Anda di halaman 1dari 23

Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No.

1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Suku Dayak Paus dan Melayu untuk
Perawatan Ibu dan Anak Pasca Persalinan di Desa Pengadang
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat
(The Utilization of Medicinal Plants by Dayak Paus and Malay Tribes for Post-Partum Care on
Mother and Child in Pengadang Village, Sanggau Regency West Kalimantan)

Savira Pradita, Yeni Mariani, Evy Wardenaar, Fathul Yusro


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Daya Nasional, Pontianak 78124
Corespondensi: savirapradita@gmail.com

Abstrak
Tumbuhan obat masih menjadi pilihan masyarakat dalam perawatan ibu dan anak pasca persalinan,
khususnya oleh Suku Dayak Paus dan Melayu di desa Pengadang kabupaten Sanggau. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis tumbuhan obat, cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan
obat untuk perawatan ibu dan anak pasca melahirkan serta menganalisis jenis-jenis tumbuhan yang
mempunyai nilai penggunaan yang tinggi oleh suku Dayak Paus dan Melayu di desa Pengadang
Kabupaten Sanggau. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai masyarakat dari suku Dayak
Paus di dusun Munyau, suku Dayak Paus ataupun Melayu di dusun Ramayan dan suku Melayu di
dusun Ruis. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar
73 KK untuk dusun Munyau, 92 KK untuk dusun Ramayan dan 92 KK untuk dusun Ruis. Tumbuhan
obat yang digunakan oleh masyarakat desa Pengadang untuk perawatan ibu dan anak pasca persalinan
sebanyak 30 jenis. 13 jenis digunakan oleh suku Dayak Paus (dusun Munyau), 20 jenis digunakan
oleh suku Dayak Paus ataupun suku Melayu (dusun Remayan) dan 26 jenis digunakan oleh suku
Melayu (dusun Ruis). Penggunaan tertinggi terdapat pada famili Zingiberaceae, habitus herba, bagian
tanaman rimpang, cara pengolahan dengan ditumbuk dan penggunaan dengan cara ditempel. Jenis
tanaman yang memiliki nilai guna atau manfaat yang tinggi adalah kunyit kuning (Curcuma
domestica) (1), diikuti oleh cekur (Kaempferia galanga) (0,91), entomu (Curcuma xanthorrhiza)
(0,84) dan jahe (Zingiber officinale) (0,79).
Kata kunci: tumbuhan obat, perawatan paska melahirkan, Dayak paus, melayu.
Abstract
Medicinal plants are still the community's choice in the care of mothers and children after childbirth,
especially by the Dayak Paus and Malays in Pengadang village, Sanggau district. This study aims to
analyze the types of medicinal plants, how to process and use of medicinal plants for the care of
mothers and children after childbirth, and analyze the plant species that have high use values by the
Dayak Paus and Malay tribes in Pengadang Village, Sanggau Regency. The research was conducted
by interviewing Dayak Paus in the sub-village of Munyau, the Dayak Paus, or the Malays in the
Ramayan sub-village and the Malays in the Ruis sub-village. A sampling of respondents on household
was carried out by purposive sampling with a total sample of 73 for the Munyau sub-village, 92 for
the Ramayan sub-village, and 92 for the Ruis sub-village. There are 30 species of medicinal plants
used by the Pengadang village community for the care of mothers and children after delivery. Dayak
Paus in Munyau sub-village used 13 species, 20 species are used by the Dayak Paus or Malay in
Remayan sub-village, and the Malay ethnic at Ruis sub-village used 26 species. The highest use is
found in the Zingiberaceae family, herbal habitus, parts of the rhizome, crushed, and taped. The plant
species that have a high use or benefit value are yellow turmeric (Curcuma domestica) (1), followed
by concave (Kaempferia galanga) (0.91), entomu (Curcuma xanthorrhiza) (0.84) and ginger
(Zingiber officinale) (0.79).

Keywords: medicinal plants, post-partum care, Dayak paus, Malay

93
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
PENDAHULUAN perbedaan pada kearifan lokal masyarakat
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat dalam menggunakan tumbuhan yang ada
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan disekitar mereka untuk bahan pengobatan
obat yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tradisional. Namun hingga saat ini belum ada
hasil penelitian Haryono et al. (2013) di Desa data yang menunjukkan bagaimana
Mengkiang dimana masyarakatnya pemanfaatan tumbuhan obat di ketiga dusun
menggunakan 60 jenis tumbuhan obat, tersebut.
Albertus et al. (2015) pada kawasan hutan adat Tumbuhan obat memiliki banyak
Gunung Semarong 33 jenis, Sari et al. (2014) manfaat dalam pengobatan. Beberapa studi
di Dusun Serambai 51 jenis, Rahman et al. etnobotani tumbuhan obat di Kalimantan Barat
(2019) pada hutan adat Kelurahan Beringin menunjukkan hasil yang masih bersifat umum
100 jenis, dan Ningsih et al. (2020) di dalam arti pemanfaatan tumbuhan untuk
Kelurahan Bunut 25 jenis. Tumbuhan obat keseluruhan kelompok penyakit seperti
tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat dari Haryono et al. (2013), Albertus et al. (2015),
beragam etnis atau suku. Perbedaan suku tentu Sari et al. (2014), Wulandara et al. (2018),
memberikan pengaruh pada ragam jenis Rahman et al. (2019), dan Riadi et al. (2019).
tumbuhan obat yang digunakan, khasiat Beberapa studi lain sudah mengarah pada
tanaman ataupun proses pengolahannya. Oleh kelompok penyakit tertentu seperti demam
karena itu, kajian pemanfaatan tumbuhan obat (Yusro et al. 2014), dan gangguan sistem
berdasarkan pada perbedaan karakteristik suku pencernaan (Yusro et al. 2019; Ningsih et al.
yang ada perlu untuk terus dilakukan dalam 2020), namun belum ada yang mengarah pada
upaya menjaga dan mempertahankan kearifan kelompok penyakit atau masalah kesehatan
lokal masyarakat. yang berhubungan dengan perawatan ibu dan
Suku yang ada di Kabupaten Sanggau anak pasca persalinan, khususnya yang
sangat beragam, dan beberapa diantara suku digunakan oleh masyarakat suku Dayak Paus
terbesar adalah Dayak dan Melayu. Salah satu dan Melayu di desa Pengadang Kabupaten
desa yang masyarakatnya terdiri dari dua suku Sanggau.
tersebut adalah desa Pengadang. Desa ini Perawatan ibu dan anak pasca
terdiri dari beberapa dusun, tiga diantaranya melahirkan oleh sebagian besar masyarakat di
adalah Dusun Munyau yang mayoritas desa Pengadang Kabupaten Sanggau
penduduknya adalah bersuku Dayak Paus, Kalimantan Barat masih menggunakan
Dusun Ramayan yang penduduknya cukup tumbuhan obat. Namun jenis-jenis tumbuhan
berimbang antara suku Dayak Paus dan obat apa yang digunakan, apakah terdapat
Melayu serta Dusun Ruis yang mayoritas perbedaan jenis, cara pengolahan dan
bersuku Melayu. Perbedaan karakteristik penggunaan tumbuhan obat oleh suku Dayak
masyarakat diketiga dusun tersebut khususnya Paus dan Melayu, serta tumbuhan apa yang
pada suku yang ada tentu memberikan mempunyai nilai penggunakan yang tinggi

