Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEKNIK PERMESINAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir


Praktek Kerja Industri (prakerin)

Disusun Oleh :
HABIBUL MANAN
Nis : 0037258341
SMK YPGU SUMEDANG
2021
JALAN PRABU GAJAH AGUNG SUMEDANG NO56 KELURAHAN SITU
KEC,SUMEDANG UTARA,KABUPATEN SUMEDSNG JAWABARAT 45352

LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH
PROSES PEMBUBUTAN
Disahkan di kawali,………………………………

Menyetujui:

Ketua Devisi Pendidikan, Pembimbing,

ADE WILAN

Mengetahui:

Direktur UPTD WORKSHOP,


WILAN

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kepada allah swt. Karena atas berkat
Rahmat, Hidayah dan Karunia-NYA, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “PEMBUATAN BENDA KERJA MENGGUNAKAN MESIN BUBUT UNTUK
MEMPROMOSIKAN WORKSHOP UPTD”. Makalah ini disusun memenuhi salah satu
syarat menempuh ujian akhir nasional.

Dalam penyusunan tugas ini, penyusun merasakan banyaknya bantuan serta


dorongan dari semua pihak, baik materil maupun moril yang semua sangat membantu
dalam penyelesaian tugas ini.
Untuk itu dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Yth. Bapak WILAN. S.Pt. . selaku Direktur UPTD WORKSHOP
2. ADE Atas nama ketua Devisi Pendidikan UPTD WORKSHOP
3. Seluruh karyawan UPTD WORKSHOP yang telah membantu dalam penyusunan
makalah.
4. Orang tua yang selalu memberikan dorongan baik secara moral maupun materil.
5. Dan rekan-rekan yang telah banyak membantu.
6. Semua pihak yang tidak dapat menyusun sebutkan satu persatu, yang memberikan
dorongan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda bagi mereka. Dalam
pembuatan makalah ini, mungkin masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dan semoga laporan
ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penyusun sendiri.
SUMEDANG, Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan....................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi ....................................................................................................................iii
Daftar Gambar...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Maksud danTujuan .............................................................................................1
C. Metode pengumpulan bahan makalah.................................................................2
D. Sistematika penulisan..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
A. Penjelasan MESIN BUBUT................................................................................3
B. Pengertian MESIN BUBUT................................................................................3
C. Prinsip Dasar PERMESINAN.............................................................................4
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................8
BAB IV PENUTUP...................................................................................................16
A.Kesimpulan.........................................................................................................16
B.Saran...................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PROSES PERMESINAN


Proses permesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagaian bahan
dengan maksud untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses pemesinan yang biasa
dilakukan di industri manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping), proses penggurdian
(drilling), proses pembubutan ( tur ning), proses penyayatan/frais (milling), proses gergaji
(sawing), proses broaching, dan proses gerinda (grinding).

Atas dasar hal tersebut maka penyusun mengangkat sebuah judul makalah yaitu
“PROSES DASAR PERMESINAN yang diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk
orang-orang yang membutuhkan terutama untuk teman-teman semua.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun Maksud dan Tujuan dari pengangkatan judu ‘PROSES DASAR
PEMESINAN”, yaitu :

a) Untuk memenuhi salah satu tugas Akhir prakerin


b) Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan kemampuan penyusun.
c) Untuk memberikan informasi kepada pembaca.
d) Membantu pembaca dalam menghadapi masalah yang sama.
e) Diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

C. Metode Pengumpulan Bahan Makalah


Metode pengumpulan makalah yang digunakan penulis yaitu :
a. Study Pustaka/Literatur
Study Pustaka/Literatur adalah metode pengumpulan bahan yang dilakukan
dengan cara membaca buku-baca buku yang ada hubungannya dengan penyusunan
makalah ini.
b. Browsing Internet
Browsing Internet adalah metode pengumpulan bahan yang dilakukan
dengan cara membuka situs-situs internet yang ada hubungannya dengan
penyusunan makalah ini, dan bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi.
c. Praktek Lapangan
Praktek Lapangan adalah metode pengumpulan bahan yang dilakukan
dengan cara mempraktekan langsung dilapangan.

