cikal bakal penyebaran senam ini dianggap berawal dari
Bandung. Alasannya, sekolah pertama yang berhubungan dengan senam
didirikan di Bandung, ketika pada tahun 1922 dibuka MGSS (Militaire
Gymnastiek en Sporschool). Mereka yang lulus dari sekolah tersebut
selanjutnya menjadi instruktur senam Swedia di sekolah-sekolah. Melihat
perkembangannya yang baik kemudian MGSS membuka cabang di
beberapa daerah antara lain di Bogor, Malang, Surakarta, Medan, dan
Probolinggo.

Masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 merupakan akhir dari


kegiatan senam yang berbau barat di Indonesia. Jepang melarang semua
bentuk senam di sekolah dan di lingkungan masyarakat dan menggantinya

37
dengan “Taiso”. Taiso adalah sejenis senam pagi (berbentuk kalestenik)
yang harus dilaksanakan di sekolah-sekolah sebelum pelajaran dimulai,
dengan iringan radio yang disiarkan secara serentak. Sebelum dan
sesudahnya, murid-murid diharuskan memberi hormat kepada Kaisar
Jepang. Caranya, dengan mengikuti aba-aba yang dikumandangkan, yang
berbunyi “sei kei rei”, semua murid harus membungkuk dalam-dalam
menghadap ke utara (Tokyo) tempat Kaisar Tenno Heika berada.

Masa “Taiso” tidak berlangsung lama. Pada masa kemerdekaan senam yang
diwajibkan Jepang ditentang di mana-mana. Dengan penolakan ini, semua
warisan pemerintah Belanda akhirnya digunakan kembali di sekolah-
sekolah.

38

Anda mungkin juga menyukai