93
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
untuk perawatan ibu dan anak pasca Dayak Paus untuk dusun Munyau, bersuku
melahirkan belum diketahui. Penelitian ini Dayak Paus ataupun Melayu di dusun
bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis Rembayan, dan suku Melayu untuk dusun
tumbuhan obat, cara pengolahan dan Ruis, sehat jasmani dan rohani, berdomisili
penggunaan tumbuhan obat untuk perawatan lebih dari 5 tahun, berumur ≥ 17 tahun dan
ibu dan anak pasca melahirkan serta berjenis kelamin perempuan. Responden yang
menganalisis jenis-jenis tumbuhan yang memenuhi kriteria kemudian dilakukan
mempunyai nilai penggunaan yang tinggi oleh wawancara dengan mengajukan beberapa
suku Dayak Paus dan Melayu di desa pertanyaan seperti tumbuhan apa yang
Pengadang Kabupaten Sanggau. digunakan untuk perawatan ibu dan anak
pasca melahirkan, bagaimana proses
pengolahannya dan bagaimana cara
METODE PENELITIAN penggunaannya. Jenis tumbuhan yang
Penelitian ini dilakukan di Desa Pengadang diperoleh selanjutnya dilakukan
tepatnya di Dusun Munyau, Ramayan, dan pendokumentasian dan dilanjutkan dengan
Ruis, Kecamatan Sekayam Kabupaten identifikasi nama latin/ilmiahnya. Data yang
Sanggau Kalimantan Barat, dengan waktu diperoleh selanjutnya dilakukan analisis terkait
dilapangan selama 4 minggu (Agustus - dengan jenis tumbuhan yang digunakan,
September 2019). Alat yang digunakan berupa khasiatnya, cara pengolahan dan
kamera, perekam suara, dan kuesioner. penggunaannya serta dilakukan perhitungan
Penelitian ini dilakukan dengan nilai penggunaannya (use value, UV) dengan
mewawancarai masyarakat dari suku Dayak persamaan (Tangjitman et al. 2015):
Paus di dusun Munyau, suku Dayak Paus UV = /N
ataupun Melayu di dusun Ramayan dan suku Dimana UV adalah nilai guna dari suatu jenis
Melayu di dusun Ruis. Pengambilan sampel
tumbuhan, adalah banyaknya responden
responden dilakukan secara purposive
yang menggunakan tumbuhan obat dan N
sampling dengan penentuan jumlah sampel
adalah jumlah keseluruhan responden.
berdasarkan rumus Slovin (Sugiyono 2012)
dari jumlah KK (kartu keluarga) setiap dusun,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan dari hasil perhitungan diperoleh jumlah
Masyarakat di Desa Pengadang hingga saat ini
responden sebesar 73 KK untuk dusun
masih menggunakan tumbuhan obat untuk
Munyau, 92 KK untuk dusun Ramayan dan 92
perawatan ibu dan anak pasca persalinan.
KK untuk dusun Ruis.
Secara keseluruhan, sebanyak 30 jenis
Dimana ni adalah jumlah responden, N adalah
tumbuhan obat yang digunakan oleh suku
jumlah total populasi, dan e adalah derajat
Dayak Paus dan Melayu di tiga dusun yaitu
bebas kesalahan 5 % (0,05). Kriteria
Munyau, Ramayan dan Ruis (Tabel 1). Namun
responden dalam penelitian ini adalah bersuku

94
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
jika dilihat dari distribusinya terlihat bahwa di xanthorrhiza), gambir (Uncaria gambir), jahe
dusun Munyau (Dayak Paus) menggunakan 13 (Zingiber officinale), kunyit kuning (Curcuma
jenis tanaman, dusun Ramayan (Dayak Paus domestica), kunyit putih (Curcuma zedoaria),
dan Melayu) 20 jenis, dan dusun Ruis nangka (Artocarpus heterophyllus), pinang
(Melayu) 26 jenis. Suku Dayak Paus (Areca catechu) dan sirih (Piper betle).
menggunakan jumlah tumbuhan obat yang Adanya kesamaan pengetahuan tumbuhan obat
lebih sedikit jika dibandingkan dengan suku yang dimiliki oleh kedua suku tersebut
Melayu. Perbedaan ini karena pada Suku menunjukkan adanya distribusi sebagian
Dayak Paus didalam menggunakan ataupun pengetahuan diantara mereka, yang diduga
memberikan informasi terkait dengan karena adanya interaksi sesama mereka dalam
tumbuhan obat diperlukan „pengkeras‟, satu lingkungan desa ataupun memang
sehingga tidak semua informasi yang mereka pengetahuan tersebut sudah menjadi
ketahui akan diberikan kepada orang lain. pengetahuan yang bersifat umum
Menurut masyarakat dari suku Dayak Paus di dimasyarakat, hal serupa juga dilaporkan
dusun Munyau dan Rembayan, pengkeras terjadi di dataran tinggi Andean di wilayah
merupakan istilah untuk adanya syarat-syarat Peru dan Bolivia (Stiefel & Vandebroek
tertentu yang harus dipenuhi jika seseorang 2012). Jenis-jenis yang memiliki kesamaan
dimintai informasi atau pendapat terkait diatas merupakan tanaman yang sudah sangat
tumbuhan obat, dan jika tidak terpenuhi akan dikenal oleh masyarakat karena digunakan
berdampak negatif pada pemberi informasi dalam keseharian sebagai bumbu seperti
seperti sakit dan lainnya. bawang putih, entomu, jahe, kunyit kuning,
Sebanyak 9 jenis digunakan secara kunyit putih; sebagai sayuran ataupun buah-
bersama di ketiga dusun yaitu bawang putih buahan yaitu nangka; dan sebagai bahan
(Allium sativum), entomu (Curcuma menyirih yaitu pinang dan sirih.