D. Sistematika Penulisan
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud danTujuan
C. METODE PENGUMPULAN BAHAN MAKALAH
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
D. Penjelasan PEMBUBUTAN
E. Pengertian MESIN BUBUT
F. Prinsip Dasar PEMBUBUTAN
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran

BAB II

PEMBAHASAN

G. Penjelasan MESIN BUBUT

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan
untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat
sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan
sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.

Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar


di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap
dan mesin perkakas lainnya.

B. PROSES PERMESINAN

Untuk memahami proses dasar permesinan dapat dilihat dari sebuah gerak dan
memahaminya secara berurutan. proses tersebut adalah
Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam pembentukan benda kerja atau
mungkin juga merupakan proses akhir setelah pembentukan logam menjadi bahan baku
berupa besi tempa atau baja paduan atau dibentuk melalui proses pengecoran yang
dipersiapkan dengan bentuk yang mendekati kepada bentuk benda yang sebenarnya.
Baja atau besi tempa sebagai bahan produk yang akan dibentuk melalui proses
pemesinan biasanya memiliki bentuk profil berupa bentuk dan ukuran yang telah
distandarkan misalnya, bentuk bulat “O”, segi empat, segi enam “L”, “I” “H” dan lainlain.
Proses pemesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam dibagi dalam tiga
kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan mesin pres, proses pemotongan
konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non konvensional .
Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi pengguntingan
(shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing, elongating). Proses
pemotongan konvensional dengan mesin perkakas meliputi proses bubut (turning),
proses frais (milling), sekrap (shaping). Proses pemotongan logam ini biasanya
dinamakan proses pemesinan, yang dilakukan dengan cara membuang bagian benda
kerja yang tidak digunakan menjadi beram (chips) sehingga terbentuk benda kerja. Dari
semua prinsip pemotongan di atas pada buku ini akan dibahas tentang proses
pemesinan dengan menggunakan mesin perkakas. Proses pemesinan adalah proses yang
paling banyak dilakukan untuk menghasilkan suatu produk jadi yang berbahan baku
logam. Diperkirakan sekitar 60% sampai 80% dari seluruh proses pembuatan suatu
mesin yang komplit dilakukan dengan proses pemesinan.
1. PROSES BUBUT (TURNING)
roses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin
berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Bentuk dasarnya
dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau
bubut rata : Dengan benda kerja yang berputar  Dengan satu pahat bermata potong
tunggal (with a single-point cutting tool)  Dengan gerakan pahat sejajar terhadap
sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar
benda kerja

2. GEOMETRI PAHAT BUBUT


Geometri Pahat Bubut Geometri pahat bubut terutama tergantung pada material benda
kerja dan material pahat. Terminologi standar ditunjukkan pada Gambar 1.6. Untuk
pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok adalah sudut
beram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi potong (cutting edge
angle). Sudutsudut pahat HSS yang diasah dengan menggunakan mesin gerinda pahat
(Tool Grinder Machine). Sedangkan bila pahat tersebut adalah pahat sisipan yang
dipasang pada tempat pahatnya

3. Perencanaan dan perhitungan proses bubut Elemen dasar proses bubut dapat dihitung
dengan menggunakan rumus-rumus dan Benda kerja : Do = diameter mula ; mm dm =
diameter akhir; mm lt = panjang pemotongan; mm
4.MATERIAL PAHAT
. Material pahat Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya
dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik dan ekonomis. Kekerasan dan
kekuatan dari pahat harus tetap ada pada temperatur tinggi, sifat ini dinamakan Hot
Hardness. Ketangguhan (Toughness) dari pahat diperlukan, sehingga pahat tidak akan
pecah atau retak terutama pada saat melakukan pemotongan dengan beban kejut.
Ketahanan aus sangat dibutuhkan yaitu ketahanan pahat melakukan pemotongan tanda
terjadi keausan yang cepat. Penentuan material pahat didasarkan pada jenis material
benda kerja dan kondisi pemotongan (pengasaran, adanya beban kejut, penghalusan

