1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Suku Dayak Paus dan Melayu untuk
Perawatan Ibu dan Anak Pasca Persalinan di Desa Pengadang
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat
(The Utilization of Medicinal Plants by Dayak Paus and Malay Tribes for Post-Partum Care on
Mother and Child in Pengadang Village, Sanggau Regency West Kalimantan)
Abstrak
Tumbuhan obat masih menjadi pilihan masyarakat dalam perawatan ibu dan anak pasca persalinan,
khususnya oleh Suku Dayak Paus dan Melayu di desa Pengadang kabupaten Sanggau. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis tumbuhan obat, cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan
obat untuk perawatan ibu dan anak pasca melahirkan serta menganalisis jenis-jenis tumbuhan yang
mempunyai nilai penggunaan yang tinggi oleh suku Dayak Paus dan Melayu di desa Pengadang
Kabupaten Sanggau. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai masyarakat dari suku Dayak
Paus di dusun Munyau, suku Dayak Paus ataupun Melayu di dusun Ramayan dan suku Melayu di
dusun Ruis. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar
73 KK untuk dusun Munyau, 92 KK untuk dusun Ramayan dan 92 KK untuk dusun Ruis. Tumbuhan
obat yang digunakan oleh masyarakat desa Pengadang untuk perawatan ibu dan anak pasca persalinan
sebanyak 30 jenis. 13 jenis digunakan oleh suku Dayak Paus (dusun Munyau), 20 jenis digunakan
oleh suku Dayak Paus ataupun suku Melayu (dusun Remayan) dan 26 jenis digunakan oleh suku
Melayu (dusun Ruis). Penggunaan tertinggi terdapat pada famili Zingiberaceae, habitus herba, bagian
tanaman rimpang, cara pengolahan dengan ditumbuk dan penggunaan dengan cara ditempel. Jenis
tanaman yang memiliki nilai guna atau manfaat yang tinggi adalah kunyit kuning (Curcuma
domestica) (1), diikuti oleh cekur (Kaempferia galanga) (0,91), entomu (Curcuma xanthorrhiza)
(0,84) dan jahe (Zingiber officinale) (0,79).
Kata kunci: tumbuhan obat, perawatan paska melahirkan, Dayak paus, melayu.
Abstract
Medicinal plants are still the community's choice in the care of mothers and children after childbirth,
especially by the Dayak Paus and Malays in Pengadang village, Sanggau district. This study aims to
analyze the types of medicinal plants, how to process and use of medicinal plants for the care of
mothers and children after childbirth, and analyze the plant species that have high use values by the
Dayak Paus and Malay tribes in Pengadang Village, Sanggau Regency. The research was conducted
by interviewing Dayak Paus in the sub-village of Munyau, the Dayak Paus, or the Malays in the
Ramayan sub-village and the Malays in the Ruis sub-village. A sampling of respondents on household
was carried out by purposive sampling with a total sample of 73 for the Munyau sub-village, 92 for
the Ramayan sub-village, and 92 for the Ruis sub-village. There are 30 species of medicinal plants
used by the Pengadang village community for the care of mothers and children after delivery. Dayak
Paus in Munyau sub-village used 13 species, 20 species are used by the Dayak Paus or Malay in
Remayan sub-village, and the Malay ethnic at Ruis sub-village used 26 species. The highest use is
found in the Zingiberaceae family, herbal habitus, parts of the rhizome, crushed, and taped. The plant
species that have a high use or benefit value are yellow turmeric (Curcuma domestica) (1), followed
by concave (Kaempferia galanga) (0.91), entomu (Curcuma xanthorrhiza) (0.84) and ginger
(Zingiber officinale) (0.79).
93
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
PENDAHULUAN perbedaan pada kearifan lokal masyarakat
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat dalam menggunakan tumbuhan yang ada
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan disekitar mereka untuk bahan pengobatan
obat yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tradisional. Namun hingga saat ini belum ada
hasil penelitian Haryono et al. (2013) di Desa data yang menunjukkan bagaimana
Mengkiang dimana masyarakatnya pemanfaatan tumbuhan obat di ketiga dusun
menggunakan 60 jenis tumbuhan obat, tersebut.