Gambar 1. Lokasi penelitian di desa Pengadang Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau

95
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Daerah lain di Indonesia seperti di desa pengetahuan terhadap tumbuhan obat,
Krueng Kluet Aceh Selatan (Fuadi 2017) khususnya yang berkaitan dengan perawatan
ataupun masyarakat Gayo di Desa Teting ibu dan anak pasca persalinan, dan hal tersebut
Aceh (Fitrianti & Angkasawati 2015), diduga dipengaruhi oleh adanya perbedaan
masyarakatnya juga masih menggunakan suku atau budaya setempat.
tumbuhan obat untuk perawatan ibu pasca Famili dan habitus tumbuhan obat
melahirkan dan beberapa jenis tumbuhan Famili tumbuhan obat yang digunakan
memiliki kesamaan dengan yang digunakan oleh Suku Dayak Paus dan Melayu di ketiga
oleh masyarakat di Desa Pengadang seperti dusun sebanyak 19 famili (Gambar 1). Jika
bawang putih (Allium sativum), entomu dilihat dari distribusinya di ketiga dusun
(Curcuma xanthorrhiza), jahe (Zingiber tampak bahwa ada kesamaan famili tertinggi
officinale), kunyit kuning (Curcuma yaitu Zingiberaceae yang berkisar 5-8 jenis.
domestica), gambir (Uncaria gambir), pinang Famili Zingiberaceae merupakan famili yang
(Areca catechu) dan sirih (Piper betle). memiliki banyak khasiat obat dan hal tersebut
Adanya kesamaan jenis tumbuhan obat ini juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti
mengindikasikan bahwa jenis-jenis tumbuhan lain seperti Tangjitman et al. (2015), Yusro et
obat tersebut diatas telah terbukti dan al. (2019), Riadi et al. (2019), dan Ningsih et
terpercaya berkhasiat sebagai obat tradisional al. (2020).
dalam perawatan ibu dan anak pasca Famili Zingiberaceae banyak digunakan
melahirkan. oleh masyarakat di Indonesia sebagai bahan
Jenis-jenis tumbuhan lainnya, seperti makanan, rempah-rempah, pewarna, parfum,
asam gandis (Garcinia xanthochymus), perawatan kecantikan dan obat herbal
kecolap (Kalanchoe pinnata) dan seledri (Widyowati & Agil 2018). Famili ini
(Apium graveolens) hanya digunakan oleh diketahui mengandung banyak senyawa
suku Dayak Paus (dusun Manyau), sedangkan berkhasiat obat seperti phenol, flavonoid
tanaman cangkok manis (Sauropus (Rachkeeree et al. 2018), senyawa aromatik
androginus), dukung anak (Phyllanthus dan oleoresin (Widyowati & Agil 2018) dan
niruri), jantung pisang (Musa parasidica), diduga senyawa-senyawa tersebut berperan
kayu manis (Cinnamomum burmani), besar dalam proses penyembuhan suatu
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), penyakit khususnya yang berhubungan dengan
lempuyang (Zingiber zerumbet), dan perut perawatan ibu dan anak pasca persalinan
manok (Lygodium microphyllum) hanya seperti menghentikan pendarahan pasca
digunakan oleh suku Melayu (dusun Ruis), persalinan ataupun menurunkan demam pada
sedangkan tanaman lainnya digunakan bayi. Selain sebagai bahan obat atau jamu
bersama khususnya oleh kedua suku di dusun untuk perawatan ibu dan anak pasca
Ramayan. Perbedaan jenis yang digunakan ini persalinan, family Zingiberaceae juga
mengindikasikan adanya perbedaan berpotensi sebagai antimikroba, antioksidan,

93
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
anti kanker, anti inflamasi, anti diabetes dan
anti HIV (Widyowati & Agil 2018).

Gambar 1. Famili Tumbuhan Obat

94
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh suku Dayak paus dan Melayu di Desa Pengadang Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau

Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara

Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus

Dayak

Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili

1 Asam gandis Ibu: mengecilkan perut Pohon Buah Tumbuk Tempel √ - -


Garcinia xanthochymus Bayi: mengobati luka pada pusat
Clusiaceae
2 Ayau Ibu: membuang angin setelah Pohon Daun Tumbuk Tempel - √ √
Litsea sp bersalin
Lauraceae Bayi: tapal kepala
3 Banglay Ibu: bedak dingin Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, - √ √
Alpinia galanga L. Sw Bayi: tapal kepala, batuk dan parut gosok
Zingiberaceae pilek
4 Bawang merah Bayi: tapal kepala, perut kembung Herba Rimpang Tumbuk Tempel - √ √
Allium cepa bayi, demam
Amarylidaceae
5 Bawang putih Ibu: membuang angin setelah Herba Rimpang Tumbuk Makan √ √ √
Allium sativum L. bersalin
Amarylidaceae Bayi: perut kembung, batuk dan
pilek
6 Cangkok Ibu: melancarkan ASI Perdu Daun Direbus Makan - - √
Sauropus androginus

94
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Phyllanthaceae
7 Cekur Ibu: membersihkan darah kotor Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, - √ √
Kaempferia galanga L. Bayi: tapal kepala dan bedak parut minum
Zingiberaceae dingin
8 Dukung anak Ibu: menurunkan tekanan darah Herba Daun Direbus Minum - - √
Phyllanthus niruri L.
Phyllanthaceae

Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara

Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus

Dayak

Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili

9 Entomu Ibu: bedak dingin Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, √ √ √


Curcuma xanthorrhiza parut makan,
Zingiberaceae minum
10 Gambir Ibu: mengecilkan perut Perdu Daun Tumbuk Tempel √ √ √
Uncaria gambir Bayi: tapal kepala, luka pusat dan
Rubiceae bedak dingin
11 Jahe Ibu: menghangatkan badan Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, √ √ √
Zingiber officinale Bayi: bedak dingin dan perut parut minum
Zingiberaceae kembung
12 Jahe merah Ibu: melancarkan peredaran darah Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, - √ √