5. PEMILIHAN MESIN
Pertimbangan pemilihan mesin pada proses bubut adalah berdasarkan dimensi benda
kerja yang yang akan dikerjakan. Ketika memilih mesin perlu dipertimbangkan kapasitas
kerja mesin yang meliputi diameter maksimal benda kerja yang bisa dikerjakan oleh
mesin, dan panjang benda kerja yang bisa dikerjakan. Ukuran mesin bubut diketahui dari
diameter benda kerja maksimal yang bisa dikerjakan (Swing over the bed), dan panjang
meja mesin bubut (Length of the bed). Panjang meja mesin bubut bukan berarti panjang
maksimal benda kerja yang dikerjakan diantara dua senter. Panjang maksimal benda
kerja maksimal adalah panjang meja dikurangi jarak yang digunakan kepala tetap dan
kepala lepas. Beberapa jenis mesin bubut dari mesin bubut manual dengan satu pahat
sampai dengan mesin bubut CNC dapat dipilih untuk proses pemesinan (Lihat Lampiran
1). Pemilihan mesin bubut yang digunakan untuk proses pemesinan bisa juga dilakukan
dengan cara memilih mesin yang ada di bengkel (workshop). Dengan pertimbangan awal
diameter maksimal benda kerja yang bisa dikerjakan oleh mesin yang ada. Setelah
langkah pemilihan mesin tersebut di atas, dipilih juga alat dan cara
pencekaman/pemasangan benda kerja . Pencekaman/pemegangan benda kerja pada
mesin bubut bisa digunakan beberapa cara. Cara yang pertama adalah benda kerja tidak
dicekam, yaitu menggunakan dua senter dan pembawa. Dalam hal ini, benda kerja harus
ada lubang senternya di kedua sisi Cara kedua yaitu dengan menggunakan alat
pencekam Alat pencekam yang bisa digunakan adalah : a. collet, digunakan untuk
mencekam benda kerja berbentuk silindris dengan ukuran sesuai diameter collet.
Pencekaman dengan cara ini tidak akan meninggalkan bekas pada permukaan benda
kerja. b. cekam cekam rahang tiga (untuk benda silindris). Alat pencekam ini tiga buah
rahangnya bergerak bersama-sama menuju sumbu cekam apabila salah satu rahangnya
digerakkan. d. Face Plate, digunakan untuk menjepit benda kerja pada suatu permukaan
plat dengan baut pengikat yang dipasang pada alur T. rahang empat (untuk benda kerja
tidak silindris) . Alat pencekam ini masing-masing rahangnya bisa diatur sendiri- sendiri,
sehingga mudah dalam mencekam benda kerja yang tidak silindris.
6.penentuan langkah kerja
Penentuan langkah kerja Langkah kerja dalam proses bubut meliputi persiapan bahan
benda kerja, setting mesin, pemasangan pahat, penentuan jenis pemotongan (bubut
lurus, permukaan, profil, alur, ulir), penentuan kondisi pemotongan, perhitungan waktu
pemotongan, dan pemeriksaan hasil berdasarkan gambar kerja. Hal tersebut dikerjakan
untuk setiap tahap (jenis pahat tertentu)
7. penentuan langkah membuat ulir
Perencanaan Proses membubut ulir Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin
bubut. Pada mesin bubut konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien,
karena pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses
pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan
CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat
memungkin membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu relatif
cepat dan hasilnya presisi. Nama- nama bagian ulir segi tiga dapat dilihat Ulir segi tiga
tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat
ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir
atau setengah sudut ulir. Untuk ulir metris sudut ulir adalah 60o , sedangkan ulir
Whitwoth sudut ulir 55o . Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter
mayor dan kisar ulir ( Tabel 1.6). Misalnya ulir M5x0,8 berarti ulir metris dengan
diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.
8. membubut ulir
Alur (grooving) pada benda kerja dibuat dengan tujuan untuk memberi kelonggaran
ketika memasangkan dua buah elemen mesin , membuat baut dapat bergerak penuh,
dan memberi jarak bebas pada proses gerinda terhadap suatu poros . Dimensi alur
ditentukan berdasarkan dimensi benda kerja dan fungsi dari
alur tersebut. Bentuk alur ada tiga macam yaitu kotak, melingkar, dan V (Gambar 1.26).
Untuk bentuk-bentuk alur tersebut pahat yang digunakan diasah dengan mesin gerinda
disesuaikan dengan bentuk alur yang akan dibuat. Kecepatan potong yang digunakan ketika
membuat alur sebaiknya setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal tersebut
dilakukan karena bidang potong proses pengaluran relatif lebar. Proses yang identik dengan
pembuatan alur adalah proses pemotongan benda kerja (parting). Proses pemotongan ini
dilakukan ketika benda kerja selesai dikerjakan dengan bahan benda kerja yang relatif
panjang