Albertus et al. (2015) pada kawasan hutan adat Tumbuhan obat memiliki banyak
Gunung Semarong 33 jenis, Sari et al. (2014) manfaat dalam pengobatan. Beberapa studi
di Dusun Serambai 51 jenis, Rahman et al. etnobotani tumbuhan obat di Kalimantan Barat
(2019) pada hutan adat Kelurahan Beringin menunjukkan hasil yang masih bersifat umum
100 jenis, dan Ningsih et al. (2020) di dalam arti pemanfaatan tumbuhan untuk
Kelurahan Bunut 25 jenis. Tumbuhan obat keseluruhan kelompok penyakit seperti
tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat dari Haryono et al. (2013), Albertus et al. (2015),
beragam etnis atau suku. Perbedaan suku tentu Sari et al. (2014), Wulandara et al. (2018),
memberikan pengaruh pada ragam jenis Rahman et al. (2019), dan Riadi et al. (2019).
tumbuhan obat yang digunakan, khasiat Beberapa studi lain sudah mengarah pada
tanaman ataupun proses pengolahannya. Oleh kelompok penyakit tertentu seperti demam
karena itu, kajian pemanfaatan tumbuhan obat (Yusro et al. 2014), dan gangguan sistem
berdasarkan pada perbedaan karakteristik suku pencernaan (Yusro et al. 2019; Ningsih et al.
yang ada perlu untuk terus dilakukan dalam 2020), namun belum ada yang mengarah pada
upaya menjaga dan mempertahankan kearifan kelompok penyakit atau masalah kesehatan
lokal masyarakat. yang berhubungan dengan perawatan ibu dan
Suku yang ada di Kabupaten Sanggau anak pasca persalinan, khususnya yang
sangat beragam, dan beberapa diantara suku digunakan oleh masyarakat suku Dayak Paus
terbesar adalah Dayak dan Melayu. Salah satu dan Melayu di desa Pengadang Kabupaten
desa yang masyarakatnya terdiri dari dua suku Sanggau.
tersebut adalah desa Pengadang. Desa ini Perawatan ibu dan anak pasca
terdiri dari beberapa dusun, tiga diantaranya melahirkan oleh sebagian besar masyarakat di
adalah Dusun Munyau yang mayoritas desa Pengadang Kabupaten Sanggau
penduduknya adalah bersuku Dayak Paus, Kalimantan Barat masih menggunakan
Dusun Ramayan yang penduduknya cukup tumbuhan obat. Namun jenis-jenis tumbuhan
berimbang antara suku Dayak Paus dan obat apa yang digunakan, apakah terdapat
Melayu serta Dusun Ruis yang mayoritas perbedaan jenis, cara pengolahan dan
bersuku Melayu. Perbedaan karakteristik penggunaan tumbuhan obat oleh suku Dayak
masyarakat diketiga dusun tersebut khususnya Paus dan Melayu, serta tumbuhan apa yang
pada suku yang ada tentu memberikan mempunyai nilai penggunakan yang tinggi
93
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
untuk perawatan ibu dan anak pasca Dayak Paus untuk dusun Munyau, bersuku
melahirkan belum diketahui. Penelitian ini Dayak Paus ataupun Melayu di dusun
bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis Rembayan, dan suku Melayu untuk dusun
tumbuhan obat, cara pengolahan dan Ruis, sehat jasmani dan rohani, berdomisili
penggunaan tumbuhan obat untuk perawatan lebih dari 5 tahun, berumur ≥ 17 tahun dan
ibu dan anak pasca melahirkan serta berjenis kelamin perempuan. Responden yang
menganalisis jenis-jenis tumbuhan yang memenuhi kriteria kemudian dilakukan
mempunyai nilai penggunaan yang tinggi oleh wawancara dengan mengajukan beberapa
suku Dayak Paus dan Melayu di desa pertanyaan seperti tumbuhan apa yang
Pengadang Kabupaten Sanggau. digunakan untuk perawatan ibu dan anak
pasca melahirkan, bagaimana proses
pengolahannya dan bagaimana cara
METODE PENELITIAN penggunaannya. Jenis tumbuhan yang
Penelitian ini dilakukan di Desa Pengadang diperoleh selanjutnya dilakukan
tepatnya di Dusun Munyau, Ramayan, dan pendokumentasian dan dilanjutkan dengan
Ruis, Kecamatan Sekayam Kabupaten identifikasi nama latin/ilmiahnya. Data yang
Sanggau Kalimantan Barat, dengan waktu diperoleh selanjutnya dilakukan analisis terkait
dilapangan selama 4 minggu (Agustus - dengan jenis tumbuhan yang digunakan,
September 2019). Alat yang digunakan berupa khasiatnya, cara pengolahan dan
kamera, perekam suara, dan kuesioner. penggunaannya serta dilakukan perhitungan
Penelitian ini dilakukan dengan nilai penggunaannya (use value, UV) dengan
mewawancarai masyarakat dari suku Dayak persamaan (Tangjitman et al. 2015):
Paus di dusun Munyau, suku Dayak Paus UV = /N
ataupun Melayu di dusun Ramayan dan suku Dimana UV adalah nilai guna dari suatu jenis
Melayu di dusun Ruis. Pengambilan sampel
tumbuhan, adalah banyaknya responden
responden dilakukan secara purposive
yang menggunakan tumbuhan obat dan N
sampling dengan penentuan jumlah sampel
adalah jumlah keseluruhan responden.
berdasarkan rumus Slovin (Sugiyono 2012)
dari jumlah KK (kartu keluarga) setiap dusun,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan dari hasil perhitungan diperoleh jumlah
Masyarakat di Desa Pengadang hingga saat ini
responden sebesar 73 KK untuk dusun
masih menggunakan tumbuhan obat untuk
Munyau, 92 KK untuk dusun Ramayan dan 92
perawatan ibu dan anak pasca persalinan.
KK untuk dusun Ruis.
Secara keseluruhan, sebanyak 30 jenis
Dimana ni adalah jumlah responden, N adalah
tumbuhan obat yang digunakan oleh suku
jumlah total populasi, dan e adalah derajat
Dayak Paus dan Melayu di tiga dusun yaitu
bebas kesalahan 5 % (0,05). Kriteria
Munyau, Ramayan dan Ruis (Tabel 1). Namun
responden dalam penelitian ini adalah bersuku
94
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
jika dilihat dari distribusinya terlihat bahwa di xanthorrhiza), gambir (Uncaria gambir), jahe
dusun Munyau (Dayak Paus) menggunakan 13 (Zingiber officinale), kunyit kuning (Curcuma
jenis tanaman, dusun Ramayan (Dayak Paus domestica), kunyit putih (Curcuma zedoaria),
dan Melayu) 20 jenis, dan dusun Ruis nangka (Artocarpus heterophyllus), pinang
(Melayu) 26 jenis. Suku Dayak Paus (Areca catechu) dan sirih (Piper betle).
menggunakan jumlah tumbuhan obat yang Adanya kesamaan pengetahuan tumbuhan obat
lebih sedikit jika dibandingkan dengan suku yang dimiliki oleh kedua suku tersebut
Melayu. Perbedaan ini karena pada Suku menunjukkan adanya distribusi sebagian
Dayak Paus didalam menggunakan ataupun pengetahuan diantara mereka, yang diduga
memberikan informasi terkait dengan karena adanya interaksi sesama mereka dalam
tumbuhan obat diperlukan „pengkeras‟, satu lingkungan desa ataupun memang
sehingga tidak semua informasi yang mereka pengetahuan tersebut sudah menjadi
ketahui akan diberikan kepada orang lain. pengetahuan yang bersifat umum
Menurut masyarakat dari suku Dayak Paus di dimasyarakat, hal serupa juga dilaporkan
dusun Munyau dan Rembayan, pengkeras terjadi di dataran tinggi Andean di wilayah
merupakan istilah untuk adanya syarat-syarat Peru dan Bolivia (Stiefel & Vandebroek
tertentu yang harus dipenuhi jika seseorang 2012). Jenis-jenis yang memiliki kesamaan
dimintai informasi atau pendapat terkait diatas merupakan tanaman yang sudah sangat
tumbuhan obat, dan jika tidak terpenuhi akan dikenal oleh masyarakat karena digunakan
berdampak negatif pada pemberi informasi dalam keseharian sebagai bumbu seperti
seperti sakit dan lainnya. bawang putih, entomu, jahe, kunyit kuning,
Sebanyak 9 jenis digunakan secara kunyit putih; sebagai sayuran ataupun buah-
bersama di ketiga dusun yaitu bawang putih buahan yaitu nangka; dan sebagai bahan
(Allium sativum), entomu (Curcuma menyirih yaitu pinang dan sirih.
95
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Daerah lain di Indonesia seperti di desa pengetahuan terhadap tumbuhan obat,
Krueng Kluet Aceh Selatan (Fuadi 2017) khususnya yang berkaitan dengan perawatan
ataupun masyarakat Gayo di Desa Teting ibu dan anak pasca persalinan, dan hal tersebut
Aceh (Fitrianti & Angkasawati 2015), diduga dipengaruhi oleh adanya perbedaan
masyarakatnya juga masih menggunakan suku atau budaya setempat.
tumbuhan obat untuk perawatan ibu pasca Famili dan habitus tumbuhan obat
melahirkan dan beberapa jenis tumbuhan Famili tumbuhan obat yang digunakan
memiliki kesamaan dengan yang digunakan oleh Suku Dayak Paus dan Melayu di ketiga
oleh masyarakat di Desa Pengadang seperti dusun sebanyak 19 famili (Gambar 1). Jika
bawang putih (Allium sativum), entomu dilihat dari distribusinya di ketiga dusun
(Curcuma xanthorrhiza), jahe (Zingiber tampak bahwa ada kesamaan famili tertinggi
officinale), kunyit kuning (Curcuma yaitu Zingiberaceae yang berkisar 5-8 jenis.
domestica), gambir (Uncaria gambir), pinang Famili Zingiberaceae merupakan famili yang
(Areca catechu) dan sirih (Piper betle). memiliki banyak khasiat obat dan hal tersebut
Adanya kesamaan jenis tumbuhan obat ini juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti
mengindikasikan bahwa jenis-jenis tumbuhan lain seperti Tangjitman et al. (2015), Yusro et
obat tersebut diatas telah terbukti dan al. (2019), Riadi et al. (2019), dan Ningsih et
terpercaya berkhasiat sebagai obat tradisional al. (2020).
dalam perawatan ibu dan anak pasca Famili Zingiberaceae banyak digunakan
melahirkan. oleh masyarakat di Indonesia sebagai bahan
Jenis-jenis tumbuhan lainnya, seperti makanan, rempah-rempah, pewarna, parfum,
asam gandis (Garcinia xanthochymus), perawatan kecantikan dan obat herbal
kecolap (Kalanchoe pinnata) dan seledri (Widyowati & Agil 2018). Famili ini
(Apium graveolens) hanya digunakan oleh diketahui mengandung banyak senyawa
suku Dayak Paus (dusun Manyau), sedangkan berkhasiat obat seperti phenol, flavonoid
tanaman cangkok manis (Sauropus (Rachkeeree et al. 2018), senyawa aromatik
androginus), dukung anak (Phyllanthus dan oleoresin (Widyowati & Agil 2018) dan
niruri), jantung pisang (Musa parasidica), diduga senyawa-senyawa tersebut berperan
kayu manis (Cinnamomum burmani), besar dalam proses penyembuhan suatu
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), penyakit khususnya yang berhubungan dengan
lempuyang (Zingiber zerumbet), dan perut perawatan ibu dan anak pasca persalinan
manok (Lygodium microphyllum) hanya seperti menghentikan pendarahan pasca
digunakan oleh suku Melayu (dusun Ruis), persalinan ataupun menurunkan demam pada
sedangkan tanaman lainnya digunakan bayi. Selain sebagai bahan obat atau jamu
bersama khususnya oleh kedua suku di dusun untuk perawatan ibu dan anak pasca
Ramayan. Perbedaan jenis yang digunakan ini persalinan, family Zingiberaceae juga
mengindikasikan adanya perbedaan berpotensi sebagai antimikroba, antioksidan,
93
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
anti kanker, anti inflamasi, anti diabetes dan
anti HIV (Widyowati & Agil 2018).
94
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh suku Dayak paus dan Melayu di Desa Pengadang Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau
Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara
Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus
Dayak
Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili
94
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Phyllanthaceae
7 Cekur Ibu: membersihkan darah kotor Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, - √ √
Kaempferia galanga L. Bayi: tapal kepala dan bedak parut minum
Zingiberaceae dingin
8 Dukung anak Ibu: menurunkan tekanan darah Herba Daun Direbus Minum - - √
Phyllanthus niruri L.
Phyllanthaceae
Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara
Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus
Dayak
Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili
95
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Zingiber officinale var. Bayi: tapal kepala parut gosok,
Rubrum minum
Zingiberaceae
13 Jantung pisang Ibu: melancarkan ASI Perdu Bunga Direbus Makan - - √
Musa parasidica L
Musaceae
14 Kayu manis Ibu: mengencangkan urat-urat Pohon Batang Rebus Minum - - √
Cinnamomum burmani diperut
Lauraceae
15 Kecolap Bayi: demam Herba Daun Tidak diolah Gosok √ - -
Kalanchoe pinnata (Lam).
Pers
Crassulaceae
16 Kembang sepatu Bayi: demam Semak Daun Tidak diolah Gosok - - √
Hibiscus rosa-sinensis L
Malvaceae
17 Keminting Bayi: merangsang pertumbuhan Pohon Buah Dibakar Gosok √ √ -
Aleurites moluccanus L rambut
Euphorbiaceae
Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara
Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus
Dayak
Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili
96
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
18 Kunyit kuning Ibu: mengecilkan perut Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, √ √ √
Curcuma domestica Bayi: tapal kepala parut gosok,
Zingiberaceae minum
19 Kunyit putih Ibu: membersihkan darah kotor Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, √ √ √
Curcuma zedoaria (Berg) parut gosok
Rosc.
Zingiberaceae
20 Lempuyang Ibu: mengecilkan perut Herba Rimpang Tumbuk, Makan - - √
Zingiber zerumbet Bayi: menambang nafsu makan parut
Zingiberaceae
21 Limau purut Ibu: bedak badan Pohon Buah Tidak diolah Gosok - √ √
Citrus hystrix DC.
Rutaceae
22 Mengkudu Bayi: perut kembung Pohon Daun Tidak diolah, Tempel - √ √
Morinda citrifolia dibakar
Rubiceae
23 Nangka Bayi: menyembuhkan luka pusat Pohon Daun Tumbuk Tempel √ √ √
Artocarpus heterophyllus
Moraceae
24 Pala Ibu: bedak badan Pohon Buah Tumbuk Gosok - √ √
Myristica fragrans
Myristicaceae
25 Pinang Ibu: bedak dingin Pohon Buah Tumbuk Tempel √ √ √
97
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Areca catechu L Bayi: tapal kepala, menyembuh-
Araceae kan luka pusat, bedak dingin
26 Porut manok Ibu: melancarkan peredaran darah Semak Daun, Direbus Minum - - √
Lygodium microphyllum batang
(Cav.) R.Br
Lygodiaceae
Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara
Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus
Dayak
Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili
98
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Asteraceae setelah melahirkan
Total 13 20 26
Keterangan: √ = menggunakan tumbuhan obat
- = tidak menggunakan tumbuhan obat
99
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
100
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
101
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
102
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Gambar 5. (A) Cara pengolahan, dan (B) cara penggunaan tumbuhan obat
Nilai Guna (Use Value) di tiga dusun yaitu Munyau, Ramayan dan Ruis.
Analisis nilai guna dari suatu tanaman atau Jenis tanaman yang memiliki nilai guna atau
use value (UV) penting untuk dilakukan dalam manfaat yang tinggi adalah kunyit kuning
rangka mengetahui jenis tanaman apa yang (Curcuma domestica) (1), diikuti oleh cekur
paling banyak digunakan oleh masyarakat (Kaempferia galanga) (0,91), entomu (Curcuma
(Tangjitman et al. 2015) didesa pengadang xanthorrhiza) (0,84) dan jahe (Zingiber
dalam hal ini oleh suku Dayak Paus dan Melayu officinale) (0,79) (Tabel 2).
103
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Tabel 2. Nilai penggunaan (UV) tumbuhan obat oleh masyarakat di Desa Pengadang
No Nama Lokal ⅀U Use Value (UV)
104
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Tanaman yang memiliki nilai UV yang perlu mendapat perhatian, karena jika hal
tinggi diatas diketahui mengandung beberapa tersebut dibiarkan secara terus-menerus maka
senyawa yang diketahui dapat berfungsi sebagai pengetahuan terhadap tumbuhan obat tersebut
bahan pengobatan. Senyawa utama yang lama-kelamaan akan hilang karena tidak ada
terkandung pada tanaman kunyit (Curcuma yang menggunakan, sehingga perlu adanya
domestica) adalah phenol, terpenoid, upaya untuk menjaga pengetahuan tradisional
diarylheptanoid, diarylpentanoid, phenylpropen, masyarakat dengan melakukan
monoterpen, sesquiterpen, diterpen, triterpenoid, pendokumentasian, pembuktian ilmiah dan
sterol, dan alkaloid (Widyowati & Agil 2018). budidaya tanaman obat dilingkungan sekitar agar
Cekur (Kaempferia galanga) mengandung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
senyawa trans ethyl-p-methoxycinnamat, trans menjaga kesehatan keluarga.
ethyl cinnamat, 1,8-cineol, 3-carene,
dihydroterpineol, α-terpineol dan camphen KESIMPULAN DAN SARAN
(Srivastava et al. 2019). Tanaman entomu Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat
(Curcuma xanthorrhiza) mengandung desa Pengadang untuk perawatan ibu dan anak
monoterpen, sesquiterpen, p-cymen-7-ol, pasca persalinan sebanyak 30 jenis. 13 jenis
xanthorrhizol, camphene dan α-curcumene digunakan oleh suku Dayak Paus (dusun
(Widyowati & Agil 2018). Jahe (Zingiber Munyau), 20 jenis digunakan oleh suku Dayak
officinale) mengandung senyawa phenol Paus ataupun suku Melayu (dusun Remayan)
(gingerol, shogaol, dan paradol), terpen (α- dan 26 jenis digunakan oleh suku Melayu (dusun
curcumen, zingiberen, α-farnesene, dan β- Ruis). Penggunaan tertinggi terdapat pada famili
sesquiphellandrene), polisakarida, lipid, dan Zingiberaceae, habitus herba, bagian tanaman
asam organik (Mao et al. 2019). Senyawa- rimpang, cara pengolahan dengan ditumbuk dan
senyawa tersebut diduga berperan besar dalam penggunaan dengan cara ditempel. Jenis
menjaga kesehatan ibu dan anak pasca tanaman yang memiliki nilai guna atau manfaat
persalinan. yang tinggi adalah kunyit kuning (Curcuma
Tanaman yang memiliki nilai UV yang domestica) (1), diikuti oleh cekur (Kaempferia
tinggi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut galanga) (0,91), entomu (Curcuma
yang berhubungan dengan bioaktivitasnya dalam xanthorrhiza) (0,84) dan jahe (Zingiber
rangka pembuktian secara ilmiah pengetahuan officinale) (0,79). Perlu penelitian lanjutan
lokal masyarakat (Tangjitman et al. 2015) terutama terkait dengan bioaktivitas tumbuhan
terutama pada masalah kesehatan yang obat dengan UV tinggi dalam rangka
berhubungan ibu dan anak pasca persalinan. pembuktian secara ilmiah pengetahuan lokal
Tanaman dengan nilai UV yang rendah juga masyarakat suku Dayak Paus dan Melayu dalam
105
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
106
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
107
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Meliki, Linda R, Lovadi I. 2013. Etnobotani Tumbuhan Hutan Asal Sulawesi Utara
Tumbuhan Obat Oleh Suku Dayak Iban yang Berpotensi Sebagai Obat. Jurnal
Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Penelitian Hasil Hutan. 32(2):123-138.
Kabupaten Sanggau. Jurnal Protobiont 2 Oktarlina RZ, Tarigan A, Carolia N, Utama ER.
(3): 129-135. 2018. Hubungan Pengetahuan Keluarga
Nainggolan O dan Simanjuntak JW. 2005. dengan Penggunaan Obat Tradisional di
Pengaruh ekstrak etanol akar pasak bumi Desa Nunggalrejo Kecamatan Punggur
(Eurycoma longifolia Jack) terhadap Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Jk
perilaku seksual mencit putih. Cermin Unila. 2 (1):42-46.
Dunia Kedokteran. Pemberton, R.W. 1998. The Potential of
Napagoda MT, Thamudi S, Diroshi F, Sachinthi Biological Control to Manage Old World
A, Prabath G. 2018. An Ethnobotanical Climbing Fern (Lygodium microphyllum),
Study of The Medicinal Plant Used as an Invasive Weed in Florida. Am. Fern
Anti-Inflammatory Remedies in Gampaha J. 88: 176–182
District Western Province Sri Langka. Phillips O, Gentry AH, Reynel C, Wilkin P,
https://doi.org/10.1155/2018/9395052 : 1- Galvez-Durand BC.1994. Quantitative
8 [7 Januari 2019]. Ethnobotany And Amazonian
Nasution A, Chikmawati T, Walujo EB, Zuhud Conservation. Conserv Biol 8:225–248.
E AM. 2018. Pemanfaatan Tumbuhan Pratiwi RH. 2014. Potensi Kapuk Randu (Ceiba
Obat Secara Empiris Pada Suku pentandra Gaertn) dalam Penyediaan
Mandailing Di Taman Nasional Batang Obat Herbal. E- Journal Widya Kesehatan
Gadis Dumatera Utara. Bioteknologi dan Dua Lingkungan 1 (1) :53-60
Biosains Indonesia. 05(1): 64-74. Remaja Kerokhanian Sapta Darma Sragen. 2014.
Niyaki SAN, Dariush AL, Mohammad SA, and Daftar Tumbuhan Herbal Indonesia 1-387.
Pedram DM. 2011. Socio-Economic Riani. 2018. Perbandingan Efektivitas Daun
Factors for Adoption of Medicinal Plants Jarak+Minyak Kayu Putih Dengan Daun
Cultivation in Eshkevarat Region North of Jarak Tanpa Minyak Kayu Putih terhadap
Iran. Journal of Medicinal Plants Persembuhan Perut Kembung Pada Bayi
Research 5: 30-38 0-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Noorhidayah & Sidiyasa, K. 2006. Konservasi Bangkinang Kota Tahun 2017/2018.
ulin (Eusideroxylonzwageri Teijsm & Jurnal Ners Universitas Pahlawan. 2
Binn.) dan pemanfaatannya sebagai (2):71-81.
tumbuhan obat. Info Hutan III (2): 123- Royyani MF, Sihotang VBL, Agusta A, Efendy
130. Samarinda. O. 2018. Kajian Etnobotani Ramuan Pasca
Nurhaida, Fadillah HU, Gusti ET. 2015. Studi Melahirkan Pada Masyarakat Enggano.
Etnobotani Tumbuhan Obat di Dusun Berita Biologi 17(1):31-38.
Kelampuk Kecamatan Tanah Pinoh Barat Sari. A, Linda. R, & Lovadi. I. 2015.
Kabupaten Melawi. Jurnal Hutan Lestari Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada
3:526-537 Masyarakat Suku Dayak Jangkang
Nurhasanah. 2014. Antimicroba Activity Of Tanjung Di Desa Ribau Kecamatan
Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) Fruit Kapuas Kabupaten Sanggau. Jurnal
Methanol Extract Againts Growth Protobiont. 4 (2): 1-8.
Staphylococus aureus and Escherichia Sari, I. D., Yuniar. Y, Siahaan.S., Riswati,
coli. Jurnal bioedukasi. 3 (1): 227-286 Syarippudin. M. 2015. Tradisi Masyarakat
Nurmalasari. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan dalam Penanaman dan Pemanfaatan
dan Citra Terhadap Kepuasan Mahasiswa Tumbuhan Obat Lekat di Perkaragan.
Pada Akademi Kebidanan Aisyiyah Jurnal Kefarmasian Indonesia. 5 (2): 123-
Pontianak. Jurnal Khatulistiwa 132.
Informatika: 2 (2): 184-197. Sari, R.Y., Wardenaar, E., & Muflihati. 2014.
Nurrani, L. Kinho, J. & Tabba, S. 2014. Etnobotani Tumbuhan Obat di Dusun
Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Serambai Kecamatan Kembayan
108
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
109
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Zeng-fu LI, Huil H, Hang-yi Z, Jun-chen Z. Desa Binagga Kecamatan Pagiri Tengah
2008. Review On The Extraction Of Kabupaten Pagiri Moutong Sulawesi
Flavonoids From Fern. Journal Of San Tengah. Biocelebes. 8(1):29-36.
University. 25:22
Zulfiani, Z., Yuniati, E., & Ramadhani, R. 2015.
Kajian Etnobotani Suku Kaili Tara di
110