95
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Zingiber officinale var. Bayi: tapal kepala parut gosok,
Rubrum minum
Zingiberaceae
13 Jantung pisang Ibu: melancarkan ASI Perdu Bunga Direbus Makan - - √
Musa parasidica L
Musaceae
14 Kayu manis Ibu: mengencangkan urat-urat Pohon Batang Rebus Minum - - √
Cinnamomum burmani diperut
Lauraceae
15 Kecolap Bayi: demam Herba Daun Tidak diolah Gosok √ - -
Kalanchoe pinnata (Lam).
Pers
Crassulaceae
16 Kembang sepatu Bayi: demam Semak Daun Tidak diolah Gosok - - √
Hibiscus rosa-sinensis L
Malvaceae
17 Keminting Bayi: merangsang pertumbuhan Pohon Buah Dibakar Gosok √ √ -
Aleurites moluccanus L rambut
Euphorbiaceae
Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara

Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus

Dayak

Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili

96
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
18 Kunyit kuning Ibu: mengecilkan perut Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, √ √ √
Curcuma domestica Bayi: tapal kepala parut gosok,
Zingiberaceae minum
19 Kunyit putih Ibu: membersihkan darah kotor Herba Rimpang Tumbuk, Tempel, √ √ √
Curcuma zedoaria (Berg) parut gosok
Rosc.
Zingiberaceae
20 Lempuyang Ibu: mengecilkan perut Herba Rimpang Tumbuk, Makan - - √
Zingiber zerumbet Bayi: menambang nafsu makan parut
Zingiberaceae
21 Limau purut Ibu: bedak badan Pohon Buah Tidak diolah Gosok - √ √
Citrus hystrix DC.
Rutaceae
22 Mengkudu Bayi: perut kembung Pohon Daun Tidak diolah, Tempel - √ √
Morinda citrifolia dibakar
Rubiceae
23 Nangka Bayi: menyembuhkan luka pusat Pohon Daun Tumbuk Tempel √ √ √
Artocarpus heterophyllus
Moraceae
24 Pala Ibu: bedak badan Pohon Buah Tumbuk Gosok - √ √
Myristica fragrans
Myristicaceae
25 Pinang Ibu: bedak dingin Pohon Buah Tumbuk Tempel √ √ √

97
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Areca catechu L Bayi: tapal kepala, menyembuh-
Araceae kan luka pusat, bedak dingin
26 Porut manok Ibu: melancarkan peredaran darah Semak Daun, Direbus Minum - - √
Lygodium microphyllum batang
(Cav.) R.Br
Lygodiaceae
Suku Pengguna
Nama Lokal
Bagian Cara Cara

Paus dan
Melayu
Melayu
No Nama Latin Khasiat Habitus

Dayak

Dayak
Paus
Tanaman Pengolahan Penggunaan
Famili

27 Seledri/sop Bayi: merangsang pertumbuhan Herba Daun Tumbuk Gosok √ - -


Apium graveolens L rambut
Apiaceae
28 Serai wangi Ibu: melancarkan peradaran Herba Daun Direbus Mandi - √ √
Cymbopogon nardus L darah, menghilangkan bau amis
Poaceae setelah melahirkan
29 Sirih Ibu: Mengecilkan perut, Liana Daun Tumbuk Tempel, √ √ √
Piper betle melancarkan peredaran darah minum
Piperaceae Bayi: tapal kepala, bedak dingin,
perut kembung, demam,
menyembuhkan luka pusat
30 Somong Ibu: melancarkan peradaran Perdu Daun Direbus Mandi - √ √
Blumea balsamifera darah, menghilangkan bau amis

98
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562
Asteraceae setelah melahirkan
Total 13 20 26
Keterangan: √ = menggunakan tumbuhan obat
- = tidak menggunakan tumbuhan obat

99
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

100
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Habitus perawakan berupa herba (berbatang basah).


Habitus tertinggi yang digunakan oleh Penggunaan habitus herba yang tinggi tentu
suku Dayak Paus dan Melayu di ketiga dusun sangat baik, karena tanaman ini memiliki
memiliki kesamaan yaitu herba, diikuti oleh kemampuan untuk tumbuh dengan cepat dan
pohon, liana, semak dan perdu (Gambar 2). mudah dalam perawatannya, sehingga proses
Tingginya habitus herba juga dilaporkan oleh pembudidayaan dapat dilakukan oleh
peneliti lain seperti Yusro et al. (2019), Rania et masyarakat. Adanya penggunaan tanaman
al. (2019) dan Ningsih et al. (2020). Habitus budidaya berdampak pada berkurangnya
herba sangat berhubungan dengan spesies dan eksploitasi yang berlebihan terhadap tumbuhan
famili tanaman, dan dari pembahasan obat yang berasal dari hutan (Tugume et al.
sebelumnya telah diketahui bahwa famili 2016)
tertinggi adalah Zingiberaceae yang memiliki
.

Gambar 2. Habitus tumbuhan obat

Bagian yang Digunakan penggunaan daun oleh Tugume et al. (2016),


Bagian tanaman yang banyak digunakan Yusro et al. (2019) dan Ningsih et al. (2020).
oleh suku Dayak Paus (dusun Munyan); suku Penggunaan yang tinggi dari rimpang dan daun
Dayak Paus dan Melayu (dusun Ramayan) dalam proses pengolahan tumbuhan obat
adalah rimpang, sedangkan yang tertinggi pada sangatlah penting, karena kedua bagian tanaman
suku Melayu (dusun Ruis) adalah daun (Gambar tersebut sangat mudah diperoleh, banyak
3). Tingginya penggunaan rimpang juga tersebar dilingkungan sekitar dan memiliki
dilaporkan oleh Rania et al. (2019), sedangkan proses regenerasi yang cepat sehingga secara

101
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

konservasi tidak akan berdampak besar pada hutan.


penurunan kelestarian tumbuhan yang ada di

Gambar 3. Bagian yang digunakan


Cara pengolahan dan penggunaan tempel (cara penggunaan tertinggi) (Gambar 4b).
Pengolahan tumbuhan obat oleh Penggunaan tumbuhan obat dengan cara
masyarakat di desa Pengadang dilakukan dengan ditempel sangat memudahkan terutama berkaitan
cara sederhana yaitu dengan ditumbuk, diparut, dengan perawatan bayi yang baru dilahirkan,
direbus, tidak diolah, dan dibakar (Gambar 4a). dimana biasanya bayi akan sulit untuk
Hal yang sama juga banyak dilaporkan oleh menggunakan tumbuhan obat dengan cara
peneliti lain seperti Haryono et al. (2013), Sari dikonsumsi baik dalam bentuk diminum atau
et al. (2014) dan Rahman et al. (2019). dimakan, sehingga dengan cara ditempel
Pengolahan tertinggi dengan cara ditumbuk dan diperkirakan sangat efektif untuk penyembuhan
diparut. Pengolahan tersebut berfungsi untuk bayi. Selain bagi bayi, bagi ibu-ibu yang baru
mengelurkan zat ekstratif yang terkandung melahirkan tentu penggunaan dengan cara
didalam tanaman. Proses pengolahan ditempel juga memudahkan mereka dalam
berhubungan dengan cara penggunaannya, melakukan perawatan kesehatan, karena jika
dimana berdasarkan pada cara penggunaannya, tumbuhan obat terlalu banyak dikonsumsi tentu
suku Dayak Paus dan Melayu di ketiga dusun akan berpengaruh pada air susu yang dihasilkan
memiliki kesamaan pengetahuan dalam yang pada akhirnya dikhawatirkan akan
menggunakan tumbuhan obat, yaitu dengan di mengganggu kesehatan bayi.

102
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Gambar 5. (A) Cara pengolahan, dan (B) cara penggunaan tumbuhan obat

Nilai Guna (Use Value) di tiga dusun yaitu Munyau, Ramayan dan Ruis.
Analisis nilai guna dari suatu tanaman atau Jenis tanaman yang memiliki nilai guna atau
use value (UV) penting untuk dilakukan dalam manfaat yang tinggi adalah kunyit kuning
rangka mengetahui jenis tanaman apa yang (Curcuma domestica) (1), diikuti oleh cekur
paling banyak digunakan oleh masyarakat (Kaempferia galanga) (0,91), entomu (Curcuma
(Tangjitman et al. 2015) didesa pengadang xanthorrhiza) (0,84) dan jahe (Zingiber
dalam hal ini oleh suku Dayak Paus dan Melayu officinale) (0,79) (Tabel 2).

103
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Tabel 2. Nilai penggunaan (UV) tumbuhan obat oleh masyarakat di Desa Pengadang
No Nama Lokal ⅀U Use Value (UV)

1 Asam gandis 110 0,43


2 Ayau 18 0,07
3 Banglay 40 0,16
4 Bawang merah 29 0,11
5 Bawang putih 19 0,07
6 Cangkok 41 0,16
7 Cekur 234 0,91
8 Dukung anak 8 0,03
9 Entomu 217 0,84
10 Gambir 29 0,11
11 Jahe 203 0,79
12 Jahe merah 17 0,07
13 Jantung pisang 70 0,27
14 Kayu manis 11 0,04
15 Kecolap 16 0,06
16 Kembang sepatu 14 0,05
17 Keminting 14 0,05
18 Kunyit kuning 257 1
19 Kunyit putih 25 0,10
20 Lempuyang 11 0,04
21 Limau purut 10 0,04
22 Mengkudu 26 0,10
23 Nangka 63 0,25
24 Pala 4 0,02
25 Pinang 44 0,17
26 Porut manok 3 0,01
27 Seledri/sop 3 0,01
28 Serai wangi 50 0,19
29 Sirih 142 0,56
30 Somong 37 0,14

104
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Tanaman yang memiliki nilai UV yang perlu mendapat perhatian, karena jika hal
tinggi diatas diketahui mengandung beberapa tersebut dibiarkan secara terus-menerus maka
senyawa yang diketahui dapat berfungsi sebagai pengetahuan terhadap tumbuhan obat tersebut
bahan pengobatan. Senyawa utama yang lama-kelamaan akan hilang karena tidak ada
terkandung pada tanaman kunyit (Curcuma yang menggunakan, sehingga perlu adanya
domestica) adalah phenol, terpenoid, upaya untuk menjaga pengetahuan tradisional
diarylheptanoid, diarylpentanoid, phenylpropen, masyarakat dengan melakukan
monoterpen, sesquiterpen, diterpen, triterpenoid, pendokumentasian, pembuktian ilmiah dan
sterol, dan alkaloid (Widyowati & Agil 2018). budidaya tanaman obat dilingkungan sekitar agar
Cekur (Kaempferia galanga) mengandung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
senyawa trans ethyl-p-methoxycinnamat, trans menjaga kesehatan keluarga.
ethyl cinnamat, 1,8-cineol, 3-carene,
dihydroterpineol, α-terpineol dan camphen KESIMPULAN DAN SARAN
(Srivastava et al. 2019). Tanaman entomu Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat
(Curcuma xanthorrhiza) mengandung desa Pengadang untuk perawatan ibu dan anak
monoterpen, sesquiterpen, p-cymen-7-ol, pasca persalinan sebanyak 30 jenis. 13 jenis
xanthorrhizol, camphene dan α-curcumene digunakan oleh suku Dayak Paus (dusun
(Widyowati & Agil 2018). Jahe (Zingiber Munyau), 20 jenis digunakan oleh suku Dayak
officinale) mengandung senyawa phenol Paus ataupun suku Melayu (dusun Remayan)
(gingerol, shogaol, dan paradol), terpen (α- dan 26 jenis digunakan oleh suku Melayu (dusun
curcumen, zingiberen, α-farnesene, dan β- Ruis). Penggunaan tertinggi terdapat pada famili
sesquiphellandrene), polisakarida, lipid, dan Zingiberaceae, habitus herba, bagian tanaman
asam organik (Mao et al. 2019). Senyawa- rimpang, cara pengolahan dengan ditumbuk dan
senyawa tersebut diduga berperan besar dalam penggunaan dengan cara ditempel. Jenis
menjaga kesehatan ibu dan anak pasca tanaman yang memiliki nilai guna atau manfaat
persalinan. yang tinggi adalah kunyit kuning (Curcuma
Tanaman yang memiliki nilai UV yang domestica) (1), diikuti oleh cekur (Kaempferia
tinggi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut galanga) (0,91), entomu (Curcuma
yang berhubungan dengan bioaktivitasnya dalam xanthorrhiza) (0,84) dan jahe (Zingiber
rangka pembuktian secara ilmiah pengetahuan officinale) (0,79). Perlu penelitian lanjutan
lokal masyarakat (Tangjitman et al. 2015) terutama terkait dengan bioaktivitas tumbuhan
terutama pada masalah kesehatan yang obat dengan UV tinggi dalam rangka
berhubungan ibu dan anak pasca persalinan. pembuktian secara ilmiah pengetahuan lokal
Tanaman dengan nilai UV yang rendah juga masyarakat suku Dayak Paus dan Melayu dalam

105
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

menyelesaikan masalah kesehatan yang Dalimartha , Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan


Obat Indonesia Jilid II. Ungaran : Trubus
berhubungan ibu dan anak pasca persalinan.
Agriwijaya
Dewoto H R. 2007. Pengembangan Obat
Tradisional Indonesia Menjadi
Ucapan Terima Kasih
Fitofarmaka. Majalah Kedokteran
Terima kasih yang sebesar-besarnya Indonesia: 57 (7): 205-211.
Divya G, Gajalakshmi S, Mythili S, Sathiavelu
disampaikan kepada Kepala Desa Pengadang,
A. 2011.Pharmacological activities of
masyarakat dusun Munyau, Remayan dan Ruis Acorus calamus: Areview. Asian J.
Biochem Pharm Res. 1: 57-64
yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
Efremila, Evy W, Lolyta S. 2015. Studi
Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Etnis
Suku Dayak di Desa Kayu Tanam
DAFTAR PUSTAKA
Kecamatan Mandor Kabupaten Landak.
Anggraini T, Tai a, Yoshino T, Itani T. 2011.
Jurnal Hutan Lestari 3:234-246
Antioxidative Activity and Catechin
Elsifa A, Arisandy D, Harmoko. 2019.
Content of Four Kinds of Uncaria
Eksplorasi Tumbuhan Paku
Gambir Extract From Westsumatera,
(Pteridophyta) Di Stl Ulu Terawas, Musi
Indonesia. African J. of Biochem Res 5
Rawas, Sumatera Selatan. BIOSFER:
(1):33-38.
Jurnal Tadris Biologi. 10 (1) 47-55
Ahyat, S.I. 2012 . Dinamika dan Pengaruh
Elevitch, C.R. dan Manner, H.I. 2006
Budaya Melayu di Kalimantan Barat.
Traditional tree initiative: species profiles
Prosiding The 4th International
for Pacific Islands agroforestry.
Conference On Indonesian Studies:
http://www.agroforestry.net/tti/ Aleurites-
“Unity, Diversitynand Future”. UI :
kukui.pdf
424-438.
Ersam, T., 2001, Senyawa Kimia Makromolekul
Arsana IN. 2019. Keragaman Tumbuhan Obat
beberapa Tumbuhan Artocarpus Hutan
Dalam Lontar “Taru Pramana” Dan
Tropika Sumatera Barat, Disertasi ITB,
Pemanfaatannya Untuk Pengobatan
Bandung
Tradisional Bali. Jurnal Kajian Bali 09
Etika DC, Diannike P. 2017. Perbedaan Suhu
(1): 241-262.
Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah
Astria, Setia B, Lolyta S. 2013. Kajian
Kompres Bawang Merah. Jurnal Ilmiah
Etnobotani Tumbuhan Obat Pada
Ilmu-Ilmu Kesehatan. 15(2): 66-74.
Masyarakat Di Dusun Semoncol
Friedman J, Yaniv Z, Dafni A, Palewitch D.
Kecamatan Balai Kabupaten Sanggau.
1986. A Preliminary Classification Of The
Jurnal Hutan Lestari. Vol.1: 32-34.
Healing Potential Of Medicinal Plants,
Azis S, Muktiningsih SR. 1999. Studi Kegunaan
Based On A Rational Analysis Of An
Sediaan Rambut. Puslitbang Farmasi
Ethnopharmacological Field Survey
Badan Litbangkes. 9 (1):6-13
Among Bedouins In The Negev Desert,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Israel. J Ethnopharm 16:275–287.
(Balitbangtan). https://www.menlhk.go.id
Garvita, VR. 2015. Pemanfaatan Tumbuhan
Buletin Teknologi Pascananen Pertanian Vol 8
Obat Secara Tradisional Untuk
(1), 2012 – Balai Besar Penelitian dan
Memperlancar Persalinan Oleh Suku
Pengembangan Pascapanen Pertanian
Dayak Meratus di Kalimantan Selatan.
Bodet C, La DV, Epifano F, Grenier D. 2008.
Jurnal Warta Kebun Raya. 13(2): 51-58.
Naringein has anti-inflammatory
Gazzaneo, L. R. S, R. F. P. De Lucena, dan U. P.
ptoperties in macrophage and ex vivo
De Albuquerque. 2005. Knowledge and
human whole-blood models. Journal of
Use of Medical Plants by Local Specialist
Periodontal Research 44:1-10.
in an Region of Atlantic Forest in the
State of Pernambuco (Northeastern

106
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Brazil). Journal of ethnobilogy and Fitoremidiasi”.Fakultas Teknik


Etnomedicine. Brazil : Universitas Federal Universitas Serambi Mekkah, Banda
Rular de Pernambuco. 1:9. Aceh, conference paper
Gumilang PFA, Amin R, Ancin I. 2012. DOI:10.5281/ZENODO.400012
Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Irawan YR, Fitmawati, Herman. 2013.
Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Pengetahuan Tanaman Obat Dukun Sakai
Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Unnes Desa Sebangar Duri Tiga Belas dan Desa
Journal of Life Science. 1 (2): 128-132 Kesumbo Ampai Duri Kabupaten
Gunawan E. 2016. Monitoring dan Evaluasi Bengkalis. Jurnal Biosaintifika 5:191-208
Keterawatan Cagar Alam Budaya Rumah Jamal AJ, Ghafar AZ, & Husain K. 2011.
Panca Puntu Mang Pihit oleh Balai Medical Plants Used For Postnatal Care in
Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Malay Traditional Medicine in the
Timur. Peninsular Malaysia. Pharmacognosy
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcb Journal. 3:15-24.
kaltim/monitoring-dan-evaluasi- Kanwat M. 2012. Impact of Socio-Economic
keterawatan-cagar-budaya-rumah-puntu- Factors on Adoption of Farmers Towards
mang-pihit-oleh-balai-pelestarian-cagar- Cultivation of Medicinal Plants in Udaipur
budaya-kalimantan-timur Division of Rajasthan State in India.
Hadjanto DP, Lestari, Ching TC. 2002. Journal of Agriculture Science 4:49-56
Inventarisasi Bahan Dasar Jamu Pada Karmilasari, Supartini. 2011. Keanekaragaman
Bebrapa Kota Di Wilayah Jawa Tengah. Jenis Tumbuhan Obat dan
Jurnal Duta Farming 20:1. Pemanfaatannya di Kawasan Tane‟ Olen
Heinrich M, Ankli A, Frei B, Weimann C, Desa Setulang Malinau Kalimantan
Sticher O. 1998. Medicinal Plants In Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Mexico: Healers'consensus And Cultural 5:23-28
Importance. Social Science And Medicine Khan LMN. Abdetsalam . H. Fouad A. Tariq R.
47:1863-1875. Ullah. M Adnan. 2014. Application of
Heyne, K., (1987). Tumbuhan Berguna Etnobotanical Indices on the Use of
Indonesia Jilid II, Badan Litbang Traditional Medicine Against Common
Kehutanan, Jakarta Discases. Evicdence-Based
Heyne K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Complementary and Alternative Medicine.
Jilid IV. Yayasan Saranawana Jaya. 1-22.
Jakarta. Kumalasari , LOR, 2006. Pemanfaatan Obat
Hidayati KL, Pramono A. 2014. Perbedaan Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat
Kejadian Batuk Pilek Pada Bayi Usia 7-12 dan Keamanan, Universitas Indonesia,
Bulan Dengan Riwayat Pemberian Asi Depok. Artikel Majalah Ilmu Kefarmasian
Eksklusif dan Tidak Asi Eksklusif. Jurnal Vol. 3 (1) : 1-7.
Of Nutrition Collage. 3 (4):482-488. Kurdi A. 2010. Cara Mengolah dan Manfaatnya
Imam H, Rias Z, Azhar M, Sofi G, Hussain A. Bagi Kesehatan. Tanaman Herbal
2013. Sweet flag (Acorus calamus Linn.): Indonesia 1-377.
an incredible medicinal herb. Kusbiantoro DY, Purwaningrum. 2018.
International Journal of Green Pharmacy. Pemanfaatan Kandungan Metabolit
7(4): 288-296. Sekunder Pada Tanaman Kunyit Dalam
Inggar RK. 2018. Asuhan Kebidanan Mendukung Peningkatan Pendapatan
Komplementer Pada Perawatan Bayi Baru Masyarakat. Jurnal Kultivasi 17:544-549
Lahir Kusumadewi AP, Widyastuti Y. 2010. Uji
( Studi Kualitatif). Jurnal Kesehatan Al- Potensi Antioksidan Herba Seledri (
Irsyad ( JKA). 11 (1): 9-16 Apium Graveolens I) Secara Invitro. Balai
Irhamni, Pandia S, Purba E, Hasan W. 2017. Besar Litbang Tanaman Obat Dan Obat
Kajian Akumulator Beberapa Tumbuhan Tradisional 3 (1) :59-64.
Air dalam Menyerap Logam Berat Secara

107
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Meliki, Linda R, Lovadi I. 2013. Etnobotani Tumbuhan Hutan Asal Sulawesi Utara
Tumbuhan Obat Oleh Suku Dayak Iban yang Berpotensi Sebagai Obat. Jurnal
Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Penelitian Hasil Hutan. 32(2):123-138.
Kabupaten Sanggau. Jurnal Protobiont 2 Oktarlina RZ, Tarigan A, Carolia N, Utama ER.
(3): 129-135. 2018. Hubungan Pengetahuan Keluarga
Nainggolan O dan Simanjuntak JW. 2005. dengan Penggunaan Obat Tradisional di
Pengaruh ekstrak etanol akar pasak bumi Desa Nunggalrejo Kecamatan Punggur
(Eurycoma longifolia Jack) terhadap Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Jk
perilaku seksual mencit putih. Cermin Unila. 2 (1):42-46.
Dunia Kedokteran. Pemberton, R.W. 1998. The Potential of
Napagoda MT, Thamudi S, Diroshi F, Sachinthi Biological Control to Manage Old World
A, Prabath G. 2018. An Ethnobotanical Climbing Fern (Lygodium microphyllum),
Study of The Medicinal Plant Used as an Invasive Weed in Florida. Am. Fern
Anti-Inflammatory Remedies in Gampaha J. 88: 176–182
District Western Province Sri Langka. Phillips O, Gentry AH, Reynel C, Wilkin P,
https://doi.org/10.1155/2018/9395052 : 1- Galvez-Durand BC.1994. Quantitative
8 [7 Januari 2019]. Ethnobotany And Amazonian
Nasution A, Chikmawati T, Walujo EB, Zuhud Conservation. Conserv Biol 8:225–248.
E AM. 2018. Pemanfaatan Tumbuhan Pratiwi RH. 2014. Potensi Kapuk Randu (Ceiba
Obat Secara Empiris Pada Suku pentandra Gaertn) dalam Penyediaan
Mandailing Di Taman Nasional Batang Obat Herbal. E- Journal Widya Kesehatan
Gadis Dumatera Utara. Bioteknologi dan Dua Lingkungan 1 (1) :53-60
Biosains Indonesia. 05(1): 64-74. Remaja Kerokhanian Sapta Darma Sragen. 2014.
Niyaki SAN, Dariush AL, Mohammad SA, and Daftar Tumbuhan Herbal Indonesia 1-387.
Pedram DM. 2011. Socio-Economic Riani. 2018. Perbandingan Efektivitas Daun
Factors for Adoption of Medicinal Plants Jarak+Minyak Kayu Putih Dengan Daun
Cultivation in Eshkevarat Region North of Jarak Tanpa Minyak Kayu Putih terhadap
Iran. Journal of Medicinal Plants Persembuhan Perut Kembung Pada Bayi
Research 5: 30-38 0-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Noorhidayah & Sidiyasa, K. 2006. Konservasi Bangkinang Kota Tahun 2017/2018.
ulin (Eusideroxylonzwageri Teijsm & Jurnal Ners Universitas Pahlawan. 2
Binn.) dan pemanfaatannya sebagai (2):71-81.
tumbuhan obat. Info Hutan III (2): 123- Royyani MF, Sihotang VBL, Agusta A, Efendy
130. Samarinda. O. 2018. Kajian Etnobotani Ramuan Pasca
Nurhaida, Fadillah HU, Gusti ET. 2015. Studi Melahirkan Pada Masyarakat Enggano.
Etnobotani Tumbuhan Obat di Dusun Berita Biologi 17(1):31-38.
Kelampuk Kecamatan Tanah Pinoh Barat Sari. A, Linda. R, & Lovadi. I. 2015.
Kabupaten Melawi. Jurnal Hutan Lestari Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada
3:526-537 Masyarakat Suku Dayak Jangkang
Nurhasanah. 2014. Antimicroba Activity Of Tanjung Di Desa Ribau Kecamatan
Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) Fruit Kapuas Kabupaten Sanggau. Jurnal
Methanol Extract Againts Growth Protobiont. 4 (2): 1-8.
Staphylococus aureus and Escherichia Sari, I. D., Yuniar. Y, Siahaan.S., Riswati,
coli. Jurnal bioedukasi. 3 (1): 227-286 Syarippudin. M. 2015. Tradisi Masyarakat
Nurmalasari. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan dalam Penanaman dan Pemanfaatan
dan Citra Terhadap Kepuasan Mahasiswa Tumbuhan Obat Lekat di Perkaragan.
Pada Akademi Kebidanan Aisyiyah Jurnal Kefarmasian Indonesia. 5 (2): 123-
Pontianak. Jurnal Khatulistiwa 132.
Informatika: 2 (2): 184-197. Sari, R.Y., Wardenaar, E., & Muflihati. 2014.
Nurrani, L. Kinho, J. & Tabba, S. 2014. Etnobotani Tumbuhan Obat di Dusun
Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Serambai Kecamatan Kembayan

108
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Tangjitman K, Chalobol W, Kaweesin K,


Jurnal Hutan Lestari. 2(3):379-387. Treetip S, Chusie T. 2015.
Stace, Clive A. (2010). Flora baru di Kepulauan Ethnomedicinal Plants Used For Digestive
Inggris (ed. Ketiga). Cambridge, Inggris: System Disorders By The Karen Of
Cambridge University Press. hal. 965 Northern Thailand. Journal of
Setiawati, Tia. 2009. Pengaruh Tepid Sponge. Ethnobiology and Ethnomedicine 11:1-13.
Jakarta : Fakultas Ilmu Kedokteran Thomas A. Panduan Lapangan Identifikasi Jenis
Universitas Indonesia. Pohon Hutan. Kav.31. jakarta.
Setyaningrum D, Kartikawati SM, Wahdina. https://www.forda-mof.org>pdf Panduan
2017. Morfologi Pasak Bumi (Eurycoma Lapangan Identifikasi Jenis Pohon Hutan
spp) Di Dusun Benuah Kabupaten Kubu Tjitrosoepomo. (2002). Taksonomi Tumbuhan
Raya Kalimantan Barat. Jurnal hutan Spermatophyta. Cetakan VII. Jogjakarta:
lestari. 5(2): 217 - 224 Gajah Mada University Press
Setyowati. F. M, Riswan. S, Susiarti. S. 2005. Tuti, M. F. 2017 . Etnobotani dan Identifikasi
Etnobotani Masyarakat Dayak Ngaju Di tumbuhan obat bagi ibu pasca kelahiran di
Daerah Timpah Kalimantan Tengah. Vol : Desa Krueng kluat Kecamatan Kluat
3. 502- 510. Utara Aceh Selatan. Prosiding Seminar
Sinaga E, Suprihatin, Ida W. 2011. Perbandingan Nasional. UIN Ar Raniry: Aceh: 280-288.
Daya Sitotoksik Ekstrak Rimpang 3 Jenis Utami SR. 2012. Status Gizi, Kebugaran
Tumbuhan Zingiberaceae Terhadap Sel Jasmani dan Produktivitas Kerja Pada
Kanker MCF-7. Jurnal Farmasi Indonesia Tenaga Kerja Wanita. Jurnal Kesehatan
5(3):125-133. Masyarakat 1:74-80.
Sodikin. 2009. Perawatan Tali Pusat. Jakarta: Utami RD, Zuhud E AM, Hikmat A. 2019.
EGC. Etnobotani Dan Potensi Tumbuhan Obat
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Masyarakat Etnik Anak Rawa Kampung
Bandung : Alfabeta. Penyengat Sungai Apit Siak Riau.
Sumayyah S, Salsabila N. 2017. Obat Entobotani dan Potensi Tumbuhan Obat
tradisional: Antara Khasiat dan Efek 24 (1): 40-51.
Sampingnya. Majalah Farmasetika 2 Vieira LM, Kijjoa A, Wilairat R, Nascimento
(5):1-4. MSJ, Gales L, Damas AM, Silva AM,
Suprabowo, Edy. 2006. Praktik Budaya dalam Mondranondra IO, Herz W. (2004).
Kehamilan, Persalinan dan Nifas Pada Bioactive Friedolanostanes and 11(10-8)-
Suku Dayak Sanggau, Tahun 2006. Jurnal Abeolanostanes From The Bark Of
Kesehatan Masyarakat Nasional: 1 (3): Garcinia Speciosa. Journal Of Natural
112-121. Product 67 9120: 2043-2047
Sukamto. 2007. Babadotan (ageratum Widiyastuti Y, Haryanti S, Subositi D.
conyzoides) tanaman multifungsi. Warta Karakterisasi Morfologi dan Kandungan
puslitbangbun 13(3). Minyak Atsiri Beberapa Jenis Sirih
Syafitri F.R, Sitawati, S Lilik. 2014. Kajian (Piper.sp). Badan litbang tanaman obat
Etnobotani Masyarakat Desa Berdasarkan dan obat tradisional 6 (2): 86-93
Kebutuhan Hidup . Jurnal Produksi Wijianto. 2016. Pengaruh Status Sosial dan
Tanaman 2 (2) : 172-179. Kondisi Ekonomi Keluarga Terhadap
Syamsuhidayat SS, Hutapea JR. 1991. Motivasi Bekerja bagi Remaja Awal (Usia
Invetarisasi Tumbuhan Obat Indonesia. 12-16 Tahun) di Kabupaten Ponorogo. Al
Buku Dep.Kes. R.I. Jakarta Tijarah 2:190-210.
(ID):Balitbangkes. Hal 616. Yusro F, Mariani Y, Wardenaar E. 2019.
Takandjandji M, Sumanto SE. 2010. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Untuk
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Mengatasi Gangguan Sistem Pencernaan
Kawasan Hutan Lindung Luku Melolo, Oleh Suku Dayak Iban: Studi Kasus Di
Sumba Timur. Info Hutan : 7 (3) : 229-58. Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan
Barat. Borneo Akcaya 5 (1): 58-72

109
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 16, No. 1, Tahun 2021
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Zeng-fu LI, Huil H, Hang-yi Z, Jun-chen Z. Desa Binagga Kecamatan Pagiri Tengah
2008. Review On The Extraction Of Kabupaten Pagiri Moutong Sulawesi
Flavonoids From Fern. Journal Of San Tengah. Biocelebes. 8(1):29-36.
University. 25:22
Zulfiani, Z., Yuniati, E., & Ramadhani, R. 2015.
Kajian Etnobotani Suku Kaili Tara di

110

Anda mungkin juga menyukai