9. Kekerasan permukaan
Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis ratarata
permukaan. Dalam dunia indistri, permukaan benda kerja memiliki nilai kekasaran
permukaan yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan dari penggunaan alat tersebut. Pada
nilai kekasaran permukaan terdapat beberapa kriteria nilai kualitas (N) yang berbeda,
dimana Nilai kualitas kekasaran permukaan tersebut telah diklasifikasikan oleh ISO. Nilai
kualitas kekasaran permukaan terkecil dimulai dari N1 yang memiliki nilai kekasaran
permukaan (Ra) 0,025 μm dan nilai yang paling tingggi adalah N12 dengan nilai
kekasarannya 50 μm (Azhar, 2014). Permukaan Permukaan adalah suatu batas yang
memisahkan benda padat dengan sekitarnya. Istilah lain yang berkaitan dengan permukaan
yaitu profil. Profil atau bentuk adalah garis hasil pemotongan secara normal atau serong
dari suatu penampang permukaan (Munadi, 1988). Bentuk dari suatu permukaan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu permukaan yang kasar (roughness) dan permukaan yang
bergelombang (waviness). Permukaan yang kasar berbentuk gelombang pendek yang tidak
teratur dan terjadi karena getaran pisau (pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat
dari pemakanan (feed) pisau potong dalam proses pembuatannya. Sedangkan permukaan
yang bergelombang mempunyai bentuk gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur
yang dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya posisi senter yang tidak tepat, adanya
gerakan tidak lurus (non linier) dari pemakanan (feed), getaran mesin, tidak imbangnya
(balance) batu gerinda, perlakuan panas (heat treatment) yang kurang 25 baik, dan
sebagainya. Dari kekasaran (roughness) dan gelombang (wanivess) inilah kemudian timbul
kesalahan bentuk
10. Toleransi Kekasaran Permukaan.
Seperti halnya toleransi ukuran (lubang dan poros), harga kekasaran rata-rata aritmetis
Ra juga mempunyai harga toleransi kekasaran. Dengan demikian masingmasing harga
kekasaran mempunyai kelas kekasaran yaitu dari N1 sampai N12. Besarnya toleransi
untuk Ra biasanya diambil antara 50% ke atas dan 25% ke bawah (

BAB III
FOTO FOTO SEDANG DILAPANGAN
1.

GAMBAR SEDANG MEMBETULKAN REM MOBIL BESERTA


MENGGANTI BAN
PEMASANGAN REM MOBIL

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penyusun selama pelaksanaan prakerin di


WORKSHOP UPTD, khususnya membahas mengenai MESIN BUBUT kita jadi tau
apa itu mesin bubut

1.memoermudah pekerjaan bubut 2.jadi tau bagian bagian mesin bubut

B. Saran
Dalam melakukan segala hal, sebaiknya jika kita tidaktahu hendaklah
bertanya terlebih dahulu kepada yang lebih tahu daripada kita, atau dengan
membaca buku yang berhubungan dengan materi yang kita tidak tahu atau juga
menanyakan langsung kepada guru mata pelajarannya.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai